D DENGAN
NEOPLASMA OVARIUM KISTA DI RUANG
KAMAR OPERASI RS HERMINA DEPOK
Disusun oleh :
VENY FEBRIANI
NRP. 10018
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti, sholawat serta salam tetap
tercurah pada junjungan Nabi Muhammad SAW serta berkat bimbingan dadi
perawat pembimbing lapangan, penulis dapat menyelesaikan asuhan keperawatan
dengan judul “Asuhan Keperwatan pada Ny. D dengan Neoplasma Ovarium Kista
di Ruang Kamar Operasi RS Hermina Depok”. Asuhan keperawatan ini disusun
guna melengkapi persyaratan kenaikan golongan Perawat Pelaksana di RS
Hermina Depok.
Asuhan keperawatan ini tidak akan selesai tanpa dukungan dari banyak
pihak yang memberikan bimbingan, dorongan, dan teman diskusi. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Endang Rosalina, Amd. Kep selaku Kepala Perawat Ruang Kamar
Operasi RS Hermina Depok.
2. Ibu Apelia Hotmaida, Amd. Kep selaku Perawat Pembimbing Lapangan
Ruang kamar Operasi RS Hermina Depok.
3. Orang tua dan keluarga penulis serta orang-orang terdekat penulis yang telah
memberikan dukugan moril maupun materiil kepada penulis.
4. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
penyusunan asuhan keperawatan ini.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR SKEMA..................................................................................................iv
DAFTAR TABEL....................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II KONSEP DASAR.......................................................................................3
A. Medis.........................................................................................................3
B. Keperawatan............................................................................................16
BAB III LAPORAN KASUS................................................................................23
A. Pengkajian Pre Operasi............................................................................24
B. Pengkajian Intra Operasi..........................................................................30
C. Pengkajian Post Operasi..........................................................................31
D. Analisa Data.............................................................................................32
E. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Patoflow Kasus.............................34
F. Perencanaan Keperawatan.......................................................................35
G. Pelaksanaan Keperawatan.......................................................................37
H. Evaluasi Keperawatan.............................................................................39
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................................41
A. Pengkajian................................................................................................41
B. Diagnosa Keperawatan............................................................................41
C. Perencanaan Keperawatan.......................................................................42
D. Pelaksanaan Keperawatan........................................................................43
E. Evaluasi Keperawatan..............................................................................43
BAB V PENUTUP.................................................................................................44
A. Simpulan..................................................................................................44
B. Saran........................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR SKEMA
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor ovarium masih sering ditemukan akibat kurangnya perhatian
dan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pemeriksaan dan evaluasi
dini penyakit kandungan. Sebagian besar masyarakat akan mengunjungi pusat
kesehatan untuk berobat apabila telah mengalami keluhan-keluhan yang dirasa
cukup berat. Tidak sedikit mereka telah mengunjungi dan mencoba
pengobatan alternatif. Tumor ovarium adalah neoplasma yang berasal dari
jaringan ovarium. Tumor ovarium berdasarkan konsistensinya bisa bersifat
solid atau kistik. Tumor ovarium berdasarkan histopatologinya bisa bersifat
jinak atau ganas.
Beberapa penelitian di Indonesia, seperti Kartodimejo di Yogyakarta
tahun 1976 mendapatkan angka kejadian kanker ovarium sebesar 30,5% dari
seluruh keganasan ginekologi, Gunawan di Surabaya tahun 1979 mendapatkan
7,4% dari tumor ginekologi, Danukusumo di Jakarta pada tahun 1990
mendapatkan kejadian kanker ovarium sebesar 13,8% dari seluruh keganasan
ginekologi, dan Fadlan di Medan pada tahun 1981–1990 melaporkan sebesar
10,64% dari seluruh keganasan ginekologi. Berdasarkan laporan dari Badan
Registrasi Kanker (BRK) Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun
2005 yang diperoleh dari 13 laboratorium pusat Patologi Anatomi di seluruh
Indonesia menunjukkan bahwa frekuensi relatif kanker ovarium menempati
urutan ke 4 diantara 10 tumor tersering menurut tumor primer yang terjadi
pada pria dan wanita (4401 kasus) dan menempati urutan ke 6 tumor tersering
menurut tumor primer yang terjadi pada wanita di Jakarta (871 kasus).
Penatalaksanaan dari sudut pandang anestesi pada pasien dengan
neoplasma ovarium menjadi suatu tantangan karena membutuhkan persiapan
yang matang dan memiliki risiko tinggi selama periode perioperatif. Pada
tumor ovarium kistik dengan ukuran besar dapat menimbulkan komplikasi
serius apabila tidak dilakukan persiapan dan penatalaksaaan yang tepat.
Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan tersebut, penulis ingin menyusun
1
2
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan neoplasma
ovarium kista di Kamar Operasi RS Hermina Depok
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan
b. Mampu menetapkan diagnosis keperawatan
c. Mampu menyusun perencanaan keperawatan
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan
e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan
BAB II
KONSEP DASAR
A. Medis
1. Definisi
Saydam (2012) mengatakan bahwa kista ovarium merupakan
penyakit tumor jinak yang bertumbuh pada indung telur perempuan.
Biasanya berupa kantong kecil yang berbeda dengan penyakit kanker yang
berisi cairan atau setengah cairan.
2. Etiologi
Arif,dkk (2016) mengatakan faktor resiko pembentukan kista ovarium
terdiri
dari:
a. Usia
Umumnya, kista ovarium jinak (tidak bersifat kanker) pada wanita
kelompok usia reproduktif. Kista ovarium bersifat ganas sangat jarang,
akan tetapi wanita yang memasuki masa menopause (usia 50-70 tahun)
lebih beresiko memiliki kista ovarium ganas.
b. Status menopause
Ketika wanita telah memasuki masa menopause, ovarium dapat menjadi
tidak aktif dan dapat menghasilkan kista akibat tingkat aktifitas wanita
menopause yang rendah.
c. Pengobatan infertilitas
Pengobatan infertilitas dengan konsumsi obat kesuburan dilakukan
dengan induksi ovulasi dengan gonadotropin (konsumsi obat kesuburan).
Gonadotropin yang terdiri dari FSH dan LH dapat menyebabkan kista
berkembang.
Kehamilan
Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada trimester kedua
pada puncak kadar hCG (human chorionic gonadotrpin).
e. Hipotiroid
Hipotiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormone tiroid yang
3
4
peningkatan FSH 10-20 kali lipat dan peningkatan LH sekitar 3 kali lipat
dan
kadar maksimal dicapai 1-3 tahun pasca menopause, selanjutnya terjadi
penurunan yang bertahap walaupun sedikit pada kedua gonadotropin
tersebut.
Peningkatan kadar FSH dan LH pada saat kehidupan merupakan bukti
pasti
terjadi kegagalan ovarium (Prawirohardjo,2011).
Ukuran kista ovarium bervariasi, misalnya kista korpus luteum yang
berukuran sekitar 2 cm-6 cm, dalam keadaan normal lambat laun akan
mengecil dan menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum
akan mempertahankan diri, perdarahan yang sering terjadi di dalamnya
menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan bewarna merah coklat tua
karena
darah tua. Korpus luteum dapat menimbulkan gangguan haid, berupa
amnorea
diikuti perdarahan tidak teratur. Adanya kista dapat pula menyebabkan
rasa
berat di perut bagian bawah dan perdarahan berulang dalam kista dapat
menyebabkan ruptur (Wiknjosastro, 2008).
5. Manifestasi klinis
Menurut Nugroho (2012), tanda dan gejala kista ovarium antara lain:
a. Sering tanpa gejala.
b. Nyeri saat menstruasi.
c. Nyeri pada perut bagian bawah.
d. Nyeri saat berhubungan badan.
e. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai kaki.
f. Terkadang disertai nyeri saat buang air kecil.
g. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar
banyak.
7. Respon tubuh terhadap fisiologis
Respon tubuh terhadap perubahan fisiologi menurut Wiknjosastro (2008)
10
8) Paru-paru
Biasanya pasien merasakan sesak karena kista menekan organ
disekitarnya.
9) Jantung
(a) Inspeksi
ictus cordis tidak terlihat
(b) Palpasi
Ictus cordis teraba
(c) Perkusi
Pekak
(d) Auskultasi
Bunyi jantung S1 dan S2 normal
10) Payudara/mamae
Simetris kiri dan kanan, areola mamae hiperpigmentasi, papilla mamae
menonjol, dan tidak ada pembengkakan
11) Abdomen
(a) Inspeksi
Biasanya perut tampak membuncit
(b) Palpasi
Terdapat nyeri tekan pada abdomen, teraba masa pada abdomen
(c) Perkusi
Biasanya redup
(d) Auskultasi
Bising usus normal
12)Genitalia
Biasanya siklus menstruasi tidak teratur, nyeri yang berlangsung lama
saat menstruasi (Nugroho,2012)
13) Ekstermitas
Biasanya tekanan pada tumor dapat menyebabkan edema pada tungkai
14) Pemeriksaan penunjang
(a) Hasil USG abdomen untuk menentukan sifat-sifat kista
(b) Hasil laparaskopi, untuk mengetahui asal tumor dan untuk
menentukan sifat-sifat tumor.
(c) Hasil pemeriksaan darah untuk mengetahui penurunan atau
peningkatan hemoglobin, leukosit, eritrosit.
2. Kemungkinan Diagnosis Keperawatan
Kemungkinan diagnosis keperawatan pre operasi dan post operasi menurut
NANDA 2015-2017 sebagai berikut:
a. Pre operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi anatomik
3) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi
b. Post operasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
2) Resiko infeksi behubungan dengan prosedur invasive
3) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kulit
4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kurang
12
asupan makanan
5) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan berhubungan dengan strategi
koping tidak efektif
6) Resiko konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen
7) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan
informasi
8) Defisit perawatan diri berhubungan dengan keletihan
9) Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
3. Rencana Keperawatan
B. Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Adanya riwayat kanker payudara sebelumnya atau ada kelainan pada
mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian
dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami kanker payudara berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami kanker payudara ataupun keluarga
klien pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker
ovarium atau kanker serviks.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya
bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.
2) Rambut : Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak
terlalu berminyak.
3) Mata : Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata, mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
13
DIAGNOSA PERENCANAAN
NO. RASIONAL
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor respirasi dan 1. Mengetahui status
berhubungan dengan keperawatan ... x ... menit pola status O2. dan kedalaman respirasi
hiperventilasi napas klien efektif, dengan klien
kriteria hasil : 2. Posisikan klien untuk 2. Memaksimalkan ventilasi
Klien mampu bernapas memaksimalkan ventilasi klien
dengan mudah 3. Ajarkan teknik relaksasi 3. Memaksimalkan ventilasi
Respiratory rate dalam batas untuk memaksimalkan klien
normal ventilasi.
Tidak ada otot bantu 4. Kolaborasi pemberian 4. Meningkatkan konsentrasi
pernapasan terapi oksigen. oksigen klien
2. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengetahui skala
berhubungan dengan keperawatan ... x … menit nyeri intensitas, durasi, nyeri
agen injuri biologis klien berkurang, dengan kriteria 2. Memberikan posisi yang 2. Memberikan kenyamanan
hasil : nyaman bagi klien bagi klien
Pasien mengatakan nyeri 3. Ajarkan teknik non 3. Untuk mengurangi nyeri
berkurang (skala 0 – 3) farmakologis (relaksasi)
Pasien tidak tampak 4. Kolaborasi pemberian 4. Mengurangi nyeri
20
kesakitan/ menahan nyeri terapi anti nyeri.
15
3. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi perubahan 1. Mengetahui perubahan nafsu
nutrisi kurang dari keperawatan ... x … menit nutrisi nafsu makan makan klien
kebutuhan tubuh tubuh klien terpenuhi, dengan 2. Monitor status mental 2. Mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kriteria hasil : klien mempengaruhi pola makan
penurunan intake Status nutrisi klien tidak klien
nutrisi terganggu 3. Berikan informasi yang 3. Meningkatkan pengetahuan
BB klien meningkat/dalam aktual tentang pentingnya klien akan pentingnya nutrisi
batas normal nutrisi bagi tubuh bagi tubuh
Klien mengatakan nafsu 4. Kolaborasi dengan ahli 4. Memenuhi kebutuhan nutrisi
makan meningkat gizi dalam pemberian diet klien
klien
4. Gangguan integritas Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji integritas kulit klien 1. Mengetahui integritas kulit
kulit berhubungan keperawatan ... x … menit klien
dengan perubahan gangguan integritas kulit klien 2. Lakukan perawatan luka 2. Membersihkan luka
status metabolik teratasi, dengan kriteria hasil : setiap hari
Tidak ada luka/lesi pada kulit 3. Ajarkan cara menjaga 3. Mencegah terjadinya infeksi
Menunjukkan perbaikan luka luka agar tetap bersih
Integritas kulit yang baik bisa 4. Kolaborasi dalam 4. Mempercepat penyembuhan
dipertahankan pemberian salep luka
21
5. Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji status mental klien 1. Untuk mengetahui status
berhubungan dengan keperawatan ... x … menit citra mental klien
perubahan bentuk tubuh klien meningkat, dengan 2. Bina hubungan saling 2. Untuk membina
anggota tubuh kriteria hasil : percaya hubungan saling percaya
Klien mengatakan lebih 3. Berikan dukungan 3. Meningkatkan rasa
percaya diri psikologis kepada klien percaya diri klien
Klien mau menerima 4. Libatkan keluarga dalam 4. Meningkatkan rasa
perubahan bentuk tubuhnya proses perawatan percaya diri klien
Klien tampak lebih ceria
6. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan yang 1. Untuk membina
dengan krisis situasi keperawatan ... x … menit tingkat menenangkan hubungan saling percaya
kecemasan klien teratasi, dengan 2. Jelaskan prosedur 2. Memberikan gambaran
kriteria hasil : tindakan dan apa yang tentang prosedur tindakan
Klien mengatakan dirasakan selama dan proses selama
cemasnya berkurang tindakan. tindakan
Klien tampak lebih tenang 3. Berikan informasi yang 3. Membuat klien lebih jelas
aktual tentang diagnosa, dan tenang
tindakan dan prognosis
penyakit klien
4. Ajarkan teknik relaksasi 4. Untuk mengurangi
nafas dalam kecemasan klien
5. Libatkan keluarga dalam 5. Untuk mengurangi
proses perawatan kecemasan klien
22
7. Risiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda infeksi 1. Mengetahui tanda-tanda
berhubungan dengan keperawatan ... x … menit tidak infeksi
kerusakan jaringan terjadi infeksi, dengan kriteria 2. Pertahankan teknik 2. Mencegah terjadinya
dan peningkatan hasil : aseptik saat memasang IV infeksi
paparan patogen Tidak ditemukan tanda-tanda line dan central line
infeksi 3. Ajarkan klien dan 3. Mencegah terjadinya
TTV dan hasil laboratorium keluarga cara cuci tangan infeksi nosokomial
dalam batas normal yang benar
Status imun klien adekuat 4. Ajarkan klien dan 4. Mencegah terjadinya
keluarga tentang tanda- infeksi
tanda infeksi dan
melaporkannya pada
petugas kesehatan
23
BAB III
LAPORAN KASUS
24
25
2. Keluhan Utama
Keluhan utama saat pengkajian klien Klien mengeluh nyeri pada perut
bagian kanan bawah
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien datang ke IGD pada hari Selasa tanggal 3 Maret 2020 jam 19.00
WIB dengan Klien mengeluh nyeri pada perut bagian kanan
bawah sejak 3 bulan yang lalu, siklus menstruasi
tidak teratur serta keluar darah berwarna merah
segar diluar siklus menstruasi.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 6 Juni
2017, klien sudah dilakukan tindakan operasi atas
indikasi kista ovarium. Klien mengatakan sedikt
nyeri pada luka bekas operasi, luka bekas operasi
sudah mulai mengering. Klien mengatakan sebelumnya tidak mengetahui
penyebab klien
menderita kista ovarium dan belum mengetahui
mengenai penyakit kista ovarium.
Pada saat dilakukan pengukuran tanda-tanda vital didapatkan TD 130/90
mmHg, N 92 x/menit, RR 20 x/menit, Suhu 36,5 OC, SpO2 99%.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ny.AP mengatakan pernah di rawat sebelumnya di
ruang kebidanan RS Rekodiwiryo Padang selama
5 hari.
1. Riwayat Kesehatan Keluarga
: Perempuan
: Satu rumah
: Meninggal
: Klien
2. Kesehatan Fungsional
a. Aspek Fisik – Biologis
1) Nutrisi
Ny.AP sebelum sakit makan 3 kali sehari namun
mempunyai kebiasaan makan makanan cepat saji
seperti mie. Saat ini klien sudah makan makan
1) yang berserat dan tinggi protein.
Pola Eliminasi
Kebiasaan BAK lebih 5 kali sehari dengan jumlah
lebih kurang 250 cc, warna kuning, tidak ada
masalah BAK.
Kebiasaan BAB 1 kali sehari, warna kuning
kecoklatan dengan konsistensi lembek, tidak ada
1) masalah BAB. Pola Aktivitas
a) Sebelum Sakit : Keadaan aktivitas sehari – hari pasien
mengatakan bekerja sebagai ibu rumah tangga.
b) Selama sakit : akitivitas sehari-hari hanya tiduran di tempat
tidur
2) Kebutuhan istirahat – tidur
a) Sebelum sakit
Klien mengatakan sehari-hari bisa tidur, tidak ada keluhan
untuk kebiasaan tidurnya. Biasanya tidur antara jam 23.00 –
05.00.
b) Selama sakit
Klien mengatakan kadang-kadang terbangun karena nyeri pada
benjolan di payudara kiri.
3) Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
Klien sudah tahu mengenai penyakitnya dari internet maupun
dokter yang merawatnya.
4) Pola hubungan
27
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Radiologi
Tabel 3.2
Pemeriksaan Radiologi
D. Analisa Data
Tabel 3.5
Analisa Data
Intra Operasi
1. DS : - Tindakan Risiko
DO : pembedahan perdarahan
Terpasang ETT menggunakan oksigen
3 liter/menit
Anastesi umum dan terpasang couter
TD 103/60 mmHg, N 87 x/menit, RR
17 x/menit, Suhu 36,5 OC, SpO2 100%
Post Operasi
1. DS : Terputusnya Nyeri akut
Pasien mengatakan nyeri payudara kontinuitas
sebelah kiri. jaringan
32
DIAGNOSA PERENCANAAN
Hari/tgl/Jam RASIONAL
No. KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
Pre Operasi
1. Kamis, Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian 1. Mengetahui skala
5/3/2020 berhubungan dengan keperawatan 2 x 30 menit nyeri intensitas, durasi, nyeri
j 08.30 agen injuri biologis nyeri klien berkurang, 2. Memberikan posisi yang 2. Memberikan kenyamanan
(benjolan abnormal dengan kriteria hasil : nyaman bagi klien bagi klien
payudara). Pasien mengatakan 3. Ajarkan teknik non 3. Untuk mengurangi nyeri
nyeri berkurang (skala farmakologis (relaksasi)
0 – 3) 4. Kolaborasi pemberian 4. Mengurangi nyeri
Pasien tidak tampak terapi anti nyeri
kesakitan/ menahan
nyeri
2. Kamis, Ansietas berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan 1. Untuk membina
5/3/2020 dengan krisis situasi keperawatan 2 x 30 menit yang menenangkan hubungan saling percaya
j 08.30 (prosedur tindakan kecemasan klien teratasi, 2. Jelaskan prosedur 2. Memberikan gambaran
operasi) dengan kriteria hasil : tindakan dan apa yang tentang prosedur tindakan
Klien mengatakan dirasakan selama dan proses selama
cemasnya berkurang tindakan tindakan
Klien tampak lebih 3. Berikan informasi yang 3. Membuat klien lebih jelas
tenang aktual tentang diagnosa, dan tenang
35
tindakan dan prognosis
35
36
penyakit klien
4. Ajarkan teknik relaksasi 4. Untuk mengurangi
nafas dalam kecemasan klien
5. Libatkan keluarga dalam 5. Untuk mengurangi
proses perawatan kecemasan klien
Intra Operasi
3. Kamis, Risiko perdarahan Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor tanda-tanda 1. Mengetahui tanda-
5/3/2020 berhubungan dengan keperawatan 1 x 60 menit vital pasien tanda vital pasien
j 09.00 tindakan pembedahan tidak terjadi perdarahan, 2. Monitor ketat tanda- 2. Mengetahui tanda-tanda
dengan kriteria hasil : tanda perdarahan perdarahan
Tidak ada kehilangan 3. Pertahankan bed rest 3. Mencegah terjadinya
darah yang terlihat selama tindakan perdarahan
TTV dalam batas pembedahan
normal 4. Kolaborasi pemberian 4. Mengganti jumlah darah
produk darah jika perlu yang hilang
Post Operasi
4. Kamis, Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian 1. Mengetahui skala
5/3/2020 berhubungan dengan keperawatan 2 x 30 menit nyeri intensitas, durasi, nyeri
j 10.00 prosedur tindakan nyeri klien berkurang, 2. Berikan posisi yang 2. Memberikan kenyamanan
pembedahan dengan kriteria hasil : nyaman bagi klien bagi klien
Pasien mengatakan 3. Ajarkan teknik non 3. Untuk mengurangi nyeri
nyeri berkurang (skala farmakologis (relaksasi)
0 – 3) 4. Kolaborasi pemberian 4. Mengurangi nyeri
Pasien tidak tampak terapi anti nyeri.
kesakitan/ menahan
36
nyeri
37
5. Kamis, Risiko cedera Setelah dilakukan asuhan 1. Identifikasi tingkat 1. Mengetahui tingkat
5/3/2020 berhubungan dengan keperawatan 1 x 30 menit kesadaran klien keadaran klien
j 10.00 penurunan kesadaran tidak terjadi cedera, dengan 2. Identifikasi 2. Mengetahui tingkat
kriteria hasil : keseimbangan klien keseimbangan klien
Pasien tidak 3. Dekatkan bel bantuan 3. Memfasilitasi bantuan
memgalami cedera ditempat tidur klien kepada klien
Orientasi orang dan 4. Pasang tanda kuning 4. Meningkatkan tingkat
lingkungan baik pada tempat tidur klien pengawasan petugas dan
keluarga
5. Naikkan pagar 5. Mencegah terjadinya
pengaman tempat tidur cedera pada klien
klien
G. Pelaksanaan Keperawatan
Tabel 3.6
Implementasi Keperawatan
37
38
H. Evaluasi Keperawatan
Tabel 3.7
38
39
Evaluasi Keperawatan
39
40
40
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Berdasarkan riwayat kesehatan pada kedua partisipan, partisipan I mengelug
nyeri pada perut bagian kanan bawah sejak 3 bulan yang lalu, siklus menstruasi
tidak teratur serta keluar darah berwarna merah segar diluar siklus menstruasi.
Sedangkan keluhan partisipan II mengeluh nyeri pada perut bagian kiri bawah,
siklus menstruasi teratur.
Menurut Nugroho tanda dan gejala kista ovarium yaitu sering tanpa gejala, nyeri
perut pada bagian bawah, nyeri saat menstruasi, siklus menstruasi tidak teratur,
nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai kaki serta terkadang disertai
nyeri saat buang air kecil (Nugroho,2012). Menurut Fadhilah, dkk Karakteristik
Wanita penderita Kista Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013
didapatkan
penderita kista ovarium sebanyak 124 orang pada tahun 2011-2013 dengan
keluhan tertinggi yaitu nyeri abdomen bawah (56,2%).
Menurut asumsi peneliti tentang hasil penelitian diatas tidak ada perbedaan antara
kasus dengan teori dan penelitian terdahulu. Pada Ny.partisipan I ditemukan
keluhan nyeri pada abdomen bawah dan siklus menstruasi tidak teratur sedangkan
pada partisipan II hanya ditemukan gejala nyeri pada abdomen bawah namun
siklus menstruasi masih teratur. Ini sesuai dengan teori karena gejala dari kista
ovarium itu sendiri ada yang menujukkan gejala yang khas namun ada juga yang
ditemukan sering tanpa gejala.
B. Diagnosa Keperawatan
Nurarif & Kusuma (2013) menjelaskan bahwa kemungkinan
masalah dan diagnosa keperawatan yang muncul pada karsinoma mamae
diantaranya adalah : Nyeri akut, ansietas/ Cemas, Resiko Infeksi, Kurang
pengetahuan, Kerusakan integritas jaringan/kulit, Gangguan citra tubuh,
Ketidakefektifan pola nafas, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan. Pada kasus Ny. P ditemukan beberapa diagnosa keperawatan baik
41
42
C. Perencanaan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan pada diagnosa cemas antara lain :
Gunakan pendekatan yang tenang, Jelaskan semua prosedur dan apa yang
akan prognosis, ajarkan teknik relaksasi /nafas dalam, dorong keluarga untuk
mendampingi pasien. Rencana tindakan keperawatan pada diagnosa kurang
pengetahuan antara lain : kaji tingkat pengetahuan pasien, Jelaskan tentang
43
D. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi yang sudah dilakukan pada kasus Ny. P adalah sesuai
dengan rencana tindakan yang sudah direncanakan. Implementasi pada
diagnosa nyeri secara komprehensif, meliputi : lokasi, kualitas, intensitas dan
onset nyeri, mengobservasi reaksi non verbal dari nyeri, mengajarkan teknik
non farmakologi/relaksasi, memberikan injeksi analgetik, memonitor tanda
vital pasien. Implementasi yang dilakukan pada diagnosa ansietas adalah
menggunakan pendekatan yang menenangkan, menjelaskan semua tindakan,
dan apa yang akan dirasakan selama tindakan, memberikan informasi aktual
tentang diagnosa, tindakan dan prognosis, menyarankan pasien untuk
relaksasi dengan cara nafas dalam, mendorong keluarga untuk mendampingi
pasien.
E. Evaluasi Keperawatan
Hasil evaluasi keperawatan yang dapat teratasi di hari pertama pasca
tinadakan pembedahan pada Ny. P adalah pada diagnosa nyeri akut dan
diagnosa Cemas. Hasil evaluasi keperawatan yang dapat teratasi pasca
tindakan pembedahan pada Ny. P adalah diagnosa nyeri akut dan ansietas.
44
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan dan penerapan asuhan keperawatan
pada Ny. P dengan tumor mamae di ruang kamar operasi RSU Hermina
Depok dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum pelaksanaan asuhan
keperawatan baik dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan
keperawatan, pelaksanaan keperawatan, evaluasi keperawatan dan
dokumentasi keperawatan pada tumor mammae sudah sesuai dengan teori dan
prosedur yang ada.
B. Saran
1. Penulis
Lebih meningkatkan wawasan, pengetahuan dan pengalaman yang
lebih banyak lagi sehingga dapat menerapkan dan mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan tumor mamae dengan ilmu-ilmu terkini.
2. RS Hermina Depok
Asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor mammae dapat
digunakan sebagai referensi bagi perawat yang baru bekerja dan mengelola
pasien dengan tumor mammae.
45
DAFTAR PUSTAKA