KEPERAWATAN ONKOLOGI
MANAJEMEN KEPERAWATANBEDAH ONKOLOGI
Dosen Pembimbing :
Dr. Tintin Sukartini, S.Kep., M.Kes.
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan ridha-Nya dan
rahmat-Nya. Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang membimbing penulis menuju jalan terang. Ucapan terima kasih juga
penulis tujukan kepada IbuEsti Yunitasari, S.Kep., M.Kes. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penbuatan
makalah ini, serta kepada semua pihak yang terlibat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Manajemen Keperawatan Bedah Onkologi.
Materi yang penulis paparkan dalam makalah ini tentunya jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pihak yang ingin mempelajari tentang Manajemen Onkologi
Keperawatan Bedah Onkologi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1.Manajemen Keperawatan Bedah...................................................................3
2.1.1.Definisi Manajemen Keperawatan...........................................................3
2.1.2. Tujuan Manajemen Keperawatan............................................................3
2.1.3. Pelayanan Keperawatan Bedah...............................................................3
2.1.4. Tujuan dan Prinsip Keperawatan Bedah.................................................4
2.2. Bedah Onkologi............................................................................................5
2.2.1.Definisi Bedah Onkologi.........................................................................5
2.2.2. Tujuan Bedah Onkologi..........................................................................5
2.2.3. Menentukan Operabilitas Tumor............................................................6
2.2.4. Prinsip Bedah Onkologi..........................................................................6
2.2.5. Jenis Bedah Onkologi.............................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1.Kesimpulan..................................................................................................11
3.2.Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari manajemen keperawatan?
2. Bagaimana tujuan manajemen keperawatan?
3. Apa saja pelayanan keperawatan bedah?
4. Bagaimana tujuan dan prinsip keperawatan bedah?
5. Apa definisi bedah onkologi?
6. Bagaimana tujuan bedah onkologi?
7. Bagaimana cara menentukan operabilitas tumor?
8. Bagaimana prinsip bedah onkologi?
9. Apa saja jenis bedah onkologi?
9.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari manajemen keperawatan
2. Untuk mengetahui tujuan manajemen keperawatan
3. Untuk mengetahui pelayanan keperawatan bedah
4. Untuk mengetahui tujuan dan prinsip keperawatan bedah
5. Untuk mengetahui definisi dari bedah onkologi
6. Untuk mengetahui tujuan bedah onkologi
7. Untuk mengetahu cara menentukan operabilitas tumor
8. Untuk mengetahui prinsip bedah onkologi
9. Untuk mengetahui jenis bedah onkologi
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Peningkatan kesehatan dan pelayanan pada orang dengan gangguan
patologi khusus yang memerlukan dasar pengetahuan seperti berikut :
sehat dan sakit, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya dan
perjalanan penyakit, respon umum terhadap gangguan dan intervensi
keperawatan yang membantu orang meraih kesehatan optimal atau
meninggal dengan penuh ketenangan. (Long, 1996).
4
1. Memberikan asuhan keperawatan pada klien pria dan wanita
tanpa batas usia secara efektif dan efisien sesuai standar
asuhan keperawatan.
2. Menurunkan angka kematian dan mengurangi kesakitan serta
mencegah terjadinya kecacatan.
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan
dan pelatihan dalam bidang perawatan dasar luka bakar,
perawatan pasien cedera kepala serta penanganan
keperawatan patah tulang.
5
tersebut, jika tumor masih bersifat operable, sedangkan tumor yang
inoperable adalah tumor yang sudah metastase jauh dan banyak.
6
suntik, juga tekanan yang ditimbulkan oleh cairan obat bius lokal
dapat menyebabkan penyebaran selkanker.
2. Tidak menekannekan massa tumor.
3. Masa tumor tidak boleh ditarik-tarik. Tekanan maupun tarikan pada
masa tumor akan menyebabkan kapsul dan masa tumor atau kanker
akan pecah, sehingga terjadi penyebaran.
4. Tumor harus diangkat dengan jaringan sehat sekitarnya. Saat
mengangkat tumor, tidak boleh langsung memotong tumornya,
tetapi harus dengan jaringan sehat sekitarnya ,bisa 1-3 cm bahkan
lebih, diluar batas tumor, supaya akar-akar tunor atau kanker ikut
terangkat.
5. Daerah kelenjar diangkat dalam satu kesatuan dengan tumor
primernya. Contohnya pada operasi kanker payudara, maka
kelenjar getah bening ketiak harus dibersihkan dan diangkat
bersama kanker payudaranya.
6. Bekas biopsi, bekas operasi yang tidak radikal atau bekas punksi
jarum jangan dibuka atau diincisi kembali, karena daerah ini
dianggap sebagai bagian dari tumor sehingga harus ikut terangkat
dalam satu preparat bersama masa tumor primernya pada saat
operasi definitive Jika terpaksa harus membuat sayatan biopsi pada
tempat-tempat itu, maka luka insisi tersebut harus ditutup rapat
dengan jahitan sub-kutikuler dan pada permukaan atasnya
disemprotkan cairan penutup luka kemudian dibungkus dengan
pelastikkhisus secara off-site.
7. Permukaan tumor yang berulkus, tempat melekatnya tumor yang
berulkus atau tempat dimana tumor telah mencapai lapisan serosa,
harus ditutup atau dikoagulasi dengan tujuan agar tidak ada tumor
yang mengkontaminasi daerah operasi.
7
ke kelenjar getah bening regional dan belum bermetastase jauh.
Contohnya Basal Sel Karsinoma, Tumor jinak mammae, dan
Tumor campuran kelenjar parotis.
2. Reseksi Lokal Radikal
Pengangkatan tumor dan jaringan sekitarnya yang lebih luas lagi, pada
tumor yang telah menginfiltrasi luas jaringan sekitarnya. Pada
reseksi lokal radikal, jaringan normal yang luas antara batas eksisi
massa tumor dapat berfungsi juga sebagai barrier yang mencegah
sel tumor masuk kedalam saluran limfe maupun pembuluh darah.
Contoh tumor yang sering dilakukan reseksi jenis ini adalah
softtissuesarcoma, carcinoma gaster dan esofagus.Tindakanreseksi
lokal radikal dapat juga dikerjakan untuk suatu tumor yang telah
dilakukan biopsi atau eksplorasi sebelumnya, karena kutis,
subkutis, fascia dan otot juga ikut diangkat sebagai suatu
softtissuesarcoma letak dalam diantara otot atau didalam otot itu
sendiri maka tindakan reseksi lokal radikal adalah dengan
mengangkat bundle otot dari origo sampai insersinya, termasuk
didalamnyafascia, pembuluh darah, syaraf, jaringan ikat serta kulit
yang berdekatan dengan lesi tumor. Hal ini dilakukan karena
softtissuesarcoma mempunyai kecenderungan untuk berinfiltrasi
sepanjang fascia dan otot yang letaknya cukup jauh dari lesi
tumornya.
3. Reseksi Radikal dengan Eksisi Limfatik secara End-Block
Reseksi dilakukan pada neoplasma primer beserta KGB regional dan
saluran limfatiknya, karena ada sebagian neoplasma bermetastase
secara limfogen. Kondisi anatomis terbaik dan menguntungkan
adalah jika terdapat aliran limfatik tunggal dari lesi tumor KGB
regionalnya. Tehnik operasi ini banyak dipakai sebagai terapi
standar dibidang bedah mulut, laring, faring, daerah colon, rektum,
tumor testis, melanomamaligna serta tumor cervix dan uterus.
Kecuali pada tumor lidah dan carsinomamammae, end-block tetap
dilakukan walaupun tumor belum bermetastase. Prinsip ini pertama
8
kali diterapkan oleh Mayer dan Halsted pada tindakan operasi
kanker payudara, awal abad ke-20.
4. Pembedahan Supra Radikal (Bedah Ekstentif)
Tehnik pembedahan yang dilakukan sebagai terapi tumor yang
tumbuh lambat dan mencapai ukuran yang sangat besar serta
berinfiltrasi ke jaringan sekitar tanpa metastase jauh. Kasus-kasus
ini biasanya inoperable sehingga operatornya haruslah seorang ahli
bedah onkologi yang berpengalaman.
5. PembedahanDiagnostik
Biopsi atau pembedahan diagnostik bertujuan memperoleh sediaan
jaringan yang cukup untuk melakukan diagnostik lengkap. Saat
berlangsungnya pembedahan dapat dibuat sediaan beku agar segera
dapat diperoleh keterangan tentang jinak/ganasnya tumor untuk
merencanakan tindakan segera selanjutnya. Untuk diagnosis ini
kadang dilakukan biopsi insisi dimana hanya sebagian jaringan
tumor yang dikeluarkan.
6. Pembedahan pada Kanker yang Rekurens
Pembedahan yang dilakukan pada kanker yang mengalami rekurens
lokal dengan derajat keganasan rendah, tumbuh lambat
dimanareksesi ulang akan memberikan waktu remisi yang cukup
lama. Contoh softtissuesarcoma yang residif, basal sel karsinoma
dan epidermoidcarcinoma.
7. Pembedahan Sekunder (ReseksiMetastase Tumor)
Reseksi dari metastase tumor kadang-kadang dapat memberikan
penyembuhan sementara, biasanya pada jenis tumor yang tumbuh
lambat. Reseksi dapat dilakukan terutama bila lesi berbentuk
soliter, misalnya segmentom atau lobektomi pada softtissuesarcoma
yang bermestatase berupa fokus tunggal di paru.
8. Pembedahan Paliatif
Pembedahan yang tidak bertujuan menyembuhkan tetapi untuk tujuan
mengurangi atau meringankan gejala, beratnya penyakit,
memperbaiki vitalitas sementara serta memperpanjang usia
penderita. Pembedahan paliatif juga bermanfaat untuk
mengeluarkan tumor yang mengganggu atau bertukak pada
penderita yang tumornya tidak dapat diatasi lagi dengan rdaioterapi
dan kemoterapi. Contohnya : colostomy atau gastro-jejenostomi
9
untuk menghilangkan obstruksi pada carcinoma usus, tindakan
dekompresi untuk menghilangkan penekanan pada syaraf atau
medullaspinalis (mengurangi nyeri, mencegah terjadinya nyeri
yang lebih fatal atau kelumpuhan).
9. Pembedahan Sitoreduktif
Pembedahan ini sering disebut juga pembedahan debulking, yang
dilakukan apabila massa tumor ganas tidak dapat dikeluarkan
seluruhnya karena alasan teknis. Tujuan pembedahan ini adalah
untuk mengeluarkan sebanyak mungkin massa tumor dengan
harapan bahwa kemoterapi dan atau radioterapi pasca operatif
dapat menanggulangi sisa massa tumor yang tertinggal.
10. Pembedahan Beku dan Kauterisasi
Pembedahan beku sangat berguna pada perdarahan atau reseksi tumor
yang berulkus, berabses atau nekrotik. Tumor dapat dicapai dengan
cara endoskopi. Contohnya pada penderita carsinoma rektum yang
tidak dapat dioperasi secara radikal yang berat. Operasi dengan
cara ini umumnya bukan tindakan bedah radikal dan kuratif.
11. Pembedahan Interval
Pembedahan interval merupakan pembedahan yang dilakukan setelah
pasien menerima terapi pendahuluan baik kemoterapi maupun
radioterapi. Tujuannya untuk mengontrol lokal tumor. Biasanya
digunakan pada terapi osteosarcoma, ewingssarcoma dan
rhabdomyosarcoma.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Sebagai tenaga profesi keperawatan perlu melakukan manajamen
keperawatan onkologi secara sistematis dan terorganisir demi meningkatkan
layanan mutu keperawatan dan profesionalitas sehingga menghasilkan
praktik keperawatan yang profesional. Kita sebagai mahasiswa keperawatan
seharusnya lebih mengembangkan pengetahuan tentang manajemen
onkologi untuk perawat, sebagai upaya menambah pengetahuan terkait
11
manajemen onkologi yang dilakukan oleh perawat pada pasien apabila nanti
mahasiswa bekerja di rumah sakit.
12
DAFTAR PUSTAKA
13