Anda di halaman 1dari 18

KOMUNIKASI BISNIS

(REVISI PESAN-PESAN BISNIS)

OLEH

MADE WISNU JULIARTA PUTRA

042268647

MANAJEMEN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya. Tak lupa, penulis mengucapkan terimah kasih kepada Dosen mata kuliah Komunikasi

Bisnis yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas

tentang “Pesan Binis”. Makalah ini disusun dari berbagai sumber yang penulis dapat dari media

elektronik seperti internet dan perpustakaan.

Penulis berharap agar makalah ini diterimah dan bermanfaat bagi pembaca. Penulis

menyadari bahwa sebagai manusia tidak luput dari kekurangan, kiranya makalah ini bisa diterima

oleh pembaca. Penulis juga menerimah kritik dan saran dari pembaca. dari pembaca.

Tabanan, 23 Oktober 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN MAKALAH

BAB II PEMBAHASAN

A. KETERAMPILAN MEREVISI

B. MEMILIH KATA YANG TEPAT

C. MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setelah tahapan perencanaan, pengorganisasian, dan pembuatan pesan-pesan bisni,

langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan (revisi) terhadap pesan-pesan bisnis.

Revisi sangat diperlukan agar pesan-pesan yang telah direncanakan dan dibuat dapat

ditinjau ulang, untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan atau kekurangan,

sehingga sesuai dengan apa yang dikehendaki.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan


dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana cara mengedit isi dan pengorganisasian?


2. Bagaimana cara mengedit gaya penulisan?
3. Bagaimana cara mengedit format penulisan?
4. Bagaimana cara memilih kata yang tepat?
5. Bagaimana cara membuat kalimat yang efektif?

C. TUJUAN MAKALAH

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan


pembaca dapat:
1. Mengedit isi dan pengorganisasian.
2. Mengedit gaya (style) penulisan.
3. Mengedit format penulisan.
4. Memilih kata yang tepat.
5. Membuat kalimat efektif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. KETERAMPILAN MEREVISI

Menulis pesan-pesan bisnis tidaklah semudah menulis pesan-pesan yang bersifat

pribadi (personal), seperti penulisan surat kepada orang tua, saudara sekandung, paman,

atau kawan akrab. Menulis pesan-pesan bisnis tidak bisa sekali jadi. Dalam pembuatan

pesan-pesan bisnis yang baik diperlukan proses pemikiran, tenaga dan waktu yang

cukup. Berbahaya bila penyampaian pesan-pesan bisnis cendrung dilakukan secara asal-

asalan dan ceroboh, baik dari sisi

substansi isi pesan maupun format penulisannya. 1.

Cara Mengedit Isi dan Pengorganisasiannya

Untuk mengevaluasi efektifitas suatu pesan-pesan bisnis secara menyeluruh

dokumen pelu terlebih dahulu dibaca dengan cepat (Skimming). Saat melakukan evaluasi

ada beberapa hal yang pelu mendapatkan perhatian antara lain: substansi suatu pesan,

pengorganisasian pesan, dan gaya penulisannya.

Pada tahap awal pengeditan, perhatikan secara seksama pesan-pesan awal dan

akhir, karena pesan-pesan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap audiens.

Perhatikan pembuka surat atau memo, apakah sudah relevan menarik dan mengundang

reaksi pembaca. Pada pesan yang lebih panjang, beberapa paragraf pertama mencakup

subjek, maksud, dan organisasi bahan.

2. Mengedit Gaya Penulisan

Setelah yakin dengan isi dan pengorganisasian suatu pesan bisnis, perhatikan gaya

penulisannya. Apakah pesan-pesan yang dibuat telah mengandung kata atau frase yang

mampu menghidupkan suatu pesan sehingga semakin menarik bagi audiens. Kemudian

disaat yang sama pastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan sudah jelas, tidak

membingungkan, dan mudah dipahami. Di


samping itu, agar audiens lebih mudah menangkap pesan-pesan yang dibuat,
perlu dibuat judul, sub-sub judul, identansi, huruf tebal, garis bawah, huruf
miring, huruf bewarna, tabel, gambar, dan sejenisnya.

3. Mengedit Format

Langkah terakhir dalam mengedit pesan bisnis adalah mengedit format dan
layout secara keseluruhan. Di samping melakukan penelaahan terhadap tata
bahasa, ejaan, kesalahan-kesalahan tulis, dan tanda baca, format penulisannya
juga tidak boleh diabaikan begitu saja. Apabila format penulisannya menarik,
maka audiens Anda akan senang membacanya. Terlebih lagi, format yang
digunakan berkualitas baik.

B. MEMILIH KATA YANG TEPAT

Pemilihan kata yang tepat adalah penggunaan kata-kata tertentu untuk


mencurahkan ide atau pikiran ke dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang
terkandung dalam kalimat yang disampaikan kepada orang lain dengan mudah
dapat dimengerti, maka harus menggunakan kata-kata dengan baik.

1. Pilihlah kata yang sudah familiar/dikenal

Dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis, gunakanlah kata-kata yang sudah

dikenal, umum dan lazim sehingga mudah dipahami oleh audiens. Jangan

menggunakan kata-kata atau istilah yang nampaknya mentereng, bombastis,


tetapi justru hanya membuat audiens bingung.

2. Pilihlah kata-kata yang singkat

Anda perlu juga memilih kata-kata yang singkat dalam penyampaian pesan-pesan

bisnis. Kata-kata yang singkat, selain efisisen, juga mudah dipahami oleh audiens.

Meskipun pemilihan kata yang disingkat diperlukan, harus tetap diperhatikan berbagai

kaidah penulisan bahasa yang baik dan benar.

3. Hindari kata-kata yang bermakna ganda


Kata-kata yang memiliki berbagai pengertian harus dihindari dalam penyampaian

pesan-pesan bisnis. Penggunaan kata-kata tersebut akan mengakibatkan terjadinya

penafsiran yang bermacam-macam. Akibat selanjutnya

adalah kemungkinan tidak tercapainya maksud penyampaian pesan-pesan bisnis.

C. MEMBUAT KALIMAT YANG EFEKTIF

Kalimat merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada orang lain. Kalimat

dapat dibuat untuk memanggil, memarahi, menasihati, menyuruh, dan memperingatkan

seseorang, juga untuk mengemukakan pendapat, dan mengumumkan sesuatu. Agar

pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti pembaca, kalimat harus

disusun secara efektif. Kalimat efektif merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar dan

sengaja disusun untuk

mencapai daya informasi yang tepat dan baik.

Dalam menyusun suatu kalimat, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

(1) kesatuan pikiran, (2) kesatuan susunan, dan (3) kelogisan. Sebagaimana diketahui

bahwa setiap kalimat paling tidak terdiri dari atas subjek dan predikat.

Subjek dalam suatu kalimat akan menjawab pertanyaan “siapa” atau “apa” yang
dilakukan oleh kata kerja dan merupakan topik suatu bahasan atau sesuatu
yang sedang dikatakan dan biasanya berupa kata benda.

Untuk dapat mengenali subjek suatu kalimat, jawablah pertanyaan “siapa”

atau “apa” yang dibicarakan oleh predikat. Contoh :


Bob Tutupoli adalah penyanyi ternama di Indonesia.

Sumarni belanja di Pasar Senen Jakarta.

Siapa penyanyi ternama di Indonesia dan Siapa yang belanja di Pasar Senen
Jakarta? Jawaban atas kedua pertanyaan tersebut merupakan subjek kalimat.
Jadi, Bob Tutupoli dan Sumarni adalah subjek suatu kalimat.

Predikat, biasanya kata kerja, berkaitan erat dengan apa yang menjadi

subjeknya. Predikat menjelaskan tentang apa yang dilakukan oleh subjek. Untuk
mengenali predikat dengan cara menempatkan pertanyaan “melakukan apa”
setelah subjek. Contoh :

Manto membeli permen di toko Pojok.

Seorang Polisi menangkap pencuri motor.

Manto melakukan kegiatan apa ? Seorang polisi melakukan kegiatan apa?


Jawaban atas kedua pertanyaan tersebut merupakan predikat dalam kalimat
tersebut. Kedua kata tersebut, membeli dan menangkap, adalah kata kerja yang
melakukan tindakan (action). Predikat juga dapat berupa kata sifat, kata benda,
atau kata bilangan.

Di samping subjek dan predikat, suatu kalimat juga dapat dilengkapi dengan

pelengkap (complements) yang akan memperjelas arti suatu kata kerja. Ada beberapa
jenis pelengkap antara lain objek langsung (direct object) dan objek tak

langsung (indirect object). Untuk dapat mengetahui objek langsung, dapat


menempatkan pertanyaan “siapa” atau “apa” setelah kata kerja. Contoh :

Jamal Mirdad menerima piala Citra

Mereka memilih Sumaryono sebagai ketua karang taruna

Jamal Mirdad menerima apa? Mereka memilih siapa? Jawaban terhadap


kedua pertanyaan tersebut merupakan objek langsung..

Bagaimana dengan objek tak langsung? Objek tak langsung adalah kata
benda yang menjelaskan kepada siapa atau apa kegiatan yang dilakukan oleh
kata kerja. Contoh :

Ia menulis surat untuk Johny

Majikan memberi bingkisan kepada karyawan

Ia menulis surat untuk siapa? Majikan memberi bingkisan kepada siapa?


Jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut merupakan objek tak langsung
1. Tiga Jenis Kalimat

Secara umum, kalimat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: kalimat


tunggal/sederhana (simple sentence), kalimat majemuk (compound sentence),
dan Kalimat kompleks (complex sentence).

a. Kalimat Sederhana

Suatu kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah


predikat. Namun, tidak menutup kemungkinan suatu kalimat sederhana
dilengkapi dua objek (Objek langsung dan objek tidak langsung). Contoh :

Saya membeli buku Komunikasi Bisnis di toko buku “Berkah” kemarin.

Andi mengirim pesanan buku ke konsumen.

b. Kalimat Majemuk

Kalimat Majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak
mempunyai klausa dependen. Klausa independen merupakan klausa yang
dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan klausa
dependen adalah klausa yang tidak dapat berdiri sendiri, sehingga tidak memiliki
pengertian yang utuh. Suatu kalimat majemuk dihubungkan dengan kata
penghubung seperti “dan”, “tetapi”, “atau”. Contoh :

Adik membeli kertas dan kakak membeli baju.


Omzet penjualan meningkat 10 persen tetapi keuntungan perusahaan
menurun 15 persen.

c. Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih
klausa dependen sebagai anak kalimat. Contoh :

Meskipun gaji tidak naik, para pegawai bekerja sebagaimana mestinya.


Karena tuntutan kenaikan gaji tidak dihiraukan oleh majikan, karyawan
melakukan unjuk rasa ke gedung DPR.

Dalam menyusun suatu kalimat, gunakanlah jenis kalimat mana yang paling
tepat atau cocok dengan pemikiran atau ide yang dimiliki. Jika mempunyai dua
buah ide yang memiliki tingkat kepentingan yang sama, maka dapat memilih
kalimat majemuk atau penggabungan kedua kalimat sederhana. Namun, jika
salah satu ide memiliki tingkat kepentingan yang lebih rendah ketimbang yang
lain, maka dapat memilih kalimat kompleks.

2. Cara Mengembangkan Paragraf

Secara umum ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mengembangkan

suatu paragraf, yaitu pendekatan induktif dan deduktif. Pendekatan induktif dimulai

dengan mengemukakan berbagai alasan terlebih dahulu, kemudian baru dibuat

kesimpulan, sedangkan pendekatan deduktif dimulai dari kesimpulan kemudian baru

diikuti dengan alasan-alasannya. Lebih lanjut, suatu paragraf dapat dikembangkan

dengan alasan-alasannya. Lebih lanjut, suatu paragraf dapat dikembangkan dengan

memberikan ilustrasi atau contoh, perbandingan (persamaan dan perbedaan),

pembahasan sebab-akibat, klasifikasi, dan pembahasan pemecahan masalah.

Pendekatan yang akan dipilih sangat tergantung pada subjeknya, maksud audiens, dan

maksud suatu pesan.

a. Ilustrasi

Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunakan suatu ilustrasi atau


contoh yang dapat memberikan gambaran terhadap ide atau gagasan umum.
Pemberian contoh terhadap sesuatu topik bahasan yang relevan akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh audiens. Contoh yang
diberikan dalam penyampaian pesan bisa diambil dari lingkungan audiensnya
sendiri, supaya mereka lebih mudah mencernanya.
b. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)

Komunikator dapat mengembangkan suatu paragraf dengan cara


membandingkan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pemikiran
dengan pemikiran yang lain. Cara pengembangan paragraf ini memerlukan
wawasan berpikir yang luas bagi penyampai pesan-pesan bisnis. Penyampai
pesan-pesan bisnis yang memiliki wawasan berpikir luas tentunya akan dapat
membuat perbandingan yang berkaitan dengan persamaan maupun perbedaan
terhadap suatu pokok bahasan tertentu.

c. Klasifikasi

Paragraf dapat dikembangkan dengan cara melakukan klasifikasi atau


pengelompokan ide-ide umum ke dalam ide-ide yang lebih khusus. Pola
pengembangan paragraf dengan pengelompokan ini akan mempermudah
pemahaman bagi pengirim pesan maupun penerima pesan. Selain itu, cara
pengelompokan ini juga menjadikan suatu topik bahasan menjadi lebih terarah
atau terfokus.

d. Pembahasan Pemecahan Masalah

Cara lain untuk mengembangkan paragraf adalah dengan menyajikan masalah,

kemudian menjelaskan cara pemecahan masalah tersebut. Cara pengembangan paragraf ini

akan mampu memberikan latihan analitis yang sangat diperlukan bagi seseorang dalam

pengambilan keputusan-keputusan penting bagi suatu organisasi. Dengan kata lain, pola

pengembangan ini memberikan suatu arah yang sistematis.

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan memberikan pengaruh

kepada audiens adalah memusatkan ide/gagasan tunggal (kesatuan ide) untuk setiap

paragraf dan perlu tetap dijaga agar suatu paragraf singkat. Karena tidak ada ketentuan

pasti berapa kalimat untuk setiap paragraf, selain itu dapat dikembangkan sendiri

berbagai macam variasi. Paragraf hendaknya jangan terlalu singkat namun juga jangan

terlalu panjang. Yang penting, suatu paragraf harus

merupakan kesatuan ide atau gagasan yang utuh, menggunakan kata-kata transisi,
kata ganti, atau kata kunci sebagai penghubung antara kalimat yang satu
dengan yang lainnya, dan jelas.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan-pesan


bisnis secara efektif. Masing-masing pesan bisnis tersebut perlu diedit baik
menyangkut masalah isi dan pengorganisasiannya, gaya penyampaiannya, dan
format penulisannya.

Gaya penulisan yang efektif dimulai dengan pemilihan kata yang tepat.
Dalam memilih kata perlu diperhatikan antara lain pemilihan kata yang sudah
familiar/sudah dikenal secara umum, singkat, dan hindarkan kata yang
bermakna ganda.

Penulisan pesan-pesan bisnis yang paling efektif akan mencakup


keseimbangan pemilihan terhadap ketiga jenis kalimat yaitu kalimat sederhana,
majemuk, dan kompleks. Kalimat-kalimat yang singkat dan menggunakan
kalimat aktif akan mempermudah audiens Anda dalam memahami maksud dan
tujuan suatu pesan bisnis.
Dalam mengembangkan suatu paragraf dapat dilakukan dengan berbagai macam

cara antara lain dengan menggunakan ilustrasi, perbandingan, pembahasan mengenai

sebab-akibat melakukan klasifikasi (pengelompokan), dan pembahasan mengenai

pemecahan masalah (problem solving). Pusatkan perhatian pada ide tunggal, dan

usahakan setiap paragraf penulisannya singkat.

B. SARAN

Dalam menyampaikan suatu pesan, terkadang kita sering salah baik dalam

penyampaian maupun dalam pemakaian kata-kata yang sulit dicerna oleh komunikan.

Apalagi dalam dunia bisnis, seorang pemimpin perusahaan harus dapat menyampaikan

suatu pesan secara tegas dan jelas baik secara tertulis maupun secara lisan. Untuk itu,

sangatlah penting dilakukan revisi dalam


penulisan pesan-pesan bisnis yang selalu diikuti dengan latihan-latihan atau
praktik-praktik dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga.


JAWABAN NOMBER 2

Tindakan dalam melakukan komunikasi antar budaya agar tercipta hubungan yang baik
1. Jujur pada diri sendiri

Sebelum melakukan komunikasi antar budaya, ada baiknya kita memiliki penilaian yang jujur
terkait dengan gaya komunikasi, keyakinan, dan prasangka yang dimiliki. Hal ini dikarenakan sikap
yang kita miliki terhadap perbedaan budaya dapat berpengaruh pada cara kita berkomunikasi dengan
orang lain.

2. Menerapkan perilaku komunikasi yang suportif

Berbagai macam perilaku suportif dapat meningkatkan tingkat efektivitas komunikasi antar budaya.
Salah satu contoh perilaku komunikasi yang suportif adalah sikap empati terhadap orang lain. Yang
dimaksud dengan empati adalah memahami perspektif orang lain dari sudut pandang yang
bersangkutan. Dengan bersikap empati, maka kita tidak akan gegabah dalam memberikan penilaian
terhadap orang lain.

3. Mengembangkan kepekaan terhadap keberagaman

Manusia diciptakan dengan berbagai macam perbedaan latar belakang seperti suku bangsa, ras, dan
lain-lain. Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain sejatinya kita sedang belajar mengenai
berbagai hal dari orang lain. Keberagaman yang kita miliki memberikan peluang lebih banyak bagi
kita untuk belajar. Untuk itulah, kita perlu menyediakan waktu untuk mempelajari budaya orang
lain.

4. Menghindari stereotype

Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain yang memiliki perbedaan budaya dengan kita, ada
baiknya kita menghindari membuat generalisasi atau asumsi-asumsi tentang latar belakang budaya
orang lain. Lebih baik kita mencari tahu melalui orang yang bersangkutan.

5. Menghindari etnosentrisme

Masing-masing individu memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Tidak dipungkiri bahwa
orang akan merasa bahwa budaya mereka adalah budaya yang terbaik dibandingkan dengan budaya
orang lain. Namun perlu dipahami bahwa suatu budaya juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Dengan kita mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan budaya yang kita miliki dan
bersedia mempelajari budaya orang lain maka kita akan dapat berkomunikasi dengan efektif dengan
orang yang bersangkutan.

6. Mengembangkan kode kepekaan

Kode kepekaan merujuk pada kemampuan untuk menggunakan bahasa verbal dan bahasa nonverbal
yang sesuai dengan norma budaya seseorang yang menjadi lawan bicara. Semakin banyak kita
mengetahui tentang budaya orang lain maka akan semakin mudah bagi kita untuk beradaptasi.

7. Mencari kode bersama

Salah satu kunci untuk mencari kode bersama adalah bersedia untuk berpikiran terbuka mengenai
perbedaan dan di saat yang bersamaan kita menentukan gaya komunikasi yang akan digunakan agar
dapat beradaptasi selama komunikasi antar budaya.

8. Menggunakan dan mendorong umpan balik deskriptif

Umpan balik yang efektif dapat mendorong adaptasi dan hal ini sangat penting dalam komunikasi
antar budaya. Partisipan komunikasi harus bersedia untuk menerima umpan balik dan menampilkan
sikap suportif. Umpan balik yang diberikan hendaknya bersifat segera, jujur, spesifik, dan jelas.
9. Membuka saluran komunikasi

Komunikasi antar budaya tidaklah mudah. Oleh karenanya, kita perlu mengembangkan sikap sabar
selama berinteraksi dengan orang lain agar pemahaman bersama dapat tercapai.

10. Mau mendengarkan

Hal tersulit yang kita lakukan saat berkomunikasi dengan orang lain adalah bersedia mendengarkan
apa yang dikatakan orang lain. Orang yang memiliki kekuasaan cenderung tidak memiliki motivasi
untuk mau mendengarkan orang lain. Mendengarkan tidak hanya sekedar menanyakan sesuatu
kepada orang lain melainkan mendidik diri kita sendiri. Jangan sampai kita menunggu orang lain
untuk mendidik diri kita.

Anda mungkin juga menyukai