Rad, SKM,MKKK
DEFINISI / PENGERTIAN
PASAL 1 AYAT 1
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan
PASAL 1 AYAT 4
PASAL 1 AYAT 5
PASAL 1 AYAT 6
PASAL 1 AYAT 7
PASAL 1 AYAT 9
Registrasi adalah pencatatan resmi terhadap
Tenaga Kesehatan yang telah memiliki
Sertifikat Kompetensi atau Sertifikat Profesi
dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lain
serta mempunyai pengakuan secara hukum
untuk menjalankan praktik.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan
PASAL 1 AYAT 10
PASAL 1 AYAT 11
PASAL 1 AYAT 13
PASAL 1 AYAT 14
Standar Prosedur Operasional adalah suatu perangkat
instruksi/langkah-langkah yang dibakukan untuk
menyelesaikan proses kerja rutin tertentu dengan
memberikan langkah yang benar dan terbaik berdasarkan
konsensus bersama untuk melaksanakan berbagai
kegiatan dan fungsi pelayanan yang dibuat oleh Fasilitas
Pelayanan Kesehatan berdasarkan Standar Profesi.
UU no 36 / 2014 tentang tenaga kesehatan
PASAL 1 AYAT 16
PASAL 73 AYAT 2
Setiap orang dilarang menggunakan alat, metode
atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah
yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi
yang telah memiliki surat tanda registrasi dan/atau
surat izin praktik.
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN
PASAL 73 AYAT 3
PASAL 77
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan identitas berupa
gelar atau bentuk lain yang menimbulkan kesan bagi masyarakat
seolah-olah yang bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang
telah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda.
registrasi dokter gigi dan/atau surat izin praktik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 73, ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp
150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
UU NO 29 / 2004 TENTANG PRAKTEK KEDOKTERAN
Pasal 78
Setiap orang yang dengan sengaja menggunakan alat,
metode atau cara lain dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang menimbulkan kesan seolah-olah yang
bersangkutan adalah dokter atau dokter gigi yang telah
memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat tanda
registrasi dokter gigi atau surat izin praktik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak
Rp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah).
UU NO 36/ 2009 TENTANG
KESEHATAN
PASAL 23 AYAT 1
PASAL 24 AYAT 1
PASAL 24 AYAT 2
PASAL 27 AYAT 2
PASAL 13 AYAT 3
Setiap tenaga kesehatan yang bekerja di Rumah
Sakit harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika
profesi, menghormati hak pasien dan
mengutamakan keselamatan pasien.
UU NO 44/2009 TENTANG RUMAH SAKIT
PASAL 11 AYAT 12
Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam
kelompok tenaga teknik biomedika
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k
terdiri atas radiografer, elektromedis, ahli
teknologi laboratorium medik, fisikawan
medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
PASAL 17 AYAT 3
PASAL 26 AYAT 1
PASAL 31 AYAT 2
Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi program pelatihan dan tenaga
pelatih yang sesuai dengan Standar Profesi dan
standar kompetensi serta diselenggarakan oleh
institusi penyelenggara pelatihan yang terakreditasi
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
PASAL 57
Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik berhak:
a. memperoleh pelindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai
dengan Standar Profesi, Standar Pelayanan Profesi, dan Standar Prosedur
Operasional;
b. memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari Penerima Pelayanan
Kesehatan atau keluarganya;
c. menerima imbalan jasa;
d. memperoleh pelindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, perlakuan
yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral, kesusilaan, serta
nilai-nilai agama;
e. mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan profesinya;
f. menolak keinginan Penerima Pelayanan Kesehatan atau pihak lain yang
bertentangan dengan Standar Profesi, kode etik, standar pelayanan, Standar
Prosedur Operasional, atau ketentuan Peraturan Perundang-undangan; dan
g. memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
PASAL 58 AYAT 1
(1) Tenaga Kesehatan dalam menjalankan praktik wajib:
a. memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan Standar Profesi,
Standar Pelayanan Profesi, Standar Prosedur Operasional, dan
etika profesi serta kebutuhan kesehatan Penerima Pelayanan
Kesehatan;
b. memperoleh persetujuan dari Penerima Pelayanan Kesehatan
atau keluarganya atas tindakan yang akan diberikan;
c. menjaga kerahasiaan kesehatan Penerima Pelayanan Kesehatan;
d. membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang
pemeriksaan, asuhan, dan tindakan yang dilakukan; dan
e. merujuk Penerima Pelayanan Kesehatan ke Tenaga Kesehatan
lain yang mempunyai Kompetensi dan kewenangan yang sesuai.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
PASAL 60
Tenaga Kesehatan bertanggung jawab untuk:
a. mengabdikan diri sesuai dengan bidang keilmuan
yang dimiliki;
b. meningkatkan Kompetensi;
c. bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika
profesi;
d. mendahulukan kepentingan masyarakat daripada
kepentingan pribadi atau kelompok; dan
e. melakukan kendali mutu pelayanan dan kendali
biaya dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
PASAL 64
PASAL 65 AYAT 1
PASAL 65 AYAT 3
Pelimpahan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan dengan ketentuan:
PASAL 66 AYAT 1
Pasal 66 ayat 2
Pasal 66 ayat 3
Pasal 66 ayat 4
Pasal 66 ayat 5
Pasal 83
Setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan
melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga
Kesehatan yang telah memiliki izin
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64 dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun.
UU NO 36/2014 TENTANG TENAGA KESEHATAN
Pasal 84 ayat 1
Pasal 84 ayat 2
PASAL 85 AYAT 1
PASAL 86 AYAT 2
Setiap Tenaga Kesehatan warga negara asing
yang dengan sengaja memberikan pelayanan
kesehatan tanpa memiliki SIP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) dipidana
dengan pidana denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG
PENYELENGGARAAN PEKERJAAN RADIOGRAFER
PASAL 13 AYAT 1
Radiografer dalam memberikan pelayanan teknik
radiodiagnostik,teknik radioterapi, dan teknik
kedokteran nuklir hanya dapat melakukan
pelayanan atas permintaan tertulis dengan
keterangan klinis yang jelas dari dokter, dokter gigi,
dokter spesialis atau dokter gigi spesialis.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER
PASAL 13 AYAT 2
Radiografer dalam memberikan pelayanan teknik
radiodiagnostik,teknik radioterapi, dan teknik
kedokteran nuklir dengan menggunakan energi
radiasi pengion dan non pengion harus sesuai
dengan kode etik, standar profesi, standar
pelayanan radiologi dan standar prosedur
operasional.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER
PASAL 13 AYAT 3
Radiografer dalam memberikan pelayanan teknik
radiodiagnostik, teknik radioterapi, dan teknik kedokteran
nuklir dilarang:
a. melakukan tindakan medis, termasuk memasukan bahan
kontras dengan jenis apapun dan cara apapun; dan
b. melakukan pemanfaatan dengan sistem fluoroscopy
secara langsung.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER
PASAL 14
Dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
Radiografer berwenang:
a. melakukan teknik radiografi konvensional tanpa kontras;
b. melakukan teknik radiografi konvensional dengan kontras;
c. melakukan teknik radiografi menggunakan peralatan dengan teknologi
digital/sistem komputer/magnetik/ultrasound baik pengion dan/atau
nonpengion;
d. melakukan teknik kedokteran nuklir;
e. melakukan evaluasi mutu radiografi;
f. melakukan pengelolaan ruangan radiologi;
g. melakukan tindakan prosesing film;
h. melakukan teknik radioterapi dengan modalitas radioterapi eksternal
dan/atau internal (brachy terapi);
i. melakukan quality assurance/quality control bekerjasama dengan mitra
terkait.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER
PASAL 17
d. menerima imbalan jasa profesi dan tunjangan lain sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
PASAL 18
Dalam melaksanakan pekerjaannya, Radiografer mempunyai
kewajiban;
a. menghormati hak klien;
b. melakukan rujukan untuk kasus di luar kompetensi dan
kewenangannya sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan; menyimpan rahasia sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. melaksanakan kewenangan selain sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 apabila dalam rangka menyelamatkan nyawa
pasien (life saving);
d. memberikan informasi tentang pekerjaan radiografer yang
dibutuhkan oleh klien;
e. meminta persetujuan pekerjaan radiografer (informed concern)
yang akan dilaksanakan kepada klien; dan
f. mematuhi standar profesi, kode etik, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional Radiografer.
PERMENKES NO 81/2013 TENTANG PENYELENGGARAAN
PEKERJAAN RADIOGRAFER
PASAL 24
Standar Profesi Radiografer yang ditetapkan
oleh Organisasi Profesi masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan
Menteri ini sampai ditetapkan yang baru oleh
Organisasi Profesi.
KEPMENKES No 375/2007
KEPMENKES No 375/2007
a. Di bidang Radiodiagnostik
b. Di Bidang Radioterapi
h. Pengembangan Diri
FUNGSI RADIOGRAFER
a. mengerti dan memahami visi dan misi organisasi tempat
pelayanan radiologi
kesehatan.
FUNGSI RADIOGRAFER
f. meningkatkan pengawasan, monitoring dan evaluasi
FUNGSI RADIOGRAFER
h. meningkatkan upaya jaminan kualitas radiologi termasuk
sistem pemeliharaan sarana, prasarana dan peralatan
radiologi sebagai upaya peningkatan kualitas hasil layanan
radiologi dalam bentuk rekam medik radiologi dan Imejing.
Konvensional
bidang CT Scan
bidang MRI
bidang USG
KEPMENKES No 375/2007
bidang Radioterapi
SELAMAT BERBAKTI
UNTUK NEGERI