Kemoterapi adalah pemberian obat anti kanker (sitostatika) yang bertujuan untuk membunuh sel
kanker.
Strategi pemberian : dapat sebagai terapi ajuvan, konsolidasi, induksi, intensifikasi,
pemeliharaan, neoadjuvan maupun paliatif.
Cara pemberian :
Intra vena
Pemberian intravena untuk terapi sistemik, dimana obat setelah melalui jantung
dan hati baru sampai ke tumor primer. Cara intravena ini yang paling banyak digunakan
untuk khemoterapi. Dalam pemberian intravena usahakan jangan ada ekstravasasi obat.
Intra arterial
Pemberian intra arteri adalah terapi regional melalui arteri yang memasok darah ke
daerah tumor dengan cara INFUSI INTRA ARTERI menggunakan catheter dan pompa
arteri. Infus intra arteri digunakan untuk memberikan obat selama beberapa jam atau hari.
Intra oral
Intra cavitas/intra peritoneal
Obat disuntikkan atau di instalasi ke dalam rongga tubuh, seperti intra: pleura,
peritoneum, pericardial, vesikal atau tekal.
Sub kutan
Topikal.
INDIKASI KEMOTERAPI
1. Ajuvan : kanker stadium awal atau stadium lanjut lokal setelah pembedahan.
2. Neo ajuvan (induction chemotherapy) : kanker stadium lanjut lokal.
3. Paliatif : kanker stadium lanjut jauh.
4. Sensitisizer : kemoterapi yang dilakukan bersama-sama radioterapi.
KONTRA INDIKASI
1. Kontra Indikasi absolut
2. Penyakit stadium terminal.
3. Hamil trimester pertama, kecuali akan digugurkan.
4. Septokemia.
5. Koma.
6. Kontra Indikasi Relatif.
7. Usia lanjut, terutama untuk tumor yang pertumbuhannya lambat dan sensitivitasnya
rendah.
8. Status performance yang jelek.
9. Gangguan fungsi organ vital yang berat, spt : hati, ginjal, jantung, sumsum tulang, dll.
10. Dementia.
11. Penderita tidak dapat datang ke klinik secara teratur.
12. Pasien tidak kooperatif.
13. Tumor resisten terhadap obat.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Tambahan
Creatinin Clearence, EKG ataupun Echocardiografi, asam urat, serum elektrolit, tumor marker.
STANDAR KETENAGAAN
1. Syarat petugas
2. Staf harus sudah mendapatkan pendidikan kemoterapi.
3. Staf harus mengetahui cara persiapan, pemberian dan pencegahan resiko obat.
4. Staf harus mengikuti perkembangan onkologi.
5. Staf yang tidak diperbolehkan menangani obat sitostatika
6. Wanita hamil
7. Wanita/ibu yang sedang menyusui.
8. Wanita yang sedang merencanakan kehamilan.
9. Staf yang belum terlatih.
10. Staf yang belum dewasa.
11. Siswa perawat yang sedang praktek.
12. Pegawai/staf yang tidak memakai APD.
Hak petugas
1. Dilakukan pemeriksaan darah lengkap, urine lengkap dan fungsi ginjal.
2. Gejala-gejala yang dirasakan staf harus diketahui oleh KARU dan medis.
3. Rotasi petugas minimal dua tahun sekali untuk meminimalkan resiko.
PROSEDUR PEMBERIAN
PERSIAPAN PENDERITA
Aspek penderita dan keluarga, meliputi :
Penjelasan tentang tujuan dan perlunya kemoterapi sehubungan dengan penyakitnya.
Penjelasan mengenai macam dan jenis obatnya, jadwal pemberian dan persiapan setiap siklus
obat kemoterapi.
Penjelasan mengenai efek samping yang mungkin terjadi pada penderita.
Pejelasan mengenai harga obat kemoterapi (kalau perlu)
Informed consent.
Aspek Onkologis, meliputi:
Diagnosa keganasan telah confirmed baik secara klinis (besarnya tumor diukur dengan kaliper
atau penggaris), radiologis dan patologis (triple diagnostic), kalau memungkinkan diperiksa juga
tumor marker.
Tentukan stadium (klinis, imaging) dengan sistem TNM.
Tentukan tujuan terapi (neoajuvan, ajuvan, terapeutik atau paliatif).
Tentukan regimen kombinasi terapi, dosis dan prosedur pemberianya.
Aspek Medis
Anamnesa yang cermat mengenai adanya komorbiditas yang mungkin ada yang dapat
mempengaruhi pemberian kemoterapi seperti usia, penyakit jantung, hipertensi, diabetes,
kelainan fungsi ginjal atau hati, kehamilan dan lain-lain.
Pemeriksaan secara menyeluruh semua keadaan yang berhubungan dengan penyakit tersebut di
atas ( klinis, imaging dan laboratorium ).
Pemeriksaan laboratorium terdiri dari darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, gula
darah puasa dan 2 jam pp (sesuai indikasi), pemeriksaan jantung (EKG) atau kalau
perlu Echocardiography (EF).
Pada pemberian kemoterapi siklus berikutnya bila tidak ada kelainan pada
pemeriksaan fisik cukup diperiksa darah lengkap saja (HB, lekosit, trombosit,
netrofil).
Penentuan status performance (karnoffsky atau ECOG).
Pemeriksaan Darah Lengkap satu minggu paska kemoterapi untuk mengetahui adanya efek
samping hematologi (neutropeni, leukopeni, anemia) dan untuk memberikan terapi yang sesuai
agar saat kemoterapi berikutnya dapat sesuai jadwal.
Konstipasi : keluarnya tinja secara tidak enak, nyeri, lebih jarang dan keras.
Cara mengatasinya :
Minum juice atau makan buah setiap kali makan.
Minum minuman yang hangat sebelum BAB.
Minum 3 liter setiap hari, kecuali ada kontra indikasi.
Makan tinggi serat.