Oleh :
AGUSTIN WULAN SARI, SST
NIM. 2182B1186
Laporan praktik dengan judul “ Asuhan kebidanan Pada Ny I P30003 Post partum hari ke-3
dengan HPP di Puskesmas Bangsal Mojokerto”.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Ruangan,
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Asuhan Kebidanan” ini tepat
Pada kesempatan ini juga kami berterimakasih atas bimbingan dan masukkan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah
Penulis menyadari isi makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi kalimat, isi
maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen
mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
Mahasiswa
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Singkatan iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan 32
4.2 Saran 32
DAFTAR PUSTAKA 33
iii
DAFTAR SINGKATAN
DM : Diabetus Mellitus
Gr : Gram
HB : Hemoglobin
USG : Ultrasonografi
Mg : miligram
NY : Nyonya
TN : Tuan
TD : Tekanan Darah
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Indonesia dilingkungan
ASEAN merupakan negara dengan angka kematian ibu tertinggi, yang berarti kemampuan
Indonesia telah berhasil menurunkan AKI dari 390/100.000 kelahiran hidup (1992)
Indonesia (SDKI) turun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup (2007). Meskipun telah terjadi
penurunan dalam beberapa tahun terakhir akan tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat
(Wilopo,2010).
Menurut Manuaba (2008), penyebab kematian ibu yang paling utama adalah perdarahan
sekitar 60-70% dibandingkan sebab-sebab lain seperti pre- eklamsia dan Eklamsia 10-20%,
infeksi 20-30%, termasuk partus terlantar dan penyebab lain seperti emboli air ketuban dan
anestisia.
Perdarahan post partum bukanlah suatu diagnosis akan tetapi suatu kejadian yang harus
dicari penyebabnya. Misalnya perdarahan post partum karena atonia uteri, perdarahan post
partum oleh karena robekan jalan lahir, perdarahan post partum oleh karena sisa plasenta atau
oleh karena gangguan pembekuan darah. Sifat perdarahan pada perdarahan post partum bisa
banyak, bergumpal-gumpal sampai menyebabkan syok atau terus merembes sedikit demi
Perdarahan, khususnya perdarahan post partum yang disebabkan karena retensio sisa
plasenta dimana tertinggalnya sisa plasenta atau selaput plasenta didalam rongga rahim yang
1
mengakibatkan perdarahan post partum dini (early postpartum hemorrhage) atau perdarahan
post partum lambat (late postpartum hemorrhage) yang biasanya terjadi dalam 6-10 hari
pasca persalinan. Apabila pada pemeriksaan USG diperoleh kesimpulan adanya sisa plasenta
tahap pertama bisa dilakukan eksplorasi digital (jika servik terbuka) untuk mengeluarkan
bekuan darah atau jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui oleh instrument, lakukan evakuasi
sisa plasenta dengan kuretase. Bidan dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan
kuretase (Sarwono, 2008). Seringkali nyawa ibu tidak tertolong karena perdarahan terjadi di
luar Rumah Sakit dan keterlambatan rujukan, sehingga tidak dapat diberikan tranfusi darah
Ruang lingkup penulisan karya tulis ilmiah ini adalah Manajemen Asuhan Kebidanan
1.3 Tujuan
Dilaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny ”I” post partum hari ke-3
kebidanan
Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan
2
5. Dilaksanakannya penyusunan rencana asuhan yang menyeluruh pada Manajemen
Asuhan Kebidanan
6. Dilaksanakannya tindakan asuhan dengan efisien dan aman pada Manajemen Asuhan
Kebidanan
1.4 Manfaat
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi perkembangan ilmu
kebidanan, khususnya dalam pemberian asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis
Asuhan Kebidanan.
Hal ini merupakan pengalaman yang dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Nifas
1. Definisi
Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu
Masa melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan awam merupakan
masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau. Nifas merupakan masa pembersihan
Komplikasi masa nifas adalah keadaan abnormal dalam masa nifas yang disebabkan oleh
masuknya kuman-kuman kedalam alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas (Saleha,
2009).
2. Klasifikasi masa nifas terbagi dalam 3 periode menurut Suherni, dkk (2009), yaitu :
1) Puerperuim dini, yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan jalan.
2) Puerperium intermedial adalah kepulihan menyeluruh alat-alat genetal, kira-kira antara 6-8
minggu.
3) Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komlikasi, waktu untuk
3. Involusio
Menurut Sarwono (2006) dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
4
1) Uterus
Setelah bayi dlahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
relaksasi, akan menjadi keras sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang
bermuara pada bekas implantasi placenta. Ukuran uterus mengecil kembali setelah 2
hari pasca persalinan setinggi sekitar umbilikus, setelah 2 minggu masuk panggul,
2) Vagina
Pada minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul rugae (lipatan- lipatan atau
kerutan-kerutan) kembali.
3) Perlukaan vagina
Robekan terdapat pada dinding lateral dan baru terlihat pada pemeriksaan
spekulum. Sering terjadi sebagai akibat ekstrasi dengan cunam, terlebih apabila kepala
Robekan perineum umumnya terjadi di garis tengah dan bisa menjadi luas apabila
5) Servik
servik menganga seperti corong. Bentuk ini desebabkan oleh korpus uteri yang dapat
perbatasan antara korpus dan servik uteri berbentuk seperti cincin. Warna servik
6) Endometrium
Pada hari pertama endrometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai
permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput janin. Setelah 3 hari,
5
permukaan endometrium mulai rata akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang
Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basali, yang memakan waktu
sama, ialah degenerasi dan kemudian terlepas. Pelepasan jaringan berdegenerasi ini
berlangsung lengkap. Dengan demikian, tidak ada pembentukan jaringan parut pada
bekas tempat implantasi plasenta. Bila yang terakhir ini terjadi, maka ini dapat
1. Definisi
Perdarahan post partum yaitu perdarahan yang terjadi lebih dari 500- 600 ml dalam jangka
24 jam pertama setelah anak lahir (Sarwono, 2008). Menurut waktu terjadinya dibagi menjadi
dua, yaitu :
1) Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorage) ialah perdarahan lebih dari
2) Perdarahan postpartum sekunder (late postpartum hemorage) ialah perdarahan lebih dari
500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5
2. Etiologi
1) Atonio uteri
Adalah keadaan lemahnya tonus / kontraksi rahim yang menyebabkan uterus tidak
mampu menutup perdarahan terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan
6
Robekan jalan lahir dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan
pasca persalinan dengan uterus yang berkontraksi baik biasanya disebabkan oleh
robekan serviks atau vagina (Saifuddin, 2002). Setelah persalinan harus selalu
dilakukan pemeriksaan vulva dan perineum. Pemeriksaan vagina dan serviks dengan
3) Retensio plasenta
belum lahir setengah jam setelah janin lahir. Hal tersebut disebabkan oleh :
Bila plasenta belum lepas sama sekali tidak akan terjadi perdarahan, tapi bila
sebagian plasenta sudah lepas akan terjadi perdarahan dan ini merupakan indikasi
untuk segera mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding uterus disebabkan :
(1) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesiva)
(2) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus
(3) Plasenta merekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi korialis menembus
Plasenta sudah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar, disebabkan
oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena salah penanganan kala III,
sehingga terjadi lingkaran kontriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi
4) Sisa plasenta
Sewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka uterus tidak dapat
7
5) Kelainan darah
penyebab yang lain dapat disingkirkan apalagi terdapat kejadian yang serupa dengan
FDP (fibrin degration product) serta perpanjangan tes protrombin dan PTT (partial
tromblopastin time). presdisposisi untuk terjadinya hal ini adalah solusio plasenta,
kematian janin dalam kandungan, eklamsi, emboli cairan ketuban, dan epsis. Terapi
yang dilakukan adalah dengan transfusi darah dan produknya seperti plasma beku
segar, trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau pemberian EACA (epsilon amino
caproic acid).
1. Definisi
kotiledon dan selaput plasenta yang menyebabkan terganggunya kontraksi uterus sehingga
2. Etiologi
2) Abnormalitas plasenta
Abnormalitas plasenta meliputi bentuk plasenta dan penanaman plasenta dalam uterus
8
Kelahiran bayi yang terlalu cepat akan mengganggu pemisahan plasenta secara
fisiologis akibat gangguan dari retraksi sehingga dapat terjadi gangguan retensi sisa
plasenta.
3. Diagnosa
kelengkapan plasenta setelah dilahirkan. Pada kasus retensio sisa plasenta dengan
perdarahan pasca persalinan lanjut, sebagai besar pasien akan kembali lagi ke tempat
persalinan dengan keluhan perdarahan setelah 6-10 hari pulang ke rumah (Saifuddin,
2002).
3) Pada palpasi di dapatkan fundus uteri masih teraba yang lebih besar dari yang
diperkirakan
4) Pada pemeriksaan dalam didapat uterus yang membesar, lunak, dan dari ostium uteri
4. Penanganan
4) Lakukan ekplorasi digital (bila servik terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau
jaringan. Bila servik hanya dapat dilalui alat kuretase, lakukan evakuasi sisa plasenta
dengan kuretase.
5) Bila kadar Hb < 8 gr% beri tranfusi darah, bila kadar Hb > 8 gr% berikan sulfas
9
2.2 Teori Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pengertian
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,
Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap
langkah disempurnakan secara sistematis, proses dimulai dari pengumpulan data dasar dan
berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah menurut Varney (2004) tersebut adalah sebagai
berikut :
1) Langkah I : Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan
pada pasien dan merupakan kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses sistematis
Data subyektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Data tersebut dapat ditentukan oleh perawat
secara independen tetapi melalui suatu interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2004).
a) Identitas klien
(a) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak
(b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20
10
tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih 35 tahun rentan sekali untuk terjadi pardarahan dalam
masa nifas (Retna, 2008). Untuk mengetahui umur ibu dan untuk mengetahui
faktor resiko yang ada hubungannya dengan umur ibu (Monica, 2005).
(c) Agama
(e) Pendidikan
memberikan pendidikan kesehatan atau KIE pada klien sesuai dengan tingkat
(f) Pekerjaan
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya, karena ini juga
(g) Alamat
11
b) Keluhan utama
Keluhan yang terjadi pada ibu nifas dengan perdarahan post partum karena
retensio sisa plasenta adalah mengalami perdarahan yang lebih banyak, pasien
c) Riwayat menstruasi
Menarche umur berapa, haid teratur atau tidak, siklus berapa lama, lama haid,
banyak darah, sifat darah (cair atau ada bekuan, warnanya, baunya), dismenorhoe
d) Riwayat perkawinan
nifas dengan laserasi jalan lahir karena apabila ibu pernah mengalami proses
persalinan karena biasanya ibu akan lebih siap dalam proses persalinan yang
proses laktasi dan apakah ada jahitan pada perenium (Manuaba, 2008).
12
Riwayat nifas berpengaruh pada ibu nifas dengan laserasi jalan lahir karena
apabila ibu sudah pernah mengalami masa nifas dengan laserasi maka ibu
tidak merasa kaget dengan rasa nyeri pada luka jahitan perineum (Suherni,
2008).
Untuk mengetahui jenis kelamin, jumlah anak, hidup atau mati, berat badan
tidak, jika pernah berapa lamanya, berapa tahun dan jenis kontrasepsi yang
g) Riwayat penyakit
penyakit akut, kronis seperti : jantung, DM, hipertensi, asma yang dapat
yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan
bayinya. Seperti ibu sedang mengalami flu, batuk atau diare (Retna, 2008).
keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada
13
(a) Nutrisi
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
setelah melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk
menyehatkan bayi. Semua itu akan meningkat beberapa kali dari kebutuhan
biasa. Makanan yang harus dikonsumsi adalah porsi cukup dan teratur, tidak
terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta
Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain
(c)Eliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum dan BAK harus dilakukan spontan
(d)Personal Hygiene
Membersihkan daerah kemaluan setiap kali habis buang air kecil atau buang
air besar dan ganti pembalut setiap kali habis buang air kecil dan buang air
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh tenaga kesehatan
14
(Nursalam, 2004), yang meliputi :
a. Pemeriksaan fisik
Meliputi :
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum ibu apakah baik, sedang atau buruk
(Saifuddin, 2002). Keadaan umum pada ibu nifas dengan perdarahan post
b) Kesadaran
atau koma (Saifuddin, 2002). Tingkat kesadaran pada ibu nifas dengan
(Manuaba, 2007).
c) Tekanan darah
satuan mmHg (Saifuddin, 2002). Batas normalnya tensi untuk ibu nifas normal
d) Suhu
Suhu badan waktu inpartu tidak melebihi dari 37,2 0C, sesudah partus dapat
naik 0,50C dari keadaan normal tetapi tidak melebihi 380C (Retna, 2008).
Normalnya 36,60C – 37,60C (Perry, 2005). Pada kasus suhu ibu 360 C
( Wiknjosastro, 2002).
e) Nadi
15
sedangkan normalnya denyut nadi dalam 1 menit adalah 60-100 x/menit
f) Respirasi
b. Pemeriksaan sistematis
a)Inspeksi
kAdalah pemeriksaan dengan melihat pasien dari ujung rambut sampai ujung
Rambut
(Alimul, 2006).
Muka
Keadaan muka pucat atau tidak, apakah terdapat kelainan atau oedema
(Anita, 2008).
Mata
Conjungtiva anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak (Alimul, 2006).
Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung ada polip atau tidak (Alimul, 2006).
Telinga
16
Untuk mengetahui keadaan mulut apakah bersih atau ada caries dan
Leher
(Retna, 2008).
Mammae
Axilla
Adakah benjolan atau tidak, adakah nyeri saat ditekan atau tidak
(Retna, 2008).
(d) Anus
Adanya haemoroid atau tidak dan adanya varices atau tidak (Manuaba,
2007).
(e) Eksteremitas
Untuk mengetahui ada tidaknya oedema, varices dan reflek patella (Anita,
2008).
b) Palpasi
Yaitu suatu teknik yang menggunakan indera peraba tangan dan jari
(Nurasalam, 2004).
17
(a) Leher
(Nursalam, 2004).
(b) Dada
Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara, nyeri tekan ada atau
tidak, ada kelainan bentuk atau tidak, bengkak ada atau tidak, terdapat
(c) Perut
2002).
(d) Perkusi
kanan atau kiri pada daerah permukaan tubuh (Nursalam, 2004). Pada
kasus ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa
(Arita, 2008).
(e) Auskultasi
ibu nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta
c. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang tidak dapat diketahui dengan cara pemeriksaan fisik meliputi
18
2) Interpretasi Data
Interpretasi data (data dari hasil pengkajian) mencangkup diagnosa masalah dan
dan memenuhi standar diagnosa kebidanan (Varney, 2004). Diagnosa yang dapat
ditegakkan pada ibu nifas post partum adalah “Ny. X… P… A… umur… tahun
a. Data Dasar :
a) Data subjektif
Ibu mengeluh lemah, limbung dan berkeringat dingin, Ibu mengatakan cemas
b) Data objektif
(2) Masalah
Masalah atau hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari hasil dari
pengkajian (Varney, 2004). Masalah yang muncul pada ibu nifas dengan perdarahan
post partum karena retensio sisa palsenta adalah kecemasan terhadap keadaan yang
(3) Kebutuhan
19
Adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum teridentifikasi dalam
diagnosa dan masalah yang di dapatkan dengan melakukan analisa data (Wheeler,
2004). Kebutuhan yang diberikan pada ibu nifas dengan perdarahan post partum
e. Penghentian perdarahan.
3) Diagnosa Potensial
Dalam langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial berdasarkan
rangkaian masalah atau diagnosa yang sekarang hanya merupakan antisipasi, pencegahan bila
memungkinkan, menunggu sambil waspada dan bersiap-siap bila benar terjadi dan penting
Potensial terjadi infeksi puerperium : Pada tindakan manual plasenta. Potensial terjadi
syok haemorrage : Karena adanya perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta
(Wiknjosastro, 2007).
Tindakan ini dilakukan jika ditemukan adanya diagnosa potensial dengan tujuan agar
dapat mengantisipasi masalah yang mungkin muncul sehubungan dengan keadaan yang
dialaminya (Varney, 2004). Dalam kasus ibu nifas dengan perdarahan post partum karena
retensio sisa plasenta, antisipasi yang dilakukan adalah pemberian infus drip oksitosin 20 IU
dalam 500 cc cairan infus dan antibiotik serta dilakukan plasenta manual (Saifuddin, 2002).
5) Rencana Asuhan
20
manajemen terhadap masalah atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak
memberikan kenyamanan pada ibu dan disisi lain bidan dapat melakukan observasi dan
4) Lakukan eksplorasi digital (bila servik terbuka) dan keluarkan bekuan darah atau
jaringan.
5) Lakukan evakuasi sisa plasenta dengan kuretase bila servik hanya dapat dilalui alat
kuretase.Beri tranfusi darah bila Hb < 8 gr% dan berikan sulfas ferosis 60 mg/hari
selama 10 hari.
6) Pelaksanaan (Implementasi)
Menurut Varney (2004), pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Pada langkah ini
seorang bidan merumuskan rencana tindakan yang sebelumnya telah didiskusikan dengan
ini dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.
7) Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan ibu nifas dengan perdarahan
post partum karena retensio sisa plasenta yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
21
(1) Keadaan umum dan TTV normal.
22
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
Tanggal : 06-01-2022
1. Identitas
2. Keluhan utama
Pusing dan berkunang-kunang, darah terasa keluar banyak dari vagina, ganti pembalut 2x
selama 5 jam
3. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 12 Tahun
3) Lama : 7 hari
23
4) Banyaknya darah : 3-4 soptex/hari
5) Konsistensi : cair
6) Dysmenorhoe : tidak
4. Status perkawinan
1) Kawin : 1 Kali
Tempat
Penyuli
Keterangan
BB/PB
Penolo
Hidup/
Eksklu
Suami
Hamil
Jenis
Mati
ASI
UK
L/P
ng
sif
ke
ke
t
9
1 1 - Bidan Normal PMB L 3200 Hidup Ya -
bln
9
1 2 - Bidan Normal PMB L 3800 Hidup Ya -
bln
1) Hamil ke :3
selama kehamilan
Tanggal : 03-01-2022
Penolong : Bidan
Kondisi ibu saat persalinan : Kala 1 berlangsung selama 5 jam, kala 2 berlansung
24
dan kala 4 berlangsung selama 2 jam. Pada saat
Kondisi bayi saat lahir : Bayi menangis spontan, BB 4200 gr, PB 51 cm, LK 34
Jenis penyakit :-
Jenis penyakit :-
25
11. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Pola Nutrisi
3xsehari dengan porsi setengah terdiri dari nasi,lauk pauk, sayur dan minum ± 7
gelas/hari.
2) Pola Eliminasi
4) Pola Aktivitas
Melakukan aktifitas rumah tangga seperti manyapu, mencuci baju, masak, dll
5) Perilaku Kesehatan
Ibu dalam fase taking hold, ibu dapat melakukan segala sesuatu secara mandiri dan sudah
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
Suhu : 36,5 °C
Nadi : 90x/menit
26
RR : 20x/menit
2. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
(3) Mulut dan gigi : Bibir : simetris, warna merah mudah, tidak kering
karang gigi
Hiperpigmentasi : iya
Keluaran : tidak
27
Kebersihan : kulit tidak seperti kulit jeruk
Oedema : tidak
Varises : tidak
perdarahan ±500 ml
Hemorroid : tidak
Kebersihan : baik
Varises : tidak
2) Palpasi
Struma : tidak
Keluaran :-
28
TFU : Tidak teraba
3) Pemeriksaan Penunjang
HB :10 gr%
3.2 Diagnosa
3.3 Perencanaan
3. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang tindakan dan pemeberian obat untuk
menghentikan perdarahan
3.4 Pelaksanaan
Tanggal/jam Kegiatan/Monitoring
06-01-2022
umum ibu
digital
29
6. Memberikan obat misoprostol 4 tablet rectal
3.5 Evaluasi
Tanggal : 06-01-2021
20 IU 30 tpm
5. Membersihkan sisa
30
tertinggal dengan cara
digital
6. Memberikan obat
misoprostol 4 tablet
rectal
7. Melakukan heacting
dengan derajad 3
[ kolaborasi dengan
dokter obgin]
31
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pengkajian pada kasus didapatkan data subjektif yaitu ibu mengatakan merasakan
nyeri pada luka jahitan, mengeluh lemah, menggigil dan mengeluarkan darah segar
pervaginam yang banyak sedangkan data objektif didapatkan keadaan umum cukup, TTV :
teraba, plasenta lahir tidak lengkap, tertinggalnya selaput plasenta, Hb: 10 gr%, pengeluaran
Rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu : beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan, beri dukungan moril, minta keluarga keluarga menandatangani inform
consend, lakukan katerisasi, rehidrasi atau cairan : memasang infuse RL drip, eksplorasi sisa
4.2 Saran
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam menangani pasien serta dapat
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan prosedur karena teori
dan prosedur yang benar mendasari setiap praktek sehingga menghindari dari
kesalahan.
32
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. 2012. Gizi dan Kesehatan Masyarakat.
Dewi, V.N.L & Tri, S. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta Salemba
Medika
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Peuperium Care”. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Notoadmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
33