LEMBAR PENGESAHAN
Mahasiswa
(Kelompok 4B)
Mengetahui
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Makalah kelompok “Asuhan
Keperawatan Anestesi Dengan Diagnosa Tumor Mammae Di Ruang Bedah RSUD
M. Zein Painan. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi makalah Praktik Klinik Dasar 1 Keperawatan Anestesiologi Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang bagaimana bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. Aric Frendi andriyan,
S.Kep.,M.Kep. dan Ns. Vivien Anggrayeni, S.Kep selaku pembimbing klinik Praktik
Klinik Dasar 1 di RSUD M. Zein Painan yang telah membimbing makalah ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4B
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
diraba akan terasa ada benjolan padat, kenyal, berbatas tegas, dan dapat
digerakkan. Faktor yang mempengaruhi perilaku SADARI adalah adanya
pengetahuan dan paparan dari media informasi, Perilaku SADARI dapat
terealisasi apabila memiliki pengetahuan dan tersedianya fasilitas seperti media
informasi, dimana seorang remaja putri yang pernah memperoleh informasi
mengenai pentingnya melakukan SADARI cenderung akan melakukan praktik
SADARI.
1.3 Tujuan
2
dengan Diagnosa Tumor mammae di ruang bedah RSUD M.Zein
Painan pada tanggal 14-17 Februari 2024
e. Mampu mengevaluasi hasil implementasi keperawatan Anestesi pada
pasien An.D dengan Diagnosa Tumor mammae di ruang bedah RSUD
M.Zein Painan pada tanggal 14-17 Februari 2024
1.4 Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Anatomi Payudara
4
Pada payudara terdapat tiga bagian utama, yaitu :
5
1) Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai 20 lobus mayor, setiap
lobus dialiri duktus laktiferusnya sendiri yang membesar menjadi
sinus lakteferus (ampula).
2) Lobus-lobus dikelilingi jaringan adiposa dan dipisahkan oleh
ligamen suspensorium cooper (berkas jaringan ikat fibrosa)
3) Lobus mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 lobulus, setiap
lobulus kemudian bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang
berakhir di alveoli sekretori.
4) Puting memiliki kulit berpigmen dan berkerut membentang keluar
sekitar 1 cm sampai 2 cm untuk membentuk aerola (Verralls, 1997;
Farrer, 2001; Syaifuddin, 2006)
b. Fisiologi Payudara
2.1.3 Etiologi
6
a. Usia lanjut
b. Jenis kelamin
Perempuan lebih berisiko 100 kali dibanding laki-laki faktor genetik atau
riwayat keluarga terutama ibu dan saudara perempuan yang menderita tumor
atau kanker payudara
c. Usia menopause
7
2.1.5 Patofisiologi
Sejauh ini penyebab Tumor mammae tidak jelas namun ada beberapa pemicu
yang mendukung terjadinya yaitu siklus haid yang tidak teratur. Pembesaran
jaringan payudara disebabkan oleh peningkatan kadar estrogen progesterone
disebabkan karena siklus air yang benar benar tidak teratur dengan baik. Hal ini
menyebabkan peningkatan Timbunan lemak dan perkembangan jaringan payudara.
ini juga mengurangi pembentukan lobulus dan alveoli. jika kejadian ini terjadi
secara terus menerus maka dapat menyebabkan terjadinya Tumur Mamae (nugiono
& taufan, 2011)
8
PATHWAY/WOC TUMOR MAMMAE
9
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang
a. Pembedahan
1) Biopsi eksisi
Pengangkatan semua jaringan yang sakit hingga ujung jaringannya
masih sehat ukuran kurang lebih 5 cm
2) Ekstersi FAM
Tindakan pengangkatan tumor di mana Tumur tersebut masih
bersifat jinak tapi jika dibiarkan masa Tumur akan bertambah
3) Biopsi insisi
b. Terapi radiasi, dengan menggunakan pancaran sinar-x
c. Terapi hormon, gunanya untuk memperlambat perkembangan tumor
serta bisa digunakan untuk terapi pada stadum akhir bersamaan setelah
pembedahan
d. Kemoterapi
10
2.1.8 Komplikasi
Berikut ini komplikasi yang dapat terjadi pada penderiya tumor mammae:
a. Transmisi langsung, infiltrasi lokal pada kulit yang menuntut hal tersebut
mengakibatkan adanya kerutan ( ulserasi )
b. Limfogen, pembuluh limfatik yang meresap ke dalam menyebabkan
tanda klinis
c. Hematogen, bagian yang sering terkena meta Stasis yang motoin adalah
pulmo dan tulang
d. Transelomik, Akan terjadi penyebaran jika Tumor menyebar ke rongga
dalam tubuh, misal pada pleura, perietalis dan peritorium
e. Implementasi tumor, kontaminasi sel sel ganas dari Tumur bagian luka
selama operasi diawal, bisa menyebabkan pertumbuhan berkelanjutan
hal tersebut berada di tempat bekas luka yang muncul kembali
f. Duktus atau saluran payudara, metode penyebaran ke puting payudara
dari lumen duktus penting untuk penyakit paget (fattah et al, 2011)
11
BAB III
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI/KEPERAWATAN
ANESTESI PASIEN DENGAN DIAGNOSA TUMOR MAMAE DI RUANG
BEDAH RSUD MUAHAMMAD ZEIN PAINAN
PADA TANGGAL 14 FEBRUARI
2024
I. PENGKAJIAN
A. Pengumpulan data
1. Anamnesis
a. Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : An. D
Tanggal Lahir (umur) : 22-02-2012
No. CM : 331036
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku bangsa : Minang
Status perkawinan : Belum Kawin
Alamat : Surantih
Tanggal MRS : 14 Februari 2024
Tanggal pengkajian : 14 Februari 2024
Jam pengkajian : 19.30 WIB
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama (Satu keluhan yang paling menggangu yang
dirasakan pasien saatdilakukan pengkajian)
PBM melalui poli pukul 17.40 dengan keluhan nyeri pada
payudara kiri bawah dan terdapat benjolan. Pada saat
pengkajian Pasien mengatakan adanya benjolan di payudara
bagian kiri, terasa nyeri dan sakit apabila disentuh atau diraba
12
2) Keluhan Lainnya (Keluhan yang dirasakan pasien selain keluhan
utama)
Pada saat pengkajian Pasien mengatakan tidak ada keluhan lain selain
keluhan utama
2) Diagnosa Medis : Tumor Mamae
3) Rencana tindakan operasi : Eksisi tumor
4) Data fokus anestesi (AMPLE)
(a) Allergies
(1) Riwayat alergi makanan : Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi
(2) Riwayat obat-obatan : Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi
(3) Lainnya :-
(b) Medications
Riwayat pengunaan obat obatan tertentu, seperti obat antihipertensi, diuretik,
digitalis, antidiabetik dan antikoagulan yang dapat menimbulkan interaksi
dengan agen anestetik
Pasien mengatakan tidak ada penggunaan obat tertentu
(c) Past Illness
(1) Riwayat penyakit sistemik sebelumnya seperti : DM, penyakit paru, penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyakit hepar, gangguan perdarahan, serta Riwayat
penyakit keluarga.
Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya
(2) Riwayat Operasi sebelumnya
Pasien mengatakan tidak ada riwayat operasi sebelumnya
(3) Riwayat Anestesi sebelumnya
Pasien mengatakan tidak ada riwayat anestesi sebelumnya
13
(2) Jarak Thyro – Mental ≥ 3 jari ☒ Ya ☐Tidak
(3) Jarak Hyoid – Tiroid ≥ 2 jari ☒Ya ☐Tidak
c. Mallampati score ☒I ☐II ☐III ☐IV
d. Obstruction or obesity (obstruksi jalan napas) Ya : …..☒Tidak
e. Neck mobility
(1) Bentuk leher ☒Simetris ☐Asimetris
(2) Leher pendek ☐Ya ☒Tidak
(3) Dapatkah pasien menggerakkan rahang ke depan (dagu menyentuh dada)?
☒Ya ☐Tidak
(4) Dapatkah pasien melakukan ekstensi leher dan kepala?
☐Ya ☒Tidak
(5) Dapatkah pasien melakukan rotasi leher dan kepala?
☐Ya ☒Tidak
(6) Terdapat bekas luka / sikatrik di leher
☐Ya ☒Tidak
(7) Apakah pasien menggunakan neckcollar
☐Ya ☒Tidak
(f) Bentuk thorax : Simetris
(g) Pola napas : Normal (teratur)
(h) Penggunaan otot bantu napas : ya tidak
(i) Pernapasan cuping hidung : ya tidak
(j) Perkusi Paru : ☒sonor ☐hipersonor ☐dullness
☐ trakeal ☐bronchial ☐bronkovesikular
(k) Suara napas : ☒Vesikular ☐ronchi ☐wheezing
☐Stridor ☐snoring ☐gurgling
1. B2 (Blood)
a) Konjungtiva : ☐anemis ☒tidak
b) Kulit : ☐pucat ☒tidak
c) CRT : <2 detik
d) Pembesaran vena jugularis : (-)
e) Ictus cordis : (-), pelebaran ….. cm
f) Perdarahan : ☐ada ☒tidak
Lokasi perdarahan :
Jumlah perdarahan : ….. ml
g) Pulsasi pada dinding torak teraba : Kuat.
h) Batas-batas jantung normal adalah :
(1)) Batas atas Normal (N = ICS II)
(1)) Batas bawah Normal (N = ICS V)
(1)) Batas kiri Normal(N = ICS V mid Clavikula Sinistra)
(1)) Batas kanan Normal (N = ICS IV mid Sternalis Dextra)
15
b) Urine disertai darah : ada ☒tidak
Poliuri oliguria retensi urin inkontensia
c) Nyeri tekan pada ginjal : ya ☒tidak
d) Pembesaran pada ginjal : ya ☒tidak
e) Produksi urine : 800 ml
5) B5 (Bowel)
a) Bising usu : 10 x/menit
b) Mual : ☒tidak ada
c) Muntah : ☒tidak ada
d) Nyeri menelan : ☒tidak ada
e) Nyeri perut : ☒tidak ada
f) Borborygmi : ☒tidak ada
g) Distensi : ☒tidak ada
h) Asites : ☒shifting dullness undulasi
i) Pembesaran hepar : ☒tidak ada
6) B6 (Bone)
a) Pemeriksaan tulang belakang :
(1) Kelainan tulang belakang : kyphosis scoliosis lordosis
perlukaan infeksi fibrosis
(2) Mobilitas : ☒ leluasa ☐ terbatas
(3) Lainnya …..
b) Pemeriksaan ekstremitas
(1) Ekstremitas atas
Otot antar sisi kanan dan kiri : ☒ simetris asimetris
Jelas : ☒Tidak ya :…..
Deformitas : ☒Tidak ya :…..
Fraktur : ☒Tidak ya :…..
Atropi Otot : ☒Tidak ya :…..
IV line : di tangan kanan IV cath 24G
ROM : Tidak ada kelainan
Lainnya : …..
(2) Ekstremitas bawah
Otot antar sisi kanan dan kiri : ☒ simetris asimetris
Jelas : ☒Tidak ya :…..
Deformitas : ☒Tidak ya :…..
Fraktur : ☒Tidak ya :…..
Atropi Otot : ☒Tidak ya :…..IV
line : terpasang di ….. ukuran …..
ROM : Tidak ada kelainan
Lainnya : …..
(3) Kesimpulan palpasi ekstremitas :
16
3. Data penunjang diagnostic
a. Pemeriksaan laboratorium
7. Pertimbangan Anestesi
Teknik Anestesi : GA
Jenis Anestesi :GA
Indikasi: Eksisi tumor
17
II. ANALISIS DATA
DO:
• Pasien tampak meringis Proliferasi sel sel maligna dalam payudara
• TD: 130/80mmHg
• HR: 105x/i
• RR: 25x/i
Tumor mamae
MK: Nyeri
DO:
• TD: 130/80mmHg Perasaan takut dan tegang
• HR: 105x/i
• RR: 25x/i Stres psikologi
• Suhu 36,7 C
• Pasien tampak tegang dan gelisah
MK: Cemas
18
III. MASALAH KESEHATAN ANESTESI
1. Prioritas tinggi (mengancam nyawa)
2. Prioritas Sedang (Mengacam status Kesehatan)
3. Prioritas Rendah(Situas yang tidak berhubungan langsung prognosis dari
suatu penyakit yang secara spesifik)
Alasan prioritas:
1. Nyeri(Prioritas sedang) Karna dapat mengancam status Kesehatan jika
nyeri tidak mereda)
2. Cemas(Prioritas rendah) Karena tidak mengancam nyawa maupun status
Kesehatan, tetapi mempengaruhi kondisi kesiapan pasien sebelum operasi
19
MASALAH KESEHATAN RENCANA TINDAKAN TINDAKAN CATATAN PERKEMBANGAN TTD
WAKTU
Hari ke-1 (Rabu 14/02/2024) Tujuan: (Kamis, 15 Februari 2024)
(19.00) Setelah diberikan (09.00)
Pre OP ASKAN nyeri hilang atau S: Pasien mengatakan masih
berkurang. nyeri pada payudara kiri
MK: Nyeri bawah
Rencana tindakan: P: Pasien mengatakan nyeri pada
payudara kiri bawah
DS: 1. Atur posisi pasien Q: Nyeri seperti perih
Pasien mengatakan nyeri pada 2. Pasang 19.00 1. Mengatur posisi R: Payudara kiri
payudara kiri hemodinamik pasien S: Skala nyeri 5 (1-10)
T: Setiap kali tersentuh atau teraba
P: Pasien mengatakan nyeri 3. Monitor ttv 19.05 2. Memasang
pada payudara kiri bawah hemodinamik O: Pasien tampak meringis
4. Kaji tingkat nyeri 19.10 3. Memonitor ttv TD: 135/80mmHg
Q: Nyeri seperti perih
19.30 4. Mengkaji tingkat HR:86x/i
R: Payudara kiri 5. Observasi ekspresi nyeri RR:20x/i
S: Skala nyeri 5 (1-10) wajah 19.47 5. Mengobservasi Suhu:36,3 C
T: Setiap kali tersentuh atau 6. Ajarkan teknik ekspresi wajah
teraba relaksasi 19.52 6. Mengajarkan A: Masalah belum teratasi
7. Evaluasi keefektifan teknik relaksasi
DO: kontrol nyeri 20.00 7. Mengevaluasi P: Intervensi dilanjutkan
• Pasien tampak 8. Kolaborasi dalam keefektifan
meringis pemberian analgetik kontrol nyeri
I: Ajarkan pasien teknik
• TD: 130/80mm/Hg 8. Berkolaborasi
relaksasi napas dalam
dalam pemberian
• HR: 86x/i
analgetik
• RR:20x/i E:-Pasien merasa sedikit
• Suhu : 36,3 C lebih tenang
• Skala nyeri 5 -Nyeri masih dirasakan
R: dilanjutkan pembedahan
di kamar operasi
20
Hari ke-2 Tujuan: (Jum’at, 16 februari 2024)
(Kamis,15 Februari 2024) Setelah dilakukan (08.00)
(12.00) ASKAN nyeri hilang atau S: Pasien mengatakan nyeri
MK: Nyeri Akut (Post Op) berkurang. pada luka operasi sedikit
berkurang
DS: Pasien mengatakan nyeri Rencana tindakan: P: Nyeri luka operasi
pada luka operasi 1. Atur posisi pasien 12.00 1. Mengtur posisi Q: Seperti tersayat sayat
P: Nyeri luka operasi pasien R: Payudara kiri bagian
Q: Seperti tersayat sayat 2. Pasang 12.10 2. Memasang bawah
R: Payudara kiri bagian bawah hemodinamik hemodinamik S: 4
S: 5 ( sedang ) 3. Kaji tingkat nyeri 12.17 3. Mengkaji T: Terus menerut setelah
T: Terus menerus setelah tingkat nyeri operasi
operasi 4. Monitor ttv 12.25 4. Memonitor ttv
12.37 5. Mengajarkan O: Pasien tampak meringis
DO: Pasien tampak meringis teknik relaksasi TD: 130/70mmHg
TD: 135/70mmHg 5. Ajarkan teknik 12.42 6. Mengevaluasi HR: 80x/i
HR: 100x/i relaksasi keefektifan RR: 20x/i
RR:22x/i 6. Evaluasi keefektifan 12.50 kontrol nyeri Suhu: 36,7 C
Suhu: 36,7C kontrol nyeri 7. Berkolaborasi Skala nyeri 4
Skala nyeri 5 7. Kolaborasi dalam dalam
pemberian analgetik pemberian A: Masalah belum teratasi
analgetik
P: Intervensi dilanjutkan
21
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
I:-Mengajarkan teknik
napas dalam
-memonitor secara berkala
ttv pasien
R: Pemulihan Internsif
dilanjutkan
P: Intervensi
dihentikan(Pasien boleh
pulang)
- Terapi oral dilanjutkan
- Kontrol poli bedah
- Perawatan pasca
operasi
22
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.Pengkajian
4.1.1. Subyektif
Data subyektif pada tinjauan kasus An. D dilihat dari pengkajian
didapatkan keluhan An. D yaitu dengan keluhan adanya benjolan di
payudara bagian kiri, terasa nyeri dan sakit apabila disentuh atau
diraba. Menurut penulis pada pengkajian kasus An. D keluhan yang
dirasakan diakibat kan adanya tumor mamae pada bagian kiri bawah
payudara pasien.
4.1.2. Objektif
Data objektif pada observasi tanda-tanda vital didapatkan bahwa An.
D mengalami nyeri dengan skala 2(1-10). Pemeriksaan tanda-tanda
vital pada An. D TD : 120/60 mmHg HR : 56 x/mnt RR : 20 x/mnt
S : 36,5 °C
4.2.Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan yang dialami An. D dari hasil pengkajian,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik menunjukkan masalah yang
dialami pasien adalah nyeri pada payudara kiri bawah, nyeri seperti perih
dan sakit, terasa apabila tersenruh atau teraba. Selain itu, menurut kelompok
pada pengkajian An. D masalah kesehatan yang dialami oleh An. D yaitu
cemas dikarenakan pasien tampak tegang dan gelisah dan pasien juga
mengatakan takut akan operasi besok.
4.3. Intervensi
Intervensi kepenataan yang diberikan kepada An. D untuk masalah
nyeri pada payudara kiri bawah meliputi mengatur posisi pasien, memasang
hemodinamik, monitor TTV, kaji tingkat nyeri, observasi ekspresi wajah,
ajarkan teknik relaksasi, kolaborasi dengan dokter menengenai analgetic.
Untuk masalah cemas An. D intervensi kepenataan yang dilakukan meliputi
idendtifikasi tanda verbal dan non verbal kecemasan, identifikasi tingkat
kecemasan dan situasi yang membuat anxietas atau cemas, gunakan
pendekatan yang tenang dan meyakinkan, jelaskan prosedur tindakan,
23
berikan teknik farmakologi, dan kolaborasi pemberian obat anti cemas/anti
ansietas.
4.4.Implementasi
Implementasi intervensi yang dilakukan pada An. D telah sesuai
dengan yang ada di intervensi dan tidak terlalu memilki perbedaan yang
signifikan. Menurut teori Nursalam 2016 implementasi merupakan
pelaksanaan dari rencana kepenataan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
ditentukan seperti memonitoring TTV, mengkaji tingkat nyeri, mengajarkan
teknik relaksasi yaitu nafas dalam, memberi edukasi tindakan yang akan
dijalani, menginformasikan kondisi yang dialami An D, berkolaborasi
dengan dokter dalam pemberian obat analgetic.
4.5. Evaluasi
Evaluasi kepenataan pada An. D selama dirawat di ruangan bedah
RSUD M.ZEIN PAINAN didapatkan bahwa An. D mengalami nyeri
sebelumnya dengan skala nyeri 5 (1-10) setelah dilakukan implementasi
kepenataan pasien mengatakan nyeri pada payudara kiri bawah masih terasa
sama, untuk itu intervensi masih dilanjutkan dengan rencana tindak operasi
dikamar operasi, nyeri pada An. D berkurang pada hari pertama pasca
operasi dengan skala nyeri 5 (0-10). Setelah diberikan intervensi
kepenataan, pada hari kedua pasca operasi skala nyeri pada An. D berkurang
menjadi 4 (0-10). Pada hari ketiga pasca operasi skala nyeri pada An. D
berkurang menjadi 3 (0-10) setelah diberikan intervensi kepenataan. Pada
hari keempat pasca operasi setelah diberikan intervensi kepenataan
Intervensi dihentikan dan pasien dibolehkan pulang dengan anjuran terapi
oral dilanjutkan,Kontrol poli bedah sesuai hari yang dijadwalkan, dan
perawatan intensif pasca operasi. Sedangkan cemas pasien setelah
dilakukan implementasi kepenataan, cemas pada An. D hilang dan pasien
mengatakan sudah mulai tenang dan tidak terlihat gelisah untuk mengikuti
tindakan operasi.
24
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Tumor mamae didefinisikan sebagai benjolan payudara. Timbulnya
benjolan pada payudara dapat merupakan indikasi adanya jenis tumor/kanker
payudara. Namun untuk memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan patologi .
Tumor Mamae adalah pertumbuhan sel-sel yang abnormal yang menggangu
pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada jaringan sel epitel di mamae. Meski
pengetahuan menjadi semakin kompleks sampai sekarang penyebab Tumur Mamay
belum bisa dipastikan dengan tepat diperkirakan ada hal penentu yang dianggap
sebagai faktor penyebab tumore mamae yaitu : usia lanjut, jenis kelamin, usia
menopause, dan penggunaan kontrasepsi hormonal
Manifestasi klinis pada Tumur payudara adalah (astuti, 2018) benjolan pada
payudara, benjolan ini tidak menimbulkan rasa sakit penjualan mulai dari kecil
kemudian menjadi besar sewaktu waktu lalu menempel pada kulit atau biasanya
dapat menyebabkan perubahan kulit pada payudara atau puting payudara. Erosi
pada puting payudara, Terjadi penarika kedalam pada putting payudara atau retraksi
dan terjadi perubahan warna menjadi merah muda pada payudara. Pemeriksaan
diagnostik yang dilakukan mammografi,pemeriksaan yang menggunakan sinar X
pada jaringan yang telah dikompresi pada payudara. Ultrasonografi (usg), untuk
tambahan pemeriksaan pada mammografi akurasinya makin meningkat menjadi
7,4%. Pemeriksaan sitologi, bagian dari tiga diagnosis pada Tumur payudara yang
teraba atau tidak teraba.
25
yang muncul kembali, duktus atau saluran payudara, metode penyebaran ke puting
payudara dari lumen duktus penting untuk penyakit paget.
5.2 Saran
Melihat tingginya angka kejadian dan kematian kanker payudara yang ada
di Indonesia, maka SADARI penting dilakukan sebagai langkah awal dalam deteksi
dini kanker payudara. Tetapi, SADARI dianggap masih belum efektif karena masih
banyak wanita yang belum mengetahui bagaimana cara melakukannya. Oleh karena
itu, pendidikan kesehatan mengenai SADARI sangat tepat diberikan semenjak
wanita mencapai usia reproduksi. Melakukan SADARI secara rutin setiap satu
bulan sekali dapat mengurangi risiko kanker payudara jika ditangani sedini
mungkin.
26
DAFTAR PUSTAKA
Trihapsari, D., & Prabowo, J. (2022). Tumor Mammae Sinistra: Laporan Kasus.
Proceeding Book Call for Papers Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta, 836-844.
Lismayanti, L., Gandiny, E. D., Fitriani, A., & Srinayanti, Y. (2022). Teknik
Relaksasi untuk Menurunkan Kecemasan pada Pasien Pre-post Operasi
Tumor Mammae Sinistra. INDOGENIUS, 1(2), 58-66.
27