OLEH :
KELOMPOK 5 / 2A
1. Cantika Rosita Dewi ( 182303101010 )
2. Dharmayanti Putri Jaladri ( 182303101018 )
3. Khofifah Mardhatilah ( 182303101037 )
4. Sherly Amanda Gani ( 182303101005 )
5. Melinda Nur Pramastuti ( 182303101011 )
6. Nur Khofifah ( 182303101014 )
Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmad dan karunia-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.Karena keterbatasan
pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam
makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 5
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................1
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................8
3.2 Saran...............................................................................................................8
Infeksi luka pasca operasi (ILO) atau Surgical Site Infection (SSI)
merupakan salah satu komplikasi tindakan operasi dimana infeksi tersebut dimulai
dari superfisial sampai ke organ tubuh pasien. Salah satu penyebab infeksi luka
pasca operasi ini adalah Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA).
MRSA ialah bakteri Staphylococcus aureus yang mengalami kekebalan terhadap
antibiotik jenis metisilin. MRSA mengalami resistensi karena perubahan genetik
yang disebabkan paparan terapi antibiotik tidak rasional. Transmisi bakteri
berpindah dari satu pasien ke pasien yang lain melalui alat medis yang tidak
diperhatikan sterilitasnya.
Perawatan luka pasca operasi juga sangat penting, mengingat terjadinya
infeksi bisa disebabkan karena perawatan luka yang tidak memenuhi syarat
aseptik. Transmisi bakteri mudah melalui prosedur ganti balut di ruangan. Cuci
tangan, pemakaian sarung tangan , penggunaan masker dan teknik ganti balut dan
peralatan steril adalah bagian dari prosedur ganti balut luka pasca operasi yang
sering dilakukan.
Infeksi nosokomial berupa infeksi luka operasi, berpengaruh terhadap
morbiditas bahkan mortalitas penderita. Waktu rawat inap menjadi lebih lama
beberapa minggu bahkan bulan, dan timbulnya komplikasi lain yang pada
akhirnya meningkatkan biaya perawatan. Apalagi antibiotik un tuk infeksi MRSA
sangat sulit diperoleh dan mahal sehingga menjadi beban berat pasien beserta
keluarganya.
1.2 Rumusan Masalah
a. Pengelolaan
Penderita infeksi luka harus segera mencari bantuan dokter agar infeksi
dapat didiagnosa dengan benar dan dirawat secara efektif. Bisul atau abses
mungkin perlu ditoreh dan dikeringkan, dan antibiotik dapat diresepkan jika perlu.
b. Pencegahan
1. Jaga kebersihan pribadi dengan baik. Bersihkan tangan secara sering,
terutama sebelum menyentuk mulut, hidung atau mata, setelah menyentuh
instalasi umum seperti pegangan tangan atau gagar tinpu atau ketika tangan
terkontaminasi oleh cairan pernapasan setelah batuk atau bersin.
2. Cuci tangan dengan sabun cair dan air setidaknya selama 20 detik, lalu
keringkan dengan tisu sekali pakai atau pengering tangan. Jika tidak ada
fasilitas pencuci tangan atau tangan tidak terlihat kotor, handrub berbasis
alkohol 70 - 80% adalah alternatif yang efektif.
3. Kenakan sarung tangan dan masker saat membuang atau menangani materi
muntahan dan feses, lalu cuci tangan hingga bersih setelahnya.
4. Hindari berbagi barang-barang pribadi seperti handuk, pakaian atau seragam,
pisau cukur atau penggunting kuku.
c. Pengelolaan luka yang tepat
1. Hindari kontak langsung dengan luka atau benda yang terkontaminasi oleh
cairan luka.
2. Segera bersihkan luka dan tutup dengan benar dengan plester tahan air
hingga sembuh.
3. Cuci tangan sebelum dan setelah menyentuh luka.
4. Segera konsultasi dengan dokter jika gejala atau infeksi berkembang.
5.Hindari olah raga kontak atau menggunakan kamar mandi umum jika Anda
mengalami luka terbuka.
d. Penggunaan antibiotik yang tepat
1. Jangan meminta antibiotik dari dokter Anda.
2. Ikuti petunjuk dokter saat minum antibiotik.
3. Jangan berhenti minum antibiotik kalaupun sudah merasa baikan.
4. Jangan mengonsumsi antibiotik sisa.
5. Jangan berbagi antibiotik dengan orang lain.
6. Tingkatkan kebersihan pribadi saat minum antibiotik untuk
melindungi diri sendiri dan untuk mencegah penyebaran bakteri:
a. Jaga kebersihan tangan.
b. Hanya makan atau minum makanan dan minuman yang sudah
dimasak hingga matang atau direbus.
c. Bersihkan dan tutup semua luka.
d. Kenakan masker jika Anda mengalami gejala pernapasan seperti
batuk, bersin, hidung berair dan sakit tenggorokan.
e. Anak kecil yang mengalami gejala infeksi harus menghindari
kontak dengan anak lainnya.
e. Jaga kebersihan lingkungan yang baik
Jaga agar lingkungan sekitar tetap bersih, secara teratur bersihkan benda-
benda yang dipakai berulang di tempat umum seperti pusat olah raga dan toilet
umum. CA-MRSA dapat menular ke anggota keluarga melalui barang-barang
rumah tangga yang terkontaminasi. Menjaga agar rumah tetap bersih dan bebas
debu adalah hal penting. Permukaan yang sering disentuh (mis. dudukan toilet,
kamar mandi), mainan anak-anak dan seprai harus dicuci, dibersihkan dan
didisinfeksi (dengan pemutih yang diencerkan) secara teratur.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian antibiotik dengan dosis tinggi dan durasi terapi yang lama tidak
meningkatkan kejadin MRSA. Selain itu prosedur ganti balut yang dilakukan
tanpa mencuci tangan, tanpa memakai sarung tangan, tanpa memakai masker dan
teknik melakukan ganti balut pada luka pasca operasi akan meningkatkan kejadian
MRSA.
3.2 Saran