Oleh :
AGUSTIN WULAN SARI, SST
NIM. 2182B1273
Laporan praktik dengan judul “ Asuhan kebidanan Pada Nn. A dengan Dismenorhea Primer
di Puskesmas Bangsal Mojokerto”.
Mengetahui,
Pembimbing Akademik, Pembimbing Ruangan,
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan
bimbingan-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Asuhan Kebidanan” ini tepat
Pada kesempatan ini juga kami berterimakasih atas bimbingan dan masukkan dari
semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan makalah
Penulis menyadari isi makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari segi kalimat, isi
maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari dosen
mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya, sangat kami harapkan demi
Mahasiswa
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Singkatan iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 3
BAB 4 PENUTUP
4.1 Simpulan 22
4.2 Saran 23
DAFTAR PUSTAKA 25
iii
DAFTAR SINGKATAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Keadaan yang sering ditakuti oleh remaja putri pertama kali adalah menstruasi
pertama, atau dalam bahasa medis disebut dengan menarche. Kejadian ini menandakan
awal dimulainya kehidupan baru sebagai remaja dalam masa pubertas. Masa pubertas
perubahan psikis dan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder seperti tumbuhnya rambut
pada daerah kemaluan, dan pembesaran payudara (Atikah dan Siti, 2009).
Seorang remaja putri yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami siklus
menstruasi tiap bulannya. Siklus menstruasi ini akan menimbulkan rasa tidak nyaman
seperti sakit kepala, pegal-pegal di kaki dan di pinggang untuk beberapa jam, kram perut
dan sakit perut. Kondisi ini dikenal sebagai nyeri menstruasi atau dismenorea.
Dismenorea yang sering terjadi pada remaja adalah dismenorea primer. Dismenorea
primer adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan ginekologik. Dismenorea primer ini ciri
khasnya nyeri menstruasi tidak berkurang pada hari-hari menstruasi selanjutnya (Atikah
Sementara itu, hasil survei terhadap 113 pasien di family practice setting di
tersebut. Masih di Amerika Serikat, puncak insiden dismenorea primer terjadi pada akhir
masa remaja dan diawal usia 20-an. Insiden dismenorea pada remaja putri dilaporkan
sekitar 92 persen. Insiden ini menurun seiring dengan bertambahnya usia dan
Tidak ada angka pasti mengenai jumlah penderita nyeri haid di Indonesia. Ini
1
dikarenakan lebih banyak perempuan yang mengalami dismenorea tidak melaporkan
atau berkunjung ke dokter. Rasa malu ke dokter dan kecenderungan untuk meremehkan
penyakit tertentu di Indonesia tidak dapat di pastikan secara mutlak. Boleh dikatakan 90
persen perempuan Indonesia pernah mengalami dismenorea (Dito dan Ari, 2011).
Peran bidan pada kasus ini adalah konseling tentang kesehatan reproduksi dan
anamnesa yang benar serta pemeriksaan yang tepat agar dapat mengatasi keluhan yang
terjadi pada klien dengan dismenorea primer, contohnya rasa nyeri, pegal pada punggung
dan paha, mual dan pusing. Tanpa memandang sebabnya, untuk sementara waktu dapat
diberikan analgesik (antalgin, novalgin, ibu profen, asam mefenamat dan lain
2008).
1.2.2 Menyusun diagnosa kebidanan sesuai prioritas pada remaja dengan dismenorea.
1.2.3 Menyusun diagnosa kebidanan dan masalah potensial pada remaja dengan
dismenorea.
1.2.4 Menyusun kebutuhan segera sesuai dengan kebutuhan remaja dengan dismenorea.
1.2.7 Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada remaja dengan
dismenorea.
1.3 Tujuan
2
Mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan pada remaja dengan dismenorea
2. Mampu menjelaskan konsep dasar manajemen asuhan kebidanan pada remaja dengan
dismenorea
kebidanan remaja dengan dismenorea, dan sebagai bahan evaluasi pengetahuan dan
a.
3
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling
umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter. Hampir semua
perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa tidak enak di perut
bagian bawah dan biasanya juga disertai mual, pusing, bahkan pingsan
Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan
masih dapat meneruskan aktivitas sehari-hari), sedang (karena sakitnya diperlukan obat
untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya), dan
berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan
terjadi dalam 6 – 12 bulan pertama setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi
teratur ditentukan. Rasa nyeri dari bagian perut menjalar ke daerah pinggang dan
paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, diare, sakit kepala dan emosi labil.
Terapi yang dibutuhkan psikoterapi, analgetika, hormonal (Atikah dan Siti, 2009).
4
wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenorea. Terapi yang dibutuhkan adalah
Siti, 2009).
Menurut Dito dan Ari (2011), penyebab yang saat ini dipakai untuk menjelaskan
1. Faktor kejiwaan
Terjadi karena gangguan psikis, seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil,
hilangnya tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminnya dan imaturitas
2. Faktor konstitusi
Faktor ini maksudnya adalah faktor yang menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa
nyeri. Faktor-faktor yang termasuk dalam hal ini adalah anemia, penyakit menahun,
dan sebagainya.
3. Faktor endokrin
Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum. Hormon progesteron
dismenorea dapat juga dijumpai efek seperti diare, nausea, muntah, flushing (respon
involunter yang tak terkontrol dari sistem saraf yang memicu pelebaran pembuluh
kapiler kulit, dapat berupa warna kemerahan atau sensasi panas). Jelaslah bahwa
dismenorea primer.
5
4. Faktor alergi
2.1.4 Patofisiologi
Sampai saat ini patofisiologi terjadinya dismenorea masih belum jelas karena
stimulan miometrium yang kuat dan vasocontrictor (penyempitan pembuluh darah) yang
ada di endometrium sekretori (Dito dan Ari, 2011). Selain itu prostaglandin juga
merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas nyeri. Prostaglandin juga
bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa ada gejala-gejala yang
disebabkan oleh beberapa penyakit yang berhubungan dalam hal reproduksi wanita.
dan penyakit tulang panggul (pelvis) lainnya (Atikah dan Siti, 2009).
2.1.5 Penanganan
Para wanita yang terbiasa mengalami nyeri menstruasi pada umumnya sudah
mengetahui tindakan awal ketika nyeri menstruasi datang. Bahkan tak jarang mampu
olahraga ringan misal berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, mengompres panas atau
dingin pada daerah perut jika terasa nyeri, istirahat cukup sebelum dan selama periode
menstruasi. Hal terpenting yang perlu diingat adalah pemahaman bahwa dismenorea
primer tidak berbahaya. Obat-obatan yang lazim digunakan untuk meredakan nyeri
6
misalnya parasetamol atau asetamonofen, asam mefenamat, ibuprofen, metamizol atau
tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal sesuai anjuran dokter. Bila keluhan
nyeri dapat diatasi dengan cara sederhana maka hal itu jauh lebih baik daripada
penggunaan obat-obatan yang menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Prinsip
terapi pada dismenorea primer sama dengan dismenorea sekunder, akan tetapi lebih baik
bila berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kandungan untuk penanganan lebih
kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam memberikan asuhan
Untuk kejelasan langkah maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara detail
2.2.1 Pengkajian
Dalam langkah pertama ini bidan mencari dan menggali data maupun fakta baik
yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim lainnya, ditambah dengan hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri (Varney, 2007). Proses pengumpulan
1. Data subyektif
Adalah data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu data
kejadian.
1) Biodata pasien
7
(1) Nama
(2) Umur
(3) Agama
(5) Pendidikan
(6) Alamat
Untuk mengetahui alamat klien agar mempermudah mencari alamat jika terjadi
sesuatu.
(7) Pekerjaan
2) Alasan datang
mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, pegal pada punggung dan paha, adakalanya
3) Riwayat Menstruasi
(1) Menarche, perlu ditanyakan karena dismenorea biasanya terjadi beberapa waktu
setelah menarche, biasanya 6–12 bulan pertama setelah menarche (Dito dan Ari,
2011).
8
(2) Siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah siklus haid teratur atau normal
(21–40 hari), karena siklus haid setiap wanita berbeda-beda, berkaitan dengan usia klien
(3) Lama haid pelu ditanyakan untuk mengetahui apakah lama haid dari klien normal (3–
7 hari), karena lama haid setiap wanita berbeda-beda (Dito dan Ari, 2011).
(4) Banyaknya haid dapat diketahui dengan menanyakan jumlah pembalut yang
digunakan tiap harinya. Apabila penggunaan pembalut kurang dari 2 perhari berarti
jumlah darah sedikit, 2–4 perhari berarti normal dan lebih dari 5 perharinya banyak
(5) Keluhan yang dirasakan klien ditanyakan untuk mengetahui apakah ada nyeri perut
bagian bawah, pegal pada pinggang dan paha serta gejala yang menyertai dismenorea
seperti pusing, mual, muntah maupun diare saat menstruasi (Manuaba, 2009).
4) Riwayat perkawinan
5) Riwayat KB
Dalam kasus dismenorea primer sering terjadi pada usia remaja dan belum menikah
6) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan sekarang ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderita
suatu penyakit kronis dan keluhan yang dialami klien saat ini, yang akan
(2) Riwayat kesehatan yang lalu dapat mengetahui penyakit yang pernah diderita klien
9
sebelumnya, misal diabetes militus, hipertensi, jantung, asma, TBC, tumor, kanker,
hepatitis, dan lain- lain. Penyakit ini dapat membuat berat badan menjadi kurus
(3) Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji untuk mengetahui penyakit yang ada di
2. Data Obyektif
Adalah data yang didapat dari observasi dan pemeriksaan dengan menggunakan
1) Pemeriksaan umum
(2) Kesadaran
Untuk mengetahui faktor hipertensi atau hipotensi, normal 120/80 mmHg (Varney,
2004).
(4) Suhu
Untuk mengetahui ada peningkatan suhu tubuh / tidak, normalnya suhu tubuh 36,50C –
(5) Nadi
(6) Respirasi
10
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit, respirasi
2) Pemeriksaan fisik
(1) Inspeksi
Melakukan pemeriksaan pandang terhadap pasien mulai dari kepala sampai kaki.
(1) Kepala
Rambut, warna, lebat atau jarang, rontok, atau ada ketombe (Varney, 2007).
(2) Muka
Pucat, ada oedem atau tidak. Pasien dengan keluhan dismenorea akan terlihat
(3) Mata
Anemis atau tidak, dengan melihat konjungtiva merah segar atau merah pucat,
(4) Hidung
Ada polip atau tidak, bersih atau kotor, untuk mengetahui adanya gangguan jalan
(5) Gigi
Bersih atau kotor, ada karies atau tidak, untuk mengetahui kecukupan kalsium
(Varney, 2007).
(6) Gusi
Warnanya, ada perdarahan atau tidak, untuk mengetahui kecukupan vitamin dan
(7) Lidah
Bersih atau kotor, untuk mengetahui indikasi yang mengarah pada penyakit
11
tertentu misalnya tifoid (Varney, 2007).
(8) Bibir
Pecah atau tidak, ada stomatitis atau tidak, untuk mengetahui kecukupan vitamin
(9) Telinga
Bersih atau kotor, ada peradangan maupun benjolan atau tidak, untuk mengetahui
(10) Payudara
Simetris atau tidak, besih atau kotor, ada retraksi atau tidak, untuk mengetahui
(11) Abdomen
Simetris atau tidak, ada luka bekas operasi atau tidak (Varney, 2007).
Ada oedem atau tidak, ada pembengkakan kelenjar bartholini atau tidak
(Varney, 2007).
(13) Ekstrimitas
Ada varises atau oedem pada tangan maupun kaki atau tidak (Varney, 2007).
(2) Palpasi
Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan rabaan, pada pemeriksaan ini hanya
diperiksa pada perut adakah massa, adakah nyeri tekan, bagaimana keadaan umum.
3) Pemeriksaan laboratorium
Pada langkah ini data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan menjadi
12
diagnosa atau masalah yang spesifik yang sudah di identifikasikan (Varney, 2004).
1) Diagnosa kebidanan
Dasar :
Nn. X mengatakan bahwa saat ini sedang haid hari pertama merasakan pusing,
nyeri pada perut bagian bawah, pegal pada paha dan pinggang.
b. Kesadaran komposmentis/somnolen/apatis
c. Tanda-tanda vital
2) Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil
pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien. Dalam kasus
ini masalah yang timbul adalah rasa tidak nyaman dan kecemasan yang dialami pasien
seperti nyeri perut bagian bawah, pagal pada pinggang dan paha, pusing, mual,
3) Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa
13
Kebutuhan yang dapat diberikan pada pasien dismenorea ini dapat berupa
olahraga ringan, kompres air hangat atau dingin di tempat yang nyeri, istirahat cukup
Pada langkah ini diagnosa merupakan tindakan segera yang dapat menimbulkan
kegawatdaruratan pada klien. Pada remaja dengan dismenorea primer merupakan gejala
dan bukan suatu penyakit, karenanya tidak ada diagnosa potensial (Varney, 2004).
2.2.4. Antisipasi
satu situasi yang memerlukan tindakan segera. Sementara yang lain harus menunggu dari
seorang dokter, situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatdaruratan tetapi
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainya (Varney,
2004).
2.2.5 Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh
Asuhan kebidanan pada kasus dismenorea primer yang dapat diberikan menurut
3) Anjurkan klien untuk berolahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau
berenang
14
4) Anjurkan klien untuk cukup istirahat
6) Anjurkan klien untuk mengompres panas atau dingin pada daerah perut jika terasa
nyeri
2.2.6 Implementasi
diuraikan dalam langkah ke V, pemecahan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian oleh bidan, klien atau tim kesehatan lainya. Jika bidan tidak
pelaksanaan asuhan kebidanan tersebut (Varney, 2004). Pada kasus ini implementasi
berenang
6. Menganjurkan klien untuk mengompres panas atau dingin pada daerah perut jika
terasa nyeri
2.2.7. Evaluasi
merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan klien
pribadi maupun bidan. Tujuan evaluasi adalah untuk mangatahui kemajuan dari hasil
15
BAB 3
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Nama : Nn. A
Umur : 16 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan :-
Alamat : Bangsal
2. Keluhan utama
Perut terasa sakit dari perut bagian bawah, pusing, mual dan ingin muntah sejak tadi
3. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 12 tahun
16
6) Sifat darah : encer, warna merah dan agak menggumpal
4. Riwayat penyakit
Nn. A mengatakan saat ini mengalami sakit perut bagian bawah, pusing, mual dan
ingin muntah sejak tadi malam. Sifat nyeri, pusing, mual dan ingin muntah
Tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti asma, hipertensi, jantung, dll,
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti asma,
hipertensi, jantung, dll, maupun riwayat penyakit menular seperti hepatitis, TBC,
HIV/AIDS, dll.
1) Nutrisi
2) Eliminasi
3) Istirahat
4) Personal hygiene
Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, keramas 3 kali per minggu menggunakan
shampo, menyikat gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi, ganti pakaian 2 kali
17
5) Aktifitas
6. Data psikologis :
1) Pasien
Tidak nyaman dengan nyeri yang dialaminya saat ini yang mengganggu
2) Keluarga
Keluarga Nn. A merasa cemas dan berharap semoga sakit Nn. A bisa dengan
segera teratasi.
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan : Cukup.
umum : Composmentis.
b. Kesadaran
N : 82 x/menit, S : 36,70 C.
d. TB : 159 cm
e. BB : 48 kg
2. Pemeriksaan Fisik
1) Rambut
2) Muka
3) Mata
18
Tidak oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih.
4) Hidung
5) Telinga
6) Mulut
7) Kelenjar gondok
8) Mammae
9) Abdomen
Tidak ada pembesaran perut, tidak ada massa, nyeri tekan bagian bawah
10) Anogenital
11) Ekstremitas
3.3 Perencanaan
2. Ajari pada Nn. A cara untuk mengurangi rasa nyeri pada perutnya.
19
5. Beri terapi obat oral untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit pada perut.
3.4 Pelaksanaan
1. Pukul 10.35 WIB Memberi penjelasan pada Nn. A bahwa dismenore yang
dialaminya merupakan dismenore primer yaitu rasa sakit pada perut bagian bawah
yang menyertai menstruasi yang tidak disebabkkan oleh kelainan pada rahim dan
2. Pukul 10.45 WIB Mengajarkan Nn. A mengurangi rasa nyeri pada perutnya dengan
cara :
1) Istirahat di tempat tidur dan mengompres perutnya dengan botol berisi air
2) Berolahraga ringan secara teratur seperti jalan kaki sehingga dapat meredakan
rasa nyeri.
5. Pukul 11.15 WIB Memberi resep obat oral pada Nn. A, yaitu :
2) Fe @20mg 1 X 1 tablet
3.5 Evaluasi
a. Istirahat di tempat tidur dan perut di kompres dengan botol berisi air hangat.
20
c. Olahraga ringan secara teratur seperti, jalan kaki sehingga nyeri hilang.
3. Nn. A bersedia untuk istirahat cukup dan sementara tidak beraktifitas terlalu
berat.
5. Nn. A sudah menerima obat dan bersedia meminumnya sesuai dosis advis dokter.
21
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Pada pengkajian Pada kasus Nn. A umur 16 tahun dengan data subyektif yaitu
sakit pada perut bagian bawah, pusing, mual, ingin muntah, menstruasi teratur
sifat darah encer agak menggumpal, dan data obyektif yaitu keadaan umum
16 x/menit, S; 36,7’C, muka pucat menahan sakit, mata tampak anemis, pada
palpasi didapat mammae terasa keras, nyeri tekan pada perut, USG tidak ada
kelainan.
2. Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan Nn. A umur 16 tahun dengan
dismenorea primer dan masalah diperoleh nyeri dan cemas. Masalah cemas ini
terjadi karena remaja mengalami dismenorea. Bagi remaja putri ini hal yang
abnormal yang menimbulkan rasa nyeri sehingga remaja putri cemas dan untuk itu
mengatasinya. Keluhan tersebut akan hilang dalam 1-2 hari. setelah mendapat
penjelasan tersebut maka rasa cemas yang remaja rasakan dapat berkurang.
3. Tidak ada diagnosa potensial yang terjadi dikarenakan Nn. A telah mendapat
4. Pada kasus Nn. A tidak dilakukan antisipasi karena telah memperoleh penanganan
yang tepat.
5. Pada kasus ini, perencanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan Nn. A yang
meliputi penjelasan tentang kondisinya, ajari pada Nn. A cara untuk mengurangi
rasa nyeri pada perutnya, beri nasehat pada Nn. A untuk mengkonsumsi makanan
bergizi, beri terapi obat analgetik seperti asam mefenamat @500mg 2x1 tablet, Fe
22
@20mg 1x1 tablet, CTM @2mg 2x1 tablet.
6. Pelaksanaan yang dapat penulis lakukan adalah sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat.
hasil keadaan umum baik, aktivitas kembali lancar, dismenorea primer sudah
teratasi.
8. Tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus ini.
4.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi Pasien
2. Bagi bidan/dokter
reproduksi sehingga remaja berprilaku hidup sehat dan memahami tentang organ
reproduksi.
3. Bagi institusi
1) Puskesmas
dismenorea.
2) Pendidikan
23
Referensi bacaan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi masih kurang
lengkap, diharapkan karya tulis ilmiah ini bisa menjadi referensi yang baik untuk
bahan bacaan.
24
DAFTAR PUSTAKA
2,FKUI:Jakarta
Perempuan.Insistpress:Yogyakarta.
http://www.lusa.web.id/dismenore-dysmenorrhea-part-1/
Maryati, Dwi. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika
Prawirohardjo.
Kartono, K. 2006. Psikologi Wanita Mengenal Gadis Remaja dan Wanita Dewasa. Jilid I.
25