Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

Cluster headache (CH) adalah salah satu bentuk nyeri kepala primer yang

sangat parah dengan prevalensi kira-kira 0,1% dari total penduduk pertahunnya.

Cluster Headache dikelompokan kedalam Trigeminal Autonom Cephalgia (TAC),

hal ini disebabkan karena cluster headache merupakan bentuk nyeri kepala

terbanyak kedua yang sering dihadapi oleh spesialis saraf atau neurologis. Cluster

headache terdiri dari dua jenis yaitu, Cluster headache episodik, yang terdapat

fase bebas serangan satu bulan atau lebih tanpa pengobatan (80% dari semua

pasien cluster headache), dan cluster headache kronis yang tidak terdapat fase

penyembuhan (20% dari semua pasien cluster headache).1

Sindrom ini berbeda dengan migren, walaupun sama-sama ditandai dengan

nyeri kepala unilateral, dan dapat terjadi bersamaan dengan migren. Mekanisme

histaminergik dan humoral diperkirakan mendasari gejala otonom yang terjadi

bersamaan dengan nyeri kepala ini. Cluster headache sering didapatkan pada

dewasa muda, terutama laki-laki, dengan rasio jenis kelamin laki-laki dan wanita

4:1. Nyeri dirasakan hilang timbul (biasanya berlangsung selama 20-120 menit) di

daerah orbita dan wajah yang terjadi beberapa kali sehari selama beberapa

minggu, yang dipisahkan oleh interval bebas serangan. Pola ini berlangsung

selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan bulanan, kemudian bebas

serangan selama beberapa minggu, bulan bahkan tahunan, sehingga dinamakan

cluster headache (cluster: berkelompok). Diperkirakan cluster headache

dipengaruhi oleh faktor genetik. Riwayat keluarga yang juga menderita nyeri

1
kepala, merokok, cedera kepala, dan pekerjaan diduga berkaitan dengan terjadinya

cluster headache. Patofisiologi penyakit ini masih belum diketahui dengan pasti.

Dan saat ini pengobatan terhadap cluster headache masih bersifat simptomatis.

Hanya terdapat dua pengobatan terhadap serangan yang telah teruji keefektifannya

yaitu sumatriptan sub kutan dan inhalasi oksigen.2,3,4

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Nyeri kepala klaster (cluster headache) merupakan nyeri kepala vaskular

yang juga dikenal sebagai nyeri kepala Horton, sfenopalatina neuralgia, nyeri

kepala histamine, sindrom Bing, erythrosophalgia, neuralgia migrenosa, atau

migren merah (red migraine) karena pada waktu serangan akan tampak merah

pada sisi wajah yang mengalami nyeri.2,3,5

2.2 ICD

G44 Other headache syndromes

G44.0 Cluster headaches and other trigeminal autonomic cephalgias (TAC)

G44.00 Cluster headache syndrome, unspecified

G44.001 intractable

G44.009 not intractable

G44.01 Episodic cluster headache

G44.011 intractable

G44.019 not intractable

G44.02 Chronic cluster headache

G44.021 intractable

G44.029 not intractable

G44.03 Episodic paroxysmal hemicrania

G44.031 intractable

G44.039 not intractable

3
G44.04 Chronic paroxysmal hemicrania

G44.041 intractable

G44.049 not intractable

G44.05 Short lasting unilateral neuralgiform headache with conjunctival


injection and tearing (SUNCT)

G44.051 intractable

G44.059 not intractable

G44.09 Other trigeminal autonomic cephalgias (TAC)

G44.091 intractable

G44.099 not intractable

G44.1 Vascular headache, not elsewhere classified

G44.2 Tension-type headache

G44.20 Tension-type headache, unspecified

G44.201 intractable

G44.209 not intractable

G44.21 Episodic tension-type headache

G44.211 intractable

G44.219 not intractable

G44.22 Chronic tension-type headache

G44.221 intractable

G44.229 not intractable

G44.3 Post-traumatic headache

G44.30 Post-traumatic headache, unspecified

G44.301 intractable

4
G44.309 not intractable

G44.31 Acute post-traumatic headache

G44.311 intractable

G44.319 not intractable

G44.32 Chronic post-traumatic headache

G44.321 intractable

G44.329 not intractable

G44.4 Drug-induced headache, not elsewhere classified

G44.40 not intractable

G44.41 intractable

G44.5 Complicated headache syndromes

G44.51 Hemicrania continua

G44.52 New daily persistent headache (NDPH)

G44.53 Primary thunderclap headache

G44.59 Other complicated headache syndrome

G44.8 Other specified headache syndromes

G44.81 Hypnic headache

G44.82 Headache associated with sexual activity

G44.83 Primary cough headache

G44.84 Primary exertional headache

G44.85 Primary stabbing headache

G44.89 Other headache syndrome

5
2.3 Synonyms

a. Migrainous Neuralgia

b. Histamine Headache

c. Alarm Clock Headache

d. Ciliary Neuralgia

e. Hemicrania Neuralgiformis Chronica

f. Hortons Headache

g. Petrosal Neuralgia

h. Bings Erythroprosopalgia

i. Suicide Headache

2.4 History

Deskripsi lengkap tentang sakit kepala cluster diberikan oleh ahli saraf

London Wilfred Harris pada tahun 1926, yang menamakan penyakit tersebut

sebagai neuralgia migrain. Deskripsi tanggal CH sampai tahun 1745 dan mungkin

sebelumnya.

Kondisi ini awalnya bernama cephalalgia Horton setelah Bayard Taylor

Horton, seorang ahli saraf AS yang mendalilkan teori pertama mengenai

patogenesis mereka. Makalah aslinya menggambarkan keparahan sakit kepala

karena mampu membawa pria normal dan memaksa mereka untuk mencoba atau

menyelesaikan bunuh diri; Makalahnya pada 1939 mengatakan; "Pasien kami

cacat karena kelainan dan menderita serangan rasa sakit dari dua sampai dua

puluh kali dalam seminggu Mereka tidak merasa lega dengan metode pengobatan

yang biasa. Rasa sakit mereka sangat parah sehingga beberapa dari mereka harus

6
terus-menerus diawasi karena ketakutan. Bunuh diri Sebagian besar dari mereka

bersedia tunduk pada operasi yang mungkin akan membawa kelegaan. "

CH secara bergantian disebut eritroprosopalgia Bing, neuralgia siliaris,

eritromelalgia kepala, sakit kepala Horton, cephalalgia histamin, neuralgia

petrosal, neuralgia sphenopalatine, neuralgia vidian, neuralgia Sluder, sindrom

Sluder, dan hemikrania angioparalyticia.

2.5 Prevalensi

Cluster headache adalah penyakit yang langka. Dibandingkan dengan

migren, cluster headache 100 kali lebih lebih jarang ditemui. Di Perancis

prevalensinya tidak diketahui dengan pasti, diperkirakan sekitar 1/10.000

penduduk, berdasarkan penelitian yang dilakukan di negara lainnya. Serangan

pertama muncul antara usia 10 sampai 30 tahun pada 2/3 total seluruh pasien.

Namun kisaran usia 1 sampai 73 tahun pernah dilaporkan. Cluster headache sering

didapatkan terutama pada dewasa muda, laki-laki, dengan rasio jenis kelamin

laki-laki dan wanita 4:1. Serangan terjadi pada waktu-waktu tertentu, biasanya

dini hari menjelang pagi, yang akan membangunkan penderita dari tidurnya

karena nyeri.2,5

2.6 Etiologi

Etiologi cluster headache adalah sebagai berikut:6

Penekanan pada nervus trigeminal (nervus V) akibat dilatasi pembuluh darah

sekitar.

Pembengkakan dinding arteri carotis interna.

Pelepasan histamin.

7
Letupan paroxysmal parasimpatis.

Abnormalitas hipotalamus.

Penurunan kadar oksigen.

Pengaruh genetik

Positron emision tomografi (PET) scanning dan Magnetic resonance

imaging (MRI) membantu untuk memperjelas penyebab cluster headache yang

masih kurang dipahami. Patofisiologi dasar dalam hipotalamus gray matter. Pada

beberapa keluarga, suatu gen autosom dominan mungkin terlibat, tapi alel-alel

sensitif aktivitas kalsium channel atau nitrit oksida masih belum teridentifikasi.

Vasodilatasi arteri karotis dan arteri oftalmika dan peningkatan sensitivitas

terhadap rangsangan vasodilator dapat dipicu oleh refleks parasimpatetik

trigeminus. Variasi abnormal denyut jantung dan peningkatan lipolisis nokturnal

selama serangan dan selama remisi memperkuat teori abnormalitas fungsi otonom

dengan peningkatan fungsi parasimpatis dan penurunan fungsi simpatis. Serangan

sering dimulai saat tidur, yang melibatkan gangguan irama sirkadian. Peningkatan

insidensi sleep apneu pada pasien-pasien dengan cluster headache menunjukan

periode oksigenasi pada jaringan vital berkurang yang dapat memicu suatu

serangan.7

2.7 Faktor Resiko

Glyceryl trinitrate.

Alkohol.

Terpapar hidrokarbon.

Panas.

8
Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.

Stres.

2.8 Patofisiologi

Patofisiologi cluster headache masih belum diketahui dengan jelas, akan

tetapi teori yang masih banyak dianut sampai saat ini antara lain:

Cluster headache timbul karena vasodilatasi pada salah satu cabang arteri

karotis eksterna yang diperantarai oleh histamine intrinsic (Teori Horton).6

Serangan cluster headache merupakan suatu gangguan kondisi fisiologis

otak dan struktur yang berkaitan dengannya, yang ditandai oleh disfungsi

hipotalamus yang menyebabkan kelainan kronobiologis dan fungsi

otonom. Hal ini menimbulkan defisiensi autoregulasi dari vasomotor dan

gangguan respon kemoreseptor pada korpus karotikus terhadap kadar

oksigen yang turun. Pada kondisi ini, serangan dapat dipicu oleh kadar

oksigen yang terus menurun. Batang otak yang terlibat adalah setinggi

pons dan medulla oblongata serta nervus V, VII, IX, dan X. Perubahan

pembuluh darah diperantarai oleh beberapa macam neuropeptida

(substansi P, dll) terutama pada sinus kavernosus (teori Lee Kudrow).6

2.9 Manifestasi Klinis

Nyeri kepala yang dirasakan sesisi biasanya hebat seperti ditusuk-tusuk

pada separuh kepala, yaitu di sekitar, di belakang atau di dalam bola mata, pipi,

lubang hidung, langit-langit, gusi dan menjalar ke frontal, temporal sampai ke

oksiput. Nyeri kepala ini disertai gejala yang khas yaitu mata sesisi menjadi merah

dan berair, konjugtiva bengkak dan merah, hidung tersumbat, sisi kepala menjadi

9
merah-panas dan nyeri tekan. Serangan biasanya mengenai satu sisi kepala, tapi

kadang-kadang berganti-ganti kanan dan kiri atau bilateral. Nyeri kepala bersifat

tajam, menjemukan dan menusuk serta diikuti mual atau muntah. Nyeri kepala

sering terjadi pada larut malam atau pagi dini hari sehingga membangunkan

pasien dari tidurnya.6

Serangan berlangsung sekitar 15 menit sampai 5 jam (rata rata 2 jam)

yang terjadi beberapa kali selama 2-6 minggu. Sedangkan sebagai faktor pencetus

adalah makanan atau minuman yang mengandung alkohol. Serangan kemudian

menghilang selama beberapa bulan sampai 1-2 tahun untuk kemudian timbul lagi

secara cluster (berkelompok).5

Nyeri pada tipe cluster digambarkan sebagai berikut:

a. Karakterisitik: nyeri sangat hebat, menyiksa, menusuk, tajam, bola mata

seperti hendak dicungkil keluar.

b. Lokasi: unilateral, pada area periorbita, retro-orbital, temporal, umumnya

tidak menjalar sekalipun kadang-kadang dapat menjalar ke area pipi,

rahang, oksipital, dan tengkuk.

c. Distribusi: nyeri pada divisi pertama dan kedua dari nervus trigemnius;

sekitar 18-20% pasien mengeluhkan nnyeri pada area trigeminus.

d. Onset: tiba-tiba, memuncak dalam 10-15 menit

e. Durasi: 5 menit hingga 3 jam per episode

f. Frekuensi: dapat terjadi 1-8 kali sehari selama berbulan-bulan

g. Periodisitas: regularitas sikardian pada 47% kasus

10
h. Remisi: periode panjang bebas nyeri dapat ditemukan pada sebagian

pasien; panjang remisi rata-rata 2 tahun, namun dapat berikisar antara 2

bulan hingga 20 tahun.

Nyeri dapat disertai dengan berbagai gejala parasipatis karnial, antara lain:

a. Lakrimasi ipsilateral (84-91%) atau injeksi konjungtiva

b. Hidung tersumbat (48-75%) atau rinore

c. Edema palpebral ipsilateral

d. Miosis atau ptosis ipsilateral

e. Perspirasi pada dahi dan wajah sisi ipsilateral (26%)

Produk alcohol dan tembakau dapat mempresipitasi serangan. Pemicu lain

dapat berupa cuaca panas, menonton televisi, nitrogliserin, stress, relaksasi,

rhinitis alergi, dan aktifitas seksual.

Selama periode serangan nyeri kepala tipe cluster, sebanyak 90% dari

pasien menjadi gelisah dan tidak dapat beristirahat. Mereka tidak dapat berbaring

untuk istirahat; sebaliknya, pasien memilih untuk berjalan dan bergerak kesana

kemari. Pasien dapat merasa putus asa dan membenturkan kepalanya pada

permukaan yang keras, menjerit kesakitan, serta berguling-guling.

11
Gambar 2.1 Ciri khas Cluster Headache

Gambar 2.2 Gejala Klinis Cluster headache

12
2.10 Klasifikasi

The International Headache Society (IHS) mengkalisifikasikan nyeri

kepala tipe cluster menjadi tipe episodic dan kronis berdasarkan sebagai berikut:

A. Tipe episodic berlangsung selama 7 hari hingga 1 tahun; serangan cluster

diantarai oleh periode bebas nyeri yang berlangsung hingga satu bulan.

B. Tipe kronis berlangsung selama lebih dari satu tahun, tanpa adanya priode

remisi, atau dengan periode remisi kurang dari satu bulan. Tipe kronis

diklasifikasikan menjadi 2 sub-kategori, yakni tipe kronis sejak awal dan

tipe kronis yang berkembang dari tipe episodic.

2.11 Diagnosis

Diagnosis nyeri kepala klaster menggunakan kriteria oleh International

Headache Society (IHS) adalah sebagai berikut:8,9

a. Paling sedikit 5 kali serangan dengan kriteria seperti di bawah

b. Berat atau sangat berat unilateral orbital, supraorbital, dan atau nyeri

temporal selama 15 180 menit bila tidak di tatalaksana.

c. Sakit kepala disertai satu dari kriteria dibawah ini :

1. Injeksi konjungtiva ipsilateral dan atau lakriimasi

2. Kongesti nasal ipsilateral dan atau rhinorrhea

3. Edema kelopak mata ipsilateral

4. Berkeringat pada bagian dahi dan wajah ipsilateral

5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral

6. Kesadaran gelisah atau agitasi

13
d. Serangan mempunyai frekuensi 1 kali hingga 8 kali perhari

e. Tidak berhubungan dengan kelainan yang lain.

Pada tahun 2004 American Headache Society menerbitkan kriteria baru

untuk mendiagnosa cluster headache. Untuk memenuhi kriteria diagnosis

tersebut, pasien setidaknya harus mengalami sekurang-kurangnya lima serangan

nyeri kepala yang terjadi setiap hari selama delapan hari, yang bukan disebabkan

oleh gangguan lainnya. Selain itu, nyeri kepala yang terjadi parah atau sangat

parah pada orbita unilateral, supraorbital atau temporal, dan nyeri berlansung

antara 18 sampai 150 menit jika tidak diobati, dan disertai satu atau lebih gejala-

gejala berikut ini: injeksi konjungtiva atau lakrimasi ipsilateral, hidung tersumbat

atau rinore ipsilateral, edema kelopak mata ipsilateral, wajah dan dahi berkeringat

ipsilateral, ptosis atau miosis ipsilateral, atau kesadaran gelisah atau agitasi.

Cluster headache episodik didefinisikan sebagai setidak-tidaknya terdapat dua

periode cluster yang berlangsung tujuh sampai 365 hari dan dipisahkan periode

remisi bebas nyeri selama satu bulan atau lebih. Sedangkan cluster headache

kronis adalah serangan yang kambuh lebih dari satu tahun tanpa periode remisi

atau dengan periode remisi yang berlangsung kurang dari satu bulan.7

2.11.1 kriteria Diagnosa

Kriteria Diagnosis Nyeri Kepala tipe Cluster berdasarkan International

Headache Society

A. Nyeri hebat atau sangat hebat unilateral pada area orbital, dan atau

temporal yang berlangsung 15 180 menit apabila tidak ditangania

B. Nyeri kepala disertai dengan setidaknya satu dari tanda berikut:

14
Ipsilateral injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi

Ipsilateral kongesti nasal dan/atau rhinorrhea.

Ipsilateral edema palpebra

Ipsilateral perspirasi pada dahi dan wajah

Ipsilateral miosis dan/atau ptosis.

Perasaan gelisah dan tidak dapat beristirahat

C. Serangan dapat berlangsung sekali hingga delapan kali dalam seharib

D. Tidak memiliki hubungan dengan penyakit lain

Kriteria diagnosis untuk nyeri kepala tipe cluster tipe Episodic dan Kronis

berdasarkan International Headache Society

A. Tipe Episodic

Deskripsi: Serangan berlangsung selama 7 hari 1 tahun yang diantarai dengan

periode bebas nyeri selama 1 bulan atau lebih lama.

Kriteria diagnosis: Setidaknya terdapat dua periode cluster yang berlangsung

selama 7 - 365 hari dan diantarai dengan periode remisi selama lebih dari 1 bulan.

B. Tipe Kronik

Deskripsi: Serangan berlangsung selama lebih dari 1 tahun tanpa adanya periode

remisi, atau dengan periode remisi kurang dari 1 bulan.

Kriteria diagnosis: Serangan berlangsung selama lebih dari 1 tahun tanpa adanya

periode remisi, atau dengan periode remisi kurang dari 1 bulan.

15
2.12. Diagosis Banding

1. Tension type headache (TTH)

Kriteriteria diagnosis:

a. Minimal 10 episode serangan dengan rata-rata kurang lebih 1 hari/bulan (<

12 hari/tahun)

b. Nyeri kepala berlangsung 30 menit 7 hari

c. Nyeri kepala terdapat minimal 2 gejala khas:

Lokasi bilateral

Menekan/mengikat (tidak berdenyut)

Intensitas ringan atau sedang

Tidak diperberat oleh aktifitas rutin seperti berjalan atau naik

tangga

d. Tidak ada:

Mual atau muntah

Lebih dari 1 keluhan (fotofobia atau fonofobia)

e. Tidak berkaitan dengan kelainan lain

2. Migren

a. Minimal terjadi 5 serangan

b. Nyeri kepala berlangsung 4-72 jam

16
c. Nyeri kepala memiliki 2 diantara karakteristik berikut:

d. Selama nyeri kepala disertai salah satu:

e. Tidak berkaitan dengan gejala lainnya

Gambar 2.3 Lokasi nyeri pada Cluster headache

Gambar 2.4 Perbedaan nyeri kepala primer

17
2.13 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan medis terhadap cluster headache dapat dibagi ke dalam

pengobatan terhadap serangan akut, dan pengobatan preventif, yang bertujuan

untuk menekan serangan. Pengobatan akut dan preventif dimulai secara

bersamaan saat periode awal cluster. Pilihan pengobatan pembedahan yang

terbaru dan neurostimulasi telah menggantikan pendekatan pengobatan yang

bersifat merugikan.1

2.13.1 Pengobatan Serangan Akut

Serangan cluster headache biasanya singkat, dari 30 sampai 180 menit,

sering memberat secara cepat, sehingga membutuhkan pengobatan awal yang

cepat. Penggunaan obat sakit kepala yang berlebihan sering didapatkan pada

pasien-pasien cluster headache, biasanya bila mereka pernah memiliki riwayat

menderita migren atau mempunyai riwayat keluarga yang menderita migren, dan

saat pengobatan yang diberikan sangat tidak efektif pada serangan akut, seperti

triptan oral, acetaminofen dan analgetik agonis reseptor opiate.1

Oksigen: inhalasi oksigen, kadar 100% sebanyak 10-12 liter/menit selama

15 menit sangat efektif, dan merupakan pengobatan yang aman untuk

cluster headache akut.

Triptan: Sumatriptan 6 mg subkutan, sumatriptan 20 mg intranasal, dan

zolmitriptan 5 mg intranasal efektif pada pengobatan akut cluster

headache. Tiga dosis zolmitriptan dalam dua puluh empat jam bisa

18
diterima. Tidak terdapat bukti yang mendukung penggunaan triptan oral

pada cluster headache.

Dihidroergotamin 1 mg intramuskular efektif dalam menghilangkan

serangan akut cluster headache. Cara intranasal terlihat kurang efektif,

walaupun beberapa pasien bermanfaat menggunakan cara tersebut.

Lidokain: tetes hidung topikal lidokain dapat digunakan untuk mengobati

serangan akut cluster headache. Pasien tidur telentang dengan kepala

dimiringkan ke belakang ke arah lantai 30 dan beralih ke sisi sakit kepala.

Tetes nasal dapat digunakan dan dosisnya 1 ml lidokain 4% yang dapat

diulang setekah 15 menit.1

2.14 Pencegahan

Pilihan pengobatan pencegahan pada cluster headache ditentukan oleh

lamanya serangan, bukan oleh jenis episodik atau kronis. Preventif dianggap

jangka pendek, atau jangka panjang, berdasarkan pada seberapa cepat efeknya dan

berapa lama dapat digunakan dengan aman. Bnayak ahli sekarang ini mengajukan

verapamil sebagai pilihan pengobatan lini pertama, walaupun pada beberapa

pasien dengan serangan yang singkat hanya perlu kortikosteroid oral atau injeksi

nervus oksipital mungkin lebih tepat.1

Verapamil lebih efektif dibandingkan dengan placebo dan lebih baik

dibandingkan dengan lithium. Praktek klinis jelas mendukung penggunaan

dosis verapamil yang relatif lebih tinggi pada cluster headache, tentu lebih

tinggi dari pada dosis yang digunakan untuk indikasi kardiologi. Setelah

dilakukan pemeriksaan EKG, pasien memulai dosis 80 mg tiga kali sehari,

19
dosis harian akan ditingkatkan secara bertahap dari 80 mg setiap 10-14

hari. Pemeriksaan EKG dilakukan setiap kenaikan dosis dan paling kurang

sepuluh hari setelah dosis berubah. Dosis ditingkatkan sampai serangan

cluster menghilang, efek samping atau dosis maksimum sebesar 960 mg

perhari. Efek samping termasuk konstipasi dan pembengkakan kaki dan

hiperplasia ginggiva (pasien harus terus memantau kebersihan giginya).

Kortikosteroid dalam bentuk prednison 1 mg/kg sampai 60 mg selama

empat hari yang diturunkan bertahap selama tiga minggu diterima sebagai

pendekatan pengobatan perventif jangka pendek. Pengobatan ini sering

menghentikan periode cluster, dan dapat digunakan tidak lebih dari sekali

setahun untuk menghindari nekrosis aseptik.

Lithium karbonat terutama digunakan untuk cluster headache kronik

karena efek sampingnya, walaupun kadang digunakan dalam berbagai

episode. Biasanya dosis lithium sebesar 600 mg sampai 900 per-hari

dalam dosis terbagi. Kadar lithium harus diperiksa dalam minggu pertama

dan secara periodik setelahnya dengan target kadar serum sebesar 0,4

sampai 0,8 mEq/L. Efek neurotoksik termasuk tremor, letargis, bicara

cadel, penglihatan kabur, bingung, nystagmus, ataksia, tanda-tanda

ekstrapiramidal, dan kejang. Penggunaan bersama dengan diuretik yang

mengurangi natrium harus dihindari, karena dapat mengakibatkan kadar

lithium meningkat dan neurotoksik. Efek jangka panjang seperti

hipotiroidisme dan komplikasi renal harus dipantau pada pasien yang

menggunakan lithium untuk jangka waktu yang lama. Peningkatan

20
leukosit polimorfonuklear adalah reaksi yang timbul karena penggunaan

lithium dan sering salah arti akan adanya infeksi yang tersembunyi.

Penggunaan bersama dengan indometasin dapat meningkatkan kadar

lithium.

Topiramat digunakan untuk mencegah serangan cluster headache. Dosis

biasanya adalah 100-200 mg perhari, dengan efek samping yang sama

seperti penggunaannya pada migraine.

Melatonin dapat membantu cluster headache sebagai preventif dan salah

satu penelitian terkontrol menunjukan lebih baik dibandingkan placebo.

Dosis biasa yang digunakan adalah 9 mg perhari.

Obat-obat pencegahan lainnya termasuk gabapentin (sampai 3600 perhari)

dan methysergide (3 sampai 12 mg perhari). Methysergide tidak tersedia

dengan mudah, dan tidak boleh dipakai secara terus-menerus dalam

pengobatan untuk menghindari komplikasi fibrosis. Divalproex tidak

efektif untuk pengobatan cluster headache.

Injeksi pada saraf oksipital: Injeksi metilprednisolon (80 mg) dengan

lidokain ke dalam area sekitar nervus oksipital terbesar ipsilateral sampai

ke lokasi serangan mengakibatkan perbaikan selama 5 sampai 73 hari.

Pendekatan ini sangat membantu pada serangan yang singkat dan untuk

mengurangi nyeri keseluruhan pada serangan yang memanjang dan pada

cluster headache kronis.

Pendekatan Bedah: Pendekatan bedah modern pada cluster headache

didominasi oleh stimulasi otak dalam pada area hipotalamus posterior grey

21
matter dan stimulasi nervus oksipital. Tidak terdapat tempat yang jelas

untuk tindakan destruktif, seperti termoregulasi ganglion trigeminal atau

pangkal sensorik nervus trigeminus.1

Karena penyebab dari cluster headache masih belum diketahui dengan


pasti kita belum bisa mencegah terjadinya serangan pertama. Namun kita
dapat mencegah sakit kepala ulangan yang lebih berat. Penggunaan obat-
obat preventif jangka panjang lebih menguntungkan dari yang jangka
pendek. Obat-obat preventif jangka panjang antara lain adalah penghambat
kanal kalsium dan kanal karbonat. Sedangakan yang jangka pendek
termasuk diantaranya adalah kortikosteroid, ergotamin dan obat-obat
anestesi lokal. (1,2,3)
Menghindari alkohol dan nikotin dan faktor resiko lainnya dapat
membantu mengurangi terjadinya serangan.

22
23
2.15 Komplikasi
Komplikasi Migren adalah rebound headache, nyeri kepala yang disebabkan oleh
penggunaan obat obatan analgesia seperti aspirin, asetaminofen, dll yang
berlebihan.

2.16 Prognosis

Secara umum nyeri kepala tipe cluster akan berlangsung seumur hidup.

Beberapa prognosis meliputi serangan rekuren, remisi yang memanjang, dan

kemungkinan transformasi tipe episodic menjadi tipe kronis dan begitupula

sebaliknya.

Sebanyak 80% pasien-pasien dengan nyeri kepala tipe cluster tipe episodic

tetap berada dalam periode episodiknya. Pada 4-13% kasus, tipe episodic berubah

menjadi tipe kronis. Remisi spontan terjadi pada 12% dari pasien, khususnya

mereka dengan tipe episodic. Tipe kronis menetap pada 55% dari kasus.

Meskipun jarang, nyeri kepala tipe cluster tipe kronis dapat berubah menjadi tipe

episodic.

Tidak terdapat laporan mortalitas yang berhubungan langung dengan nyeri

kepala tipe cluster. Namun demikian, pasien-pasien dengan nyeri kepala tipe

cluster memiliki resiko menciderai diri sendiri, melakukan upaya bunuh diri,

konsumsi alcohol, merokok, dan ulkus peptic. Upaya bunuh diri telah dilaporkan

pada kasus-kasus dengan serangan yang hebat dan frekuen. Intensitas serangan

pada nyeri kepala tipe cluster sering kali menyebabkan pasien terganggu dalam

menjalankan aktifitasnya.

24
BAB III

KESIMPULAN

Cluster headache sering didapatkan pada dewasa muda, terutama laki-laki,

dengan rasio jenis kelamin laki-laki dan wanita 4:1. Nyeri dirasakan hilang

timbul (biasanya berlangsung selama 15-180 menit) di daerah orbita dan wajah

yang terjadi beberapa kali sehari selama beberapa minggu, yang dipisahkan oleh

interval bebas serangan. Pola ini berlangsung selama berhari-hari, berminggu-

minggu bahkan bulanan, kemudian bebas serangan selama beberapa minggu,

bulan bahkan tahunan, sehingga dinamakan cluster headache (cluster:

berkelompok).

Manifestasi klinisnya berupa nyeri kepala yang dirasakan sesisi biasanya

hebat seperti ditusuk-tusuk pada separuh kepala, yaitu di sekitar, di belakang atau

di dalam bola mata, pipi, lubang hidung, langit-langit, gusi dan menjalar ke

frontal, temporal sampai ke oksiput. Nyeri kepala ini disertai gejala yang khas

yaitu mata sesisi menjadi merah dan berair, konjugtiva bengkak dan merah,

hidung tersumbat, sisi kepala menjadi merah-panas dan nyeri tekan. Serangan

biasanya mengenai satu sisi kepala, tapi kadang-kadang berganti-ganti kanan dan

kiri atau bilateral. Nyeri kepala sering terjadi pada larut malam atau pagi dini hari

sehingga membangunkan pasien dari tidurnya

Penatalaksanaan medis terhadap cluster headache dapat dibagi ke dalam

pengobatan terhadap serangan akut, dan pengobatan preventif, yang bertujuan

untuk menekan serangan

25
DAFTAR PUSTAKA

1. Goadsby, J Peter. 2009. Treatment of Cluster Headache. Headache Group.


Department of Neurology University of California. San Francisco.
Available at: www.AmericanHeadacheSociety.org.
2. Visy, Jean-Marc and Bousser, Marie-Germaine. 2003. Cluster Headache.
Orphanet Ensiklopedia. Available at: http://www.orpha.net/
data/patho/GB/uk-cluster.pdf
3. Ginsberg, L. 2008. Lecture Notes: Neurologi. Edisi-8. Erlangga Medical
Series. Jakarta. 74-75
4. Sydor, Anne. 2009. Headache and Facial Pain. In Clinical Neurology.
International Edition. The McGraw-Hill Companies, Inc. United States of
America.
5. Harsono.2005. Kapita Selekta Neurologi. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
6. Mansjoer,A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3 jilid 2. Media
Aeusclapius. Jakarta.
7. Beck, Ellen. Sieber, William J and Trejo, Raul. 2005. Management of
Cluster Headache. Journal of the American Academy of Familly
Physicians. Available at:http://www.aafp.org
8. ICSI.2011. Health Care Guideline : Diagnosis and Treatment of Headache.
9. Dennison, Brian. 2006. Headache. In: Clinical Applications of
Pathophysiology: An Evidence-Based Approach. Mosby Elsevier. United
States of America. 253-260.

26

Anda mungkin juga menyukai