Disusun Oleh :
Kelompok 24
1. dr. Wisnu Murti Yani, M.Sc selaku Direktur RSUD Prambanan. Pimpinan
Institusi Pendidikan
2. Atiek Murharyati, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan
3. Isti Handayaningsih, SKM., M.Sc selaku Kepala Bidang Mutu dan Data
Informasi RSUD Prambanan
4. Yunita Wulandari, S.Kep., Ns. M.Kep, selaku Ketua Profesi Ners
Program Profesi
5. drg. Kurnia Fitriningtyas, Sp. KG selaku Kepala Seksi Pengembangan
Mutu RSUD Prambanan
6. Innez Karunia Mustikarani S. Kep., Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Prodi
Profesi Ners Program Profesi
7. Isti Hidayati S.ST.selaku Kepala Ruang Candi Gebang
8. Indah Rahayu S.ST, Bdn selaku Kepala ruang VK
9. Diyanah Syolihan Rinjani Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Pembimbing
Akademik
10. Qathrin Nada, S. Kep., Ns selaku Sekertaris Timkordik RSUD Prambanan
i
12. Deba Permata Sari, A.Md.TW selaku Pelaksana Timkordik RSUD
Prambanan
Praktik
ii
DAFTAR ISI
C. Manfaat Penelitian.............................................................................................................8
A. Kesimpulan..................................................................................................................................19
B. Saran..................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................21
iii
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran klinik keperawatan merupakan salah satu proses pendidikan
keperawatan professional yang mengandung proses pendidikan akademik dan
proses pendidikan professional (Arkan, 2018). Pembelajaran klinik
keperawatan bertujuan untuk memantapkan peran dan fungsi mahasiswa
keperawatan sebagai perawat pendidik, pelaksana, pengelola, dan peneliti di
bidang keperawatan yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga profesional
yang dapat mengimbangi kemajuan dan ilmu pengetahuan terutama di bidang
kedokteran (Wong, 2021). Selain itu, proses pembelajaran klinik juga
bertujuan memandirikan peserta didik sebagai komunitas belajar untuk
mencapai tujuan kompetensi yang diharapkan dimana kompetensi yang di
bangun dalam pembelajaran klinik ini telah disesuaikan dengan tuntutan
perkembangan dan kebutuhan daya saing, melengkapi sumber daya
pendidikan terutama staf akademik, rumah sakit pendidikan, dan lahan praktik
keperawatan serta laboratorium pendidikan (Padilha et al, 2020).
Studi yang dilakukan Koy et al (2018), menunjukan bahwa pembelajaran
klinik efektif dalam meningkatkan kompetensi perawat seperti motivasi
internal, kemampuan manajemen, mutu pelayanan, dan kompetensi klinis
mahasiswa, maka dari itu perlu disiapkan lingkungan belajar klinik yang baik
serta peran pembimbing serta belum adanya kesamaan persepsi antara
pembimbing klinik dengan akademik untuk capaian learning outcome
mahasiswa dan kurang paham learning outcome yang ingin dicapai selama
pembelajaran klinik (Chicca et al, 2018).
Keperawatan maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar
kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam
minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya.
Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan
adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses
5
keperawatan.(Kemenkes, 2014).
Semua ibu yang lahir pervagina/ lahir sontan beresiko terjadi luka
perineum baik karena ruptue spontan maupun episiotomi. Luka perineum
didefinisikan sebagai adanya ruptur pada jalan lahir maupun karena episotomi
pada saat melahirkan janin. luka perineum terjadi pada hampir semua
persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya.
Perineum adalah merupakan bagian permukaan pintu bawah panggul, yang
terletak antara vulva dan anus. Perineumterdiri dari otot dan fascia
urogenitalis serta diafragma pelvis (Wiknjosastro, 2017) Episiotomi adalah
suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput
lendir vagina, cincin selaput darah, jaringan pada septum rektovaginal, otot-
otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan 1 perineum (Prawihardjo,
2013). Perineum yang dilakukan dengan episiotomi itu sendiri harus
dilakukan atas indikasi antara lain: bayi besar, perineum kaku, persalinan
yang kelainan letak, persalinan dengan menggunakan alat baik forceps
maupun vacum. Karena apabila episiotomi itu tidak dilakukan atas indikasi
dalam keadaan yang tidak perlu dilakukan dengan indikasi di atas, maka
menyebabkan peningkatan kejadian dan beratnya kerusakan pada daerah
perineum yang lebih berat. Sedangkan luka perineum itu sendiri akan
mempunyai dampak tersendiri bagi ibu yaitu gangguan ketidaknyamanan.
(David T.Y. Liu, 2018).
Dalam persalinan tindakan episiotomi sering dilakukan untuk
mengendalikan robekkan perineum sehingga menmudakan penyembuhan
luka karena lebih mudah dijahit dan menyatu kembali (Manuaba, 2013).
Waktu untuk penyembuhan luka episiotomi berminggu-minggu, bulan atau
tahun tergantung pada kondisi kesehatan dan perawatan perineum itu sendiri.
Ruptur perineum adalah perlukaan jalan lahir yang terjadi pada saat
kelahiran bayi baik menggunakan alat maupun tidak menggunakan alat
(Wiknjosastro, 2018). Robekan perineum berkaitan dengan pelahiran
primipara, kala dua persalinan yang lama, arkus subpubis yang sempit, posisi
kepala yang kurang
6
fleksi dan oksipital posterior, presipitasi persalinan, bayi besar (lebih dari
4000gr), distosia bahu, pelahiran pervaginam dengan bantuan (misalnya
forceps- tetapi lebih sedikit dengan ekstrasi ventouse). (David T.Y. Liu,
2018). Ruptur jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari 2
perdarahan pasca persalinan. Ruptur perineum dibagi atas 4 tingkat yaitu
derajat I sampai derajat IV (Prawirohardjo, 2013). Dampak dari terjadinya
ruptur perineum pada ibu antara lain infeksi pada luka jahitan, dan dapat
merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir sehingga
dapat berakibat pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun
infeksi pada jalan lahir. Selain itu juga dapat terjadi perdarahan karena
terbukanya pembuluh darah yang tidak menutup sempurna.Penanganan
komplikasi yang lambat dapat menyebabkan terjadinya kematian ibu
postpartum mengingat kondisi ibu postpartum masih lemah (Manuaba, 2013).
Boyle (2019), menemukan bahwa dari total 1951 kelahiran spontan
pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan; 28% karena episiotomi dan 29%
karena ruptur. Menurut (Destiati, 2013), dalam penelitiannya di RSIA Bunda
Arif Porwokerto menyatakan bahwa jumlah ibu bersalin dari 252 mengalami
bersalin spontan dengan ruptur perineum sebanyak 169 orang (67,1%) dan
yang tidak mengalami ruptur perineum sebanyak 83 orang (32,9 %).
Sebanyak 60 % perempuan mengalami trauma perineum (akibat episiotomi
atau ruptur perineum) pada persalinan pervaginam dan sekurang-kurangnya
1000 perempuan membutuhkan tatalaksana perbaikan perineum setelah
persalinan. Komplikasi yang dapat terjadi pada trauma perineum antara lain
perdarahan, hematoma, abses, nyeri perineum, fistula, dispareuni, dan
inkontinensia ani.
Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan dengan alasan:
kelemahan fisik, mental, masalah psikososial, keterbatasan pengetahuan, dan
ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri akibat
gangguan patofisiologi (Nursalam, 2018: hal 14).
Pembelajaran klinik sangat menentukan kualitas capaian pembelajaran
mahasiswa keperawatan dimana pengetahuan dan keterampilan klinis
7
2 8 2 1 5 2 4 5 2 4 5 2 4 4 2 3 5 Tercapai
Pijat laktasi
3 8 2 2 5 2 2 7 2 5 6 2 3 6 2 3 6 Tercapai
Promosi berat
badan
4 8 2 3 3 2 3 4 1 2 5 2 2 4 2 2 4 Tercapai
Promosi laktasi
laktasi masa
kehamilan
6 Rujukan ke kelas 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tidak tercapai
laktasi pasca
persalinan
7 Rujukan ke 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tidak tercapai
kelompok
dukungan
menyusui
8 Deteksi dini 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tidak tercapai
penyimpangan
perilaku seksual
9 Dukungan 8 2 3 6 2 2 7 2 2 8 2 2 8 2 2 7 Tercapai
ambulasi dan
10
mobilisasi pasca
persalinan
10 Edukasi ASI 8 2 3 7 2 5 7 2 5 7 2 4 4 2 5 6 Tercapai
eksklusif
11 Edukasi kebutuhan 8 2 4 5 2 2 7 2 2 6 2 2 4 2 2 4 Tercapai
13 Edukasi 8 2 4 6 2 2 7 2 3 6 2 2 5 2 2 6 Tercapai
kontrasepsi
14 Edukasi 8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Tidak tercapai
pencegahan
perilaku seksual
berisiko
15 Edukasi 8 2 2 5 1 2 7 1 2 6 2 2 6 2 2 6 Tercapai
pendamping
persalinan
16 Edukasi perawatan 8 2 3 4 2 2 5 2 2 5 2 2 5 2 2 5 Tercapai
kehamilan
18 Edukasi perawatan 8 3 3 2 2 4 4 2 5 4 2 3 4 2 4 4 Tercapai
perineum pasca
persalinan
19 Edukasi persalinan 8 2 1 5 1 2 5 1 4 6 2 2 6 2 3 6 Tercapai
11
bahaya pasca
persalinan
21 Fasilitasi inisiasi 8 2 4 2 2 2 4 2 2 4 2 4 3 2 2 4 Tercapai
menyusu dini
22 Fasilitasi interaksi 8 2 3 3 2 2 4 1 2 5 2 4 3 2 2 4 Tercapai
kebutuhan
berkemih
24 Fasilitasi 8 3 3 2 2 2 5 2 2 5 1 4 5 2 2 4 Tercapai
kenyamanan ibu
pasca persalinan
25 Fasilitasi 8 2 4 2 2 2 4 1 2 5 2 2 4 2 2 4 Tercapai
kemampuan ibu
merawat bayi
27 Identifikasi riwayat 8 2 5 4 2 6 5 2 5 5 3 3 4 2 2 6 Tercapai
kehamilan dan
persalinan
12
38 Pemeriksaan 8 2 4 2 2 2 4 2 2 5 2 2 4 2 2 4 Tercapai
lochea
39 Pemeriksaan 8 2 3 3 2 5 3 2 4 5 2 5 3 2 3 4 Tercapai
perineum
40 Pemeriksaan 8 3 2 6 2 2 7 1 2 8 1 2 7 2 6 4 Tercapai
payudara
43 Pendampingan 8 2 5 2 2 6 2 2 5 2 2 4 3 2 6 2 Tercapai
Klien dengan
kehamilan risiko
tinggi
14
47 Perawatan 8 2 2 4 2 3 3 2 2 4 2 2 4 2 2 4 Tercapai
perdarahan selama
kehamilan
Jumlah Total
488 99 139 165 90 137 203 84 133 216 87 119 190 93 135 187
Jumlah Pencapaian
347 350 348 346 347
Jumlah Presentase
71,1% 71,7% 71,3% 71% 71,1%
Keterangan:
O : Observasi
A : Asistensi
M : Mandiri
3 AFF Infus
3 2 5 1 3 5 2 3 4 2 2 5 1 1 7
4 AFF DC
1 0 6 3 0 4 2 0 5 2 0 4 0 0 7
Keterangan
O : Observasi
A : Asistensi
M : Mandiri
18
BAB III
A. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan praktikum klinik di RSUD Prambanan dapat
dilaksanakan dengan baik oleh mahasiswa Ners Keperawatan Universitas
Kusuma Husada Surakarta selama 3 minggu dalam stase Maternitas. Selama
proses pembelajaran mahasiswa diberikan bimbingan oleh perawat di lahan
praktik agar mampu melaksanakan tindakan yang baik dan tepat, yaitu :
Mahasiswa mampu memantapkan keterampilan mahasiswa/i yang
diperoleh selama masa perkuliahan.
Mahasiswa mampu menetapkan disiplin, rasa tanggung jawab dan sikap
profesional dalam bertugas sehingga menambah pengalaman dalam
persiapan untuk terjun langsung ke dunia kerja yang sesungguhnya.
Mahasiswa mampu memperoleh pengalaman dan perluasan terhadap ilmu-
ilmu di tempat Kerja Praktik yang belum dikenal oleh mahasiswa/i.
Mahasiswa mampu mendorong mahasiswa/i supaya dapat menciptakan
lapangan kerja bagi dirinya sendiri dan lingkungan sekitarnya.
B. Saran
Selama 3 minggu pembelajaran praktikum klinik berdasarkan pengamatan
dan pengkajian secara langsung maka disertakan pula saran untuk :
1. Bagi Rumah sakit
Untuk Rumah sakit sebaiknya ditingkatkan lagi pelayanan, sarana &
prasananya. Seperti fasilitas fisik, bangunan, prasarana dan peralatan
kesehatan serta sumber daya lainnya harus dikelola secara efektif untuk
mengurangi dan mengendalikan bahaya, risiko, mencegah kecelakaan,
cidera dan penyakit akibat kerja.
2. Bagi Bangsal Gebang dan VK
Untuk bangsal gebang dan Ruang VK diharapkan untuk lebih
meningkatkan kualitas pelayanan antenatal, natal dan postnatal agar dapat
20
DAFTAR PUSTAKA