Anda di halaman 1dari 54

PEDOMAN DIAGNOSTIK

PPDGJ III
(F20 – F29)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RS.MARZOEKI MAHDI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2018
F2
(SKIZOFRENIA, GANGGUAN SKIZOTIPAL, DAN
GANGGUAN WAHAM)
• F20 Skizofrenia
• F21 Gangguan Skizotipal
• F22 Gangguan Waham Menetap
• F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
• F24 Gangguan Waham Induksi
• F25 Gangguan Skizoafektif
• F28 Gangguan Psikotik non-Organik Lainnya
• F29 Gangguan Psikotik non-Organik yang Tidak
Tergolongkan

2
• F20 Skizofrenia
– F20.0Skizofrenia paranoid
– F20.1Skizofrenia hebefrenik
– F20.2Skizofrenia katatonik
– F20.3Skizofrenia tak terinci (undifferentiated)
– F20.4Depresi pasca-skizofrenia
– F20.5Skizofrenia residual
– F20.6Skizofrenia simpleks
– F20.8Skizofrenia lainnya
– F20.9 Skizofrenia yang tidak tergolongkan

3
• .x0 Berkelanjutan
• .x1 Episodik dengan kemunduran
progresif
• .x2 Episodik dengan kemunduran stabil
• .x3 Episodik berulang
• .x4 Remisi tak sempurna
• .x5 Remisi sempurna
• .x8 Lainnya
• .x9 Periode pengamatan kurang dari 1
tahun
4
• F21 Gangguan Skizotipal
• F22 Gangguan Waham Menetap
– F22.0Gangguan waham
– F22.8 Gangguan waham menetap lainnya
– F22.9 Gangguan waham menetap yang
tidak tergolongkan)

5
• F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara
– F23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala
skizofrenia
– F23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala
skizofrenia
– F23.2 Gangguan psikotik lir-skizofrenia akut
– F23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dengan
predominan waham
– F23.8 Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
– F23.9 Gangguan psikotik akut dan sementara yang tidak
tergolongkan
• .x0 Tanpa penyerta stres akut
• .x1 Dengan penyerta stres akut

6
• F24 Gangguan Waham Induksi
• F25 Gangguan Skizoafektif
– F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manik
– F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif
– F25.2 Gangguan skizoafektif tipe campuran
– F25.8 Gangguan skizoafektif lainnya
– F25.9 Gangguan skizoafektif yang tidak
tergolongkan
• F28 Gangguan Psikotik non-Organik Lainnya
• F29 Gangguan Psikotik non-Organik yang Tidak
Tergolongkan
7
SKIZOFRENIA

8
DEFINISI
• Berasal dari 2 kata:
– “skizo” : retak atau pecah
– “frenia” : jiwa
Penderita skizofrenia mengalami keretakan jiwa /
kepribadian (splitting of personality)
• Penyakit otak yang timbul akibat ketidakseimbangan
sel kimia otak (dopamine, serotonin)
• Suatu sindrom klinis dengan variasi psikopatologi,
biasanya berat, berlangsung lama dan ditandai oleh
penyimpangan dari pikiran, persepsi serta emosi

9
EPIDEMIOLOGI
• Prevalensi di Amerika Serikat dilaporkan
bervariasi dari 1 – 1,5 % dengan insidens 1 /
10.000 orang per tahun
• Berdasarkan jenis kelamin prevalensinya sama,
perbedaannya terlihat dalam onset dan
perjalanan penyakit
• Onset untuk laki laki 15 sampai 25 tahun
sedangkan wanita 25-35 tahun.

10
ETIOLOGI
Model diatesis
• Menurut teori ini
skizofrenia timbul akibat
faktor psikososial dan
lingkungan.

• Model ini berpendapat


bahwa seseorang yang
memiliki kerentanan
(diatesis) jika dikenai stresor
akan lebih mudah menjadi
skizofrenia.

11
FAKTOR YANG BERPERAN
• Faktor Biologi
• Komplikasi kelahiran
• Infeksi
• Hipotesis Dopamin
• Hipotesis Serotonin
• Struktur Otak
• Genetika

12
FAKTOR RISIKO

13
PERJALANAN PENYAKIT
• Fase prodromal
– Gejala gejala non spesifik yang lamanya
bisa minggu, bulan ataupun lebih dari
satu tahun sebelum onset psikotik
menjadi jelas
• Hendaya fungsi pekerjaan
• Fungsi sosial
• Fungsi penggunaan waktu luang
• Fungsi perawatan diri
14
PERJALANAN PENYAKIT (2)
• Fase aktif
– gejala positif / psikotik menjadi jelas
• tingkah laku katatonik
• Inkoherensi
• Waham
• Halusinasi
• Gangguan afek.

• Fase residual
– gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif /
psikotiknya sudah berkurang
• gangguan kognitif : gangguan berbicara spontan,
mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif
(atensi, konsentrasi, hubungan sosial)

15
GEJALA
Gejala Positif Gejala Negatif
• Delusi • Tak berekspresi
• Halusinasi • Mengasingkan diri
• Kekacauan dalam pikiran • Pendiam
• Gelisah • Pasif
• Merasa hebat • Sulit berpikir abstrak
• Pikiran penuh kecurigaan • Pola pikir stereotip
• Menyimpan dendam • Tidak ada inisiatif

16
17
18
19
INSIDENSI

20
21
22
PATOGENESIS
• Gangguan pada sistem neurotransmitter,
reseptorneuron, dan interaksi zat neurokimia
seperti dopamin dan serotonin yang
mempengaruhi alam pikir, alam perasaan, dan
perilaku
• Perubahan pada anatomi seperti pelebaran
lateral ventrikel, atrofi korteks bagian depan,
atrofi cerebellum

23
24
PEDOMAN DIAGNOSTIK

25
PEDOMAN DIAGNOSTIK (2)

26
F.20.0 SKIZOFRENIA PARANOID

27
F.20.0 SKIZOFRENIA PARANOID (2)

28
F20.1 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

29
F20.1 SKIZOFRENIA HEBEFRENIK (2)

30
F20.2 SKIZOFRENIA KATATONIK
• Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi
gambaran klinisnya:
– Stupor atau mutisme
– Gaduh gelisah
– Menampilkan posisi tubuh tertentu
– Negativisme
– Rigiditas
– Fleksibilitas cerea
– Command automatism
• Gejala katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan
metabolik, alkohol, obat-obatan, dan gangguan afektif
31
F20.3 SKIZOFRENIA TAK TERINCI

32
F.20.4 DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA

• Pasien telah menderita skizofrenia selama


12 bulan terakhir
• Beberapa gejala skizofren masih tetap ada
• Gejala-gejala depresif menonjol dan
mengganggu

33
F.20.5 SKIZOFRENIA RESIDUAL

34
F20.6 SKIZOFRENIA SIMPLEKS

35
SKIZOTIPAL
36
SKIZOTIPAL
• Gangguan skizotipal ditandai oleh perilaku yang eksentrik, pikiran yang
aneh, dan afek yang menyerupai skizofrenia, tetapi tidak memenuhi
kriteria skizofrenia.

• Keadaan ini terjadi pada 3 % populasi, lebih sering terdapat pada


keluarga penderita skizofrenia.

• Gangguan ini berjalan kronis dengan intensitas yang fluktuatif, kadang-


kadang berkembang menjadi skizofrenia.

• Tidak terdapat onset yang pasti, dan perkembangan selanjutnya


menyerupai gangguan kepribadian

• Suatu riwayat skizofrenia pada salah satu anggota keluarga memberi


bobot tambahan untuk diagnosis ini
37
• Gangguan ini tidak dianjurkan didiagnosis
secara umum, karena tidak terdapat batas
yang jelas dengan skizofrenia simpleks,
gangguan kepribadian skizoid dan paranoid
• Diperkirakan 10% penderita gangguan
skizotipal melakukan bunuh diri

38
F21 GANGGUAN SKIZOTIPAL
Terdapat tiga atau lebih gejala khas tersebut di
bawah ini secara terus menerus atau episodik, dan
paling sedikit dua tahun lamanya.
1. Ekspresi afektif tak wajar/ menyempit (individu
tampak dingin dan tak bersahabat)
2. Perilaku atau penampakan yang aneh, eksentrik
atau ganjil.
3. Hubungan sosial yang buruk dan tendensi
menarik diri.
4. Kepercayaan yang aneh atau pikiran yang magis.

39
5. Kecurigaan atau ide paranoid.
6. Pikiran obsesif yang sering dengan isi yang bersifat
dismorfofobik, seksual, atau agresif.
7. Persepsi yang tak lazim, termasuk mengenai tubuh
atau ilusi-ilusi lainnya, depersonalisasi, atau
derealisasi.
8. Pemikiran yang samar-samar, sirkumstansial, penuh
kiasan, sangat terinci dan ruwet, atau stereotipik, yang
bermanifestasi dalam pembicaraan yang aneh tetapi
tanpa inkoheren yang nyata.
9. Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan
psikotik yang bersifat sementara dengan ilusi,
halusinasi auditorik atau lainnya, dan gagasan mirip
waham, biasanya tanpa provokasi dari luar.
10. Tidak pernah memenuhi kriteria skizofrenia

40
WAHAM
41
WAHAM
• Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang
salah dan tidak sesuai dengan fakta dan
keyakinan tersebut mungkin “aneh atau
dapat pula “tidak aneh” hanya sangat tidak
mungkin, dan tetap dipertahankan
meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti
yang jelas untuk mengoreksinya

42
43
F22 GANGGUAN WAHAM MENETAP

44
F23. GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN
SEMENTARA

45
F23.0 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK
AKUT TANPA GEJALA SKIZOFRENIA

(a). Onset harus akut (dari suatu keadaan non psikotik sampai
keadaan psikotik yang jelas dalam kurun waktu 2 minggu
atau kurang);
(b). Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang
berubah dalam jenis dan intensitasnya dari hari ke hari
atau dalam hari yang sama ;
(c). Harus ada keadaan emosional yang beranekaragamnya ;
(d). Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun
dari gejala itu ada secara cukup konsisten dapat memenuhi
kriteria skizofrenia atau episode manik atau episode
depresif.

46
F23.1 GANGGUAN PSIKOTIK POLIMORFIK
AKUT DENGAN GEJALA SKIZOFRENIA

• Memenuhi kriteria yang khas untuk gangguan


psikotik polimorfik akut.
• Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria
untuk diagnosis Skizofrenia yang harus sudah ada
untuk sebagian besar waktu sejak munculnya
gambaran klinis psikotik itu secara jelas.
• Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk
lebih dari 1 bulan maka diagnosis harus diubah
menjadi skizofrenia.

47
F23.2 GANGGUAN PSIKOTIK LIR –
SKIZOFRENIA AKUT
Suatu gangguan psikotik akut dengan gejala
yang stabil dan memenuhi kriteria skizofrenia,
tetapi hanya berlangsung kurang dari satu
bulan lamanya.
Pedoman Diagnosis
(1).Onset psikotiknya akut (dua minggu atau kurang)
(2). Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya kurang 1
bulan.
(3).Tidak memenuhi kriteria psikosis pilimorfik akut

48
F23.3 GANGGUAN PSIKOTIK AKUT LAINNYA
DENGAN PREDOMINAN WAHAM

Gambaran klinis berupa waham dan


halusinasi yang cukup stabil, tetapi tidak
memenuhi skizofrenia. Sering berupa
waham kejaran dan waham rujukan, dan
halusinasi pendengaran

49
F24 GANGGUAN WAHAM INDUKSI

– Suatu gangguan waham yang terjadi pada


dua orang atau lebih, satu individu memang
menderita gangguan psikotik, yang lainnya
menderita waham karena terinduksi
penderita pertama tadi.
– Orang-orang yang terlibat dalam waham
terinduksi ini biasanya mempunyai hubungan
yang sangat erat

50
– Pedoman Diagnosis Waham
Terinduksi
(1) Dua orang atau lebih mengalami waham
yang sama dan saling meyakinkan ;
(2) Mereka mempunyai hubungan yang
sangat erat ;
(3) Terdapat bukti bahwa waham tersebut
terinduksi pada orang yang pasif dari
orang yang aktif.

51
F25 GANGGUAN SKIZOAFEKTIF

– Suatu gangguan jiwa yang gejala skizofrenia dan gejala


afektif terjadi bersamaan dan sama-sama menonjol.
– Onset yang tiba-tiba pada masa remaja ; fungsi pramorbid
baik ; terdapat stresor yang jelas ; riwayat keluarga dan
gangguan afektif.
– Prevalensi : ½ % ; lebih banyak pada wanita.
– Prognosis lebih buruk dari gangguan depresif maupun
bipolar ; tetapi lebih baik dari skizofrenia

52
1. Pedoman Diagnosis Gangguan Skizoafektif
• Gejala Skizofrenia dan gangguan afektif sama-
sama menonjol atau dalam beberapa hari
sesudah yang lain, tetapi dalam satu episode
penyakit (tidak memenuhi kriteria diagnosis
skizofrenia maupun gangguan afektif).
2. Beberapa Tipe Skizoafektif
• Gangguan Skizoafektif tipe Manik
• Gangguan Skizoafektif tipe Depresif
• Gangguan Skizoafektif tipe Campuran

53
54

Anda mungkin juga menyukai