Oleh :
Revila Aulia
102119086
Pembimbing :
dr. H. M. Haidir, Sp. OG.
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas Paper Ginekologi ini guna memenuhi persyaratan kapaniteraan klinik
senior di bagian Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Haji Medan dengan judul
“Kemoterapi Pada Ginekologi”
Penulis
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
BAB III..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Terapi kanker dewasa ini terutama terdiri atas operasi, radioterapi, dan
terapi biologis serta beberapa metode lainnya. Terapi operasi dan radioterapi dapat
menjadi terapi kuratif kanker yang bersifat lokal. Begitu timbul residif lokal,
diseminasi dan metastasis jauh, operasi dan radioterapi sering sulit
mengendalikannya. Terapi biologis merupakan metode terapi sisternik yang
sangat prospektif, namun pada saat ini efektivitasnnya masih kurang sehingga
belum dapat dipakai luas secara klinis.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.3 Mekanisme Kerja Kemoterapi
Ditinjau dari siklus sel , obat dapat digolongkan menjadi 2 golongan :
CCS (cell cycle specific)
Obat yang memperlihatkan toksisitas selektif terhadap fase-fase tertentu
dari siklus sel, misalnya metotreksan,vinkistin, dll
CCNS (cell cycle nonspesific )
Obat yang lebih efektif terhadap sel yang berproliferasi , dan terhadap sel-
sel yang sedang dalam fase tertentu siklusnya, misalnya: daktinomisin,
mitomisin, sisplatin,dll.
6
2.5 Jenis Kemoterapi Berdasarkan Pemberiannya
1) Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau jumlah sel
kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass Tumor) atau
pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma, disebut juga dengan
pengobatan penyelamatan.
2) Kemoterapi Adjuvan
3) Kemoterapi Primer
Dimaksudkan sebagai pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan pada kanker
yang bersifat kemosensitif, biasanya diberikan dahulu sebelum pengobatan yang
lain misalnya bedah atau radiasi.
4) Kemoterapi Neo-Adjuvan
7
berturut-turut. Yang dapat diberikan secara intra-muskulus antara
lain bleomicin dan methotreaxate.
(3) Intravena
Pemberian ini dapat diberikan secara bolus perlahan-lahan atau
diberikan secara infus (drip). Cara ini merupakan cara pemberian
kemoterapi yang paling umum dan banyak digunakan.
(4) Intra arteri
Pemberian intra arteri jarang dilakukan karena membutuhkan
sarana yang cukup banyak, antara lain, alat radiologi diagnostik,
mesin, atau alat filter, serta memerlukan keterampilan tersendiri.
(5) Intra peritoneal
Cara ini juga jarang dilakukan karena membutuhkan alat khusus
(kateter intraperitoneal) serta kelengkapan kamar operasi karena
pemasangan perlu narkose.
8
Faal ginjal dan hati baik.
Diagnosis histopatologik.
Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
Riwayat pengobatan (radioterapi atau kemoterapi)
sebelumnya.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb > 10 gr%,
leukosit > 5000/mm3, trombosit > 150.000/mm3.
(2) Syarat yang harus dipenuhi oleh pemberi pengobatan.
Mempunyai pengetahuan kemoterapi dan menejemen kanker
pada umumnya
Sarana laboratorium yang lengkap.
Fungsi Kemoterapi
Ada tiga kemungkinan tujuan penggunaan kemoterapi untuk treatment
menurut American Cancer Society (2013):
a) Sebagai penyembuhan (Kuratif)
Jika dimungkinkan, kemoterapi digunakan untuk penyembuhan, yang
artinya kanker dapat hilang dan tidak kembali lagi.
b) Sebagai Kontrol
Jika penyembuhan tidak mungkin, tujuannya dapat dengan mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan penyakit dengan mengurangi sel kanker
atau menghentikan pertumbuhan dan penyebarannya sehingga dapat
membantu pasien kanker merasa lebih baik dan dapat hidup lebih lama.
c) Palliatif
Ketika kanker berada pada advance stage , obat – obat kemoterapi dapat
digunakan untuk menghilangkan gejala/ symptom yang disebabkan oleh
kanker. Tujuan dari kemoterapi paliatif adalah meningkatkan quality of
life namun tidak menyembuhkan penyakit itu sendiri
9
2.9 Kemoterapi Pada Ginekologi
1. Ca. Ovarium
Sejak tahun 1980 kemoterapi dengan cysplatin-based telah dipakai untuk
pengobatan kanker ovarium stadium lanjut. Kemudian, karboplatin, generasi
kedua golongan platinum, yang mempunyai pengaruh sama terhadap kanker
ovarium tetapi kurang toksis terhadap system saraf dan ginjal, kurang
menimbulkan nausea, dipakai pula untuk kemoterapi adjuvant, meskipun lebih
toksis terhadap sum-sum tulang. Untuk stadium I atau lanjut dapat diberikan
kemoterapi tunggal atay kombinasi.
Penelitian GOG III oleh McGuire dan kawan-kawan pada kasus dengan
suboptimal debulking memperlihat bahwa pemberian 6 siklus kombinasi sisplatin
(75 mg/m2) dan paklitaksel (135 mg/m2) memberikan hasil yang lebih baik
daripada kombinasi sisplatin (75 mg/m 2) dan siklofosfamid (600 mg/m2).
Kemoterapi kombinasi yang mengandung paklitaksel mengurangi mortalitas
sebanyak 36%. Data dari penelitian GOG III ini diperkuat oleh penelitian
gabungan dari EORTC (European Organization for the Reseach and Treatment of
Cancer), NOCOVA (Nordic Ovarian Cancer Study Group) dan NCIC ( National
Cancer Institute of Canada) pada penderita dengan optimal debulking dan
suboptimal debulking. Pada penelitian ini kelompok yang mendapat terapi
kombinasi dengan paklitaksel, memberikan perbaikan yang signifikan pada
progression free survival dan overall survival, baik pada kelompok penderita
dengan optimal debulking maupun pada kelompok penderita dengan suboptimal
debulking.
10
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, protokol kemoterapi yang
dianjurkan untuk kanker ovarium stadium lanjut adalah kombinasi paklitaksel dan
karboplatin.
11
2. Ca. Serviks
Kemoterapi ditujukan untuk terapi kanker yang sudah metastasis atau
kambuhan di luar area radiasi (IB2, IIA, IIB, IIIB, dan IVA). Kemoterapi terdiri
atas Cisplatin sebagai agen tunggal dan kombinasi dengan agen lainnya. Respon
Cisplatin lebih tinggi ketika dalam bentuk kombinasi dengan Ifosfamid dan
Bleomisin akan tetapi toksisitasnya tinggi (NCCN,
2013).
Kemoterapi agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan
metastasis ekstrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor kambuhan yang
sebelumnya telah ditangani dengan operasi atau radiasi. Cisplatin telah menjadi
agen yang paling banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinik yang
paling konsisten. Kombinasi paling aktif pada terapi kanker serviks semuanya
mengandung Cisplatin (NCCN, 2013).
Kemoterapi untuk kanker serviks biasanya diberikan secara intravena.
Obat terdistribusi melalui peredaran darah untuk mencapai semua bagian tubuh,
sehingga kemoterapi efektif untuk kanker serviks yang telah menyebar. Namun,
obat yang digunakan untuk membunuh sel kanker juga merusak sel sehat lainnya
sehingga menimbulkan efek samping. Untuk membatasi kerusakan sel sehat,
biasanya kemoterapi diberikan dalam siklus. Efek samping biasanya masih
muncul, namun dapat diatasi (Anonim, 2008).
Kemoterapi agen tunggal digunakan untuk menangani pasien dengan
metastasis ekstrapelvis sebagaimana juga digunakan pada tumor kambuhan yang
sebelumnya telah ditangani dengan operasi atau radiasi. Cisplatin telah menjadi
nagen yang banyak diteliti dan telah memperlihatkan respon klinis yang paling
konsisten. Kombinasi paling aktif pada terapi kanker serviks semuanya
mengandung Cisplatin (NCCN, 2013).
12
Tabel III. Regimen Kemoterapi untuk kanker serviks kambuhan atau yang
telah
bermetastase (NCCN, 2013)
5. Ifosfamide
6. Irinotecan
7. Mitomycin
8. Topotecan
9. Pemetrexed
(kategori 3)
10. Vinorelbine
(kategori 3)
Terapi sitostatika untuk kanker serviks dapat berupa sitostatika sebagai agen
tunggal maupun sitostatika kombinasi, dibawah ini merupakan regimen sitostatika
yang digunakan untuk kanker serviks yang telah bermetastasis yaitu:
13
1. Kombinasi terapi pilihan pertama : Cisplatin / Paclitaxel (Kategori 1),
Cisplatin / Topotecan (kategori 1), Cisplatin / Gemcitabine (Kategori 2B),
Carboplatin / Paclitaxel (NCCN, 2013)
3. Terapi pilihan kedua yaitu semua agen yang masuk dalam kategori 2B,
Docetaksel, Ifosfamid, Vinorelbin, Irinotekan, Mitomisin, 5-FU, Epirubisin
(NCCN, 2013).
14
kombinasi memiliki angka survival lebih tinggi.Berikut ini rekomendasi
pemberian kemoterapi:
4. Kemoterapi PTG
PTG risiko rendah, skor WHO kurang dari FIGO Stadium I, II, dan III :
15
a. Methotreksate 0,4 mg/KgBB IM tiap hari selama 5 hari, diulang tiap 2
minggu
PTG risiko tinggi, FIGO stadium II, III, IV dengan skore WHO lebih dari atau
sama 7 atau stadium IV.
- Paklitaxel – 5 FU
BAB III
KESIMPULAN
16
Kemoterapi adalah istilah umum untuk setiap pengobatan kanker yang
melibatkan penggunaan bahan kimia untuk menghancurkan sel kanker yang
tumbuh. Pengobatan kanker, memakai obat-obatan atau hormone
Ada tiga fungsi kemoterapi menurut American Cancer Society yaitu
sebagai penyembuhan, sebagai control dan paliatif. Golongan Alkil/ Agen
pengalkil (alkylating agent), Golongan Antimetabolic, Golongan Antitumor
Antibiotik, Golongan inhibitor topoisomerase, Golongan inhibitor mitosis
,Golongan kortikosteroid ( hormon), dan Golongan lain.
Pada keganasan ginekologi kemoterapi di terapkan pada Ca Ovarium, Ca
Serviks, Ca endometrium dan kemoterapi PTG. Pada Ca Ovarium kemoterapi
diberikan pada kanker ovarium epitel, kanker ovarium germinal, dan kanker
ovarium stroma.
DAFTAR PUSTAKA
17
1. Gunawan, Rianto Gan. 2008. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta: FK
UI
2. Rasjidi, I (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi dalam praktik sehari-hari,
Sagung-seto.Jakarta
3. Ignatavicius, D.D et al. (2006), Medical Surgical Nursing, A Nursing Process
Approach, 2nd Edition, W.B Saundres Company, Philadelphia
4. Subagian Onkologi Ginekologi, 1998, Penuntun Pelayanan-Pendidikan-
Penelitian, Bagian obstetriginekologi, FKUI, Jakarta.
5. Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8
volume 2, EGC, Jakarta.
6. Katsung, B.G. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Ed. ke-6 ECG. Jakarta 2001
7. Firmansyah, M.A. Penatalaksanaan Mual Muntah yang Diinduksi
Kemoterapi. Cermin Dunia Kedokteran.2010. 37 : 249-50
8. Moh. Anief , Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta 2000
18