Anda di halaman 1dari 82

Oleh : H. Abdul Gamal S,Dipl.

Rad, SKM,MKKK

WORKSHOP PARI PENGCAB KAB.GARUT


15 OKTOBER 2016
MATERI PENYAJIAN

 DEFINISI / PENGERTIAN

 PERUNDANGAN DAN PERATURAN

(LEGAL ASPEK PENDUKUNG)

 STANDAR PROFESI RADIOGRAFER


DEFINISI / PENGERTIAN
 Standar Profesi Radiografer digunakan
sebagai pedoman bagi radiografer dalam
menjalankan tugas profesinya
(KEPMENKES RI No 375/MENKES/SK/III/2007
Tentang standar Profesi Radiografer)
 Standar Profesi Radiografer adalah batasan

kemampuan minimal yang harus dimiliki / dikuasai

oleh radiografer untuk dapat melaksanakan

pekerjaan radiografer secara profesional yang

diatur oleh organisasi profesi

(PERMENKES RI No 81 Tahun 2013 tentang

penyelenggaraan pekerjaan Radiografer)


UU no 36 / 2014
tentang tenaga kesehatan
 PASAL 1 AYAT 12
Standar Profesi adalah batasan kemampuan minimal
berupa pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
profesional yang harus dikuasai dan dimiliki oleh
seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang
dibuat oleh organisasi profesi bidang kesehatan
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 1
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 4

Upaya Kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian


kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan
berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan
pemulihan kesehatan oleh Pemerintah dan/atau masyarakat.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 5

Kompetensi adalah kemampuan yang


dimiliki seseorang Tenaga Kesehatan
berdasarkan ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap profesional untuk
dapat menjalankan praktik.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 6

Uji Kompetensi adalah proses pengukuran


pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
peserta didik pada perguruan tinggi yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi bidang
Kesehatan.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 7

Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda


pengakuan terhadap Kompetensi Tenaga
Kesehatan untuk dapat menjalankan praktik
di seluruh Indonesia setelah lulus uji
Kompetensi.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 9
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap
Tenaga Kesehatan yang telah memiliki
Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lain
serta mempunyai pengakuan secara hukum
untuk menjalankan praktik.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 10

Surat Tanda Registrasi yang selanjutnya


disingkat STR adalah bukti tertulis yang
diberikan oleh konsil masing-masing Tenaga
Kesehatan kepada Tenaga Kesehatan yang
telah diregistrasi.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 11

Surat Izin Praktik yang selanjutnya disingkat


SIP adalah bukti tertulis yang diberikan oleh
pemerintah daerah k
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 13

Standar Pelayanan Profesi adalah pedoman


yang diikuti oleh Tenaga Kesehatan dalam
melakukan pelayanan kesehatan.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 14
Standar Prosedur Operasional adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu dengan
memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan
konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai
kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh Fasilitas
Pelayanan Kesehatan berdasarkan Standar Profesi.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan

 PASAL 1 AYAT 16

Organisasi Profesi adalah wadah untuk


berhimpun tenaga kesehatan yang seprofesi.
UU NO 29 / 2004 TENTANG
PRAKTEK KEDOKTERAN
 PASAL 73 AYAT 1
Setiap orang dilarang menggunakan identitas
berupa gelar atau bentuk lain yang
menimbulkan kesan bagi masyarakat seolah-
olah yang bersangkutan adalah dokter atau
dokter gigi yang telah memiliki surat tanda
registrasi dan/atau surat izin praktik.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 PASAL 73 AYAT 2
Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode
atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah
yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi
yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau
surat izin praktik.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 PASAL 73 AYAT 3

Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat


(1) dan ayat (2) tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang diberi kewenangan oleh
peraturan perundang-undangan.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 PENJELASAN PASAL 73 AYAT 3

Tenaga kesehatan dimaksud antara lain


bidan dan perawat yang diberi kewenangan
untuk melakukan tindakan medis sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 PASAL 77
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas berupa
gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat
seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang
telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda.
registrasi dokter gigi dan/atau surat izin praktik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 73, ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 Pasal 78
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat,
metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang
bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah
memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda
registrasi dokter gigi atau surat izin praktik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak
Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
UU NO 36/ 2009 TENTANG
KESEHATAN

 PASAL 23 AYAT 1

Tenaga kesehatan berwenang untuk


menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 PENJELASAN PASAL 23 AYAT 1


Ayat (1) Kewenangan yang dimaksud dalam
ayat ini adalah kewenangan yang diberikan
berdasarkan pendidikannya setelah melalui
proses registrasi dan pemberian izin dari
pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 PASAL 24 AYAT 1

Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 23 harus memenuhi ketentuan
kode etik, standar profesi, hak pengguna
pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 PASAL 24 AYAT 2

Ketentuan mengenai kode etik dan standar


profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur oleh organisasi profesi.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 PASAL 27 AYAT 2

Tenaga kesehatan dalam melaksanakan


tugasnya berkewajiban mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN

 PENJELASAN PASAL 27 AYAT 2


Ayat (2) Kewajiban mengembangkan dan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dimaksudkan agar tenaga kesehatan yang
bersangkutan dapat memberikan pelayanan
yang bermutu sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi baru.
UU NO 44/2009 TENTANG
RUMAH SAKIT
 PASAL 13 AYAT 2

Tenaga kesehatan tertentu yang bekerja di


Rumah Sakit wajib memiliki izin sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
UU NO 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT

 PASAL 13 AYAT 3
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah
Sakit harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika
profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien.
UU NO 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT

 Penjelasan pasal 13 ayat 2


Ayat (2) Yang dimaksud dengan tenaga kesehatan
tertentu adalah tenaga perawat, bidan, perawat gigi,
apoteker, asisten apoteker, fisioterapis, refraksionis
optisien, terapis wicara, radiografer, dan okupasi
terapis. Yang dimaksud dengan izin adalah izin
kerja atau izin praktik bagi tenaga kesehatan
tersebut.
UU NO 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT
 PENJELASAN PASAL 13 AYAT 3
Ayat (3) Yang dimaksud dengan standar profesi adalah batasan
kemampuan (capacity) meliputi pengetahuan (knowledge), keterampilan
(skill), dan sikap profesional (professional attitude) yang minimal harus
dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan
profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh
organisasi profesi. www.hukumonline.com 29 / 40 Yang dimaksud
dengan standar pelayanan Rumah Sakit adalah pedoman yang harus
diikuti dalam menyelenggarakan Rumah Sakit antara lain Standar
Prosedur Operasional, standar pelayanan medis, dan standar asuhan
keperawatan. Yang dimaksud dengan standar prosedur operasional
adalah suatu perangkat instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu. Standar prosedur operasional
memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan konsensus
bersama untuk melaksanakan berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan
yang dibuat oleh sarana pelayanan kesehatan berdasarkan standar
profesi. Yang dimaksud dengan etika profesi adalah kode etik yang
disusun oleh asosiasi atau ikatan profesi.
UU NO 36/2014 TENTANG
TENAGA KESEHATAN
 PASAL 11 AYAT 1
g. tenaga kesehatan
(1) Tenaga Kesehatan
lingkungan;
dikelompokkan ke dalam:
h. tenaga gizi;
a. tenaga medis;
i. tenaga keterapian fisik;
b. tenaga psikologi klinis;
j. tenaga keteknisian medis;
c. tenaga keperawatan;
k. tenaga teknik biomedika;
d. tenaga kebidanan;
l. tenaga kesehatan
e. tenaga kefarmasian;
tradisional; dan
f. tenaga kesehatan
m. tenaga kesehatan lain.
masyarakat;
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 11 AYAT 12
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam
kelompok tenaga teknik biomedika
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k
terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik, fisikawan
medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 17 AYAT 3

Pendidikan tinggi bidang kesehatan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diarahkan
untuk menghasilkan Tenaga Kesehatan yang
bermutu sesuai dengan Standar Profesi dan
Standar Pelayanan Profesi.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 26 AYAT 1

Tenaga Kesehatan yang telah ditempatkan di


Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib
melaksanakan tugas sesuai dengan
Kompetensi dan kewenangannya.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 31 AYAT 2
Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi program pelatihan dan tenaga
pelatih yang sesuai dengan Standar Profesi dan
standar kompetensi serta diselenggarakan oleh
institusi penyelenggara pelatihan yang terakreditasi
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 57
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak:
a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
Operasional;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari Penerima Pelayanan
Kesehatan atau keluarganya;
c. menerima imbalan jasa;
d. memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta
nilai-nilai agama;
e. mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;
f. menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang
bertentangan dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar
Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
g. memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 58 AYAT 1
(1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib:
a. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional, dan
etika profesi serta kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan
Kesehatan;
b. memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan
atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan;
c. menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
d. membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang
pemeriksaan, asuhan, dan tindakan yang dilakukan; dan
e. merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan
lain yang mempunyai Kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 60
Tenaga Kesehatan bertanggung jawab untuk:
a. mengabdikan diri sesuai dengan bidang keilmuan
yang dimiliki;
b. meningkatkan Kompetensi;
c. bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika
profesi;
d. mendahulukan kepentingan masyarakat daripada
kepentingan pribadi atau kelompok; dan
e. melakukan kendali mutu pelayanan dan kendali
biaya dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 64

Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan


dilarang melakukan praktik seolah-olah
sebagai Tenaga Kesehatan yang telah
memiliki izin.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 65 AYAT 1

Dalam melakukan pelayanan kesehatan,


Tenaga Kesehatan dapat menerima
pelimpahan tindakan medis dari tenaga
medis.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PENJELASAN PASAL 65 AYAT 1

Ayat (1) Yang dimaksud dengan Tenaga


Kesehatan dalam ketentuan ini, antara lain
adalah perawat, bidan, penata anestesi,
tenaga keterapian fisik, dan keteknisian
medis.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 65 AYAT 3

Pelimpahan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan dengan ketentuan:

a. tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan


yang telah dimiliki oleh penerima pelimpahan;

b. pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan pemberi


pelimpahan;

c. pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yang


dilimpahkan sepanjang pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang
diberikan; dan

d. tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk pengambilan keputusan sebagai


dasar pelaksanaan tindakan.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 66 AYAT 1

Setiap Tenaga Kesehatan dalam


menjalankan praktik berkewajiban untuk
mematuhi Standar Profesi, Standar
Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
Operasional.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 Pasal 66 ayat 2

Standar Profesi dan Standar Pelayanan


Profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk masingmasing jenis Tenaga Kesehatan
ditetapkan oleh organisasi profesi bidang
kesehatan dan disahkan oleh Menteri.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 Pasal 66 ayat 3

Standar Pelayanan Profesi yang berlaku


universal ditetapkan dengan Peraturan
Menteri.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 Pasal 66 ayat 4

Standar Prosedur Operasional sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 Pasal 66 ayat 5

Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan


Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi,
dan Standar Prosedur Operasional diatur
dengan Peraturan Menteri.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 Pasal 83
Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan
melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga
Kesehatan yang telah memiliki izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 Pasal 84 ayat 1

Setiap Tenaga Kesehatan yang melakukan


kelalaian berat yang mengakibatkan
Penerima Pelayanan Kesehatan luka berat
dipidana dengan pidana penjara paling lama
3 (tiga) tahun.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 Pasal 84 ayat 2

Jika kelalaian berat sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) mengakibatkan kematian,
setiap Tenaga Kesehatan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 85 AYAT 1

Setiap Tenaga Kesehatan yang dengan sengaja


menjalankan praktik tanpa memiliki STR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (1)
dipidana dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN

 PASAL 86 AYAT 2
Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing
yang dengan sengaja memberikan pelayanan
kesehatan tanpa memiliki SIP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) dipidana
dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER

 PASAL 13 AYAT 1
Radiografer dalam memberikan pelayanan teknik
radiodiagnostik,teknik radioterapi, dan teknik
kedokteran nuklir hanya dapat melakukan
pelayanan atas permintaan tertulis dengan
keterangan klinis yang jelas dari dokter, dokter gigi,
dokter spesialis atau dokter gigi spesialis.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER

 PASAL 13 AYAT 2
Radiografer dalam memberikan pelayanan teknik
radiodiagnostik,teknik radioterapi, dan teknik
kedokteran nuklir dengan menggunakan energi
radiasi pengion dan non pengion harus sesuai
dengan kode etik, standar profesi, standar
pelayanan radiologi dan standar prosedur
operasional.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER

 PASAL 13 AYAT 3
Radiografer dalam memberikan pelayanan teknik
radiodiagnostik, teknik radioterapi, dan teknik kedokteran
nuklir dilarang:
a. melakukan tindakan medis, termasuk memasukan bahan
kontras dengan jenis apapun dan cara apapun; dan
b. melakukan pemanfaatan dengan sistem fluoroscopy
secara langsung.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER
 PASAL 14
Dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
Radiografer berwenang:
a. melakukan teknik radiografi konvensional tanpa kontras;
b. melakukan teknik radiografi konvensional dengan kontras;
c. melakukan teknik radiografi menggunakan peralatan dengan teknologi
digital/sistem komputer/magnetik/ultrasound baik pengion dan/atau
nonpengion;
d. melakukan teknik kedokteran nuklir;
e. melakukan evaluasi mutu radiografi;
f. melakukan pengelolaan ruangan radiologi;
g. melakukan tindakan prosesing film;
h. melakukan teknik radioterapi dengan modalitas radioterapi eksternal
dan/atau internal (brachy terapi);
i. melakukan quality assurance/quality control bekerjasama dengan mitra
terkait.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER

 PASAL 17

Dalam melaksanakan pekerjaannya, Radiografer mempunyai hak:

a. memperoleh perlindungan hukum sepanjang melakukan pekerjaannya sesuai


dengan standar pelayanan, SOP, kode etik, standar profesi Radiografer;

b. memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pemberi pekerjaan;

c. melakukan tugas sesuai dengan kompetensi;

d. menerima imbalan jasa profesi dan tunjangan lain sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan

e. memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang berkaitan


dengan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER

 PASAL 18
Dalam melaksanakan pekerjaannya, Radiografer mempunyai
kewajiban;
a. menghormati hak klien;
b. melakukan rujukan untuk kasus di luar kompetensi dan
kewenangannya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; menyimpan rahasia sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. melaksanakan kewenangan selain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 apabila dalam rangka menyelamatkan nyawa
pasien (life saving);
d. memberikan informasi tentang pekerjaan radiografer yang
dibutuhkan oleh klien;
e. meminta persetujuan pekerjaan radiografer (informed concern)
yang akan dilaksanakan kepada klien; dan
f. mematuhi standar profesi, kode etik, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional Radiografer.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER

 PASAL 24
Standar Profesi Radiografer yang ditetapkan
oleh Organisasi Profesi masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Menteri ini sampai ditetapkan yang baru oleh
Organisasi Profesi.
KEPMENKES No 375/2007
KEPMENKES No 375/2007

 Secara umum tugas dan tanggung jawab Radiografer,


adalah :
 1. Melakukan pemeriksaan pasien secara radiografi meliputi pemeriksaan

untuk radiodiagnostik dan imejing termasuk kedokteran nuklir dan ultra


sonografi (USG)

 2. Melakukan teknik penyinaran radiasi pada radioterapi.

 3. Menjamin terlaksananya penyelenggaraan pelayanan kesehatan bidang

radiologi / radiografi sebatas kewenangan dan tanggung jawabnya.

 4. Menjamin akurasi dan keamanan tindakan poteksi radiasi dalam

mengoperasikan peralatan radiologi dan atau sumber radiasi.

 5. Melakukan tindakan Jaminan Mutu peralatan radiografi.


KEPMENKES No 375/2007

TUGAS RADIOGRAFER SECARA KHUSUS

a. Di bidang Radiodiagnostik

b. Di Bidang Radioterapi

c. Di Bidang Kedokteran Nuklir

d. Bidang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dengan Radiasi

e. Pengelolaan Sarana dan Prasarana Peralatan Radiologi dan Radioterapi

f. Pelayanan Belajar Mengajar

g. Penelitian dan Pengembangan IPTEK Radiografi dan Imejing

h. Pengembangan Diri

i. Pengabdian Kepada Masyarakat

j. Konsultasi Teknik Pelayanan Radiologi


KEPMENKES No 375/2007

FUNGSI RADIOGRAFER
a. mengerti dan memahami visi dan misi organisasi tempat

kerja dan organisasi profesi serta selalu berusaha agar visi

dan misi tersebut dapat terlaksana dengan berupaya

melaksanakan tugas dengan sebaik–baiknya, baik sebagai

anggota profesi, anggota akademis maupun sebagai bagian

dari anggota masyarakat.

b. meningkatkan jaminan kualitas pelayanan radiologi sesuai

dengan perkembangan IPTEK dibidang kedokteran.


KEPMENKES No 375/2007
FUNGSI RADIOGRAFER
c. meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja bagi penyelenggara

pelayanan radiologi

d. meningkatkan upaya proteksi radiasi untuk mencegah

meningkatnya tingkat paparan radiasi dalam lingkungan sehingga

dapat meningkatkan keselamatan serta kesehatan masyarakat dan

lingkungan dari kemungkinan paparan radiasi yang beasal dari alat

dan atau sumber radiasi yang dimanfaatkan untuk keperluan

kesehatan.

e. meningkatkan teknik dan prosedur manajemen perlakuan zat

radioakif dan atau sumber radiasi lainya sehingga mampu

mencegah atau mengurangi kemungkinan darurat radiasi.


KEPMENKES No 375/2007

FUNGSI RADIOGRAFER
f. meningkatkan pengawasan, monitoring dan evaluasi

pemanfaatan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya

sehingga memungkinkan manfaat radiasi semakin besar

dibandingkan dengan resiko bahaya yang ditimbulkan.

g. meningkatkan pengawasan, monitoring dan evaluasi ketaatan

pekerja radiasi terhadap teknik dan prosedur kerja dengan zat

radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya sebagai suatu proses,

sehingga tercapai pelayanan yang tepat guna (efektif dan

efisien) dan professional.


KEPMENKES No 375/2007

FUNGSI RADIOGRAFER
h. meningkatkan upaya jaminan kualitas radiologi termasuk
sistem pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan
radiologi sebagai upaya peningkatan kualitas hasil layanan
radiologi dalam bentuk rekam medik radiologi dan Imejing.

i. meningkatkan peran serta masyarakat dalam upaya evaluasi


pelayanan kepada masyarakat melalui pengadaan kotak
saran, angket / kuisioner dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan radiologi dan mengukur tingkat kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan yang dilakukan.
KEPMENKES No 375/2007

PENJABARAN STANDAR KOMPETENSI


SESUAI FUNGSI

1. Kompetensi Untuk Fungsi Pelaksana

a. Kelompok Unit Kompetensi Radiodiagnostik Konvensional.

b. Kelompok Unit Kompetensi Imejing CT Scan

c. Kelompok Unit Kompetensi Imejing MRI

d. Kelompok Unit Kompetensi Imejing USG

e. Kelompok Unit Kompetensi Bidang Radioterapi

f. Kelompok Unit Kompetensi Bidang Kedokteran Nuklir


KEPMENKES No 375/2007

PENJABARAN STANDAR KOMPETENSI


SESUAI FUNGSI
 2. Kompetensi Untuk Fungsi Manajerial / Pengelola

a. Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Pelayanan Radiografi

Konvensional

b. Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Pelayanan CT Scan

c. Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Pelayanan MRI

d. Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Pelayanan USG

e. Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Pelayanan Radioterapi

f. Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Pelayanan Kedokteran Nuklir

g. Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Upaya Proteksi Radiasi

h. Unit Kompetensi melaksanakan pengelolaan Implementasi QA/QC


KEPMENKES No 375/2007

PENJABARAN STANDAR KOMPETENSI


SESUAI FUNGSI

 3. Kompetensi Untuk Fungsi Pendidik dan Pembimbing

a. Unit Kompetensi melaksanakan pendidikan dan bimbingan di

bidang Radiografi Konvensional

b. Unit Kompetensi melaksanakan pendidikan dan bimbingan di

bidang CT Scan

c. Unit Kompetensi melaksanakan pendidikan dan bimbingan di

bidang MRI

d. Unit Kompetensi melaksanakan pendidikan dan bimbingan di

bidang USG
KEPMENKES No 375/2007

PENJABARAN STANDAR KOMPETENSI


SESUAI FUNGSI

 e. Unit Kompetensi melaksanakan pendidikan dan bimbingan di

bidang Radioterapi

 f. Unit Kompetensi melaksanakan pendidikan dan bimbingan di

bidang Kedokteran Nuklir

 g. Unit Kompetensi melaksanakan pendidikan dan bimbingan di

bidang Upaya Proteksi Radiasi

 h. Unit Kompetensi melaksanakan pendidikan dan bimbingan di

bidang Implementasi QA/QC


KEPMENKES No 375/2007

PENJABARAN STANDAR KOMPETENSI


SESUAI FUNGSI
 4. Kompetensi Untuk Fungsi Peneliti dan Penyuluh

a. Unit Kompetensi melaksanakan penelitian bidang Radiografi Konvensional

b. Unit Kompetensi melaksanakan penelitian bidang CT Scan

c. Unit Kompetensi melaksanakan penelitian bidang MRI

d. Unit Kompetensi melaksanakan penelitian bidang USG

e. Unit Kompetensi melaksanakan penelitian bidang Radioterapi

f. Unit Kompetensi melaksanakan penelitian bidang Kedokteran Nuklir

g. Unit Kompetensi melaksanakan penelitian bidang Upaya Proteksi Radiasi

h. Unit Kompetensi melaksanakan penelitian bidang QA/QC


KEPMENKES No 375/2007

PENJABARAN STANDAR KOMPETENSI


SESUAI FUNGSI
5. Kompetensi Untuk Fungsi Kewirausahaan

a. Unit Kompetensi mengaplikasikan kewirausahaan bidang Radiografi


Konvensional

b. Unit Kompetensi mengaplikasikan kewirausahaan bidang CT Scan

c. Unit Kompetensi mengaplikasikan kewirausahaan bidang MRI

d. Unit Kompetensi mengaplikasikan kewirausahaan bidang USG

e. Unit Kompetensi mengaplikasikan kewirausahaan Radioterapi

f. Unit Kompetensi mengaplikasikan kewirausahaan Kedokteran Nuklir.


Telah Tersusun Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan R I
(yang Baru tetapi belum RESMI) Mengenai :
 1.Standar Profesi Radiografer.

 2 Standar Profesi Radioterapis.

 3 Standar Pelayanan Radiografer

 4.Standar Pelayanan Radioterapis

Kita berdoa semoga empat peraturan itu SEGERA di SAHKAN


TERIMAKASIH

SELAMAT BERBAKTI
UNTUK NEGERI

Anda mungkin juga menyukai