Anda di halaman 1dari 32

PENINGKATAN CAKUPAN PENEMUAN KASUS TB DI

KECAMATAN KARTASURA BERSAMA


DUDA PUBER (DUTA DAHAK PEDULI TUBERCULOSIS)

Pembimbing:
dr. Tri Isponingsih

Rosy Syajarotudduroh , S.Ked J 510 181125


Sekentya Mauridha S, S.Ked J 510 181127
Tetana Ary Subhan, S.Ked J 510 181128
Lya Ermina, S.Ked J 510 181129
 

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

TB adalah penyakit infeksi kronik yang menyerang hampir semua organ tubuh manusia dan yang terbanyak
adalah paru-paru

TB paru masih merupakan masalah utama kesehatan yang dapat menimbulkan kesakitan (morbiditas) dan
kematian (mortalitas)

Menurut WHO tahun 2015, diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru dengan 1,5 juta kematian, 1,1 juta (12%) HIV positif
dengan kematian 320.000 orang dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang

Diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000 kematian/tahun
Di Indonesia tahun 2015, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru
pertahun (399/100.000 ) , dengan 100.000 kematian pertahun (41
/100.000), diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV positif
(25/100.000)

Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate/CNR) dilaporkan


sebanyak 129/100.000 Jumlah 324.539 kasus, 314.965 kasus baru.

Prevalensi HIV diantara pasien TB diperkirakan 6,2%

Jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 12% kasus TB-RO


Komitmen Pemerintah Daerah dalam
Penyakit TB Paru masih merupakan salah memberantas penyakit TB Paru dengan cara
satu penyakit menular yang masih perlu memutus rantai penularan penyakit melalui
diperhatikan di Kabupaten Sukoharjo pengobatan serta penjaringan suspek TB
secara rutin

Tahun 2019 ditemukan kasus suspect 200


Penemuan penderita tuberkulosis di Puskesmas
kasus  21 ( 10,5 % ) kasus positip dari nalisis
Kartasura tahun 2019 sebanyak 14% atau kurang
pencapaian kegiatan UKM di puskesmas dari target yaitu 30%
Kartasura

“Peningkatan Cakupan Penemuan Kasus TB di Kecamatan


Kartasura Bersama DUDA PUBER (Duta Dahak Peduli
Tuberkulosis)’’.
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana upaya dalam meningkatkan cakupan penemuan kasus TB di Kecamatan Kartasura
Kabupaten Sukoharjo?

TUJUAN
Meningkatkan cakupan penemuan kasus TB di Kecamatan Kartasura

MANFAAT
Memberikan kontribusi melalui ide dan program kerja yang melibatkan multi sektoral

Sebagai masukan dalam upaya untuk meningkatkan angka cakupan penemuan kasus TB di
wilayah kerja Puskesmas Kartasura
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tuberkulosis Paru
Pasien TB yang terkonfirmasi Bakteriologis:
Pasien TB yang terbukti positif pada hasil pemeriksaan contoh uji biologinya (sputum
dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, TCM TB, atau biakan.
Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
Pasien TB paru BTA positif
- Pasien TB paru hasil biakan M.tb positif
- Pasien TB paru hasil TCM M.tb positif
- Pasien TB ekstraparu terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan
maupun tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena.
- TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis.
Semua pasien yang memenuhi definisi tersebut di atas harus dicatat.
 Pasien TB terdiagnosis secara Klinis
Pasien yang tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis
sebagai pasien TB aktif oleh dokter, dan diputuskan untuk diberikan pengobatan TB.
Termasuk dalam kelompok pasien ini adalah:
 Pasien TB paru BTA negatif dengan hasil pemeriksaan foto toraks mendukung TB.
 Pasien TB paru BTA negatif dengan tidak ada perbaikan klinis setelah diberikan
antibiotika non OAT, dan mempunyai faktor risiko TB
 Pasien TB ekstraparu yang terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris dan
histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis.
 TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring.
 Pasien TB yang terdiagnosis secara klinis dan kemudian terkonfirmasi bakteriologis
positif (baik sebelum maupun setelah memulai pengobatan) harus diklasifikasi
ulang sebagai pasien TB terkonfirmasi bakteriologis.
Epidemiologi
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB baru dengan 1,5 juta kematian
Ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan
kematian 190.000 orang

Diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000 kematian/tahun

Kasus TB di Indonesia tahun 2015, diperkirakan ada 1 juta kasus TB baru pertahun (399/100.000) dengan
100.000 kematian pertahun (41/100.000)

Diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV positif (25/100.000)

Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate/CNR) dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129/100.000 penduduk

Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus, 314.965 adalah kasus baru

Diperkiraan prevalensi HIV diantara pasien TB sebesar 6,2%, dan jumlah kasus TB-RO diperkirakan sebanyak 6700
kasus dari 1,9% kasus TB-RO kasus baru dan 12% kasus dari TB dengan pengobatan ulang
Etiologi

Penyakit TB disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, yang berbentuk


batang, bersifat aerob dan tahan asam

Klasifikasi
 Klasifikasi berdasarkan lokasi anatomi dari penyakit
Paru dan Ekstraparu
 Klasifikasi berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya
Baru, Kambuh, Gagal, Putus Obat dan Tidak Diketahui
 Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan uji kepekaan obat
MR, PR, MDR, XDR, RR
 Klasifikasi pasien TB berdasarkan status HIV
Positif, Negatif dan Tidak Diketahui
Epidemiologi
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih
Gejala klinis TB dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal (respiratorik) dan gejala
sistemik

• Batuk produktif ≥ • Demam


2 minggu • Keringat malam
• Batuk darah • Anoreksia
• Sesak nafas • Berat badan
• Nyeri dada menurun
Gejala Gejala
respiratorik : sistemik :
Diagnosis
Penatalaksanaan Tuberkulosis Paru

Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut:

OAT harus diberikan dalam


bentuk kombinasi beberapa
jenis obat, dalam jumlah
Untuk menjamin kepatuhan
cukup dan dosis tepat
pasien menelan obat,
sesuai dengan kategori
dilakukan pengawasan
pengobatan. Jangan
langsung (DOT = Directly
gunakan OAT tunggal
Observed Treatment) oleh
(monoterapi). Pemakaian
seorang Pengawas
OAT-Kombinasi Dosis Tetap
Menelan Obat (PMO).
(OAT-KDT) lebih
menguntungkan dan
sangat dianjurkan.
Hasil pengobatan
• Sembuh
• Pengobatan lengkap
• Meninggal
• Gagal
• Drop out
• Pindah
Strategi DOTS

Sebagai pengawasan langsung


menelan obat jangka pendek. Setiap
hari oleh PMO (Pengawas Menelan
Obat).

Tujuannya mencapai angka


kesembuhan yang tinggi, mencegah
putus berobat, mengatasi efek
samping obat jika timbul dan
mencegah resistensi.
BAB III
METODE PENERAPAN KEGIATAN

• Luas wilayah kecamatan Kartasura 17,53 km2.


• Kecamatan Kartasura terdiri dari 12 desa.
• Jumlah penduduk 108.422 jiwa pada tahun 2018.
• Batas-batas Kecamatan Kartasura meliputi:
• Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar
Profil Puskesmas • Sebelah Timur : Kota Surakarta
Kartasura • Sebelah Selatan : Kecamatan Gatak
• Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali
• Kecamatan Kartasura terbagi dalam 12 desa, wilayah tersebut
terdiri dari 10 desa dan 2 Kelurahan, 116 RW (Rukun Warga) dan
443 RT (Rukun Tetangga). Menurut klasifikasinya semua desa
di Kecamatan Kartasura termasuk desa swasembada.
Dokter Umum 5 orang dan Dokter Gigi 4 orang
Sumber
Bidan 29 orang (D4 dan D3 Kebidanan)
Daya Perawat 17 orang (S1, D3 dan SPK)
Manusia Perawat Gigi 3 orang (SPRG)
(th 2018) Nutrisionis 2 orang (S1 dan D3)
Farmasi 3 orang (D3)
Rekam Medis 1 orang (D3)
Sarjana KesMas 1 orang
Tenaga Sanitasi 3 orang (S1 dan D3)
Analisisi Laboratorium 2 orang
Fisioterapi 3 orang (D3)
Staf Admin 7 orang (S1,D3, dan SMA)
Operator SIMPUS 1 (SMA)
THL 7 orang (SMA)
Magang/Kontrak 8 orang (S1 dan D3)
Tata
Visi Misi Motto
Nilai
Terwujudnya
pelayanan Memberikan Bersama Wujudkan
pelayanan KTS (Komitmen
kesehatan prima Pelayanan
kesehatan yang Tertib Standar)
untuk menjadikan Kesehatan Prima
puskesmas bermutu.
Kartasura sebagai
pilihan masyarakat
Meningkatkan peran
serta masyarakat
dalam mewujudkan
kemandirian hidup
sehat.

Meningkatkan peran
serta pemangku
kepentingan dalam
pembangunan
kesehatan.
Strategi
 Sosialisasi di tingkat desa tentang program peningkatan penemuan kasus
TB. Memberikan edukasi pada masyarakat tentang TB.
 Pemilihan dan pelatihan DUDA PUBER tentang TB, dan cara
pengaplikasian program.
 Monitoring dan evaluasi serta pelaporan penemuan kasus TB.
STRUKTUR ORGANISASI
UPTD PUSKESMAS KARTASURA KEPALA PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN drg. ENDANG ASTUTI


SUKOHARJO

KOORDINATORUKM ESENSIAL DAN


PERKESMAS
Eny Ismayawati,S.ST, MM

1. Pengelola Pelayanan Promosi


Kesehatan Termasuk UKS
Sri Supami, SKM

2. Pengelola Pelayanan Kesehatan Lingkungan


Hardiyanti Hastuti, SKM

3. PengelolaPelayanan Kesehatan KIA - KB Bersifat


UKM : Wulan Mardikaningtyas,A.md.Keb

4. Pengelola Pelayanan Gizi Bersifat UKM


Nanik Kristianti , S.Gz

5. Pengelola Pelayanan Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit, Maryani, S.Kep,Ns

6. Pengelola PelayananKeperawatan Kesehatan


Masyarakat :Selvia Meyrika,A.MdKep

15. Koordinator Pelayanan Tim Kesehatan , Riyanto


Peta Kecamatan Kartasura
Penyajian data UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat)
di Kecamatan Kartasura pada tahun 2019
Upaya Kegiatan Target 2019 % Capaian %
Upaya Pelayanan KIA dan KB KB pasca persalinan 60 33,7
Upaya Pencegahan dan Tuberculosis Paru (cakupan 30 14
Pengendalian Penyakit penemuan/ pengobatan
semua kasus TB yang diobati)
-  

Pencegahan dan 30 11,02


pengendalian penyakit tidak
menular (penduduk usia > 18
tahun yang melakukan
pemeriksaan gula)
C. Cakupan penemuan/pengobatan semua kasus TB yang diobati

Tabel 3.5. Penemuan/pengobatan semua kasus TB yang diobati di Kecamatan Kartasura tahun 2019
Target Cakupan
No Desa Jml penduduk Sasaran suspek
Semua kasus (%) Semua kasus Suspek
(%)
1 Ngemplak 3977 12 32 0 0,0% 4 12,5%
2 Pucangan 14612 42 178 2 4,8% 38 21,3%
3 Kartasura 15457 45 190 4 9% 42 22,1%
4 Ngabeyan 5327 15 55 3 20% 12 21,8%
5 Wirogunan 5164 15 53 3 20% 8 15,1%
6 Kertonatan 3419 10 29 1 10% 6 20,6%
7 Makamhaji 18126 52 220 2 4% 16 7,2%
8 Gumpang 10088 29 118 1 3,4% 9 7,6%
9 Ngadirejo 10536 30 124 2 6,6% 12 9,6%
10 Pabelan 8129 23 92 2 8,7% 11 11,9%
11 Gonilan 6539 19 71 0 0,0% 7 9,8%
12 Singopuran 7048 20 78 1 5% 10 12,8%
  Puskesmas 108442 312 1240 21 176
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah
Pencapaian Program di Puskesmas Kartasura Tahun 2019

Upaya Kegiatan Target 2019 % Capaian


%
Upaya Pelayanan KB pasca persalinan 60 33,7
KIA dan KB
Upaya Pencegahan Tuberculosis Paru (cakupan penemuan/ 30 14
dan Pengendalian pengobatan semua kasus TB yang diobati)
Penyakit -  
Pencegahan dan pengendalian penyakit 30 11,02
tidak menular (penduduk usia > 18 tahun
yang melakukan pemeriksaan gula)
B. Penentuan Prioritas

Cakupan Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai


No Indikator % U S G F Total Prioritas
Skala Likert :
1 KB pasca persalinan 33,7 3 3 2 3 11 3 1. Sangat kecil

2. Kecil
Cakupan penemuan/
3. Sedang
2 pengobatan semua 14 5 4 5 5 19 1
kasus TB yang diobati 4. Besar

5. Sangat Besar

Penduduk usia > 18


tahun yang
3 11,02 3 4 4 3 14 2
melakukan
pemeriksaan gula
C. Analisis Penyebab Masalah
D. Penentuan Prioritas Alternatif

No. Masalah Alternatif Pemecahan Masalah


1 - Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai fungsi - Pembentukan DUDA PUBER (Duta Dahak Peduli Tuberkulosis) 1 orang
puskesmas untuk 1 RT
- Belum semua jejaring dan jaringan melaporkan kasus TB ke
puskesmas
- Cakupan wilayah kerja Puskesmas yang terlalu luas
- Terbatasnya tempat untuk pemeriksaan dahak

2 - Pemahaman masyarakat tentang penyakit TB dan - Penyuluhan dan Pembinaan pada DUDA PUBER, Bidan Desa dan Kader,
  pengobatannya berupa:
- Kurangnya keteraturan minum obat - Materi TB (penyakit, gejala dan tanda, status TB sebagai penyakit
- Kurangnya pemahaman masyarakat mengenai risiko putus menular)
obat TB - Cara mengeluarkan dahak dengan benar
- Pasien sulit mengeluarkan dahak - Kriteria pasien yang perlu dilaporkan
- Stigma masyarakat tentang TB masih buruk - Follow up
E. Pemecahan Masalah Terpilih

Nama Program ● DUDA PUBER “Duta Dahak Peduli Tuberculosis”

● Memberikan sosialisasi ke masyarakat mengenai TB


● Membentuk DUDA PUBER
Deskripsi Program ● DUDA PUBER dipilih menurut kriteria
● DUDA PUBER melaporkan suspek maupun penderita TB ke grup Whatsapp
● Bidan desa melakukan follow up ke grup Whatsapp

● Meningkatkan angka penemuan penderita TB di Kecamatan Kartasura m


Tujuan program ● Meningkatkan peran aktif petugas puskesmas, kader, dan masyarakat
● Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang TB

● Pembentukan DUDA PUBER


Penyuluhan DUDA PUBER
Perencanaan Program

● Pembentukan grup Whatsapp


● Follow up grup WA
E. Pemecahan Masalah Terpilih

Pelaksanaan Program
DUDA PUBER berperan
sebagai pengumpul
informasi sekaligus
promotor TB
Bidan desa yang berperan
sebagai pengkoordinir
dan penghubung
masyarakat ke puskesmas
Puskesmas sebagai
pengumpul dan analisis
data, pembina dalam
pembekalan kepada
DUDA PUBER,
penanggung jawab,
program pengawas.
E. Pemecahan Masalah Terpilih

Perencanaan Program DUDA PUBER


Alur Pelaksanaan

Koordinasi dengan kepala desa dan kader

Pembentukan DUDA PUBER untuk setiap RT

Pelaksanaan penyuluhan kepada DUDA PUBER dan pemberian materi: penyakit TB, gejala dan tanda TB, status TB
sebagai penyakit menular serta cara mengeluarkan dahak dengan benar, tugas DUDA PUBER (melaporkan apakah di
lingkup lingkungannya ada suspek maupun pederita TB)

Memasukkan DUDA PUBER ke grup Whatsapp yang dikoordinir oleh setiap bidan desa. Bidan desa bertugas
menindaklanjuti laporan DUDA PUBER dan melaporkan suspek maupun penderita TB ke Puskesmas
E. Pemecahan Masalah Terpilih

Pengawasan Program Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program

Indikator Program
DUDA PUBER 1 orang untuk 1 RT
Terbentuk grup Whatsapp sebagai
sarana pelaporan
Target program
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


Prioritas permasalahan pada rencana program DUDA PUBER adalah
rendahnya penemuan kasus TB di wilayah kecamatan Kartasura.

KESIMPULAN
 

Perencanaan program DUDA PUBER diharapkan mampu meningkatkan
cakupan penemuan kasus TB di Kecamatan Kartasura sehingga mampu
mencapai target yaitu 30%.


Pihak Puskesmas, programmer dan bidan desa menjalin komunikasi dan
kerja sama dengan kader posyandu dan DUDA PUBER agar program ini

SARAN ●
terlaksana dengan baik.
Menindak lanjuti inovasi program DUDA PUBER untuk dimasukkan ke
program puskesmas pada tahun 2020.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai