Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FARMAKOLOGI
PRINSIP PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI DAN TRANSFUSI DARAH

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6


 STEVANI RANTELIMBONG 14401.23085
 SUSANTI LAYUKAN 14401.23086
 WISKA 14401.23087
 YULIANA JULITA NGGASI 14401.23088
 PUTRI JUITA 14401.23089
 KRISTIN MUTIARA 14401.23090
 KRISTINA SANDA 14401.23091
 EVI 14401.23092

DOSEN PENGAMPUH :DR.MATIUS RANTE SALU S.KEP NS M.KEP

AKADEMI KESEHATAN SINAR KASIH TORAJA


2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat-nya
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini .adapun judul makalah yang
diberikan oleh dosen pengampuh adalah: PRINSIP PEMBERIAN OBAT
KEMOTERAPI DAN TRANSFUSI DARAH
Makalah ini di buat untuk memenuhi kebutuhan tugas mata kuliah farmakologi di
Akademi Kesehatan Sinar Kasih Toraja .tidak dapat di sangkal bahwa butuh usaha
yang keras dalam penyelesaian pengerjaan makalah ini.Namun karya ini tidak akan
selesai tanpa bantuan teman-teman kelompok yang saling bekerja sama dalam
penyelesaian makalah ini.
Tujuan dari makalah ini adalah agar setiap pembaca khususnya mahasiswa
keperawatan boleh memahami tentang prinsip pemberian obat kemoterapi dan
transfusi darah.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna ,
untuk itu kami sangat membutuhkan dan mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sekalian .akhir kata semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat untuk kelompok kami dan juga khususnya teman-teman
mahasiwa[i]

MAKALE 4 FEBRUARI 2024

PENYUSUN
DAFTAR ISI

SAMPUL
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………
BAB 1 1
PENDAHULUAN 2
1.1 LATAR BELAKANG………………………………………………………………………………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………………………………………………………………………
1.3 TUJUAN 3
BAB 2…………………………………………………………………………………………………………………………………………
PEMBAHASAN 4
2.1 PENGERTIAN OBAT,KEMOTERAPI DAN TRANSFUSI DARAH…………………………………………………………….
2.2 PRINSIP PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI DAN TRANSFUSI DARAH 5
BAB 3…………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………………………
3.1 KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………………………………………….
3.2 DAFTAR PUSTAKA 6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemoterapi pertama kali muncul setelah sebelum perang dunia pertama, ketika
itu banyak peneliti yang mulai mencoba mengobati kanker. Salah satu percobaan
yang dilakukan untuk pengobatan kanker adalah ke hewan, sayang hasilnya tidak
begitu bagus. Kemudian sejarah besar muncul saat perang dunia kedua,
penelitian senjata kimia ternyata berdampak luar biasa terhadap manusia.
Senjata kimia tidak sengaja terhirup oleh manusia dan ternyata mampu
mengobati beberapa penyakit.
Butuh sekitar 15 tahun setelah perang dunia kedua, obat untuk kanker benar-
benar sukses dilakukan. Penyakit seperti leukemia dan penyakit Hodgkin berhasil
disembuhkan hampir 90%. Di tahun 70an, obat kanker berhasil dikembangkan dan
sampai sekarang setidaknya setiap tahun ada sekitar 1-2 obat kanker. Obat
kanker lebih akrab disebut dengan kemoterapi.

Transfusi darah pada pasien kanker biasanya diperlukan pada terapi radiasi, terapi operasi,
kemoterapi, terapi suportif/ paliatif. Walaupun saat ini transfusi darah diyakini lebih aman
dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya, namun transfusi juga masih memiliki banyak
risiko, antara lain peristiwa yang menyimpang (adverse events), baik berupa peristiwa imunologik
maupun non imunologik yang berpotensi fatal. Peristiwa imunologik antara lain berupa reaksi
transfusi, alloimunisasi, transfussion-related acute lung injury (TRALI), dan transfussion-
associated immunomodulation (TRIM), sedangkan peristiwa non-imunologik antara lain meliputi
kelebihan beban volume, hemodilusi, dan infeksi. Selain itu, human error sering dikaitkan juga
sebagai salah satu faktor risiko yang berakibat fatal. Dengan mengingat berbagai keterbatasan dan
risiko yang dapat terjadi, maka perlu dipertimbangkan pemberian transfusi sesuai manfaat dan
indikasinya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kemoterapi ?
2. Apa pengertian tranfusi darah
3. Bagaimana proses pengobatan melalui kemoterapi
4. Bagaimana proses pengobatan melalui transfusi darah
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa kemoterapi
2. Untuk mengetahui transfusi darah
3. Untuk mengetahui proses pengobatan melalui kemoterapi
4. Untuk mengetahui proses pengobatan melalui tranfusi darah
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 pengertian obat,kemoterapi,dan transfusi darah


 Pengertian obat
Obat adalah zat apa pun yang menyebabkan perubahan fisiologi atau
psikologi organisme saat dikonsumsi. Obat-obatan biasanya dibedakan dari
makanan dan zat yang menyediakan nutrisi. Konsumsi obat dapat dilakukan
melalui inhalasi, injeksi, merokok, ingesti, absorpsi melalui kulit, atau
disolusi di bawah lidah.
 Pengertian kemoterapi
Kemoterapi adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit. Dalam
penggunaan moderennya, istilah ini hampir merujuk secara eksklusif kepada
obat sitostatik yang digunakan untuk merawat kanker.
 Pengertian transfusi darah
Transfusi darah adalah proses menyalurkan darah atau produk berbasis darah
dari satu orang ke sistem peredaran orang lainnya. Transfusi darah
berhubungan dengan kondisi medis seperti kehilangan darah dalam jumlah
besar disebabkan trauma, operasi, syok, dan tidak berfungsinya organ
pembentuk sel darah merah
2.2 Prinsip pemberian obat kemoterapi dan transfusi darah
 Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker .tidak seperti
radiasi atau operasi yang bersifat local,kemoterapi merupakan terapi sistemik,yang
berarti obat menyebar keseluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah
menyebar jauh atau metastase ketempat lain(Rasjidi,2007)

Kemoterapi memainkan peran utama dalam pengobatan pasien dengan keganasan


ginekologi. Secara umum, kemoterapi memiliki rentang terapi yang lebih kecil
dibandingkan dengan jenis obat lain; oleh karena itu, potensi efek samping yang
parah terkait dengan kemoterapi membuat pemilihan pasien dan obat yang tepat
menjadi sangat penting.

Kemoterapi hanya boleh diberikan kepada pasien dengan penyakit ganas yang
terverifikasi dan jenis kanker tertentu.. Sebelum memulai kemoterapi, tujuan
pengobatan harus diklarifikasi. Jika pengobatan mempunyai tujuan kuratif
(misalnya tumor sel germinal ovarium atau koriokarsinoma), bahkan efek samping
yang besar pun dapat diterima jika kemungkinan penyembuhannya tinggi. Ketika
tujuan pengobatan adalah untuk memperpanjang kelangsungan hidup,
keseimbangan antara manfaat pengobatan dan efek samping harus dipertimbangkan
secara hati-hati. Ketika tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi beban dari
penderita kanker untuk meringankan gejala (niat paliatif), pengobatan harus dipilih
sehingga kemungkinan efek samping yang parah menjadi kecil. Dalam kasus ini,
efek samping yang dilaporkan pasien tidak boleh lebih buruk daripada gejala
penyakitnya. Agen kemoterapi dapat digunakan dalam berbagai protokol dan rute,
dan dapat digunakan sendiri atau bersamaan dengan radioterapi atau terapi target.

Agen kemoterapi memiliki beberapa mekanisme kerja dan mempengaruhi sel


kanker dengan berbagai cara. Secara umum, sel kanker yang aktif bergerak melalui
berbagai fase siklus sel sangat sensitif terhadap kemo, sedangkan sel dalam keadaan
istirahat (G0) relatif tidak sensitif. Contohnya , tumor yang terdiri dari sel kanker
yang berkembang biak dengan cepat lebih responsif terhadap kemoterapi. Pasien
dengan penyakit progresif lambat dapat hidup bertahun-tahun namun, secara umum,
tumor mereka kurang sensitif terhadap kemoterapi karena mayoritas sel tumor pada
setiap siklus pengobatan berada dalam fase istirahat. Menurut prinsip log-kill, agen
kemoterapi hanya membunuh sebagian kecil sel secara konstan, bukan sejumlah sel
tertentu . Konsekuensi dari hipotesis ini adalah bahwa dosis kemoterapi tidak boleh
dikurangi jika beban tumornya kecil.

Kemoterapi dapat berbahaya bagi para profesional, pasien, dan keluarga terdekat
karena sifat mutagenik, teratogenik, dan karsinogeniknya. Ada juga risiko iritasi
atau kerusakan kulit langsung jika terjadi tumpahan. Persiapan obat harus dilakukan
di area dengan sistem ventilasi khusus dan hanya oleh apoteker onko yang
berpengalaman. Pakaian yang sesuai termasuk sarung tangan dan gaun khusus harus
dikenakan saat menyiapkan dan memberikan obat

Persyaratan cadangan laboratorium minimum untuk mengelola kemoterapi

 Akses segera ke fasilitas laboratorium diperlukan untuk menerima laporan


minimal pemeriksaan darah lengkap (eritrosit, leukosit, trombosit, neutrofil)
 pemeriksaan fungsi hati minimal (alkali fosfatase, alanin transaminase,
aspartat transaminase) dan
 pemeriksaan darah kreatinin.

Tujuan dari kemoterapi yang diberikan disesuaikan dengan tahapan/stadium


kanker yang diderita, apakah bertujuan menyembuhkan, memperlambat
pertumbuhan sel kanker atau mengurangi gejala yang timbul akibat pertumbuhan
kanker. Kemoterapi dapat diberikan secara sendirian, tanpa terapi lain, atau bisa
juga diberikan bersama dengan terapi radiasi atau pembedahan.. Kemoterapi juga
bisa diberikan setelah pembedahan atau radiasi, untuk membunuh sel-sel kanker
yang tersisa. Juga bisa digunakan pada kanker yang timbul kembali, setelah
dinyatakan sembuh selama beberapa waktu. Saat kemoterapi diberikan setelah
terapi pembedahan, dinamakan terapi adjuvant. Saat kemoterapi diberikan
sebelum tindakan pembedahan atau radiasi dinamakan terapi neoadjuvant.

Cara pemberian kemoterapi


 pemberian per oral
Beberapa jenis kemoterapi telah di kemas untuk pemberian peroral
diantaranya adalah chloralmbucil dan etoposide(vp-16)
 Pemberian secara intra-muskulus
Pemberian dengan car aini relative leih mudah dan sebaiknya suntikan tidak
di berikan pada lokasi yang sama dengan pemberian dua tiga kali berturut-
turut yang dapat diberikan secara intra-muskular antara lain:bleomycin dan
methotrexate.
 Pemberian secara intra vena
Pemberian secara intravena dapat dengan bolus perlahan-lahan atau diberikan
secara infuse (drip).cara ini merupakan cara pemberian kemoterapi yang
paling umum dan banyak digunakan .
 Pemberian secara intra arteri
Pemberian intra-arteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana yang
cukup banyak antara lain alat radiologi ,diagnosa ,mesin atau alat filter ,serta
memerlukan keterampilan tersendiri.
Efek kemoterapi
Cara kerja dari kemoterapi adalah menghancurkan sel jahat yang mengakibatkan
kanker. Tetapi ketika penyembuhan mulai dilakukan secara kemoterapi, terkadang
sel-sel baik yang ada di sekitar kanker ikut “terserang”. Jadi efek samping
penggunaan kemoterapi ini dikarenakan ikut rusaknya sel baik yang ada di sekitar
tumor.
Secara fisik, seseorang yang melakukan kemoterapi ini biasanya akan lebih lemah
dan mudah lelah. Selain itu, rambut Anda akan mulai rontok yang disebabkan sel
yang mengakibatkan rambut tumbuh ini sudah rusak. Selain itu, efek samping
kemoterapi ini antara lain nyeri para perut, kehilangan nafsu makan, mulut mudah
sariawan, sulit tidur, dan bahkan stres. Oleh karena itu, dokter onkologi biasanya
membatasi kemoterapi hanya 1 bulan sekali atau bahkan 2 bulan sekali tergantung
kondisi pasien.

Transfusi darah
Transfuse darah adalah suatu pemberian darah lengkap atau komponen darah
seperti plasma sel darah merah,atau trombosit melalui jalur IV.tujuannya adalah
untuk memenuhi kebutuhan klien terhadap darah sesuai dengan program
pengobatan .trnasfusi darah secara universal di butuhkan untuk menangani pasien
anemia berat ,pasien dengan kelainan darah bawaan ,pasien yang mengalami
kecedaraan parah ,pasien yang hendak menjalankan Tindakan bedah operatif dan
pasien yang mengalami penyakit liver ataupun penyakit lainnya yang
mengakibatkan tubuh pasien tidak dapat memproduksi darah atau komponen
sebagaimana mestinya.
Transfuse darah sudah menjadi bagian yang penting dalam pelayanan Kesehatan
bila transfuse darah di terapkan secara benar maka transfuse darah dapat
menyelamatkan jiwa pasien dan bisa meningkatkan derajat Kesehatan pasien
tersebut .maka dari itu Transfusi darah bisa menjadi solusi bagi pasien kemoterapi
yang mengalami penurunan jumlah sel darah.ini dapat membantu meningkatkan
kadar hemoglobin dan sel darah merah untuk mengatasi efek samping kemoterapi
seperti anemia.
Dalam pemberian darah harus diperhatikan kondisi pasien, kemudian kecocokan
darah melalui nama pasien, label darah, golonngan darah, danperiksa warna darah
(terjadi gumpalan atau tidak) , homogenitas (bercampur atau tidak). Adapun tujuan
dilakukannya transfusi darah adalah sebagai berikut :
a. Untuk meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan,
trauma, atau perdarahan.
b. Untuk meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk
mempertahankan kadar hemoglobin pada klien yang menderita anemia
berat.
c. Untuk memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi
pengganti (misalnya faktor-faktor pembekuan plasma untuk membantu
mengontrol perdarahan pada klien penderita hemofilia).

Faktor-faktor yang mempengaruhi transfusi darah

1. Golongan dan Tipe Darah

Golongan darah yang paling penting untuk transfusi darah ialah sistem ABO, yang
meliputi golongan berikut golongan berikut : A, B, O dan AB. Penetapan golongan
darah didasarkan pada ada tidaknya antigen sel darah merah A dan B. Individu
dengan antigen A, antigen B, atau tidak memiliki antigen yang termasuk dalam
golongan darah A, B, dan O. Individu dengan antigen A dan B memiliki golongan
darah..

2. Reaksi Transfusi.

Reaksi transfusi adalah respons sistemik tubuh terhadap ketidak cocokan darah
donor dengan darah resipien. Reaksi ini disebabkan ketidak cocokan sel darah
merah atau sensitivitas alergi terhadap leukosit, trombosit atau komponen protein
plasma pada darah donor atau terhadap kalium atau kandungan sitrat di dalam
darah. Transfusi darah juga dapat menyebabkan penularan penyakit.

 Persiapan Pasien

Pastikan suhu tubuh pasien dalam keadaan normal, supaya tidak terjadi lisis
terhadap darah yang akan ditransfusikan.

 Persiapan Alat

Berikut merupakan alat-alat yang harus disiapkan dalam pemberian transfusi darah:
1. Transfusi set.
2. Cairan NaCl.
3. Persediaan darah yang sesuai dengan golongan darah klien, sesuai dengan
kebutuhan.
4. Sarung tangan bersih.
Prosedur Pelaksanaan
1. Beri tahu dan jelaskan prosedur kepada klien.
2. Bawa alat ke dekat klien.
3. Cuci tangan.
4. Pakai sarung tangan bersih.
5. Buat jalur intravena, gunakan selang infus yang memiliki filter dengan tipe-Y.
6. Berikan cairan NaCl terlebih dahulu, kemudian darahnya.
7. Atur tetesan darah per menit sesuai dengan program.
8. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.
9. Bereskan alat-alat.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manfaat besar kemoterapi ini secara garis besar dibagi menjadi untuk
meringankan gejala dan menyembuhkan
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker .tidak seperti
radiasi atau operasi yang bersifat local,kemoterapi merupakan terapi sistemik,yang
berarti obat menyebar keseluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah
menyebar jauh atau metastase ketempat lain.Kemoterapi memainkan peran utama
dalam pengobatan pasien dengan keganasan ginekologi
Transfusi darah hanyalah saah satu bagian dari terapi terhadap pasien .transfusi
sering di butuhkan pada pasien kanker .penggunaannya harus sesuai dengan kondisi
klinis pasien karena tranfusi ternyata bukanlah tanpa risiko.risiko yang dapat terjadi
antara lain adalah peristiwa yang menyimpang (adverse events)yang kadang-kadang
berakibat fatal .untuk itu dengan berbagai resiko yang dapat terjadi ,maka perlu di
pertimbangkan dengan cermat penggunan transfuse darah sesuai manfaat indikasi
resikonya .
3.2 Daftar Pustaka
Repository.umi.ac.id, repository unnisula ac.id ,Pustaka unpad.ac.id
Pustaka.unimus.ac.id tsakariadi co.id

Anda mungkin juga menyukai