OLEH
SHOFI’ATUN NI’MAH
NIM 175010014
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
vi
SUMMARY
Cancer is a disease that is very complex and is ranked first as the leading
cause of death worldwide. It is estimated that in 2030 such events could reach up
to 26 million people and 17 million could be received due to cancer. The most
common type of cancer suffered by women is breast cancer (30% of all cancer cases
in women) and 14% of these cases end in death. Referring to data presented by the
Ministry of Health as of January 31, 2019, the breast cancer rate was 42.1 per
100,000 population with an average death rate of 17 per 100,000 population.
Breast cancer is an abnormal growth of cells that become malignant which
attacks the breast glands (lobules), milk glands (ductus), fat and connective tissue,
blood vessels and lymph. Metastases means cancer that can spread to other parts of
the body, such as the lungs, liver, brain or bones. The procedure that is still being
carried out until now has not been effective in dealing with cancer cases because of
the potential for recurrence and side effects of chemotherapy agents that can not
only kill cancer cells but can also kill other normal cells. Besides that, a fundamental
problem with breast cancer is the recurrence rate despite surgery.
Therefore, the need for chemoprevention agents that have the potential as
chemotherapy companion agents in the management of breast cancer metastases.
The aim is to increase the sensitivity of cancer cells and reduce the side effects
caused by chemotherapy agents. Indonesia undoubtedly has enormous biodiversity
with great potential for drug discovery.
Ant nests (Myrmecodia pendans) were shown to have anticancer activity
(IC50 = 8.18 ppm). Anticancer Nano Transdermal made from ant nest extract with
active substances in the form of flavonoid compounds and tannins can be used as a
chemoprevention agent for breast cancer metastases. The mechanism by inhibiting
protein expression is the occurrence of protein damage to cancer cells, so that cancer
cells will not be formed. Transdermal nano is suitable for anti-cancer in breast
cancer because it can increase the sensitivity of cancer cells because it can increase
biovaibility, effectiveness and release of active substances can occur periodically
thus extending the duration of the release of active substances, while also avoiding
the gastrointestinal environment, avoiding the first pass effect.
vii
vii
This scientific paper contains a research design so that Anticancer Nano
Transdermal can be implemented in breast cancer patients and become a superior
product so that it can support the health aspects by optimizing the management of
breast cancer metastases to ensure a healthy life and encourage the welfare of life
for all people at all ages. This literature review study originates from the analysis
and synthesis of various references related to keywords: anticancer, breast cancer,
ant nest (Myrmecodia pendans), nanoparticles and transdermal.
viii
viii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
World Health Organization. 2018. Latest global cancer data: Cancer burden rises to 18.1 million
new cases and 9.6 million cancer deaths in 2018. International Agency for research on
Cancer. Press Release N 263
2
Yayasan Kanker Payudara Indoesia. 2018. Kematian Akibat Kanker Payudara pada 2018 capai
627ribu Orang. https://pitapink-ykpi.or.id/kematian-akibat-kankerpayudara-pada-2018-
capai-627-ribu-orang/?lang=en Diakses tanggal 31 Juli 2020
2
dan polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dalam tubuh. Selain itu
ditemukan kandungan senyawa lain seperti tokoferol, magnesium, kalsium, besi,
fosfor, natrium, dan seng. Kandungan senyawa yang telah diketahui dalam
tumbuhan Sarang Semut termasuk golongan senyawa flavonoid,
triterpenoid/steroid, saponin, dan tanin serta memiliki aktivitas antioksidan yang
sangat tinggi, dengan nilai IC50 sebesar 8,18 ppm. Flavonoid sebagai
penghambat proliferasi tumor/kanker yang salah satunya dengan menginhibisi
aktivitas protein kinase sehingga menghambat jalur tranduksi sinyal dari
membran sel ke inti sel dengan menghambat aktivitas reseptor tirosin kinase /
Cdk-activating kinase (CAK) sehingga menghambat terbentuknya kompleks
Cdk-cyclin yang aktif (Achmad dkk, 2014).
Bentuk sediaan yang dipilih berupa transdermal minimally invasive
patches yang berisikan nanopartikel yang dibuat dengan metode gelasi ionik
dengan tujuan meningkatkan permeabilitas, bioavaibilitas, efektifitas dan
pelepasan zat aktif dapat terjadi secara berkala sehingga dapat memperpanjang
durasi zat aktif dan langsung terserap menuju reseptor atau sel kanker sehingga
nanopartikel dapat menembus sel-sel kanker yang melapisi duktus (saluran susu)
yang disebut kanker duktal. Anticancer Nano Transdermal dengan zat aktif
berupa senyawa flavonoid, tannin dari Sarang Semut (Myrmecodia pendans) ini
diharapkan dapat mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) tujuan ke-
3 yaitu mengoptimalkan tata laksana kanker payudara dengan tujuan menjamin
kehidupan yang sehat serta mendorong kesejahteraan hidup untuk seluruh
masyarakat pada semua umur.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah efektifitas tatalaksana pada kanker payudara saat ini?
2. Bagaimanakah efektifitas dari Sarang Semut (Myrmecodia pendans) sebagai
agen kemoprevansi pada optimalisasi tata laksana metastasis kanker
payudara?
3. Apakah bentuk sediaan nano transdermal Sarang Semut sesuai dijadikan
agen kemoprevansi pada optimalisasi tata laksana metastasis kanker
payudara?
4. Bagaimanakah rancangan penelitian jangka panjang Anticancer Nano
Transdermal untuk optimalisasi tata laksana metastasis kanker payudara?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui efektifitas tatalaksana pada kanker payudara saat ini
2. Untuk mengetahui efektifitas dari Sarang Semut (Myrmecodia pendans)
sebagai agen kemoprevansi pada optimalisasi tata laksana metastasis kanker
payudara.
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS
Gambar 6. Hubungan antara konsentrasi ekstrak sarang semut dengan tingkat mortalitas A.
salina.
Flavonoid yang terdapat dalam Sarang Semut berperan dalam inaktivasi
karsinogen, antiproliferasi, penghambatan siklus sel, induksi apoptosis dan
diferensiasi, inhibisi angiogenesis serta pembalikan resistensi multiobat atau
kombinasi dari mekanisme tersebut. Tanin berfungsi untuk menghambat
pertumbuhan sel kanker. Strukturnya terdiri dari gugus flavan-3-ol yang
terhubung bersama melalui ikatan karbon C4-C6 atau C4-C8. Sifat tanin sebagai
antioksidan sekunder yaitu menangkap radikal bebas sehingga mencegah
terjadinya reaksi berantai stres oksidatif (Wulan et al., 2017).
Penelitian Soeksmanto et al., menyatakan bahwa flavonoid dan tanin
dapat menghambat pertumbuhan sel kanker, penelitian tersebut menggunakan
ekstrak n-butanol sarang semut dengan IC50 = 42,33 ppm pada sel HeLa dan IC50
= 87,13 ppm pada sel MCM-B2 sedangkan ekstrak etilasetat sarang semut
dengan IC50 = 48,13 ppm pada sel HeLa dan IC50 = 111,06 ppm pada sel MCM-
B2 yang diujikan dengan Haemocytometer Tiefe Neubauer. Hasil dari
penelitiannya, ekstrak sarang semut dalam dosis tertentu cukup aktif untuk
pengobatan kanker serviks dan kanker payudara (Wulan et al., 2017).
Fraksi etil asetat tumbuhan sarang semut memiliki efek imunomodulator,
yaitu dengan pemberian fraksi etil asetat sarangsemut pada efekproliferasi sel
limfosit mencit BALB/c secara in vitro. Hasil pengujian hambatanproliferasi sel
SP-C1 denganperlakuan fraksi etanol menunjukkan bahwa
terdapatpenghambatanpertumbuhanselberdasarkan konsentrasi yang diberikan,
mulai dari konsentrasi terendah 15,625 µg/mL hingga konsentrasi tertinggi yaitu
500 µg/mL.
Gambar 7. Grafik hubungan konsentrasi dengan rerata persentase kematian sel akibat efek
sitotoksikfraksietilasetat,etanol,heksandanair sarang semut(myrmecodia pendans) terhadap sel
kanker lidah SPC1
11
kompleks nanopartikel yang telah terbentuk. Oleh karena itu, perlu ditambahkan
adanya suatu pengikat silang (crosslinker) yang mampu menstabilkan muatan
positif yang tersisa. Pengikat silang ini harus berupa poli-anion dan salah satu
yang banyak digunakan adalah anion tripolifosfat (TPP) (Bhumkar dan
Pokharkar, 2006 ; Kafshgari et al., 2011). Meskipun demikian, sistem ini
memiliki kelemahan yaitu stabilitasnya sangat dipengaruhi oleh tingkat
keasaman. Oleh karena itu dipilih sodium tripolifosfat sebagai crosslinker poli-
anion yang paling banyak digunakan karena berifat tidak toksis dan memiliki
multivalen.
Nanopartikel kitosan dibuat menggunakan metode gelasi ionik, yakni
kompleksasi poliektrolit antara kitosan yang bermuatan positif dengan
tripolifosfat yang bermuatan negatif. Nanopartikel dibuat dengan cara: larutan
kitosan sebanyak 50 mL diletakkan dalam beaker, kemudian diaduk
menggunakan pengaduk magnetik. Nanopartikel kitosan-Tripolyphosphate
(TPP) berada di bawah 100 nm dengan tingkat keseragaman dan stabilitas yang
tinggi, dengan melihat pengaruh konsentrasi dan rasio volume kitosan dan TPP
terhadap ukuran, indeks polidispersitas dan potensial zeta. Nanotransdermal
patch dimana kitosan memiliki sifat yang dapat melepas obat secara bertahap
dalam waktu yang cukup lama, sehingga dapat meminimalkan pemberian
berulang.
Dibuatnya sediaan transdermal patch akan mengoptimalkan
kemampuan kandungan zat aktif Sarang Semut dengan kitosan sebagai carrier.
Pada pembuatan Anticancer Nano Transdermal agar dapat menjadi produk
unggulan dan dapat dipakai oleh seluruh lapisan masyarakat, memerlukan
beberapa tahap yaitu :
1. Optimasi formulasi
Mengkaji tentang proses formulasi dengan metode/teknik pengolahan,
komposisi bahan tambahan yang sesuai, mempertahankan stabilitas zat
aktif dan bersifat inert.
2. Uji aktivitas formula optimum
Formula optimum yang telah didapat diuji kualitas mutunya, uji efek terapi
Anticancer Nano Transdermal dan uji klinis aktivitas anti kanker pada
kanker payudara dengan meliputi identifikasi mekanisme kerja, evaluasi
efek sinergistik jika digunakan sebagai agen kemoprevensi.
3. Pendaftaran hak paten
Mendaftarkan secara paten Anticancer Nano Transdermal yang sudah
diketahui profil secara farmakokinetik, farmakodinamik dan aspek
farmakoterapinya sehinnga didataptkan sediaan yang aman dan efektif
terhadap kanker payudara.
4. Distribusi Anticancer Nano Transdermal Mengkaji pengenalan dan
Pemasaran produk agar Anticancer Nano Transdermal dapat diketahui dan
dikenal seluruh lapisan masyarakat secara meluas. Produk didistribusikan
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan telaah pustaka, analisis dan sintetis terdapat
kesimpulann yang menjawab rumusan masalah, yaitu sebagai berikut :
Tata laksana yang masih dilakukan sampai sekarang belum efektif
menanggulangi kasus kanker karena adanya potensi kekambuhan dan efek
samping dari agen kemoterapi yang tidak hanya dapat membunuh sel kanker
tetapi juga dapat mematikan sel-sel normal yang lain.
Anticancer Nano Transdermal yang terbuat dari ekstrak sarang
semut dengan zat aktif berupa senyawa flavonoid dan tannin dapat dijadikan
sebagai agen kemoprevensi. Mekansimenya yaitu menghambat ekspresi
protein yaitu terjadinya kerusakan protein sel kanker .
Nano transdermal sesuai untuk anti kanker pada kanker payudara
karena dapat meningkatkan sensitifitas sel kanker sebab dapat
meningkatkan biovaibilitas, efektifitas dan pelepasan zat aktif dapat terjadi
secara berkala sehingga memperpanjang durasi pelepasan zat aktif.
Karya tulis ilmiah ini memuat rancangan penelitian agar Anticancer
Nano Transdermal dapat diimplementasikan pada pasien kanker payudara
dan menjadi produk unggulan sehingga dapat mendukung aspek kesehatan
dengan mengoptimalkan tata laksana metastasis kanker payudara untuk
menjamin kehidupan yang sehat.
4.2 Rekomendasi
1. Lembaga pendidikan dan penelitian perlu melakukan penelitian lebih
lanjut terkait pembuatan bentuk sediaan, uji praklinis dan klinis pada
hewan uji dan manusia.
2. Pihak institusi pemerintah maupun swasta diharapkan mendukung agar
Anticancer nano transdermal dapat diterapkan dengan memberikan
pendanaan agar penelitan dapat diselesaikan hingga tahap akhir.
3. Legalisasi dari Anticancer nano transdermal ini diperlukan agar dapat
diterapkan untuk optimalisasi tata laksana metastasis kanker payudara
dengan surat izin dari BPOM, kementrian kesehatan dan lembaga
terkait lainnya sebagai pengatur kebijakan.
16
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Penjabaran Informasi Tambahan
1. Struktur Organisasi
Alokasi
Program Bidang
No Nama/NIM Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu
(jam/minggu)
1. Shofi’atun Farmasi Farmasi 15 - Penanggun
Ni’mah jam/minggu g jawab uji
175010014 sitotoksik
- Analisis uji
sitotoksik
dan migrasi
sel
- Uji sediaan
patch
- Melakukan
percobaan
di
Laboratoriu
m
2. Intan Meyta Farmasi Farmasi 15 - Penanggun
Parusiza jam/minggu g jawab
175010008 pencatatan
keuangan
selama
penelitian
- Pengumpul
an bahan uji
- Determinas
i tanaman
- Melakukan
percobaan
di
laboratoriu
m
3. Ayu Farmasi Farmasi 15 - Penanggun
Wulandari jam/minggu g jawab
1810501107 penyediaan
9 bahan uji
- Penanggun
g jawab
19
preparasi
ekstrak
- Pembuatan
senyawa uji
- Melakukan
percobaan
di
laboratoriu
m
20
Visualisasi Gagasan