Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN

ACUTE MIOCARDIAC INFARK


Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Yang diampu oleh : Nina Pamela Sari M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok


Ai Rina
Devi Retna
Nita Melinda
Cucu Nurhayati
Wildan Fanani
Willy Ahmad Wildan

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Alloh SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah yang membahas tentang “ASUHAN
KEPERAWTAN LANSIA ACUTE MIOCARDIAC INFARK”.
Kami juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen yang membimbing
mata kuliah “KEPERAWATAN GERONTIK”. Kami juga mengharapkan agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami maupun pembaca. Sebagai manusia biasa tentu kami tidak dapat
langsung menyempurnakan makalah ini dengan baik, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari dosen pembimbing mau pun
pembaca.

Tasikmalaya, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II KASUS
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
A. Definisi ............................................................................................................ 4
B. Etiologi ............................................................................................................ 4
C. Patofisiologi .................................................................................................. 11
D. Pathways ....................................................................................................... 12
E. Komplikasi .................................................................................................... 18
F. Penatalaksaan ...................................................................................................
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian ..................................................................................................... 25
2. Diagnosa ....................................................................................................... 34
3. Perencanaan .................................................................................................. 39
4. Implementasi ................................................................................................. 39

TOOLS PENGKAJIAN
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 44
B. Saran ................................................................................................................... 44

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Infark Miokard Akut (IMA) merupakan salah satu manifestasi klinis penyakit jantung
koroner (Fathoni, 2011). Infark miokard akut, yang dikenal sebagai serangan jantung
adalah terbentuknya suatu daerah nekrosis pada sel otot miokardium akibat suplai darah
yang tidak adekuat ke suatu daerah yang diawali dengan iskemik (Robbins et al., 2007).
Infark miokard akut adalah penyebab utama morbiditas maupun mortalitas di seluruh
dunia (Takii, 2009).

Laju mortalitas awal yaitu 30 hari pada pasien IMA sebesar 30% dengan lebih dari
separuh terjadi kematian sebelum pasien mencapai rumah sakit. Walaupun laju mortalitas
menurun yaitu sebanyak 30% dalam 2 dekade terakhir, sekitar 1 diantara 25 pasien yang
tetap hidup pada perawatan awal, meninggal dalam tahun pertama setelah IMA (Alwi,
2009).

Infark miokard akut merupakan penyakit yang diagnosis rawat inapnya tersering pada
negara maju (Alwi, 2009). IMA ialah penyebab tunggal kematian di negara industri dan
risikonya meningkat secara progresif seumur hidup. Pasien yang terkena IMA diperkirakan
1,5 juta orang dengan kematian sekitar 500.000 pasien setiap tahunnya di Amerika Serikat.
Usia yang sering menderita IMA berkisar antara 45 dan 54 tahun dan laki-laki memiliki
kemungkinan terkena IMA empat sampai lima kali dibandingkan perempuan. Risiko
penyakit menjadi setara pada kedua jenis kelamin setelah usia 80 tahun untuk penyakit
sistemik secara umum (Robbins et al., 2007).

Infark miokard akut menyebabkan kematian setelah keluar rumah sakit sebanyak 72%.
Sedangkan 21% disebabkan oleh serangan jantung dan 6% kematian mendadak disebabkan
oleh penyebab yang tidak diketahui. Peneliti mengidentifikasi 31.777 pasien IMA yang
terdiri dari 19.058 pasien yang dirawat di rumah sakit (60%) dan 12.719 pasien (40%)
keluar dari rumah sakit meninggal di Belanda pada tahun 2000 (Koek et al., 2007).

Infark miokard akut adalah masalah kesehatan di masyarakat dan merupakan penyebab
kematian tertinggi di Indonesia. Angka fatalitas kasus atau case fatality rate (CRF) IMA
adalah tertinggi dibandingkan penyakit jantung lainnya yaitu 16,6% pada tahun 2002 dan
14,1% pada tahun 2003 berdasarkan statistik rumah sakit di Indonesia (Delima et al.,2009).

Prevalensi kasus penyakit jantung koroner (Angina Pektoris, Infark Miokard Akut,
sudden death) mengalami peningkatan dari 0,09% pada tahun 2006 menjadi 0,10% pada
tahun 2007 dan 0,11% pada tahun 2008 berdasarkan laporan dari rumah sakit dan
puskesmas di Propinsi Jawa Tengah. Prevalensi sebesar 0,11% berarti setiap 10.000 orang
terdapat 11 orang penderita jantung koroner. Prevalensi tertinggi yang mengalami penyakit
jantung koroner terjadi di Kota Pekalongan yaitu sebesar 0,76% sedangkan prevalensi
terendah sebesar 0,01% terjadi di Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara, Ka
bupaten Rembang, Kabupaten Batang, dan Kabupaten Tegal. Satu kabupaten tidak ada
datanya yaitu Kabupaten Pati (Riskesdas, 2008). Penyakit infark miokard dapat diprediksi
dengan melakukan pemeriksaan darah rutin yaitu leukosit pada saat pasien masuk rumah
sakit (Rohani et al., 2011). Leukosit, disebut juga sel darah putih merupakan suatu unit
sistem pertahanan tubuh yang mobil (Guyton dan Hall, 2008:

Penelitian kohort prospektif di Korea menyatakan bahwa jumlah leukosit dapat


memprediksi penyebab kematian penyakit kardiovaskular aterosklerotik dan penyebab
penyakit lainnya seperti stroke baik pria maupun wanita. Leukosit dapat menjadi prediktor
dan indikator prognostik setelah kejadian iskemik dan infark miokard (Jee et al., 2005).
Peningkatan White Blood Cell (WBC) atau sel darah putih bisa menjadi penentu
independen kematian jangka panjang bagi pasien infark miokard dengan ST elevasi
maupun tanpa ST elevasi (Nunez et al., 2005).Jumlah WBC yang tinggi berkaitan dengan
luas infark yang terjadi, gangguan fungsi ventrikel kiri dan kematian setelah IMA. Proses
peradangan atau inflamasi yang terjadi pada IMA sering ditandai dengan leukositosis
perifer dan relatif paling sering adalah neutrofil (Rohani et al.,2011). Terdapat peningkatan
yang signifikan dalam total dan perbedaan jumlah leukosit pada pasien IMA sebagai
proinflamasi dan adanya korelasi yang signifikan antara jumlah WBC, Creatine Kinase
(CK) atau C- Reactive Protein (CRP) dalam proses peradangan pada pasien IMA(Khan et
al., 2011).

Pasien dengan jumlah leukosit yang tinggi atau leukositosis memiliki 5 kali lipat
mengalami gagal jantung kongesti dibandingkan dengan pasien yang jumlah leukositnya
rendah (Rohani et al., 2011). Peningkatan jumlah leukosit atau WBC count pada pasien
sindrom koroner akut (acute coroner sindrom) dapat meningkatkan terjadinya risiko
berulang (Byrne et al., 2004). Karena jumlah leukosit sangat berpengaruh dalam proses
peradangan yang terjadi pada pasien IMA dan dapat menjadi penyebab mortalitas yang
tinggi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian untuk membantu menambah informasi
adanya hubungan antara angka leukosit dengan angka kematian penderita infark miokard
akut di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2012.

B. Rumusan Masalah
Apakah terdapat hubungan antara angka leukosit dengan angka kematian penderita infark
miokard akut di RSUD Dr. Moewardi pada tahun 2012.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara angka leukosit dengan angka
kematian penderita infark miokard akut.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui angka leukosit pada penderita Infark miokard akut.
b. Mengetahui status kehidupan (hidup/mati) pada penderita infark miokard akut yang
dilihat dari angka leukosit penderita.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan informasi mengenai adanya
hubungan antara angka leukosit dengan angka kematian penderita infark miokard akut
di RSUD Dr. Moewardi pada tahun2012.
2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi instansi pendidikan dalam upaya penyebaran
informasi mengenai adanya hubungan antara angka leukosit dengan angka
kematian penderita infark miokard akut.
b. Bagi rumah sakit
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam rangka
meningkatkan upaya pelayanan kesehatan pada penderita infark miokard akut.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi atau acuan untuk
dikembangkan dalam penelitian selanjutnya.
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Definisi
Infark Miocardiac Acute terjadi ketika iskemia miokard yang biasanya timbul
sebagai akibat penyakit arterios klerosis, arteri korener, cukup untuk menghasilkan
nekrosis inversibel otot jantung (Huan Greay, ddk, 2005).
Infark Miocard akut adalah nefrosis miokard akibat aliran darah ke otot jantung
terganggu (H.M. Saepolahnoer 1999)
AMI meruoakan kondisi kematian pada miokard otot jantunh akibat dari aliran
darah ke bagian otot jantung terhambat.
AMI merupakan penyebab kematian utama bagi laki-laki dan perempuan di
Amerika diperkirakan lebih dari satu juta orang mengalami miocard infark di setiap
tahunnya lebih daro 600 orang meningkal akibat penyakit ini.
B. Etiologi
M iocard Infark Acute (AMI) terjadi jika suplay oksigen tidak sesuai dengan
kebutuhan tidak tertangani dengan baik sehingga menyebabkan kematian sel-sel
jantung tersebut. Beberapa hal yang menimbulkan oksigen tersebut :
A. Berkurangnya suplay oksigen ke miocard
Menurunnya suplay oksigen disebabkan kepaten oleh 3 faktor diantaranya
a. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepaten pembuluh darah mencapai sel-sel
jantung. Beberapa bisa mengganggu kepatenan pembuluh darah diantaranya :
arterosklerosis, spasme, dan arteritis.
Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang memiliki
riwayat penyakit jantung, dan biasanya dihubungkan dengan beberapa hal
antara lain
1) Mengkomsumsi obat-obatan tertentu
2) Stress emosional atau neyri
3) Terpapar suhu dengin yang ekstrem
4) Meroko
b. Faktor sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung ke
seluruh tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidakakan lepas
dari faktor pemompaan dan volume darah yang di pompakan. Kondisi ini
menyebabkan gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotens. Stenosis
maupun issufisiensi yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, mitraliis,
maupun trikupidalis) menyebabkan merununya cardiac outpun (COP).
c. Faktor darah
Darah merupaka pengangkut oksigen menuju ke seluruh tubuhjika daya
angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan pembuluh darah dan
pemompaan jantuung maka hal tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang
menyebakan terangkutnya pembuluh darah antara lain : anemia, hipoksemia
dan polisitemia.
B. Meningkatnya kebutuhn oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi
diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatnya COP. Akan
tetapi jika orang tersebut mengidap penyakit jantung mekanisme kompensasi justru
pada akhirnya makin memperberat kondisinya karena kebutuuhan oksigen semakin
mningkat, sedangkan suplay oksigen tidak bertambah. Oleh karena itu segala aktivitas
yang menyabkan kebutuhan oksigen akan memicu terjadinya infark.
Faktor penyebab acute miocard infark (AMI) : ( causwari, 2002)
a. Suply oksigen ke miocard berkurang disebakna oleh 3 faktor :
1. Faktor pembuluh darah : Aterosklerosis, spasme, dan arteritis
2. Faktor sirkulasi : hipotensi, stenotos aurta,hinsufiensi
3. Faktor darah : anemia, hipoksemia, polistemia
b. Curah jantung yang menigkat :
1. Aktivitas berle
2. Emosi
3. Makan terlalu banyak
4. Hypertiroidisme
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat:
1. Kerusakan miocard hypertensi diastolic

Faktor resiko akut miokart infark(AMI)

1. Faktor resiko yang dapat di dominasi .merupakan fangan intervensi tertentu bisa
dihilangkan yang termasuk dlam kelompok ini diantaranya
a. Merokok
Peran rokokok dalam penyakit jantung koroner ini antara lain:menimbulkan
aterosklerosis;peningkatan trombo genessis dan vasokontriksi peningkatan tekanan
darah ,pemicu aritmia jantung,meningkatkan kebutuhan oksigen jantung,dan
penurunan kapasitas pengangkutan oksigen..merokok 20 batang rokok atau lebih
bisa meningkatkan resiko 2-3 kali dibanding yang tidak merokok.
b. Konsumsi alkohol
Meskipun ada dasar teori mengenai efek protektif alkohol dosis rendah hingga
moderat ,dimana ia bisa meningkatkan trombolisis endogen,mengurangi adhesi
platelet dan mingkatkan kadar HDL dalam sirkulasi ,akan tetapi semuanya masih
kontroversial.
c. Infeksi
Infeksi chlamydia pneumoniae,organisme gram negative intraseluler dan penyebab
umum penyakit saluran pernafasan ,tampaknya hubungan dengan penyakit
koroner aterosklerotik
d. Hipertensi sistemik menyebabkan meningkatnya aftrer load yang secara tidak
langsung akan meningkatkan beban kerja jantung.
e. Obesitas
Terdapat hubungan yang erat antara berat badan peningkatan tekanan darah
peningkatan kolestrol darah,DM tidak tergantung insulin ,dan tingkat aktivitas
yang rendah.
f. Kurang olahraga
Aktivitas aerobic yang teratur akan menurunkan resiko terkena penyakit jantung
koroner yaitu sebesar 20-30%.
g. Penyakit diabetes
Resiko terjadinya penyakit jantung koroner pada pasien dengan DM sebesar 2-4
lebih tinggi dibanding orang biasa.
2. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi
Merupakan faktor resiko yang tidak bisa di rubah atau dikendalikan yaitu diantaranya:
a. Usia
Resiko meningkat pada pria diatas 45 tahun dan wanita diatas 55 tahun(umumnya
setelah menoupose)
b. Jenis kelamin
Morbiditas akibat penyakit jantung koroner pada laki-laki dua kali lebih besar
dibandingkan pada perempuan,hal ini terbykti insidensi PJK meningkat dengan
cepat dan akhirnya setara dengan laki-laki pada wanita setelah menopause.
c. Riwayat keluarga
Riwayat anggota sedarah yang mengalami PJK sebelum usia 70 tahun merupakan
factor resiko independent untuk terjadinya PJK ,terdapat bukti bahwa riwayat
positif pada keluarga mempengaruhi onset penderita PJK pada keluarga dekat.
d. RAS
Insidensi kematian akibat PJK pada orang Asia yang tinggal di inggris lebih tinggi
di banding dengan penduduk lokal,sedangkan angka yang rendah terdapat pada
RAS apro-karibia.
e. Geografi
Tingkat kematian akibat PJK lebih tinggi di irlandia utara,Skotlandia dan bagian
inggris utara dapat merefleksikan perbedaan diet ,kemurnian air,merokok,struktur
sosio ekomomi dan kehidupan urban.
f. Kelas social
g. Tingkat kematian akibat PJK tiga kali lebih timggi pada pekerja kasar laki-laki
terlatih dibandingkan dengan kelompok pekerja profesi (misal:dokter,pengacara
dll).selain itu pekerja kasar perempuan ternyata dua kali lebih besar untuk
mengalami kematian dini.
Faktor predisposisi Akut Miokard Infark(AMI) :(kasuri,2002)
1. Faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah:
a. Usia lebih dari 40 tahun
b. Jenis kelamin : insiden pada pria lebih tinggi,sedangkan pada wanita meningkat
setelah menopause
c. Hereditas
d. Ras :lebih tinggi insiden pada kulit hitam
2. Faktor resiko yang dapat diubah
a. Mayor
1. Hiperlipidema
2. Hipertensi
3. Merokok
4. Diabetes
5. Obesitas
6. Diet tinggi lemak jenuh
b. Minor
1. Inaktifitas fisik
2. Pola kepribadia tipe A (emosional,agresif,ambisius,kompetitif)
3. Stres psikologi berlebih
C. Patofiolagi akut miokard infark(AMI)
AMI terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama yaitu lebih dari
40 sampai 45 menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang irreversible. Bagian
jantung yang terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya iskemia yang terjadi
paling banyak di sebabkan oleh penyakit arteri koroner/ coronary artery disease
(CAD).terdapat materi lemak (plaque) yang telah terbentuk dalam lumen arteri koronia
(arteri yang mensuplai darah dan oksigen pada jantung) plaque dapat ruptur sehingga
menyebabkan bekuan darah pada permukaan plaque jika bekuan menjadi cukup besar
maka dapat menghambat aliran darah baik total maupun sebagian.
Terbendungnya aliran darah menghambat aliran darah mengambat oksigen
mencapai bagian otot jantung mencapai otot srteri tersebut.kuranya oksigen akan
merusak otot jantung, jika sumbatan itu tidak ditangani dengan cepat maka otot jantung
yang rusak itu akan mati atau neukrotik, selain disebabkan oleh terbentukya sumbatan
oleh plakue ternyata infark juga bisa terjadi pada orang dnegan arteri koroner normal
(5%). Spasme yang terjadi bisa di picu oleh beberapa hal antara lain: mengkonsumsi
obat obatan tertentu, stres, emosional, merokok, dan paparan suhu dingin yang
ekstreem spasme dapat terjadi pada pembuluh darah yang mengalami arteroskierotik
sehingga bisa menimbulkan oklusi kritis sehingga bisa menimbulkan infark juka
terlambat dalam penanganan nya letak infark ditentukan juga oleh letak arteri koroner
yang mensuplai darah ke jantung
Terdapat dua arteri koroner besar yaitu arteri koroner kanan dan kiri kemudian
arteri korner kiri dibagi dua yaitu desenden anterior dan arteri sirkumspeks kiri .arteri
koronaria secara funsioal infark miokard menyebabkan perubahan perubahan sebaga
berikut:daya kontraksi menurun gerakan ding ding abnormal daerah yang terkena
infark.
D. Manisfestasi klinis aku miokard infark(AMI)
Serangan AMI ditandai beberapa hal berikut
1. Nyeri dada
Mayoritas pasien AMI (90%)datang dengan keluhan nyeri dada ,perbedaan
dengan nyeri dada pada angina adalah nyeri pada AMI lebih panjang yaitu kurang
dari 30 menit ,sedangkan pada angina kurang dari itu,disamping itu nyeri pada
angina biasanya nyeri akan hilang saat istirahat sedangkan pada pada infark
tidak.nyeri dan rasa tertekan pada dada itu bisa disertai dengan keringat dingin atau
perasaan takut,meskipun AMI memiliki ciri nyeri khas yang menjalar ke kiri
,bahu,leher,sampai ke epigastrium,akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa
hanya sedikit ,hal tersebut biasanya terjadi pada penderita DM ,manula berkaitan
dengan neuropathy.
2. Sesak nafas
Bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir diastolic
ventrikel kiri,disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan hiperventilasi .pada
infark yang tanpa gejala nyeri sesak nafas merupakan tanda adanya disfungsi
ventrikel kiri yang bermakna
3. Gejala gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual muntah dan biasanya lebih
sering pada infark inferior ,dan stimulasi diafragma infark inferior juga bisa
menyebabkan cegukan terlebih-lebih bila di berikan martin untuk rasa sakitnya.
4. Gejala lain termasuk palpitasi
Rasa pusing atau sinkop dari aritmia ventrikel ,dan gejala akibat emboli
arteri (misalnya stroke,iskemia ekstremitas)
5. Bila diperiksa pasien sering memperlihatkan wajah pucat sebagai abu dengan
berkeringat kulit yang dingin,walaupun bila tanda-tanda klinis dari syok tidak
dijumpai.
6. Nadi biasanya cepat,kecuali bila ada hambatan AV yang komplit atau inkomplit
dalam beberapa jam ,kondisi klinis pasien mulai membaik ,tetapi demam sering
berkembang suhu meninggi untuk beberapa hari.
E. Pemeriksaan penunjang Akut Miokard Infark
Penegakan diagnosa serangan jantung berdasarkan gejala ,riwayat kesehtan
pribadi dan keluarga ,serta hasil test diagnostic.
1. EKG
Pada infark miokard yang mati tidak mengkonduksi listrik dan gagal untuk
repolarisasi secara normal ,mengakibatkan elevasi segmen ST.
2. Test darah
Selama serangan sel-sel otot jantung mati dan pecah sehingga protein protein
tertentu keluar masuk aliran darah.
3. Oronary Angiography
4. Elektrolit
Ketidak seimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan kontraktilitas.
F. Komplikasi Akut Miokard Infark
Perluasan infark dan iskemia pasca infark ,aritmia (sinus bradikardi,aritmia
ventrikular,gangguan konduksi),disfungsi otot jantung (gagal jantung kiri,hipotensi dan
shock)
G. Penatalaksanaan akut miokard infark(AMI)
Berikut adalah penanganan yang di lakukan pada pasien dengan AMI:
1. Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal,persediaan oksigen yang
melimpah untuk jaringan ,dapat menurunkan beban kerja jantung .oksigen yang di
berikan 5-6 L/menit binasal kanul
2. Pasang monitor kontinyu EKG segera
3. Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung
4. Pasang IV line untuk mempermudah pemberian obat
Obat obtan yang digunakan pada pasien AMI diantaranya:
a. Obat obatan trombolik
b. Obat-obtan ini ditunjukan untuk memperbaiki kembali aliran darah pembuluh
darah koroner,obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang
menyumbat arteri koroner.
c. Beta blocker
Obat-obatan ini untuk menurunkan beban kerja jantung
d. Anti koagulan
Obat-obtan ini mengencerkan darah dan mencegah pembekuan dalam darah.
e. Antiplatelet
Misal aspirin dan clopidogrel,menghentikan platelet untuk membentuk
pembekuan yang tidak diinginkan
H. Pemeriksaan fisik akut miokard infark(AMI)
Tampilan umum
1. Pasien tanpak pucat,berkeringat dan grlisah akibat aktivitas simpatis berlebihan
,pasien juga tanpak sesak ,demam derjatsedang(<38c) bisa timbul setelah 12-24
jam pasca infark
2. Denyut nadi dan tekanan darah sinus takikardi (100-120x/mnt) terjadi pada
sepertiga pasien
3. Pemeriksaan jantung,terdengar bunyi jantung S4 dan S3 atau mur-mur,bunyi
gesekan perikard jarang terdengar hingga hingga hari ke dua ke tiga atau lebih lama
lagi(hingga 6 minggu) sebagai gambaran dari sindrom dressler.
4. Pemeriksaan paru ,ronkhi ahir pernafasan bisa terdengar ,walaupun mungkin tidak
terdapat gambaran edema paru pada radiografi ,jika terdapat edema paru ,maka hal
itu merupakan komplikasi infark luas,biasanya anterior.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Tn.Rahmat
Tanggal masuk RS : 23 Januari 2012
Tempat/tgl lahir : Medan/12 Januari 1940
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Jl.sei blutu no 21
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
2. Status kesehatan saat ini
Keluhan utama :
Pasien mengatakan dada sesak dan pusing,cemas,
Faktor pencetus :
Aktifitas dan stress
Upaya yang dilakukan mengatasinya
Sendiri : memberi pijatan dan meminum air hangat
Orang lain: membawa klien ke RS.A untuk berobat
Diagnosa medis : PJK
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Sekitar 5 tahun yang lalu klien menderita hipertensi, sejak itu klien control ke RS
tapi tidak rutin.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pada keluarga tidak ada yang menderita penyakit hipertensi,atau jantung.
5. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Kebiasaan merokok seak muda, tapi mulai tahun 2005 tidak merokok lagi, jamu,
Olah raga/gerak badan
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Sebelum masuk RS klien makan 3 x sehari dengan porsi cukup, saat
Masuk RS pemenuhan nutrisi Diit jantung III dengan 1700 kal, minum 750 cc/24
jam, kesulitan menelan tidak ada, keadaan yang mengganggu nutrisi tidak ada,
status gizi yang berhubungan dengan keadaan tubuh: postur tubuh gemuk,
keadaan rambut bersih. BB Kg, TB cm.
c. Pola eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 x/2 hari Frekuensi : 5 - 6x/hari
Warna dan bau : dbn Warna dan bau : dbn
Konsistensi : dbn Keluhan : tidak ada
Keluhan : tidak ada
d. Pola tidur dan istirahat
Tidur Istirahat
Frekuensi : 2 x/hari Frekuensi : 4 – 6 x/hari
Jam tidur siang : 4 – 5 jam/hari Keluhan : tidak ada
Jam tidur malam : 6 – 7 jam/hari
Keluhan : tidak ada
e. Pola aktivitas
Klien hanya istirahat di rumah saja, tidak ada kegiatan sehari – hari karena
merasa sesak bila melakukan aktivitas yang agak berat dan klien merasa sudah
pensiun.
f. Pola sensori dan kognitif
Sensori :
Daya penciuman, daya rasa, daya raba, daya pendengaran baik.
Kognitif :
Proses berfikir, isi pikiran, daya ingat baik.
g. Pola penanggulangan stress
Penyebab stress, mekanisme terhadap stress, adaptasi terhadap stress, Pertahanan
diri sementara biasanya klien meminta bantuan pada anak atau cucunya.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan penyakit sedang, kesadaran komposmentis, suara bicara jelas, tekanan
darah 150/90 mmHg, suhu tubuh 37◦C, pernapasan 20 X/menit, nadi 100X/menit
b. Sistem integument
Tidak tampak pucat, permukaan kulit baik, tekstur baik, rambut tipis dan bersih,
tidak botak, hematom pada perut kuadran kanan bawah.
c. Head to toe
1) Kepala
Normo cephalic, simetris, nyeri kepala tidak ada.
2) Muka
Simetris, odema , otot muka dan rahang kekuatan normal, sianosis tidak
ada
3) Mata
Alis mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (-), pupil isokor sclera
tidak ikterus (-), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan menurun.
4) Telinga
Secret, serumen, benda asing, membran timpani dalam batas normal,
pendengaran menurun.
5) Hidung
Deformitas, mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping
hidung tidak ada.
6) Mulut dan faring
Bau mulut , stomatitis (-), gigi banyak yang hilang, Kelainan lidah tidak
ada.
7) Leher
Simetris, kaku kuduk tidak adak, pembesaran vena jugularis 5 + 2
8) Thoraks
Paru Gerakan simetris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-),
perkusi resonan, rhonchi +/-, wheezing -/-, vocal fremitus kuat dan simitris.
9) Jantung
Batas jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri, batas kanan ics 2
sternal kanan dan ics 5 axilla anterior kanan.perkusi dullness. Bunyi s1 dan
s2 tunggal, gallop (-), mumur (-). capillary refill 2 – 3 detik
10) Abdomen
Bising usus +, tidak ada benjolan, nyeri tekan pada kuadran kanan bawah,
pembesaran hepar 2 jari lunak.
11) Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembulu limfe tidak
ada., tidak ada hemoroid.
12) Ekstrimitas
Akral hangat, edema -/-, kekuatan 4/4, gerak yang tidak disadari -/-
13) Tulang belakang
Tidak ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
7. Pemeriksaan penunjang
Laboratorium Tanggal : 3-12-2005
No Jenis Pemeriksaaan Hasil

1 Hemoglobin 11.9
2 Hematokrit 35
3 Leukosit 6300
4 Trombosit 255.000
5 Ph 7.492
6 Po2 133.4
7 Pco2 23.6
8 HCO3 17.9
9 Saturasi O2 98.8
10 Natrium 138
11 Kalium 5,3
12 Clorida 101
13 Ureum 14
14 Creatinin 210
15 SGOT 111,3
16 SGPT 360
17 Albumin 3.8
18 Gula darah 97
19 Ck 771
20 CKMB 100
Pemeriksaan Radiologi
Tanggal 3/12/2005
Hasil/kesan : CTR > 50 % ( kardiomegali ) ECG
Tanggal : 12-12-2005
Hasil/kesan : irama sinus, ST elevasi pada V4, Q patologis pada v1-v3.
Tanggal : 5-12-2005
Hasil/kesan : Irama sinus, HR 110 x/mnt ireguler , axis, LAD Echocardiographi
Tanggal : 7-12-2005
Kesimpulan : LVH, RVH, CAD pada anterior
8. Terapi
Obat Dosis

Clotix 75 mg 1x1
1x1
Aspilets (cardio aspion)
3x1
Cedocard 5 mg 1x1
2x1
Lipitor 40mg
2x1
Xanax 0,25mg 1x1
2x1
Ranitidin 150 mg
2x1
Avelox 400mg 2x1

Dobutamin 5cc/i

Lovenox 0.6ml/13 j(sc)

Pchidine 25 g

Diet
Diet Jantung ( 1700 kal ), RG
9. Pengelompokan Data:
DS:
“dada saya nyeri”
“saya sesak”
“saya keringat dingin”
“saya pusing”
“saya batuk”
“saya lemas”
DO:
- Pasien tampak meringis dan memegang dada.
- RR:28 x /i
- TD:150mmhg
- Sputum
- Nadi:90 x/i
- Berbaring ditempat tidur
10. ANALISA DATA
No Data Etiologi Problem
1 DS: Iskemia jaringan jantung Gangguan rasa
“dada saya nyeri” atau sumbatan pada nyaman nyeri
“saya sesak” arteri koronaria.
“saya keringat dingin”
DO:
-Pasien tampak meringis
dan memegang dada.
-RR:28 x /i
-TD:150mmhg
2 DS: Hipoksia Ganguan
“saya sesak” pemenuhan
“saya tidak bisa bebas oksigen
bergerak”
“saya gelisah”
DO:
-RR:28 x/i
-os berbaring ditempat
tidur”
-os cemas
3 Dekubitus Intoleransi
aktivitas
I. Diagnosa Keperawatan
Aktual
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau
sumbatan pada arteri koronaria ditandai dengan dada nyeri,sesak,keringat
dingin,tampak meringis dan memegang dada,RR:28 x /I,TD:150mmhg.
2. Ganguan pemenuhan oksigen berhubungan dengan hipoksia ditandai oleh
sesak,tidak bebas bergerak,gelisah,RR:28 x/I,berbaring ditempat tidur,os cemas.
*Potensial
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan dekubitus.

II. Intervensi
No Diagnosa Intervensi

1 Gangguan rasa nyaman nyeri 1. Berikan oksigen


berhubungan dengan iskemia jaringan 2. Monitor dan kaji karakteristik
jantung atau sumbatan pada arteri dan lokasi nyeri.
koronaria ditandai dengan dada 3. Monitor tanda-tanda vital
nyeri,sesak,keringat dingin,tampak (tekanan darah, nadi, respirasi,
meringis dan memegang dada, kesadaran).
4. Anjurkan pada pasien agar
RR:28 x /I,TD:150mmhg.
segera melaporkan bila terjadi
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan nyeri dada.
keperawatan klien di harapkan mampu 5. Ciptakn suasana lingkungan
menunjukan adanya penurunan rasa yangtenang dan nyaman.
nyeri dada. 6. Ajarkan dan anjurkan pada
pasien untuk melakukan tehnik
Kriteria Hasil:
relaksasi.
Pada tanggal 23 januari 2012,rasa nyeri 7. Kolaborasi dalam : Pemberian
berkurang oksigen dan Obat-obatan (beta
blocker, anti angina, analgesic)
8. Ukur tanda vital sebelum dan
sesudah dilakukan pengobatan
dengan narkosa.
2 Ganguan pemenuhan oksigen 1. Berikan oksigen
berhubungan dengan hipoksia ditandai 2. Ukur vital sign
oleh sesak,tidak bebas 3. Beri os minum air hangat(sedikit
bergerak,gelisah,RR:28 x/I,berbaring sedikit)
ditempat tidur,os cemas. 4. Lakukan latihan untuk
mempertahankan jalan nafas
Tujuan :mempertahankan dan
5. Kolaborasi dengan dokter
meningkatkan oksigenisasi

Kriteria hasil:

Pada tanggal 23 januari 2012,keluhan


sesak nafas ,batuk,gelisah hilang.

3 Intoleransi aktifitas berhubungan 1. Ukur vital sign


dengan dekubitus 2. Catat frekuensi
jantung,irama,dan perubahan
Tujuan : Peningkatan aktifitas
tekanan darah selama dan
Kriteria Hasil : sesudah aktifitas.
3. Jelaskan pola peningkatan
Pada tanggal 24Januari 2012,os dapat
bertahap dari tingkat aktifitas .
meningkatkan aktifitas.
TOOL PSIKOGERONTIK
1. INDEX KATZ
PENGKAJIAN STATUS FUNGSIONAL
(Indeks Kemandirian Katz)

No Aktivitas Mandiri Tergantung

1. Mandi √

Bantuan hanya pada satu bagian mandi ( seperti


punggung atau ekstremitas yang tidak mampu
)atau mandi sendiri sepenuhnya.

Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,


bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta √
tidak mandi sendiri

2. Berpakaian: √

Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,


melepas pakaian, mengancingi atau mengikat
pakaian

Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya √


sebagian

3. Ke kamar kecil √

Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian


membersihkan genetalia sendiri

Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil


dan menggunakan pispot

4. Berpindah √

Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,


bangkit dari kursi sendiri

Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur


atau kursi tidak melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5. Kontinen √

BAK dan BAB seluruhnya di control sendi

Inkontinensia parsial atau total ; penggunaan


kateter, pispot, enema dan pembalut ( pempers)

6. Makan √

Mengambil makanan dari piring dan


menyuapinya sendiri

Bantuan dalam hal mengambil makanan dari


piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali
dan makan parenteral √
( NGT)
2. BARTHEL INDEX

LEMBAR PENGKAJIAN INDEKS BARTHEL


1. Nama Klien :
2. Usia :
3. Alamat :
4. Jenis Kelamin :
5. Sumber Informasi :
6. Tabel 1. Lembar Pengkajian Indeks Barthel
No. Item Yang Dinilai Skor
1. Makan 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan memotong lauk, mengoles
mentega dll
2 = Mandiri
2. Mandi 0 = Tergantung orang lain
1 = Mandiri
3. Perawatan diri 0 = Membutuhkan bantuan orang lain
1 = Mandiri dalam perawatan muka, rambut, gigi,
dan bercukur
4. Berpakaian 0 = Tergantung orang lain
1 = Sebagian dibantu (misal mengancing baju)
2 = Mandiri
5. Buang air kecil 0 = Inkontinensia atau pakai kateter dan tidak
terkontrol
1 = Kadang Inkontinensia (maks, 1x24 jam)
2 = Kontinensia (teratur untuk lebih dari 7 hari)
6. Buang air besar 0 = Inkontinensia (tidak teratur atau perlu
enema)
1 = Kadang Inkontensia (sekali seminggu)
2 = Kontinensia (teratur)
7. Penggunaan toilet 0 = Tergantung bantuan orang lain
1 = Membutuhkan bantuan, tapi dapat
melakukan beberapa hal sendiri
2 = Mandiri
8. Transfer 0 = Tidak mampu
1 = Butuh bantuan untuk bisa duduk (2 orang)
2 = Bantuan kecil (1 orang)
3 = Mandiri
9. Mobilitas (berjalan 0 = Immobile (tidak mampu)
diperumukaan datar) 1 = Menggunakan kursi roda
2 = Berjalan dengan bantuan satu orang
3 = Mandiri (meskipun menggunakan alat bantu
seperti, tongkat)
10. Naik turun tangga 0 = Tidak mampu
1 = Membutuhkan bantuan (alat bantu)
2 = Mandiri
Nilai :8
Keterangan : ketergantungan berat karena usia yang tua dan faktor penyakit yang menyaran
kan mengurangi aktivitas
Skor Keterangan
20 Mandiri
19 – 12 Ketergantungan ringan
11 – 9 Ketergantungan sedang
8–5 Ketergantungan berat
4–0 Ketergantungan total

3. INVENTARIS DEPRESI BECK


4. INVENTARIS DEPRESI BECK

Nama Klien : Tn/Ny….…………………. Tanggal : ……………..


Jenis Kelamin : L / P Umur : ….Tahun TB/BB : … cm/ …. Kg
Agama : ……………………………. Gol Darah : ……………….
Pendidikan : SD/SMP/SMA/PT
Alamat : Jl………….……………….
Nama Pewawancara : …………………………….
SKORE URAIAN
A KESEDIHAN
3 Saya sangat sedih/tidak bahagia, dimana saya tidak dapat menghadapinya
2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih/galau
0 Saya tidak merasa sedih

B PESIMISME
3 Merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tidak dapat membaik
2 Merasa tidak punya apa-apa & memandang ke masa depan
1 Merasa kecil hati tentang masa depan
0 Tidak begitu pesimis / kecil hati tentang masa depan
C RASA KEGAGALAN
3 Merasa benar-benar gagal sebagai orang tua (suami/istri)
2 Bila melihat kehidupan kebelakang, semua yang dapat saya lihat kegagalan
1 Merasa telah gagal melebihi orang pada umumnya
0 Tidak merasa gagal
D KETIDAK PUASAN
3 Tidak puas dengan segalanya
2 Tidak lagi mendapat kepuasan dari apapun
1 Tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Tidak merasa tidak puas
E RASA BERSALAH
3 Merasa seolah sangat beuruk / tidak berharga
2 Merasa sangat bersalah
1 Merasa buruk/tidak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Tidak merasa benar-benar bersalah
F TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI
3 Saya benci diri saya sendiri
2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
G MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI
3 Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
2 Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
1 Saya merasa lebih baik mati
0 Saya tidak punya pikiran tentang membahayakan diri sendiri
H MENARIK DIRI DARI SOSIAL
3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & tidak perduli pada
mereka semuanya
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain & mempunyai sedikit
perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
I KERAGU-RAGUAN
3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
J PERUBAHAN GAMBARAN DIRI
3 Merasa bahwa saya jelek / tampak menjijikan
2 Merasa bahwa ada perubahan yang permanen dalam penampilan
1 Saya khawatir saya tampak tua / tidak menarik & ini membuat saya tidak menarik
Nilai : 5

Keterangn: depresi ringan diakibatkan karena seringnya ketergantungan kepada orang lain.
MMSE
Mini-Mental State Exam (MMSE)
Nama (Intital) : (L / P)
Umur :
No Aspek Kongnitif Nilai Maksimal Nilai Klien Kriteria

1. Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan


benar:
1.Tahun
2.Musim
3.Tanggal
4.Hari
5.Bulan

2. Orientasi 5 5 Dimana sekarang kita


Registrasi 3 berbeda?
1.Negara
2.Provinsi
3.Kabupaten
4.Kecamatan
5.Desa
Sebutkan tiga nama
objek (kursi, meja,
kertas) kemudia
ditanyakan kepada
klien menjawab:
1.Kursi
2.Meja
3.Kertas

3. Perhatian dan 5 5 Meminta klien


Kalukasi berhiutng dari 100,
kemudian dikurangi 7
sampai lima tingkat
100, 93, 86 ,....

4. Mengingat 3 3 Meminta klien untuk


mengulangi 3 objek
pada poin 2

1.Kursi

2.Meja

3.Kertas

5. Bahasa 9 9 Menanyakan kepada


klien tentang benda
(sambil menunjuk
benda tersebut)
1.Jendela
2.Jam dinding
Meminta klien untuk
mengulangi kata
berikut “tak ada jika,
dan, atau, tetapi” klien
menjawab “dan, atau,
tetapi” minta klien
untuk mengikuti
perintah berikut yang
terdiri dari tiga
langkah:
“Ambil bulpoint di
tangan anda, ambil
kertas, menulis saya
mau tidur”.
1.Ambil bolpen
2.Ambil kertas
Perintahkan klien
untuk hal berikut (bila
aktifitas sesuai
perintah nilai 1 point)
“Tutup mata anda”
1.Klien menutup mata
Perintahkan pada
klien untuk menulis
kalimat
atau menyalin gambar

Total 30
Skor :26 pasein
Nilai 24-30 : Normal
Nilai 17-23 : Probable Gangguan Kongnitif
Nilai 0-16: Definitif Gangguan Kongnitif

SHORT PORTABLE MENTAL STATUS QUESTIONNAIRE ( SPMSQ)


Penilaian ini Untuk mengetahui fungsi intelektual pada lansia
Nama klien = Tn. P
Tanggal = 1 Maret 2017
jenis kelamin = laki - laki
umur = 70 Tahun
Tb / bb = 175 cm / 65 kg
Agama = Islam
Suku = jawa
Gol.darah = b
skore No Pertanyaan jawaban

+ -

+ 1 Tanggal berapa hari ini? 1 maret 2017

+ 2 Hari apa sekarang ? Selasa

+ 3 Apa nama tempat ini ? Ruang tamu

- 4 Berapa nomor telepon anda ? Lupa

Dimana alamat anda ? Jl. Ahmad yani n0 2 sura

(tanyakan bila memiliki telepon)

+ 5 Berapa umur anda? 65 tahun

+ 6 Kapan anda lahir? 2 maret 1947


- 7 Siapa presiden indonesia sekarang ? Susilo bambang yudhoyono

- 8 Siapa presiden sbelumya? Jokowi

+ 9 Siapa nama ibu anda? Suryani

+ 10 Berapa 20-3 (begitu seterusnya sampai Klien diam dan tidak menjawab.
bilangan terkecil )

Nlai : dengan nilai keseluruhan 3 dari nilai benar 7 dan nilai salah 3. Jadi termasuk aktegori
kerusakan intelektual ringan.
Keterangan
1. Kesalahan 0-2 : fungsi intelektual utuh
2. Kesalahan 3-4 : kerusakan intelektual ringan
3. Kesalahan 5-7 : kerusakan intelektual sedang
4. Kesalahan 8-10: kerusakan intelektual berat

Anda mungkin juga menyukai