Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH

KEPERAWATAN ONKOLOGI
MANAJEMEN KEPERAWATANBEDAH ONKOLOGI

Dosen Pembimbing :
Dr. Tintin Sukartini, S.Kep., M.Kes.

Disusun oleh kelompok 2:


1. Yuliani Puji Lestari 131611133003
2. Arinda Naimatuz Zahriya 131611133024
3. Verantika Setya Putri 131611133026
4. Putri Aulia Kharismawati 131611133027
5. Erlina Dwi Kurniasari 131611133028
6. Ni Putu Neni Indrayani 131611133031
7. Nesya Ellyka 131611133038

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan ridha-Nya dan
rahmat-Nya. Shalawat serta salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang membimbing penulis menuju jalan terang. Ucapan terima kasih juga
penulis tujukan kepada IbuEsti Yunitasari, S.Kep., M.Kes. selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penbuatan
makalah ini, serta kepada semua pihak yang terlibat, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Manajemen Keperawatan Bedah Onkologi.

Materi yang penulis paparkan dalam makalah ini tentunya jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pihak yang ingin mempelajari tentang Manajemen Onkologi
Keperawatan Bedah Onkologi.

Surabaya, 28 Agustus 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................1
1.3. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1.Manajemen Keperawatan Bedah...................................................................3
2.1.1.Definisi Manajemen Keperawatan...........................................................3
2.1.2. Tujuan Manajemen Keperawatan............................................................3
2.1.3. Pelayanan Keperawatan Bedah...............................................................3
2.1.4. Tujuan dan Prinsip Keperawatan Bedah.................................................4
2.2. Bedah Onkologi............................................................................................5
2.2.1.Definisi Bedah Onkologi.........................................................................5
2.2.2. Tujuan Bedah Onkologi..........................................................................5
2.2.3. Menentukan Operabilitas Tumor............................................................6
2.2.4. Prinsip Bedah Onkologi..........................................................................6
2.2.5. Jenis Bedah Onkologi.............................................................................7
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
3.1.Kesimpulan..................................................................................................11
3.2.Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kanker tergolong penyakit berbahaya dan menjadi salah satu


penyebab kematian tertinggi. Kanker berasal dari bahasa latin “Crab” yang
menggambarkan pergerakan sel kanker yang menyebar ke seluruh tubuh
manusia. Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari
sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam
perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh
lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker sering dikenal
oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker.
Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi
dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah
istilah umum untuk semua jenis tumor ganas Kanker dapat menimpa
semua orang, pada setiap bagian tubuh, dan pada semua gologan umur,
namun lebih sering menimpa orang yang berusia 40 tahun.

Pada umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di


sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila
sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut.Faktor
pemicu munculnya kanker banyak sekali, antara lain
pencemaranlingkungan hidup, termasuk udara akibat debu dan asap
pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap kendaraan, misalnya,
mengandung dioksin yang dapat memperlemah dayatahan tubuh, termasuk
daya tahan seluruh selnya.

Manajemen keperawatan untuk kanker bergantung pada jenis atau


tipe kanker yang diderita, darimana asal kanker tersebut atau pola
penyebarannya. Umur, kondisi kesehatan umum serta sistem pengobatan
juga mempengaruhi proses pengobatan kanker.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari manajemen keperawatan?
2. Bagaimana tujuan manajemen keperawatan?
3. Apa saja pelayanan keperawatan bedah?
4. Bagaimana tujuan dan prinsip keperawatan bedah?
5. Apa definisi bedah onkologi?
6. Bagaimana tujuan bedah onkologi?
7. Bagaimana cara menentukan operabilitas tumor?
8. Bagaimana prinsip bedah onkologi?
9. Apa saja jenis bedah onkologi?

9.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari manajemen keperawatan
2. Untuk mengetahui tujuan manajemen keperawatan
3. Untuk mengetahui pelayanan keperawatan bedah
4. Untuk mengetahui tujuan dan prinsip keperawatan bedah
5. Untuk mengetahui definisi dari bedah onkologi
6. Untuk mengetahui tujuan bedah onkologi
7. Untuk mengetahu cara menentukan operabilitas tumor
8. Untuk mengetahui prinsip bedah onkologi
9. Untuk mengetahui jenis bedah onkologi

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Keperawatan Bedah


2.1.1. Definisi Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses kerja yang dilakukan oleh
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
profesional. Dalam hal ini seorang manajer keperawatan dituntut untuk
melakukan suatu proses yang meliputi lima fungsi utama yaitu
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, pengarahan, dan kontrol agar
dapat memberikan asuhan keperawatan yang seefektif dan seefisien
mungkin bagi pasien dan keluarganya (Nursalam, 2004).
Dalam proses manajemen keperawatan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan tentu tidak lepas dari koordinasi seluruh sumber-sumber
keperawatan. Koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan
(Nursing Reshourches) melalui proses manajemen untuk mencapai tujuan
dan pelayanan asuhan keperawatan (Huber D, 2006).
2.1.2. Tujuan Manajemen Keperawatan
Sesuai dengan hakekatnya, tujuan perawatan adalah :
1. Untuk membantu individu menjadi bebas dari masalah kesehatan
yang dirasakan dengan mengajak individu dan masyarakat untuk
berpartisipasi meningkatkan kesehatannya.
2. Untuk membantu individu mengembangkan potensinya dalam
memelihara kesehatan seoptimal mungkin agar tidak selalu
tergantung pada orang lain dalam memelihara kesehatan.
3. Untuk membantu individu memperoleh derajat
kesehatannya seoptimal mungkin.
2.1.3. Pelayanan Keperawatan Bedah
Pelayanan Keperawatan bedah adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang ditujukan pada klien dengan keadaan patologis dan
memerlukan tindakan atau penanganan bedah (Long, 2005).

3
Peningkatan kesehatan dan pelayanan pada orang dengan gangguan
patologi khusus yang memerlukan dasar pengetahuan seperti berikut :
sehat dan sakit, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya dan
perjalanan penyakit, respon umum terhadap gangguan dan intervensi
keperawatan yang membantu orang meraih kesehatan optimal atau
meninggal dengan penuh ketenangan. (Long, 1996).

1. Pelayanan Pasien Pra Bedah


a. Pengertian
Pelayanan pasien pra bedah adalah pelayanan/tindakan medis dan
asuhan keperawatan sesuai standar medis yang dilakukan tenaga
medis/perawat di ruang rawat inap sebelum dilakukan tindakan
bedah.
b. Tujuan
Mempersiapkan kondisi fisik dan mental pasien sebelum operasi,
sehingga memenuhi persyaratan untuk dilakukan tindakan bedah.
c. Kebijakan
- Pasien berhak mendapatkan penjelasan lengkap tentang
penyakit yang diderita, sehingga memerlukan tindakan
pembedahan.
- Petugas melengkapi administrasi yang berhubungan dengan
segala tindakan bedah, seperti izin operasi.
- Konsultasi pasien pra Bedah kepeda dokter ahli penyakit
dalam, sesuai indikasi.
- Konsultasi pasien pra bedah kepada dokter anesthesi.
- Operasi dapat dilakukan bila ada persetujuan dari dokter
anesthesi.
2. Pelayanan Pasien Pasca Bedah
a. Pengertian
Pelayanan pasien pasca bedah adalah pelayanan/tindakan medis,
asuhan keperawatan, asuhan nutrisi sesuai standar medis yang
dilakukan tenaga medis/perawat di ruang rawat inap sesudah
dilakukan tindakan bedah.
b. Tujuan
Memonitor keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, input dan
output cairan, serta terpenuhinya kebutuhan cairan, nutrisi, dan
terapi dari dokter.
2.1.4. Tujuan dan Prinsip Keperawatan Bedah

4
1. Memberikan asuhan keperawatan pada klien pria dan wanita
tanpa batas usia secara efektif dan efisien sesuai standar
asuhan keperawatan.
2. Menurunkan angka kematian dan mengurangi kesakitan serta
mencegah terjadinya kecacatan.
3. Meningkatkan Sumber Daya Manusia melalui pendidikan
dan pelatihan dalam bidang perawatan dasar luka bakar,
perawatan pasien cedera kepala serta penanganan
keperawatan patah tulang.

2.2. Bedah Onkologi


2.2.1. Definisi Bedah Onkologi
Bedah onkologi adalah cabang ilmu kedokteran dalam hal ini ilmu bedah
yang mempelajari penyakit akibat tumor. Onkologi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu oncos yang berarti massa atau tumor, dan logos yang
berarti ilmu. Neoplasma berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu neos yang
berarti baru dan plasein yaitu jaringan bentukan yang abnormal. Prinsip -
prinsip bedah onkologi meliputi epidemiologi tumor, biologi tumor yang
terdiri dari karsinogenesis, genetik, etiologi kanker atau karsinogen,
diagnosis dan stadium kanker, dan terapi kanker. Terapi pembedahan
didasarkan pada suatu konsep bahwa suatu kanker berasal dari penyakit
lokal yang kemudian meluas (infiltrasi) pada jaringan sekitarnya secara
langsung (Perkontinuitatum) maupun menyebar secara hematogen atau
limfogen ke tempat tempat yang jauh.
2.2.2. Tujuan Bedah Onkologi
Berdasarkan konsep diatas maka tujuan pembedahan tumor adalah :
1. Mengangkat tumor primer beserta penyebarannya.
2. Mencegah local residif
3. Memperlama ”diseasefree interval
4. Meningkatkan survivalrate.
Sebagian jenis kanker dapat diterapi dengan tindakan pembedahan
yaitu dengan cara mengangkat seluruh jaringan tumor beserta jaringan
normal disekitarnya yang diperkirakan sudah terinfiltrasi oleh tumor

5
tersebut, jika tumor masih bersifat operable, sedangkan tumor yang
inoperable adalah tumor yang sudah metastase jauh dan banyak.

2.2.3. Menentukan Operabilitas Tumor


Hal hal yang dapat dipergunakan sebagai pegangan dalammenentukan
operabilitas suatu tumor yaitu :
1. Luas tumor Diukur dengan satuan centimeter ke segala arah, lalu
dibuat suatu sketsa dengan keterangan yang menggambarkan
hubungan jaringan tumor dengan jaringan sekitarnya.
2. Metastase Dinilai dengan cara menentukan KGB regional atau
KGB ditempat lainnya yang membesar. Diperlukan pula
pemeriksaan penunjang yang dapat membuktikan adanya metastase
jauh ke organorgan lainnya.
3. Kecepatan tumbuh tumor (Tumor Doublingtime) Diperkirakan
dengan menghitung ukuran dan volume perluasan tumor ke suatu
jurusan dalam kurun waktu tertentu.
4. Gambaran mikroskopik Pemeriksaan Histopatologi dari hasil
biopsy diperlukan untuk menentukan terapi lanjut yang akan
dilakukan.
5. Sifat kimiawi dan biologi tumor.
Jika pembedahan telah dipilih sebagai terapi pada kanker maka
tindakan pembedahan harus dilakukan secara benar dengan
memperhatikan prinsip prinsip onkologi. Hasil yang diharapkan dari
tindakan pembedahan tunor secara umum adalah : Menghilangkan sel- sel
tumor dari jaringan tubuh dan mencegah timbulnya residif (daerah yang
bebas tumor baik secara makroskopik maupun secara mikroskopik).
2.2.4. Prinsip Bedah Onkologi
Untuk mencegah residif pasca pembedahan , maka prinsip prinsip
onkologi dalam tindakan operatif pembedahan maupun biopsi harus
diterapkan meliputi:
1. Tidak memakai anestesi infiltrasi (bius lokal ). Karena dengan
anestesi infiltrasi, sel kanker dapat didorong menyebar oleh jarum

6
suntik, juga tekanan yang ditimbulkan oleh cairan obat bius lokal
dapat menyebabkan penyebaran selkanker.
2. Tidak menekannekan massa tumor.
3. Masa tumor tidak boleh ditarik-tarik. Tekanan maupun tarikan pada
masa tumor akan menyebabkan kapsul dan masa tumor atau kanker
akan pecah, sehingga terjadi penyebaran.
4. Tumor harus diangkat dengan jaringan sehat sekitarnya. Saat
mengangkat tumor, tidak boleh langsung memotong tumornya,
tetapi harus dengan jaringan sehat sekitarnya ,bisa 1-3 cm bahkan
lebih, diluar batas tumor, supaya akar-akar tunor atau kanker ikut
terangkat.
5. Daerah kelenjar diangkat dalam satu kesatuan dengan tumor
primernya. Contohnya pada operasi kanker payudara, maka
kelenjar getah bening ketiak harus dibersihkan dan diangkat
bersama kanker payudaranya.
6. Bekas biopsi, bekas operasi yang tidak radikal atau bekas punksi
jarum jangan dibuka atau diincisi kembali, karena daerah ini
dianggap sebagai bagian dari tumor sehingga harus ikut terangkat
dalam satu preparat bersama masa tumor primernya pada saat
operasi definitive Jika terpaksa harus membuat sayatan biopsi pada
tempat-tempat itu, maka luka insisi tersebut harus ditutup rapat
dengan jahitan sub-kutikuler dan pada permukaan atasnya
disemprotkan cairan penutup luka kemudian dibungkus dengan
pelastikkhisus secara off-site.
7. Permukaan tumor yang berulkus, tempat melekatnya tumor yang
berulkus atau tempat dimana tumor telah mencapai lapisan serosa,
harus ditutup atau dikoagulasi dengan tujuan agar tidak ada tumor
yang mengkontaminasi daerah operasi.

2.2.5. JenisBedah Onkologi


1. Reseksi Lokal
Pengangkatan tumor dan jaringan sekitarnya yang memenuhi prinsip -
prinsip onkologi adalah 2 cm diluar daerah yang dianggap tidak ada
tumor. Reseksi lokal adekuat untuk neoplasma dengan gradasi
rendah, tidak infiltrasi ke jaringan sekitarnya, tanpa adanya ektensi

7
ke kelenjar getah bening regional dan belum bermetastase jauh.
Contohnya Basal Sel Karsinoma, Tumor jinak mammae, dan
Tumor campuran kelenjar parotis.
2. Reseksi Lokal Radikal
Pengangkatan tumor dan jaringan sekitarnya yang lebih luas lagi, pada
tumor yang telah menginfiltrasi luas jaringan sekitarnya. Pada
reseksi lokal radikal, jaringan normal yang luas antara batas eksisi
massa tumor dapat berfungsi juga sebagai barrier yang mencegah
sel tumor masuk kedalam saluran limfe maupun pembuluh darah.
Contoh tumor yang sering dilakukan reseksi jenis ini adalah
softtissuesarcoma, carcinoma gaster dan esofagus.Tindakanreseksi
lokal radikal dapat juga dikerjakan untuk suatu tumor yang telah
dilakukan biopsi atau eksplorasi sebelumnya, karena kutis,
subkutis, fascia dan otot juga ikut diangkat sebagai suatu
softtissuesarcoma letak dalam diantara otot atau didalam otot itu
sendiri maka tindakan reseksi lokal radikal adalah dengan
mengangkat bundle otot dari origo sampai insersinya, termasuk
didalamnyafascia, pembuluh darah, syaraf, jaringan ikat serta kulit
yang berdekatan dengan lesi tumor. Hal ini dilakukan karena
softtissuesarcoma mempunyai kecenderungan untuk berinfiltrasi
sepanjang fascia dan otot yang letaknya cukup jauh dari lesi
tumornya.
3. Reseksi Radikal dengan Eksisi Limfatik secara End-Block
Reseksi dilakukan pada neoplasma primer beserta KGB regional dan
saluran limfatiknya, karena ada sebagian neoplasma bermetastase
secara limfogen. Kondisi anatomis terbaik dan menguntungkan
adalah jika terdapat aliran limfatik tunggal dari lesi tumor KGB
regionalnya. Tehnik operasi ini banyak dipakai sebagai terapi
standar dibidang bedah mulut, laring, faring, daerah colon, rektum,
tumor testis, melanomamaligna serta tumor cervix dan uterus.
Kecuali pada tumor lidah dan carsinomamammae, end-block tetap
dilakukan walaupun tumor belum bermetastase. Prinsip ini pertama

8
kali diterapkan oleh Mayer dan Halsted pada tindakan operasi
kanker payudara, awal abad ke-20.
4. Pembedahan Supra Radikal (Bedah Ekstentif)
Tehnik pembedahan yang dilakukan sebagai terapi tumor yang
tumbuh lambat dan mencapai ukuran yang sangat besar serta
berinfiltrasi ke jaringan sekitar tanpa metastase jauh. Kasus-kasus
ini biasanya inoperable sehingga operatornya haruslah seorang ahli
bedah onkologi yang berpengalaman.
5. PembedahanDiagnostik
Biopsi atau pembedahan diagnostik bertujuan memperoleh sediaan
jaringan yang cukup untuk melakukan diagnostik lengkap. Saat
berlangsungnya pembedahan dapat dibuat sediaan beku agar segera
dapat diperoleh keterangan tentang jinak/ganasnya tumor untuk
merencanakan tindakan segera selanjutnya. Untuk diagnosis ini
kadang dilakukan biopsi insisi dimana hanya sebagian jaringan
tumor yang dikeluarkan.
6. Pembedahan pada Kanker yang Rekurens
Pembedahan yang dilakukan pada kanker yang mengalami rekurens
lokal dengan derajat keganasan rendah, tumbuh lambat
dimanareksesi ulang akan memberikan waktu remisi yang cukup
lama. Contoh softtissuesarcoma yang residif, basal sel karsinoma
dan epidermoidcarcinoma.
7. Pembedahan Sekunder (ReseksiMetastase Tumor)
Reseksi dari metastase tumor kadang-kadang dapat memberikan
penyembuhan sementara, biasanya pada jenis tumor yang tumbuh
lambat. Reseksi dapat dilakukan terutama bila lesi berbentuk
soliter, misalnya segmentom atau lobektomi pada softtissuesarcoma
yang bermestatase berupa fokus tunggal di paru.
8. Pembedahan Paliatif
Pembedahan yang tidak bertujuan menyembuhkan tetapi untuk tujuan
mengurangi atau meringankan gejala, beratnya penyakit,
memperbaiki vitalitas sementara serta memperpanjang usia
penderita. Pembedahan paliatif juga bermanfaat untuk
mengeluarkan tumor yang mengganggu atau bertukak pada
penderita yang tumornya tidak dapat diatasi lagi dengan rdaioterapi
dan kemoterapi. Contohnya : colostomy atau gastro-jejenostomi

9
untuk menghilangkan obstruksi pada carcinoma usus, tindakan
dekompresi untuk menghilangkan penekanan pada syaraf atau
medullaspinalis (mengurangi nyeri, mencegah terjadinya nyeri
yang lebih fatal atau kelumpuhan).
9. Pembedahan Sitoreduktif
Pembedahan ini sering disebut juga pembedahan debulking, yang
dilakukan apabila massa tumor ganas tidak dapat dikeluarkan
seluruhnya karena alasan teknis. Tujuan pembedahan ini adalah
untuk mengeluarkan sebanyak mungkin massa tumor dengan
harapan bahwa kemoterapi dan atau radioterapi pasca operatif
dapat menanggulangi sisa massa tumor yang tertinggal.
10. Pembedahan Beku dan Kauterisasi
Pembedahan beku sangat berguna pada perdarahan atau reseksi tumor
yang berulkus, berabses atau nekrotik. Tumor dapat dicapai dengan
cara endoskopi. Contohnya pada penderita carsinoma rektum yang
tidak dapat dioperasi secara radikal yang berat. Operasi dengan
cara ini umumnya bukan tindakan bedah radikal dan kuratif.
11. Pembedahan Interval
Pembedahan interval merupakan pembedahan yang dilakukan setelah
pasien menerima terapi pendahuluan baik kemoterapi maupun
radioterapi. Tujuannya untuk mengontrol lokal tumor. Biasanya
digunakan pada terapi osteosarcoma, ewingssarcoma dan
rhabdomyosarcoma.

10
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Manajemen onkologi pada perawat yaitu pembedahan atau operasi,


kemoterapi dengan obat-obatan sitostatika, radioterapi, terapi hormonal, dan
terapi biologik. Pada manajemen keperawatan tersebut tidak semua akan
dilakukan, bergantung dengan jenis atau tipe kanker yang diderita, darimana
asal kanker tersebut atau pola penyebarannya. Umur, kondisi kesehatan
umum serta sistem pengobatan juga mempengaruhi proses pengobatan
kanker.

Pada manajemen keperawatan onkologi ini, kelompok menjelaskan


mengenai manajemen bedah onkologi. Manajemen bedah onkologi
mempunyai banyak jenis yang dapat dilakukan tergantung dengan kanker
atau tumor tersebut. Tindakan ini tidak dapat digunakan untuk terapi bagi
semua penderita kanker, yaitu penderita kanker yang sudah metastase yang
sudah menjalar hingga organ vital atau sudah dapat dilakukan dengan
tindakan operasi.

Konsep modern saat ini adalah bahwa penatalaksanaan terhadap


kanker tidak dapat berjalan secara sendiri-sendiri atau terpisah melainkan
komprehensif dan multidispliner, dimana setiap cabang ilmu kedokteran
terkait bergerak bersama, saling diskusi dan berinteraksi, sejak menetapkan
penyakit (diagnosis), pengobatan (terapi) hingga rawat lanjut (follow-up dan
rehabilitasi).

3.2. Saran
Sebagai tenaga profesi keperawatan perlu melakukan manajamen
keperawatan onkologi secara sistematis dan terorganisir demi meningkatkan
layanan mutu keperawatan dan profesionalitas sehingga menghasilkan
praktik keperawatan yang profesional. Kita sebagai mahasiswa keperawatan
seharusnya lebih mengembangkan pengetahuan tentang manajemen
onkologi untuk perawat, sebagai upaya menambah pengetahuan terkait

11
manajemen onkologi yang dilakukan oleh perawat pada pasien apabila nanti
mahasiswa bekerja di rumah sakit.

12
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktek Keperawatan


Keperawatan Profesional. edisi 2 Salemba Medika, 2007.

Fu, M. R., LeMone, P., & McDaniel,R.W. (2004). An Integrated Approach to


anAnalysis of Symptom Management inPatients With Cancer. Oncology
NursingForum, Vol. 31, No. 1, 2004: 65-70.

Aimaduddin, A. (2016). Incisi Pada Pembedahan Oncologi. Sub bagian bedah


oncology Program Pendidikan Dokter Spesialis Bedah FK UNS - RSUD
Dr. Moewardi Surakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai