Anda di halaman 1dari 18

PAPER

KEMOTERAPI PADA GINEKOLOGI

Paper ini dibuat Sebagai Salah Satu Persyaratan Mengikuti


kepanitraan Klinik Stase (KKS) SMF Obstetri dan Ginekologi
Di Rumah Sakit Umum Haji Medan

Oleh :
Revila Aulia
102119086

Pembimbing :
dr. H. M. Haidir, Sp. OG.

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BATAM
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Paper Ginekologi ini guna memenuhi persyaratan kapaniteraan klinik
senior di bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Haji Medan dengan judul
“Kemoterapi Pada Ginekologi”

Shalawat dan salam tetap terlafatkan kepada Nabi Muhammad SAW


beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membawa kita ke zaman yang
penuh ilmu pengetahuan, beliau adalah figur yang senantiasa menjadi contoh suri
tauladan yang baik bagi penulis untuk menuju ridho Allah SWT. Pada kesempatan
ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pembimbing KKS
dibagian Obstetri dan Ginekologiyaitu “dr. H. M. Haidir, Sp. OG.”

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Paper Ginekologi masih


terdapat banyak kekurangan baik dalam cara penulisan maupun penyajian materi.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sehingga bermanfaat dalam penulisan paper Ginekologi selanjutnya.
Semoga paper Ginekologi ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi
penulis.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Medan, April 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

2.1. Definisi kemoterapi...................................................................................5

2.2. Mekanisme Kerja Kemoterapi...................................................................5

2.4 Cara Pemberian Kemoterapi....................................................................6

2.5 Persiapan Kemoterapi...............................................................................7

2.6 Syarat Dan Fungsi Kemoterapi................................................................7

2.7 Jenis Kemoterapi......................................................................................8

2.8 Kemoterapi Pada Ginekologi.................................................................11

BAB III..................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20

3
BAB I
PENDAHULUAN

Terapi kanker dewasa ini terutama terdiri atas operasi, radioterapi, dan
terapi biologis serta beberapa metode lainnya. Terapi operasi dan radioterapi dapat
menjadi terapi kuratif kanker yang bersifat lokal. Begitu timbul residif lokal,
diseminasi dan metastasis jauh, operasi dan radioterapi sering sulit
mengendalikannya. Terapi biologis merupakan metode terapi sisternik yang
sangat prospektif, namun pada saat ini efektivitasnnya masih kurang sehingga
belum dapat dipakai luas secara klinis.

Berbeda dari terapi operasi dan radioterapi, kemoterapi adalah metode


terapi sistemik terhadap kanker sistemik (misal leukimia, mieloma, limfoma,
tumor trofoblas getasional dll) dan kanker dengan metastasis klinis ataupun
subklinis. Pada kanker stadium lanjut lokal, kemoterapi sering menjadi satu-
satunya pilihan metode terapi efektif Walaupun kemo terapi modern timbul sejak
diperkenalkannya nitrogen mustar pada perang dunia ke II dan hingga kini baru
berjalan 50 tahun.

Kanker ginekologi merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi


yang sering terjadi. WHO (2016) menyatakan pada tahun 2030 diprediksi akan
terjadi peningkatan angka kejadian penderita kanker ovarium sebanyak 70%
berada pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia (Perez, dkk, 2015).
Berdasarkan estimasi Global Burden of Cancer, International Agency for
Research on Cancer (IARC) tahun 2012, kanker serviks dan kanker ovarium
merupakan kanker ginekologi yang paling sering terjadi di Indonesia. Insiden
kanker serviks yaitu 17,3% per 100.000 perempuan per tahun dan kanker ovarium
sebesar 8,4% per 100.000 perempuan pertahun (Ferlay, dkk, 2014). Pada tahun
2002 terdapat 80% kanker serviks menyebabkan kematian sedangkan pada tahun
2008 sekitar 88% dan kemungkinan pada tahun 2030 akan meningkat menjadi
98% (WHO, 2016).

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi kemoterapi


Kemoterapi merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan
obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel
kanker. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan memberikan
zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker atau menghambat
proliferasi sel-sel kanker dan diberikan secara sistematik. Obat anti kanker
yang artinya penghambat kerja sel (Munir, 2005).
Untuk kemoterapi bisa digunakan satu jenis sitostika. Pada sejarah
awal penggunaan kemoterapi digunakan satu jenis sitostika, namun dalam
perkembangannya kini umumnya dipergunakan kombinasi sitostika atau disebut
regimen kemoterapi, dalam usaha untuk mendapatkan hasiat lebih besar (Admin,
2009).

2.2. Prinsip kerja obat kemoterapi (sitostatika) terhadap kanker.


Menurut Munir (2005), sebagian besar obat kemoterapi (sitostatika)
yang digunakan saat ini bekerja terutama terhadap sel-sel kanker yang
sedang berproliferasi, semakin aktif sel-sel kanker tersebut berproliferasi
maka semakin peka terhadap sitostatika hal ini disebut Kemoresponsif,
sebaliknya semakin lambat proliferasinya maka kepekaannya semakin
rendah , hal ini disebut Kemoresisten. Kemoterapi bekerja dengan cara:

1. Merusak DNA dari sel-sel yang membelah dengan cepat, yang


dideteksi oleh jalur p53/Rb, sehingga memicu apoptosis
2. Merusak aparatus spindel sel, mencegah kejadian pembelahan sel.
3. Menghambat sintesis DNA

5
2.3 Mekanisme Kerja Kemoterapi
Ditinjau dari siklus sel , obat dapat digolongkan menjadi 2 golongan :
 CCS (cell cycle specific)
Obat yang memperlihatkan toksisitas selektif terhadap fase-fase tertentu
dari siklus sel, misalnya metotreksan,vinkistin, dll
 CCNS (cell cycle nonspesific )
Obat yang lebih efektif terhadap sel yang berproliferasi , dan terhadap sel-
sel yang sedang dalam fase tertentu siklusnya, misalnya: daktinomisin,
mitomisin, sisplatin,dll.

2.4 Obat-Obat Kemoterapi

Menurut Munir (2005), jenis obat yang digunakan pada tindakan


kemoterapi ada beberapa macam, diantaranya adalah :

1) Obat golongan Alkylating agent, platinum Compouns, dan Antibiotik


Anthrasiklin obst golongsn ini bekerja dengan antara lain mengikat
DNA di inti sel, sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan
replikasi.

2) Obat golongan Antimetabolit, bekerja langsung pada molekul basa


inti sel, yang berakibat menghambat sintesis DNA.

3) Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan


Taxanes bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga
terjadi hambatan mitosis sel.

4) Obat golongan Enzim seperti, L-Asparaginase bekerja dengan


menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam
sintesis DNA dan RNA dari sel-sel kanker tersebut.

6
2.5 Jenis Kemoterapi Berdasarkan Pemberiannya
1) Kemoterapi Induksi

Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel
kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau
pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan
pengobatan penyelamatan.

2) Kemoterapi Adjuvan

Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain seperti pembedahan atau


radiasi, tujuannya adalah untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih tersisa
atau metastase kecil yang ada (micro metastasis).

3) Kemoterapi Primer

Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker
yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum pengobatan yang
lain misalnya bedah atau radiasi.

4) Kemoterapi Neo-Adjuvan

Diberikan mendahului/sebelum pengobatan /tindakan yang lain seperti


pembedahan atau penyinaran kemudian dilanjutkan dengan kemoterapi lagi.
Tujuannya adalah untuk mengecilkan massa tumor yang besar sehingga operasi
atau radiasi akan lebih berhasil guna.

2.6 Cara Pemberian Kemoterapi


(1) Per oral
Beberapa jenis kemoterapi telah dikemas untuk pemberian
peroral, diantaranya chlorambucil dan etoposide (VP-16).
(2) Intra-muskulus
Pemberian ini relatif lebih mudah dan sebaiknya suntikan tidak
diberikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua-tiga kali

7
berturut-turut. Yang dapat diberikan secara intra-muskulus antara
lain bleomicin dan methotreaxate.
(3) Intravena
Pemberian ini dapat diberikan secara bolus perlahan-lahan atau
diberikan secara infus (drip). Cara ini merupakan cara pemberian
kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan.
(4) Intra arteri
Pemberian intra arteri jarang dilakukan karena membutuhkan
sarana yang cukup banyak, antara lain, alat radiologi diagnostik,
mesin, atau alat filter, serta memerlukan keterampilan tersendiri.
(5) Intra peritoneal
Cara ini juga jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus
(kateter intraperitoneal) serta kelengkapan kamar operasi karena
pemasangan perlu narkose.

2.7 Persiapan Kemoterapi


- Darah tepi : HB, Leukosit, hitung jenis, trobosit.
- Fungsi hepar : bilirubin, SGOT, SGPT, alkali fosfatase.
- Fungsi ginjal : ureum, kreatinin, dan creatinine clearance test (bila serum
kreatinin meningkat).
- Audiogram (terutama pada pemberian cis-platinum).
- EKG (terutama pemberian adriamycin, epirubicin).

2.8 Syarat Dan Fungsi Kemoterapi


Syarat Pemberian Kemoterapi

(1) Syarat yang harus dipenuhi


 Keadaan umum cukup baik.
 Penderita mengerti tujuan pengobatan dan mengetahui
efek samping yang akan terjadi.

8
 Faal ginjal dan hati baik.
 Diagnosis histopatologik.
 Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
 Riwayat pengobatan (radioterapi atau kemoterapi)
sebelumnya.
 Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb > 10 gr%,
leukosit > 5000/mm3, trombosit > 150.000/mm3.
(2) Syarat yang harus dipenuhi oleh pemberi pengobatan.
 Mempunyai pengetahuan kemoterapi dan menejemen kanker
pada umumnya
 Sarana laboratorium yang lengkap.

Fungsi Kemoterapi
Ada tiga kemungkinan tujuan penggunaan kemoterapi untuk treatment
menurut American Cancer Society (2013):
a) Sebagai penyembuhan (Kuratif)
Jika dimungkinkan, kemoterapi digunakan untuk penyembuhan, yang
artinya kanker dapat hilang dan tidak kembali lagi.

b) Sebagai Kontrol
Jika penyembuhan tidak mungkin, tujuannya dapat dengan mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan penyakit dengan mengurangi sel kanker
atau menghentikan pertumbuhan dan penyebarannya sehingga dapat
membantu pasien kanker merasa lebih baik dan dapat hidup lebih lama.

c) Palliatif
Ketika kanker berada pada advance stage , obat – obat kemoterapi dapat
digunakan untuk menghilangkan gejala/ symptom yang disebabkan oleh
kanker. Tujuan dari kemoterapi paliatif adalah meningkatkan quality of
life namun tidak menyembuhkan penyakit itu sendiri

9
2.9 Kemoterapi Pada Ginekologi
1. Ca. Ovarium
Sejak tahun 1980 kemoterapi dengan cysplatin-based telah dipakai untuk
pengobatan kanker ovarium stadium lanjut. Kemudian, karboplatin, generasi
kedua golongan platinum, yang mempunyai pengaruh sama terhadap kanker
ovarium tetapi kurang toksis terhadap system saraf dan ginjal, kurang
menimbulkan nausea, dipakai pula untuk kemoterapi adjuvant, meskipun lebih
toksis terhadap sum-sum tulang. Untuk stadium I atau lanjut dapat diberikan
kemoterapi tunggal atay kombinasi.

Penelitian GOG III oleh McGuire dan kawan-kawan pada kasus dengan
suboptimal debulking memperlihat bahwa pemberian 6 siklus kombinasi sisplatin
(75 mg/m2) dan paklitaksel (135 mg/m2) memberikan hasil yang lebih baik
daripada kombinasi sisplatin (75 mg/m 2) dan siklofosfamid (600 mg/m2).
Kemoterapi kombinasi yang mengandung paklitaksel mengurangi mortalitas
sebanyak 36%. Data dari penelitian GOG III ini diperkuat oleh penelitian
gabungan dari EORTC (European Organization for the Reseach and Treatment of
Cancer), NOCOVA (Nordic Ovarian Cancer Study Group) dan NCIC ( National
Cancer Institute of Canada) pada penderita dengan optimal debulking dan
suboptimal debulking. Pada penelitian ini kelompok yang mendapat terapi
kombinasi dengan paklitaksel, memberikan perbaikan yang signifikan pada
progression free survival dan overall survival, baik pada kelompok penderita
dengan optimal debulking maupun pada kelompok penderita dengan suboptimal
debulking.

Penelitian GOG 158 membandingkan efektivitas terapi kombinasi


karboplatin AUC 7,5 dan paklitaksel 175/m2 dengan kombinasi sisplatin 75 mg/m2
dan paklitaksel 135mg/m2. Penelitian ini menghasilkan angka survival yang sama
tetapi toksisitas kemoterapi pada kelompok yang mendapat karboplatin lebih
ringan dari kelompok yang mendapat sisplatin. Toksisitas gastrointestinal dan
neurotoksisitas dari kelompok yang mendapat karboplatin lebih ringan daripada
yang mendapat sisplatin.

10
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, protokol kemoterapi yang
dianjurkan untuk kanker ovarium stadium lanjut adalah kombinasi paklitaksel dan
karboplatin.

kemoterapi adjuvant dapat diberikan pada wanita pada wanita dengan


kanker ovarium stadium I yang berisiko tinggi (derajat 3 atau stadium Ic) dengan
siklus pemberian carboplatin 6 siklus, berupa paclitaxel (taxol) dengan carboplatin
atau cisplatin.

Terapi agen berbasis platinum dengan menggunakan 6 siklus carboplatin,


dilaporkan memiliki keuntungan pada wanita dengan stadium dini kanker
ovarium. Kombinasi terapi pada stadium ini nyatanya memiliki efek toksik lebih
tinggi dibandingkan dengan monoterapi.

a. Kemoterapi pada Kanker Ovarium Epitel


Kombinasi obat >>, secara i.v setiap 3 sampai 4 minggu. Pendekatan
standar pada kombinasi obat meliputi penggunaan cisplatin atau carboplatin, dan
taxane, seperti paclitaxel (Taxol®) atau docetaxel (Taxotere®).

b. Kemoterapi pada Kanker Ovarium Germinal


Kombinasi yang sering diberikan : PEB (cisplatin (Platinol), etoposide,
dan bleomisin. Bleomisin, meskipun jarang, dapat menyebabkan kerusakan paru
sehingga perlu tes faal paru sebelum pemberian. Ifosfamid dapat menyebabkan
sistitis hemoragik.

c. Kemoterapi pada Kanker Ovarium Stroma


Jarang menggunakan kemoterapi , Kalau memang perlu kemoterapi,
biasanya digunakan kombinasi carboplatin dan paclitaxel.

11
2. Ca. Serviks
Kemoterapi ditujukan untuk terapi kanker yang sudah metastasis atau
kambuhan di luar area radiasi (IB2, IIA, IIB, IIIB, dan IVA). Kemoterapi terdiri
atas Cisplatin sebagai agen tunggal dan kombinasi dengan agen lainnya. Respon
Cisplatin lebih tinggi ketika dalam bentuk kombinasi dengan Ifosfamid dan
Bleomisin akan tetapi toksisitasnya tinggi (NCCN,
2013).
Kemoterapi agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan
metastasis ekstrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor kambuhan yang
sebelumnya telah ditangani dengan operasi atau radiasi. Cisplatin telah menjadi
agen yang paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinik yang
paling konsisten. Kombinasi paling aktif pada terapi kanker serviks semuanya
mengandung Cisplatin (NCCN, 2013).
Kemoterapi untuk kanker serviks biasanya diberikan secara intravena.
Obat terdistribusi melalui peredaran darah untuk mencapai semua bagian tubuh,
sehingga kemoterapi efektif untuk kanker serviks yang telah menyebar. Namun,
obat yang digunakan untuk membunuh sel kanker juga merusak sel sehat lainnya
sehingga menimbulkan efek samping. Untuk membatasi kerusakan sel sehat,
biasanya kemoterapi diberikan dalam siklus. Efek samping biasanya masih
muncul, namun dapat diatasi (Anonim, 2008).
Kemoterapi agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan
metastasis ekstrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor kambuhan yang
sebelumnya telah ditangani dengan operasi atau radiasi. Cisplatin telah menjadi
nagen yang banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling
konsisten. Kombinasi paling aktif pada terapi kanker serviks semuanya
mengandung Cisplatin (NCCN, 2013).

12
Tabel III. Regimen Kemoterapi untuk kanker serviks kambuhan atau yang
telah
bermetastase (NCCN, 2013)

Lini pertama terapi Lini pertama terapi Terapi lini kedua

Kombinasi agen tunggal

1. Cisplatin/ Paclitaxel 1. Cisplatin (lebih baik 1. Bevacizumab

2. Carboplatin/Paclitaxel sebagai agen tunggal) 2. Docetaxel

3. Cisplatin/Topotecan 2. Carboplatin 3. 5-FU (5-

4. Cisplatin/Gemcitabine 3. Paclitaxel Fluorouracil)

(kategori 2B) 4. Gemcitabine

5. Ifosfamide

6. Irinotecan

7. Mitomycin

8. Topotecan

9. Pemetrexed

(kategori 3)

10. Vinorelbine

(kategori 3)

Terapi sitostatika untuk kanker serviks dapat berupa sitostatika sebagai agen
tunggal maupun sitostatika kombinasi, dibawah ini merupakan regimen sitostatika
yang digunakan untuk kanker serviks yang telah bermetastasis yaitu:

13
1. Kombinasi terapi pilihan pertama : Cisplatin / Paclitaxel (Kategori 1),
Cisplatin / Topotecan (kategori 1), Cisplatin / Gemcitabine (Kategori 2B),
Carboplatin / Paclitaxel (NCCN, 2013)

2. Terapi agen tunggal pilihan pertama : Cisplatin, Carboplatin,


Paclitaxel,Topotecan (kategori 2B) (NCCN, 2013). Diantara obat kemoterapi
yang digunakan pada kanker serviks, Cisplatin menunjukkan aktivitas yang paling
konsisten sebagai agen tunggal. Taksan dilaporkan mempunyai aktivitas pada
kanker serviks. Pada penelitian dari paclitaxel (taxol)
dengan dosis 170 mg/m2 selama 24 jam menunjukkan respon objektif rata-rata
17% dan pada penelitian paclitaxel lain dengan dosis 250 mg/m2 selama 3 jam
menunjukkan respon rata-rata 27% (NCCN, 2013).

3. Terapi pilihan kedua yaitu semua agen yang masuk dalam kategori 2B,
Docetaksel, Ifosfamid, Vinorelbin, Irinotekan, Mitomisin, 5-FU, Epirubisin
(NCCN, 2013).

3. Kemoterapi pada Ca endometrium


Adjuvan AP (Doxorubicin 50-60 mg/m2, Cisplatinum 60 mg/m2
dengan interval 3 minggu)
Kemoradiasi Cis-platinum 20-40 mg/m2 setiap minggu (5-6 minggu)
Xelloda 500-1000mg/hari (oral)
Gemcitabine 300mg/m2
Paclitacel 60-80 mg/m2, setiap minggu (5-6 minggu)
Docetaxel 20 mg/m2setiap minggu (5-6 minggu)

Peran kemoterapi dalam pengobatan kanker endometrium sedang dalam penelitian


clinical trial fase II . Kemoterapi yang dipakai antara lain Daxorubicin, golongan
platinum, fluorouracil, siklofosfamid, ifosfamid, dan paclitaxel. Hasil penelitia
menunjukkan kanker endometrium pasca operasi yang diikuti kemoterapi

14
kombinasi memiliki angka survival lebih tinggi.Berikut ini rekomendasi
pemberian kemoterapi:

Karakteristik penderita Rekomendasi


Tumor stadium lanjut atau rekuren Kemoterapi
(cisplatin/doxorubicin/paclitaxel)
Tumor stadium lanjut atau rekuren Hormonal therapy (oral progestin atau
dengan reseptor positif dan/atau grade magestrol asetat)
1 atau 2
Tumor stadium III-IVA Operasi diikuti kemoterapi

4. Kemoterapi PTG

WHO menetapkan sistem skoring dengan beberapa parameter antara lain


parameter umur, kehamilan sebelumnya, interval kadar hCG sebelum terapi,
ukuran tumor terbesar, tempat metastasis, jumlah metastasis dan kegagalan
kemoterapi sebelumnya skor diberikan antara 0-4. Risiko rendah bila skor 6  atau
kurang, risiko dan risiko tinggi bila skor 7 atau lebih.

   PTG  risiko rendah, skor WHO kurang dari FIGO Stadium I, II, dan III :

15
a.       Methotreksate 0,4 mg/KgBB IM tiap hari selama 5 hari, diulang tiap 2
minggu

b.     Methotreksate 1,0mg/KgBB selang satu hari sampai 4 dosis dengan


ditambahkan  Leukovorin 0,1 mg/KgBB 24 jam setelah MTX, diulang tiap 2
minggu.

c.       Methotrexate 50 mg/m2 diberikan secara weekly.

d.      Actinomycin-D 1,25 mg/m2 diberikan tiap 2 minggu

e.       Actinomycin-D 12 ug/KgBB IV tiaphari selama 5 hari diulang tiap 2


minggu. Protokol ini digunakan pada pasien engan gangguan fungsi hati.

f.       Methotreksate 250 mg infuse selama 12 jam, diulang tiap 2 minggu

g.      Kemoterapi dilanjutkan 1 atau 2 kali setelah kadar hCG normal.

PTG risiko tinggi, FIGO stadium II, III, IV dengan skore WHO lebih dari atau
sama 7 atau stadium IV.

Terapi primer adalah EMA-CO

(Etoposide, MTX, Actinomysin, Cyclophospamid dan Oncovin (Vincristine).

Jika respon kurang baik atau resisten alternatif lain adalah :

-    EMA – PA  (Etoposide,MTX, Actinomysin – Cis Platin dan Adriamysin)

-    EMA – EP  (Etoposide, MTX, Actinomysin – Etoposide Platinum).

Jika EMA-EP resisten dapat diberikan alternatif :

-    Paklitaxel – Cisplatin

-    Paklitaxel – Etoposide

-    Paklitaxel – 5 FU

-    ICE ( Iphosphamid , Cisplatin, dan Etoposide)

BAB III
KESIMPULAN

16
Kemoterapi adalah istilah umum untuk setiap pengobatan kanker yang
melibatkan penggunaan bahan kimia untuk menghancurkan sel kanker yang
tumbuh. Pengobatan kanker, memakai obat-obatan atau hormone
Ada tiga fungsi kemoterapi menurut American Cancer Society yaitu
sebagai penyembuhan, sebagai control dan paliatif. Golongan Alkil/ Agen
pengalkil (alkylating agent), Golongan Antimetabolic, Golongan Antitumor
Antibiotik, Golongan inhibitor topoisomerase, Golongan inhibitor mitosis
,Golongan kortikosteroid ( hormon), dan Golongan lain.
Pada keganasan ginekologi kemoterapi di terapkan pada Ca Ovarium, Ca
Serviks, Ca endometrium dan kemoterapi PTG. Pada Ca Ovarium kemoterapi
diberikan pada kanker ovarium epitel, kanker ovarium germinal, dan kanker
ovarium stroma.

DAFTAR PUSTAKA

17
1. Gunawan, Rianto Gan. 2008. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta: FK
UI
2. Rasjidi, I (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi dalam praktik sehari-hari,
Sagung-seto.Jakarta
3. Ignatavicius, D.D et al. (2006), Medical Surgical Nursing, A Nursing Process
Approach, 2nd Edition, W.B Saundres Company, Philadelphia
4. Subagian Onkologi Ginekologi, 1998, Penuntun Pelayanan-Pendidikan-
Penelitian, Bagian obstetriginekologi, FKUI, Jakarta.
5. Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2, EGC, Jakarta.
6. Katsung, B.G. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Ed. ke-6 ECG. Jakarta 2001
7. Firmansyah, M.A. Penatalaksanaan Mual Muntah yang Diinduksi
Kemoterapi. Cermin Dunia Kedokteran.2010. 37 : 249-50
8. Moh. Anief , Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta 2000

18

Anda mungkin juga menyukai