Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Radiofgrafer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan tanggung
jawab oleh pejabat yarig berwenang untuk melakukan kegiatan radiografi dan imaging di
unit Pelayanan Kesehatan. Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memberi
kontribusi bidang radiografi dan imaging dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan.
Radiografer lebih banyak di dayagunakan dalam upaya pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang, utamanya pelayanan kesehatan yang menggunakan peralatan/sumber
yang mengeluarkan radiasi pengion dan non pengion. Saat ini radiografer di dalam
menerapkan kompetensinya masih difokuskan pada pelayanan radiologi, yaitu meliputi
pelayanan kesehatan bidang radiodiagnostik, imaging, radioterapi dan kedokteran nuklir.
Dalam menjalankan tugasnya baik secara mandiri maupun dalam satu tim dengan
tenaga kesehatan lainnya (Dokter, Dokter Spesialis, Dokter Spesialis Radiologi, Dokter
Kedokteran Nuklir, dll ) memberikan pelayanan kesehatan bidang radiasi kepada.

B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian radiografer.
2. Untuk mengetahui tugas dan kewajiban radiografer.
3. Untuk mengetahui etika radiografer terhadap pasien, keluarga pasien, petugas
radiografer yang lain, dan diri sendiri.

C. MANFAAT
Etika dapat mengatur tingkah laku dalam kehidupan kita, baik itu dalam kehidupan
pergaulan, pekerjaan atau bermasyarakat. Sehinggga kita dapat membedakan mana yang
baik atau buruk dalam melakukan suatu perbuatan. Dan etika juga dapat menjadikan
tolak ukur dari kita sebagai manusia dengan manusia lain, yang menimbulkan sikap
saling menghormati dan menghargai walaupun berbeda agama, ras, bahasa, bangsa, suku,
dan adat isitiadat satu sama yang lain.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Etika
Etika adalah kajian mengenai moralitas-refleksi terhadap moral secara sistematik dan
hati-hati dan analisis terhadap keputusan moral dan perilaku baik pada masa lampau,
sekarang atau masa.
Berasal dari bahasa Yunani yakni ethos yang berarti adat, budi pekerti. Di sini etika
dapat dipahami sebagai ilmu mengenai kesusilaan. Dalam filsafat, pengertian etika adalah
telah dan penilaian kelakuan manusia ditinjau dari kesusilaannya.
Kesusilaan yang baik merupakan ukuran kesusilaan yang disusun bagi diri seseorang
atau merupakan kumpulan keharusan, kumpulan kewajiban yang dibutuhkan oleh
masyarakat atau golongan masyarakat tertentu bagi anggota-anggotanya.
Jenis-jenis Etika :
1. Etika filosofis
Etika filosofis adalah etika yang dipandang dari sudut filsafat. Kata filosofis sendiri
berasal dari kata "philosophis" yang asalnya dari bahasa yunani yakni: "philos" yang
berarti cinta, dan "sophia" yang berarti kebenaran atau kebijaksanaan.
2. Etika teologis
Etika teologis adalah etika yang mengajarkan hal-hal yang baik dan buruk berdasarkan
ajaran-ajaran agama.
3. Etika sosiologis
4. Etika sosiologis berbeda dengan dua etika sebelumnya. Etika ini menitik beratkan
pada keselamatan ataupun kesejahteraan hidup bermasyarakat.

Dalam kaitan dengan nilai dan norma yang digumuli dalam etika ditemukan dua
macam etika, yaitu :
1. Etika Diskriptif
Etika ini berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia
dan apa yang dikejar oleh manusia dalam kehidupan sebagai sesuatu yang bernilai.
2. Etika Normatif

2
Etika ini berusaha untuk menetapkan sikap dan pola perilaku yang ideal yang
seharusnya dimiliki oleh manusia dalam bertindak.

B. Klasifikasi Etika Radiografer


1. Etika radiografer terhadap pasien di pelayanan radiologi:
a) Tidak membeda-bedakan pasien dari sukunya, agamanya, status sosialnya dan jenis
kelaminnya.
b) Mengerjakan pekerjaan dengan tulus ikhlas terhadap pasien.
c) Memberikan pelayanan terbaik terhadap pasien.
d) Menjaga rahasia tentang keadaan pasien.
e) Menjaga kepercayaan pasien.
f) Memanggil nama pasien dengan jelas, sopan dan benar.
g) Selalu bersikap ramah dan sopan terhadap pasien.
h) Merhargai keinginan pasien bila tidak ingin diperiksa olehnya.
i) Menghormati setiap pasien yang melakukan pemeriksaan radiologi.
j) Melayani pasien sesuai dengan prosedur dan kode etik radiografer.
k) Menjaga wibawa seorang radiografer didepan pasien.
l) Melakukan pemeriksaan radiologi terhadap pasien sesuai dengan ilmu yang didapat
selama pembelajaran di ATRO DEPKES.
m) Bersikap sabar terhadap pasien yang kurang baik padanya.
n) Bertanggung jawab terhadap pemeriksaan yang dilakukan pada pasien yang
ditangani.
o) Menciptakan suasana yang nyaman dan bersahabat terhadap pasien.

2. Etika radiografer terhadap keluarga pasien di pelayanan radiologi:


a) Bersikap ramah pada keluarga pasien yang ada di radiologi.
b) Menciptakan suasana yang hangat pada keluarga pasien.
c) Memberikan informasi yang jelas dan benar terhadap keluarga pasien.
d) Menghormati keluarga pasien yang mengantar pasien.
e) Membantu apabila keluarga pasien memerlukan bantuan.

3
f) Memberikan penjelasan kepada keluarga pasien tentang tata tertib berada diruang
Radiologi.
g) Mengamankan keluarga pasien dari bahaya radiasi.
h) Melayani keluarga pasien dengan senang hati.
i) Menghargai keluarga pasien yang mengantar pasien.
j) Memberitahukan prosedur pemeriksaan kepada keluarga pasien.
k) Memberitahukan kepada keluarga pasien untuk menjaga kebersihan dilingkungan
Radiologi.
l) Meminta persetujuan pemeriksaan yang akan dilakukan kepada keluarga pasien.
m)Meminta kepada keluarga pasien untuk menjaga ketertiban selama jalannya
pemeriksaan.
n) Tidak membeda-bedakan keluarga pasien yang mengantar pasien dari sukunya,
agamanya, status sosialnya dan jenis kelaminnya.
o) Bersikap sabar terhadap keluarga pasien yang kurang baik padanya.

3. Etika radiografer terhadap petugas lain di radiologi:


a) Saling menghormati dengan sesama petugas baik didalam ataupun diluar radiologi.
b) Saling menghargai dengan sesama petugas baik didalam ataupun diluar radiologi.
c) Bekerja sama dengan baik dengan sesama petugas baik didalam ataupun diluar
radiologi.
d) Bersama-sama menciptakan suasana yang nyaman dilingkungan radiologi.
e) Saling bertukar ilmu yang bermanfaat antar sesama petugas baik didalam ataupun
diluar radiogi.
f) Saling membantu antar sesama petugas baik didalam ataupun diluar radiologi.
g) Bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing.
h) Tidak memilih bergaul dengan siapapun.
i) Tidak sungkan untuk bertanya apabila tidak mengerti.
j) Bersikap santun dan bersahabat antar sesama petugas baik didalam ataupun diluar
radiologi.
k) Mematuhi peraturan yang dibuat bersama-sama di radiologi.
l) Bersama-sama melakukan pelayanan yang terbaik terhadap pasien.

4
m)Tidak sungkan untuk menegur apabila petugas lain salah dalam melaksanakan
tugasnya.
n) Bersikap ramah tamah, dan menyapa sesama petugas baik didalam ataupun diluar
radiologi.
o) Bersama-sama menjaga lingkungan radiologi yang bersih dan sehat.

4. Etika radiografer terhadap teman sejawat di radiologi:


a) Saling bertukar ilmu dan pengalaman tentang radiografi.
b) Saling menghormati antar sesama radiografer.
c) Saling menghargai antar sesama radiografer.
d) Bersama-sama melakukan pelayanan yang terbaik terhadap pasien.
e) Saling membantu dalam melaksanakan pekerjaan di radiologi.
f) Bersama-sama melakukan pekerjaan sesuai dengan kode etik radiografer.
g) Bersama-sama mengikuti perhimpunan dalam bidang keprofesian yaitu PARI.
h) Tidak saling menyalahkan dalam melakukan pemeriksaan radiologi.
i) Bersama-sama meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam pemeriksaan
radiografi.
j) Tidak sungkan untuk bertanya apabila tidak mengerti.
k) Tidak sungkan untuk menegur apabila petugas lain salah dalam melaksanakan
tugasnya.
l) Bersama-sama meningkatkan ilmu dalam radiografi.
m)Saling bersikap adil dalam membagi-bagi tugas diradiologi.
n) Bersama-sama melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standard profesi.
o) Bersama-sama menciptakan suasana yang nyaman dilingkungan radiologi.

5. Etika radiografer untuk diri sendiri:


a) Menjaga kebersihan dan kerapihan diri sendiri.
b) Menjaga kesehatan dan keselamatan diri sendiri dari bahaya radiasi.
c) Bersikap ramah, sopan dan baik hati terhadap semua orang.
d) Percaya akan kemampuan diri sendiri.
e) Mematuhi tata tertib yang berlaku.

5
f) Melaksanakan pekerjaan berdasarkan ketulusan hati.
g) Bertanggung jawab atas tugasnya.
h) Menjaga dan menjunjung tinggi nama baik dan profesinya.
i) Melakukan pelayanan yang terbaik terhadap pasien.
j) Dalam melayani pasien tidak membeda-bedakan pasien dari sukunya, agamanya,
status sosialnya dan jenis kelaminnya.
k) Dalam melaksanakan tugasnya selalu berpegang teguh pada sumpah jabatan dan
kode etik radiografer.
l) Bersikap sabar terhadap pasien yang kurang baik padanya.
m)Melaksanakan pekerjaan dengan baik dan benar tanpa dipengaruhi oleh keuntungan
pribadi.
n) Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan standard profesi.
o) Selalu meningkatkan kemampuan profesinya, sesuai perkembangan IPTEK.

C. Kewajiban Ahli Radiografer Terhadap Pasien


Senantiasa memelihara lingkungan dengan menghayati nilai-nilai budaya, adat
istiadat, agama dari penderita, keluarga dan masyarakat pada umumnya. Wajib dan tulus
ikhlas terhadap pasien dengan memberikan pelayanan terbaik terhadapnya. Apabila ia
tidak mampu atau menemui kesulitan, ia wajib berkonsultasi dengan teman sejawatnya
yang ahli atau ahli lainnya. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui baik ha-sil
pekerjaan profesinya maupun dari bidang lainnya tentang keadaan pasien yang telah
bersedia dirinya untuk diperiksa. Wajib melaksanakan peraturan-peraturan kebijaksanaan
yang telah digariskan oleh Pemerintah di dalam bidang kesehatan. Demi kepentingan
penderita setiap saat bekerja sama dengan ahli lainnya yang terkait dan melaksanakan
tugas secara cepat, tepat da terhormat serta percaya diri akan kemampuan
profesinya.Wajib membina hubungan kerja yang baik antara profesinya dengan profesi
lainnya demi kepentingana pelayanan terhadap masyarakat.

6
D. Tujuan Kode Etik Radiografer terhadap pasien
Pada dasarnya, tujuan kode etik radiografer terhadap pasien adalah upaya agar
radiografer dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan
menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik radiografer tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar radiografer, klien atau  pasien,
teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi radiografer maupun
dengan profesi lain di luar profesi radiografer.
2. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang dilakukan oleh pr radiografer
aktisi  yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya.
3. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan
secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat.
4. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar dapat
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional radiografer.
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai/pengguna tenaga radiografer
akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas.

 Etika sosial dibagi menjadi:


- Sikap terhadap sesama.
- Etika keluarga.
- Etika profesi.
- Etika politik.
- Etika lingkungan hidup.
- Kritik ideologi.

 Macam-macam pengertian Nilai moral:


- Nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia.
- Norma moral adalah Tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik
sebagai manusia.

7
 Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya:
- Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia.
- kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia yang dilihat dari satu segi.

Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan-santun, segala sesuatu


yang berhubungan dengan etiket atau sopan-santun terhadap pasien . Moralitas dapat
berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari
beberapa sumber.
  
E. Komunikasi Radiografer
Komunikasi adalah pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang
perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi.
1. Tujuan komunikasi:
a) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu.
b) Mempengaruhi perilaku seseorang.
c) Mengungkapkan perasaan.
d) Berhubungan dengan orang lain.
e) Mencapai suatu tujuan.

2. Pentingnya Komunikasi Bagi Radiografer


komunikasi sangat diperlukan bagi seorang Radiografer kepada pasien. Pasien
tidak mengerti apa yang musti dia lakukan, karena itu Radiograferlah yang harus
mengarahkan. Tanpa adanya komunikasi, tujuan yang diharapkan tidak akan tercapai.
Seorang pasien datang ke instalasi radiologi untuk melakukan foto thorax.
sebelum melakukan pemeriksaan, jelaskan dulu prosedur apa saja yang harus
dilakukan seperti melepas baju dan bra karena logam atau kacing dapat mengganggu
diagnosa bagi dokter, memosisikan pasien, dan selanjutnya memberi pengertian ke
pasien untuk mengikuti instruksi foto thorax dari kita. Contoh lain saat pemeriksaan
BNO IVP. sangat diperlukan komunikasi yang baik dari radiografer kepada pasien
mengenai prosedur pemeriksaan, waktu pemeriksaan, dan lain-lain.

8
F. Radiografer Sebagai Suatu Profesi
Radiografer sebagai suatu profesi, mengandung arti suatu betuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu radiologi, berbentuk pelayanan biofisika, sosial, spiritual yang komprehensif
ditujukan kepada masyarakat, individu, keluarga baik yang sehat maupun yang sakit.
1. Ciri Suatu Profesi:
a) Mengembangkan suatu pelayanan yang unik pada masyarakat.
b) Anggotanya disiapkan melalui suatu program pendidikan (Radiografer melalui
sekolah ATRO).
c) Memiliki suatu rangkaian ilmiah.
d) Anggotanya wajar menerima imbalan atas pelayanannya.
e) Memiliki suatu organisasi profesi.
2. Tanggung Jawab Radiografer
a) Radiografer senantiasa menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan
radiodiagnostik.
b) Radiografer wajib merahasiakan sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan padanya.
c) Radiografer dalam melaksanakan tugasnya tidak dibenarkan membeda-bedakan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, jenis kelamin, agama, politik serta status sosial
kliennya.
d) Radiografer senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan apabila
terjadi suatu yang tidak diinginkan.
3. Kewajiban Radiografer:
a) Harus menjaga dan menjunjung tinggi nama baik profesi.
b) Hanya melakukan pekerjaan radiografi, imaging (CT Scan, MRI, USG), radioterapi
dan kedokteran nuklir atas permintaan dokter tanpa meninggalkan prosedur yang
telah digariskan.
c) Tidak dibenarkan menyuruh orang lain yang bukan ahlinya untuk melakukan
pekerjaan radiografi, imaging (CT Scan, MRI, USG), radioterapi dan kedokteran
nuklir.
d) Tidak dibenarkan menentukan diagnosa.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kode etik yaitu norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu sebagai
landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.
Dari contoh kasus sebelumnya dapat disimpulkan bahwa menjadi seorang radiografer
harus berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya harus memiliki softskill dan hardskill
dalam standarisasi profesinya. Karena sesuatu yang kecil, yakni tidak sengaja
memindahkan file yang tidak seharusnya di pindahkan , bisa menjadi masalah yang besar
dan berhubungan dengan hukum karena melanggar undang-undang.

B. Saran
Seorang radiografer harus berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya harus
memiliki softskill dan hardskill dalam standarisasi profesinya. Karena sesuatu yang kecil,
yakni tidak sengaja memindahkan file yang tidak seharusnya di pindahkan , bisa menjadi
masalah yang besar dan berhubungan dengan hukum karena melanggar undnag-undang.
Dan menjelaskan bahwa etika profesi sebagai seorang radiografer  harus diperhatikan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Amri dan Jusuf Hanafiah. 2008. “Etika dan  Hukum Kesehatan”.Ed. 4. Jakarta: EGC
Budiningsih, Yuli dkk. 2012.
“Kode Etik Kedokteran Indonesia”. Jakarta: Pengurus Besar Ikatan Kesehatan indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai