Anda di halaman 1dari 36

IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN OBAT

GOLONGAN KEMOTERAPI

Dosen pembimbing : Laili Nur Azizah, S.Kep., Ners., M.Kep

Disusun Oleh :
YENI SUSILOWATI (182303101004)
SHERLY AMANDA G. (182303101005)
ELSHINTA DIKA M. (182303101006)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, dimana atas rahmat dan karuniaNya
kami dapat menyusun tugas makalah yang mengangkat tentang KEMOTERAPI pada mata
kuliah farmakologi.
Dalam proses penyusunan tugas makalah ini, tentu saja kami kelompok 2 mengalami
banyak kendala dan permasalahan. Namun berkat kekompakan dari anggota kelompok dengan
disertai berbagai sumber materi yang ada, akhirnya tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya. Kami menyadari bahwa tugas makalah ini masih belum sempurna, baik dari isi
maupun sistematika penulisannya maka dari itu kelompok 2 berterima kasih apabila ada kritik
dan saran dari pembaca yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi mahasiswa
Program Studi D3 keperawatan universitas Jember.

Lumajang , 06 September 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................................2


DAFTAR ISI .........................................................................................................................................3
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................................................4
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................5
1.1 Latar belakang ..........................................................................................................................5
1.2 Tujuan penulisan ......................................................................................................................5
1.3 Manfaat Penulisan ....................................................................................................................6
BAB 2 KONSEP OBAT GOLONGAN KEMOTERAPI ..................................................................................7
2.1 Definisi Kemoterapi ..................................................................................................................7
2.3 Indikasi.....................................................................................................................................9
2.4 Kontra Indikasi .........................................................................................................................9
2.5 Efek Samping ............................................................................................................................9
2.6 Peringatan ................................................................................................................................9
BAB 3 IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN OBAT GOLONGAN KEMOTERAPI................................. 12
3.1 Pengkajian Keperawatan ........................................................................................................ 12
3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................................................... 12
3.3 Intervensi Keperawatan .......................................................................................................... 13
3.5 Implementasi Keperawatan .................................................................................................... 33
3.4 Evaluasi Keperawatan ............................................................................................................. 33
BAB 4 PENUTUP ............................................................................................................................... 34
4.1 Kesimpulan............................................................................................................................. 34
4.2 Saran ...................................................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 35
LAMPIRAN ....................................................................................................................................... 36

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1..................................................................................................................................................... 36

4
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker secara sistemik yang
sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, local maupun metastatis.
Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya karena bersifat sistemik
mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan cara pemberian melalui infuse, dan sering menjadi
pilihan metode efektif dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut local (Desen,
2008). Kanker merupakan penyebab kematian ke dua di dunia. Menurut laporan Badan
Kesehatan dunia (WHO) tahun 2003, setiap tahun timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru
kanker dengan prediksi peningkatan setiap tahun timbul lebih dari 10 juta kasus penderita baru
kanker dengan prediksi peningkatan setiap tahun kurang lebih 20%. Diperkirakan pada tahun
2020 jumlah penderita baru penyakit kanker meningkat hampir 20 juta penderita, 84 juta orang
di antaranya akan meninggal pada sepuluh tahun ke depan. Diperkirakan setiap 11 menit ada satu
penduduk dunia meninggal karena kanker dan setiap 3 menit ada satu penderita kanker baru.
(Jauhari, 2009)
Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis obat yang
diperlukan (Adiwijono, 2006). Obat kemoterapi umumnya berupa kombinasi dari beberapa obat
yang diberikan secara bersamaan dengan jadwal yang telah ditentukan .Selain membunuh sel
kanker, obat kemoterapi juga berefek pada sel-sel sehat yang normal, terutama yang cepat
membelah atau cepat tumbuh seperti rambut, lapisan mukosa usus dan sumsum tulang. Beberapa
efek samping yang terjadi pada kemoterapi, gangguan mual dan muntah adalah efek samping
frekuensi terbesar (Yusuf, 2007). Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan
mual muntah setelah kemoterapi diantaranya adalah dengan terapi farmakologik, yaitu dengan
obat anti mual dan muntah sebelum dan sesudah kemoterapi (premedikasi) dan non farmakologik
yaitu berupa lingkungan yang kondusif untuk tenang dan nyaman, pengaturan pemberian nutrisi
dan relaksasi (Abdulmuthalib, 2006).
1.2 Tujuan penulisan

5
1. Untuk mengetahui deskripsi Kemoterapi
2. Untuk mengetahui cara kerja Kemoterapi
3. Untuk mengetahui indikasi Kemoterapi
4. Untuk mengetahui kontra indikasi Kemoterapi
5. Untuk mengetahui efek samping Kemoterapi
6. Untuk mengetahui peringatan Kemoterapi
7. Untuk mengetahui dosis/aturan pakai Kemoterapi
1.3 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memperkaya pengetahui mahasiswa D3 Keperawatan
mengenai kemoterapi.

6
BAB 2 KONSEP OBAT GOLONGAN KEMOTERAPI

2.1 Definisi Kemoterapi


Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan yang bertujuan
untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel Kanker. Banyak obat yang digunakan
dalam Kemoterapi. Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum operasi,
merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan mengobati beberapa macam
kanker darah. Bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-
zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
2.2 Cara Kerja Kemoterapi
Suatu sel normal akan berkembang mengikuti siklus pembelahan sel yang teratur.
Beberapa sel akan membelah diri dan membentuk sel baru dan sel yang lain akan mati. Sel yang
abnormal akan membelah diri dan berkembang secara tidak terkontrol, yang pada akhirnya akan
terjadi suatu massa yang dikenal sebagai tumor.
Siklus sel secara sederhana dibagi menjadi 5 tahap, yaitu:
a) Fase G0, dikenal juga sebagai fase istirahat. Ketika ada sinyal untuk berkembang, sel ini
akan memasuki fase G1
b) Fase G1, pada fase ini sel siap untuk membelah diri yang diperantarai oleh beberapa
protein penting untuk bereproduksi. Fase berlangsung 18-30 jam
c) Fase S, disebut sebagai fase sintesis. Pada fase ini DNA sel akan dikopi. Fase
berlangsung 18-20 jam
d) Fase G2, sintesis protein terus berlanjut. Fase ini berlangsung 2-10 jam
e) Fase M. Sel dibagi menjadi 2 sel baru. Fase ini berlangsung 30-60 menit
Siklus sel sangat penting dalam kemoterapi sebab obat kemoterapi mempunyai target dan
efek merusak yang berbeda tergantung pada siklus selnya. Obat kemoterapi aktif pada saat sel
sedang bereproduksi (bukan pada fase G0), sehingga sel tumor yang aktif merupakan target
utama dalam kemoterapi. Namun, oleh karena sel yang sehat juga bereproduksi, maka tidak
tertutup kemungkinan mereka juga akan terpengaruh oleh kemoterapi, yang akan muncul sebagai
efek samping obat (Sukardja, 2000).
Menurut mekanisme kerjanya, maka obat kemoterapi dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Alkilator

7
- Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan
silang DNA
- Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada gugus amino,
karboksil, sulfhidril, atau fosfat
- Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik
2) Antimetabolit
- Menghambat enzim-enzim asam nukleat efek lebih toksis pada sel-sel yang sedang
berproliferasi
- Menghambat mitosis (Spindle poisons) mempengaruhi mikrotubulus yang berperan
dalam proses mitosis.
3) Antibiotika
Golongan obat kemoterapi ini bekerja dengan cara masuk ke dalam molekul DNA atau
RNA. Ketika mereka berada di dalam molekul DNA atau RNA, molekul menjadi rusak.
Akhirnya, karena kerusakan DNA dan RNA sel kanker tidak dapat membelah dan mati.
Golongan antibiotik sitotoksik ini diperoleh dari bakteri.
4) Inhibitor protein mikrotubuli
Berikatan dengan protein mikrotubul inti sel tumor, menghambat sintesis dan
polimerisasi mikrotubul, sehingga mitosis berhenti pada metafase, replikasi sel
terganggu.
5) Inhibitor topoisomerase
Golongan obat kemoterapi ini menghambat kerja enzim topoisomerase, baik
topoisomerase I dan II. Enzim topoisomerase merupakan enzim yang mengatur
perubahan struktur DNA. Sekarang ini enzim topoisomerase menjadi target populer bagi
pengobatan kemoterapi. Hal ini disebabkan karena adanya dugaan bahwa bila enzim ini
dihambat maka tahap ligasi pada siklus sel akan terhambat pula, akibatnya akan terjadi
pemecahan rantai DNA yang menyebabkan kematian sel dan apoptosis.
6) Golongan hormon
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan toksisitasnya relatif rendah.
Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara langsung, dan dapat pula digabungkan
dengan zat radioaktif atau kemoterapi tertentu.
7) Golongan target molekular

8
Obat ini tertuju pada target molekul yang menjadi kunci dalam proses timbul dan
berkembangnya kanker, misalnya enzim tirosin kinase (TK), farnesil transverase (FT),
matriks metaloproteinase (MMP), dll.
2.3 Indikasi
Menurut Smeltzer dan Bare (2010), kemoterapi dapat diberikan sebagai adjuvant,
neoadjuvant tetapi secara umum kemoterapi diberikan bila ukuran tumor besar (T2 dan T3), ada
metafase.
2.4 Kontra Indikasi
a) Penderita dalam keadaan terminal atau tingkat kemampuan berperan di bawah 30
b) Ada penekanan sumsum tulang yang berat (dilihat dari hitung leukosit/trombosit)
c) Pemberian kemoterapi sebelum jangka waktu tiga minggu
d) Adanya infeksi akut
e) Kehamilan (trimester pertama)
f) Pembedah besar, missal : laparotomy, torakotomi, (dalam waktu 10-20 hari)
g) Penderita dalam keadaan senil (gangguan psikiatri berat)
h) Bila tidak mungkin dilakukan pemeriksaan/rawat lanjut yang baik dan lengkap
2.5 Efek Samping
Menurut Smeltzer dan Bare (2010), efek samping kemoterapi adalah reaksi alergi,
ekstravasi obat, mual, muntah, dehidrasi, stomatitis, anemi, leukopeni, dan trombosipeni.
2.6 Peringatan
Prosedur kemoterapi merupakan pengobatan yang dilakukan untuk kondisi yang serius.
Oleh karena itu, perencanaan secara matang dibutuhkan dari pasien dan tim dokter pelaksana.
Perencanaan tersebut menyangkut pertimbangan jenis kemoterapi yang akan dijalankan, efek
samping yang akan muncul, serta tingkat keberhasilan kemoterapi.
Perencanaan kemoterapi dapat dilakukan setelah pasien menjalani serangkaian tes
(misalnya pemeriksaan darah, pemindaian, atau foto Rontgen) guna mengetahui kondisi
kesehatan pasien, apakah cukup kuat untuk menjalani kemoterapi atau tidak. Pemeriksaan infeksi
pada gigi juga dibutuhkan karena infeksi gigi berisiko menyebar akibat efek kemoterapi pada
tubuh.
Setelah mengetahui kondisi pasien, tim dokter dapat menetapkan jenis dan jangka waktu
pelaksanaan kemoterapi. Kemoterapi biasanya diberikan dalam hitungan siklus, yang terdiri dari

9
masa kemoterapi ditambah dengan masa istirahat. Contohnya, kemoterapi selama 1 minggu lalu
diikuti periode istirahat selama 3 minggu. Pelaksanaan kemoterapi umumnya memakan waktu
beberapa bulan yang terdiri dari beberapa siklus.
Salah satu yang perlu diingat adalah kemoterapi tidak dianjurkan untuk wanita hamil
karena dapat menyebabkab bayi atau janin menjadi cacat. Bagi yang akan menjalani kemoterapi,
diharapkan menggunakan kontrasepsi selama kemoterapi agar tidak terjadi kehamilan.
Peringatan yang sama juga diberikan bagi pasien yang mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk
obat herbal. Reaksi obat-obatan tersebut terhadap obat kemoterapi tidak dapat diperkirakan.
Obat-obatan yang biasanya diberikan dalam kemoterapi meliputi obat yang dapat menghalangi
pembelahan sel (alkylating agent), obat yang dapat menghambat pembentukan RNA dan DNA
(antimetabolit), serta antibiotik antitumor yang mengubah DNA dalam sel kanker.
2.7 Dosis / Aturan Pakai
Bergantung dari obat yang diberikan, ada berbagai cara untuk menentukan dosis kemoterapi.
Dosis kemoterapi diukur dalam satuan miligram (mg).
Keseluruhan dosis dapat didasari dari berat badan manusia dalam kilogram (kg) (1 kilogram =
2,2 pounds). Untuk lebih sederhananya, jika standar dosis sebuah obat adalah 10 miligram per
kilogram (10 mg/kg) dan berat badan seseorang adalah 110 pounds (50 kilogram) akan menerima
dosis sebesar 500 mg (10 mg/kg x 50 kg).
Beberapa dosis kemoterapi ditentukan berdasarkan Luas Permukaan Tubuh (Body
Surface Area = BSA), dimana dokter akan mengkalkulasikan dosis menggunakan berat dan
tinggi badan Anda. BSA menggunakan satuan meter kuadrat (m2).
Dosis bagi anak-anak dan dewasa berbeda. Hal ini dikarenakan proses obat dalam tubuh
anak-anak berbeda dan memiliki tingkat sensitifitas yang berbeda. Untuk alasan yang sama,
dosis beberapa obat dapat disesuaikan berdasarkan kategori seorang penderita, seperti:
a. Penderita lanjut usia
b. Status kurang nutrisi
c. Obesitas/ kegemukan
d. Sedang atau telah menjalani pengobatan lainnya
e. Sedang atau telah menjalani terapi radiasi
f. Jumlah sel darah merah yang rendah
g. Memiliki penyakit hati atau ginjal

10
11
BAB 3 IMPLIKASI KEPERAWATAN PEMBERIAN OBAT GOLONGAN
KEMOTERAPI

3.1 Pengkajian Keperawatan


1. Melakukan pengkajian meliputi
a. Identitas (pekerjaan klien dan tempat tinggal mempengaruhi riwayat penyakit)
b. Tingkat kesadaran
c. Berat badan
d. TTV
e. Rasa tidak nyaman pada saluran penceraan (mual, muntah, nyeri)
f. Masalah tentang berkemih (rasa terbakar, frekuensi)
g. Perubahan pada fungsi neurologis (sakit kepala, gangguan penglihatan, berjalan dan
mendengar)
h. Kondisi kulit
i. Bunyi paru
j. Nafsu makan
k. Perubahan pola defekasi atau warnanya dan konsistensi
l. Perubahan dalam tingkat aktivitas
2. Pemeriksaan hasil laboratorium
a. Nilai JDL untuk supresi sumsum tulang
b. Nilai BUN dan kreatinin untuk fungsi ginjal
c. Pemeriksaan fungsi untuk kerusakan hati
d. Nilai sinar-X dada untuk fibrosis pulmoner
e. Nilai EKG untuk kardiotoksisitas
f. Kadar asam urat serum untuk meningkatkan pada penggunaan beberapa agen
3. Kaji pemahaman tentang kemoterapi dan masalah potensial efek samping terapi
3.2 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah
sekunder terhadap kemoterapi
2. Ganguan konsep diri berhubungan dengan perubahan aktual citra tubuh sekunder
terhadap kemoterapi

12
3. Perubahan fungsi defekasi berhubungan dengan efek efek merugikan dari kemoterapi
4. Ansietas berhubungan dengan takut akan kemoterapi dan kemungkinan efek samping
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder terhadap anemia karena
kemoterapi
6. Resiko tinggi terhadap perubahan mukosa mulut berhubungan dengan stomatitis dan
infeksi candida sekunder terhadap kemoterapi
7. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek kemoterapi
8. Resiko infeksi berhubungan dengan pengobatan kemoterapi berkaitan dengan destruksi
secara cepat pembelahan sel hematopoietik normal yang mengakibatkan imunosupressi
3.3 Intervensi Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah sekunder terhadap kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
nutrisi pasien adekuat

Kriteria hasil : 1. Pasien tidak kehilangan berat badan

2. Mual dan muntah berkurang

3. Masukan makanan lebih besar dari 50% setiap makan

Intervensi Rasional

1. Observasi TTV klien 1. Mengetahui perkembangan


TTV klien

2. Dasar mengevaluasi
2. Pantau
keefektifan terapi
berat badan setiap minggu

jumlah makanan yang dimakan

hasil protrin albumin dan serum

13
3. Memberikan informasi diet
harian untuk perencanaan
3. Pantau masukan makanan dan cairan
serta makanan yang disediakan
4. Mencegah mual

4. Anjurkan makan posi kecil namun


sering jika pasien mengalami
penurunan nafsu makan dan cepat
merasa kenyang

5. Nasihatkan pasien untuk menghindari 5. Distensi lambung bila


makan banyak sebelum kemotrapi jika lapisan muksa terinflamasi
lapar makan makanan kecil atau mencetuskan muntah
minuman seperti sefen up atau air jahe
tunggu tiga sampai empat jam setelah
tindakan kemotrapi untuk makan
reguler

6. Tambahkan makanan yang


mengandung tinggi
protein,vitamin,mineral dan kalori 6. Kemotrapi dan kanker
berhubungan dengan
meeningkatnya
katabolisme
7. Hindari makan makanan yang pedas,
berlemak, dan manis-manis selama
7. Perubahan pengecapan
pengobatan
selama kemoterapi dapat
menimbulkan intoleransi

14
terhadap makanan jenis ini
8. Berikan diet halus selama kemoterapi

8. Makanan halus lebih


mudah ditoleransi selama
kemoterapi

9. Berikan suplemen nutrisi seperti 9. Suplemen ini memberikan


sustacal atau sejenis ,di berikan antara protein vitamin,kalori
waktu makan bila makan klien buruk
10. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
membantu perencanaan makanan 10. Ahli gizi adalah spesialis
nutrisi yang dapat
membantu kebutuhan
nutrisi pasien dan langsung
mempersiapkan kebutuhan
nutrisi pasiennya
11. Mual menyebabkan tidak

11. Kolaborasi dengan dokter dalam nafsu makan kombinasi

pemberian obat antimetik 30 menit terapi antimetik paling

sebelum kemoterapi dengan interval efektif dalam mengontrol

yang teratur selama kemoterapi dan 2-3 mual

dosis setelah kemetorapi.dianjurkan


untuk di beri kombinasi antimetik:
 Lorezam(ativan) dikombinasi
dengan deksametason
(decadron)atau difenhidramin
HCL(benadryl)
 Metoklopramida HCL (reglan)
dikombinasi dengan decadron atau
benadryl

15
2. Ganguan konsep diri berhubungan dengan perubahan aktual citra tubuh sekunder
terhadap kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam,
pasien akan menunjukkan penghargaan diri yang realistis

Kriteria hasil : 1.Pasien Menyatakan cara-cara masukan perubahan fisik

kedalam gaya hidup

2.Pasien mengukapkan pernyataan positif tentang dirinya

Intervensi Rasional

1. Anjurkan pasien untuk 1. Mengeluarkan perasaan


mengekspresikan perasaan dan membantu memoermudah
minat nya tentang pencegahan penyusaian
efek samping

2. Beri tahu tentang pasien obat


2. Pengetahuan tentang hal yang
obat kemoterapi meliputi nama
diharapkan mempermudah
dosis ,jadwal,tujuan dan efek
menerima terapi dan macam
efek msamping yang bisa terjadi
tujuan

3. Beritahu pasien bahwa rambut


3. Perencanaan jalan yang efektif
nya akan tumbuhkembalipada
dalam mengantisipasi perubahan
pemberian keme\oterapi telah
pada citra tubuh dan membantu
selesai
mepermudah penyusaian

4. Beritahu tentang efek


4. Pada laki laki agen kemoterapi
kemoterapinpada organ
menekan jumlah spermaa

16
reproduksi .anjurkan pasien laki ,biasanya dapat menyebabkan
laki yang usia produktif kemandulan permanen dalam
mendiskusikan dengan dikternya wanita pengentian menstruasi
tentang penyipanan sperma di biasa nyakira kira dua bulan
bank sperma ,sebelum setelah kemoterapi di hentikan
kemoterapi (bila mungkin) ,menstruasi terjadi kembali

5. Anjurkan untuk pasien wanita 5. Agen kemoterapi mempunyai


untuk tidak hamil sementara efek teratogenik
mendapat kemoterapi.

3. Perubahan fungsi defekasi berhubungan dengan efek merugikan dari kemoterapi


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
tidak terjadi perubahan fungsi defekasi pada pasien

Kriteria hasil : 1. Penurunan gangguan pada fungsi defekasi, kontsipasi

dan diare berkurang

2. Pasien defekasi 2-3 x sehari

3. Konsistensi feses lunak

4. Warna feses coklat

17
Intervensi Rasional

1. Pantau warna ,konsistensi dan 1. Mengenali indikasi kemajuan atau


banyak nya feses penyimpangan dari sasaran

Untuk konstipasi :
2. Berikan obat obat pelunak feses 2. Mencegah konstipasi

3. Anjurkan untuk masukan cairan


3. cairan membantu kecepatan
2-3 litr sehari
gerakan makanan melalui usus

4. Anjurkan untuk makan


4. Serat untuk membantu kecepatan
makanan yang mengandung
gerakan makanan melalui usus
tinggi serat.

5. Jika selama 3hari tidak ada


keinginan untuk defekasi maka 5. Kerja obat katartik adalah

berikan laksatif jika tidak meningkatkan kandungan air

berhasil setelah 24 jam berikan dalam feses ,enema membersihkan

enema feses dari rektum

Untuk diare :

6. Berikan obat obat anti diare


setiap habis defekasi dan 6. Agen ini bekerja untuk
evaluasi keefektifannya menurunkan spastisitas dari

18
saluran gastrointestinal
7. Batasi minuman kopi ,makanan
yang tinggi serat dan susu
7. Kopi merangsang peningkatan
peristaltik makanan tinggi serat
membentuk masa yang banyak
yang menyebabkan terjadinya
distensi usus yang akhirnya
merangsang peristaltik.Susu dapat
membentuk gas juga merangsang
peristaltik karena distensi usus

8. Zat ini dapat hilang dengan cepat


dalam jumlah yang besar karena
8. Laporkan tanda kekurangan
diare
cairan,karbonat dan kalium

9. Prosedur prosedur ini memberi


rasa nyaman seringnya defekasi
9. Berikan perawatan perinia yang mengandung asam
setiap setelah menyebabkan iritasi pada anus
defekasi.bersihkan dengan
sabun dan air.beri minyak jeli
atau sale A dan D kedaerah
anus atau gunakan
tucks(sediaan komersial yang
berisi semacam buah kemiri)

10. Berikan diet rendah sisa atau 10. Diet ini memberi kesempatan usus
diet cair sampai diare dapat di untuk istirahat:gatorade dapat
kontrol.tambahkan konsumsi membantu mengganti ciran dan

19
cairan elektrolit seperti gatorade elektrolit yang hilang karena diare
terus menerus

11. Dosis kemotrapi perlu diturunkan.


11. Lapor dokter jika diare atau
konstipasi

4. Ansietas berhubungan dengan takut akan kemoterapi dan kemungkinan efek samping
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam, ansietas
berkurang atau hilang
Kriteria hasil : 1. Pasien mengatakan ansietas menurun pada tingkat yang

dapat diatasi

2. TTV dalam batas normal

TD : 100-120/70-80 mmHg

Nd : 60-80x/menit

RR : 16-24x/menit

Suhu : 36,5˚C

Intervensi Rasional

1. Observasi TTV klien 1. Mengetahui perkembangan


TTV klien
2. Pantau tingkat kecemasan klien 2. Dasar pembuatan intervensi
yang tepat

3. Pengetahuan yang adekuat


3. Jelaskan mengenai tindakan dapat menurunkan ansietas
kemoterapi dan efek sampingnya

4. Gunakan pendekatan yang tenang dan 4. Mencegah ansietas

20
menyakinkan

5. Lakukan tindakan yang membuat


nyaman, mis., posisi nyaman 5. Meningkatkan relaksasi

6. Dengarkan dengan penuh perhatian


terhadap ekspresi perasaan dan
kekuatirannya 6. Menciptakan suasana
saling percaya
7. Berikan aktivitas pengalih perhatian

7. Pengalihan perhatian dapat


8. Kolaborasi dengan dokter dalam
menurunkan penurunan
pemberian obat penurun ansietas
sesuai kebutuhan
8. Obat menurunkan ansietas

5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keletihan sekunder terhadap anemia karena


kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
pasien dapat melakukan aktivitas seperti semula
Kriteria hasil : 1. Pasien mempertahankan tingkat aktivitas maksimal
2. Pasien akan memaksimalkan energi dengan beristirahat
untuk meminimalkan efek keletihan pada aktivitas sehari-hari

3. K/U sedang

Intervensi Rasional

1. Pantau pola istirahat/adanya 1. Menentukan data dasar untuk


keletihan pada pasien membantu pasien dengan
keletihan

21
2. Meningkatkan kontrol diri

2. Anjurkan pasien untuk


memepertahankan pola
tidur/istirahat/aktivitas sebanyak
mungkin

3. Membantu pasien dalam


3. Anjurkan pasien untuk
koping dengan keletihan
mengungkapkan perasaan
adanaya keterbatasan
4. Menungkatkan istirahat yang
adekuat
4. Anjurkan pasien untuk
merencanakan periode istirahat
sesuai kebutuhan sepanjang hari

5. Meningkatkan aktivitas selama


5. Bantu pasien merencakan proses pencegahan keletihan
aktivitas yang berdasarkan pola
istirahat/keletihan

6. Bantu pasien dalam masukan 6. Mempertahankan cadangan


makanan adekuat protein yang diperlukan untuk
menghasilkan energi

6. Resiko tinggi terhadap perubahan mukosa mulut berhubungan dengan stomatitis dan
infeksi candida sekunder terhadap kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
tidak terjadi perubahan pada mukosa mulut
Kriteria hasil : 1.Mukosa mulut tetap utuh (normal)
2. Hasil pengamatan rongga mulut lembab
3. Warnanya normal

22
4. Mulut tidak nyeri dan kering

Intervensi Rasional

1. Anjurkan sikat gigi dengan sikat 1. Untuk menurunkan iritasi


gigiberbulu lembut setiap setelah pada gusi. Kebersihan mulut
makan akan tidur adalah pencegahan paling
baik, terhadap stomatitis

2. Berikan perawatan mulut atau


2. Memberikan perawatan jika
perawatan gigi sesuai kebutuhan
pasien tidak mampu
melakukannya

3. Gunakan cairan pencuci mulut yang 3. Asam meningkatkan karies


dapat meningkatkan pH pada rongga gigi. Reaksi oksidasi
mulut, seperti soda kue dan larutan membantu menghilangkan
salin (kira-kira ½ liter air hangat debris, sekresi yang kental
atau dingin dengan ½ sendok the dan bakteri. Larutan ini
garam dan ½ sendok teh soda kue) membantu mencegah
kekeringan

4. Untuk memberikan
4. Gunakan pengganti saliva selama
pelembab alamiah
dibutuhkan

5. Ini mempunyai efek


5. Hindari pencuci mulut yang dijual
mengeringkan sebab berisi
bebas dan swab unsure gliserin
alcohol

6. Untuk merangsang produksi

23
6. Berikan mints dan permen keras salivaa

7. Untuk melindungi
7. Berikan salep petrolieum untuk bibir
kekeringan

8. Stomatitis atau infekdi


8. Jika terjadi stomatitis atau infeksi candida sering terjadi
candida: sehubungan dengan
a. Ginakan lidi pembersih gigi pengurangan jumlah
untuk membersihkan gigi leukosit. Peradangan pada
b. Berikan perawatan gigi dengan mukosa mulut tersebut
larutan antimikroba, seperti satu menyakitkan. Membersihkan
bagian hibiclens dan 19 bagian air mulut dengan hati-hati setiap
c. Berikan makanan lunak yang selesai makan dan pada
dinginatau suam-suam kuku. waktu akan tidur dan
Hidari makanan yang pedas- meningkatkan rasa nyaman
pedas
d. Berikan makanan yang lembut
yang mudah dikunyah
e. Keluarkan gigi palsu, kecuali
selama makan.
f. Gunakan larutan pembersih mulut
yang memberikan efek
menyejukkan. Misalnya 1 ons
Benadryl eliksir dicampur
kedalam 0,95 l atau pencuci
mulut viscoain xylocain.

9. Jika plak putih terjadi sepanjang


lidah mulut

24
10. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian nistatin pencuci mulut
9. Plak merupakan indikasi
sesuai dengan pesanan
infeksi candida

10. Nistatin adalah obat yang


dipilih untuk pengobatan
infeksi jamur

7. Resiko tinggi terhadap perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan efek kemoterapi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
tidak terjadi perubahan perfusi jaringan
Kriteria hasil : 1. Mendemontrasikan tidak ada kerusakn jaringan
permanen
2. Hasil lab tidak tampak maninfestasi toksisitas organ

Intervensi Rasional

Nefrotoksisitas
1. Mendeteksi tanda-tanda dini
1. Pantau:
insufisiensi ginjal.
 Masukan dan haluan setiap 8
jam
 Lapran hasil asam urat serum
 pH urine
 laporan hasil BUN dan kreatinin
2. berikan allopurinol (zyloprom)
sesuai pesanan. 2. Agen ini menghambat
formasi asam urat, akibat
cepatnya pengrusakan SDP
oleh agen kemoterapi

25
3. Jaga hidrasi dengan baik. 3. Untuk memelihara volume
Tingkatkan, masukan cairan 2-3 cairan yang cukup melalui
liter sehari, kecuali kalau ada ginjal.
kontraindikasi. Anjurkan untuk
banyak minum.

4. Untuk menjaga urin alkali.


4. Berikan natrium bikarbonat tablet
Kristal asam urat
sesuai pesanan.
mempercepat urin menjadi
asam, meningkatkan resiko
pembentukan batu ginjal.

5. Penurunan haluan urine


merupakan indikasi

5. Beri tahu dokter jika haluan urine kekurangan cairan, curah

turun di bawah 240 ml per 6 jam jantung berkurang atau

atau terjadi peningkatan BUN, insufisiensi ginjal. Pada

kreatinin serum atau asam urat peningkatan BUN dan

serum. Mulai terapi intravena kreatinin serum indikasi

sesuai resep untuk memelihara insufisiensi ginjal. Pada

haluan urine diatas 50ml per jam peningkatan kadar asam urat
indikasi kebutuhan untuk
meningkatkan dosis obat
alloupurinol.

1. Untuk mendeteksi tanda-


tanda disi supresi sumsum
Supresi sumsum tulang
tulang.
1. Pantau:
 TTV setia 4 jam

26
 Laporan hasil JDL
 Status umum (apendik D) setiap
8 jam
2. Mulai tindakan perawatan 2. Jumlal leukosit yang rendah
perlindungan jika jumlah leukosit merupakan predisposisi px
turun sampai 1000/mm3atau untuk infeksi.
kurang .

3. Mulai tindakan pencegahan


3. Pemelihara integritas
perdarahan pada jumlah trombosit
pembuluh darah penting
utama untuk mengontrol
perdarahan.

4. Istirahat menurunkan
4. Berikan periode istirahat diantara
pengeluaran energy.
pengobatan.

5. Berikan tranfusi eritrosit kemasan 5. Transfuse eritrosit kemasan


sesuai pesanan. diberikan untuk mengganti
komponen sel darah yang
hilang pada kekurangnan
volume cairan.

6. Untuk menurunkan
6. Bantu pemenuhan sehari hari(AKS)
pengeluaran energy.
sesuai kebutuhan.

Sintisis
1. Beritahu dokter bila px melaporkan 1. Gejala ini indikasi sistitis,

27
berkemih tidak nyaman, seperti yang sering terjadi bila kadar
rasa terbakar, disuria, dorongan, leukosit turun dibawah
frekwensi. Dapatkan specimen urin normal. Kateter membantu
untuk kultur dan tes sensivitas mengisolasi organismen
sasuai pesanan. penyebab infeksi. Kultur dan
tes sensivitas membantu
mengidentifikasi agen
antimikroba yang lebih
efektif untuk menanggulangi
infeksi.

2. Aliran darah adekuat melalui


ginjal membantu membilas
dan membersihkan sisa-sisa
2. Tingkatkan masukan cairan 2-3
sampah dari saluran
liter sehari. Anjurkan banyak
perkemihan.
minum.

3. Darah tidak selalu Nampak


tapi mungkin dapat dideteksi
dengan tes litmus.
3. Lakukan hematest urine darah
selama mengalami berkemih tidak
nyaman.

1. Untuk menentukan data


Ototoksisitas dasar. Tes audiologi mungkin
dilakukan sebelum terapi
1. Selidiki tentang masalah
obat, terutama jika obat
pendengaran sebelum memulai
tersebut ototoksik.
kemoterapi.

28
2. Untuk mencegah kehilangan
pendengar secara permanen,
obat tidak diteruskan

2. Anjurkan pasien untuk melaporkan


kesulitan pendengaran, tinnitus atau
1. Temuan ini indikasi
pusing.
kerusakan saraf dini dan
obat-obat tidak diteruskan.
Neurotoksisitas

1. Beritahu dokter jika px mengalami


sakit rahang, gangguan penglihatan,
sakit kepala, kebar, kesemutan,
gangguan berjalan, konstipasi terus
menerus parestesia atau sensorium
berkurang.
1. Untuk mendeteksi
maninfestasi dini disfungsi
Toksisitas pulmonal
pulmonal.
1. Pantau :
 Bunyi napas setiap 8 jam
2. Pnemumonitis dan fibrosis
 TTV setiap 4 jam
pulmonal adalah efek toksis
utama. Kejadian toksisitas
2. Beritahu dokter jika terjadi batuk pulmonal terjai perlahan
kering terus menerus, rales atau diatas beberapa bulan,
dispnea. Lakukan sinar x dada dan dengan gejala-gejala paling
pemeriksaan sesuai pesanan. dini adalah meningkatnya
Berikan kortikosteroid dan hentikan dispnea. Kortikosteroid
kemoterapi diberikan untuk menurunkan
inflamasi.

29
3. Napas dalam membentu
ekspansi alveoli.

3. Dorong napas dalam setiap 2 jam


bila masalah paru terdeteksi atau
1. Untuk mendeteksi tanda dini
bila px tirah baring.
keterlibatan jantung.

Kadiotoksisitas

1. Pantau ttv setiap 4 jam 2. EKG mempertegas kelainan


jantung, obat dihentikan bila
terdapat gangguan pada
2. Laporkan abnormalitas irama dan jantung.
frekwensi nadi. Dapatkan hasil
EKG sesuai pesanan.
1. Untuk mendeteksi tanda dini
keterlibatan hati
Hepatotoksisitas 2. Penemuan ini member kesan
kerusakan hati dan perlu
1. Pantau hasil fungsi hati (bilirubin,
untuk menghentikan
lakalin fosfatase serum).
pemberian obat.
2. Beritahu dokter jika px mengalami
3. Zat-zat ini menyebabkan
kuning, urine coklat tua, feses
kerusakan hati untuk
seperti tanah liat, pruritus atau nyeri
pemakaian lama.
perut.
3. Intruksikan px untuk menghindari
minum alcohol dan aspirin

30
sementara menjalani kemoterapi. 1. Agen kemoterapi sangt toksik
untuk jaringan. Rasa
terbakar, nyeri, bengkak pada
Nekrosis jaringan local :
sisi infuse merupakan tanda
1. Selalu periksa untuk ketepatan infiltrasi. Regitine diberikan
letakk dari alat-alat intravena (port untuk menetralkan toksisitas
implant, kateter atrium eksternal, obat. Kompres dingin
atau intravena perifer) sebelum membantu menurunkan
mulai infuse kemoterapi. Amati sisi flebitis dan edema jaringan.
infuse setiap jam untuk melihat Aliran balik darah
tanda-tanda infiltrasi (bengkak, menjami8n ketepatan
aliran tidak lancar). Anjurkan pada masuknya alat-alat (jarum)
px untuk member tahu bila nyeri kedalam pembuluh.
atau rasa terbakar pada daerah Ektravasasi agen yang
tusukan. Hentikan infuse dengan berbahaya dapat
segera bila terjadi infiltrasi. Berikan menyebabkan nekrosis dan
kompres dingin. Berikan regitine mengelupaskan jarigan.
secara langsung kedalam jaringan 2. Untuk mengatur aliran lebih
yang sakit atau antidote yang akurat yang dengan
ditentukan oleh protocol fasilitas. demikian menurunkan
kemungkinan kelebihan.

2. Selalu menggunakan pompa infuse


bila memberikan obat-obatan
kemoterapi secara terus menerus
melalui drip IV.

8. Resiko infeksi berhubungan dengan pengobatan kemoterapi berkaitan dengan destruksi


secara cepat pembelahan sel hematopoietik normal yang mengakibatkan imunosupressi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
tidak terjadi infeksi
31
Kriteria hasil : 1.Terjadi penurunan potensial terhadap infeksi
2.Tidak ada tanda dan gejala infeksi
3.Suhu tubuh klien 36,5˚C
Intervensi Rasional

1. Pantau hasil laboratorium 1. AGC dibawah 500 sel/mm³


SDP, diferensiasi, hitung AGC menempatkan pasien pada resiko
( AGC=SDP total x [% berat terhadap infeksi
segmen+]% lembaran

2. Pantu infeksi sistemik atau


letak infeksi, tetap ingat bahwa 2. Kekurangan neutropil selama
tanda-tanda normal infeksi granulositopenia menghambat

(kemerahan,pus,inflamasi,hang kemampuan untuk melawan

at) berhubungan dengan kerja infeksi dan dapat menutupi

SDP, jadi tanda-tanda normal munculnya tanda-tanda infeksi

infeksi mungkin tidak ada

3. Pantau TTV meliputi suhu


3. Demam atau hipertermi mungkin
setiap 4 jam dan lebih sering
mengindikasikan munculnya
lagi yang diperlukan
infeksi pada pasien
granulositopenia
4. Pantau semua daerah prosedur 4. Membantu mengidentifikasi
invasif terhadap kemungkinan infeksi
adanaya tanda infeksi
5. Anjurkan pasien istirahat
5. Keletihan dapat menekan fungsi
imun
6. Ganti balutan setiap hari 6. Mencegah sepsis dan infeksi
termasuk pada jalur sentral pada daerah invasif atau daerah
lain
7. Antibiotik dapat menghambat

32
7. Kolaborasi dengan dokter pertumbuhan bakteri
dalam pemberian antibiotik
3.5 Implementasi Keperawatan
1. Mengobservasi TTV
2. Menanyakan keluhan klien
3. Menanyakan pola makan, BAB BAK, pola istirahat dan tidur serta aktivitas
4. Mengobservasi keadaan umum klien dan melakukan pemeriksaan fisik
5. Memberikan antibiotik dengan resep dokter
3.4 Evaluasi Keperawatan
1. Daerah penyuntikan IV akan tetap terbebas dari tanda dan gejala ekstravasasi selama
pemberian agen kemoterapi vesikan
2. Jika ekstravasasi terjadi, ini dapat diidentifikasi dan ditangani secara dini untuk
meminimalkan kerusakan jaringan

33
BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker secara sistemik yang
sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium lanjut, local maupun metastatis.
Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya karena bersifat sistemik
mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan cara pemberian melalui infuse, dan sering menjadi
pilihan metode efektif dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut
local. Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan menggunakan obat
sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat proliferasi sel-sel kanker.
4.2 Saran
Kemoterapi adalah salah satu pengobatan untuk penyakit kanker, tetapi kemoterapi tidak
bisa menghilangkan sel – sel kanker semuanya. Kemoterapi dalam pengobatan kanker hanya
sebagai penghilang sel – sel kanker saja, tetapi tidak menutup kemungkinan akan terkena dan sel
kanker akan meyebar ke jaringan yang lainnya. Jangan terlalu dalam menggunakan terapi
kemoterapi karena ada efek negatif dari sinar yang digunakan untuk kemoterapi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. D., Harsono, A. B., Sasotya, R. S., Amarullah, M. N., & Hidayat, D. (2013).
BANDUNG CONTROVERSIES AND CONSENSUS IN OBSTETRICS & GYNECOLOGY.
Jakarta: Sagung Seto.

Engram, B. (1998). Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

Farmakologi, T. F. (2003). Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Jakarta: FKUI.

Gale, D., & Charette, J. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. Jakarta: EGC.

Indriyatmo, W. (2015). MOTIVASI UNTUK SEMBUH PADA PASIEN KANKER YANG


MENJALANI KEMOTERAPI DI RUANG ONE DAY CARE RSUD DR MOEWARDI.
Surakarta: Stikes Kusuma Husada.

Rahmah, D. S. (2008). EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTI MUNTAH PADA PASIEN


RETINOBLASTOMA YANG MENJALANKAN KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT
KANKER "DHARMAIS". Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

35
LAMPIRAN

Gambar 1

36

Anda mungkin juga menyukai