Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY I P30003 POST PARTUM HARI KE-3 DENGAN HEMORRHAGIC


POSTPARTUM
DI PUSKESMAS BANGSAL MOJOKERTO

Oleh :
AGUSTIN WULAN SARI, SST
NIM. 2182B1186

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PRODI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN
2021/2022
Lembar Pengesahan

Laporan praktik dengan judul “ Asuhan kebidanan Pada Ny I P30003 Post partum hari ke-3
dengan HPP di Puskesmas Bangsal Mojokerto”.

Sidoarjo, Januari 2022


Mahasiswa,

Agustin Wulansari, SST

Mengetahui,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Ruangan,

Bd. Candra Wahyuni, SST.,M.Kes Vidia Atika, SST.M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan

bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Asuhan Kebidanan” ini tepat

pada waktunya yang telah di tentukan.

Pada kesempatan ini juga kami berterimakasih atas bimbingan dan masukkan dari

semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah

ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari isi makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi kalimat, isi

maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen

mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi

kesempurnaan laporan ini.

Sidoarjo, Januari 2022

Mahasiswa

Agustin Wulansari, SST

ii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Singkatan iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Nifas 4
2.2 Teori Manajemen Asuhan Kebidanan 10

BAB 3 TINJAUAN KASUS


3.1 Pengkajian 23
3.2 Analisa Data 29
3.3 Perencanaan 29
3.4 Pelaksanaan 29
3.5 Evaluasi 30

BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan 32
4.2 Saran 32

DAFTAR PUSTAKA 33

iii
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi

AKI : Angka Kematian Ibu

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

DM : Diabetus Mellitus

EACA : Epsolon Amino Caproid Acid

FDP : Fibrin Degration Product

Gr : Gram

HB : Hemoglobin

HPP : Hemoraghic Post Partum

KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi

USG : Ultrasonografi

Mg : miligram

MmHg : Milimeter Merkuri Hydrargyrum

NY : Nyonya

PTT : Partial Tromblopastin Time

TN : Tuan

TTV : Tanda-Tanda Vital

TD : Tekanan Darah

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indikator kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Indonesia dilingkungan

ASEAN merupakan negara dengan angka kematian ibu tertinggi, yang berarti kemampuan

negara memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat

menyeluruh dan lebih bermutu (Manuaba, 2007).

Indonesia telah berhasil menurunkan AKI dari 390/100.000 kelahiran hidup (1992)

menjadi 334/100.000 kelahiran hidup (1997). Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup (2007). Meskipun telah terjadi

penurunan dalam beberapa tahun terakhir akan tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat

(Wilopo,2010).

Menurut Manuaba (2008), penyebab kematian ibu yang paling utama adalah perdarahan

sekitar 60-70% dibandingkan sebab-sebab lain seperti pre- eklamsia dan Eklamsia 10-20%,

infeksi 20-30%, termasuk partus terlantar dan penyebab lain seperti emboli air ketuban dan

anestisia.

Perdarahan post partum bukanlah suatu diagnosis akan tetapi suatu kejadian yang harus

dicari penyebabnya. Misalnya perdarahan post partum karena atonia uteri, perdarahan post

partum oleh karena robekan jalan lahir, perdarahan post partum oleh karena sisa plasenta atau

oleh karena gangguan pembekuan darah. Sifat perdarahan pada perdarahan post partum bisa

banyak, bergumpal-gumpal sampai menyebabkan syok atau terus merembes sedikit demi

sedikit tanpa henti (Sarwono, 2008).

Perdarahan, khususnya perdarahan post partum yang disebabkan karena retensio sisa

plasenta dimana tertinggalnya sisa plasenta atau selaput plasenta didalam rongga rahim yang

1
mengakibatkan perdarahan post partum dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan

post partum lambat (late postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari

pasca persalinan. Apabila pada pemeriksaan USG diperoleh kesimpulan adanya sisa plasenta

tahap pertama bisa dilakukan eksplorasi digital (jika servik terbuka) untuk mengeluarkan

bekuan darah atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi

sisa plasenta dengan kuretase. Bidan dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan

kuretase (Sarwono, 2008). Seringkali nyawa ibu tidak tertolong karena perdarahan terjadi di

luar Rumah Sakit dan keterlambatan rujukan, sehingga tidak dapat diberikan tranfusi darah

atau tindakan medis lainnya untuk menghentikan perdarahan.

1.2 Rumusan Masalah

Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini adalah Manajemen Asuhan Kebidanan

Nifas dengan HPP di Puskesmas Bangkal Mojokerto.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Dilaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ”I” post partum hari ke-3

dengan HPP di Puskesmas Bangsal Mojokerto.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Dilaksanakan pengkajian secara komprehensif melalui pendekatan manajemen

kebidanan

2. Dilaksanakannya pengidentifikasian diagnose/masalah aktual pada Manajemen

Asuhan Kebidanan

3. Dilaksanakannya pengidentifikasian diagnose/masalah potensial pada Manajemen

Asuhan Kebidanan

4. Dilaksanakannya tindakan segera pada Manajemen Asuhan Kebidanan

2
5. Dilaksanakannya penyusunan rencana asuhan yang menyeluruh pada Manajemen

Asuhan Kebidanan

6. Dilaksanakannya tindakan asuhan dengan efisien dan aman pada Manajemen Asuhan

Kebidanan

7. Dilaksanakannya evaluasi pada Manajemen Asuhan Kebidanan

8. Didokumentasikan hasil pada Manajemen Asuhan Kebidanan

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi perkembangan ilmu

kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis

di Puskesmas Bangsal Mojokerto.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi Institusi

Sebagai bahan informasi bagi rekan-rekan mahasiswa kebidanan dalam penerapan

Asuhan Kebidanan.

2. Manfaat Bagi Penulis

Hal ini merupakan pengalaman yang dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan

dalam penerapan pada Manajemen Asuhan Kebidanan.

3
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Nifas

2.1.1 Nifas

1. Definisi

Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu

berikutnya (JHPEIGO, 2002).

Masa melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan

masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan

rahim (Saleha, 2009).

Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal dalam masa nifas yang disebabkan oleh

masuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas (Saleha,

2009).

2. Klasifikasi masa nifas terbagi dalam 3 periode menurut Suherni, dkk (2009), yaitu :

1) Puerperuim dini, yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan jalan.

2) Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genetal, kira-kira antara 6-8

minggu.

3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komlikasi, waktu untuk

sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulan atau tahun.

3. Involusio

Menurut Sarwono (2006) dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun

eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-

perubahan genetalia dalam keseluruhannya disebut involusi.

4
1) Uterus

Setelah bayi dlahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan

relaksasi, akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang

bermuara pada bekas implantasi placenta. Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2

hari pasca persalinan setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul,

setelah 4 minggu kembali pada ukuran sebelum hamil.

2) Vagina

Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan- lipatan atau

kerutan-kerutan) kembali.

3) Perlukaan vagina

Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan

spekulum. Sering terjadi sebagai akibat ekstrasi dengan cunam, terlebih apabila kepala

janin harus diputar.

4) Perubahan pada perineum

Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila

kepala janin lahir terlalu cepat.

5) Servik

Perubahan-perubahan yang terdapat pada servik ialah segera postpartum bentuk

servik menganga seperti corong. Bentuk ini desebabkan oleh korpus uteri yang dapat

mengadakan kontraksi, sedangkan servik tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah

perbatasan antara korpus dan servik uteri berbentuk seperti cincin. Warna servik

sendiri merah dan kehitam-hitaman karena pembuluh darah, konsistensinya lunak.

6) Endometrium

Pada hari pertama endrometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai

permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari,

5
permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang

mengalami degenerasi. Sebagian besar endometrium terlepas.

Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basali, yang memakan waktu

2-3 minggu. Jaringan-jaringan ditempat implantasi plasenta mengalami proses yang

sama, ialah degenerasi dan kemudian terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini

berlangsung lengkap. Dengan demikian, tidak ada pembentukan jaringan parut pada

bekas tempat implantasi plasenta. Bila yang terakhir ini terjadi, maka ini dapat

menimbulkan kalainan pada kehamilan berikutnya.

2.1.2 Perdarahan Post Partum

1. Definisi

Perdarahan post partum yaitu perdarahan yang terjadi lebih dari 500- 600 ml dalam jangka

24 jam pertama setelah anak lahir (Sarwono, 2008). Menurut waktu terjadinya dibagi menjadi

dua, yaitu :

1) Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorage) ialah perdarahan lebih dari

500 cc yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah anak lahir.

2) Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorage) ialah perdarahan lebih dari

500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5

sampai 15 hari post partum.

2. Etiologi

Hal-hal yang menyebabkan perdarahan post partum adalah :

1) Atonio uteri

Adalah keadaan lemahnya tonus / kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak

mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan

plasenta lahir (Sarwono, 2008).

2) Robekan jalan lahir

6
Robekan jalan lahir dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan

pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh

robekan serviks atau vagina (Saifuddin, 2002). Setelah persalinan harus selalu

dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Pemeriksaan vagina dan serviks dengan

spekulum juga perlu dilakukan setelah persalinan.

3) Retensio plasenta

Menurut Winjosastro (2005) retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta

belum lahir setengah jam setelah janin lahir. Hal tersebut disebabkan oleh :

a) Plasenta belum lepas dari dinding uterus.

b) Plasenta sudah lepas, akan tetapi belum dilahirkan.

Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan, tapi bila

sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi

untuk segera mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus disebabkan :

(1) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva)

(2) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus

desidua sampai miometrium (plasenta akreta)

(3) Plasenta merekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus

sampai di bawah peritoneum (plasenta perkreta).

Plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan

oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III,

sehingga terjadi lingkaran kontriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi

keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta).

4) Sisa plasenta

Sewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka uterus tidak dapat

berkontrasi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan.

7
5) Kelainan darah

Menurut Sarwono (2008) gangguan pembekuan darah baru dicurigai bila

penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi terdapat kejadian yang serupa dengan

persalinan yang lalu.

Pada pemeriksaan penunjang ditemukan hasil pemeriksaan faal hemostasis yang

ab-normal. waktu perdarahan dan waktu hipofibrinogenemia, dan terdektesi adanya

FDP (fibrin degration product) serta perpanjangan tes protrombin dan PTT (partial

tromblopastin time). presdisposisi untuk terjadinya hal ini adalah solusio plasenta,

kematian janin dalam kandungan, eklamsi, emboli cairan ketuban, dan epsis. Terapi

yang dilakukan adalah dengan transfusi darah dan produknya seperti plasma beku

segar, trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau pemberian EACA (epsilon amino

caproic acid).

2.1.3 Retensio sisa plasenta

1. Definisi

Retensio sisa plasenta adalah tertinggalnya potongan-potongan plasenta seperti

kotiledon dan selaput plasenta yang menyebabkan terganggunya kontraksi uterus sehingga

sinus-sinus darah tetap terbuka dan menimbulkan perdarahan post partum.

2. Etiologi

1) Penanganan kala III yang salah

Dengan pendorongan dan pemijatan uterus akan mengganggu mekanisme pelepasan

plasenta dan menyebabkan pemisahan sebagian plasenta.

2) Abnormalitas plasenta

Abnormalitas plasenta meliputi bentuk plasenta dan penanaman plasenta dalam uterus

yang mempengaruhi mekanisme pelepasan plasenta.

3) Kelahiran bayi yang terlalu cepat

8
Kelahiran bayi yang terlalu cepat akan mengganggu pemisahan plasenta secara

fisiologis akibat gangguan dari retraksi sehingga dapat terjadi gangguan retensi sisa

plasenta.

3. Diagnosa

1) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan penemuan melakukan

kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus retensio sisa plasenta dengan

perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagai besar pasien akan kembali lagi ke tempat

persalinan dengan keluhan perdarahan setelah 6-10 hari pulang ke rumah (Saifuddin,

2002).

2) Perdarahan berlangsung terus menerus atau berulang.

3) Pada palpasi di dapatkan fundus uteri masih teraba yang lebih besar dari yang

diperkirakan

4) Pada pemeriksaan dalam didapat uterus yang membesar, lunak, dan dari ostium uteri

keluar darah (Wiknjosastro, 2006).

4. Penanganan

1) Penemuan secara dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan pemeriksaan

kelengkapan plasenta setelah dilahirkan.

2) Berikan antibiotik yang adekuat.

3) Berikan uterotonik, oksitosin, dan / atau metergin.

4) Lakukan ekplorasi digital (bila servik terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau

jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui alat kuretase, lakukan evakuasi sisa plasenta

dengan kuretase.

5) Bila kadar Hb < 8 gr% beri tranfusi darah, bila kadar Hb > 8 gr% berikan sulfas

ferosus 600 mg/hari selama 10 hari (Saifuddin, 2002).

9
2.2 Teori Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian

Pengertian manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah yang dipergunakan

sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

penemuan-penemuan, ketrampilan dalam tahapan yang akurat untuk pengambilan keputusan

yang berfokus pada klien (Varney, 2004).

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap

langkah disempurnakan secara sistematis, proses dimulai dari pengumpulan data dasar dan

berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah menurut Varney (2004) tersebut adalah sebagai

berikut :

1) Langkah I : Pengkajian

Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan

pada pasien dan merupakan kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses sistematis

dalam pengumpulan data-data (Nursalam, 2004).

(1) Data Subyektif

Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat

terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut dapat ditentukan oleh perawat

secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2004).

a) Identitas klien

(a) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak

keliru dalam memberikan penanganan (Retna, 2008). Untuk membedakan

klien, mengetahui dan mengenal pasien (Alimul, 2006).

(b) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20

10
tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.

Sedangkan umur lebih 35 tahun rentan sekali untuk terjadi pardarahan dalam

masa nifas (Retna, 2008). Untuk mengetahui umur ibu dan untuk mengetahui

faktor resiko yang ada hubungannya dengan umur ibu (Monica, 2005).

(c) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau

mengarahkan pasien dalam berdo’a (Retna, 2008). Untuk memberi motivasi

pasien sesuai dengan agamanya (Alimul, 2006).

(d) Suku / Bangsa

Berpengaruh pada adat-istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Retna, 2008).

Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras pasien (Priharjo, 2006).

(e) Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting dalam

memberikan pendidikan kesehatan atau KIE pada klien sesuai dengan tingkat

pendidikan (Ambarwati, 2008). Tingkat pendidikan kesehatan diberikan sesuai

tingkat pendidikan pasien (Priharjo, 2006).

(f) Pekerjaan

Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga

mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut (Retna, 2008). Untuk mengetahui

kemungkinan pengaruh pekerjaan terhadap permasalahan kesehatan atau untuk

mengetahui tingkat sosial ekonomi (Manuaba, 2008).

(g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Retna,

2008). Untuk mengetahui tempat tinggal pasien dan keadaan lingkungan

sekitarnya (Manuaba, 2008).

11
b) Keluhan utama

Keluhan yang terjadi pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena

retensio sisa plasenta adalah mengalami perdarahan yang lebih banyak, pasien

mengeluh lemah, limbung, berkeringat dingin, menggigil (Saifuddin, 2006).

c) Riwayat menstruasi

Menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus berapa lama, lama haid,

banyak darah, sifat darah (cair atau ada bekuan, warnanya, baunya), dismenorhoe

atau tidak, haid yang terakhir (Saifuddin, 2006).

d) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinannya, lama perkawinan, syah atau tidak,

sudah berapa kali menikah, berapa jumlah anaknya (Wiknjosastro, 2006).

e) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(a) Riwayat kehamilan

Untuk mengetahui ada gangguan seperti muntah-muntah, hipertensi,

perdarahan waktu hamil muda (Wheeler, 2004).

(b) Riwayat persalinan

Untuk mengetahui persalinan spontan atau buatan, lahir aterm, preterm,

posterm, ada perdarahan waktu persalinan, di tolong siapa, dimana tempat

persalinan (Wheeler, 2004). Riwayat persalinan mempengaruhi pada ibu

nifas dengan laserasi jalan lahir karena apabila ibu pernah mengalami proses

persalinan karena biasanya ibu akan lebih siap dalam proses persalinan yang

berikutnya (Suherni, 2008).

(c) Riwayat Nifas

Untuk mengetahui apakah pernah mengalami perdarahan, infeksi, bagaimana

proses laktasi dan apakah ada jahitan pada perenium (Manuaba, 2008).

12
Riwayat nifas berpengaruh pada ibu nifas dengan laserasi jalan lahir karena

apabila ibu sudah pernah mengalami masa nifas dengan laserasi maka ibu

tidak merasa kaget dengan rasa nyeri pada luka jahitan perineum (Suherni,

2008).

(d) Riwayat Anak

Untuk mengetahui jenis kelamin, jumlah anak, hidup atau mati, berat badan

waktu lahir (Farrer, 2002).

f) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui apakah ibu sebelum hamil pernah menggunakan KB atau

tidak, jika pernah berapa lamanya, berapa tahun dan jenis kontrasepsi yang

digunakan (Varney, 2004).

g) Riwayat penyakit

(a)Riwayat penyakit yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat atau

penyakit akut, kronis seperti : jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat

mempengaruhi pada masa nifas (Retna, 2008).

(b)Riwayat penyakit sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit

yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan

bayinya. Seperti ibu sedang mengalami flu, batuk atau diare (Retna, 2008).

(c) Riwayat penyakit keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit

keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada

penyakit keluarga yang menyertainya (Retna, 2008).

h) Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan selama hamil

13
(a) Nutrisi

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan

metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui

akan meningkat 25 %, karena berguna untuk proses kesembuhan karena

setelah melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk

menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat beberapa kali dari kebutuhan

biasa. Makanan yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak

terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta

bahan pengawet atau berwarna. Disamping itu makanan harus mengandung

sumber tenaga (energi), sumber pembangun (protein), sumber pengatur dan

pelindung adalah mineral, vitamin dan air (Retna, 2008).

(b) Pola Istirahat

Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain

mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusio

uteri dan memperbanyak perdarahan, menyebabakan depresi dan

ketidakmampuan merawat bayi dan diri sendiri (Retna, 2008).

(c)Eliminasi

BAB harus ada dalam 3 hari post partum dan BAK harus dilakukan spontan

dalam 6 jam post partum (Sarwono, 2005).

(d)Personal Hygiene

Membersihkan daerah kemaluan setiap kali habis buang air kecil atau buang

air besar dan ganti pembalut setiap kali habis buang air kecil dan buang air

besar (Retna, 2008).

(2) Data Obyektif

Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga kesehatan

14
(Nursalam, 2004), yang meliputi :

a. Pemeriksaan fisik

Dilakukan dengan cara memeriksa keadaan umum ibu (Manuaba, 2007).

Meliputi :

a) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang atau buruk

(Saifuddin, 2002). Keadaan umum pada ibu nifas dengan perdarahan post

partum karena retensio sisa plasenta adalah sedang (Suherni, 2008).

b) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkat kesadaran ibu apakah composmenthis, somnolen

atau koma (Saifuddin, 2002). Tingkat kesadaran pada ibu nifas dengan

perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah composmentis

(Manuaba, 2007).

c) Tekanan darah

Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi dengan di nilai hipertensi dengan

satuan mmHg (Saifuddin, 2002). Batas normalnya tensi untuk ibu nifas normal

adalah 90/60 – 130/90 mmHg (Prawirohardjo, 2005). Pada kasus tekanan

darah 110/70 mmHg ( Saifuddin, 2002 ).

d) Suhu

Suhu badan waktu inpartu tidak melebihi dari 37,2 0C, sesudah partus dapat

naik 0,50C dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 380C (Retna, 2008).

Normalnya 36,60C – 37,60C (Perry, 2005). Pada kasus suhu ibu 360 C

( Wiknjosastro, 2002).

e) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi pasien dengan menghitung dalam 1 menit,

15
sedangkan normalnya denyut nadi dalam 1 menit adalah 60-100 x/menit

(Saifuddin, 2002). Pada kasus nadi ibu 80x/menit ( Saifuddin, 2002 ).

f) Respirasi

Untuk mengetahui pernafasan pasien dalam waktu 1 menit. Sedangkan

normalnya pernafasan dalam 1 menit adalah 16-20 x/menit (Saifuddin, 2002).

Pada kasus respirasi 22x/menit ( Saifuddin, 2002).

b. Pemeriksaan sistematis

a)Inspeksi

kAdalah pemeriksaan dengan melihat pasien dari ujung rambut sampai ujung

kaki (Nursalam, 2004).

(a) Kepala, meliputi :

 Rambut

Untuk menilai warna, kelebatan, distribusi, dan karakteristik lainnya

(Alimul, 2006).

 Muka

Keadaan muka pucat atau tidak, apakah terdapat kelainan atau oedema

(Anita, 2008).

 Mata

Conjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak (Alimul, 2006).

 Hidung

Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak (Alimul, 2006).

 Telinga

Untuk mengetahui bagaimana keadaan dau telinga, liang telinga dan

timpani serta ketajaman pendengaran (Alimul, 2006).

 Mulut dan gigi

16
Untuk mengetahui keadaan mulut apakah bersih atau ada caries dan

ada karang gigi atau tidak (Saifuddin, 2002).

 Leher

Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar getah bening

(Retna, 2008).

(b) Dada dan Axilla

 Mammae

Simetris atau tidak, konstitensi, ada pembengkakan atau tidak,

putting menonjol atau tidak, lecet atau tidak (Retna, 2008).

 Axilla

Adakah benjolan atau tidak, adakah nyeri saat ditekan atau tidak

(Retna, 2008).

(c) Genetalia dan perineum

Pengeluaran lochea (jenis, warna, jumlah, bau), oedema, peradangan,

keadaan jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi pada luka jahitan dan

kebersihan perineum (Suherni, dkk, 2008).

(d) Anus

Adanya haemoroid atau tidak dan adanya varices atau tidak (Manuaba,

2007).

(e) Eksteremitas

Untuk mengetahui ada tidaknya oedema, varices dan reflek patella (Anita,

2008).

b) Palpasi

Yaitu suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan dan jari

(Nurasalam, 2004).

17
(a) Leher

Apakah ada pembesaran kelenjar thyroid atau kelenjar getah bening

(Nursalam, 2004).

(b) Dada

Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara, nyeri tekan ada atau

tidak, ada kelainan bentuk atau tidak, bengkak ada atau tidak, terdapat

nyeri tekan (Nursalam, 2004).

(c) Perut

Untuk mengetahui adanya sub involusio, kontraksi uterus keras (Salmah,

2002).

(d) Perkusi

Adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau membandingkan

kanan atau kiri pada daerah permukaan tubuh (Nursalam, 2004). Pada

kasus ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa

plasenta pemeriksaan perkusi digunakan untuk mengetahui reflek patella

(Arita, 2008).

(e) Auskultasi

Adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan

oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop (Nursalam, 2004). Pada kasus

ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta

pemeriksaan auskultasi digunakan untuk mendengarkan denyut jantung

pasien dan tekanan darah pasien (Saifuddin, 2002).

c. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan cara pemeriksaan fisik meliputi

pemeriksaan laboratorium dan roentgen (Wiknjosastro, 2005).

18
2) Interpretasi Data

Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencangkup diagnosa masalah dan

kebutuhan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di intpretasikan sehingga dapat

dirumuskan diagnosa dan masalah spesifik (Varney, 2004).

(1) Diagnosa kebidanan

Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan

dan memenuhi standar diagnosa kebidanan (Varney, 2004). Diagnosa yang dapat

ditegakkan pada ibu nifas post partum adalah “Ny. X… P… A… umur… tahun

dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta”.

a. Data Dasar :

a) Data subjektif

Ibu mengeluh lemah, limbung dan berkeringat dingin, Ibu mengatakan cemas

dengan keadaannya (Saifuddin, 2002).

b) Data objektif

(a) AKU ibu sedang

(b) TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 80 x/menit, S : 360C, RR: 22 x/menit

(c) Sisa plasenta belum lahir.

(d) Terdapat perdarahan pervaginam setelah bayi lahir + 500 cc

(e) Kontraksi uterus lemah (saifuddin, Wiknjosastro, 2002 ).

(2) Masalah

Masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari hasil dari

pengkajian (Varney, 2004). Masalah yang muncul pada ibu nifas dengan perdarahan

post partum karena retensio sisa palsenta adalah kecemasan terhadap keadaan yang

dialami ibu karena perdarahan (Halloway, 2003).

(3) Kebutuhan

19
Adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam

diagnosa dan masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisa data (Wheeler,

2004). Kebutuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum

karena retensio sisa plansenta menurut Varney (2004) adalah :

a. Informasi tentang keadaan ibu.

b. Informasi tentang tindakan yang akan dilakukan oleh bidan.

c. Dorongan moril dari keluarga dan tenaga kesehatan.

d. Pemenuhan kebutuhan cairan.

e. Penghentian perdarahan.

3) Diagnosa Potensial

Dalam langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan

rangkaian masalah atau diagnosa yang sekarang hanya merupakan antisipasi, pencegahan bila

memungkinkan, menunggu sambil waspada dan bersiap-siap bila benar terjadi dan penting

melakukan asuhan yang aman (Varney, 2004).

Potensial terjadi infeksi puerperium : Pada tindakan manual plasenta. Potensial terjadi

syok haemorrage : Karena adanya perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta

(Wiknjosastro, 2007).

4) Antisipasi dan Tindakan segera

Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa potensial dengan tujuan agar

dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul sehubungan dengan keadaan yang

dialaminya (Varney, 2004). Dalam kasus ibu nifas dengan perdarahan post partum karena

retensio sisa plasenta, antisipasi yang dilakukan adalah pemberian infus drip oksitosin 20 IU

dalam 500 cc cairan infus dan antibiotik serta dilakukan plasenta manual (Saifuddin, 2002).

5) Rencana Asuhan

Ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya, langkah ini merupakan kelanjutan

20
manajemen terhadap masalah atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak

lengkap dan dapat dilengkapi (Varney, 2004).

Menurut Saifuddin (2002), dalam membuat rencana tindakan diusahakan untuk

memberikan kenyamanan pada ibu dan disisi lain bidan dapat melakukan observasi dan

pengobatan sebagai berikut:

1) Lakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta.

2) Beri antibiotik yang adekuat.

3) Beri uterotonika, oksitosin atau metergin.

4) Lakukan eksplorasi digital (bila servik terbuka) dan keluarkan bekuan darah atau

jaringan.

5) Lakukan evakuasi sisa plasenta dengan kuretase bila servik hanya dapat dilalui alat

kuretase.Beri tranfusi darah bila Hb < 8 gr% dan berikan sulfas ferosis 60 mg/hari

selama 10 hari.

6) Pelaksanaan (Implementasi)

Menurut Varney (2004), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang

diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Pada langkah ini

seorang bidan merumuskan rencana tindakan yang sebelumnya telah didiskusikan dengan

pasien dan kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya. Pelaksanaan

ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan

lainnya.

7) Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan ibu nifas dengan perdarahan

post partum karena retensio sisa plasenta yang sudah diberikan meliputi pemenuhan

kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya (Varney, 2004). Di dalam evaluasi diharapkan memperoleh hasil :

21
(1) Keadaan umum dan TTV normal.

(2) Sisa plasenta sudah lahir lengkap.

(3) Kontraksi uterus baik.

(4) Perdahan berkurang (Varney, 2004)

22
BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

3.1.1 Data Subjektif

Pengkaji : Agustin wulan sari

Tanggal : 06-01-2022

Pukul : 17.00 WIB

Tempat : Puskesmas Bangsal Mojokerto

1. Identitas

Nama Klien : Ny. I Nama Suami : Tn. R

Umur : 40 tahun Umur : 48 tahun

Suku/ Bangsa : Jawa Suku/ Bangsa : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Karyawan Swasta

Alamat : Bangsal Alamat : Bangsal

2. Keluhan utama

Pusing dan berkunang-kunang, darah terasa keluar banyak dari vagina, ganti pembalut 2x

selama 5 jam

3. Riwayat menstruasi

1) Menarche : 12 Tahun

2) Siklus menstruasi : Teratur 1 bulan sekali

3) Lama : 7 hari

23
4) Banyaknya darah : 3-4 soptex/hari

5) Konsistensi : cair

6) Dysmenorhoe : tidak

7) Flour albus : ya (sebelum dan sesudah menstruasi)

4. Status perkawinan

1) Kawin : 1 Kali

2) Lama kawin : 12 tahun

5. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Penyuli

Tempat

Penyuli
Keterangan
BB/PB
Penolo

Hidup/

Eksklu
Suami

Hamil

Jenis

Mati

ASI
UK

L/P
ng

sif
ke

ke

t
9
1 1 - Bidan Normal PMB L 3200 Hidup Ya -
bln
9
1 2 - Bidan Normal PMB L 3800 Hidup Ya -
bln

6. Riwayat kehamilan sekarang

1) Hamil ke :3

2) Umur kehamilan : 40 minggu

3) ANC : Periksa kehamilan di PMB Wulan 7x, tidak ada penyulit

selama kehamilan

7. Riwayat persalinan sekarang

Tanggal : 03-01-2022

Tempat : Puskesmas Bangsal

Penolong : Bidan

Jenis persalinan : Spontan

Usia kehamilan : 40 minggu

Kondisi ibu saat persalinan : Kala 1 berlangsung selama 5 jam, kala 2 berlansung

selama 45 menit, kala 3 berlangsung selama 10 menit,

24
dan kala 4 berlangsung selama 2 jam. Pada saat

persalinan tidak ada penyulit

Kondisi bayi saat lahir : Bayi menangis spontan, BB 4200 gr, PB 51 cm, LK 34

cm, tidak ada kelainan kongenital

8. Riwayat kesehatan keluarga

1)Keturunan kembar : Tidak

Dari pihak siapa :-

2)Penyakit keturunan : Tidak

Jenis penyakit :-

Dari pihak siapa :-

3)Penyakit lain dalam keluarga : Tidak

Jenis penyakit :-

Dari pihak siapa :-

9. Riwayat kesehatan yang lalu

1) Penyakit menahun : Tidak

2) Penyakit menurun : Tidak

3) Penyakit menular : Tidak

10. Latar belakang budaya dan dukungan keluarga

1) Kebiasaan/upacara adat istiadat saat hamil : Tidak

2) Pantangan saat sesudah melahirkan/ masa menyusui : Tidak

3) Kebiasaan keluarga yang menghambat : Tidak

4) Kebiasaan keluarga yang menunjang :-

5) Dukungan dari suami : Iya

6) Dukungan dari keluarga yang lain : Iya

25
11. Pola kebiasaan sehari-hari

1) Pola Nutrisi

3xsehari dengan porsi setengah terdiri dari nasi,lauk pauk, sayur dan minum ± 7

gelas/hari.

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

2) Pola Eliminasi

BAK : ±4-5 kali/hari warnah jernih BAB 1x sehari konsisten lunak

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

3) Pola istirahat tidur

Ibu tidur siang ±1jam dan tidur malam ±7-8jam

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

4) Pola Aktivitas

Melakukan aktifitas rumah tangga seperti manyapu, mencuci baju, masak, dll

Masalah yang dirasakan : Tidak ada

5) Perilaku Kesehatan

Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat/jamu/rokok, dll

12. Sistem Psikososial

Ibu dalam fase taking hold, ibu dapat melakukan segala sesuatu secara mandiri dan sudah

menunjukkan fokus untuk merawat diri dan bayinya.

3.1.2 Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Tekanan Darah : 90/60 nnHg

Suhu : 36,5 °C

Nadi : 90x/menit

26
RR : 20x/menit

2. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

(1) Kepala : bentuk kepala orakttosefalus, ersir,rambut tidak rontok,

tidak ada kutu dan ketombe

(2) Muka : Kelopak mata : simetris

Conjungtiva : berwarna merah muda

Sklera : berwarna putih, tidak ada bintik bitot,

tidak ada katarak.

(3) Mulut dan gigi : Bibir : simetris, warna merah mudah, tidak kering

Lidah : tidak kotor

Gigi : gigi bersih, ada karies gigi dan ada

karang gigi

(4) Hidung : Simetris : iya

Sekret : tidak ada pengeluaran sekret, nanah

maupun darah, tidak ada pembesaran polip

Kebersihan : keadaan bersih

(5) Pembesaran vena jugularis : tidak

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak

Pembesaran kelenjar getah bening : tidak

(6)Dada : Simetris : iya

Pembesaran payudara : tidak

Hiperpigmentasi : iya

Papila mammae : Menonjol

Keluaran : tidak

27
Kebersihan : kulit tidak seperti kulit jeruk

(7) Perut : Pembesaran : tidak ada pembesaran

Bekas luka operasi : tidak ada

Linea : ada linea nigra

Striae : tidak ada strie

Pembesaran lien/ liver : tidak ada pembesaran

(8) Anogenetalia : Vulva vagina warna : merah mudah

Luka parut : tidak ada

Oedema : tidak

Varises : tidak

Keluaran : darah merah segar, lochea rubra,

perdarahan ±500 ml

Hemorroid : tidak

Kebersihan : baik

(9) Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : tidak

Varises : tidak

Kekakuan sendi: normal

2) Palpasi

(1) Leher : Pembesaran vena jugularis : .tidak

Pembesaran kelenjar thyroid : tidak

Pembesaran kelenjar getah bening : tidak

Struma : tidak

(2) Dada : Benjolan/ Tumor : tidak

Keluaran :-

(3) Perut : Pembesaran lien/ liver : tidak

28
TFU : Tidak teraba

Kontraksi uterus : Lembek

Kandung kemih : kosong

(4) Ekstremitas atas dan bawah : Oedema : tidak

3) Pemeriksaan Penunjang

HB :10 gr%

3.2 Diagnosa

P30003 post partum hari ke-1 dengan HPP (sisa plasenta)

3.3 Perencanaan

1. Jelaskan hasil pemeriksaan ibu

2. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga

3. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan dan pemeberian obat untuk

menghentikan perdarahan

3.4 Pelaksanaan

Tanggal/jam Kegiatan/Monitoring

06-01-2022

17.00 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu meliputi TTV, dan keadaan

umum ibu

17.05 2. Melakukan pendekatan terapeutik pada ibu dan keluarga yaitu

tentang keadaan ibu

3. Cari sumber perdarahan, uterus lembek dan perdaran aktif pada


17.15
luka perineum

4. Pasang infus RL 2 kolf guyur, lanjut RL drip oxy 20 IU 30 tpm

5. Membersihkan sisa plasenta yang masih tertinggal dengan cara

digital

29
6. Memberikan obat misoprostol 4 tablet rectal

7. Melakukan heacting pada luka perineum dengan derajad 3

[ kolaborasi dengan dokter obgin]

3.5 Evaluasi

Tanggal : 06-01-2021

Pukul : 17.00 WIB

Subyektif Obyektif Assesment Planning

Pusing dan Pemeriksaan Umum P40004 post 1. Menjelaskan hasil

berkunang- kunang  Kesadaran : partum hari pemeriksaan ibu meliputi

berkurang Composmentis ke 4 dengan TTV, dan keadaan umum

 Tekanan Darah HPP ibu

: 80/60 mmHg 2. Melakukan pendekatan

 Suhu : 36,5 °C terapeutik pada ibu dan

 Nadi : keluarga yaitu tentang

90x/menit keadaan ibu

 RR : 20x/menit 3. Cari sumber perdarahan,

 perdarahan : uterus lembek dan

100 cc perdaran aktif pada luka

 TFU : 1 jari perineum

bawah pusat 4. Pasang infus RL 2 kolf

 Lochea : rubra guyur, lanjut RL drip oxy

20 IU 30 tpm

5. Membersihkan sisa

plasenta yang masih

30
tertinggal dengan cara

digital

6. Memberikan obat

misoprostol 4 tablet

rectal

7. Melakukan heacting

pada luka perineum

dengan derajad 3

[ kolaborasi dengan

dokter obgin]

31
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pengkajian pada kasus didapatkan data subjektif yaitu ibu mengatakan merasakan

nyeri pada luka jahitan, mengeluh lemah, menggigil dan mengeluarkan darah segar

pervaginam yang banyak sedangkan data objektif didapatkan keadaan umum cukup, TTV :

TD : 90/60 mmHg, N : 90 x/menit, S : 36,5°C, R : 20 x/menit, UC: lembek, TFU: tidak

teraba, plasenta lahir tidak lengkap, tertinggalnya selaput plasenta, Hb: 10 gr%, pengeluaran

darah + 500 cc.

Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu : beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan

yang telah dilakukan, beri dukungan moril, minta keluarga keluarga menandatangani inform

consend, lakukan katerisasi, rehidrasi atau cairan : memasang infuse RL drip, eksplorasi sisa

plasenta secara manual.

4.2 Saran

4.2.1 Bagi Instansi

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam menangani pasien serta dapat

memberikan kenyamanan pasien rawat inap dalam beristirahat.

4.2.2 Bagi Mahasiswa

Dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur karena teori

dan prosedur yang benar mendasari setiap praktek sehingga menghindari dari

kesalahan.

32
DAFTAR PUSTAKA

Chumbley, Jane. 2006. Menyusui. Jakarta : Erlangga

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.

Jakarta : Rajawali Pers

Dewi, V.N.L & Tri, S. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta Salemba

Medika

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peuperium Care”. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar

Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar

Notoadmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta

--------------------. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Novita, R.V.T. 2011. Keperawatan Maternitas. Bogor : Ghalia Indonesia

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Riksani, R. 2012. Keajaiban ASI. Jakarta : Dunia Sehat

Siswosudarmo, R & Ova, E. 2008. Obstetri Fisiologi. Yogyakarta : Pustaka Cendekia

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

33

Anda mungkin juga menyukai