Fasilitator :
Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas makalah tentang
Radiasi dan Kemoterapi pada mata kuliah Onkologi. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr. Tintin Sukartini, S.Kp., M.Kes
selaku dosen pembimbing serta pihak yang telah berkontribusi baik materi
maupun pikirannya.
i
Terlepas dari iti semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari sususnan kalimat maupun tata bahasa serta materi yang
dilampirkan dlaam makalah kami. Oleh karenanya dengan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini. Akhir kata kami berharap smeoga makalah ilmiah ini dapat
bermanfaat dan sedikit membantu untuk mengetahui tentang tindakan radioterapi
dan kemoterapi bagi para pembaca.
Surabaya, 29 Agustus 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan penulisan........................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
ii
BAB 2 TINJAUAN TEORI..................................................................................3
2.1 Konsep Dasar Kemoterapi.........................................................................3
2.2 Konsep Dasar Radiasi................................................................................8
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.................................................................................................14
3.2 Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana prinsip kerja obat kemoterapi?
4. Bagaimana pola dan cara pemberian dari obat kemoterapi?
5. Apa saja syarat pemberian obat kemoterapi?
6. Bagaimana prosedur pelaksanaan kemoterapi?
7. Apa saja efek pasca kemoterapi?
8. Apakah definisi dari radiasi?
9. Apa saja jenis radiasi?
10. Apa saja tujuan dari tindakan radiasi?
11. Bagaimana prinsip penggunaan radiasi?
12. Apa saja efek samping serta pencegahan yang ditimbulkan dari
tindakan radiasi?
13. Bagaimana prosedur pemberian radiasi?
1.3 Tujuan
1. Pembanca mengetahui definisi dari kemoterapi?
2. Pembaca mengetahui tujuan serta manfaat dari kemoterapi?
3. Pembaca mengetahui prinsip kerja obat kemoterapi?
4. Pembaca mengetahui pola dan cara pemberian dari obat kemoterapi?
5. Pembaca mengetahui syarat pemberian obat kemoterapi?
6. Pembaca mengetahui prosedur pelaksanaan kemoterapi?
7. Pembaca mengetahui efek pasca kemoterapi?
8. Pembaca mengetahui definisi dari radiasi?
9. Pembaca mengetahui jenis radiasi?
10. Pembaca mengetahui tujuan dari tindakan radiasi?
11. Pembaca mengetahui prinsip penggunaan radiasi?
12. Pembaca mengetahui efek samping serta pencegahan yang ditimbulkan
dari tindakan radiasi?
13. Pembaca mengetahui prosedur pemberian radiasi?
BAB II
TINJAUAN TEORI
2
Kanker stadium awal atau stadium lanjut local setelah tindakan
pembedahan atau radiasi , tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-
sel kanker yang masih tersisa atau metastase kecil yang ada (micro
metastasis).
b) Neo-Adjuvan (induction chemotheraphy)
Kanker stadium lanjut lokal .Diberikan mendahului atau sebelum
pengobatan atau tindakan yang lain seperti pembedahan atau
penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi . Tujuannya
adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi
atau radiasi akan lebih berhasil guna .
c) Kemoterapi Induksi
Ditunjukkan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah
sel kanker,contoh pada tumor ganas yang berukuran besar(Bulky
Masss Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau
limfoma , disebut juga dengan pengobatan penyelamatan .
d) Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas,diberikan pada
kanker yang bersifat kemosensitif,biasanya diberikan dahulu sebelum
pengobatan yang lain misalnya beda atau radiasi .
2.1.2 Manfaat
Sampai saat ini tidak semua kanker mendapat manfaat dari kemoterapi
, berikut ini rincian beberapa manfaat kemoteapi pada berbagai jenis
kanker .
1) Kemoterapi sangat bermanfaat (karena dapat sembuh atau hidup lebih
lama ). Misalnya pada gejala : Penyakit Hodgkin , Non Hodgkin
Limfoma jenis large sel , Kanker testis jenis gem sel , dan leukemia
dan limfoma pada anak .
2) Kemoterapi bermanfaat (karena dapat dikendalikan cukup
lama,kadang-kadang sembuh). Misalnya : kanker payudara, kanker
ovarium , kanker paru jenis small sel , limfoma non Hodgkin , dan
multiple mieloma .
3) Kemoterapi bermanfaat untuk paliatif(dapat mengulang gejala)
4) Kemoterapi kadang bermanfaat : kanker nesofaring , Melanoma , dan
Kanker usus besar
2.1.3 Prinsip Kerja Obat Kemoteapi ( sitotastika ) terhadap kanker
Sebagian besar obat kemoterapi (sitotastika ) yang digunakan saat ini
beekrja terutama pada sel-sel kanker yang sedang berpoliferasi ,
3
semakin aktif sel-sel kanker yang sedang berpoliferasi maka semkin
peka terhadap sitotastika hal ini disebut Kemoresponsif, sebaliknya
semakin lambat proliferasinya maka kepekaan semakin rendah , hal
ini disebut Kemoresisten .
Obat kemoterapi ada beberapa macam , diantaranya adalah :
1) Obat golongan Alkylating agent,platinum Compous dan antibiotik
anthrasiklin : obat golongan ini bekerja dengan antara lain mengikat
DNA di inti sel,sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan
replikasi.
2) Obat golongan Antimetabolit ,bekerja langsung pada molekul basa inti
sel,yang berakibat menghambat sintesis DNA.
3) Obat golongan Topoisomerase-inhibitor , Vinca Alkaloid , dan
Taxanes bekeja pada gangguan pembentukan tubulin,sehingga terjadi
hambatan mitosis sel .
4) Obat golongan Enzim seperti L-Asparaginase bekerja dengan
menghambat sintesis protein , sehingga timbul hambatan dalam
sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut .
2.1.4 Cara Pemberian Obat Kemoterapi :
1) Intra Vena (IV)
Kebanyakan sitotastika diberikan dengan cara ini,dapat berupa bolus IV
pelan-pelan sekitar 2 menit , dapay pula per drip IV sekitar 30-120
menit , atau dengan continuous drip sekitar 24 jam dengan infusion
pump upaya lebih akurat sebelumnya .
2) IntraTekal (IT)
Diberikan kedalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor
dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) anatara lain MTX, Ara C.
3) Oral
Pemberin per oral biasanya adalah obat leukerin , alkeran , mleran , natulan ,
purinetol , hydrea . tegafur , xeloda dan gleevec.
4) Subkutan dan Intramuscular
Pemberian subkutan sudah sangat jarang dilakukan,biasanya adalah L-
asparaginase , hal ii sering dihindari karena resiko syok anafilaksis .
Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan , biasanya pemberian
Bleomycin .
5) Topikal
6) Intra arterial
7) Intracavity
8) Intraperitoneal/intrapleural
4
Intraperitonal diberikan bila produksi cairan asites hemograsis yang banyak
pada kanker ganas intra-abdomen, antara Cisplastin . Pemberian
intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk
memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pelura atau untuk
menghentikan produksi efusi pelura hemoragis yang amat
banyak,contohnya Belocin .
2.1.5 Syarat Pemberian Obat Kemoterapi
5
Semua obat dicampur oleh staf farmasi yang ahli dibagian farmasi
dengan memakai alat ”biosafety laminary airflow” kemudian dikirm
ke bangsal perawatan dalam tempat khusus tertutup . Diterima oleh
perawat dengan catatn nama pasien , jenis obat , dosis obat dan jam
pencampuran .Bila tidak mempunyai biosafety laminary airflow
maka,pencampuran dilakukan diruangan khusus yang tertutup dengan
cara :
a) Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya ada kertas penyerap
atau kain .
b) Pakai gaun lengan panjang,topi,masker,kaca mata,sepatu.
c) Ambil obat sitotastika sesuai program , larutkan dengan NaCL 0,9% ,
D5% atau intralit .
d) Keluarkan udara yang masih berada dalam spiuit dengan menutupkan
kapas atau kasa steril diujung jarum spuit.
e) Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot Nacl 0,9% atau D5%
dengan volume cairan yang telah di tentukan .
f) Jangan tumpah saat mencampur ,menyiapkan dan saat memasukkan
obat kedalam flabot atau botol infus .
g) Buat label , nama pasien , jenis obat , tanggal , jam pemberian serta
akhir pemberian atau dengan syringe pump .
h) Masukkan kedalam container yang telah disediakan .
i) Masukkan sampah langsung ke kantong plastic , ikat dan beri tanda
atau jarum bekas dimasukkan kedalam tempat khusus untuk
menghindari tusukan .
2.1.8 Cara Pemberian Kemoterapi
a) Periksa pasien ,jenis obat , dosis obat,jenis cairan , volume cairan ,
cara pemberian , waktu pembeian dan akhir pemberian .
b) Pakai Proteksi : gaun lengan panjang , topi , masker , kaca mata ,
sarung tangan dan sepatu .
c) Lakukan tekhnik aseptic dan antiseptic.
d) Pasang pengalas plastic yang dilapisi kertas absorbs dibawah daerah
tusukan infuse .
e) Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastic
(primperan,Zofran,kitril secara intravena ).
f) Lakukan aspirasi dengan Nacl 0,9%.
g) Beri obat kanker secara perlahan-lahan (kalau perlu dengan syringe
pump) sesuai program .
h) Bila selesai bilas kembali dengan Nacl 0,9%
6
i) Semua alat yang sudah dipaka dimasukkan kealam kantong plastic
dan diikat serta diberi etiket .
j) Buka gaun,topi,masker,kaca mata kemudian rendam engan deterjen .
Bila disposible masukkan dalam kantong plastic kemudian diikat dan
diberi etiket , kirim ke incinerator atau bakaran .
k) Catat semua prosedur
Awasi keadaan umum pasien , monitor tensi , nadi , RR tiap setengah jam
dan awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi .
7
bermanfaat melawan kanker yang sudah menyebar karena terapi
radiasi umumnya tidak dibuat untuk menjangkau seluruh bagian tubuh
. Radiasi berguna untuk beberapa tujuan , antara lain :
a) Menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada stadium dini . Radiasi
digunakan untuk membuat kanker mengecil atau hilang sama sekali .
Untuk kasus kanker lain , bisa digunakan untuk mengecilkan tumor
sebelum operasi (pre-operative therapy) atau setelah operasi yang
tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh (adjuvant
therapy) . Terapi ini dapat juga dilakukan bersamaan dengan
kemoterapi .
b) Mencegah agar kanker tidak muncul di area lain . Apabila suatu jenis
kanker diketahui menyebar kea rah tertentu ,kemungkinan akan
dilakukan treatment untuk mencegah agar sel tersebut tidak berubah
menjadi tumor . Sebagai contoh,pasien dengan beberapa type kanker
paru-paru , mungkin akan menerima prophylactic (preventive) radiasi
dikepala sebab tipe kanker ini sering menyebar ke otak .
c) Menghambat gejala-gejala pada kanker stadium lanjut . Beberapa
kanker mungkin telah menyebar jauh dari perkiraan pengobatan .
Tetapi hal ini bukan berarti kanker tersebut tidak bisa diobati agar
pasien merasa lebih baik . Radiasi bisa untuk membebaskan dari rasa
sakit , masalah pada pemasukkan makanan,bernafas atau pada usus
besar , yang semua itu disebabkan oleh faktor kanker yang sudah pada
stadium lanjut . Cara ini biasa dinamakan palliative radiation .
2.2.4 Prinsip Penggunaan Radiasi
Dalam penggunaan radiasi untuk berbagai keperluan ada ketentuan
yang harus dipatuhi untuk mencegah penerimaan dosis yang tidak
seharusnya terhadap seseorang . Ada 3 prinsip yang telah
direkomendasikan oleh International Commission Radiological
Protecttion (ICRP) untuk dipatuhi yaitu :
a) Justifikasi
Setiap pemakaian zat radioaktif atau sumber lainnya harus didasarkan pada
azaz manfaat . Suatu kegiatan yang mencakup paparan atau potensi
paparan hanya disetujui jika kegiatan itu akan menghasilkan
keuntungan yang lebih besar bagi individu atau masyarakat
8
dibandingkan dengan kerugian atau bahaya yang timbul terhadap
kesehatan .
b) Limitasi
Dosis ekeuivalen yang diterima pekerja radiasi atau masyarakat tidak boleh
melampui nilai batas dosis (NBD) yang telah ditetapkan . Batas dosis
bagi pekerja radiasi dimaksudkan untuk mencegah munculnya efek
deterministic (non stokastik) dan mengurangi peluang terjadinya efek
stokastik .
c) Optimasi
Semua penyinaran harus diusahakan serendah-rendahnya (as low as
reasonably achieveable – ALARA ) , dengan mempertimbangkan
faktor ekonomi dan sosial . Kegiatan ini pemnfaatan tenaga nuklir
harus dirancang dan dioperasikan untuk menjamin agar paparan
radiasi yang terjadi dapat ditekan serendah-rendahnya . Derajat efek
radiasi tergantung pada beberapa faktor yaitu jenis radiasi , lamanya
penyinaran , jarak sumber dengann tubuh dan ada tidaknya
penghalang (shielding) antara sumber radiasi dengan objek . Efek
radiasi pengion tergantung pada organ atau bagian pola transfer
terkena radiasi , kualitas radiasi dan pola transfer energi yang terjadi
didalam tubuh dan faktor modifikasi lainnya misalkan besarnya dosis ,
fraksinasi dosis dan distribusi zat radioaktif didalam tubuh .
Parameter utama yang harus diperhatikan dalam pengobatan menggunakan
teknik radiasi adalah :
Kedalaman
Lapangan radiasi
SSD atau SAD
Energi Foton
2.2.5 Efek Samping Radiasi
a. Kulit (radiasi luar): lecet, kemerahan, kehitaman
a) Gunakan sabun lembut
b) Keringkan kulit dengan lembut, jangan digosok
c) Bedak/lotion harus dengan seijin dokter
d) Gunakan baju yang longgar menyerap keringat
e) Hindari sinar matahari langsung
b. Dinding mulut: sariawan/luka, nyeri, liur berkurang
c. Pencernaan: mual/muntah, diare, pendarahan
d. Pneumonitis Radisi
a) 1 – 3 bulan setelah terapi
b) Batuk, demam
c) Obat
9
2.2.6 Pencegahan Efek Samping Radiasi
a. Radiasi Daerah Leher dan Kepala
Menjaga kebersihan mulut dan gigi, tidak minum/makan terlalu panas
maupun dingin, menghindari berkeringat, menghindari sinar matahari
langsung, menerima asupan gizi yang cukup.
b. Daerah Dada
Menghindari berkeringat di daerah ketiak, tidak bergerak saat proses
radioterapi dilakukan, menerima asupan gizi yang cukup.
c. Daerah Perut dan Panggul
Mengkonsumsi makanan lunak yang mudah dicerna, menerima asupan gizi
yang cukup, menjaga daerah lipatan paha dan sekitar dubur agar tetap
kering.
2.2.7 Prosedur Pemberian Radioterapi
1. Investigasi
a. Anamnesis/Wawancara tentang:
a) Identitas: Nama, usia, pekerjaan, alamat, dsb
b) Riwayat penyakit
c) Pemeriksaan/pengobatan yang pernah didapat
b. Pemeriksaan
a) Pemeriksaan fisik
b) Pemeriksaan laboratorium
c) Pemeriksaan radiologi
d) Patologi anatomi
2. Menetapkan
a. Diagnosis
b. Stadium
c. Indikasi pengobatan (ada/tidak)
d. Tujuan pengobatan radiasi (kuratif/paliatif)
e. Volume dosis yang akan diberikan
3. Membuat perencanaan radiasi
a. Pembuatan masker
b. Simulasi
c. CT-Scan untuk perencanaan
d. Treatment Planning System (TPS) / perencanaan radiasi dengan
komputerisasi
4. Pelaksanaan radiasi
Radiasi harus diberikan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat
sebelumnya baik melalui simulasi, CT planning radiasi dan distribusi
dosis yang dibuat secara komputerisasi sehingga harus tepat dosis,
sasaran, dan waktu radiasi.
5. Monitor / Follow-Up
10
Setiap pasien yang mendapat radiasi harus dimonitor baik dalam pengobatan
ataupun setelah pengobatan radiasi selesai. Dari data monitor pasien
yang mendapat pengobatan dengan radiasi maka akan dapat pula
dievaluasi hasil – hasil pengobatan radiasi, baik respon tumor sendiri
maupun efek samping yang timbul.
6. Evaluasi
Setelah pasien dinyatakan selesai menjalani terapi radiasi, maka dilakukan
evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan radiasi yang diberikan.
Evaluasi dapat meliputi:
a. Respon pengobatan
b. Toleransi pasien
c. Efek samping, dll.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
Tetapi, sampai saat ini tidak semua kanker mendapat manfaat dari
kemoterapi. Cara pemberian obat kemoterapi dapat dilakukan melalui intra
vena (IV), intra tekal (IT), oral, subkutan (SC), intra muscular (IM), topical,
intra arterial, intra cavity, dan intraperitoneal/intrapleural.
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Diananda, Rama, 2008. Mengenal seluk beluk kanker. Yogyakarta: Kata
hati.
Hakim, R. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas
Hidup Pasien Kanker yang Menjalani Kemoterapi di RSUD
Kraton Pekalongan. Jurnal Keperawatan Medikal Bedah, 29
(3), 25–34.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Data dan Informasi Kesehatan
Situasi Penyakit Kanker. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan RI.
12
Melia. (2011). Hubungan Antara Frekuensi Kemoterapi Dengan Status
Fungsional Pasien Kanker Yang Menjalani Kemoterapi di
RSUP Sanglah Denpasar. Jurnal Kanker, 7 (4), 1-11.
Otto, S. (2005). Buku saku keperawatan onkologi. Jakarta:EGC
13