Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt, Tuhan yang maha Esa yang
selalu melimpahkan petunjuk dan karunia rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul“Terapi Modalitas (
Kemoterapi,Radiasi dan Pembedahan ) Pada Pasien Paliatif“.Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan,
penyusunan kata demi kata maupun dalam penyusunan bahasa. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan pemikiran berupa
kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnyamembangun demi
penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
1
Kemoterapi adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker. Tidak
seperti radiasi atau operasi yang bersifat local, kemoterapi merupakan terapi
sistemik, yang berarti obat menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel
kanker yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain (Rasjidi, 2007).
Obat-obat anti kaker ini dapat digunakan sebagai terapi single agents),
tetapi kebanyakan berupa kombinasi karena dapat lebih meningkatkan
potensi sitotoksik terhadap sel kanker.
Pembedahan merupakan semua tindakan pengobatan yang menggunakan
cara infasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan
ditangani (Sjamsuhidajat & Win de Jong, 2005). Bedah/operasi merupakan
tindakan pembedahan cara dokter mengobati kondisi yang sulit atau tidak
mungkin dengan obat-obatan sederhana (Potter & Perry,2006). Hampir semua
tindakan pembedahan dilakukan dibawah pengaruh anestesi umum (Lestari,
2010).
Radioterapi atau terapi radiasi merupakan salah satu metode pilihan dalam
pengobatan penyakit maligna dengan menggunakan radiasi ion. Radiasi ion ialah
jenis radiasi yang meningkatkan ionisasi pada daerah tertentu yang bertujuan
untuk mematikan sel-sel kanker sebanyak mungkin dan memelihara jaringan
sehat disekitar kanker agar tidak menderita kerusakan terlalu berat.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis membuat makalah tentang
terapi modalitas (kemoterapi, pembedahan dan radiasi) pada pasien dengan
perawatan paliatif untuk mengulas materi tersebut lebih dalam.
2
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori tentang terapi modalitas
kemoterapi pada pasien paliatif
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori tentang terapi modalitas
pembedahan pada pasien paliatif
3. Untuk mengetahui bagaimana konsep teori tentang terapi modalitas radiasi
pada pasien paliatif
3. Bagi institusi
Sebagai referensi bagi institusi pendidikan khususnya prodi
keperawatan universitas jambi.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1) Pengobatan.
2.1.3 Manfaatkemoterapi
1) Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan satu jenis
kemoterapi atau beberapa jenis kemoterapi.
2) Kontrol
4
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan
kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3) Mengurangi gejala
Bila kemoterapi tidak dapat menghilangkan kanker, maka kemoterap
yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala yang timbul pada
penderita, seperti meringankan rasa sakit dan memberi perasaan lebih
baik serta memperkecil ukurran kanker pada daerah yang diserang.
1) Merusak DNA dari sel-sel yang membelah dengan cepat, yang dideteksi
oleh jalur p53/Rb, sehingga memicu apoptosis
2) Merusak aparatus spindel sel, mencegah kejadian pembelahan sel.
3) Menghambat sintesis DNA
5
3) Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca Alkaloid, dan Taxanes
bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan
mitosis sel.
1) Kemoterapi Induksi
2) Kemoterapi Adjuvan
3) Kemoterapi Primer
4) Kemoterapi Neo-Adjuvan
6
2.1.7 Cara pemberian obat kemoterapi (Munir, 2005)
4) Oral
6) Topikal
7) Intra arterial
8) Intracavity
7
9) Intraperitoneal/Intrapleural
1) Persiapan Pasien
8
ECOG ( Eastern Cooperative Oncology Group) adalah sebagai
berikut:
a. Grade 0: masih sepenuhnya aktif, tanpa hambatan untuk
mengerjakan tugas kerja dan pekerjaan sehari-hari.
b. Grade 1: hambatan pada perkerjaan berat, namun masih mampu
bekerja kantor ataupun pekerjaan rumah yang ringan.
c. Grade 2: hambatan melakukan banyak pekerjaan, 50 % waktunya
untuk tiduran dan hanya bisa mengurus perawatan dirinya sendiri,
tidak dapat melakukan pekerjaan lain.
d. Grade 3: Hanya mampu melakukan perawatan diri tertentu, lebih
dari 50% waktunya untuk tiduran.
e. Grade 4: Sepenuhnya tidak bisa melakukan aktifitas apapun,
betul-betul hanya di kursi atau tiduran terus
2. Jumlah lekosit >=3000/ml
3. Jumlah trombosit>=120.0000/ul
4. Cadangan sumsum tulang masih adekuat misal Hb > 10 gram %
5. Creatinin Clearence diatas 60 ml/menit (dalam 24 jam) (Tes Faal
Ginjal)
6. Bilirubin <2 mg/dl. , SGOT dan SGPT dalam batas normal ( Tes
Faal Hepar ).
7. Elektrolit dalam batas normal.
8. Mengingat toksisitas obat-obat sitostatika sebaiknya tidak diberikan
pada usia diatas 70 tahun.
9. Keadaan umum cukup baik.
10. Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi,
informed concent.
11. Faal ginjal dan hati baik.
12. Diagnosis patologik
13. Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
14. Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.
9
3) Prosedur Pemberian Kemoterapi
1. Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan,
cara pemberian, waktu pemberian dan akhir pemberian.
2. Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata,
sarung tangan dan sepatu.
3. Lakukan tehnik aseptik dan antiseptic
4. Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah
tusukan infuse
5. Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastik
(primperan, zofran, kitril secara intra vena)
6. Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9 %
7. Beri obat kanker secara perlahn-lahan (kalau perlu dengan syringe
pump) sesuai program
8. Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9%
9. Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam kantong plastik
dan diikat serta diberi etiket.
10. Buka gaun, topi, asker, kaca mata kemudian rendam dengan
deterjen. Bila disposible masukkkan dalam kantong plasrtik
kemudian diikat dan diberi etiket, kirim ke incinerator / bakaran.
11. Catat semua prosedur
12. Awasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR tiap setengah
jam dan awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi.
Agen kemoterapi tidak hanya menyerang sel tumor tapi juga sel normal
yang membelah secara cepat seperti sel rambut, sumsum tulang dan Sel pada
traktus gastro intestinal. Akibat yang timbul bisa berupa perdarahan, depresi sum-
sum tulang yang memudahkan terjadinya infeksi. Pada traktus gastro intestinal
bisa terjadi mual, muntah anoreksia dan ulserasi saluran cerna. Sedangkan pada
sel rambut mengakibatkan kerontokan rambut.
10
Jaringan tubuh normal yang cepat proliferasi misalnya sumsum tulang,
folikel rambut, mukosa saluran pencernaan mudah terkena efek obat sitostatika.
Untungnya sel kanker menjalani siklus lebih lama dari sel normal, sehingga dapat
lebih lama dipengaruhi oleh sitostatika dan sel normal lebih cepat pulih dari pada
sel kanker.
Efek samping yang muncul pada jangka panjang adalah toksisitas terhadap
jantung, yang dapat dievaluasi dengan EKG dan toksisitas pada paru berupa
kronik fibrosis pada paru. Toksisitas pada hepar dan ginjal lebih sering terjadi
dan sebaiknya dievalusi fungsi faal hepar dan faal ginjalnya. Kelainan neurologi
juga merupakan salah satu efek samping pemberian kemoterapi.
Untuk menghindari efek samping intolerable, dimana penderita menjadi
tambah sakit sebaiknya dosis obat dihitung secara cermat berdasarkan luas
permukaan tubuh (m2) atau kadang-kadang menggunakan ukuran berat badan
(kg). Selain itu faktor yang perlu diperhatikan adalah keadaan biologik penderita.
Untuk menentukan keadaan biologik yang perlu diperhatikan adalah keadaan
umum (kurus sekali, tampak kesakitan, lemah sadar baik, koma, asites, sesak, dll),
status penampilan (skala karnofsky, skala ECOG), status gizi, status hematologis,
faal ginjal, faal hati, kondisi jantung, paru dan lain sebagainya.
Penderita yang tergolong good risk dapat diberikan dosis yang relatif
tinggi, pada poor risk (apabila didapatkan gangguan berat pada faal organ penting)
maka dosis obat harus dikurangi, atau diberikan obat lain yang efek samping
terhadap organ tersebut lebih minimal. Intensitas efek samping tergantung dari
karakteristik obat, dosis pada setiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain itu
efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda walaupun dengan dosis
dan obat yang sama, faktor nutrisi dan psikologis juga mempunyai pengaruh
bermakna. Efek samping kemoterapi dipengaruhi oleh :
11
4) Cara pemberian (iv, im, peroral, per drip infus).
5) Faktor individual pasien yang memiliki kecenderungan efek toksisitas
pada organ tertentu.
12
10) Masukkan sampah langsung ke kantong plastik, ikat dan beri tanda atau
jarum bekas dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk menghindari
tusukan.
13
5) Palliatif : seperti menghilangkan nyeri atau memperbaiki
6) masalah, contoh : pemasangan selang gastrotomi yang dipasang untuk
mengkomponsasi terhadap ketidakmampuan menelan makanan
dkk 2005)
usus, fraktur tulang tengkorak, luka tembak atau tusuk, luka bakar sangat
luas.
dilakukan dalam 24-30 jam, misal : infeksi kandung kemih akut, batu
14
5) Pilihan keputusan tentang dilakukannya pembedahan diserahkan
Menurut Oswari, 2005 ada beberapa persiapan dan perawatan yang harus
dilakukan pasien sebelum operasi adalah sebagai berikut :
Pasien yang akan dioperasi biasanya akan menjadi agak gelisah dan takut.
Perasaan gelisah dan takut kadang-kadang tidak tampak jelas. Tetapi kadang-
kadang pula, kecemasan itu dapat terlihat dalam bentuk lain. Pasien yang gelisah
dan takut sering bertanya terus–menerus dan berulang-ulang, walaupun
pertanyaannya telah dijawab. Ia tidak mau berbicara dan memperhatikan keadaan
sekitarnya, tetapi berusaha mengalihkan perhatiannya dari buku. Atau sebaliknya,
ia bergerak terus-menerus dan tidak dapat tidur.Pasien sebaiknya diberi tahu
bahwa selama operasi ia tidak akan merasa sakit karena ahli bius akan selalu
menemaninya dan berusaha agar selama operasi berlangsung, penderita tidak
merasakan apa-apa. Perlu dijelaskan kepada pasien bahwa semua operasi besar
memerlukan transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang selama
operasi dan transfusi darah bukan berarti keadaan pasien sangat gawat. Perlu juga
dijelaskan mengenai mekanisme yang akan dilakukan mulai dari dibawanya
pasien ke kamar operasi dan diletakkan di meja operasi, yang berada tepat di
bawah lampu yang sangat terang, agar dokter dapat melihat segala sesuatu dengan
jelas. Beri tahu juga bahwa sebelum operasi dimulai, pasien akan dianastesi umum,
lumbal, atau lokal.
15
1. Makanan.Pasien yang akan dioperasi diberi makanan yang berkadar lemak
rendah, tetapi tinggi karbohidrat, protein, vitamin, dan kalori. Pasien harus
puasa 12-18 jam sebelum operasi di mulai.
2. Lavemen/Klisma.Klisma dilakukan untuk mengosongkan usus besar agar
tidak mengeluarkan feses di meja operasi.
3. Kebersihan mulut.Mulut harus dibersihkan dan gigi di sikat untuk
mencegah terjadinya infeksi terutama bagi paru-paru dan kelenjar ludah.
4. Mandi.Sebelum operasi pasien harus mandi atau dimandikan. Kuku disikat
dan cat kuku harus dibuang agar ahli bius dapat melihat perubahan warna
kuku dengan jelas.
5. Daerah yang akan dioperasi.Tempat dan luasnya daerah yang harus
dicukur tergantung dari jenis operasi yang akan dilakukan.
6. Sebelum masuk kamar bedah.Persiapan fisik pada hari operasi, seperti
biasa harus diambil catatan suhu, tensi, nadi, dan pernapasan. Operasi
yang bukan darurat, bila ada demam, penyakit tenggorokan atau sedang
haid, biasanya ditunda oleh ahli bedah atau ahli anastesi.Pasien yang akan
dioperasi harus dibawa ke tempat pada waktunya. Jangan dibawa kamar
tunggu teralu cepat, sebab teralu lama menunggu tibanya waktu operasi
akan menyebabkan pasien gelisah dan takut.
16
Dalam praktek klinis, perawatan dengan radioterapi banyak dilakukan
dengan menggunakan photon. Radiasi ion yang bekerja pada DNA sel kanker
menyebabkan kematian atau kehilangan kemampuan reproduksifitas sel. DNA sel
akan melakukan duplikasi selama mitosis. Sel-sel dengan tingkat aktifitas mitosis
yang tinggi lebih radiosensitif dibandingkan dengan sel-sel yang tingkat aktifitas
mitosis lebih rendah.8 Radiasi pada jaringan dapat menimbulkan ionisasi air dan
elektrolit dari cairan tubuh baik intra seluler maupun ekstra seluler sehingga
timbul ion H+ dan OH- yang sangat reaktif. Ion-ion tersebut dapat bereaksi
dengan molekul DNA dalam kromosom sehingga dapat terjadi antara lain:
Radioterapi dapat diberikan dalam berbagai teknik. Ada tiga teknik utama
pemberian radioterapi, yaitu :
1) Radiasi Eksterna atau Teleterapi Sumber radiasi berupa aparat sinar X atau
radioisotop yang ditempatkan diluar tubuh. Sinar diarahkan ke kanker yang
akan diberikan radiasi. Besar energi yang diserap oleh suatu kanker tergantung
dari :
17
3 istirahat selama 1-2 minggu untuk pemulihan keadaan penderita
sehingga radioterapi memerlukan waktu 4-6 minggu.
18
Radiasi paliatif diberikan untuk metastasis kanker pada tulang dan
kekambuhan lokal. Dosis radiasi untuk metastasis tulang adalah 30 Gy dengan
fraksi 3 Gy, yang diberikan dengan waktu 5 kali pemberian dalam seminggu.
Untuk kekambuhan lokal, lapangan radiasi dibatasi hanya pada daerah
kekambuhan saja.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan
memberikan zat/obat yang mempunyai khasiat membunuh sel kanker atau
menghambat proliferasi sel-sel kanker dan diberikan secara sistematik.
Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang
menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh.
Ada 3 faktor penting yang terkait dalam pembedahan yaitu penyakit pasien, jenis
pembedahan dan pasien itu sendiri. Dari ketiga faktor tersebut, tindakan
pembedahan adalah hal yang baik/benar.
Ada 3 faktor penting yang terkait dalam pembedahan yaitu penyakit
pasien, jenis pembedahan dan pasien itu sendiri. Dari ketiga faktor tersebut,
tindakan pembedahan adalah hal yang baik/benar.
3.2 Saran
1. Bagi Sekolah/ Pusat terapi
2. Bagi Mahasiswa
20
DAFTAR PUSTAKA
21