Ba
b
EKSPOR IMPOR
SISTEM
KONTRAK
AEO
FDI
IMD
NPD
Existing
Products
Similar
Products
New
Products
Developing
Existing Product
Markets
Develop New
Product
Strategic
Alliance
Export
Strategic Alliance
Acquisition FDI
Strategic Alliance
Acquisition FDI
Acquisition FDI
Bab 5
PRESISTANT
DUMPING
PREDATORY
DUMPING
SPORADIC
DUMPING
DUMPING
Dumping adalah suatu kebijakan diskriminasi harga secara internasional
(international price discrimination) yang dilakukan dengan menjual suatu
komoditi di luar negeri dengan harga lebih murah (net of transportation
cost, tariff etc.) dibandingkan yang dibayar konsumen di dalam negeri.
Ada tiga tipe dumping, yaitu sbb :
1. Persistant dumping, yaitu kecenderungan monopoli yang
berkelanjutan (countinous) dari suatu perusahaan di pasar domestik
untuk memperoleh profit maksimum dengan menetapkan harga yang
lebih tinggi di dalam negeri daripada di luar negeri.
2. Predatory dumping, yaitu tindakan perusahaan untuk menjual
barangnya di luar negeri dengan harga yang lebih murah untuk
sementara
(temporary),
sehingga
dapat
menggusur
atau
mengalahkan perusahaan lain dari persaingan pemasaran. Setelah
dapat memonopoli pasar, barulah harga dinaikkan untuk mendapat
profit maksimum.
3. Sporadic dumping, yaitu tindakan perusahaan untuk menjual
barangnya di luar negeri dengan harga yang lebih murah secara
sporadis dibandingkan harga di dalam negeri karena adanya surplus
produksi di dalam negeri.
Secara grafis, analisis tentang pengaruh kebijakan dumping dapat
diilustrasikan dengan grafik berikut .
Price
S
E0
P0
Pw
P1
P2
D
O
Quantity
Q0
Bab 5
Price
Produksi
Dalam
Negeri
(DN)
Import
Demand
Total
P0
OQ0
OQ0
Pw
OM
MN
ON
P1
OR
RS
OS
P2
OT
OT
Keterangan
Produksi DN = Demand
DN
Demand DN > Supply
DN, sehingga perlu
Import (MN)
Import meningkat,
karena RS > MN
Kebutuhan
DN
seluruhnya dipenuhi dari
Import.
Industri
DN
tutup / bangkrut karena
harga dumping produk
import.
GATT
ADC
Bab 5
NON TARIFF
BARRIERS
SPESIFIC
LIMITATION
CUSTOMS
ADMINISTRATION RULES
Bab 5
5
3) Penetap
7) Quality and testing standard
an
8) Pungutan administrasi
forex
9) Tariff classification
rate
(kurs
valas)
dan
pengaw
GOVERNMENT PARTICIPATION
asan
devisa
(forex
control)
4) Consula
t
formalit IMPORT CHARGES
ies
5) Packagi
ng
/
labeling c. Government Participation
1) Kebijakan pengadaan pemerintah
regulati
2) Subsidi dan intensif ekspor
on
3) Countervailing duties
6) Docum
4) Domestic assistence programms
entatio
5) Trade diverting
n
needed
d. Import Charges
1) Import deposits
2) Supplementary duties
3) Variable levies
D. EFEK TARIF BEA MASUK & KUOTA TERHADAP PENETRASI PASAR
Bab 5
6
3) Fungsi demokrasi, yaitu penetapan besarnya tarif bea masuk
melalui persetujuan DPR
4) Fungsi pemerataan, yaitu untuk pemerataan distribusi
pendapatan nasional, misalnya dengan pengenaan tarif
bea
masuk yang tinggi untuk barang mewah.
b. Berdasa
rkan
tujuan
tersebu
t maka
fungsi
tarif
2. Efek Tariff Bea Masuk & Kuota P1 P2 = Tarif Bea Masuk
bea
Analisis Efek-Efek Tarif Bea Masuk & Kuota
D
S
masuk,
Price
sbb :
P
E = Autarki
1) Fung
a
E = Proteksi Tarif
P
si
S
men
E = Free Trade
P
c
b
d
gatur
Quantity
O
Q
Q
Q
Q
Q
(regu
leren
d),
yaitu
untu Keterangan grafik analisis efek-efek tarif bea masuk & kuota :
* P1 P2 = Tarif Bea Masuk
k
* Q3Q4 = Kuota Impor
men
gatur
perli
ndun
gan
kepe
nting
an
ekon
omi/i
ndus
tri
dala
m
nege
ri
2) Fung
si
budg
eter,
yaitu
seba
gai
salah
satu
sum
ber
pene
rima
an
nega
ra
0
Bab 5
E0 adalah
keadaan
autarki
dimana
negara
belum
mengadak
an
hubungan
ekonomi
internasion
al
(tanpa
ekspor
&
impor) dan
quantity
demand =
quantity
supply
=OQ0.
E1 adalah
keadaan
free trade
dimana
negara
telah
FP3 =
Population Country X
Number of People per McD
Restaurant in USA (25.000
persons)
Bab 5
8
FP3 =
215.000.000
25.000
USD 900
USD 23.000
1.200.000.000
25.000
USD 800
USD 23.000
a
100.000
unit
50.000 unit
50%
Tahun 2
b
150.000
unit
75.000 unit
50%
Skenario
Tahun 2
c
125.000
unit
75.000 unit
60%
50%
50%
0
25%
50%
20%
Tahun 1
Tahun 2
d
125.000 unit
60.000 unit
48%
25%
20%
-4%
Keterangan :
1. Market Share
Market Sales
= ----------------Total Market
2.
Growth of
Total Market
=
Market Sales
=
Market Share
=
Untuk
mengukur
b
( b1 a1 )
a1
( b2 a2 )
a2
( b3 a3 )
a3
Skenario
c
( c1 a1 )
a1
( c2 a2 )
a2
( c3 a3 )
a3
d
( d1 a1 )
a1
( d2 a2 )
a2
( d3 a3 )
a3
Bab 5
9
3. Untuk scenario tahun ke 2(d), ternyata, kenaikan Market Sales (20%)
lebih rendah dari pada kenaikan Total Market (25%), sehingga Market
Share turun sebesar - 4%.
4. Dari matrik diatas dapat dikatakan bahwa ukuran kemampuan
penetrasi pasar baik di dalam maupun luar negeri akan ditentukan
oleh tingkat kenaikan Market Sharenya bukan Market Salesnya.
5. Perusahaan yang Market Sharenya semakin meningkat berarti daya
saingnya semakin kuat sehingga kemampuan penetrasi pasarnya
semakin besar pula.
G. INDIKATOR DAYA SAING PEMASARAN INTERNASIONAL
1. INDEX SPESIALIASASI PERDAGANGAN/PEMASARAN INTERNASIONAL
(ISPI)
Rumus yang digunakan
Perdagangan/Pemasaran
Internasional adalah :
Xi - Mi
ISPI = ----------Xi + Mi
Dimana : Xi = Nilai ekspor produk i
Mi = Nilai impor produk i
untuk
mengukur
spesialisasi
Dalam hal ini nilai ISPI akan berada antara -1 s/d 1, dengan ketentuan
sbb. :
* Bila ISPI mendekati atau sama dengan -1 berarti spesialisasi impor
produk i
* Bila ISPI mendekati atau sama dengan 1 berarti spesialisasi ekpor
produk i
2. INDIKATOR SPESIALISASI EKSPOR
Rumus yang digunakan untuk mengukur spesialisasi ekspor untuk
produk
tertentu adalah :
k
Xi
Xo
Xi
XO
k
Dimana :
Bab 5
10
Mi
Mo
Mi
Mo
k
Dimana :
=
=
=
=
Bab 5
11
Xiw
Trend
=
ekspor
komoditi dari
ASEAN