Anda di halaman 1dari 26

PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN RADIOLOGI GENU DI

INSTALASI RADIOLOGI KLINIK BUNDA THAMRIN


BANDA ACEH

Laporan Praktikum

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam menyelesaikan praktikum kerja

lapangan II di Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh

Disusun Oleh :

NUR IZZAH

NIM : 18134050029

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

YAYASAN SIHAT BEURATA

BANDA ACEH

2020
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan sebagai laporan
guna memenuhi tugas praktek kerja lapangan di Rumah Sakit Pertamedika Ummi
Rosnati Banda Aceh program studi diploma III Akademi Teknik Radiodiagnostik
Dan Radioterapi Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh.

Nama : Nur Izzah

Nim : 18134050029

Judul Laporan : PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN RADIOGRAFI


GENU DIINSTALASI RADIOLOGI

Instalasi Radiologi : Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh

Mengetahui, Banda Aceh 20 Agustus2020

KA.Ruangan Radiologi Pembimbing PK

M. KHAIRUL IRWANDI Amd.Rad

¬NIP. NTK.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, karena dengan
rahmatNya penulis akhirnya dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan II
yang berjudul GENU (OSTEOARTHRITIS)” tepat pada waktunya Laporan ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan PKL (Praktek
Kerja Lapangan) di Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada  semua pihak yang telah


memberikan dukungan sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktikum kerja
lapangan ini dengan baik dan tepat pada waktunya Penulis mengucapkan terimaksih
kepada :

1. Bapak M. KHAIRUL IRWANDI Amd.Rad selaku kepala ruangan instalasi


radiologi Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh.

2. Para staf di instalasi radiologi Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh

3. Orang tua penulis yang telah memberika dorongan, motivasi, moral, material,
serta do’a kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini.

4. Kawan-kawan yang telah membantu dan mendukung penulis.

penulis menyadari bahwa laporan Praktek Kerja Lapangan ini banyak


kekurangan. Oleh karena itu, saya berharap agar dapat memberikan kritik maupun
saran. Kritik dan saran tersebut akan menjadi bahan untuk menjadi lebih baik lagi
untuk kedepannya.

Banda Aceh, 20 Agustus 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3. Tujun Penulisan............................................................................................................2
1.4. Metode Pengumpulan Data..........................................................................................2
1.5. Manfaat Penulisan........................................................................................................3
1.6. Sistematika Penulisan...................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................4
DASAR TEORI.......................................................................................................................4
2.1. Anatomi....................................................................................................................4
2.2. Osteoartritis..............................................................................................................7
2.3. Patologi....................................................................................................................7
2.4. Teknik Radiografi..................................................................................................10
2.5 Proteksi radiasi.......................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................15
PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN..............................................................................15
3.1 Identitas pasien...................................................................................................15
3.2 Riwayat Pasien...................................................................................................15
3.3 Prosedur Pemeriksaan........................................................................................16
3.4 Hasil Expertise Dokter Radiograf.......................................................................20
3.5 Pembahasan Kasus.............................................................................................20
4.1 Kesimpulan........................................................................................................21
4.1 Saran..................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA

iii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR. 1 Anatomi Genu....................................................................................................6


GAMBAR. 2 posisi objek AP secara teori.............................................................................11
GAMBAR. 3 Hasil Radiograf proyeksi AP secara teori........................................................12
GAMBAR. 4 Posisi Objek proyeksi lateral teori...................................................................13
GAMBAR. 5 Hasil Radiograf lateral secara teori..................................................................13
GAMBAR. 6 Formulir Pasien................................................................................................15
GAMBAR. 7 Posisi objek proyeksi AP secara praktikum.....................................................17
GAMBAR. 8 Hasil gambaran proyeksi AP praktikum..........................................................18
GAMBAR. 9 Posisi pasien lateral secara praktikum..............................................................19
GAMBAR. 10 hasil gambaran proyeksi lateral praktikum.....................................................20
GAMBAR. 11 Hasil Expertise Dokter Radiograf..................................................................20

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pemeriksaan radiodiagnostik adalah pemeriksaan penunjang yang
menduduki peranan penting dalam upaya menegakkan diagnosa terhadap
suatu  penyakit atau kelainan pada tubuh manusia. Suatu gambaran radiologi
tulang akan menampakkan bayangan jaringan yang mengandung kalsium,
sehingga akan terlihat kelainan tulang yang ditunjukkan dengan adanya
perubahan densitas (radioopacity) gambaran tulang.
Sendi sambungan pada kerangka atau artikulasio adalah pertemuan
antara dua atau beberapa tulang dari kerangka. Sendi lutut atau genu
merupakan sendi terbesar dalam tubuh manusia. Pada dasarnya terdiri dari
dua articulasio kondilaris yaitu antara kondilus femoralis dan kondilus tibia
serta sebuah sendi plana antara fasies patelaris femoris dan patella.
Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi menahun yang ditandai
dengan adanya kemunduran pada tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang di
dekatnya, yang bisa menyebabkan nyeri sendi dan kekakuan. Pada umumnya
osteoarthritis terjadi pada wanita usia lanjut. Gejala biasanya timbul secara
bertahap dan pada awalnya hanya mengenai satu atau sedikit sendi. Sendi
yang biasanya menjadi korban osteoarthritis adalah sendi yang memikul berat
badan, misalnya sendi lutut. Lutut merupakan sendi yang paling banyak
menerima tekanan beban.
Berbagai jenis penyakit menyerang persendian tubuh manusia dan
osteoartritis adalah salah satu dari berbagai penyakit tersebut. Osteoartritis
adalah  penyakit akibat degeneratif tulang rawan sendi dengan disertai
terbentuknya bibir di  pinggiran tulangnya, sehingga terjadi penyempitan
ruang sendi dan mengakibatkan timbulnya rasa sakit. Osteoartritis bisa dipicu
karena cedera masa lalu.

1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apa yang dimaksud Osteoartritis ?
1.2.2. Bagaimana teknik pemeriksaan radiografi genu ?
1.2.3. Apa saja gejala dari osteoartritis?

1.3. Tujun Penulisan


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengertian dari osteoartriti, Agar kita mengetahui
teknik pemeriksaan genu dengan kasus osteoartritiis
1.3.2. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas Praktek Kerja Lapangan II
Untuk lebih paham dan terbiasa dengan berbagai istilah-istilah, baik
istilah dalam pemposisian pasien, istilah-istilah bagian tubuh, proyeksi,
posisi radiografi, proteksi radiasi dan hal penting lainnya,  terutama
pada kasus OA

1.4. Metode Pengumpulan Data


Dalam penulisan laporan kasus ini, penulis menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
1.4.1. Metode Perpustakaan
Yaitu metode pengumpulan data pustaka, membaca dan
menulis serta mengolah bahan penelitian. Penulis melakukan pada
metode ini yaitu mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan
media internet yang berhubungan dengan pembahasan ini.
1.4.2. Metode Dokumentasi
Yaitu dengan menggunakan metode pengumpulan data yang
diambil dari dokumen-dokumen dari hasil radiograf, rekam medik dan
hasil pembacaan radiograf.

2
1.5. Manfaat Penulisan
1.5.1. Manfaat Teori
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai anatomi,
patologi dan teknik pemeriksaannya.
1.5.2. Manfaat Praktik
Agar kita mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan genu
dengan suspect osteoartritis.

1.6. Sistematika Penulisan


BAB I Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penulisa, manfaat penulisan dan sistematika
penulisan
BAB II Tinjauan pustaka berisi tentang Anatomi dan Fisiologi genu,
patofisiologi suspect osteoatritis pemeriksaan radiografi genu AP
dan Lateral
BAB III Hasil dan pembahasan berisi berisi tentang paparan kasus, profil
kasus pasien, persiapan alat dan bahan, prosedur pelaksanaan
hasil dan pembahasan
BAB IV Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Anatomi
2.1.1. Genu (Knee Joint)
Sendi atau artikulasio, adalah istilah yang digunakan untuk
menunjuk pertemuan antara dua atau beberapa tulang kerangka. Ilmu yang
mempelajari persendian disebut artrologi. Suatu hubungan antara dua buah
tulang atau lebih yang dihubungkan melalui jaringan ikat pada bagian luar
dan bagian dalam disebut persendian. Sendi lutut terletak di extremitas
inferior dan menghubungkan tungkai atas (femur) dengan tungkai bawah
(tibia) serta termasuk dalam jenis sendi engsel.Pada dasarnya sendi ini
terdiri atas tiga buah sendi, yaitu antara condylus femoris medialis dan
lateralis dengan condylus tibia yang bersesuaian serta antara patella dan
facies patellaris femoris. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi ini,
yaitu gerakan fleksi, ekstensi dan sedikit rotasi (Umam et al., 2012).
Penyusun Sendi Lutut atau tulang- tulang pembentuk sendi lutut
adalah: 1) Os. Femur 2) Os. Tibia 3) Os. Patella, otot – otot yang
mempunyai fungsi pada sendi lutut.
Genu, knee joint atau sendi lutut merupakan sendi terbesar dalam
tubuh manusia. Sendi lutut terdiri dari dua articulatio kondilaris yaitu,
antara kondilus femoralis dan kondilus tibia serta sebuah sendi plana antara
fasies patelaris femoris dan patella. Sendi fibular tibial tidak terlibat
langsung. Kondilus femoralis melebar kearah distal dan posterior.
Kondilus ini dibentuk oleh kondilus lateralis femoralis dan kondilus
medialis femoralis. Sedangkan pada kondilus tibial dibentuk oleh kondilus
medialis tibial dan kondilus lateralis tibial yang dipisahkan oleh eminentia
interkondiloidea. Pada permukaan dari sendi terdapat patella. Patella adalah

4
tulang sesamoid yang paling besar pada tubuh manusia dan terletak pada
tendon dari otot quadriceps femoralis. Pada bagian inferior
Sendi lutut merupakan suatu sendi yang disusun oleh beberapa
tulang , ligament beserta otot, sehingga dapat membentuk suatu kesatuan
yang disebut dengan sendi lutut atau knee joint. Anatomi sendi lutut terdiri
dari:
 Femur
Merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar di dalam tulang
kerangka pada bagian  pangkal yang berhubungan dengan acetabulum
membentuk kepala sendi yang disebut caput femoris. Di sebelah  atas
dan bawah dari columna femoris  terdapat  taju yang disebut
trochantor  mayor dan trochantor  minor, di bagian ujung membentuk
persendian lutut, terdapat dua buah tonjolan yang disebut condylus
medialis dan condylus lateralis, di antara kedua condylus ini terdapat
lekukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patella) yang disebut
dengan fosa condylus
 Tibia
Tulang tibia bentuknya lebih kecil, pada bagian pangkal melekat
pada os fibula, pada bagian ujung membentuk persendian dengan
tulang pangkal kaki dan terdapat taju yang disebut os maleolus
medialis
 Fibula
Merupakan tulang pipa yang terbesar sesudah tulang paha yang
membentuk persendian lutut dengan os femur pada bagian ujungnya.
Terdapat tonjolan yang disebut os maleolus lateralis atau mata kaki
luar.
 Patella

5
Pada gerakan fleksi dan ekstensi patella akan bergerak pada
tulang femur.  Jarak patella dengan tibia saat terjadi gerakan adalah
tetap dan yang berubah hanya jarak patella dengan femur. Fungsi
patella di samping sebagai perekatan otot-otot atau tendon adalah
sebagai pengungkit sendi lutut. Pada posisi flexi lutut 90 derajat,
kedudukan patella di antara kedua condylus femur dan saat extensi
maka patella terletak pada permukaan anterior femur.

GAMBAR. 1 Anatomi Genu

keteranagan :

1. Permukaan patella
2. Ligamen cruciatum posterior
3. Ligamen cruciatum anterior
4. Meniscus medial
5. Meniscus lateral
6. Ligamen kollateral fibular
7. Ligamen kollateral tibial

6
2.2. Osteoartritis
Osteoarthritis atau juga disebut dengan penyakit sendi degeneratif yaitu
suatu kelainan pada kartilago (tulang rawan sendi) yang ditandai perubahan
klinis, histologi dan radiologis. Atau Osteoartritis adalah suatu penyakit sendi
menahun yang ditandai dengan adanya kemunduran pada tulang rawan
(kartilago) sendi dan tulang di dekatnya, yang bisamenyebabkan nyeri sendi dan
kekakuan. Pada umumnya osteoarthritis terjadi padawanita usia lanjut. Gejala
biasanya timbul secara bertahap dan pada awalnya hanyamengenai satu atau
sedikit sendi. Sendi yang sering terkena adalah sendi jari tangan, pangkal ibu jari,
leher, punggung sebelah bawah, jari kaki yang besar, panggul danlutut. Nyeri
biasanya akan bertambah buruk jika melakukan aktivitas dalam waktuyang lama.
Kekakuan pada sendi juga terjadi ketika bangun tidur atau pada kegiatannon-
aktif lainnya, tetapi kekakuan ini biasanya menghilang dalam waktu 30
menitsetelah mereka kembali menggerakkan sendinya. Kerusakan karena
orteoartritissemakin memburuk, sehingga sendi menjadi sukar digerakkan dan
pada akhirnyaakan terhenti pada posisi tertekuk.

2.3. Patologi
Patologi adalah ilmu yang mempelajari struktur tubuh dan perubahan yang
berkaitan dengan penyakit, kelainan atau cedera (Sloane,2007). Osteoarthritis
adalah peradangan kronis pada sendi akibat kerusakan pada tulang rawan.
Osteoarthritis adalah jenis arthritis (peradangan sendi) yang paling sering terjadi.
Kondisi ini menyebabkan sendi-sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak.
osteoarthritis adalah salah satu jenis radang sendi yang sering terjadi pada
orang lanjut usia. Oleh karena itu, penyakit ini digolongkan menjadi gangguan
kesehatan degeneratif. Osteoarthritis genu lebih banyak menyerang wanita
daripada pria.

7
Sclerosis yang berarti pengerasan merupakan tanda osteoatritis, yang
terlihat sebagai peningkatan daerah putih ditulang pada persendian
 Grade I : penyempitan ruang sendi, bisa terdapat osteophytes
 Grade II : terlihat adanya osteophytes yang kecil, bisa terdapat
penyempitan
 Grade III : osteophyte berukuran sedang dan multiple, penyempitan
ruang sendi, beberapa sclerotic area, bisa terdapat deformasi tulang
 Grade IV : Osteophyte luas dan multiple, penyempitan ruang sendi yang
parah, sclerosis dan terjadinya deformitas

2.3.1. Gejala osteoarthritis


Pada tahap awal, penderita osteoarthritis akan merasakan
rasa sakit atau nyeri sendi dan kaku pada sendi. Gejala yang ditimbulkan
akan berkembang secara perlahan dan menjadi semakin parah seiring
waktu. Hal ini akan membuat penderita kesulitan menjalani aktivitas
sehari-hari. Selain rasa sakit dan kaku, beberapa gejala lain yang bisa
terjadi adalah:
 Pembengkakan pada sendi
 Munculnya suara gesekan pada sendi ketika digerakkan
 Melemahnya otot dan berkurangnya massa otot
 Munculnya taji atau tulang tambahan
 Munculnya benjolan pada sendi yang ada di jari tangan
 Membengkoknya jari tangantanga

Selain karena usia, penyakit ini juga dapat dipicu beberapa faktor,
di antaranya:

8
 Obesitas. Berat badan tidak ideal yang cenderung gemuk bisa
membuat sendi, terutama yang ada di lutut, mendapat tekanan lebih
banyak
 Cedera. Kondisi ini bisa disebabkan oleh aktivitas fisik berlebihan,
terutama yang bertumpu pada lutut, seperti mengangkat beban dan
jongkok Penyakit lain. Orang-orang yang memiliki riwayat penyakit
lain, terutama radang sendi, mempunyai risiko lebih tinggi untuk
terserang OA genu.

Gejala tersebut biasanya muncul secara bertahap. Sedangkan


tingkat keparahan dari penyakit OA genu sendiri dibedakan menjadi
empat, yaitu:
 Stadium 1
muncul benjolan kecil yang mengeras di sekitar lutut (osteofit),
bisa menyebabkan kerusakan pada tulang rawan. Rasa sakit mulai
terasa, meski struktur sendi masih nampak normal jika diperiksa
menggunakan sinar-X.
 Stadium 2
Benjolan osteofit mulai berkembang, dan tulang rawan berangsur
menipis. Jaringan di sekitarnya mungkin akan mengeras dan lutut
akan mengalami kaku, terutama saat sedang duduk
 Stadium 3
tulang rawan mulai mengalami kerusakan yang masif. Jaringan
yang melapisi persendian berangsur meradang dan membengkak,
sehingga menyulitkan untuk menekuk lutut, berjalan, dan berlari.
 Stadium 4
ruang di antara tulang dan persendian lutut terus menyempit.
Akibatnya, cairan sinovial yang berfungsi sebagai pelumas alami

9
juga berkurang. Ini menyebabkan tiap gesekan antar sendi akan
terasa sangat menyakitkan.

2.4. Teknik Radiografi


2.4.1. Alat dan bahan
Persiapan alat dan bahan
a. Pesawat sinar x
b. Apron
c. Gunakan stationary grid / bucky
d. Marker R atau L
e. Kaset dengan ukuran 35 x 43 cm
f. Processing film

2.4.2. Persiapan pasien


Tidak ada persiapan khusus bagi pasien, hanya saja pasien harus
melepaskan benda-benda asing seperti logam atau benda lain yang dapat
mengganggu gambaran radiograf serta memberikan instruksi mengenai
posisi pasien dengan jelas.

2.4.3. Teknik pemeriksaan genu


a. Proyeksi Antero Posterior Weight-Bearing (Bontrager, 2010)
Posisi ini akan memperlihatkan keadaan celah sendi lutut yang
sesuai dengan keadaan normal secara anatomis dari sendi lutut
(Ballinger, 2003)
1) Posisi pasien :

10
Posisi pasien berdiri diatas step stool agar pasien terangkat sehingga
cukup untuk sinar horizontal
2) Posisi objek :
a) Posisikan kaki lurus di depan dengan tekanan pada kedua kaki.
b) Sediakan pengganjal sebagai kestabilan pasien.
c) Pusatkan sendi lutut pada pertengahan meja pemeriksaan.

GAMBAR. 2posisi objek AP secara teori

3) Central ray : arah sinar tegak lurus terhadap kaset


4) Central point : pertengahan kedua sendi lutut, setinggi 0,5 inchi di
bawah apex patella
5) Marker : R/L
6) Focus Film Distance : 100 cm
7) Kaset : 24 x 30
8) Kriterial Radiograf :
a) Tampak distal femur, proksimal tibia, dan dibula dan ruang
femirotibial joint terlihat bilateral
b) Tidak ada rotasi antara kedua knee terlihat dari femoral dan tibial
condyles simetris.
c) Sedikit bagian proksimal fibula superposisi dengan tibia.

11
d) Soft tissue terlihat, tampak trabekula tulang yang tajam,
mengindikasikan tidak ada pergerakan.

GAMBAR. 3Hasil Radiograf proyeksi AP secara teori

2.4.4. Proyeksi Lateral


1) Posisi Pasien :
a) Pasien tidur recumbent
b) Atur pasien untuk memutar badan ke sisi yang sakit. Pastikan
bahwa pelvis tidak mengalami rotasi
2) Posisi Objek :
a) Tubuh dan tungkai diatur rotasi, sehingga genu pada posisi true
lateral
b) Fleksikan genu 20°-30°
c) Posisi tungkai lurus dan pusatkan knee pada pertengahan kaset

12
GAMBAR. 4 Posisi Objek proyeksi lateral teori

3) Central Ray : arah sinar tegak lurus kaset


4) Central Point : 2,5 cm kearah distal dari epicondilus medial
5) Kaset : 24x 30
6) Focus Film Distance : 100 cm
7) Kriterial Gambaran :
a) Distal femur, proksimal tibia dan fibula serta patella tampak dalam
radiograf
b) Femoropatella dan femorotibialis membuka

GAMBAR. 5 Hasil Radiograf lateral secara teori

2.5 Proteksi radiasi


2.1.1. Poteksi bagi pasien

13
1. Pemeriksaan dengan sinar x hanya dilakukan atas permintaan dokter
2. Mengatur luas lapangan pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan
3. Menggunakan faktor eksposi yang tepat untuk menghindari
pengulangan foto
4. Tidak boleh terjadi pengulangan foto karena kesalahan
5. Waktu penyinaran sesingkat mungkin
6. Pasien harus menggunakan apron
7. Melindungi organ-organ vital dengan apron
8. Pasien hamil pada triwulan pertama harus ditunda pemeriksaannya

2.1.2. Proteksi bagi petugas


1. Berlindung dibalik tirai saat melakukan eksposi menggunakan alat
monitoring radiasi secara continue selama bertugas
2. Tidak menggunakan/mengarahkan berkas sinar x kepetugas

2.1.3. Proteksi bagi masyarakat umum


1. Kontruksi kamar harus sesuai dengan syarat proteksi radiasi
2. Harus menutup rapat pintu pemeriksaan
3. Tidak mengarahkan sumber sinar x keruangan umum
4. Bagi yang tidak berkepentingam dilarang masuk keruang pemeriksaan
5. Apabila memerlukan bantuan orang lain untuk kepentingan pemeriksaan
maka orang tersebut harus memakai apron.

14
BAB III

PROFIL KASUS DAN PEMBAHASAN


3.1 Identitas pasien
Sebagai bahan laporan studi kasus ini adalah genu pada kasus osteoatritis,
dengan identitas pasien sebagai berikut :

GAMBAR. 6 Formulir Pasien

No. Lab : 50xxxxxx

15
Nama Pasien : Mr S
Umur : 38 tahun
Tanggal Pemeriksaan : 18 Agustus 2020
Dokter Pengirim : dr. Irsan Abubakar.SpOT

3.2 Riwayat Pasien


Pada tanggal 18 agustus 2020, pasien dari cempaka lima dirujuk ke klinik
Bunda Thamrin Banda Aceh untuk pemeriksaan roentgen genu

3.3 Prosedur Pemeriksaan


3.3.1 Persiapan Alat dan Bahan
1. Pesawat sinar x
2. Detector
3. Bucky Stand
4. Alat Prosecing

3.3.2 Persiapan Pasien


Dalam pemeriksaan genu (knee joint) tidak memerlukan persiapan
khusus, karena tidak menggunakan media kontras. Sebelum dilakukan
pemeriksaan, pasien dianjurkan untuk menaikkan celananya dan
melepaskan deker yang dipasang dilututnya dan benda lain yang berada di
genu agar tidak menimbulkan bayangan yang mengganggu radiograf.
3.3.3 Teknik Pemeriksaan Genu (knee joint)
a. Proyeksi AP
1) Posisi pasien :
Erect (berdiri membelakangi buckystand)
2) Posisi Objek :
a) Letakkan kaki yang sakit di kaset
b) Atur posisi knee pasien dipertengahan kaset

16
GAMBAR. 7 Posisi objek proyeksi AP secara praktikum

3) Central Ray : horizontal


4) Central Point : apex patella
5) Focus Film Distance : 100 cm
6) Faktor Eksposi :
KV : 46
MA : 250
S : 12,5
7) Kriterial Gambaran :
a) Tampak distal femur,
b) Tampak proksimal tibia dan fibula

17
GAMBAR. 8 Hasil gambaran proyeksi AP praktikum

b. Proyeksi Lateral
1) Posisi Pasien : erec
2) Posisi Objek : pasien berdiri lateral
Kaki sebelah kanan menempel pada kaset dan kaki sebelah kiri
ditempatkan diatas pengganjal.
atur genu pada pertengahan kaset
Beban tumpuan harus berada pada kaki yang sakit

18
GAMBAR. 9 Posisi pasien lateral secara praktikum

3) Central Ray : horizontal


4) Central Point : apex patella
5) Focus Film Distance :
6) Faktor Eksposi :
KV : 47
MA : 250
S : 12,5
7) Kriterial Gambaran
a) Tampak distal femur,
b) Tampak proksimal tibia dan fibula
c) Tampak medial condyle
d) Tampak patella

19
GAMBAR. 10 hasil gambaran proyeksi lateral praktikum

3.4 Hasil Expertise Dokter Radiograf

GAMBAR. 11 Hasil Expertise Dokter Radiograf

3.5 Pembahasan Kasus

Seorang pasien datang ke klinik Bunda Thamrin Banda Aceh dengan


keluhan nyeri pada sendi lutut bagian kanan, Dokter menyarankan untuk
dilakukan pemeriksaan radiologi genu AP dan Lateral (erec), kemudian pasien
datang keruang instalasi radiologi untuk dilakukan pemeriksaan radiografi genu
dengan klinis osteoatritis

20
BAB IV

PENUTUP

.1 Kesimpulan

Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang
atau lebih yang dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar
dan pada bagian dalam terdapat rongga sendi dengan permukaan tulang yang
dilapisi oleh tulang rawan. Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk
melakukan gerakan pada tubuh Sendi lutut merupakan bagian dari extremitas
inferior yang menghubungkan tungkai atas (paha) dengan tungkai bawah. Fungsi
dari sendi lutut ini adalah untuk mengatur pergerakan dari kaki.

Osteoarthritis genu adalah penyakit sendi degeneratif yang terjadi karena


proses inflamasi kronis pada sendi dan tulang disekitar lutut yang menyebabkan
nyeri dan kekakuan pada sendi. rawan yang menjadi bantalan sendi di lutut mulai
menipis, sehingga lokasi antarsendi menjadi lebih dekat. Akibatnya, rasa nyeri tak
tertahankan bisa muncul ketika sendi-sendi tersebut digunakan untuk bergerak.

.1 Saran
Pemintaan foto rontgen sendi lutut pada kasus osteoartitis sebaiknya radio
grafermeminimalisir radiasi yang diberikan pada pasien dengan menggunakan ap
ron danmengecilkan kolimasi sesuai objek yang difoto

21

Anda mungkin juga menyukai