Anda di halaman 1dari 16

TERAPI ELEKTRIK

DINA OKTAVIANA
PENGERTIAN DEFIBRILASI
 Terapi Elektrik (DC Syok) adalah tindakan yang
dilakukan terhadap korban gawat darurat yang mengalami
gangguan irama jantung dengan menggunakan alat yang
dinamakan Defibrilator
 Tujuannya adalah untuk membuat irama jantung menjadi
asystole sehingga SA Node dapat berfungsi kembali secara
efektif
 Defibrilasi adalah pengobatan yang menggunakan aliran
listrik dalam waktu yang singkat secara sinkron
 Indikasi : VF dan VT tanpa nadi
DEFIBRILASI HARUS DILAKUKAN SEDINI MUNGKIN
DENGAN ALASAN:

 Irama yang didapat pada permulaan henti jantung


umumnya adalah VF
 Pengobatan yang paling efektif untuk ventrikel
fibrilasi adalah defibrilasi
 Makin lambat defibrilasi dilakukan, makin
kurang kemungkinan keberhasilannya
 Ventrikel fibrilasi cenderung untuk berubah
menjadi asistol dalam waktu beberapa menit
VENTRIKEL FIBRILASI (VF)

 Irama = Tidak Teratur


 Frekuensi (HR) = > 350 kali/menit
 Gelombang P = Tidak ada
 Interval PR = Tidak ada
 Lebar Gelombang QRS = > 0,12 detik
(Lebar)
VENTRIKULAR TACHYCARDIA

 Irama = Teratur
 Frekuensi (HR) = > 100 kali/menit
 Gelombang P = Tidak ada
 Interval PR = Tidak ada
 Lebar Gelombang QRS = > 0,12 detik (Lebar)
ALAT YANG DIPERGUNAKAN:

Defibrilator
 Defibrilator adalah alat yang dapat memberikan syok

listrik dan dapat menyebabkan depolarisasi


sementara dari jantung yang denyutnya tidak teratur,
sehingga memungkinkan timbulnya kembali aktifitas
listrik jantung yang terkoordinir.
 Energi dialirkan melalui suatu elektrode yang

disebut paddle
 Defibrilator diklasifikasikan menurut 2 tipe bentuk

gelombangnya yaitu monophasic dan biphasic


Jeli
 Jeli digunakan untuk mengurangi tahanan dada
dan membantu menghantarkan aliran listrik ke
jantung, jeli dioleskan pada kedua paddle
 Untuk VF dan VT tanpa nadi, energi 360 joule
dengan menggunakan monophasic defibrilator,
dapat diulang setiap 2 menit dengan energi yang
sama.
 Jika menggunakan biphasic defibrilator energi
yang diperlukan berkisar antara 120-200 joule
PROSEDUR DEFIBRILASI:
 Nyalakan defibrilasi
 Tentukan energi yang diperlukan dengan cara
memutar atau menggeser tombol energi
 Paddle diberi jeli secukupnya
 Letakkan paddle dengan posisi paddle apex
diletakkan pada apex jantung dan paddle
sternum diletakkan pada garis sternal kanan di
bawah klavikula
 Isi (charge) energi, tunggu sampai energi terisi
penuh, untuk mengetahui energi sudah penuh,
banyak macamnya tergantung dari defibrilator
yang dipakai, ada yang memberi tanda dengan
menunjukkan angka joule yang diset, ada pula
yang memberi tanda dengan bunyi bahkan ada
juga yang memberi tanda dengan nyala lampu
 Jika energi sudah penuh, beri aba-aba dengan
suara keras dan jelas agar tidak ada lagi
anggota tim yang masih ada kontak dengan
pasien atau korban, termasuk juga yang
mengoperatorkan defibrilator, sebagai contoh:
 Energi siap
 Saya siap
 Tim lain siap
 Gambaran EKG tetap.....
 Discharge
 Kaji ulang layar monitor defibriltor, pastikan
irama masih VF/VT tanpa nadi, pastikan energi
sudah sesuai dengan yang diset, dan pastikan
modus yang dipakai adalah asinkron, jika
semua benar, berikan energi tersebut dengan
cara menekan kedua tombol discharge pada
kedua paddle. Pastikan paddle menempel
dengan baik pada dada pasien (beban tekana
pada paddle kira-kira 10 kg)
 Kaji ulang di layar monitor defibrilator apakah
irama berubaha atau tetap sama seperti sebelum
dilakukan defibrilasi, jika berubah cek nadi untuk
menentukan perlu tidaknya dilakukan RJP, jika
tidak berubah lakukan RJP.

Anda mungkin juga menyukai