Anda di halaman 1dari 18

RADIASI EKSTERNAL KANKER RAHIM

(Fisika Medis)

DOSEN PENGAMPU :

Hervin Maulina, S.Pd., M.Sc.

Disusun Oleh :

Kelompok 12

Dea Citra Kharisma 2013022003

Ika Thalia Pratiwi 2013022022

Alfia Rosa 2013022040

PRODI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “RADIASI EKSTERNAL
KANKER RAHIM” ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini tidak akan bisa
maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan
hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
bagi para pembaca.

Bandarlampung, 10 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
I. PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah....................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan................................................................................2
II. PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1. Radiasi Eksternal Kanker Rahim.....................................................3
2.2. Jenis dan Fungsi Radiasi Eksternal Kanker Rahim.......................3
2.3. Penentuan Dosis Radiasi Eksternal Kanker Rahim........................7
2.4. Cara Kerja Radiasi Eksternal Kanker Rahim................................10
2.5. Efek Samping Dari Radiasi Eksternal Kanker Rahim...................15
III. PENUTUP.................................................................................................16
3.1. Kesimpulan..........................................................................................16
3.2. Saran ...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18

iii
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah


Penemuan sinar-X oleh W.C Roentgen pada tahun 1895, merupakan tonggak sejarah
yang terpenting penggunaan radiasi sebagai salah satu modalitas pengobatan penyakit
kanker dalam dunia radiologi, baik itu diagnostik maupun terapi. Terjadi
perkembangan pesat di dalam pengetahuan tentang fisika radioterapi, biologi radiasi,
perencanaan radioterapi (clinical treatment planning) dan mulai digunakannya
komputer dalam terapi radiasi external yang terintegrasi dengan pesawat Linear
accelerator (LINAC), maupun pesawat Brachytherapi. Peranan radioterapi dalam
menyembuhkan penyakit kanker merupakan suatu hal yang realistis pada 50% pasien
baru yang terdiagnosa menderita kanker. Berbagai kanker yang telah metastasis, dapat
diterapi palliatif secara efektif dan dapat memperpanjang usianya serta
mengurangi penderitaannya.

Kanker adalah penyakit yang sangat ditakuti di dunia, karena kemunculannya dapat
merusak sel sehat disekitarnya atau organ penting lainnya. Kanker uterus atau kanker
rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di rahim. Kanker rahim adalah kanker paling
umum yang terjadi dalam sistem reproduksi wanita. Kanker rahim dimulai ketika sel-
sel sehat di dalam rahim berubah dan tumbuh di luar kendali, membentuk massa yang
disebut tumor. Tumor bisa bersifat kanker atau jinak. Tumor kanker bersifat ganas,
artinya dapat tumbuh dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Sedangkan, tumor jinak
dapat tumbuh tetapi umumnya tidak akan menyebar ke bagian tubuh lainnya. Pilihan
pengobatan, termasuk obat kanker rahim, dan rekomendasi tergantung pada beberapa
faktor, termasuk jenis dan stadium kanker, kemungkinan efek samping, kesehatan
secara keseluruhan, usia, dan preferensi pribadi. Perlu dilakukan pendeteksian dan
dihentikan pertumbuhannya sebelum berdampak lebih buruk terhadap sel sehat.

Oleh karena itu, penulis akan membahas mengenai radiasi eksternal kanker rahim,
baik itu jenis-jenisnya (modalitas terapi eksternal), penentuan dosis, cara kerja dan
efek samping dari radiasi eksternal kanker rahim.

2
I.2. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan radiasi eksternal kanker rahim
2. Untuk mengetahui apa saja jenis dan fungsi radiasi eksternal kanker rahim
3. Untuk mengetahui bagaimana penentuan dosis radiasi eksternal kanker rahim
4. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja radiasi eksternal kanker rahim
5. Untuk mengetahui apa saja efek samping dari radiasi eksternal kanker rahim

3
II. PEMBAHASAN

II.1. Radiasi Eksternal Kanker Rahim


Radioterapi adalah suatu jenis pengobatan yang menggunakan radiasi pengion untuk
membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya tanpa akibat fatal pada
jaringan sehat disekitarnya. Prinsip radioterapi adalah memberikan dosis radiasi yang
mematikan tumor pada daerah yang telah ditentukan (volume target) sedangkan
jaringan normal sekitarnya mendapat dosis seminimal mungkin. Hal ini sangat
ditunjang dengan kemajuan teknologi dari alat-alat radioterapi (Stephens, 2009).

Terapi eksternal biasanya menggunakan modalitas berkas foton dan sinar-X energi
tinggi yang dihasilkan dari pemercepat partikel linear (Linac) dan sinar gamma yang
dihasilkan oleh Co-60 (Stephens, 2009). Radioterapi eksternal ini dilakukan dengan
mengarahkan sinar-X atau sinar proton ke bagian tubuh yang terserang kanker. Terapi
ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga pasien umumnya bisa langsung pulang
setelah pengobatan selesai dilakukan.

Sehingga, radiasi eksternal disebut juga sebagai pemberian sinar radiasi dari luar
tubuh dengan menggunakan mesin yang besar untuk menyinari pelvis (rongga
panggul). Terapi radiasi ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit tetapi
memerlukan proses yang agak lama. Terapi ini dilakukan 5 hari dalam seminggu
dengan total 6 sampai 7 minggu.

II.2. Jenis dan Fungsi Radiasi Eksternal Kanker Rahim


A. Jenis Radiasi Eksternal Kanker Rahim
Radiasi eksternal merupakan pengobatan kanker dimana sumber radiasi diletakkan
pada jarak tertentu dari target radiasi. Jarak ini bergantung pada peralatan yang
dipakai, tujuan pengobatan, metode pengobatan dan modifikasi yang akan dilakukan
(Susworo, 2007). Terapi eksternal menggunakan beberapa instrumen radioterapi
yang umum digunakan yaitu:
1. Pesawat Terapi Cs-137

4
Pesawat Terapi Cs-137 menghasilkan sinar gamma dengan energi 0,66 MeV.
Aktivitas radiasi yang digunakan sekitar (1250 - 2500) Ci. Waktu parohnya 30
tahun dan salah satu kanker yang dapat diobatinya yaitu kanker kulit (Susworo,
2007). Pesawat Terapi Cs-137 dapat dilihat pada Gambar 2.2.1.

Gambar 2.2.1. Pesawat terapi Cs-137


(Sumber : Susworo, 2007)

2. Pesawat Terapi Linear Accelerator (Linac)


Pesawat Linac merupakan alat pemercepat elektron secara linier yang
menghasilkan energi berkas elektron dan foton (4-20) MeV. Contoh kanker yang
dapat diobati menggunakan Linac yaitu kanker payudara, kanker nasofaring,
kanker tyroid, kanker prostat, kanker serviks dan lain sebagainya (Susworo,
2007). Pesawat terapi Linac dapat dilihat pada Gambar 2.2.2.

Gambar 2.2.2. Pesawat terapi Linac


(Sumber : Mayles, 2007)

5
3. Pesawat Terapi Co-60
Pesawat terapi Co-60 akan menghasilkan sinar gamma dengan energi (1,17- 1,33)
MeV. Aktivitas yang digunakan antara (2500-12.500) Ci. Dengan waktu parohnya
5,27 tahun dan banyak sekali jenis kanker yang dapat diobati dengan
menggunakan pesawat terapi Co-60 (Susworo, 2007). Pesawat terapi Co-60 dapat
dilihat pada Gambar 2.2.3.

Gambar 2.2.3. Pesawat terapi Co-60


(Sumber : Susworo, 2007)
B. Fungsi
Adapun fungsi radiasi eksternal kanker rahim diantaranya:
1. Menyembuhkan penyakit kanker
2. Memperkecil ukuran kanker sebelum operasi dilakukan (terapi neoadjuvant)
3. Menghentikan pertumbuhan sel kanker yang masih tersisa setelah dilakukan
prosedur operasi (terapi adjuvant)
4. Mengehentikan penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain
5. Membuat perawatan lain lebih efektif, jika perawatan radioterapi yang diterima
dikombinasikan dengan perawatan lain, seperti kemoterapi
6. Meringankan gejala, khususnya pada kasus kanker stadium lanjut (terapi paliatif)

II.3. Penentuan Dosis Radiasi Eksternal Kanker Rahim


Teknik pemberian radiasi eksternal menggunakan pesawat Linear Accelerator. Sinar
foton yang digunakan yaitu 4-10 MV dan menggunakan teknik 2 lapangan (AP/PA) atau
teknik 4 lapangan (box system) dengan pemberian dosis yaitu 1,8-2,0 Gy per kali radiasi.
Beberapa pusat radioterapi menerapkan metode radiasi dengan posisi tengkurap (prone)

6
ditambah dengan sebuah alat bantu (bellyboard) yang diletakkan antara perut dan meja
penyinaran sehingga usus halus akan terdorong ke arah cranial menjauhi lapangan radiasi.

Biasanya perhitungan dosis pada kanker serviks telah dihitung oleh dokter spesialis
onkologi sebesar 25 x 2 Gy yang artinya 25 kali penyinaran, setiap penyinaran 2Gy.
Dengan demikian, Beberapa ketentuan untuk radioterapi ca-serviks diantaranya:
1. Jumlah field untuk radioterapi Ca-Serviks adalah 4 field, dengan sudut masing-
masing adalah 0˚, 90˚, 180̊ dan 270 ̊ .
2. Dosis radiasi 20 Gy dalam 10 fraksinasi.
3. Energi radiasi berupa foton. Umumnya LINAC memancarkan foton atau elektron
dengan energi sebesar 6 MeV atau 10 MeV. Prinsip kerja linac yaitu mempercepat
elektron sehingga energi kinetiknya bertambah dari 4 MeV menjadi 25 MeV.
4. MLC diatur hingga semua sasaran tercover dan melindungi organ sehat atau OAR
yang disekitarnya.

Gambar 2.3.1. Perencanaan TPS Ca serviks tampak depan

(Sumber: Winarno dkk, 2021)

7
Gambar 2.3.2. Perencanaan TPS Ca serviks tampak samping

(Sumber: Winarno dkk, 2021)

Setelah itu, fisikawan medis dapat melakukan simulasi terhadap pasien penderita
kanker serviks untuk mengetahui batas-batas radiasi yang merupakan duplikat dari
pelaksanaan radiasi yang akan dilakukan. Dalam melakukan simulasi ini
menggunakan stimulator dimana alat ini berfungsi untuk menampilkan gambaran
organ dalam yang akan terkena sinar. Kemudian melakukan pembuatan blok untuk
menutupi organ-organ sehat atau biasa disebut organ at risk (OAR) yang berada di
sekitar kanker atau tumor sehingga jaringan yang ditutupi oleh blok tidak rusak saat
menerima dosis penyinaran. Pembuatan blok ini dengan cara menghitung dosis radiasi
dan depth dose yang diberikan dokter beserta luasan dari hasil simulasi sehingga
nantinya akan menghasilkan luasan daerah yang akan diradiasi.

Biasanya perhitungan dosis pada kanker serviks telah dihitung oleh dokter spesialis
onkologi sebesar 25 x 2 Gy yang artinya 25 kali penyinaran, setiap penyinaran 2Gy.
Namun, seorang fisikawan medis juga dapat melakukan perhitungan dosis dengan
menggunakan rumusan :

1. Metode SSD (Source Surface Distance)

Time =

2. Metode SAD (Source Axis Distance)

Time =

Dimana:
TD = tumor dosis
8
WF = weighting Field
FF = Field Factor
DR=Dose rate
W=Weight
TAR = Tissue Air Ratio
PDD = persentafe Depth Dose

II.4. Cara Kerja Radiasi Eksternal Kanker


Adapun tahapan radiasi eksternal 3D-CRT dengan pesawat Linear Accelerator, yaitu
sebagai berikut:
a. Konsultasi pasien dilakukan saat pasien datang ke Poli Radioterapi dengan membawa
surat rujukan dari dokter pengirim beserta dokumen dan hasil pemeriksaan
sebelumnya.
b. Tahapan berikutnya adalah Setelah selesai pemeriksaan dokter, pasien selanjutnya
masuk ke ruang CT-Simulator dan dilakukan pemeriksaan dengan alat CTSimulator,
yaitu merupakan salah satu alat bantu dalam pelayanan radioterapi, yang pada
dasarnya adalah proses pencitraan sinar-X. Proses CT-Simulator dilakukan pada
setiap pasien yang akan melakukan terapi radiasi.CT-Simulator diperlukan untuk
melihat ukuran kanker, letak kanker sehingga dapat untuk menentukan teknik
penyinaran yang akan diberikan kepada pasien agar benar-benar mencapai sasaran
secara optimal dan seakurat mungkin.

Gambar 2.4.1. Pesawat CT


(Sumber: Utfari., dkk, 2017)

9
Pada Kasus Kanker Servix selama proses pemeriksaan pasien diminta untuk tidak
bergerak dan mendengarkan instruksi radiografer untuk tarik nafas dan tahan
nafas agar memperoleh kualitas citra yang maksimal. Pasien diposisikan tidur
supine pada meja pemeriksaan. Penempatan marker original sebagai penanda
yang akan diberikan pada Pemeriksaan CT- Simulator teknik terapi radiasi
eksternal pada kasus kanker servix dengan teknik 3D-CRT dipertengahan obyek
yang akan di lakukan terapi radiasi.
c. TPS bagian terpenting dari perencanaan. Teknik 3D CRT Radioterapi Eksternal
Pada Kasus Kanker Servix. Pada kasus kanker servix yaitu merencanakan
deliniasi, penetapan parameter alat (posisi gantry, collimator, posisi meja: couch
vertical, couch lateral, couch longitudinal, SSD), penetapan Central Point,
penetapan organ atrisk, kurva isodosis, Deviasi histogram (DVH), Fraksinasi
Dosis.
d. Verifikasi radioterapi merupakan tindakan yang dilakukan untuk mengetahui
ketepatan dan keakuratan Central Point supaya mendapatkan hasil terapi radiasi
yang maksimal pada dosis tumor dan dosis minimal yang diterima organ atrisk.
Tindakan verifikasi radioterapi harus dilakukan secara tepat dan akurat sesuai
dengan perencanaan yang dilakukan di treatment planning system, hasil DRR
yang direkonstruksi dari treatment planning system diaplikasikan menggunakan
CT-Simulator dengan bantuan fitur pada scanogram. Hasil scanogram dapat
menampilkan soft tissue dan tulang-tulang pada daerah yang akan teradiasi,
Bonnie line mark digunakan dokter onkologi radiasi untuk membantu mengetahui
letak Central Point yang di inginkan sesuai dengan perencanaan pada TPS.
Verifikasi dilaksanakan dengan memposisikan pasien dimeja pemeriksaan,
memberikan tanda pada marker original berbentuk bulat, pada tepat di marker
original dengan penggaris geser laser kearah caudal sejauh 4 cm di gerakkan
sesuai dengan perencanaan TPS sehingga mendapatkan titik center point pada
daerah pertengahan simphisis pubis turun ke caudal sejauh 4 cm, titik center point
pada daerah whole pelvis di beri penanda marker berbentuk (+). Karena kedua
titik telah ditemukan dan diberi marker penanda maka verifikasi radioterapi
manual dilakukan dengan menggunakan CT-simulator pada fitur scanogram
untuk mendapatkan ketepatan titik Center Point sesuai dengan perencanaan TPS.

10
e. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan untuk persiapan pasien pada
penyinaran radiasi eksternal pada kasus kanker servix dengan teknik 3DCRT
dengan pesawat Linear Accelerator (LINAC) adalah sebagai berikut : Radiografer
radioterapi, fisikawan medis dan dokter onkologi radiasi melakukan evaluasi hasil
perencanaan TPS dan verifikasi radioterapi, setelah semua tim radioterapi sepakat
dengan program perencananaan TPS maka radiographer memastikan identitas
pasien yang akan dilakukan tindakan terapi radiasi. Sebelum dilakukan tindakan
terapi radiasi radiographer menyiapkan alat dan bahan sesuai dengan
perencanaan. Radiografer memberi edukasi dan menjelaskan rencana tindakan
terapi radiasi, pasien diminta untuk melepaskan pakaian disekitar whole pelvis
(daerah panggul). Pada terapi radiasi eksternal kondisi umum pasien perlu
diperhatikan dengan melihat hasil laboratorium. Hemoglobin (Hb), Lekosit dan
Trombosit dalam kondisi normal. Sebelum penyinaran dilakukan pasien
dianjurkan banyak minum serta tahan kencing untuk meminimalkan efek samping
radiasi pada usus halus.

Gambar 2.4.2. Posisi awal pasien di dalam Linac


(Sumber: Utfari., dkk, 2017)

11
Gambar 2.4.3. Posisi penyinaran PA
(Sumber: Utfari., dkk, 2017)

Gambar 2.4.4. Posisi penyinaran lateral kiri


(Sumber: Utfari., dkk, 2017)

12
Gambar 2.4.5. Posisi penyinaran lateral kanan
(Sumber: Utfari., dkk, 2017)

Selama pasien menjalani terapi radiasi, dokter memantau kondisi umum


pasien dengan melakukan pemeriksaan pasien setiap 5X penyinaran, mencatat
keluhan pasien, memberikan obat bila perlu dan pemeriksaan darah rutin (Hb,
Lekousit, Trombosit). Setelah pasien menjalani terapi radiasi hingga 50 Gy
selesai selanjutnya diberikan terapi radiasi booster empat lapangan kecil.
f. Pada kasus pasien kanker servix ini teknik booster Small Field dilakukan setelah
penyinaran radiasi dengan dosis 50 Gy. Penambahan booster Small Field dosis radiasi
eksternal yaitu 20 Gy dengan area lapangan radiasi kecil / Small Field sehingga dosis
total yang diterima pasien 70 Gy.

II.5. Efek Samping Dari Radiasi Eksternal Kanker Rahim


Adapun efek samping dari radiasi eskternal kanker Rahim ini antara lain:
1. Mengalami iritasi kulit yang ditandai dengan gatal-gatal, kulit berwarna merah
dan kering. Kondisi ini akan muncul setelah 1-2 minggu terapi dilakukan.
2. Mengalami kerontokan rambut di bagian tubuh yang terkena radiasi. Kerontokan
rambut akan dirasakan sekitar 2-3 minggu setelah terapi dilakukan.
3. Mengalami mual hingga diare ringan. Kondisi ini akan dirasakan setelah beberapa
hari melakukan radio terapi radiasi.
4. Kondisi fisik yang mudah lelah untuk beberapa waktu hingga berbulan-bulan
setelah dilakukannya radio terapi radiasi.
13
5. Mengalami penurunan berat badan akibat hilangnya nafsu makan.
6. Mengalami gangguan seksual, misalnya saja penurunan gairah seks, disfungsi
ereksi pada laki-laki dan vagina kering pada perempuan.
7. Daya tahan tubuh menurun dan mudah sakit. Hal ini terjadi akibat berkurangnya
sel darah putih dalam tubuh.
8. Beberapa orang akan mengalami gangguan psikologis seperti mengalami
kecemasan, stres dan frustasi tanpa sebab hingga depresi.
9. Mengalami luka di area mulut seperti sariawan, mulut kering, bau mulut hingga
susah makan, minum, dan berbicara.

14
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Radiasi eksternal adalah pemberian sinar radiasi dari luar tubuh dengan menggunakan
mesin yang besar untuk menyinari pelvis. Terapi eksternal dapat menggunakan
pembangkit radiasi pengion maupun zat radioaktif. Adapun modalitas terapi eksternal
meliputi: Teleterapi Co-60, Gamma knife, Linear Accelerator, Cyberknife, Pesawat
Sinar-X Ortovolt, Pesawat Sinar-X Superfisial, Tomoterapi, dan Terapi Berkas
Proton. Adapun fungsi radiasi eskternal kanker rahim diantaranya dapat
menyembuhkan penyakit kanker, memperkecil ukuran, menghentikan pertumbuhan
sel kanker yang masih tersisa setelah dilakukan prosedur operasi, mengehentikan
penyebaran sel kanker ke bagian tubuh lain dll.

Untuk tahapan radioterapi terbagi menjadi beberapa tahap, yakni Assessment of


Patient, Decision to Treat, Immobilization and positioning, Simulation, Planning, dan
Patient Set Up / Verifikasi. Adapun efek samping dari radiasi eskternal kanker Rahim
ini antara lain iritasi kulit, kerontokan rambut di bagian tubuh yang terkena radiasi,
mual hingga diare ringan, kondisi fisik yang mudah lelah, penurunan berat badan
akibat hilangnya nafsu makan, gangguan seksual, daya tahan tubuh menurun dan
mudah sakit.

3.2 Saran

Penulis sudah berusaha menyusun makalah ini sebaik mungkin, akan tetapi penulis
juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah yang disusun ini.
Untuk itu, diharapkan kepada pembaca untuk membaca dari berbagai sumber rujukan
lainnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Audie, M. A. P. (2021). Penatalaksanaan Terapi Radiasi Eksternal Teknik 3D- CRT Pada
Kasus Kanker Serviks di Instalasi Radioterapi RSUD Arifin Ahmad Provinsi Riau.
Karya Tulis Ilmiah: Politeknik Kesehatan Riau
Ekaputra, Erico. (2020).  Peran Radioterapi dan Tatalaksana Kanker Multidisiplin. Artikel
Humas RSUD Dr. Surdjito.
Erida, Kartika. dkk. (2015). Tatalaksana Kanker Endometrium dengan Fokus pada Stadium
Dini. Jurnal of The Indonesian Radiation Onklogy Society. Vol 06 No 01.
Harta, Galang, dkk. (2021). Teknik Radioterapi Radiasi Eksternal Kanker Serviks Dengan
Saparasi Lebih Dari 20 Centimeter Pada Pesawat Teleterapi Cobalt-60 di Unit
Radioterapi Instalasi Radiologi RSUP dr. Kariadi Semarang. Jurnal Poltekes
Semarang. 4(17-19),1
Khan, F.M., 2003, Physics of Radiation Therapy, Lippincott Williams & Wilkins, USA
Mayles, P., 2007, Handbook of Radiotherapy Physics : Teori and Practice, Taylor and Francis
Group, New York.
Podgorsak, E.B., 2005, Radiatiology Physics: A Handbook for Teachers and Students, IAEA,
Vienna.
Prabanurwin, Emilna. (2018). Gambaran Karakteristik Perubahan Seksualitas Pada Pasien
Kanker Serviks Yang Telah Menjalani Terapi Kanker Di Rumah Sakit Dr. Kariadi
Semarang. Skripsi. Semarang: Universitas Muhammadiyah.
Stephens, O.F., 2009, Basics of Oncology, Springer, USA.
Susworo, R. (2007). Dasar Dasar Radioterapi. UI Press. Jakarta
Udfari, RR, dkk. (2021). Teknik Terapi Radiasi Eksternal Pada Kanker Servix Dengan
Teknik 3D-CRT di Sub Departemen Radioterapi Rumkital dr. Ramelan Suyabaya.
Jurnal Publikasi: Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
Winarno, dkk. (2021). Radioterapi Kanker Cervix Dengan Linear Accelator (LINAC). Jurnal
Biosains Pascasarjana, 23, 2.

16

Anda mungkin juga menyukai