Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ONKOLOGI

PERAWATAN PALIATIF PADA PASIEN KANKER

DISUSUN OLEH :

DIANA GUSMITA SARI

1614201050

KEPERAWATAN 5B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

FORT DE KOCK BUKITTINGGI

2018/2019

1
Kata pengantar

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas perawatan paliatif pada pasien kanker.

Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini.Oleh karena itu,saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami.Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
sekalian.

Bukittinggi , 13 November 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang. .......................................................................................

Rumusan Masalah. ..................................................................................

Tujuan. ....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian perawatan paliatif pada kanker. ..................................


B. Konsep pada kanker. .....................................................................
C. Keterampilan Komunikasi. ...........................................................
D. Layanan yang dibutuhkan untuk pasien kanker. ..........................
E. Home Care atau hospice care . .....................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan. ............................................................................................

Saran........................................................................................................

Daftar Pustaka

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia, sebagian besar penyakit kanker ditemukan pada stadium lanjut, ditambah
dengan ditemukannya kasus-kasus yang tidak mendapatkan pengobatan kanker menyebabkan
angka harapan hidup yang lebih pendek. Pasien-pasien dengan kondisi tersebut mengalami
penderitaan yang memerlukan pendekatan terintegrasi berbagai disiplin agar pasien memiliki
kualitas hidup yang baik dan pada akhirnya meninggal secara bermartabat. Integrasi
perawatan paliatif ke dalam tata laksana kanker terpadu telah lama dianjurkan oleh Badan
Kesehatan Dunia, WHO, seiring dengan terus meningkatnya jumlah pasien kanker dan angka
kematian akibat kanker.
Penatalaksanaan kanker telah berkembang dengan pesat. Walaupun demikian, angka
kesembuhan dan angka harapan hidup pasien kanker belum seperti yang diharapkan.
Sebagian besar pasien kanker akhirnya akan meninggal karena penyakitnya. Pada saat
pengobatan kuratif belum mampu memberikan kesembuhan yang diharapakan dan usaha
preventif baik primer maupun sekunder belum terlaksana dengan baik sehingga sebagian
besar pasien ditemukan dalam stadium lanjut, pelayanan paliatif sudah semestinya menjadi
satu satunya layanan fragmatis dan jawaban yang manusiawi bagi mereka yang menderita
akibat penyakit- penyakit tersebut di atas.
Sebagai disiplin ilmu kedokteran yang relatif baru, pelayanan paliatif merupakan filosofi
dan bentuk layanan kesehatan yang perlu terus dikembangkan, sehingga penatalaksanaan
pasien kanker menjadi efektif dan efisien. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik
untuk mengambil kasus tentang Perawatan Paliatif Pada Pasien Kanker.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu perawatan paliatif pada pasien kanker ?

4
2. Apa konsep dari kanker ?
3. Keterampilan Komunikasi seperti apa untuk pasien kanker ?
4. Layanan yang dibutukan untuk pasien kanker ?
5. Home Care apa yang di lakukan untuk pasien kanker ?

C. Tujuan
1. Untuk mnegetahui apa saja perawatan paliatif pada pasien kanker
2. Untuk mengetahui konsep dari kanker
3. Untuk mengetahui apa keterampilan komunikasi seperti apa untuk pasien kanker
4. Untuk mengetahui layanan apa yang dibutukan untuk pasien kanker
5. Untuk mengetahui Home Care apa yang di lakukan untuk pasien kanker

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan Paliatif Kanker


Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme
normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal
dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam
International Classification of Diseases (ICD).
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat
penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat
lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Fokus
terapi pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa sakit). Dokter berupaya untuk
memperpanjang serta memperbaiki kualitas hidup pasien.
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya mengalami berbagai
masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga
mengalami gangguan psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan
keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit tidak hanya
pemenuhan/ pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya dukungan terhadap kebutuhan
psikologis, sosial dan spiritual yang dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal
sebagai perawatan paliatif.
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam
jiwa melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial dan spiritual.

6
Pelayanan paliatif pasien kanker adalah pelayanan terintegrasi oleh tim paliatif untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien dan memberikan dukungan bagi keluarga yang menghadapi
masalah yang berhubungan dengan kondisi pasien dengan mencegah dan mengurangi
penderitaan melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri dan masalah
masalah lain, baik masalah fisik, psikososial dan spiritual (WHO, 2002), dan pelayanan masa
duka cita bagi keluarga (WHO 2005).

B. KONSEP DASAR KANKER


Kanker adalah penyakit yang menyerang proses dasar kehidupan sel, mengubah genom sel
(komplemen genetik total sel) dan menyebabkan penyebaran liar dan pertumbuhan sel-sel.
Kanker adalah istilah umum untuk petumbuhan sel tidak normal(yaitu, tumbuh sangat cepat,
tidak terkontrol, dan tidak berirama) yang dapat menyusup (invasive) dan terus menyebar
melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf tulang belakang ke
jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Kanker bukan merupakan penyakit
menular. Kanker merupakan penyakit atau kelainan pada tubuh sebagai akibat dari sel – sel
tubuh yang tumbuh dan berkembang abnormal, di luar batas dan sangat liar.
1. Etiologi
Penyebab kanker biasanya tidak dapat diketahui secara pasti, karena merupakan gabungan
dari sekumpulan faktor, genetik dan lingkungan. Namun ada beberapa faktor yang diduga
meningkatkan resiko kanker, sebagai berikut
a. Faktor Keturunan
b. Faktor Lingkungan
c. Faktor Makanan Berbahan Kimia
d. Faktor Terserang Virus
e. Infeksi
f. Faktor Perilaku
g. Gangguan Keseimbangan Hormonal
h. Faktor Kejiwaan
i. Radikal Bebas

7
2. Patofisiologi
Patofisiologi Penyakit Kanker adalah kelas penyakit beragam yang sangat berbeda dalam hal
penyebab dan biologisnya.Setiap organisme, bahkan tumbuhan, bisa terkena kanker.Hampir
semua kanker yang dikenal muncul secara bertahap, saat kecacatan bertumpuk di dalam sel
kanker dan sel anak-anaknya (lihat bagian mekanisme untuk jenis cacat yang umum).
Setiap hal yang bereplikasi memiliki kemungkinan cacat (mutasi). Kecuali jika pencegahan dan
perbaikan kecatatan ditangani dengan baik, kecacatan itu akan tetap ada, dan mungkin
diwariskan ke sel anang/(daughter cell). Biasanya, tubuh melakukan penjagaan terhadap kanker
dengan berbagai metoda, seperti apoptosis, molekul pembantu (beberapa polimerase DNA),
penuaan/(senescence), dan lain-lain.

Namun, metoda koreksi-kecatatan ini sering kali gagal, terutama di dalam lingkungan yang
membuat kecatatan lebih mungkin untuk muncul dan menyebar.Sebagai contohnya, lingkungan
tersebut mengandung bahan-bahan yang merusak, disebut dengan bahan karsinogen, cedera
berkala (fisik, panas, dan lain-lain), atau lingkungan yang membuat sel tidak mungkin bertahan,
seperti hipoksia.Karena itu, kanker adalah penyakit progresif, dan berbagai kecacatan progresif
ini perlahan berakumulasi hingga sel mulai bertindak berkebalikan dengan fungsi seharusnya di
dalam organisme. Kecacatan sel, sebagai penyebab kanker, biasanya bisa memperkuat dirinya
sendiri (self-amplifying), pada akhirnya akan berlipat ganda secara eksponensial.

3. Tanda dan Gejala


Gejala umum kanker biasanya tergantung pada jenis, tempat dan stadium kanker. Dari sini
kemudian, gejala umum kanker adalah sebgai berikut :
a. Pembengkakan pada organ tubuh yang terkena ( misal ada benjolan di payudara, diperut.
b. Terjadi perubahan warna (misal perubahan warna tahi lalat).
c. Demam kronis
d. Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada kanker leher).
e. Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih (misal perubahan pola
BAB, BAB berdarah,dsb)
f. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
g. Keluarnya cairan atau darah tidak normal (misal keluar cairan abnormal dari puting
payudara).

8
4. Penatalaksanaan
1) Kemoterapi
2) Radiotherapy
3) Pembedahan
4) Immunoterapi
5) Terapi Gen
6) Pemeriksaan :
a. Pemindaian/scanning (misalnya pemindaian hati atau tulang).
b. Pewarnaan terhadap jaringan sehingga bila ada kanker jaringan patologis
dapat diketahui.
c. CT (Computed Tomography).
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging).
e. Mediastinoskopi.
f. Biopsi sumsum tulang, yaitu pengambilan sample jaringan tubuh.
g. Endoskopi, untuk melihat kanker di bagian dalam tubuh manusia.

C. FASE – FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK

1. Tahap Persiapan (Prainteraksi)

Tahap Persiapan atau prainteraksi sangat penting dilakukan sebelum berinteraksi dengan
klien (Christina, dkk, 2002). Pada tahap ini perawat menggali perasaan dan mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini perawat juga mencari informasi tentang klien.
Kemudian perawat merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien. Tahap ini harus
dilakukan oleh seorang perawat untuk memahami dirinya, mengatasi kecemasannya, dan
meyakinkan dirinya bahwa dia siap untuk berinteraksi dengan klien (Suryani, 2005).

Tugas perawat pada tahap ini antara lain:

1. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan. Sebelum berinteraksi dengan klien,


perawat perlu mengkaji perasaannya sendiri (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).

9
2. Menganalisis kekuatan dan kelemanhan sendiri. Kegiatan ini sangat penting dilakukan
agar perawat mampu mengatasi kelemahannya secara maksimal pada saat berinteraksi
dengan klien.
3. Mengumpulkan data tentang klien. Kegiatan ini juga sangat penting karena dengan
mengetahui informasi tentang klien perawat bisa memahami klien.
4. Merencanakan pertemuan yang pertama dengan klien. Perawat perlu merencanakan
pertemuan pertama dengan klien.

2. Tahap Perkenalan

Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu atau kontak
dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada saat berkenalan, perawat harus memperkenalkan
dirinya terlebih dahulu kepada klien (Brammer dalam Suryani, 2005). Dengan memperkenalkan
dirinya berarti perawat telah bersikap terbuka pada klien dan ini diharapkan akan mendorong
klien untuk membuka dirinya (Suryani, 2005). Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi
keakuratan data dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi
hasil tindakan yang lalu (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).

Tugas perawat pada tahap ini antara lain:

1. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan, dan komunikasi terbuka.


Hubungan saling percaya merupakan kunci dari keberhasilan hubungan terapeutik
(Stuart, G.W dalam Suryani, 2005),
2. Merumuskan kontrak pada klien (Christina, dkk, 2002). Kontrak ini sangat penting untuk
menjamin kelangsungan sebuah interaksi (Barammer dalam Suryani, 2005).
3. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien. Pada tahap ini
perawat mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
4. merumuskan tujuan dengan klien. Perawat perlu merumuskan tujuan interaksi bersama
klien karena tanpa keterlibatan klien mungkin tujuan sulit dicapai. Tujuan ini dirumuskan
setelah klien diidentifikasi.

10
3. Tahap Kerja

Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik (Stuart,
G.W dalam Suryani, 2005). Pada tahap ini perawat dan klien bekerja bersama-sama untuk
mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada tahap kerja ini dituntut kemampuan perawat dalam
mendorong klien mengungkap perasaan dan pikirannya. Perawat juga dituntut untuk mempunyai
kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap adanya perubahan dalam respons verbal
maupun nonverbal klien.

Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena tugas perawat pada tahap
kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Melalui active listening, perawat
membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang dihadapi, bagaimana cara mengatasi
masalahnya, dan mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih.

Perawat juga diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan klien. Tehnik


menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam
percakapan, dan membantu perawat-klien memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray, B &
Judth dalam Suryani, 2005). Tujuan tehnik menyimpulkan adalah membantu klien menggali hal-
hal dan tema emosional yang penting (Fontaine & Fletcner dalam Suryani, 2005)

4. Tahap Terminasi

Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien (Christina, dkk, 2002).
Tahap ini dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G.W dalam Suryani,
2005).

Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat-klien, setelah terminasi
sementara, perawat akan bertemu kembali dengan klien pada waktu yang telah
ditentukan.Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses keperawatan secara
keseluruhan.

11
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:

1. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan. Evaluasi ini juga
disebut evaluasi objektif.
2. Melakukan evaluasi subjektif. Evaluasi subjektif dilakukan dengan menanyakan perasaan
klien setelah berinteraksi dengan perawat.
3. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindakan ini juga
disebut sebagai pekerjaan rumah untuk klien.
4. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya. Kontrak ini penting dibuat agar terdapat
kesepakatan antara perawat dan klien untuk pertemuan berikutnya.

D. JENIS LAYANAN PALIATIF YANG DAPAT DIBERIKAN PADA PASIEN


KANKER
1. Konsultasi layanan paliatif
2. Penanggulangan nyeri
3. Penanggulangan keluhan lain
4. Bimbingan psikologis,social dan spiritual
5. Persiapan kemampuan keluarga untuk perawatan pasien di rumah
6. Kunjungan pasien berkala,sesuai kebutuhan pasien dan keluarga
7. Bimbingan perawatan untuk pasien dan keluarga
8. Membantu penyediaan tenaga perawat home care
9. Membantu keseiapan menghadapi akhir hayat deng tenang dan dalam iman
10. Memberi dukungan masam dukacita.

12
E. PALLIATIVE HOME CARE
Pelayanan perawatan paliatif yang dilakukan di rumah pasien, oleh tenaga
paliatif/keluarga atas bimbingan/pengawasan tenaga paliatif.

Tujuannya:

Meringankan pasien dari penderitaannya, baik fisik (misalnya rasa nyeri, mual, muntah,
dll), maupun psikis (sedih, marah, khawatir, dll) yang berhubungan dengan penyakitnya.
Memberikan dukungan moril, spiritual maupun pelatihan praktis dalam hal perawatan pasien
bagi keluarga pasien dan perawat. Memberikan dukungan moril bagi keluarga pasien selama
masa duka cita.

1) Hospis/Rumah Perawatan
a. Tempat dimana pasien stadium terminal yang tidak dapat dirawat di rumah,
namun tidak melakukan tindakan yang harus dilakukan di RS.
b. Pelayanan untuk mengendalikan gejala yang ada, dengan keadaan seperti di
rumah sendiri.
2) Pelaksanaan
a) Tenaga kesehatan
b) Pekerja sosial
c) Rohaniawan
d) Keluarga
e) Relawan
f) Telah mengikuti pendidikan/latihan dan mendapat sertifikat dari Depkes
3) Tempat perawatan paliatif
a) RS
b) Puskesmas
c) Rumah singgah/panti (hospis)
d) Rumah pasien

13
4) Tahapan-tahapan Palliative Care di rumah
a) Fase preinteraksi
Adalah fase persiapan sebelum mulai melakukan kunjungan rumah, dengan:

1. Meneliti surat rujukan/catatan, bila perlu menghubung Nakes (tenaga kesehatan)


yang bertanggung jawab merujuk
2. Menggali informasi dengan jelas alasan dilakukan kunjungan
3. Membuat janji untuk menentukan waktu kunjungan kepada keluarga
4. Mempersiapkan file dan mencatat data medis dan indentitas pasien
5. Membuat rencana kegiatan selama kunjungan
6. Mempersiapkan transportasi
7. Bila perlu melakukan evaluasi ditempat sebelum kunjungan

b) Fase pengantar
Adalah fase awal atau akan dimulainya pemeriksaan dirumah pasien

1. Menginformasikan dan memastikan kepada keluarga bahwa tim akan datang


2. Ketok pintu dan beri salam
3. Perkenalkan diri
4. Duduk ditempat yang disediakan keluarga dan memenanyakan kepastian pasien
5. Menjelaskan tujuan kunjungan dan rencana aktifitas yang sudah dibuat

c) Fase kerja
Adalah fase dimana sudah melaksanakan pemeriksaan dirumah pasien

1. Menyapa pasien dengan menanyakan kondisi terkini


2. Melakukan pemeriksaan kesehatan pasien
3. Mengerjakan dan mengajarkan perawatan kepada pasien dan keluarga
4. Menyempurnakan data medis pasien saat kunjungan
5. Menjalin kontak yang berkesinambungan untuk evaluasi
6. Merencanakan untuk mengakhiri kunjungan

14
d) Fase terminasi
Fase setelah melakukan kunjungan

1. Menyimpulkan penyelesaian perawatan


2. Merencanakan kunjungan berikutnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien
3. Mendorong potensi pasien dan keluarga menuju ke proses perbaikan
4. Mengoptimalkan peran serta masyarakat sesuai kebutuhan pasien
5. Memberikan catatan yang diperlukan khususnya pada kondisi darurat untuk
mendapatkan pertolongan

e) Fase evaluasi atau tindak lanjut

1. Melakukan tindakan keperawatan yang sudah diprogramkan oleh tim medis


2. Melakukan pendampingan pasien dan keluarga sesuai kebutuhannya
3. Melakukan evaluasi terhadap hasil pengobatan yang sudah diberikan dan masalah
lain yang dialami pasien dan keluarga

5 ) Tindakan yang sering dilakukan:

1. Penanganan keluhan fisik seperti nyeri, problem pernafasan, problem pencernaan,


anoreksia, gangguan kulit, kelemahan, pembengkakan, dll
2. Penanganan keluhan psikologis, seperti depresi, cemas, gangguan tidur dll
3. Memelihara basic hygiene, seperti perawatan mulut, genital, rawat luka dll
4. Memelihara nutrisi yang baik
5. Memberikan kenyamanan
6. Meningkatkan dukungan bio-psiko-sosio-kultural-spiritual
7. Mendapatkan dukungan yang legal

Urgensi perawatan palliative dilaksanakan di rumah adalah:

1. Pada kasus–kasus penyakit terminal khususnya pasien kanker stadium lanjut yang
dianggap tidak efektif dan tidak efisien bila dirawat dirumah sakit. Hal ini dikarenakan
secara medis belum ada upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai kesembuhan.

15
2. Keterbatasan biaya masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada kasus seperti
kanker stadium lanjut yang memerlukan perawatan relative lama atau bahkan sudah tidak
memerlukan tindakan medis di rumah sakit.
3. Banyak orang yang merasakan bahwa rawat inap di institusi pelayanan kesehatan akan
membatasi kehidupan pasien, karena pasien tidak dapat menikmati kehidupan secara
optimal akibat aturan-aturan yang telah ditetapkan.
4. Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian pasien
dibandingkan dengan perawatan dirumah sakit.

Perawatan paliatif bukan hanya dapat dilakukan di rumah sakit saja, namun dapat juga
dilakukan di luar rumah sakit yaitu di rumah penderita itu sendiri. Perawatan di rumah penderita
sendiri ini disebut juga home care. Home care dapat dilaksanakan dengan standart pengobatan
seperti di rumah sakit.

Untuk dapat melaksanakan perawatan di rumah ini, perlu kerjasama berbagai pihak yang
akan berfungsi sebagai Tim Perawatan Paliatif Rumah, yaitu dokter dan perawat rumah sakit,
dokter di wilayah setempat bisa dokter Puskesmas atau dokter keluarga, PKK setempat dan
relawan yang ingin membantu dan dibekali pelatihan tertentu sesuai bidang minat yang sesuai
baik bidang perawatan, dukungan spiritual maupun dukungan moril.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan palliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup


pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan dengan penyakit yang
dapat mengancam jiwa melalui pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan
penilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual. Perawatan palliatif diantaranya yaitu penanganan rasa nyeri, pengambilan
keputusan yang tepat dalam penggunaan kemoterapi palliatif

B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat saling bersinergi
guna menerapkan perawatan yang yang maksimal bagi pasien paliatif khususnya pada
klien dengan kanker.

17
DAFTAR PUSTAKA

Doenges. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. EGC : Jakarta Kementerian


Kesehatan RI. 2013. Pedoman teknis pelayanan paliatif kanker.
Damaiyanti, M. (2008). KomunikasiTerapeutik dalam Praktik Keperawatan. Bandung:
Reflika Aditama.
Irawan, E. 2013. Pengaruh Perawatan Paliatif terhadap Pasien Kanker Stadium Akhir.
ejournalbsi.ac.id/jurnal-ilmu-keperawatan. Jurnal Keperawatan. Vol 1, No.1, September
2013. Hlm 34-38.
Zang, S.M & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual Perawatan
dirumah (Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC

18

Anda mungkin juga menyukai