Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.R DENGAN TUMOR MAMAE


SINISTRA POST OPERASI EKSISI-BIOPSI DIRUANG KAMAR OPERASI RS
AN-NISA
TANGERANG TAHUN 2021

(Juli – 2021)

Disusun oleh :
Ns. Luthfi Yulianningtyas H., S.Kep.
NIK : 11900216

RUMAH SAKIT AN-NISA


Jl. Gatot Subroto No. 96 Km. 3 Telp 5525564 (Hunting) Fax. 55791563
Tangerang 2021

LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN DENGAN TUMOR


MAMAE SINISTRA POST OPERASI EKSISI-BIOPSI DIRUANG KAMAR
OPERASI RS AN-NISA
TANGERANG TAHUN 2021
Tangerang, Juli 2021

Menyetujui
Koordinator Kamar Operasi Pembimbing Lahan

(Ns. Novi Sandra, S. Kep) (Ns. Senja Paramita, S.Kep)

Mengetahui
Manajer Keperawatan RS AN-NISA Tangerang

(Ns. Nawang, S. Kep., M.Kep)


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan makalah mengenai “Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Tumor
Mamae Sinistra post operasi eksisi-biopsi diruang Kamar Operasi RS AN-NISA
Tangerang Tahun 2021“. Tujuan dibuatnya makalah ini untuk mengingat kembali
tentang ilmu asuhan keperawatan pada psien tumor mamae.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Ibu Ns. Nawang, S. Kep., M.Kep, Manajer Keperawatan RS AN-NISA
Tangerang, beserta jajarannya.
2. Ibu Ns. Novi Sandra, S.Kep, Koordinator Kamar Operasi .
3. Ibu Ns Senja Paramita, S.Kep, Pembimbing Lahan.
4. Serta seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penyusun mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun demi
pendidikan perbaikan dimasa mendatang.
Sebagai penutup, semoga Allah SWT membalas kebaikan seluruh pihak
yang telah membantu dala menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kalangan pembaca maupun penyusun serta dapat dijadikan
aplikatif dalam pengembangan asuhan keperawatan pada pasien dengan mioma
uteri post operasi laparotomy histerektomy. Aamiin.

Tangerang, Juli 2021

Penyusun

3
DAFTAR ISI

COVER .............................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Tujuan Penelitian ............................................................... 2
1.3. Manfaat Penelitian ............................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Mioma Uteri ........................................................................ 4
2.1.1 Pengertian …........................................................ 4
2.1.2 Etiologi …………………………………………… 4
2.1.3 Klasifikasi ………………………………………. 5
2.1.4 Patofisiologi …………………………………… 6
2.1.5 Pathway ………………………………………… 7
2.1.6 Manifestasi Klinis …………………………………. 8
2.1.7 Komplikasi ………………………………….. 8
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang ……………………….. 9
2.1.9 Panatalaksanaan …………………………….. 9
2.1.10 Fokus Pengkajian …………………………….. 10
2.1.11 Diagnosa Keperawatan ………………………… 11
2.1.12 Rencana Tindakan Keperawatan ……………… 13
2.2. Laparatomi ..................................................................... 21
2.2.1. Pengertian …………………………………….. 21
2.2.2. Tehnik Sayatan …………………………………. 21
2.2.3. Jenis Tindakan Operasi Laparatomi Menurut Indikasi23
2.2.4. Komplikasi Post Lapatatomi …………………. 26

BAB III TINJAUAN KASUS


3.1. Asesmen ............................................................................ 28
3.2. Analisa Data …………………………………………….. 36
3.3. Catatan Perkembangan ……………………………………. 36
BAB V PENUTUP
4.1 Kesimpulan .......................................................................... 39
4.2 Saran ................................................................................... 40

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tumor mammae merupakan kelainan mammae yang sering terjadi pada wanita. Tumor
terbagi memjadi dua, tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak memiliki ciri-ciri tumbuh
secara terbatas, memiliki selubung, tidak menyebar dan bila dioperasi dapat dikeluarkan
secara utuh sehingga dapat sembuh sempurna, sedangkan tumor ganas memiliki ciri-ciri
yaitu dapat menyusup ke jaringan sekitarnya, dan sel kanker dapat ditemukan pada
pertumbuhan tumor tersebut. Fibroadenoma merupakan tumor jinak yang sering
ditemukan, pada kelainan ini terjadi pertumbuhan jaringan ikat maupun kelenjar, yang
banyak ditemukan pada wanita usia muda 10-30 tahun (www.depkes.go.id).
Di seluruh dunia 8,2 juta orang meninggal dunia setiap tahun akibat kanker. Diperkirakan
pada tahun 2025 jumlah orang meninggal dunia akibat kanker meningkat menjadi 11,5 juta
bila tidak dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian yang efektif. Berdasarkan
estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012,
kanker mammae adalah kanker dengan persentase kasus baru tertinggi (43,3%) dan
persentase kematian tertinggi (12,9%) pada perempuan di dunia. Di Indonesia berdasarkan
data sensus tahun 2014- 2015 jumlah penduduk Indonesia mencapai 254,9 juta jiwa. Selain
itu BPS menunjukkan dari total tersebut penduduk laki-laki mencapai 128,1 juta 2 jiwa dan
perempuan sebanyak 126, 8 juta jiwa. Ketua Yayasan Kanker MammaeIndonesia
(YLKPI), Linda Gumelar mengatakan kanker mammae merupakan jenis kanker tertinggi
pada klien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia. Pada tahun 2010
jumlah klien kanker mammae28,7 persen dari total penderita kanker. Secara umum
prevalensi penyakit kanker di Indonesia cukup tinggi. Menurut data riset Kesehatan Dasar
2013 prevalensi kanker di Indonesia adalah 1,4% dari 1000 penduduk atau sekitar 347.000
orang. Di Indonesia kasus baru kanker mammaemenjadi kasus kematian tertinggi dengan
angka 21,5% pada setiap 100.000 penduduk, sekitar 70% kasus klien kanker mammae baru
datang ke fasilitas kesehatan pada stadium lanjut.
Data rekam medis di RS AN-NISA Tangerang, khususnya di ruang Kamar Operasi
pada bulan Januari-Juni tahun 2021 ada 48 kasus tumor mamae atau rata-rata 8 kasus
perbulan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penyusun tertarik untuk menyusun makalah
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ny R dengan Tumor Mamae Sinistra Post
Operasi Eksisi-Biopsi di Ruang Kamar Operasi RS AN-NISA Tangerang Tahun 2021”.

5
1.2. Tujuan Penulisan
1.2.1. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan Tumor Mamae
Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi di lahan.
1.2.2. Tujuan Khusus
1.2.2.1. Perawat mampu melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
baik melalui anamnesa ataupun pemeriksaan fisik dan penunjang yang
dibutuhkan untuk menilai keadaan pasien secara menyeluruh pada Ny. R
dengan Tumor Mamae Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi.
1.2.2.2. Perawat mampu menganalisa data dengan tepat pada Ny.R dengan Tumor
Mamae Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi.
1.2.2.3. Perawat mampu menyusun diagnosa keperawatan pada Ny.R dengan
Tumor Mamae Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi.
1.2.2.4. Perawat mampu merencanakan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan
Tumor Mamae Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi.
1.2.2.5. Perawat mampu melaksanakan atau dapat memberikan asuhan keperawatan
pada Ny.R dengan Tumor Mamae Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi.
1.2.2.6. Perawat mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan
pada Ny.R dengan Tumor Mamae Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi.
1.2.2.7. Perawat mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan sesuai proses asuhan keperawatan.

1.3. Manfaat Penulisan


1.3.1. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dalam
asuhan keperawatan pada kasus Tumor Mamae Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi.
1.3.2. Bagi Profesi Keperawatan
Makalah ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada
umumnya dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan pada klien dengan Tumor
Mamae Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi sehingga dapat mengurangi angka
kesakitan dan kematian pada klien.
1.3.3. Bagi Penulis
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan
pengalaman bagi penulis dalam memberikan Asuhan Keperawatan Pada Klien
dengan Tumor Mamae Sinistra Post Operasi Eksisi-Biopsi.

BAB II
TINJAUAN TEORI
6
A. Tumor mamae
1. Pengertian
Tumor mammae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan
papilla mammae (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010). Tumor mammae adalah gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae di mana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,
berkembangbiak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Kusuma, 2015).

2. Etiologi
Menurut Iskandar (2010) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor mammae belum diketahui.
Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah terid entifikasi, yaitu :
a. Jenis kelamin Wanita lebih beresiko menderita tumor mammae dibandingkan dengan
pria. Prevalensi tumor mammae pada pria hanya 1% dari seluruh tumor mammae.
b. Riwayat keluarga Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor mammae
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor mammae.
c. Faktor genetic Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan resiko tumor mammae sampai 85%. Selain itu, gen p53, BARD1,
BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker mammae.
d. Faktor usia Resiko tumor mammae meningkat seiring dengan pertambahan usia.
e. Faktor hormonal Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat mening katkan resiko
terjadinya tumor mammae.
f. Usia saat kehamilan pertama Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat
dib andingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
g. Terpapar radiasi
h. Intake alkohol
i. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor mammae. Penggunaan
pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan
pada usia lebih tua.
3. Patofisiologi
Tumor merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri: proliferasi sel yang
berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan
sekitarnya.Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang menunjukkan
proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan normal dengan
menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ
yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi transformasi
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di antar sel-sel normal. Proses
jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:

7
a. Fase induksi: 15-30 tahun Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi
factor lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam terjadinya kanker pada
manusia.Kontak dengan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa
merubah jaringan displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah,
dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai karsinogen, lamanya
terkena, adanya zat-zat karsinogen atau kokarsinogen lain, kerentanan jaringan dan
individu.
b. Fase in situ: 1-5 tahun Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi
precancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paruparu, saluran
cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan di mammae.
c. Fase invasi Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.Waktu antara fase
ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberapa minggu sampai beberapa tahun.
d. Fase diseminasi: 1-5 tahun Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran
ke tempat-tempat lain bertambah.

4. Tanda dan Gejala


Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi tumor mammae masih sulit ditemukan
secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu
sendiri.
a. Terdapat massa utuh (kenyal)Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah
lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan)
b. Nyeri pada daerah massa
c. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area mammae.Dimpling
terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau akibat distorsi ligamentum cooper. Cara
pemeriksaan: kulit area mammae 10 dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan
pemeriksa lalu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.
d. Edema dengan Peaut d’orange skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk)
e. Pengelupasan papilla mammae
f. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya cairan secara
spontan kadang disertai darah.
g. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.

5. Klasifikasi Tumor Mammae


Kebanyakan benjolan jinak pada payudara berasal dari perubahan normal pada
perkembangan payudara, siklus hormonal, dan perubahan reproduksi (Manurung, 2018).
Tumor Mammae terbagi menjadi beberapa bentuk Tumor jinak, antara lain:
a.Kelainan fibrokistikKelainan sering ditemukan, bersifat jinak dan non–neoplastik
tetapi memiliki hubungan dengan meningkatnya resiko terjadinya keganasan. Fibrokistik
payudara ditandaidengan rasa nyeri dan benjolan yang ukurannya berubah–ubah.
Benjolan ini membesar sebelum periode menstruasi serta mengeluarkan cairan puting
8
yang tidak normal. Pada periode menjelang menopause, sifat benjolan pada kelainan ini
tidak berbatas tegas dan kenyal seperti karet.
b. Fibroadenoma
Fibroadenoma adalah tumor jinak yang banyak terdapat pada wanita muda. Tumor ini
tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan. Benjolan ini biasanya
tidak nyeri, bisa tumbuh banyaj (muloitel). Tumor ini terdiri dari jaringan fibrosa yang
berbentuk bulat, licin, berkonsistensi pada kenyal, berbatas tegak, dan mudah
digerakkan. Fibroadenoma muncul sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, dan bergaris
tengah 1 hingga 10cm. Pertumbuhan tumor bisa cepat sekaliselama kehamilan dan
menyusui atau menjelang menopause saat rangsangan estrogen tinggi tapi setelah
menopause tumor jenis ini tidak ditemukan lagi.
c.Tumor filoides
Tumor filoides adalah fibroadenoma besar di payudara, dengan stroma serupa-sarkoma
yang sangat selular. Tumor ini termasuk neoplasma jinak, namun kadangkala dapat
menjadi ganas. Tumor ini biasanya terjadi pada umur 35-40 tahun. Kulit diatas tumor
mengkilap, regang, tipis, merah dengan pembuluh-pembuluh darah balik (vena) yang
melebar dan panas. Meskipun mirip dengan kanker, tumor ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) hanya merusak jaringan lokal. Tumor ini pertumbuhannya cepat
dan sering timbul kematian sel (nekrosis) dan radang pada kulit dan kambuhan.
d.Papiloma intraduktusTumor jinak dari saluran air susu (duktus laktiferus) dan 75%
tumbuh di bawah areola payudara. Gejalanya berupa keluarnya cairan berdarah dari
puting susu, adanya tumor subareola kecil dengan garis tengah beberapa millimeter
sehingga terlalu kecil untuk dipalpasi atau retraksi putting payudara (jarang terjadi).
e.Adenosis sclerosisSecara klinis, tumor ini teraba seperti kelainan fibrokistik tetapi
secara histopatologi tampak proliferasi jinak.
f.Mastitis sel plasmaTumor ini merupakan radang subakut yang didapat pada sistem
saluran di bawah areola payudara. Gambarannya sulit dibedakan dengan tumor ganas
yaitu berkonsistensi keras, bisa melekat ke kulit, dan menimbulkan retraksi
puttingpadapayudara akibat pembentukan jaringan ikat (fibrosis) sekitar saluran dan bisa
terdapatpembesaran kelenjar getah bening ketiak.
g. Nekrosis lemakBiasanya disebabkan oleh cedera berupa massa keras yang sering agak
nyeri tetapi tidak membesar. Kadang terdapat retraksi kulit dan batasnya biasanya tidak
rata. Secara klinis, sukar dibedakan dengan tumor ganas.
h.Kelainan lainTumor jinak lemak (Lipoma), tumor jinak otot polos (leimioma), dan
kista sebasea (kelenjar minyak) merupakan tumor yang mungkin terdapat di payudara
tetapi tidak bersangkutan dengan jaringan kelenjar payudara.
Tumor ganas atau kanker payudara juga memiliki beberapa macam, antara lain:
a.Ductal Carcinoma In-Situ (DCIS)Merupakan tipe kanker payudara yang paling dini
dan terbatas hanya di dalam sistem duktus.
b.Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC)Tipe yang paling sering terjadi, mencapai 78%
dari semua keganasan. Pada pemeriksaan mammogram didapatkan lesi berbentuk seperti
9
bintang (stellate) atau melingkar. Apabila lesi berbentuk seperti bintang maka prognosis
atau angka kesembuhan pasien sangat rendah.
c.Medullary CarsinomaTipe ini paling sering terjadi pada wanita berusia akhir 40 tahun
dan 50 tahun. Menghasilkan gambaran sel seperti bagian abu-abu (medulla) pada otak.
Terjadi sebanyak 15% dari kasus kanker payudara.
d.Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC)Tipe kanker payudara yangbiasanya tampak
sebagai penebalan di kuadran luar atas dari payudara. Tumor ini berespon baik terhadap
terapi hormon. Terjadisebanyak 5% dari kasus kanker payudara.e.Tubular
CarcinomaTipe ini banyak ditemukan pada wanita usia 50 tahun keatas. Pada
pemeriksaan mikroskopik gambaran struktur tubulusnya sangat khas. Terjadi sebanyak
2% dari kasus kanker payudara dan angka 10 ysr (year survival rate) mencapai 95%.
f.Mucinous Carcinoma (Colloid)Kanker payudara yang angka kesembuhannya paling
tinggi. Perubahan yang terjadi terutama pada produksi mucus dan gambaran sel yang
sulit ditentukan. Terjadi sebanyak 1%-2% dari seluruh kasus kanker
payudara.g.Inflammatory Breast Cancer (IBC)Tipe kanker payudara yang paling agresif
dan jarang terjadi. Kanker ini dapat menyebabkan saluran limfe pada payudara dan kulit
terbuntu. Disebut inflammatory (keradangan) karena penampakan kanker yang
membengkak dan merah.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium meliputi:
1) Morfologi sel darah
2) Laju endap darah
3) Tes faal hati
4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
5) Pemeriksaan sitologis
b. Pemeriksaan sitologik Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian
cairan yang keluarspontan dari putting mammae, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi.
c. Mammagrafi Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara
dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk 11 mendeteksi kanker yang tidak
teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause
kurang bermanfaat karean gambaran kanker di antara jaringan kelenjar kurang tampak.
d. Ultrasonografi Biasanya digunakan untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
Kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
e. Thermography Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan
suplaydarah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
f. Xerodiography Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara
pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi
sekitar sisi tumor.
10
g. Biopsi Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengancara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan
berguna sebagai klasifikasi histologi, pentahapan dan seleksi terapi .
h. CT-Scan Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma mammae pada organ lain.
i. Pemeriksaan hematologi Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

6. Penatalaksanaan
Ada beberapa penanganan tumor mammae, antara lain:
a. Biopsy
Ada banyak jenis dan macam biopsi yang bisa dilakukan untuk mengambil sample
jaringan tubuh Anda. Beberapa diantaranya:

 Fine Needle Biopsy (Biopsi Jarum Tipis) : teknik yang umum digunakan dokter
untuk mengambil sample jaringan yang lokasinya ada di bawah permukan kulit.
 Core Needle Biopsy (Biopsi Jarum Inti) : prosedur pengambilan sample jaringan
padat pada benjolan di payudara Dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dalam
jumlah yang lebih besar. Sample yang diambil biasanya sebesar sebutir nasi.
 Surgical Excision Biopsy : Prosedur biopsi dengan oprasi untuk mengangkat atau
menghilangkan seluruh area yang dianggap tidak normal. Biasanya dilakukan pada
tumor yang tidak bersifat kanker (jinak).
 Vacuum-assisted Core Biopsy : prosedur pembedahan dengan sayatan minimal.
Luka sayatan yang ditimbulkan pun sangat kecil, yakni kurang dari 5mm.
Menggunakan perangkat jarum dengan vakum yang akan melakukan pemotongan
sample jaringan secara memutar.

b. Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan mammae. Ada 3 jenis


mastektomi, yaitu:
1) Modified radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh mammae, jaringan
mammae di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga serta benjolan di sekitar
ketiak.
2) Total (simple) mastectomy, yaitu pengangkatan di seluruh mammae saja, tetapi
bukan kelenjar ketiak.
3) Radical mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari mammae. Biasanya
disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada bagian yang mengandung sel
kanker, bukan seluruh mammae.
b. Radiasi
c. Kemoterapi

7. Pencegahan Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya


benjolan di mammaenya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, mammae

11
agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan adalah sebagai
berikut:
a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada mammae. Biasanya
kedua mammae tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian yang sama.
Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila
terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke
dokter.
b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua mammae.
c. Bungkukkan badan hingga mammae tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
d. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah mammae kiri dengan telapak jari-jari kanan.
Periksalah apakah ada benjolan pada mammae. Kemudian periksa juga apakah ada
benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri. Periksa dan rabalah puting susu dan
sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan
terasa kenyal 14 dan mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan
tidak dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah
benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan,
semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna. Lakukan hal yang sama
untuk mammae dan ketiak kanan.

B. Konsep Dasar Keperawatan


1. Pengkajian
a. Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan
adanya benjolan yang menekan mammae, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan
mengeras, bengkak dan nyeri.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu Adanya riwayat tumor mammae sebelumnya atau ada
kelainan pada mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit pada
bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada bagian dada, ataupun
mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada
kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien pernah mengidap
penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau kanker serviks.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan tonjolan
frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2) Rambut : Biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu berminyak.
3) Mata : Biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata anemis, tidak
ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga : Normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda infeksi dan
tidak ada gangguan fungsi pendengaran.
5) Hidung : Bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
12
6) Mulut : Mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7) Leher : Biasanya terjadi pembesaran KGB.
8) Dada : Adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi atau tanda-
tanda radang.
9) Hepar : Biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10) Ekstremitas: Biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.
2. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
a. Persepsi dan Manajemen Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang
terasa pada mammaenya kerumah sakit karena menganggap itu hanya benjolan biasa.
1. Nutrisi – Metabolik Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,
muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat mengkonsumsi
makanan mengandung MSG.
2. Eliminasi Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami melena,
nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.
3. Aktivitas dan Latihan Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan
klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.
4. Kognitif dan Persepsi Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga
kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun motorik.
5. Istirahat dan Tidur Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.
6. Persepsi dan Konsep Diri18 Mammae merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan
atau kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri, malu, dan
kehilangan haknya sebagai wanita normal.
7. Peran dan Hubungan Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan
dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.
8. Reproduksi dan Seksual Biasanya akan ada gangguan seksualitas klien dan perubahan
pada tingkat kepuasan.
9. Koping dan Toleransi Stress Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan,
denial dan keputus asaan.
10. Nilai dan Keyakinan Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima
kondisinya dengan lapang dada.
b. Diagnosa
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (jika dilakukan terapi pembedahan)
2) Kerusakan Integritas Jaringan berhubungan dengan agen injuri fisik (jika dilakukan
terapi pembedahan)
3) Cemas b.d krisis situasional (eksisi atau kemoterapi), ancaman terhadap konsep diri,
perubahan dalam status kesehatan, stres
4) Resiko infeksi dengan faktor resiko ketidakadekuatan pertahanan sekunder;
ketidakadekuatan pertahanan imun tubuh; imunosupresi (kemoterapi), dan prosedur
invasi

13
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang penyakit;
keterbatasan kognitif (dilihat dari tingkat pendidikan); misinterpretasi dengan
informasi yang diberikan ; dan tidak familiar dengan sumber informasi.

14
c. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan


Keperawatan ( NOC ) ( NIC)
Domain 12 : Setelah dilakukan tindakan Domain 1 : Fisiologi Dasar
Kenyamanan keperawatan manajemen nyeri Kelas E : Peningkatan Kenyamanan Fisik
Kelas 4 : selama lebih dari 1 jam diharapkan 1400Manajemen nyeri
Kenyamanan nyeri akut dapat teratasi dengan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
Fisik kriteria hasi : frekuensi, durasi dan faktor presipitasi
Diagnosa Domain 5 : Pemahaman Kesehatan 2. kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
Keperawatan : Kelas V : Status Gejala 3. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
Nyeri Akut 2102 Level Nyeri 4. Kaji tipe dan sumber nyeri
(00132) Tujuan : 5. Anjurkan untuk istirahat yang cukup untuk memfasilitasi nyeri
- 210201 Melaporkan Nyeri (2-4) 6. kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri
- 210202 Tekanan darah dalam 7. Ajarkan tekhnik nafas dalam
rentang normal (2-4) 8. Observasi reaksi non-verbal dari ketidaknyamanan
9. Kolaborasi obat nyeri yang optimal dengan analgesik
10. Lakukan promosi manajemen nyeri nonfarmakologi (massage, bercanda) (Ilmiasih,
2013)
11. Lakukan terapi anak bermain dengan menonton video kartun ( Sarfika R. dkk 2015)

Domain 2 : Fisiologi Kompleks


Kelas H : Manajemen Obat
1200 Pemberian Obat
1. Pertahankan antara aturan dan prosedur yang sesuai dengan keakuratan dan keamanan
pemberian obat-obatan
2. Ikuti prosedur lima benar dalam pemberian obat

15
3. Monitor kemungkinan alerti terhadap obat, interaksi dan kotraindikasi, termasuk obat-
obatan diluar konter dan obat-obatan herbal.
4. Bantu klien dalam pemberian obat.
5. Berikan obat-obatan sesuai dengan teknik dan cara yang tepat.
6. Dokumentasikan pemberian obat dan respon klien (misalnya, nama generik, obat,
dosis, waktu, cara, alasan pemberian obat, dan efek yang dicapai) sesuai dengan
protokol.

Domain 2 : Fisiologi Kompleks


Kelas H : Manajemen Obat
2120 Administrasi Analgetik
 Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas nyeri
 Cek riwayat alergi
 Berikan obat nyeri

Domain 3 : Perilaku
Kelas T : Peningkatan Kenyamanan Psikologis
6040 Terapi Relaksasi
- Dorong klien untuk mengambil posisi yang nyaman dengan pakaian longgar dan mata
tertutup
- Dapatkan perilaku yang menunjukkan terjadinya relaksasi, misalnya bernafas dalam,
menguap, pernafasan perut, atau bayangan yang menenangkan
- Minta klien untuk rileks dan merasakan sensasi yang terjadi
- Gunakan suara yang lembut dengan irama yang lambat untuk setiap kata
- Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada klien
- Dorong klien untuk mengulang praktik teknik relaksasi, jika memungkinkan
- Evaluasi dan dokumentasikan respon terhadap terapi relaksasi

0840 Pengaturan Posisi

16
- Tempatkan (pasien) diatas matras / tempat tidur
- Jelaskan pada pasien untuk terlibat dalam perubahan posisi
- Posisikan untuk mengurangi dyspnea
- Masukan posisi tidur yang diinginkan kedalam rencana perawatan jika tidak ada
kontraindikasi
- Dorong latihan ROM aktif dan pasif
- Jangan menempatkan pasien pada posisi yang bias meningkatkan nyeri
- Posisikan untuk meningkatkan drainase urine
- Balikan tubuh pasien sesuai kondisi
- Kembangkan jadwal tertulis terkait dengan reposisi tubuh pasien
- Dorong klien untuk mobilisasi dini untuk mempercepat penyembuhan luka pada post
operasi pada abdomen (Gusty, 2011)

6482 Manamjemen Kenyamanan Lingkungan


- Tentukan tujuan pasien dan keluarga dalam mengelola lingkungan dan kenyamanan
yang optimal.
- Mudahkan transisi pasien dan keluarga dengan adanya sambutan hangat dilingkungan
baru
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan mendukung
- Sediakan lingungan yang aman dan bersih
- Monitor kulit terutama daerah tonjolan tubuh terhadap adanya tanda-tanda tekanan atau
iritasi.
- Posisikan pasien untuk memfasilitasi kenyamanan (misalnya gunakan prinsip-prinsip
keselarasan tubuh, sokong, dengan bantal, sokong sendi selama pergerakan, belat
sayatan, dan imobilisasi bagian tubuh yang nyeri)
Domain 9 : Setelah dilakukan tindakan Domain 3 : Perilaku
Koping / keperawatab selama 31-45 menit Kelas T : Promosi Kenyamanan Psikologi
Toleransi diharapkan ansietas teratasi dengan 5820 : Penurunan Cemas
Stress kriteria hasil : - Tenangkan pasien

17
Kelas 2 : Domain 3 : Kesehatan Psikososial - Gunakan pendekatan yang menenangkan
Respon Kelas O : Kontrol Diri - Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan perasaan yang mungkin
Koping 1402 : Kontrol Cemas muncul pada saat melakukan tindakan
Masalah Tujuan : - Kaji tingkat kecemasan
Keperawatan : 140201 : pantau intensitas - Dengarkan pasien dengan penuh perhatian
Ansietas kecemasan - Bantu pasien mengenai situasi yang menimbulkan kecemasan.
(00146) 140202 : menghilangkan tanda
kecemasan
Domain 11 : Setelah dilakukan tindakan Domain 2 : Fisiologi komplek
Keamanan / perawatan luka selama 31 – 45 Kelas L : Manajemen kulit / luka
Perlindungan menit, pengecekan kulit selama 16- 3600 Perawatan luka
Kelas 2 : 30 enit, manajemen cairan selama - Angkat balutan dan plester perekat
Cedera Fisik 31-45 menit, diharapkan masalah - Monitor karakteristik termasuk warna, kulit dan bau
Diagnosa Risiko kekurangan volume cairan - Ukur luas luka yang sesuai
Keperawatan : dapat teratasi dengan kriteria hasil : - Bersihkan dengan normal salin dengan tepat
Kerusakan Domain 2 : Kesehatan Fisiologi - Berikan perawatan ulkus pada kulit
Integritas Kelas L : Integritas Jaringan - Oleskan salep yang sesuai
Jaringan Kulit Dan Membran Mukosa - Berikan balutan yang sesuai
(00044 ) Tujuan : - Pertahankan teknik balutan steril
- 110101 : suhu kulit (3-4) - Ganti balutan sesuai dengan jaringan eksudat
- 110102 : sensasi (3-4) - Periksa luka setiap kali ganti balutan
- 110103 : integritas jaringan (3- - Anjurkan pasien dan anggota keluarga pada prosedur perawatan luka
4) - Anjurkan pasien untuk mengenal tanda dan gejala infeksi
- 110105 : lesi pada kulit (3-4)
- 110121 : eritema (3-4) 3590 Pengecekan Kulit
- Periksa kulit dan selaput lendir dengan adanya kemerhan, kehangatan ekstrim, edema
Domain 2 : Kesehatan Fisik atau drainase.
Kelas G : Cairan & Elektrolit - Amati warna, kehangatan, bengkak, pulsasi, tekstur, edema, dan ulserasi pada
0601 : Keseimbangan Cairan ekstremitas.

18
Tujuan : - Periksa kondisi luka operasi, dengan tepat.
- 060101 : Tekanan darah (2-4) - Monitor warna dan suhu kulit
- 060122 : Denyut nadi radial (2-4) - Monitor sumber tekanan dan gesekan.
- 060102 : Rata-rata tekanan arteri - Monitor infeksi, terutama dari daerah edema.
(2-4) - Monitor warna dan selaput lendir terhadap area perubahan warna, memar, pecah.
- 060103 : Tekanan vena sentral (2-
4)
- 060104 : Tekanan baji paru (2-4) Domain 2 : Kebutuhan Fisik : Kompleks
- 060105 : Denyut perifer (2-4) Kelas G : manajemen elektrolit dan asam basa
- 060107 : Keseimbangan 4120 : Manajemen cairan
pemasukan dan pengeluaran 24 - Monitor berat badan harian
jam (2-4) - Hitung pengurangan berat badan atau berat pampers, dengan tepat
- 060109 : Berat badan stabil (2-4) - Pertahankan intake cairan yang adekuat (Nugroho, 2013)
- 060116 : Turgor kulit (2-4) - Pasang kateter urine, jika sesuai
- 060117 : Kelembaban membran - Monitor status hidrasi (seperti : kelembaban membran mukosa, nadi, tekanan darah
mukosa (2-4) ortostatik)
- 060118 : Elektrolit serum (2-4) - Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan (peningkatan berat jenis
- 060119 : Hematokrit (2-4) urine, peningkatan BUN, penurunan hematokrit, dan peningkatan level osmolalitas urine)
- 060120 : Berat jenis urine (2-4) - Monitor status hemodinamik termasuk CVP, MAP, PAP, PCWP, jika tersedia
- 060106 : Hipotensi ortostatik (2- - Monitor TTV, dengan tepat
4) - Monitor adanya indikasi retensi/overload cairan (seperti : edema, asites, distensi vena
- 060108 : Adventif suara nafas (2- leher, crackles, elevasi CVP atau tekanan laju kapiler paru)
4) - Monitor perubahan berat badan pasien sebelum dan sesudah dialisis
- 060110 : Asites (2-4) - Kaji lokasi dan luas edema
- 060111 : Distensi Vena Leher (2- - Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori harian, dengan tepat
4) - Kelola terapi intravena, seperti yang ditentukan
- 060112 : Edema Perifer (2-4) - Monitor status nutrisi
- 060113 : Bola mata cekung (2-4) - Berikan cairan, dengan tepat
- 060114 : Kebingungan (2-4) - Kelola diuretik yang ditentukan, dengan tepat

19
- 060115 : Dahaga (2-4) - Anjurkan masukan oral (seperti : menyediakan minuman strawberry, menawarkan cairan
- 060123 : Kram otot (2-4) diantara waktu makan, menggunakan cangkir obat kecil), dengan tepat
- 060124 : Pusing (2-4) - Tawarkan snack (seperti : minum jus dan buah segar)
- Monitor respon pasien dengan pemberian terapi elektrolit
0602 : Hidrasi - Susun kemungkinan ketersediaan produk darah untuk transfusi
Tujuan : - Persiapkan untuk administrasi produk darah (seperti : cek darah dengan identifikasi pasien
- 060201 : Turgor kulit (2-4) dan persiapan set infus)
- 060202 : Kelembaban membran - Distribusi masukan cairan > 24 jam, dengan tepat
mukosa (2-4) - Konsultasi dengan dokter, jika gejala dan tanda kehilangan cairan makin buruk
- 060215 : Masukan cairan (2-4)
- 060211 : Pengeluaran urine (2-4)
- 060216 : Sodium serum (2-4)
- 060217 : Perfusi Jaringan (2-4)
- 060218 : Fungsi kognitif (2-4)
- 060205 : Dahaga (2-4)
- 060219 : Urine gelap (2-4)
- 060208 : Mata cekung (2-4)
- 060220 : Ubun-ubun cekung (2-4)
- 060212 : Tekanan darah menurun
(2-4)
- 060213 : Peningkatan hematokrit
(2-4)
- 060222 : Peningkatan BUN (2-4)
- 060223 : Penurunan berat badan
(2-4)
- 060224 : Kram otot (2-4)
- 060225 : Otot berkedut (2-4)
- 060226 : Diare (2-4)
- 060227 : Elevasi suhu tubuh (2-4)

20
Domain 11 : Setelah dilakukan tindakan Domain 4 : Keamanan
Keamanan / keperawatan proteksi infeksi Kelas V : Manajemen Resiko
Perlindungan selama 31-45 menit diharapkan 6550: Proteksi Infeksi
Kelas 1 : Resiko infeksi dapat teratasi dengan - Monitor tanda dan gejala infeksi
Infeksi kriteria hasil : - Monitor kerentanan terhadap infeksi
Resiko Infeksi Domain 4: Pengetahuan dan - Mempertahankan asepsis untuk pasien berisiko
(00004) perilaku kesehatan - Mempertahankan tehnik isolasi, yang sesuai
Kelas S : Pengetahuan Kesehatan - Anjurkan Istirahat
1842 : Pengetahuan : Manajemen - Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi dan melaporkan
Infeksi kepetugas kesehatan
Tujuan: - Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana menghindari infeksi
- 184204 : Tanda dan - Sediakan ruangan pribadi,jika diperlukan
gejala infeksi(2-4) 6540 : Kontrol Infeksi
- 184206 : Monitor - Ajarkan mencuci tangan untuk kesehatan personal
prosedur untuk infeksi - Ajarkan pasien tentang tehnik mencuci tangan
(2-4) - Lakukan tehnik perawatan luka
- 184207 : Pentingnya
mencuci tangan(2-4)
- 184218 : Penggunaan
probiotik dalam
pengobatan jika terjadi
infeksi(2-4)
- 184221 : Pengaruh gizi
terhadap infeksi (2-4)
Kelas T : Keamanan dan kontrol
resiko
1924 : Kontrol Resiko : Proses
Infeksi
Tujuan :

21
- 192426 : Identifikasi
faktor resiko untuk
infeksi(2-4)
- 192409 : Monitor
lingkungan untuk faktor
terkait dengan resiko
infeksi (2-4)

22
BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Pengkajian
A. Biodata Pasien

1. Nama/Nama panggilan : Ny.R (1254834)


2. Tempat tgl lahir/usia : Tangerang, 08-02- 1982 / 39 tahun 4 bulan
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Alamat : Jl. Raya Pasar Kemis RT 02/01
7. Tgl masuk/jam : 22 Juni 2021/jam 18.00 WIB
8. Tgl pengkajian/jam : 26 Juni 2021/12.30 WIB
9. Diagnosa medis : Tumor Mamae Sinistra

B. Anamnesa
1. Keluhan Utama (Alasan Masuk Rumah Sakit) :
Pasien datang rencana operasi tumor mamae, dengan keluhan terdapat
benjolan di payudara kiri sejak kurang lebih 1cbulan yang lalu, nyeri
(+), bengkak (-), nanah (-).

2. Riwayat Kesehatan Sekarang :


Pre Op
DS = Ny R mengatakan bingung dan takut akan dilakukan tindakan
operasi, merasa khawatir dengan akibat dari operasi Tumor mamae
DO = Ny R tampak tegang dan gelisah menunggu operasi, muka
tampak pucat, sering berkemih, hasil pemeriksaan TTV : tekanan
darah : 121/82, Nadi : 84 x/menit, Suhu : 36,3ºC, Respirasi :
22x/menit.

23
Post Op
DS =
P : Pasien mengatakan mulai nyeri pada luka operasi
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi
S : Skala nyeri 4 (menggunakan skala numerik)
T: Pasien mengatakan nyeri muncul terus-menerus dan saat badan
digerakkan
DO = Ny R tampak meringis kesakitan memegang payudara kiri,
pucat, hasil pemeriksaan TTV : Tekanan Darah : 91/63, Nadi : 54
x/menit, Suhu : 36,1ºC, Respirasi : 22x/menit, VAS 4

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


Penyakit anggota keluarga : Klien mengatakan tidak mengalami
penyakit kesehatan keluarga seperti hipertensi, anemia, DM, dan
kanker.
Kesimpulan : Tidak terdapat riwayat kesehatan keluarga yang dialami.

4. Riwayat Spiritual

a. Support sistem dalam : Klien mengatakan dukungan suami dan


keluarga keluarga nya sangat baik
b Kegiatan keagamaan : Klien mengatakan kegiatan keagamaan
. berjalan sebagaimana biasanya seperti sholat,
mengaji, dan berdoa.
Kesimpulan : tidak ada masalah dukungan dalam keluarga dan
spiritual pasien.

5. Aktivitas sehari-hari
c. Nutrisi

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

Selera makan Baik Baik

Menu makan Bubur, nasi, sayur, lauk Bubur, nasi, sayur, lauk

Frekuensi makan Sehari 3 kali Sehari 3 kali

Makanan pantangan Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan

24
Pembatasan pola makan Tidak ada pembatasan Tidak ada pembatasan

Cara makan Mandiri Mandiri, Disuapi

Ritual saat makan Tidak ada Tidak ada

Kesimpulan : Tidak terdapat masalah pada pemenuhan nutrisi Klien

d. Cairan

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

Jenis minuman Air putih dan minuman Air putih


lainnya
Frekuensi minum Air putih ±500ml/24 jam
Air putih ±700ml/24 jam

Kesimpulan : Tidak terdapat masalah pada kebutuhan cairan An. S

e. Eliminasi (BAB & BAK)

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

BAB (Buang Air


Besar ) :
Toilet Klien tampak terpasang
Tempat pembuangan kateter urin
Sehari sekali
Frekuensi (waktu)
Lembek
Konsistensi
Tidak ada kesulitan
Kesulitan
Tidak menggunakan obat
Obat pencahar pencahar

BAK (Buang Air Kecil) : Toilet

Tempat pembuangan 3 kali/hari

Frekuensi Kuning jernih dan bau Kuning jernih dan bau


khas khas
Warna dan Bau
Cair Cair
Volume
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan

25
Kesulitan

Kesimpulan : Pasien tampak terpasang kateter urin saat sakit untuk pola
eliminasi

f. Istirahat tidur

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

Jam tidur

Siang 3 jam 1-2 jam

Malam 8 jam 8 jam

Pola tidur Teratur Sering terbangun

Kebiasaan sebelum tidur Tidak ada Tidak ada

Kesulitan tidur Tidak ada kesulitan Karena nyeri luka operasi


tidur

Kesimpulan : tidak ada masalah pola tidur

g. Olahraga

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

Program olah raga Klien mengatakan Tidak melakukan


sebelum sakit sering olahraga
berjalan pagi

Berjalan, senam
Tidak ada
Jenis dan frekuensi Tidak ada masalah
Tidak ada
Kondisi setelah olah raga

Kesimpulan : Pada saat sakit Ny R tidak melakukan program olahraga

h. Personal Hygiene

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

Mandi

Cara Mandiri Hanya di lap oleh keluarga

26
Frekuensi Sehari 2 kali sehari 2 kali

Alat mandi (air, sabun) (lap, air hangat dan sabun)

Cuci rambut

Frekuensi Seminggu 2 kali Belum dilakukan cuci


rambut
Cara Mandiri

Gunting kuku
Belum pernah dilakukan
Frekuensi Seminggu sekali
t
Cara Mandiri

Gosok gigi
Belum pernah dilakukan
Frekuensi Sehari 2 kali gosok gigi selama di RS
Cara Mandiri

Kesimpulan : Tidak terdapat masalah dengan personal hygiene karena


pasien tetap di lap dan dibersihkan oleh keluarganya

i. Aktifitas/Mobilitas Fisik

Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

Kegiatan sehari-hari Menjadi ibu rumah tangga Terbaring di tempat tidur

Pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada

Penggunaan alat bantu


aktifitas
Tidak ada penggunaan alat Tidak ada penggunaan
Kesulitan pergerakan bantu alat bantu
tubuh
Tidak ada kesulitan Tidak ada kesulitan
pergerakan pergerakan

Kesimpulan : Terjadi perubahan mobilitas fisik Ny R pada kegiatan sehari


– harinya saat sebelum sakit dapat beraktivitas mandiri dan sesudah sakit
terbaring lemah di tempat tidur.

6. Pemeriksaan Fisik

27
Keadaan umum klien : Keadaan umum pasien tampak lemah
Tanda-tanda vital

Suhu : 36,2 ºC
Nadi : 54x/menit
Respirasi : 20x/menit
Tekanan darah : 91/63 mmHg
Kesimpulan : Keadaan umum pasien tampak lemah

7. Antropometri

Tinggi Badan : 155 cm


Berat Badan : 60 kg
Kesimpulan : tidak ada kelainan pada fisik pasien Ny R

8. Sistem pernapasan
- Hidung :
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada
secret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman baik
- Leher :
Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak ada nyeri
- Dada :
bentuk normal chest, payudara tidak simetris antara kanan dan kiri,
, tidak ada pembengkakan, saat bernafas tidak menggunakan otot
bantu pernafasan, RR : 22 x/menit, vocal fremitus : getaran antara
kanan dan kiri sama, nyeri tekan (+), suara nafas vesikuler, tidak
ada suara nafas tambahan, tidak ada penimbunan cairan di paru,
pola nafas eupnea, pada perkusi terdengar normal (sonor).
Kesimpulan : Tidak ada masalah pada sistem pernafasan

9. Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva tidak anemis, arteri carotis kuat, tidak ada pembesaran
vena jugularis, letak dan ukuran jantung normal, irama teratur, N : 124
x/menit, suara jantung normal, terdengar suara S1 dan S2, tidak
terdapat suara jantung tambahan, TD : 128/ 85 mmHg, Capillary
Refilling Time < dari 3 detik.

28
Kesimpulan : Tidak terdapat masalah pada system kardiovaskuler

10. Sistem Pencernaan


- Sklera :
Sklera tidak ikterik, bibir lembab, tidak tampak labiopalatoskizis,
mulut tidak terdapat stomatitis, Kemampuan menelan baik, gaster
tidak kembung, tidak ada nyeri, gerakan peristaltic usus : 5 x/menit
- Abdomen : Hati : tidak teraba , lien tidak teraba, tidak ada masalah
pada ginjal, faeces lembek dan bau khas.
- Anus :
tidak terdapat luka, tidak terdapat haemoroid
Kesimpulan : tidak ada kelainan atau masalah pada sistem pencernaan
pasien Ny.R

11. Sistem indra


- Pemeriksaan Mata
Bentuk simetris, terdapat kelopak mata, bulu mata & alis,
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, lapang
pandang baik, tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.
- Hidung
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada
sekret pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman baik.
- Telinga
Bentuk simetris antara telinga kanan & kiri, keadaan daun telinga
baik, tidak ada nyeri tekan, kanal auditorius bersih, tidak ada
penumpukan serumen, fungsi pendengaran baik.
Kesimpulan : tidak ada masalah dan kelainan pada system indra pasien
Ny.R

12. Sistem Integumen


- Rambut :
Penyebaran merata, warna hitam, dan tidak mudah dicabut
- Kulit :
Warna kulit sawo matang, temperature 36,8 oC, kelembaban baik,
bulu kulit halus, tidak terdapat ruam, teksture kulit halus
- Kuku :
Warna merah muda, tidak mudah patah, kebersihan baik
Kesimpulan : tidak ada masalah dan kelaianan pada sistem itegumen
pada pasien Ny.R

29
13. Sistem Endokrin
- Kelenjar thyroid :
tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Tidak ada ekskresi urine berlebihan, poldipsi ataupun poliphagi
Suhu tubuh seimbang, tidak terdapat pengeluaran keringat berlebih
tidak ada riwayat bekas air seni dikelilingi semut
Kesimpulan : tidak ada masalah pada sistem endokrin pada pasien Ny.
R.

14. Sistem Perkemihan


Tidak terdapat oedema palpebra, tidak ada moon face, dan tidak
terdapat oedema anasarka
Keadaan kandung kemih kosong
Tidak ada riwayat nocturia, dysuria, maupun kencing batu
Kesimpulan : Tidak ada masalah pada system perkemihan

C. Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium tanggal 23 Juni 2021

Test Result Reference Units

Hemoglobin 12.6 13,2-17,3 g/dl

Leukosit 10.100 3,80-10,60 x10

Hematokrit 39 40-52 %

Trombosit 282 140-440 x 10

BT 2

CT 8

30
Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan

1 DS = Domain 9 : Koping /
Toleransi Stress
Ny R mengatakan takut akan
dilakukan tindakan operasi. Kelas 2 : Respon Koping

DO = Diagnose Keperawatan :
Ansietas (00146)
Ny R tampak cemas dan gelisah
menunggu operasi, hasil pemeriksaan :
TD: 111/72, Nadi : 67 x/menit, Suhu :
36,3ºC, Respirasi : 18x/menit.

2 DS = Domain 12 : Kenyamanan

P : Pasien mengatakan mulai nyeri Kelas 4 : Kenyamanan


pada luka operasi Fisik

Q : Pasien mengatakan nyeri seperti Diagnosa Keperawatan :


tertusuk±tusuk Nyeri Akut (00132)

R : Pasien mengatakan nyeri pada


daerah luka operasi

S : Skala nyeri 4 (menggunakan skala


numerik)

T: Pasien mengatakan nyeri muncul


terus-menerus dan saat badan
digerakkan

DO =

Ny R tampak meringis kesakitan


memegang perutnya, pucat, hasil
pemeriksaan TTV : Tekanan Darah :
91/63, Nadi : 54 x/menit, Suhu :
36,1ºC, Respirasi : 20x/menit

31
Catatan Perkembangan

Tanggal/
Catatan Perkembangan
Jam

26-06-21 S:

13.00 Ny R mengatakan takut akan dilakukan tindakan operasi.


WIB

O:

Ny R tampak cemas dan gelisah menunggu operasi, hasil


pemeriksaan TD: 111/72, Nadi : 67 x/menit, Suhu : 36,3ºC,
Respirasi : 18x/menit.

A:

Ansietas berhubungan dengan krisis situasional proses


pembedahan ditandai dengan klien tampak cemas dan gelisah

P:

Tenangkan pasien

Gunakan pendekatan yang menenangkan

Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan


perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan

Kaji tingkat kecemasan

Dengarkan pasien dengan penuh perhatian

Bantu pasien mengenai situasi yang menimbulkan kecemasan.

I:

Menjelaskan seluruh prosedur tindakan kepada pasien dan

32
perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan
dengan pendekatan yang menenangkan

Mendengarkan pasien dengan penuh perhatian

E:

Ny Y tampak lebih tenang menunggu operasi, hasil


pemeriksaan TTV : tekanan darah : 121/84, Nadi : 62 x/menit,
Suhu : 36,2ºC, Respirasi : 20x/menit.

26-06-21 S:

1430 P : Pasien mengatakan mulai nyeri pada luka operasi


WIB
Q : Pasien mengatakan nyeri seperti tertusuk±tusuk

R : Pasien mengatakan nyeri pada daerah luka operasi

S : Skala nyeri 4 (menggunakan skala numerik)

T: Pasien mengatakan nyeri muncul terus-menerus dan saat


badan digerakkan

O:

Ny Y tampak meringis kesakitan memegang perutnya, pucat,


hasil pemeriksaan TTV : Tekanan Darah : 91/63mmhg, Nadi :
54 x/menit, Suhu : 36,1ºC, Respirasi : 20x/menit

A:

Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri biologis ditandai


dengan klien tampak meringis kesakitan

P:

Evaluasi pengalaman nyeri

33
Kaji tipe dan sumber nyeri

Anjurkan untuk istirahat yang cukup untuk memfasilitasi nyeri

Kontrol lingkungan yang mempengaruhi nyeri

Melakukan promosi manajemen nyeri nonfarmakologi


(massage, tarik nafas dalam)

Kolaborasi obat nyeri yang optimal dengan analgesik

I:

Memberikan lingkungan yang tenang bagi pasien

Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam

Melakukan kolaborasi terapi anti nyeri dengan dokter

E:

Ny R tampak lebih tenang tetapi masih memegang perutnya,


pucat, hasil pemeriksaan TTV : Tekanan Darah :
100/58mmhg, Nadi : 58 x/menit, Suhu : 36,1ºC, Respirasi :
20x/menit

Ny R tampak melakukan tehnik relaksasi nafas dalam

15.30
WIB Klien pindah ke ruangan

34
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumor mammae merupakan kelainan mammae yang sering terjadi pada
wanita. . Secara umum prevalensi penyakit kanker di Indonesia cukup tinggi.
Menurut data riset Kesehatan Dasar 2013 prevalensi kanker di Indonesia
adalah 1,4% dari 1000 penduduk atau sekitar 347.000 orang.
Implementasi keperawatan yang dilakukan pada kasus Ny R adalah
manajemen nyeri non farmakologis, memberikan lingkungan yang tenang bagi
pasien, mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam, melakukan kolaborasi
terapi anti nyeri dengan dokter, menjelaskan seluruh prosedur tindakan kepada
pasien dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan
dengan pendekatan yang menenangkan, dan mendengarkan pasien dengan
penuh perhatian.
Dengan dilakukannya implementasi diatas maka masalah ansietas dan nyeri
akut dapat teratasi dengan hasil Ny R tampak lebih tenang, luka post operasi
tampak menutup dengan baik tanpa ada tanda gejala infeksi, pasien tampak
nyaman dan melakukan mobilisasi.

35
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah :
- Bagi Institusi Rumah Sakit
Meningkatkan mutu pelayanan serta tindakan pencegahan infeksi kepada
pasien dengan post eksisi-biopsi untuk mencegah terjadinya infeksi.
Mengadakan upaya promotif dan preventif mengenai pencegahan penyakit
tumor mamae.
- Bagi Perawat dan Tenaga Medis
Meningkatkan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien
Menjadikan komunikasi terapeutik sebagai acuan dalam berkomunikasi
dengan pasien guna menurunkan tingkat kecemasan pasien, serta
Meningkatkan pengetahuan sesuai dengan perkembangan iptek

36
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta:


Ar-Ruzz MediaBalitbang kemenkes RI. 2014. Riset Kesehatan
Dasar.Jakarta:
Balitbang Kemenkes RIEva Agustina, Fariani Syahrul. 2017. Pengaruh Prosedur
Operasi Terhadap Infeksi pada Klien Operasi Bersih
Terkontaminasi.Fakultas kesehatan masyarakat
Fitria Nita. 2011. Terapi Psikospiritual.Http: //arsipnitafitria.wordpress. diakses 17
Juli 2018
Grece Frida Rasubala, Lucky Tommy Kumaat, Mulyadi. 2017. Pengaruh Teknik
Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri Pada Klien Post Operasi di
RSUP Prof. Dr. D. Kandau dan RS TK III R. W. Mongisidi Teling
Manado.Jurnal Keperawatan Volume 5 no. 1 Februari 2017
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan Informasi.Jakarta Selatann.
Mawei, Nikita Mayumi. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Terhadap Perubahan
Intensitas Nyeri pada Klien Post Operasi Apendiktomi. Skripsi Manado:
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sam Ratulangi
Moh. Alimansur, Agung Setiawan. 2013. Perbedaan Tingkat Kecemasan Pada
Klien Pre dan Post Operasi di Ruang Seruni RSUD Pare.
Jurnal ilmu kesehatan, Vol. 1 no. 2. Mei 2013Solehati Tetti & Kokasih Cecep Eli.
2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi Dalam Keperawatan Maternitas.
Bandung: PT Refika Adita
Diagnosa Keperawatan NANDA 2015-2017 Edisi 10. Jakarta: EGC

Dorland WA, Newman. 2010. Kamus kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta :
EGC.

Gloria bulchek, howard butcher,dkk. 2016. Nursing Interventions Classification,


Ed. 6

Gloria, Bulecheck, dkk. 2015. Nursing Intervention Classification (NIC). Jakarta :


CV Mocomedia

Judith M. Wilkinson. 2007. Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC


Intervention and NOC Outcomes.

NANDA International. (2015). Diagnosis Keperawatan, Definisi dan Klasifikasi


2015-2017. Jakarta : EGC

Smeltzer, Suzanne C dan Bare, Brenda G. 2007. Buku Ajar Medikal Bedah Edisi
8 Volume 2, Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk. Jakarta: EGC.

37
LEMBAR KONSULTASI

Pembimbing Lahan : Ns. Senja Paramitha, S.Kep

No Tanggal Materi Konsul Masukan Pembimbing Paraf


.

1.

2.

3.

4.

38
PATHWAY

Perubahan genetic dalam sel

Sel menjadi abnormal

Poliferasi sel-sel maligna dalam payudara

Tumor payudara

Hormonal Radiasi Eksisi-Biopsi Cemas

Kurang informasi
Luka operasi

(trauma jaringan)
Kurang pengetahuan

Nyeri Tidak adekuat pertahanan Kerusakan integritas kulit


system imun

Emosional distress Kelemahan Resiko infeksi

(ketidakmampuan
mengontrol nyeri)

Kehilangan
selera makan

Nutrisi kurang
dari kebutuhan

39

Anda mungkin juga menyukai