Anda di halaman 1dari 26

1

Judul : Dilan dia adalah Dilankutahun 1990


Penulis : Pidi Baiq

Penerbit : Mizan
Jumlah Halaman : 346
ISBN : 978-602-7870-86-4

A. Sinopsis Novel

Novel ini menceritakan sebuah kisah seorang perempuan yang bernama Milea. Milea merupakan
seorang murid yang baru saja pindah dari Jakarta. Ketika Milea pergi menuju sekolah barunya di
Bandung, dia dihampiri dengan teman laki-laki satu sekolahan dengannya. temannya itu adalah
seorang yang suka meramal.

Laki-laki yang suka meramal itu berkata bahwa nanti mereka berdua akan bertemu besok di hari
minggu. Pada awalnya Melia acuh dengan lelaku itu, tapi dia merasa terganggu karena setiap
hari laki-laki itu selalu saja menghampirinya dan membuat dia senang ketika bertemu denganya.
Milea mencari tahu laki-laki itu. Ternyata laki-laki itu bernama Dilan.

Suatu hari, Dilan ingin menemani Milea pulang naik angkot,Dilan berbisik, ” Milea, kamu
cantik, tapi aku belum mencintaimu. enggak tahu sore. Tunggu saja”. Kata yang diucapkan
Dilan membuat jantungnya berdetak dengan kencang, Milea kaget dengan apa yang diucapkan
Dilan. Dengan diam Milea mendengar ucapan Dilan, saat itu juga Melia teringat dengan
pacarnya bernama Beni yang tinggal di Jakarta.

Dilan mendekati Milea memakai cara yang unik,romantis, dan tak biasa, karena hal itu Milea
terus memikirkannya. Dilan sering meberikan hadiah kepada Melia seperti cokelat melalui POS,
membawa seorang tukang pijat saat Milea sedang sakit, dan saat Milea ulang tahun Dilan
memberi kado sebuah TTS ( teka teki silang ), yang lucunya TTS itu ada tulisan “Selamat Hari
Lahir Melia, Ini aku persembahkan hadiah untuk kamu, Hanya sebuah TTS, tapi semuanya
sudah aku isi, aku cinta kamu, aku tidak ingin kamu jadi pusing karena mengisi TTS ini”.
2

Seiring berjalanya waktu, Dilan dan Milea pun semakin akrab. Milea tahu tentang Dilan beberaa
hal dari temannya yang bernama Wati, sepupu Dilan sekelas dengan Milea. Sekolah Milea
mendapatkan kesempatan untuk mengikuti acara cerdas cermat yang diselenggarakan oleh
TVRI, para siswa yang tidak mengikuti lomba boleh untuk memberikan semangat kepada teman-
temannya yang mengikti lomba dengan ikut ke Jakarta.

Milea pun ikut, dia sudah memiliki rencana untuk bertemu pacarnya Beni di Jakarta. Milea lama
menunggu Beni yang janji akan bertemu di TVRI, akan tetapi Beni tidak datang-datang. Pada
akhirnya, Milea pergi unutk makan bersama temannya Wati dan Wanda. Ketika itu Beni datang
dengan penuh emosi dan marah melihat Milea makan dengan Nandan, teman sekelasnya.
Hubungan mereka kandas ketika itu juga. Jelang beberapa hari Beni mengajak Milea untuk
kembali menjadi pacarnya, tapi Milea menolak penawaran Beni.

Akhirnya Milea Bertemu dengan ibuna Dilan. Ternyata, ibunya Dilan asiknya sama seperti
Dilan. Ibunya Dilan pun senang dengan Milea, jadi ibunya Dilan memberikan dukungannya
penuh agar mereka jadian.

Mereka berdua pun resmi pacaran. Sampai-sampai, Dilan membuat surat resmi dan di sah kan
menggunakan materai yang isinya seperti teks proklamasi hari jadianya Milea dan Dilan.

Dalam novel ini terdapat banyak kegiatan komunikasi antarpribadi di mana didalamnya terdapat
kegiatan komunikasi verbal dan non verbal, kegiatan mendengarkan, terjadi suatu konflik,
negosisasi dan penanganan konflik, dan lain-lain. Maka tidak heran novel ini menjadi best seller
tahun 2004 dan dijadikan film layar lebar tahun 2018.

B. Komunikasi Antarpribadi
3

Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara
dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004)
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan
penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berba2qwgai dampaknya
dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera (Effendy,2003, p. 30). Komunikasi
antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau
nonverbal. Komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami
istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2000, p. 73).

Contoh komunikasi antarpibadi dalam novel berjudul “Dilan 1990”

(Hal 205)

“selain buku, Dilan suka apa, Bunda?”


“suka apa ya?” bunda bertanya pada dirinya sendiri.
“tapi tiap malam, dia itu main gitar dikamarnya”.
“Dilan bisa gitar, bunda?” tanyaku. “baru tau.”
“punya gitar dia. Katanya punya grup band segala, ah band main-main aja sih.”
“eh Lia juga pernah lihat kartun dia di Koran.”
“iya dia suka ngirim kartun ke Koran,” jawab bunda.
“kau tahu uang honornya dia beli cokelat buat siapa?”
“buat siapa bunda?”
“dia bilang buat kamu, haha” jawab bunda.
“bunda kasih tau ya, Dilan itu suka sama kamu,” kata bunda ketawa.
“jadi malu,”kataku ketawa. “sehari-harinya gimana sih bunda?”

Percakapan diatas sudah jelas bahwa percakapan tersebut merupakan Komunikasi Antarpribadi
antara Ibu dan anak yang terjadi dalam hal membicarakan seseorang. Walaupun ibunya Dilan,
tetapi kedekatan antara ibunya Dilan dan Lia sangat dekat, dan pembahasan yang mereka
bicarakan juga sangat dalam, yaitu mengenai perasaan Dilan ke Lia, dan bagaiman keseharian
seorang Dilan.

Contoh komunikasi antarpibadi dalam novel berjudul “Dilan 1990” antara pasangan.
4

Halaman:195

“Dilan ?”
“ya?”
“aku rindu, he he he,” kataku setelah diam sesaat.
Kudengar Dilan ketawa.
“boleh?” kutanya dengan pelan.
“boleh apa?”
“boleh rindu?” tanyaku sambil senyum malu.
“rindu ke siapa?”
“ke Dilan.”
Dilan ketawa. “Boleh! Aku juga sama. Rindu”
“Makasih,” kataku senyum riang.
“aku juga sama, rindu ke Dilan.”
“Ih!”
“ Ha ha ha.”
“kirain ke aku.”
“iya, aku juga rindu ke Lia.”
Aku senyum.
“Rindu sebelum waktunya.”
“matang sebelum waktunya.” Kataku sambil ketawa.

Percakapan diatas sudah adalah percakapan Komunikasi Antarpribadi antara pasangan muda
melalui sebuah telepon. Pembahasannya termasuk pembahsan yang ringan namun penuh arti, di
mana mereka berdua saling bercanda dan saling melepaskan rindu.

Inti dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang terjadi dua arah, dialogis. Komunikasi
secara dialogis adalah komunikasi diantara dua orang yang berinteraksi secara aktif. Artinya, ada
proses timbal balik. Setiap Komunikator bisa menjadi komunikan dan komunikan bisa menjadi
komunikator, ada yang berbicara dan ada yang mendengar.

Adapun, beberapa teori yang berkaitan dengan komunikasi antarpribadi diantaranya:


5

1. Pesan verbal dan Nonverbal

Membahasa tentang komunikasi, secara otomatis berhubungan dengan pesan (message).


Kita tidak bisa lepas dari apa yang disebut dengan symbol dan kode, karena dalam proses
komunikasi, komunikator dan komunikan terdapat rangkaian symbol dank ode sebagai penguat
sebuah pesan. Adapun pesan dapat dibagi menjadi 2, yaitu pesan verbal dan pesan non verbal.

- Pesan Verbal
Pesan verbal menurut Deddy Mulyana, “simbol atau pesan verbal adalah semua jenis
yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem
kode verbal” bahasa dapat didefinisikan sebagai perangkat simbol, dengan aturan
untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami
suatu komunitas (Mulyana, 2008: 340). Sedangkan pesan nonverbal adalah semua
isyarat yang bukan kata-kata. Komunikasi nonverbal mencakup semua rangsangan
kecuali rangsangan verbal dalam suatu setting komunikasi yang dihasilkan oleh
individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan
potensial bagi pengirim atau penerima. Jadi pada definisi ini mencakup perilaku yang
disengaja dan tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara
keseluruhan. Tanpa sadar, pada saat mngirim pesan nonverbal, pesan-pesan tersebut
bermakna pada orang lain (Ramovar, 1991) dalam (Mulyana:2005:237)

Contoh percakapan di dalam novel ini yang mengandung pesan verbal.


Halaman 27.

“kok tahu rumahku?” kutanya (verbal)


“aku juga akan tahu ulang tahunmu.” (verbal)
“he he he” (verbal)
“aku juga tahu siapa tuhanmu.” (verbal)
“Allah,” kujawab sendiri. (verbal)
“iya, kan?” (verbal)
Aku jawab hanya dengan senyum. (nonverbal)
6

“aku pergi dulu, ya?” kata dia. (verbal)


“iya,” kujawab. (verbal)
“assalamualaikum jangan?!” dia nanya. (verbal)
“assalamualaikum” jawabku. (verbal)
“alaikumsalam,” katanya. (verbal)

Pesan verbal memperkuat sebuah makna. Pada proses komunikasi pesan verbal
selalu berdampingan dengan pesan non verbal. Keduanya membuat proses
komunikasi menjadi lebih efektif.

- Pesan Nonverbal
Pesan nonverbal adalah proses yang dijalani oleh seseorang individu atau lebih pada
saat menyampaikan isyarat-isyarat nonverbal yang memiliki potensi untuk
merangsang makna dalam pikiran individu atau individu-individu lain. Istilah
nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi di luar
kata-kata terucap dan tertulis walau tidak terdapat kesepakatan tentang proses
nonverbal ini, kebanyakan ahli setuju bahwa hal-hal berikut mesti dimasukkan seperti
isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, postur, gerakan tubuh, sentuhan, pakaian,
artefak, diam, ruang, waktu dan suara.

Contoh kutipan di dalam novel ini yang mengandung pesan nonverbal.


Halaman 19.

“ Saat itulah aku mendengar suara sepeda motor yang dating dari arah belakang.
Suara knalpotnya sedikit agak berisik, lalu kutengok sebentar, pengendaranya
memakai seragam SMA, kemudian aku mencoba untuk tidak fokus pada itu.”

Beberapa bentuk pesan/kode non verbal dalam kutipan diatas ialah;


Suara knalpotnya sedikit agak berisi: nonverbal dalam bentuk suara
Pengendaranya memakai seragam SMA: nonverbal dalam bentuk pakaian
7

Halaman 20.

“ Sebenarnya aku bingung bagaimana harus memahami situasi macam itu. Aku
mencoba menyembunyikan diriku yang gugup. Kulihat wajahnya sebentar, dia
tersenyum. Aku menjawab sambil mendorong helaian rambutku ke belakang telinga:
“pagi.”.”

Beberapa bentuk pesan/kode non verbal dalam kutipan diatas ialah;


Dia tersenyum: nonverbal dalam bentuk gerakan wajah
Aku menjawab sambil mendorong helaian rambutku ke belakang telinga: nonverbal
dalam bentuk gerakan tubuh.

Dalam novel “Dilan 1990” terjadi cukup banyak percakapan antarpribadi, baik antar teman
sebaya, orangtua dan anak, guru dan murid serta dengan pasangan. Pesan yang disampaikan
dalam novel lebih banyak dalam bentuk pesan verbal, dan tetap didukung dengan gambaran
pesan nonverbalnya.

2. Self Disclosure
`Self disclosure merupakan tindakan untuk mengungkapkan tentang bagaimana kita
berinteraksi dengan orang terhadap situasi yang terjadi saat ini, dan memberikan informasi
tentang masa lalu yang relevan, yang dapat menjelaskan reaksi yang kita perbuat saat ini.
DeVito (2013) menyebutkan bahwa makna dari self disclosure adalah suatu bentuk komunikasi
dimana anda atau seseorang menyampaikan informasi tentang dirinya yang biasanya
disimpan.oleh karena itu, setidaknya proses self disclosure membutuhkan dua orang.

Contoh kutipan mengenai self disclosure dalam novel “Dilan 1990”

Halaman 13

“ Namaku Milea. Milea Adnan Hussain. Jenis Kelamin perempuan, dan tadi baru selesai
makan jeruk. Nama belakangku diambil dari nama ayahku. Seseorang yang aku kagumi,
8

dan dia adalah prajurit TNI Angkatan Darat. Sejak kecil, aku tinggal di Jakarta, yaitu
kawasan Slipi.
Rumahku yang di Buah Batu, tepatnya di Jalan Banteng, adalah milik kakekku. Tapi,
Kakekku sudah meninggal pada bulan Mei tahun 1989. Aku juga pindah sekolah ke SMA
Negeri yang ada di daerah Buah Batu, Bandung.”

Kutipan diatas adalah salah satu bentuk keterbukaan diri yang dilakukan oleh Milea.

Halaman 188

“Bunda asli bandung?” tanyaku.


“Bunda lahir di Aceh,” Jawabnya. “ikut suami ke Indonesia.”
“Aceh kan Indonesia juga bunda?” tanyaku.
“ he he he, bercanda lah.” Jawab bunda ketawa.

Proses komunikasi diatas menggunakan pesan verbal dengan menanyakan sesuatu yang
membuat Bunda menjawab sedikit mengenai dirinya. Bunda melakukan Self disclosure kepada
Milea terkait asal daerahnya.

Dalam novel ini, Milea juga menceritakan mengenai dirinya yang pernah pacaran dengan
Beni, pacarnya di Jakarta. Butuh waktu yang tepat untuk Milea menceritakan hal itu kepada
Dilan. Pada saat terjadi pececokan antara Milea dan Beni. Milea juga mengungkapkan perasaan
dirinya yang sebenarnya kepada Mas Ato, omnya Beni.

Berikut kutipan Milea yang melakukan self disclosure kepada mas Ato:

Halaman 133:
“ Lia tidak menuntut dia memperlakukan Lia sebagai seorang ratu. Enggak, Mas, Lia
bukan ratu, tetapi Lia juga tidak mau kalau selalu dikasarin. Itu Ma, kalau lia boleh
berpendapat tentang Beni. Mudah-mudahan Mas Ato ngerti mengapa Lia tak ingin lagi
berpacaran dengan dia, atau siapapun yang macam dia.
9

Lia ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang Lia sukai tanpa perlu Lia
beritahu, yang membuktikan ke Lia bahwa cinta itu adatetapi bukan oleh apa yang
dikatakannya nelaikan oleh sikap dan perbuatannya.”

Jhonson menyebutkan pengungkapan diri adalah reaksi/tanggapan kita terhadap situasi


yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan dan berguna
untuk memahami tanggapan kita di masa kini.

Kutipan diatas berupa curahan hati Milea kepada mas Ato mengenai keinginanannya dan
pendapatnya mengenai Beni. Self disclosure dilakukan antar dua orang atau lebih. Yang mana
pada saat satu pihak sedang melakukan self disclosure, satu pihak lain mendengarkan dan
merespon dengan baik.

Dalam Novel Dilan 1990. Milea sebagai peran utama dalam novel, memiliki self
disclosure yang baik dengan keluarga, teman dekat, bunda Dilan dan khususnya dengan orang
yang ia sukai, Dilan.

3. Konsep Diri
Byron & Byrne (2001) menjelaskan bahwa konsep diri merupakan kerangka yang
memandu bagaimana kita memproses informasi tentang diri dan keberadaan kita dalam
lingkungan.Menurut De Vito (2006), melalui konsep diri, individu akan memiliki skema dalam
mengevaluasi perasaan dan pemikiran kita sehingga seseorang dapat menerima seperti apa
dirinya serta aspek-aspek positif dan negatif dirinya.

Konsep diri dapat dianalisis dari skema Jendela Johari:


10

Milea, sebagai tokoh utama dalam novel, memiliki konsep diri yang baik. Bila dianalisis dari
Jendela Johari, Milea berada pada area terbuka dengan teman-teman dan keluarganya. Dimana
orang-orang terdekat dengan Milea, mengetahui tentang konsep diri Milea, begitu juga dengan
dirinya sendiri.

Hal ini dapat dilihat dari dari kutipan dalam novel.

Halaman 133:
“ Lia tidak menuntut dia memperlakukan Lia sebagai seorang ratu. Enggak, Mas, Lia
bukan ratu, tetapi Lia juga tidak mau kalau selalu dikasarin. Itu Ma, kalau lia boleh
berpendapat tentang Beni. Mudah-mudahan Mas Ato ngerti mengapa Lia tak ingin lagi
berpacaran dengan dia, atau siapapun yang macam dia.
Lia ingin pacaran dengan orang yang dia tahu hal yang Lia sukai tanpa perlu Lia
beritahu, yang membuktikan ke Lia bahwa cinta itu adatetapi bukan oleh apa yang
dikatakannya nelaikan oleh sikap dan perbuatannya.”

Dari kutipan diatas, dapat dilihat bahwa Milea mengetahui apa yang sebenarnya dirinya
inginkan, bagaimana dirinya sehingga Milea tahu apa yang terbaik untuk dirinya. Hal ini terbukti
dengan dia dapat memutuskan atau membuat pilihan dalam hidupnya. Salah satunya untuk tidak
melanjutkan hubungannya dengan Beni.

4. Mendengarkan Kemampuan Komunikasi Yang Baik


11

Mendengarkan dapat diartikan sebagai proses aktif menerima rangsangan (stimulus),


telinga (aural). Mendengarkan (listening) menyangkut penerimaan rangsangan dan karenanya
berbeda dengan mendengar (hearing) sebagai proses fisiologis. Mendengarkan adalah salah satu
skill komunikasi yang terpenting (De Vito, 2011).

Pendapat Devito (2013), yang menyatakan proses mendengarkan adalah sebagai berikut:
A. Penerimaan
Mendengarkan (listening) dimulai dari proses mendengar (hearing), dimana pendengar
menerima pesan yang dikirim oleh pembicara. Mendengar (hearing) adalah tahap pertama dari
mendengarkan (listening).Setelah tahap penerimaan, Anda tidak hanya mengingat apa yang
dikatakan (secara verbal dan nonverbal) tetapi juga apa yang diabaikan.
B. Pemahaman
Pemahaman adalah tahap dimana Anda mempelajari apa yang dikatakan oleh pembicara. Tahap
dimanaAnda memahami pemikiran dan emosi yang diekspresikan oleh si pembicara.
Pemahaman tanpa tahap selanjutnya tidak akan menghasilkan hasil yang seimbang.
C. Mengingat
Mendengarkan yang efektif sangat bergantung pada proses mengingat. Dalam grup kecil
atau public speaking, misalnya, Anda dapat mengingat dengan cara mencatat pesan-pesan yang
disampaikan.
D. Evaluasi
Evaluasi terdiri dari menilai pesan dengan berbagai cara. Proses evaluasi sering berjalan
tanpa disadari. Dalam situasi lainnya, evaluasi merujuk kepada analisis kritikal.
E. Menanggapi
Menanggapi terdiri dari dua tahapan, yakni menanggapi langsung ketika pembicara sedang
berbicara(immediate feedback), dan menanggapi setelah pembicara berhenti berbicara (delayed
feedback). Ketika pembicara sedang berbicara dan Anda menganggukkan kepala atau tersenyum.
Tindakan ini disebut jugajenis menanggapi secara langsung (immediate feedback). Sedangkan,
ketika Anda berkomentar di jejaring sosial, tindakan Anda ini disebut jenis menanggapi secara
tidak langsung (delayed feedback).
12

Dalam novel Dilan 1990. Milea, seseorang yang dapat mendengarkan dengan baik untuk
teman dekatnya, keluarga dan orang yang ia sukai. Namun untuk orang yang kurang ia sukai atau
dianggap biasa saja, Milea hanya mendengarkan, namun tidak memahami, mengingat, dan
mengevaluasi. Seperti yang dikatakan oleh Devito (2013), apabila tahap mendengarkan yang
baik tidak dilakukan seperti tahap seharusnya, maka komunikasi tidak berjalan dengan baik.
Milea tetap menanggapi, tetapi tidak memahami dan tidak peduli.

Salah satu kutipan bahwa Milea tidak selalu mendengarkan dengan baik;

Halaman 304

Di perjalanan, Kang Adi banyak bicara soal ini itu, dari mulai soal outlet bapaknya di
BIP, lagu-lagu Jazz kesukaannya, dan bisnis bersama dua kawannya, yaitu mahasiswa Seni
Rupa ITB.

“Kita kesana dulu ya,”kata Kang Adi mengajakku untuk mampir dulu ke tempat temannya.
“bentar, lihat-lihat aja.”

Tidak kujawab. Kang Adi membelokkan mobilnyake arah jalan Kebon Bibit, itu adalah di
daerah Taman Sari, Bandung. Dulu belum ada mall, jadi terlihat sangat asri.

“ini tempat Kang Adi bisnis kecil-kecilan sama teman seni rupa,” kata Kang Adi kemudian.

“oh.” Jawabku

Dari kutipan di atas, terlihat bahwa respon yang dilakukan Milea sangat singkat. Ia hanya bilang
“oh”. Dan terkadang memilihj untuk diam.

(Halaman 308)

Kang Adi lalu mengobrol dengan mereka, aku Cuma bisa jadi pendengar yang lekas
pulang. Obrolannya soal bisnis dan hal lainnya yang terdengar seperti keren, seolah-oalh itu
sengaja diadakan agar oleh itu aku merasa kagum kepadanya. Setidaknya itulah yang
kupikirkan. Tapi aku rasa iya.

Kutipan diatas menunjukkan bahwa Milea tidak tertarik untuk mendengarkan Kang Adi dan
teman-temannya. Hal ini dapat dilihat Karena persepsi Milea yang dari awal sudah negative
13

terhadap Kang Adi. Persepsi seseorang juga akan berpengaruh pada aktifitas mendengarkan.
Kemudian dari Segi ketertarikan, Milea tidak tertarik dengan Kang Adi dan cerita Kang Adi.

Seseorang juga dapat menjadi faktor apakah orang itu menarik untuk didengar atau tidak. Dapat
dilihat dari kredibilitas, Validitas, Power dan lain sebagainya. Selain Kang Adi, baik itu Dilan,
teman-teman Milea dan keluarga Milea, ia dapat menjadi pendengar yang baik.

5. Gaya Komunikasi

Gaya komunikasi (communication style) dapat dipahami sebagai serangkaian dari


bagaimana seseorang berperilaku dengan orang lain yang terspesialisasi digunakan dalamsuatu
situasi tertentu. Gaya dapat dipahami sebagai penggunaan kata-kata atau verbal maupun
nonverbal yang dapat berupa bahasa tubuh, vokalik, penggunaan ruang, penggunaan waktu dan
jarak (Widjaja,2000: 57). Macam-Macam Gaya Komunikasi adalah The Controlling Style, Gaya
komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud
untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. The
equalitarian style of communications ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-
pesan verbal secara lisan maupun yang bersifat dua arah (two way traffic of communications).
The Structuring Style, gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal
secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan
tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. The Dynamic Style, gaya komunikasi yang dinamis
ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa
lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The Relinquishing Style,
gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun
gagasan orang lain. The Withdrawal Style, akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah
melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai
gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun
kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.

Gaya komunikasi yang dilakukan Milea adalah The equalitarian style of communications.
Milea melakukan gaya komunikasi yang dua arah. Terlihat di beberapa halaman dalam novel,
seperti pada halaman; 20, 22, 23,34,35,37,43,44,45,53,55 dimana pada halaman tersebut banyak
terjadi percakapan, baik secara tatap muka dan melalui telepon.
14

Gaya komunikasi verbal yang dilakukan, berimbang dengan gaya komunikasi nonverbal,
keduanya dilakukan beriringan. Hal ini membuat komunikasi yang terjadi menjadi lebih efektif.

Beberapa tipe gaya komunikasi menurut ahli komunikasi, diantara nya :


1. Gaya dominan, (gaya seseorang yang mengontrol situasi sosial)
2. Gaya dramatis, (gaya seseorang yang selalu hidup ketika dia berbicara)
3. Gaya controversial, gaya seseorang yang selalu komunikasi secara argumentative
atau cepat untuk menantang orang lain).
4. Gaya animasi, gaya komunikasi seseorang yang selalu memakai bahasa non
verbal.
5. Gaya berkesan, gaya komunikasi seseorang yang mudah di ingat oleh orang lain.
6. Gaya santai, gaya komunikasi seseorang yang santai, senang dan penuh tawa.
7. Gaya atentif, gaya komunikasi yang memberikan perhatian penuh kepada orang
lain, bersikap simpati dan empati.
8. Gaya terbuka, gaya komunikasi seseorang yang apa adanya, jujur dan blak-blakan
9. Gaya bersahabat, gaya komunikasi seseorang yang dengan ramah, merasa dekat
dan memberikan respon positif dan mendukung.
10. Gaya yang tepat, gaya komunikasi yang tepat dimana komunikator memenita
untuk membicarakan suatu konten yang tepat dan akurat dalam komunikasi lisan.

Apabila dilihat dari gaya komunikasi diatas, umumnya Milea memiliki gaya komunikasi
yang santai, terbuka dan bersahabat. Sedangkan Dilan memiliki gaya komunikasi dominan,
terkadang controversial dan yang paling sering dilakukan apabila berkomunikasi dengan Milea,
ia menggunakan gaya komunikasi berkesan. Berbeda lawan bicara, berbeda pula gaya
komunikasi yang digunakan.

6. Konflik dan pengelolaan konflik

Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau


antagonistic antara dua atau lebih pihak. konflik terjadi karena pihak-pihak yang terlibat konflik
memiliki tujuan yang berbeda.
15

Contoh terjadinya konflik dalam novel “Dilan 1990” :

Halaman 95.

Beni datang berdua dengan Saribin, kawan satu kelasnya, kawanku juga. Beni masuk
dan berhadapan langsung denganku. Di mana saat itu, aku sedang duduk bersampingan
dengan Nandan.

“Tau dari mana aku disini? Kutanya Beni sambil tersebyum.


“Temenmu ngasih tau,” jawabnya dengan senyum pura-pura di wajahnya. “ emang
kenapa kalau tau?” Beni balik nanya.
“Gak apa-apa” kataku. “Nanya aja. Kirain gak akan datang.”
“Suka kalau gue gak datang?” Beni nanya dengan tatapan yang bisa dianggap
mengerikan. Aku langsung mengerti bahwa Beni sedang cemburu.

Kutipan diatas adalah awal mula terjadinya konflik. Konflik yang terjadi antara Milea
dan Beni berawal dari kecemburuan dan kesalahpahaman Beni terhdap Milea yang saat itu
sedang duduk berdua dengan Nandan, yang hanya teman sekelasnya.

Setelah percakapan diatas, Milea hendak mengenalkan Nandan pada Beni, namun respon
Beni saat itu malah memperkeruh suasana.

Halaman 96

“Cuma berdua?”
“Banyakan,” kujawab dengan wajah berusaha memelas. “tadi disuruh…..”
Jawabanku belum selesai kukatakan,Beni sudah memotong:
“Disuruh apa? Disuruh berpasang-pasangan?”
“Beni!” kataku dengan sedikit berteriak.

Konflik dan perdebatan yang terjadi semakin memanas. Beni lalu memukul Nandan.
16

Halaman 97

“Pergi lu!” Beni membentak Nandan.


Nandan langsung pergi bersama Novi yang kebingungan.
“Kita putus!!!” kataku kepadanya dengan nada yang cukup tinggi.
“Dasar Pelacur!!”
Kudengar Beni memakiku selagi aku sudah berjalan pergi meninggalkannya.

Jenis konflik yang terjadi pada kutipan diatas merupakan konflik antar pribadi yang
terjadi karena pertentangan antar satu individu dengan individu lainnya baik. Konflik ini
biasanya dipengaruhi oleh adanya perbedaan diantara masing-masing individu tersebut. Konflik
ini terjadi dikarenkan kesalahpahaman oleh Beni. Dengan gaya komunikasi yang dimiliki oleh
Beni yaitu Agresif menyebabkan konflik ini terjadi dan semakin riuh.

Selain terjadi konflik antara Milea dan Beni, Dilan juga terlibat konflik dengan teman
geng motornya, yaitu Anhar,(halaman 328). Berawal dari kesalahpahaman antara Anhar dan
Milea yang terjadi di warung bi Eem (halaman 324-325). Kesalahpahaman tersebut membuat
Anhar menampar Milea. Hal itulah yang menjadi penyebab awal terjadinya konflik antara Anhar
dan Dilan, yang tidak terima bahwa wanita yang ia sukai, ditampar oleh orang lain.Dilan
berantam dengan Anhar dilapangan sekolah. Dilanlah yang pertamakali memulai. Pakaian
mereka berdua berantahkan, muka keduanya juga berdarah. Keduanya dibawa ke ruang guru.

Penyelesaian Konflik

Minnery (1980:220) menyatakan bahwa manajemen konflik merupakan proses, sama


halnya dengan perencanaan merupakan proses. Minnery (1980:220) juga berpendapat bahwa
proses manajemen konflik perencanaan merupakan bagian yang rasional dan bersifat iteratif,
artinya bahwa pendekatan model manajemen konflik perencanaan secara terus menerus
mengalami penyempurnaan sampai mencapai model yang representatif dan ideal.

Beberapa strategi mengatasi konflik antara lain adalah:


17

1. Contending (bertanding) yaitu mencoba menerapkan solusi yang lebih disukai salah satu pihak
atau pihak lain;
2. Yielding (mengalah) yaitu menurunkan aspirasi sendiri dan bersedia menerima kurang dari
apa yang sebetulnya diinginkan;
3. Problem Solving (pemecahan masalah) yaitu mencari alternatif yang memuaskan aspirasi
kedua belah pihak;
4. With Drawing (menarik diri) yaitu memilih meninggalkan situasi konflik baik secara fisik
maupun psikologis. With drawing melibatkan pengabaian terhadap kontroversi.
5. Inaction (diam) tidak melakukan apapun, dimana masing-masing pihak saling menunggu
langkah berikut dari pihak lain, entah sampai kapan.

Menurut Johnson (1981) terdapat lima gaya dalam mengelola konflik antarpribadi,
diantaranya:
1. Gaya kura-kura Konon,
kura-kura lebih senang menarik diri. Bersembunyi dibalik cangkangnya untuk
menghindari konflik. Mereka cenderung menghindar dari pokok-pokok masalah,
apalagi dari orang-orang yang dapat menimbulkan konflik. Mereka percaya setiap
upaya memecahkan konflik hanya akan sia-sia. Lebih mudah menarik diri, baik
secara fisik maupun psikologis dari konflik ketimbang menghadapinya.
2. Gaya ikan hiu Ikan hiu senang menaklukkan lawan dengan memaksanya menerima
solusi konflik yang ia sodorkan. Baginya tercapainya tujuan pribadi adalah yang
utama, sedangkan hubungan dengan pihak lain tidak terlalu penting. Konflik harus
dipecahkan dengan cara satu pihak menang dan pihak lainnya kalah. Watak ikan hiu
adalah selalu mencari menang dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam
ikan-ikan lain. Persis tokoh ikan hiu di film “Finding Nemo” ataupun “Finding
Dory”.
3. Gaya kancil Seekor kancil sangat mengutamakan hubungan, dan kurang
mementingkan tujuan-tujuan pribadinya. Ia ingin diterima dan disukai oleh binatang-
binatang lain. Ia berkeyakinan bahwa konflik harus dihindari demi kerukunan. Setiap
konflik tidak mungkin dipecahkan tanpa merusak hubungan. Konflik harus
didamaikan, bukan dipecahkan agar hubungan tidak menjadi rusak.
18

4. Gaya rubah Rubah senang mencari kompromi. Baginya, tercapainya tujuan-tujuan


pribadi maupun hubungan baik dengan pihak lain sama-sama cukup penting. Ia mau
mengorbankan sedikit tujuannya dengan pihak lain, demi tercapainya kepentingan
dan kebaikan bersama.
5. Gaya burung hantu Burung hantu sangat mengutamakan tujuan-tujuan pribadinya
sekaligus hubungannya dengan pihak lain. Baginya, konflik merupakan masalah yang
harus dicari pemecahannya. Pemecahan ini harus sejalan dengan tujuan-tujuan pribadi
maupun lawannya. Dalam gaya ini, konflik dinilai bermanfaat untuk meningkatkan
hubungan, dengan cara mengurangi ketegangan serta perasaan negatif lain, yang
mungkin muncul didalam diri kedua pihak akibat konflik itu.

Penyelesaian Konflik Milea dan Beni


Milea yang pada saat itu kecewa terhadap sikap Beni, memilih untuk putus dan pergi
meniggalkan Beni. Nandan dan Beni juga dipisahkan oleh teman-teman yang melihat kejadian
tersebut. Penyelesaian konflik selanjutnya yang dilakukan oleh Beni ialah melakukan negosiasi
dengan Milea. Selain itu Nandan juga meminta pertolongan pamannya, mas Ato,untuk
melakukan mediasi terhadap konflik mereka.

Dalam pengelolaan konflik ini di tunjukkan dengan Milea yang menggunakan


penanganan dengan problem solving, yang mana akhirnya Milea memutuskan untuk tetap tidak
melanjutkan hubungannya dengan Beni.

Apabila merujuk dari pendapat Johnson (1981), manajemen konflik yang dilakukan
Milea terhadap Beni ialah dengan menggunakan manajemen gaya burung hantu.

Konflik Dilan dan Anhar

Mereka melakukan contending untuk menyelesaikan konflik. Yang pada akhirnya mereka
juga telah menciptakan konflik baru dari perbuatan tersebut. Kemudian terjadi diantara
keduanya ialah mereka dipisahkan oleh murid-murid lain dan dibawa ke ruang kepala sekolah
untuk diinterogasi. Apabila merujuk dari pendapat Johnson (1981), manajemen konflik yang
dilakukan Dilan terhadap Anhar adalah dengan menggunakan gaya ikan hiu.

7. Negosiasi
19

Menurut Jackman (2005) negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara dua pihak
atau lebih yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda, hingga akhirnya mencapai
kesepakatan. Oliver (dalam Purwanto, 2006) menambahkan bahwa negosiasi adalah sebuah
transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Untuk itu diperlukan
persetujuan dari kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima
sesuatu untuk mencapai suatu kesepakatan bersama.Negosiasi disebut pula sebagai proses
interaktif yang dilakukan untuk mencapai persetujuan. Proses ini melibatkan dua orang atau
lebih yang memiliki pandangan berbeda tetapi ingin mencapai beberapa resolusi bersama
(McGuire, 2004).
Mc Guire (2004) mengatakan terdapat tiga faktor utama dalam kemampuan negosiasi yang baik,
yaitu:
a. Patience adalah negosiator yang baik menyadari bahwa negosiasi membutuhkan
proses, termasuk di dalamnya untuk menghilangkan sekat diantara kedua pihak dan
bukan merupakan hasil instan.
b. Self confidence, yaitu negosiator yang baik menyadari bahwa dengan memiliki
kepercayaan diri berarti memiliki pula keyakinan akan kemampuannya untuk
mencapai keberhasilan negosiasi.
c. Communication skill, yaitu negosiator yang baik menyadari bahwa dengan
melibatkan dua pihak, negosiasi membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik
agar mampu menangkap pesan secara efektif.

Terdapat empat strategi negosiasi, yaitu:


1. Win-win. Strategi ini dipilih bila pihak pihak yang berselisih menginginkan
penyelesaian masalah yang diambil pada akhirnya menguntungkan kedua belah
pihak. Strategi ini juga dikenal sebagai integrative negotiation.
2. Win-lose. Strategi ini dipilih karena pihak-pihak yang berselisih ingin mendapatkan
hasil yang sebesar-besarnya dari penyelesaian masalah yang diambil. Dengan strategi
ini pihak-pihak yang berselisih saling berkompetisi untuk mendapatkan hasil yang
mereka inginkan.
20

3. Lose-Lose Strategi ini dipilih biasanya sebagai dampak kegagalan dari pemilihan
strategi yang tepat dalam bernegosiasi. Akibatnya pihak-pihak yang berselisih, pada
akhirnya tidak mendapatkan sama sekali yang diharapkan.
4. Lose-win. Strategi ini dipilih bila salah satu pihak sengaja mengalah untuk
mendapatkan manfaat dengan kekalahan mereka.

Dalam Novel Dilan 1990, Konflik yang terjadi antara Milea dan Beni, Milea
menggunakan strategi Win-Lose, di mana Milea tetap bersikeras untuk memilih putus dengan
Beni. Hal yang menyebabkan negosiasi mereka tidak berjalan lancar ialah kurangnya skill
komunikasi yang dimiliki Beni pada saat berkomunikasi dengan Milea. Selain itu, tidak adanya
ketertarikan Milea dalam membahas tujuan dari Beni .

Sedangkan dalam kasus konflik yang terjadi antara Dilan dan Anhar, Dilan menggunakan
negosiasi Lose-Lose pada halaman 243. Yang mana keduanya tidak tidak dapat mewujudkan apa
yang mereka inginkan. Banyak factor yang menghambat negosiasi berjalan dengan lancar. Salah
satunya dikarenakan adanya orang ketiga yang dominan dalam masalah mereka, yaitu kakaknya
Anhar. Ikut campurnya kakak Anhar dalam konflik yang terjadi, membuat keduanya tidak dapat
bernegosiasi dengan baik. Selain itu, ketidakpercayaan diri Anhar untuk melakukan negosiasi
juga menjadi faktor gagalnya Beni melakukan negosiasi.

Negosiasi yang dilakukan Beni pada saat berkonflik dengan Milea ialah:

Halaman 125.

Beni datang ke rumah Milea ditemani pamannya, yang sering disebut mas Ato. Beni
sengaja membawa mas Ato karena kepadanya ia ingin mendapat bantuan agar hubungan
Beni dan Milea menjadi baik lagi.

Berikut negosiasi antara mas Ato dan Milea:

Mas Ato bilang bahwa peristiwa di Jakarta adalah soal biasa.sangat lumrah di dalam
hubungan berpacarandan wajar dalam romantika asmara.
21

Katanya: “ Beni juga manusia. Dia bisa khilaf. Mungkin Beni lagi kalut waktu itu. Atau
buat Beni, Lia itu segalanya. Istimewa. Membuat Beni jadi waswas, takut diambil orang.
Apalagi Beni kan masih muda, masih darah muda.”
“ Bukan mas Ato mau belainBeni,” lanjut mas Ato. “Beni juga sudah ngaku bersalah ke
Mas Ato. Ya, semua manusia pasti pernah bersalah. Mas Ato juga, Lia juga.Semuanya.”
“ Mas Ato sengaja datang ke Bandung nemenin Beni. Harapan mas Ato, Lia mau maafin
Beni. Ya akur lagi lah. Berhubungan lagi seperti biasa. “

Kalimat diatas adalah kalimat permohonan dari Mas Ato sebagai mediator untuk
menangani konflik antara Beni dan Milea. Negosiasi yang dilakukan tidak berjalan efektif
dikarenakan hanya satu pihak yang memiliki ketertarikan dalam membahas permasalahan yang
terjadi. Sedangkan Milea tidak tertarik sama sekali.

Pada awalnya, strategi yang dipilih dalam negosiasi ialah win win solution. Namun
terdapat beberapa factor yaitu, adanya ketidaktertarikan lawan bicara dalam bernegosiasi yang
akhirnya membuat negosiasi tersebut tidak berjalan dengan lancar.

Negosiasi yang dilakukan Mas Ato dengan Milea, belum mendapatkan hasil pada saat itu
juga. Milea minta diberikan waktu untuk berpikir. Sebenarnya dengan meminta waktu untuk
berpikir adalah taktik Milea dalam bernegosiasi. Seperti taktik yang dikemukakan oleh, Lazaro
Sumbeiywo (2014:9) mengemukakan beberapa strategi dalam negosiasi, yaitu:
1. Fokus pada tujuan, lihat ke masa depan, jangan menghabiskan waktu pada
masalah sepele;
2. Tahu apa yang anda inginkan, dan apa yang diingikan pihak lain
3. Tanyakan langsung dan jelas apa yang anda inginkan; mengerti pentingnya kata-
kata dan bahasa tubuh;
4. Jangan menyerah untuk sesuatu yang tidak ada;
5. Harus realistis dan rasional;
6. Miliki beberapa posisi mundur;
7. Berada di atas situasi, mengambil kendali;
8. Lindungi dokumen negosiasi;
22

9. Menyepakati modalitas pelaksanaan, negosiasikan dengan orang yang


mempunyai wewenang.
10. Cek realita

Setelah itu, Beni tidak putus asa, dan tetap menghubungi Milea.

Percakapan akhir dari negosiasi antara Beni dan Milea:

Halaman 139

“Gimana beb?” Beni nanya.

“Gue Milea, bukan beb.”

“Iya, gimana Milea?”

“Gue bukan Milea.”

“he he he, siapa dong kalau gitu?”

“Gue Pelacur,” jawabku.

“jangan ngebahas itu lagi ah” katanya. “gimana?”

“gimana apa?”

“maafin gue Lia, gue ngaku salah.”

“udah gue maafin.”

“makasih, gue gak bisa pisah dari elu.”

“elu kan laki-laki, masa’ gak bisa sendiri”

“hehehe maksud gue, gue inginterus jalan sama elu.”

“kalau gue gak mau?”

“please tolong Lia, ngerti gue lah. Gue gak ada artinya tanpa elu.”
23

Negosiasi berjalan tidak baik. Dan akhirnya jalan keluar yang dipilih adalah menyudahi
hubungan status pacaran. Lia tetap bersikeras pada keputusannya.

Salah satu hal yang menyebabkan negosiasi berakhir dengan hasil lose-win, ialah karena
adanya ketidaktertarikan salah satu pihak. Dan sisi lain penyebab gagalnya hasil yang ingin
dicapai ialah skill komunikasi. Beni yang pada saat itu memulai melakukan negosiasi dengan
menelepon Lia, belum memiliki skill komunikasi yang salah satunya adalah “sabar”. Beni masih
mengeluarkan kata-kata kasar dan bernada tinggi. Dan melakukan negosiasi tanpa perencanaan
terlebih dahulu. Seperti mengatur waktu yang tepat kapan akan melakukan negosiasi, melalui
apa, dengan taktik dan strategi yang seperti apa.

8. Komunikasi antarpribadi dan teknologi informasi

Dewasa ini, teknologi informasi sungguh bermacam-ragam. Berbeda dengan teknologi


pada tahun 1990 yang mana novel Dilan menceritakan kisah kehidupan pada tahun tersebut.
Media komunikasi yang di gunakan dalam novel ini diantaranya menggunakan surat dan telepon.

9. Perkembangan hubungan dengan keluarga, teman, kekasih dan kolega


a. Pengembangan Hubungan

Pengembangan hubungan antarpribadi mengacu pada proses dimana seseorang


melakukan kontk dengan orang lain dan melakukan prediksi komunikasi dnegna orang lain
berdasarkan data psikologis. Syarat utama dalam pengembangan hubungan antarpibadi adalah
kontak yang dilakukan, baik itu secara waktu yang digunakan dalam kontak tersebut atupun
konteks terjadinya kontak tersebut. (Budyatna,2017)

Menurut Devito, 2017, Ada beberapa alasan seseorang melakukan pengembangan


hubungan,diantaranya :

1. Mengurangi Kesepian
2. Mendapatkan rangsangan
3. Mendapatkan pengeterahuan diri
24

4. Memaksimalkan kesenangan, meminimalkan penderitaan

b. Pengrusakan Hubungan

. Tahap-tahap mengevaluasi atau menguraikan bagaimana seharusnya hubungan itu


berlangsung. Berikut penjelasannya

a. Kontak
Tahap pertama dalam suatu hubungan yaitu kontak. Dalam tahap ini ada beberapa macam
persepsi yang ditangkap dengan alat indra. Dalam tahap ini pada interaksi awal kita
memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini atau tidak. Tahapan ini terjadi berupa
interaksi awal yang hanya sebatas melihat dan berkenalan.
b. Keterlibatan
Tahap keterlibatan adalah tahap pengenalan lebih jauh, ketika kita mengikatkan diri kita
untuk lebih mengenal orang lain dan juga mengungkapkan diri kita. Pada tahap ini kita
sudah daoat memilih, jika menginginkan keterlibatan yang lebih jauh, maka kita akan
mulai untuk membuka diri kepada lawan bicara.
c. Keakraban
Pada tahap keakraban ini kita mengikat diri lebih jauh dengan orang lain. Dalam tahap ini
terjadi hubungan primer misalnya adanya komitmen dalam berbagai bentuk seperti
perkawinan.
d. Perusakan
Pada tahap perusakan adalah adanya penurunan dalam suatu hubungan, yang ditandai
dengan ikatan di antara kedua pihak melemah. Antara satu orang dengan orang lain
menjadi menjauh dalam hubungan perusakan ini.
e. Pemutusan
Tahap ini adalah pemutusan ikatan yang mempertalikan kedua pihak. Misalnya jika
sebelumnya terjadi perkawinan, maka tahap pemutusan terjadi melalui bentuk perceraian.

Beberapa pengembangan hubungan antarpribadi di dalam Novel Dilan 1990:

- Pengembangan hubungan sehingga terjadi kemajuan pada tahapan komunikasi


antarpribadi dari tidak intim menjadi intim juga dijelaskan secara rinci di dalam novel
25

ini, bagaimana awal perkenalan Dilan dan Milea (pada halaman 19-29) dan juga cara
pendekatan yang di lakukan oleh Dilan terhadap Milea (30-73), hingga akhirnya
Dilan dapat memenangkan hati Milea pada halaman 342-344.
- Bukan hanya itu, di dalam novel ini juga terdapat pengembangan hubungan dalam
pertemanan. Hal ini terjadi berawal dari konflik yang antara Dilan dengan Anhar,
yang mana mereka adalah teman dalam geng motor pada halaman (321-330), hingga
akhirnya Anhar merubah sikapnya kemudian ia mengembangkan kembali
hubungannya dengan Dilan, walaupun hubungan keduanya tidak sedekat pertemanan
sebelumnya.
- Pertemanan Milea dengan Kang Adi dalam novel juga dapat dipahami, berawal
dari Kang Adi menjadi guru les untuk Milea, halaman (165-170). Kemudian tidak
bertahan lama hubungan mereka menjadi renggang setelah Kang Adi membawa Lia
jalan-jalan ke ITB dan banyak menjelekkan Dilan di depan Milea pada halan,
halaman (299-303).Hubungan Milea dan Kang Adi tidak sampai pada pemutusan
hubungan, namun perenggangan/ kerusakan hubungan.
- Hubungan Milea dengan Beni, mantannya, juga terjadi perenggangan, awal
perkenalan di dalam novel tidak dijelaskan. Dalam novel, Milea dijelaskan sudah
memiliki pacar di Jakarta yang bernama Beni. Setelah Milea pindah ke Bandung
terjadi perenggangan hubungan, dimana terjadi konflik antara dirinya dan Beni akibat
salah paham, halaman (93-97). Milea dan Beni juga melakukan negosiasi dan
penyelesaian konflik namun hasil akhir dari hubungan mereka ialah pemutusan
hubungan. Mereka tidak pacaran lagi, halaman 136-141). Perubahan sifat hubungan
ini termasuk perubahan pada sifat hubungan seperti perubahan psikologis, perubahan
perilaku atau perubahan status.
- Dalam hubungan keluarga, didalam novel tidak menceritakan adanya konflik.
Dan keluarga berada dalam posisi yang aman dan netral. Keluarga Milea sangat
harmonis. Masing-masing individu memiliki keterlibatannya masing-masing dalam
keluarga.
26

Kesimpulan

Novel Dilan 1991 adalah novel percintaan pada usia remaja. Di dalam novel tersebut
banyak terdapat komunikasi antarpribadi. Kajian mengenai Komunikasi antarpribadi seperti
komunikasi verbal dan nonverbal, selfdisclosure, konsep diri, konflik dan manajemen konflik,
gaya komunikasi dan lain-lain. Kajian tersebut dapat dianalisis dengan mudah dari novel Dilan
1991, dikarenakan bahasanya yang ringan dan banyak komunikasi dua arah yang terjadi.

Daftar Pustaka:

Budyatna, Muhammad dan Leila Mona Ganiem. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Cetakan
I Edisi I . Jakarta: Kencana.

De Vito, Joseph. 1989. The Interpersonal Communication Book. Harper and Row. New York
Devito Joseph A 2011. Komunikasi Antarmanusia (Edisi ke 5). Terjemahan oleh Agus
Maulana.Tanggerang. Karisma Publishing Group.

DeVito, Joseph A. 2013. The Interpersonal Communication Book (13th editin). Pearson
Education Inc. Boston.

Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu, teori dan filsafat komunikasi. Bandung : Citra Aditya
Bakti
Jackman. A. 2005. How To Negotiate : Teknik Sukses Bernegosiasi. Jakarta: Erlangga.

Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Widjaja. H.A.W. 2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Rineka Cipta

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai