Anda di halaman 1dari 14

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAPASAN

Dr Erni Puji Andarwati, MKes


System Respirasi

ORGAN PERNAPASAN
1. Zona Konduksi: saluran untuk lewatnya udara hingga tempat pertukaran gas. Terdiri
atas: hidung, rongga hidung, farink, trakchea, bronchus
2. Zona Respirasi : Tempat pertukaran gas. Erdiri ata: Bronchiolus respiratorius, ductus
alveolaris, dan alveolus
Saluran Pernapasan
Nares anterior : Lubang hidung depan
 Saluran- saluran didalam rongga hidung bermuara ke Vestibulum Nasi
 Vestibulum dilapisi epitel bergaris yang bersambung dengan kulit.
 Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus ( bermuara di dalam
rongga hidung) yang ditutupi oleh bulu kasar.
Rongga hidung:
 Dilapisi selaput lendir yang kaya pembuluh darah, bersambung dengan pharynk, dengan
selaput lendir semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke rongga hidung
 Epitel silinder berambut yang mengandung sel cangkir ( sel lendir )
 Permukaan nares basah dan berlendir
 Diatas septum nasi dan konkha nasalis selaput lendir paling tebal
 Udara yang masuk hidung akan disaring bulu bulu di vestibulum, Udara hangat (
kontak dengan silia)
 Udara jadi lembab oleh penguapan air dari selaput lendir.
 Hidung menghubungkan lubang udara sinus paranasalis ke dalam rongga hidung,
dan juga lubang naso lakrimalis yang menyalurkan air mata ke dalam bagian bawah
rongga nasalis ke hidung
Pharynx
 Adalah Pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
oesophagus pada ketinggian tulang rawan krikoid
1. Nasopharynx : dibelakang hidung
2. Oropharynx : dibelakang mulut
3. Laringopharynx : dibelakang larynx
 Nares posterior : muara rongga hidung ke naso pharynk
 Pharink:

Larynx
 Terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersama oleh ligamentum dan membran.
 Tulang rawan tiroid : terbesar, di sebelah depannya terdapat benjolan subkutaneus yang
dikenal sebagai jakun, di sebelah depan leher. Terdiri atas 2 lamina yang bersambung di
garis tengah. Di tepi atas terdapat lekukan berupa V.
 Rangka larynx:
o Kartilago Tyroidea : terdiri atas dua lamina yang membuat sudut tepi dorsal. Tiap
lamina membentuk cornu superior dan cornu inferior
o Kartilago Krikoidea : Berbentuk cincin, memiliki bagian ventral yang sempit
disebut arkus, sedang bagian yang lebar disebut lamina
o Kartilago aritenoidea : sepasang tulang rawan berbentuk segitiga dengan apeks di
kranial. pada bagian ini terdapat kartilago kornikulata dan kartilago epiglotika.
o Kartilago epiglotika : berbentuk sebagai kaudal meruncing disebut peptiolus.
Dilapisi epitel berlapis. Berupa katup tulang rawan dan membantu menutup larynx
waktu orang menelan.
o Os Hyoid dan kartilagines : Tulang lidah bentuknya seperti tapal kuda

 Larink:
 Tampak samping
 Tampak depan

 Plica vocalis /pita suara

Ingat kembali Cavum thorax !!!


 Batas-batas rongga dada
o Depan: Sternum dan cartilago costa anterior
o Belakang: 12 vertebra thorakalis beserta cakram antar ruas ( diskus
intervertebralis) yang terbuat dari cartilago
o Bawah :diafragma
o Atas : Dasar laher diatas
 Isi :
- Kiri dan kanan berisi paru beserta pleura pembungkusnya pada masing-masing
belahan, membentuk batas lateral mediastinum.
- Mediastinum adalah ruang didalam rongga dada antara kedua paru-paru, berisi
jantung dan pembuluh darah besar, oesophagus, duktus thorasika, aorta desenden,
dan vena cava superior, saraf vagus dan frenikus, dan sejumlah besar kelenjar
limfe.
Trakhea
 Panjang sekitar 9 cm
 Berjalan dari bawah larynk hingga kira-kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan
ditempat ini bercabang menjadi dua bronkhus
 Tersusun atas 16-20 cincin tulang rawan yang tak lengkap, diikat bersama oleh jaringan
fibrosa, dan yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trakhea, memuat beberapa
jaringan otot
 Dilapisi selaput lendir yang terdiri atas epitelium bersilia dan sel cangkir
 Jurusan cilia bergerak keatas ke arah larynx
 Tulang rawan mempertahankan trakhea tetap terbuka, bag belakang tak bersambung
ditempat trakhea menempel pada oesophagus
 Trakhea servikalis : berjalan melalui leher. disilang itsmus kelenjar tiroid
 Trakhea torasika Berjalan melintasi mediastinum, dibelakang sternum, menyentuh arteri
inominata dan arkus aorta.
Bronkhus
 Terbentuk dari belahan trakhea, mulai setinggi kira-kira vertebra thorakalis lima.
 Punya struktur serupa dengan trakhea, dan jenis sel yang sama.
 Bronkhus berjalan ke bawah dan kesamping kearah paru.
 Bronkhus kanan
o Lebih pendek dan lebar daripada bronkhus kiri, Sedikit lebih tinggi dari arteri
pulmonalis
o Mengeluarkan cabang yang disebut bronkhus lobus atas.
o Cabang kedua timbul setelah cabang utama, lewat bagian bawah arteri, disebut
bronkhus lobus bawah
o Bronkhus lobus tengah keluar dari bronkhus lobus bawah
 Bronkhus kiri
o Lebih panjang dan langsing
o Berjalan dibawah arteri pulmonalis, dibelah menjadi beberapa cabang yang
berjalan ke lobus atas dan bawah
 Dalam perjalanannya menjelajahi paru bronkhus pulmonaris bercabang dan beranting
lagi banyak sekali.
 Saluran yang besar mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakhea,
mempunyai dinding fibrusa berotot yang mengandung bahantulang rawan dan dilapisi
epitel bersilia
 Makin kecil salurannya makin berkurang tulang rawannya,dan akhirnya tinggal dinding
fibrusa berotot dan lapisan silia.
 Bronkhus terminalis masuk kedalam saluran yang agak lain yang disebut vestibulum, dan
disini membran pelapisnya mulai berubah sifat.Lapisan epitelium bersilia menjadi epitel
pipih.
 Dari vestibula berjalan beberapa infundibula, dan didalamnya dijumpai kantong-kantong
udara.
Alveolus
 Kantong udara/ alveoli terdiri atas selapis sel epiteium pipih. Disini darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara
 Suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveoli berfungsi untuk pertukaran gas.
Paru/ pulmo
 Merupakan alat pernapasan utama
 Jumlah 2
 Mengisi rongga dada, terletak di kanan kiri, dipisahkan oleh jantung serta pembuluh
besarnya dan struktur lain yang terletak didalam mediastinum
 Berbentuk kerucut dengan apex (puncak) diatas dan muncul sedikit lebih tinggi dari
klavikula didalam dasar leher.
 Pangkal paru duduk di landai ronga thoraks diatas diafragma.
 Permukaan luar paru menyentuh iga-iga.
 Permukaan dalam memuat tampuk paru
 Sisi belakang menyentuh tulang belakang dan sisi depan menutupi sebagian sisi jantung
 Letak pulmo

 Merupakan struktur elastis , akan mengempis dan mengeluarkan seluruh udaranya melalui
trakhea bila tidak ada struktur yang mempertahankan pengembangannya
 Tak ada perlekatan antara paru dan dinding rangka dada, kecuali bagian paru yang
tergantung pada hilusnya di mediastinum
 Dikelilingi suatu lapisan tipis, cairan pleura yang menjadi pelumas bagi gerakan paru di
dalam rongga dada.
 Saat dada mengembang dan berkontraksi paru bergeser secara bebas karena terlumas
dengan baik
 Lobus-lobus paru
 Pulmo dibagi beberapa lobus oleh fisura.
 Pulmo sinestra dua lobus, dekstra tiga lobus.
 Tiap lobus terdiri atas lobula.
 Sebuah pipa bronchial kecil masuk kedalam tiap lobula, dan makin bercabang makin tipis,
dan akhirnya berakhir sebagai kantong kecil, yang merupakan kantong-kantong udara
paru.
 Jaringan paru elastik, berpori seperti spons
 Didalam air paru mengapung karena udara yang ada didalamnya
PARU ( Lateral View)

 Pembuluh darah dalam paru- paru


o Arteri pulmonalis : Bercabang-cabang menyentuh saluran bronkhial, bercabang
lagi sampai menjadi arteriol halus dan arteriol membelah belah dan membentuk
jaringan kapiler, dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli. Kapiler hanya memuat
sedikit, maka sel-sel darah merah berbaris tunggal. Terpisah dengan udara alveoli
oleh dua membran tipis. Pertukaran gas secara difusi. Kapiler paru bersatu lagi
sampai menjadi pembuluh darah yang lebih besar, dan akhirnya dua pembuluh
darah vena pulmonalis meninggalkan setiap pulmo membawa darah kaya O2,ke
atrium kiri jantung.
o Arteria bronkhialis cabang dari aorta torasika menvaskularisasi pulmosendiri.
o Cabang akhirnya membentuk pleksus sendiri
o Beberapa kapiler bersatu kedalam vena pulmonalis, darah dibawa masuk ke vena
pulmonaris. Sisa darah itu diantarkan dari tiap paruparu oleh vena bronkhialis,
dan ada yang dapat mencapai vena kava superior. Maka paru memiliki persediaan
darah ganda.

o Struktur yang terdapat di hilus paru:


 Arteri pulmonalis
 Vena pulmonalis
 Bronchus
 Arteri bronchialis
 Vena bronkhialis
 Pembuluh limfe ( yang masuk keluar paru sangat banyak.
 Persarafan (nervus vagus dan saraf simpatis)
 Kelenjar limfe
PLEURA
1. Pleura viseralis : erat melapisi paru, masuk fisura memisahkan lobus-lobus paru. Dihilus
paru melipat kembali membentuk pleura parietalis.
2. Pleura parietalis melapisi bagian dalam dinding dada.
- Pleura costalis
- Pleura cervikalis
- pleura diafragmatika
o Pleura diperkuat oleh membran suprapleuralis (fasia sibson). Diantara pleura viseralis
dan parietalis terdapat cairan untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan
gesekan antara paru dan dinding dada saat bergerak.
Dalam keadaan sehat kedua lapisan bersentuhan, ruangan tak jelas. Tapi bila sakit terisi udara/
cairan ruangan akan terlihat jelas
Pleura

Pleura Parietalis

Pleura visceralis

 Tekanan dalam rongga pleura normalnya negativ.


 Memungkinkan paru untuk tetap mengembang (Saat inspirasi menjadi lebih negativ)

Alveolus
 Saat glotis terbuka, saat tak ada udara yang mengalir keluar atau ke dalam, tekanan udara
semua bagian jalan napas sampai alveoli sama dengan udara luar.
 Untuk terjadi inspirasi tekanan harus sedikit turun
 Untuk ekspirasi tekanan harus sedikit naik
Tekanan transpulmonal :Perbedaan antara tekanan alveolus dan tekanan pleura (tekanan
permukaan luar paru).
Nilai daya elastis paru yang cenderung mengempiskan paru pada pernapasan : Tekanan daya
lenting paru
Tegangan permukaan
Saat air membentuk permukaan dengan udara , molekul air punya daya tarik, akan
berikatan kuat sesama molekul air Permukaan air selalu berusaha untuk berkontraksi. Pada
permukaan dalam alveoli air berusaha kontraksi, sehingga mendorong udara keluar lewat saluran
napas. Alveoli berusaha kolaps . daya kontraksi seluruh paru ( daya elastis tegangan permukaan )
Surfaktan
 Adalah bahan aktif permukaan dalam air. Berfungsi menurunkan tegangan permukaan air
 Merupakan campuran kompleks beberapa fosfolipid, protein dan ion.
 Bertanggung jawab menurunkan tegangan permukaan, dengan tidak terlarut seluruhnya
dalam cairan yang melapisi alveoli. Sebagian larut, sebagian melapisi permukaan air
dalam alveoli
 Disekresi oleh sel epitel alveolus tipe II ( 10% dari seluruh permukaan alveoli). Sel
berbentuk granular mengandung lipid yang disekresi di surfaktan kedalam alveolus
 Berperan penting menurunkan tegangan permukaan alveolus
 Peran penting dalam menurunkan usaha yang diperlukan otot pernapasan untuk
mengembangkan paru.
Pada Bayi :
 Surfaktan dibentuk bulan ke 6 – ke 7 kehamilan ( kadang lebih )
 Bayi prematur yang kecil
 Radius alveoli kecil
 Surfaktan sedikit dan kadang belum ada
 Paru cenderung kolaps
 Sindrom distres pernafasan pada bayi baru lahir
Gambar Paru beserta trachea, bronchus dan aveolus:
Pernapasan
 Adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan ( Pernapasan
Dalam ) dan yang terjadi didalam paru ( Pernapasan Luar)
 Pernafasan Eksternal /Pernafasan Melalui Paru-Paru : Oksigen dipungut melalui Hidung
dan mulut saat bernafas, masuk melalui trachea dan pipa bronchial ke alveoli,
berhubungan erat dengan darah didalam kapiler pulmonaris. O2 dipungut oleh Hb sel
darah merah, dibawa ke jantung. Lalu dipompa keseluruh bagian tubuh. Tek O2 :
100mmhg, Hb 95% jenuh O2 CO2 hasil buangan metabolisme dari kapiler darah
menembus ke dalam alveoli paru pipa bronkus trachea dinafaskan keluar lewat hidung
dan mulut

 Empat Proses Yang Berhubungan Dengan Pernafasan Pulmoner / Eksternal


1. Ventilasi pulmoner, atau gerakan pernafasan yang menukar udara dalam alveoli
dengan udara luar
2. Arus darah melalui paru
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya
dapat mencapai semua bagian tubuh.
4. Difusi darah yang menembusi membran pemisah alveoli kapiler. CO2 lebih mudah
berdifusi daripada O2.
 Semua proses tersebut diatas diatur sedemikian hingga darah dari paru menerima jumlah
tepat O2 dan CO2
 Saat Olah raga/Gerak badan
o Darah ke paru- paru mengandung terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikitO2.
o CO 2 tak dapat semua dikeluarkan, konsentrasi CO2 Arteri terlalu tinggi.
o Merangsang pusat pernafasan dalam otak untuk meningkatkan kecepatan dan
dalamnya pernafasan ( Penambahan ventilasi) sehingga CO2 banyak keluar,
Pengambilan O2 meningkat
 Pernafasan Jaringan / Pernafasan Internal.
Darah yang telah menjenuhkan dirinya dengan O2 ( Oksihemoglobin ), mengitari ke
seluruh tubuh dan mencapai kapiler jaringan, dimana darah bergerak sangat lambat.
 Sel jaringan memungut O2, dan memberikan hasil buangannya berupa CO 2
 Perubahan komposisi udara dalam alveoli karena pernafasan eksternal dan internal
o Udara yang dihirup : Nitrogen (79%), O2 (20%), CO2 (0-0,4% ), mempunyai
Suhu dan kelembaban atmosfir
o Udara yang dihembuskan : Nitrogen (79 % ), O2 ( 16%), CO2 ( 4-0,4%). jenuh
uap air, suhu sama dengan badan (20% panas badan hilang untuk memanaskan
udara ini)
Fungsi Pernapasan
Tujuan pernafasan :
 Untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan membuang karbondioksida.
 Untuk mencapai tujuan, pernafasan dibagi 4 fungsi utama:
1. Ventilasi paru ( Masuk keluarnya udara antara atmosfir dan alveoli paru)
2. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah
3. Pengangkutan oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari
jaringan tubuh
4. Pengaturan ventilasi dan hal-hal lain dari pernafasan
Otot-otot inspirasi dan ekspirasi
 Paru-paru dapat dikembangkempiskan dengan dua cara :
1. Gerakan naik turun diafragma untuk memperbesar dan memperkecil rongga dada
2. Dengan depresi dan elevasi tulang iga untuk memperbesar atau memperkecil diameter
anteroposterior rongga dada.
Mekanisme Pernapasan
 Pernapasan normal dan tenang dapat dicapai dengan sempurna hanya melalui
1. Gerakan diafragma. Inspirasi / Pengembangan: Kontraksi diafragma menarik
permukaan bawah paru ke arah bawah. Ekspirasi / Pengempisan: Diafragma
mengalami relaksasi, dan sifat elastis daya lenting paru ( elastic recoil ), dinding
dada, dan struktur abdomen menekan paru dan mengeluarkan udara. Saat
bernapas kuat, daya elastisitas paru tidak cukup kuat untuk menghasilkan
ekspirasi cepat yang diperlukan, sehingga dibutuhkan tenaga ekstra, yang terutama
diperoleh dari kontraksi otot-otot abdomen, yang mendorong isi abdomen keatas
melawan dasar diafragma, sehingga mengempiskan paru
2. Mengembangkan paru dengan mengangkat rangka iga. Terjadi karena saat posisi
istirahat, iga miring ke bawah, sternum turun kearah bawah ke arah kolumna
vertebralis. Bila rangka iga dielevasikan, tulang iga langsung maju sehingga
sternum sekarang bergerak kedepan menjauhi spinal, membentuk jarak
anteroposterior rongga dada 20% lebih besar selama inspirasi maksimum
dibanding saat ekspirasi.

OTOT OTOT PERNAPASAN

Otot Paling Penting Pada Proses Mengangkat Rangka Iga (Inspirasi) : M interkostalis eksternus.
Otot lain yang membantu :
- M Sternokleidomastoideus : mengangkat sternum keatas
- M Serratus anterior : Mengangkat sebagian besar iga
- M Skalenus : Mengangkat dua iga pertama

Otot-otot yang menarik rangka iga kebawah selama ekspirasi


1. M Rektus abdominis : punya efek tarik ke bawah yang paling kuat terhadap iga-iga bagian
bawah. ( pada saat yang bersamaan, otot ini dan otot-otot abdomen lain menekan isi abdomen
kearah atas ke arah diafragma)
2. M Interkostalis internus: Saat Ekspirasi, tulang-tulang iga membentuk sudut kebawah, dan otot
interkostal eksternus memanjang ke depan ke bawah. Bila otot-otot ini (otot interkostal eksternus)
berkontraksi otot maka akan menarik iga ke atas, kedepan dalam hubungannya dengan iga yang
lebih bawah. Keadaan tersebut menghasilkan daya ungkit tulang iga untuk mengangkatnya
keatas. Maka terjadi Inspirasi. Otot interkostal internus punya fungsi berlawanan dengan otot
interkostal eksternus, sebagai otot-otot ekspirasi. Membentuk sudut antar tulang iga dalam arah
yang berlawanan dan menghasilkan daya ungkit yang berlawanan pula.

Volume dan Kapasitas Paru


 Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat udara yang
masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang disebut spirometri
 Spirometer : Alatnya
 Spirogram : menunjukkan perubahan volume paru pada berbagai kondisi pernapasan.
1. Volume Paru :
a. Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasikan atau diekspirasi setiap kali
bernafas normal. Besarnya : 500 mililiter pada laki-laki dewasa
b. Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan
diatas volume tidal normal bila dilakukan inspirasi kuat. Biasanya mencapai 3000
mililiter.
c. Volume cadangan ekspirasi: adalah volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi
melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi tidal normal. Jumlah normalnya sekitar 1100
mililiter
d. Volume residu yaitu volume udara yang masih tetap berada dalam paru setelah ekspirasi
paling kuat, volume ini besarnya 1200 mililiter
Bila semua volume dijumlahkan sama dengan volume maksimal paru yang mengembang.
2. Kapasitas Paru
Untuk menguraikan peristiwa-peristiwa dalam siklus paru, kadang-kadang perlu menyatukan
dua atau lebih volume diatas. Kombinasi tersebut disebut Kapasitas Paru
a. Kapasitas inspirasi =Volume tidal + Volume Cadangan inspirasi
(Merupakan jumlah udara yang dapat dihirup seseorang dari ekspirasi normal sampai
inspirasi maksimal ( 3500ml))
b. Kapasitas residu fungsional = Volume cadangan ekspirasi + Volume Residu
adalah jumlah udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal (2300 ml)
c. Kapasitas Vital = Volume cadangan inspirasi + volume tidal dan volume cadangan
ekspirasi.
d. adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru, setelah
terlebih dahulu mengisi paru secara maksimumdan mengeluarkannya sebanyak-
banyaknya.( 4600ml)
e. Kapasitas paru total = Kapasitas vital + volume residu
Volume maksimum yang dapat mengembangkan paru sebesar mungkin (5800ml)
 Volume dan kapasitas paru pada wanita kira-kira 20-25% lebih kecil daripada paru pria, dan
lebih besar lagi pada orang yang bertubuh besar dan atletis daripada orang yang bertubuh
kecil dan atletis
 Volume pernapasan semenit = Frekwensi pernapasan x Volume Tidal
adalah jumlah total udara baru yang masuk kedalam saluran pernapasan tiap menit.
 Ventilasi Alveolus: Adalah kecepatan udara baru yang masuk pada alveolus, duktus
alveolaris,dan bronkhiolus respiratorius.
 Yang paling penting adalah perbaruan udara secara terus menerus dalam area pertukaran gas
di paru, tempat udara dan darah paru saling bertemu
 Ruang rugi : Sebagian udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah
pertukaran gas, tapi hanya tetap berada dalam saluran napas dimana tak terjadi pertukaran gas
tiap kali bernapas ( hidung ,pharinx, larinx,trachea).Udara ini disebut Udara Ruang Rugi (
sekitar 150 ml pada orang dewasa muda)
• Ruang rugi anatomik dan ruang rugi fisiologik
Beberapa alveoli tidak berfungsi karena buruknya aliran darah melalui paru yang
berdekatan sehingga dipertimbangkan sebagai ruang rugi .bila ruang rugi alveoli
dimasukkan dalam ruang rugi total, maka ini disebut ruang rugi fisiologis yang
berlawanan dengan ruang rugi anatomis.Pada orang normal ruang arugi anatomis dan
fisiologis hampir sama. karena alveoli semua berfungsi

Prinsip pertukaran Gas dan pengaturan pernapasan


 Prinsip Fisika Pertukaran Gas Pernapasan
 Udara alveolus ditukar dengan udara segar
 Difusi O2 dari alveolus ke dalam darah paru dan difusi CO2 dalam darah ke alveolus.
 Butuh sumber energi kinetik dari gerak bebas molekul
 Tekanan uap air Semua gas dalam tubuh berhubungan langsung dengan air dan semua
gas jenuh dengan uap air. Tekanan uap air tergantung pada suhu. Makin tinggi suhu
makin besar aktivitas molekul dalam air, makin besar pula molekul ini keluar dari airdan
masuk dalam fase gas
 Difusi gas melalui membran pernapasan
 Hal penting :
o Daya larut gas pernapasan dalam lemak sangat tinggi , sehingga larut dalam
membran sel
o -Pembatas utama untuk gerakan gas didalam jaringan adalah kecepatan difusi
melalui caitran jaringan
o CO2 berdifusi 20x lebih cepat dari O2
o - Pertukaran gas udara alveolus dan darah terjadi melalui membran diseluruh
bagian terminal paru ( Bronkhus respiratorius, duktus alveolus dan alveolus )
disebut Membran pernapasan /membran paru
 Membran pernapasan terdiri atas :
1. Lapisan cair Berisi surfakatan
2. Epitel alveolus
3. Membrana basalis epitel
4. Ruang interstitiil
5. Membran basalis kapiler
 Faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi
1. Ketebalan membran pernapasan
2. Luas permukaan membran pernapasan
3. Koefisien difusi gas dalam substansi membran
4. Perbedaan tekanan atara kedua sisi membran
 Transpor Gas antara paru dan jaringan
1. Selisih tekanan partial O2 dan CO2 merupakan Kunci
2. Perlu Hemoglobin sebagai protein pembawa O2 ( menaikkan sampai 70x )
3. Difusi O2 dari kapiler ke cairan interstitiil
4. Difusi O2 dari cairan interstitiil ke dalam sel
a. Tekanan oksigen (PO2) Intrasel selalu lebih rendah dari cairan interstitiil
 Pengangkutan O2 ke jaringan
o Sistem pengangkutan O2 dalam Tubuh terdiri atas : Paru dan sistem
kardiovaskuler
o O2 yang masuk jaringan tergantung dari : jumlah O2 masuk paru, pertukaran gas,
yang cukup dalam peru, aliran darah ke jaringandan kapasitas pengangkutan O2
oleh darah.
o Aliran darah tergantung pada derajad konsentrasi dalam jaringan dan curah
jantung
o Jumlah O2 ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, Hb, affinitas Hb.
 Transpor Oksigen melalui beberapa tahap
1. Tahap I : O2 masuk paru
2. Tahap II : Difusi O2 di membran paru
3. Tahap III : O2 diedarkan, dengan 2 mekanisme yaitu langsung larut plasma ( > ) dan
berikatan dengan Hb . Kejenuhan Hb dengan O2 tergantung dari tekanan partiil CO2
atau PH dan jumlah O2 yang diangkut ke jaringan, dan jumlah Hb dalam darah
4. Tahap IV : Sebelum ke sel ke cairan interstitiil dulu
5. Tahap V : Difusi O2 dari Cairan interstitiil ke dalam sel
Reaksi Hb dangan O2
 Hemoglobin adalah protein yang terikat pada rantai polipeptida yang dibentuk oleh
porfirin dan satu atom besi ferro. Masing-masing atom besi mengikat satu molekul O2.
Reksinya Oksigenasi

Transpor CO2
 Kelarutan CO2: 20 x kelarutan O2
 Kombinasi CO2 dengan Hb : Karbaminohemoglobin ( CO2Hgb)
 Transpor CO2 ke dalam Paru .CO2 terus dibentuk dalam sel . PO2 Intersel cenderung
meningkat. Difusi CO2 Lebih Cepat dari sel ke cairan interstitiil dan masuk kapiler.
 Pengeluaran CO2 dari darah paru: Beda tekanan awal kecil dibanding beda Tekanan O2
Kapiler dan alveolus
Pengaturan Pernapasan

1. Kontrol Saraf pada waktu bernapas .


o Pernapasan spontan timbul oleh rangsangan ritmis neuron motoris yang
mempersarafi otot-otot pernafasan otak.Tergantung impuls-impuls saraf.
o ada 2 jalur saraf :
a) Bertanggung jawab untuk volunter pada Korteks serebri melalui trakstus
kortikospinalis
b) Bertanggung jawab kontrol otomatis Pada pons varoli dan medula
oblongata, neuron motoris ini terdapat pada bagian lateral dan ventral
medula spinalis
o Walaupun pernapasan dilakukan secara otomatis, tetapi cepat lambat dan dalam
dangkalnya pernapasan dikendalikan: Kontrol saraf di pusat pernapasan di batang otak
tepatnya di medula oblongata, yang mengirim impulsnya melalui medula spinalis .
Pusat pernapasan terdiri dari : Kelompok neuron terletak bilateral di medula
oblongata dan pons pada batang otak . Tiga kelompok neuron tersebut adalah:
a) Kelompok pernapasan dorsal (bagian dorsal medula terutama Inspirasi)
Peran paling mendasar
b) Kelompok pernapasan ventral ( ventrolateral medula terutama menyebabkan
ekspirasi)
c) Pusat Pneumotaksis ( Sebelah dorsal bagian superior pons, terutama mengatur
kecepatan dan kedalaman napas )

Pusat-pusat medula oblongata


 Rangsang ritmis , napas otomatis
 Pernapasan klasik, dimana pusat pernapasan yang dekat dengan nukleus
traktus solitarius adalah sumber Irama yang mengendalikan neuron motoris
prenikus kontralateral.
Pengaruh pons dan vagus
 Rangsangan ritmis neuron pusat pernapasan adalah spontan, tapi diubah oleh
pusat-pusat pons dan aferent nervus dari reseptor dalam paru.Bila batang otak
di transeksi pada bagian bawah pons dan nervus vagus dibiarkan maka
pernafasan reguler terus berlangsung
2. Pengaturan pernapasan kemoreseptor
Saat berolahraga, terjadi peningkatan CO2 yang merupakan sisa hasil
metabolisme. CO2 meningkat berarti bikarbonat didalam darah meningkat,
keasaman darah meningkat. Keasaman yang meningkat mempunyai efek langsung
pada sel-sel saraf pusat pernapasan, sehingga napas menjadi cepat dan dalam

Anda mungkin juga menyukai