Anda di halaman 1dari 291

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN

PADA NY ”I” GIP0Ab0 DENGAN RIWAYAT HIPEREMESIS


GRAVIDARUM SAMPAI DENGAN KB
DI KLINIK AR-RAHMAN KOTA SIDOARJO.

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Oleh:

NAILA AHFA FAIZAH


NIM. 2182B1088

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


IIK STRADA INDONESIA
2022
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN
PADA NY ”I” GIP0Ab0 DENGAN RIWAYAT HIPEREMESIS
GRAVIDARUM SAMPAI DENGAN KB
DI KLINIK AR-RAHMAN KOTA SIDOARJO

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan


Ahli Madya Kebidanan Pada Program Profesi Bidan
Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia.

Oleh:
NAILA AHFA FAIZAH
NIM. 2182B1088

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


IIK STRADA INDONESIA
20202

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan ini telah disetujui untuk dipertahankan


pada Ujian Sidang Asuhan Kebidanan Komprehensif
Tanggal 27 September 2020

Oleh:

Dosen Pembimbing

Bd.Tety Ripursari,S.Keb.Bd,M.Kes

Pembimbing Lahan

Risna ,S.ST M.Kes

Mengetahui,
Ketua Prodi Profesi Bidan
Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia

Bd.Miftakhul Rohmah,SST,.M.Kes.

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan

rahmat Nya sehingga terselesaikannya asuhan kebidanana berkelanjutan yang

berjudul “Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Pada Ny ”I” GIP0Ab0 Dengan

Riwayat Hiperemesis Gravidarum Sampai Dengan KB Di klinik Ar-Rahman”,

sebagai salah satu tugas mata kuliah di Program Studi PROFESI BIDAN Institut

ilmu kesehatan Strada Indonesia.

Asuhan kebidanan ini dilakukan secara berkelanjutan dengan hasil pada

pemeriksaan ANC, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan KB Ny.I dengan riwayat

hiperemesis gravidarum. Asuhan kebidanan secara berkelanjutan ini dilakukan

diklinik Ar-rahman.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepada :

1. Dr. Byba Melda Suhita, S.Kep,.Ns,.M.Kes. selaku Dekan Institut Ilmu

Kesehatan Strada indonesia.

2. Bd Miftakhul Rohmah S.St.M.Kes. selaku Ketua Program Studi Profesi

Bidan Institut Ilmu Kesehatan Strada indonesia.

iv
3. Bd.Tety Ripursari,S.Keb.Bd,M.Kes. selaku dosen pembimbing dan sebagai

penguji yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah asuhan

kebidanan berkelanjutan ini dapat terselesaikan.

4. Risna,S.ST M.Kes. selaku Pembimbing lahan yang telah memberikan

bimbingan sehingga makalah asuhan kebidanan berkelanjutan ini dapat

terselesaikan.

5. Ny. I dan keluarga yang telah bersedia dikaji dalam pengkajian makalah

asuhan kebidanan berkelanjutan ini

6. Suami, anak ,Bapak dan ibu ku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu

diberikan, sehingga makalah asuhan kebidanan ini selesai pada waktunya.

7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah asuhan

kebidanan berkelanjutan ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari masih banyak

keterbatasan yang dimiliki sehingga perlu saran dan kritik yang membangun demi

kesempurnaan makalah asuhan kebidanan berkelanjutan ini.

Kediri, 2022

Penulis

v
INTISARI

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN


PADA NY ”I” KEHAMILAN NORMAL SAMPAI DENGAN KB
DI KLINIK AR RAHMAN.

Oleh

NAILA AHFA FAIZAH

Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami, dan
sehat. Sebagai bidan, kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang
membantu serta melindungi proses kehamilan dan kelahiran normal adalah yang
paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Asuhan kebidanan COC (Continuity of
Care) merupakan layanan kebidanan melalui model pelayanan berkelanjutan pada
perempuan sepanjang masa kehamilan, persalinan, nifas dan keluarga berencana.
Bidan sebagai subsistem sumber daya manusia menjadi salah satu ujung tombak
yang berperan langsung pada percepatan penurunan angka kematian ibu dan atau
angka kematian bayi.
Metode penelitian yang digunakan adalah Case Study dengan meneliti
suatu kasus yang terjadi dari unit tunggal. Subyek penelitian ini adalah Ny.”I”.
Asuhan kebidanan continuity of care dilaksanakan di KLINIK AR-RAHMAN
yang dilakukan sejak bulan Februari 2022 sampai Mei 2022 mulai dari masa
kehamilan trismester I sampai trimester III, persalinan, neonatus, nifas dan KB.
Pengumpulan data dengan cara wawancara dan observasi.
Hasil studi kasus yang didapat dari asuhan kebidanan berkelanjutan yang
sudah di lakukan pada masa kehamilan ditemukan masalah yaitu Hiperemesis
gravidarum pada trimester I dan keluhan keputihan terasa gatal dan berwarna
putih susu di vagina pada kehamilan trimester III, yang merupakan hal fisiologis
pada kehamilan. Proses persalinan tidak ditemukan masalah dan ibu melahirkan
secara Normal. Pada masa nifas terdapat keluhan nyeri luka jahitan Perineum
yang merupakan hal fisiologis, dan pada neonatus fisiologis tidak ditemukan
masalah, pada pemilihan pengunaan KB di arahkan ke KB Implan yaitu metode
KB jangka panjang yang tidak mempengaruhi produksi ASI.
Berdasarkan asuhan kebidanan pada Ny. “I” yang telah dilakukan, pada
kehamilan, persalinan didapat keluhan yang dianggap bersifat fisiologis. Pada
nifas dan bayi didapat keluhan yang dianggap bersifat fisiologis. Dan pada KB
didapat keluhan yang dianggap bersifat fisiologis. Disarankan pada ibu hamil
dengan adanya kebidanan secara continuity of care ini lebih peduli terhadap
kondisi kesehatannya agar mengurangi kemungkinan terjadi resiko dalam
kehamilan, persalinan, masa nifas, neonatus dan KB.

vi
Kata kunci : Asuhan kebidanan masa kehamilan, persalinan, nifas, neonatus
dan KB.

ABSTRACT

MIDWIFERY CARE
ON NY. "I" PREGNANCY UP TO FAMILY PLANNING
IN HEALTH CENTER LULUK LUKITAAH BEJI DISTRICTS PASURUAN

By

NAILA AHFA FAIZAH


Pregnancy and birth is a normal, natural and healthy process. As midwives,
we believe that a model of maternity care that helps and protects normal
pregnancy and birth is the most suitable for most women. COC (Continuity of
Care) midwifery care is a midwifery service through a continuous service model
for women throughout pregnancy, childbirth, postpartum and family planning.
Midwives as a human resource subsystem are at the forefront of direct roles in
accelerating the reduction in maternal and / or infant mortality rates.
The research method used is a case study by examining a case that occurs
from a single unit. The subject of this research is Mrs. "I". Continuity of care
midwifery is carried out at Klinik ar-rahman which is carried out from February
2022 to Mey 2022 starting from the first trimester of pregnancy to the third
trimester, childbirth, neonates, postpartum and family planning. Collecting data
by means of interviews and observations.
The results of a case study obtained from ongoing midwifery care that had
been carried out during pregnancy found a problem, namely Hyperemesis
gravidarum in the first trimester and complaints of itchy vaginal discharge and
milky white color in the vagina in the third trimester of pregnancy, which is a
physiological thing in pregnancy. The labor process was not found problems and
the mother gave birth normally. During the puerperium there are complaints of
perineal suture wound pain which is a physiological matter, and in physiological
neonates there are no problems, the choice of family planning to use is directed to
implant planning, which is a long-term family planning method that does not
affect breast milk production.
Based on the midwifery care of Mrs. "I" that has been done, in pregnancy,
childbirth, there are complaints that are considered physiological. In the
puerperium and infants, there are complaints that are considered physiological.
And in family planning, there are complaints that are considered physiological. It
is recommended that pregnant women with continuity of care midwifery care
more about their health conditions in order to reduce the possibility of risk
occurring in pregnancy, childbirth, postpartum, neonates and family planning.
.
Keywords: pregnancy, labor, puerperium, neonates and contraseption

vii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….. i

HALAMAN PERSETUJUAN.……………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii

KATA PENGANTAR……………………………………………………….. iii

INTISARI……………………………………………………………………. vi

ABSTRACT………………………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI …………………………………………………………….…..viii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….xiii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………….xiv

DAFTAR SINGKATAN…………………………………………………….. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..1

1.2 Identifikasi Masalah………………………………………………………5

1.3 Tujuan Penyusunan COC……..………………………………………..... 5

1.4 Manfaat……………………………………………………………….. 6

BAB 2 Konsep Dasar Teori

2.1 Konsep Kehamilan 8

2.1.1.1 Proses kehamilan ……………………………………………. 9

2.1.1.2 Perubahan anatomi dan fisisologis ibu hamil………………. 10

viii
2.1.1.3 Tanda-tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostic 22

kehamilan……………………………………………………..

2.1.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil……………………………………30

2.1.1.5 Kebutuhan ibu hamil……………….……………………….. 33

2.1.1.6 Tanda bahaya atau komplikasi kehamilan………………… 35

2.1.1.7 Hiperemesis gravidarum……………………………………. 47

2.1.1.8 Asuhan Antenatal…………………………………………… 51

2.1. Tinjauan Teori Persalinan

2.1.2.1 Definisi Persalinan ………………………………………….. 57

2.1.2.2 Etiologi………………….………………………………….. 57

2.1.2.3 Tanda tanda persalinan………………………………………. 58

2.1.2.4 Jenis persalinan…………..………………… …………….. 60

2.1.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ……………. 61

2.1.2.6 Mekanisme persalinan…… ………………………………. 62

2.1.2.7 Tahap persalinan…….……………………………………. 66

2.1.2.8 Asuhan persalinan normal………………………………….. 68

3.1 Tinjauan Teori Neonatus

2.1.3.1 Definisi Bayi Baru Lahir (BBL)……………………………... 81

2.1.3.2 Masa kehamilan atau masa gestasi………………………. 81

2.1.3.3 Periode Neonatal………………………………………….. 82

2.1.3.4 Berat badan Lahir (Birthweiight) ………………………… 83

2.1.3.5 Pengaturan suhu…………………………………………… 84

2.1.3.6 Ciri-ciri Bayi baru lahir……………………………………. 84

2.1.3.7 Pertumbuhan dan perkembangan usia neonatal………… 85

ix
2.1.3.8 Neonatus resiko tinggi……………………………………… 89

2.1.4 Konsep Dasar Masa Nifas

2.1.4.1 Pengertian Masa Nifas………………………………………... 91

2.1.4.2 Tujuan Masa Nifas………………………………………….. 91

2.1.4.3 Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas……… 92

2.1.4.4 Tahapan masa nifas……………. …………………………. 93

2.1.4.5 kebijakan program nasional masa nifas…………………… 94

2.1.4.6 perubahan fisiologis pada masa nifas……………………….. 96

2.1.4.7 kebutuhan dasar masa nifas……………………………….. 103

2.1.5 Tinjauan Teori Keluarga Berencana

2.1.5.1 Definisi Keluarga Berencana…………………………………. 106

2.1.5.2 Macam-macam KB……………………………………………. 106

2..2 Manajemen Kebidanan Menurut 7 Langkah Varney

2.2.1 Manajemen kebidanan pada kehamilan……………………………. 117

2.2.1.1 Langkah 1: identifikasi Data Dasar…………………………. 127

2.2.1.2 Langkah II : identifikasi diagnose atau masalah actual…….. 127

2.2.1.3 Langkah III : antisipai diagnosis/masalah pontesial………… 127

2.2.1.4 Langkah IV : tindakan segera dan kolaborasi………………. 127

2.2.1.5 Langkah V: rencana tindakan asuhan……………………….. 128

2.2.1.6 Langkah VI : implementasi tindakan………………………… 128

2.2.1.7 Langkah VII : evaluasi………………………………………. 128

2.2.2 Manajemen Kebidanan Pada Ibu Bersalin…………………………. 129

2.2.2.1 Manajemen Kebidanan Kala I……………………………….. 129

2.2.2.1.1 Pengkajian……………………………………………… 129

x
2.2.2.1.2 Interpretasi Data Dasar …………………………………135

2.2.2.1.3 Merumuskan Diagnosis/Masalah Potensial…………… 136

2.2.2.1.4 Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang

Memerlukan Penanganan Segera…………………….. 136

2.2.2.1.5 Merencanakan Asuhan Kebidanan…………………… 137

2.2.2.1.6 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan……………………….. 137

2.2.2.1.7 Evaluasi………………………………………………. 139

2.2.2.2 Manajemen kebidanan kala II……………………………….. 139

2.2.2.3 Pada akhir kala II, bidan melakukan evaluasi, antara lain…. 143

2.2.3 Manajemen Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir………………….. 149

2.2.4 Manjemen Kebidanan Pada Ibu Nifas ……………………………153

2.2.4.1 Pengkajian…………………………………………………….153

2.2.4.2 Interpretasi Data Dasar ……………………………………… 161

2.2.4.3 Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial………………….. 161

2.2.4.4 Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang 161

Memerlukan Penanganan Segera………………………….

2.2.4.5 Merencanakan Asuhan Kebidanan …………………………. 162

2.2.4.6 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan…………………………….. 162

2.2.4.7 Evaluasi……………………………………………………….162

2.2.4.8 Efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah……………… 163

2.2.4.9 Hasil asuhan………………………………………………….. 163

2.2.5 Manajemen Kebidanan Pada Keluarga Berencana ……………. 163

BAB 3 STUDI KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan………………………………….. 167

xi
3.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan………………………………….. 189

3.3 Asuhan Kebidanan Pada BBL…………………………………………206

3.4 Asuhan Kebidanan Pada Nifas……………………………………….. 217

3.5 Asuhan Kebidanan Pada KB…………………………………………. 230

BAB 4 PEMBAHASAN

4.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III …………………… 236

4.2 Asuhan Kebidanan pada Masa Bersalin……………………………….239

4.3 Asuhan Kebidanan pada Neonatus…………………………………… 241

4.4 Asuhan Kebidanan Masa Nifas………………………………………. 242

4.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana…………………………….. 243

BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………………………………..…
244

5.2 Saran……………………………………………………………………...
245

DAFTAR PUSTAKA 247

LAMPIRAN 249

xii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Uterus Normal dan Uterus Hamil………………. 11

Tabel 2.2 Pengukuran TFU……………………………………………… 11

Tabel 2.3 Penambahan Berat Badan Selama Kehamilan…………… 19

Tabel 2.4 Tanda APGAR………………………………………………. 90

Tabel 2.5 Kunjungan Masa Nifas……………………………………… 94

Tabel 2.6 Involusi Uteri…………………………………………………. 97

Tabel 2.7 Perbedaan Lokia dan Perdarahan bukan Lokia……………. 98

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 PermohonanMenjadiResponden 249

Lampiran 2 Informed Consent 250

Lampiran 3 Identitas Keluarga 251

Lampiran 4 Kartu Skor Poedji Rochjati 253

Lampiran 5 Catatan Kesehatan Ibu Hamil 254

Lampiran 6 Penapisan Ibu Bersalin Deteksi Kemungkinan

Komplikasi Gawat daruratan 255

Lampiran 7 Penilaian ROT dan MAP pada usia kehamilan 20 minggu

atau lebih 256

Lampiran 8 Partograf 257

Lampiran 9 Catatan Kesehatan Ibu Nifas 260

Lampiran 10 Keterangan Lahir 261

Lampiran 11 Catatan Kesehatan Bayi Baru Lahir 262

Lampiran 12 Catatan Imunisasi Anak 263

Lampiran 13 KMS 264

Lampiran 14 Lembar Bimbingan Asuhan Komprehensif 265

Lampiran 15 Leaflet 267

Lampiran 16 Dokumentasi 272

xiv
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi

AKN : Angka Kematian Neonatus

AKI : Angka Kematian Ibu

APN : Asuhan Persalinan Normal

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

ANC : Antenatal Care

APGAR : Apperance, Pulse, Grimace, Activity, Respiratory

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BBL : Berat Badan Lahir

COC : Continue Of Care

DC : Distantin Critarum

CPD : Chepalo Pelvic Disportion

DJJ : Denyut Jantung Janin

DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi

FSH : Follicle Stimulating Hormone

Golda : Golongan Darah

Hb : Haemoglobin

xv
HCG : Human Chorionic Gonadotropin

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HPL : Hari Perkiraan Lahir

IM : Intra Muskular

IMD : Inisiasi Menyusui Dini

IUD : Intra Uteri Device

IUFD : Intra Uteri Fetal Deat

IUGR : Intra Uteri Growth Restriction

IV : Intra Vena

KB : Keluarga Berencana

KF : Kunjungan Nifas

KN : Kunjungan Neonatus

LH : Luteinizing Hormone

LILA : Lingkar Lengan Atas

LTA : Laporan Tugas Akhir

MAL : Metode Amenore Laktasi

MOB : Metode Ovulasi Billings

MSH : Melanosit Stimulating Hormone

P4K : Program Persiapan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi

PAP : Pintu Atas Panggul

PMB : Praktik Mandiri Bidan

PTT : Penegangan Tali Pusat

RR : Respiratory Rate

xvi
SAR : Segmen Atas Rahim

SBR : Segmen Bawah Rahim

SKDI : Survei Demografi Kesehatan Indonesia

SC : Sectio Ceasarea

SDGs : Sustainable Development Goals

SDKI : Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia

SOAP : Subyektif, Obyektif, Analisa data, Penatalaksanaan

SPK : Standart Pelayanan Kebidanan

SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus

TBJ : Tafsiran Berat Janin

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TM : Trimester

TT : Tetanus Toxoid

TTV : Tanda Tanda Vital

UK : Umur Kehamilan

USG : Ultrasonografi

xvii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami, dan

sehat. Sebagai bidan, kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang

membantu serta melindungi proses kehamilan dan kelahiran normal adalah

yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu melakukan

intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah evidence-based practice

(Yanti,2018:03). Setiap kehamilan merupakan proses alamiah, bila tidak

dikelola dengan baik ,akan,memberikan komplikasi pada Ibu dan janin dalam

keadaan sehat dan aman. Pada awal kehamilan munculnya tanda dugaan

hamil salah satunya yaitu mual muntah, dalam batas-batas tertentu keadaan

ini masih fisiologis, tetapi bila terlalu sering dapat mengakibatkan gangguan

kesehatan yang biasa disebut hyperemesis gravidarum (Yanti,2018:12).

Persalinan dan kelahiran, bagi banyak wanita, merupakan aspek-aspek yang

paling mendebarkan. Seperti perubahan fisik dari kehamilan itu sendiri,

pemahaman akan proses-proses yang terlibat membantu mengurangi

kecemasan. Wanita yang hamil 9 bulan siap untuk melahirkan, dan agar

berpartisipasi penuh dalam pengalaman itu dia semestinya menjadi tahu

dengan semua kemungkinan yang ada. Tetapi pengalaman setiap wanita

secara hakiki bersifat pribadi dan individual: apakah dia melahirkan di

Rumah atau di Rumah sakit, dan dengan atau tanpa obat-obatan, dan dengan

atau tanpa kehadiran pasangannya atau teman pada akhirnya dia sendiri yang

1
harus memutuskan (Walyani dkk. 2019:1). Setelah proses persalinan ibu

memasuki Pascasalin atau disebut masa nifas, merupakan masa setelah

seseorang ibu melahirkan bayi yang dipergunakan untuk memulihkan

kesehatannya kembali yang umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu

(Nugroho,2018:1). Pada Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru

mengalami proses kelahiran, berusia 0-28 hari. Umumnya kelahiran bayi

normal cukup dihadiri oleh bidan yang dapat diberi tanggung jawab penuh

terhadap keselamatan ibu dan bayi pada persalinan normal (Marmi

dkk,2018:01). Asuhan kebidanan COC (Continuity of Care) merupakan

layanan kebidanan melalui model pelayanan berkelanjutan pada perempuan

sepanjang masa kehamilan, persalinan, nifas dan keluarga berencana. Bidan

sebagai subsistem sumber daya manusia menjadi salah satu ujung tombak

yang berperan langsung pada percepatan penurunan angka kematian ibu dan

atau angka kematian bayi.

Berdasarkan data yang ditemukan jumlah target untuk AKI dalam

SDGs (Sustainable Development Goals) sebesar 70 per 100.000 kelahiran

hidup. (SDGs 2019:26), Sedangkan target untuk angka kematian bayi (AKB)

dalam SDGs sebesar 15 per 100.000 kelahiran hidup dan balita sebesar 32 per

100.000 kelahir hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2018:131). menurut target

SDGs sejumlah AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup (Profil

kesehatan indonesia, 2018:111), jumlah AKB sebesar 24 per 100.000

kelahiran hidup. AKI Provinsi Jawa Timur mencapai 91,45 per 100.000

kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017

yang mencapai 91,92 per 100.000 kelahiran hidup (21 kasus)atau mengalami

2
penurunan jika di banding tahun 2016 sebesar 91,61 per 100.000 kelahiran

hidup Tahun 2018 AKI atau mengalami penurunan 6,66 per 100.000

kelahiran hidup. (Profil Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, 2017:14), jumlah

AKB sebesar 24 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia

2018:3) Penyebab kematian ibu dikarenakan 22,8% perdarahan , 31,32% pre

eklamsia/eklamsi, 9,77% jantung, (Provil kesehatan Jawa Timur,2018:28).

Penyebab kematian bayi terbesar adalah karena asfiksia sebanyak 54 kasus

(32,53%) dan bayi berat lahir rendah sebanyak 34 kasus (20,48%). Kelainan

kongenital bawaan sejumlah 20 kasus, penyebab kematian karena ada 1 kasus

(profil Kesehatan Kota sidoarjo, 2018:14)

Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten pasuruan Angka Kematian

Bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 sebesar 5,33 persen, maka

tahun 2020 sebesar 4,40 persen. Sedangkan Angka Kematian Ibu melahirkan,

dari 83,61 per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2019, hingga akhir tahun

2020 menjadi 76,34 (Sidoarjokab.go.id)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Kecamatan Beji pada bulan januari

sampai dengan bulan april tahun 2022 tidak ditemukan adanya kematian ibu.

Angka kematian Neonatus (AKN) di Kecamatan Beji pada bulan januari

sampai dengan bulan april Tahun 2022 sebanyak 2 jiwa . Terdiri dari 1 jiwa

yang disebabkan karena Intra Uteri Fetal Deat (IUFD), 1 jiwa disebabkan

Bayi Baru Lahir Rendah (BBLR).

(LB3+PWS KIA klinik ar-rahman, Bulan januari s.d April 2022).

Sedangkan jumlah kejadian hyperemesis gravidarum mencapai

12,5% dari jumlah seluruh kehamilan di dunia. Mual dan muntah dapat

3
mengganggu dan membuat ke tidak seimbangan cairan pada jaringan ginjal

dan hati menjadi nekrosis (Triana,2018:21). Terdapat data 3 ibu hamil dari 12

ibu hamil mengalami kejadian Hiperemesis gravidarum diklinik ar-rahman .

Berdasarkan studi pendahuluan di klinik Ar-rahman, Kota Sidoarjo pada

bulan Mei di dapatkan data Ny.I usia 25 tahun GIP0Ab0 umur kehamilan

38-39 minggu riwayat pendidikan terakhir SMA, agama islam, pekerjaan

IRT, dilihat dari status ekonomi Ny”I” termasuk dalam kategori keluarga

sejahtera (BkkbN), dari hasil pemeriksaan pada buku KIA, ibu sudah

melakukan pemeriksaan ANC sebanyak (TM I : 2x, TM II :2x, TM III: 2x),

ibu mengikuti pemeriksaan ANC Terpadu di puskesmas Beji pada tanggal 08

Februari 2021 dari pemeriksaan ANC Terpadu diketahui hasil pemeriksaan

laboratorium (hemoglobin : 12,8 gr/dl, Golda : O +, (PITC,HbSAg,sifilis :

Non Reaktif)) . Dengan total skor Poedji Rochjati = 2. Jumlah 2 berasal dari

skor awal kehamilan 2 sehingga termasuk dalam kategori kehamilan resiko

rendah. Berapapun skornya tetap perlu dilakukan asuhan kebidanan yang

berkesinambungan (continuity of care). Sehingga penulis tertarik melakukan

asuhan kebidanan pada Ny.I masa hamil sampai KB di klinik ar-rahman

sidoarjo.

Berdasarkan dari hasil penelitian sementara yang dilakukan pada ibu

hamil trimester I-III, maka peneliti tertarik melakukan asuhan kebidanan

secara berkesinambungan (continuity of care) mulai dari masa kehamilan,

masa persalinan, masa nifas, masa interval serta perawatan bayi baru lahir

serta melakukan pendokumentasian kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, neonatus dan KB di klinik ar-rahman Sidoarjo.

4
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi didapatkan bahwa pada Ny ”I” usia 25

tahun GIP0Ab0 uk 38-39 minggu T/H/I Letak bujur, presentasi kepala,

keadaan umum ibu dan janin baik dengan fisiologis, di klinik Ar-rahman

dengan total skor Poedji Rochjati 2, sehingga termasuk dalam kategori

kehamilan resiko rendah. Berdasarkan ruang lingkup asuhan yang akan

diberikan kepada ibu hamil selama masa kehamilan, melahirkan, masa nifas,

BBL, neonatus, serta KB, maka perlu dilakukan asuhan kebidanan paripurna

pada ibu hamil, melahirkan, masa nifas, BBL, neonatus, serta KB.

1.3 Tujuan Penyusunan COC

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan secara continuity of

care pada Ny.I klinik Ar-rahman. Kedungringin Kota sidoarjo. pada

masa kehamilan, persalinan, dan bayi baru lahir, nifas, neonatus, serta

Keluarga Berencana dengan menggunakan pendekatan manajemen

kebidanan dan dokumentasi SOAP.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, BBL,

dan neonatus serta KB

1.3.2.2 Menentukan diagnosa dari asuhan kebidanan sesuai dengan

prioritas pada ibu hamil bersalin, nifas, BBL, dan neonatus

serta KB

5
1.3.2.3 Merencanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu

hamil bersalin, nifas, BBL, dan neonatus serta KB

1.3.2.4 Melaksanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada ibu

hamil bersalin, nifas, BBL, dan neonatus serta KB

1.3.2.5 Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan

pada ibu hamil bersalin, nifas, BBL, dan neonatus serta KB

1.3.2.6 Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah

dilakukan pada ibu hamil bersalin, nifas, BBL, dan neonatus

serta KB

1.4 Manfaat

1.4.1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan

Kebidanan serta referensi bagi mahasiswa sehingga dapat

mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses

perkuliahan serta mampu memberikan Asuhan Kebidanan secara

continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan

kontrasepsi dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan

dan dokumentasi SOAP.

1.4.2. Bagi penulis

Meningkatkan pemahaman, serta menambah wawasan dan

pengalaman yang nyata tentang memberikan asuhan kebidanan yang

berkualitas secara continuity of care pada ibu hamil sampai KB

dengan menggunakan managemen kebidanan.

6
1.4.3. Bagi Bidan

Dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan kesehatan Ibu dan Anak (KIA), kepuasan klien, khususya

dalam memberikan informasi tentang perubahan fisiologis dan asuhan

yang diberikan pada ibu hamil sampai dengan KB.

1.4.4. Bagi Pasien

Asuhan Kebidanan secara continuity of care diharapkan dapat

meningkatkan pemahaman dan keterampilan ibu tentang asuhan

kebidanan serta meminimalkan terjadinya risiko pada masa

kehamilan, persalinan, nifas, dan pada bayi baru lahir.

7
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori

2.1.1 Konsep Kehamilan

Menurut Nugroho dkk (2018:2) kehamilan adalah Masa dimulai dari

konsepsi sampai lahirnya janin (280 hari/40 minggu) atau 9 bulan 7 hari.

Kehamilan merupakan proses yang alamiah. Perubahan-perubahan yang

terjadi pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisiologis,

bukan patologis. Oleh karenanya, asuhan yang diberikan pun adalah

asuhan yang meminimalkan intervensi. Bidan harus memfasilitasi proses

alamiah dari kehamilan dan menghindari tindakan-tindakan medis yang

tidak terbukti manfaatnya.

Pada umumnya 80-90% kehamilan akan berlangsung normal dan

hanya 10-12% kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang

menjadi kehamlan patologis. Kehamilan patologis sendiri tidak terjadi

secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh

berlangsung secara bertahap dan berangsur-angsur. Deteksi dini gejala

dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk

mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun

keselamatan ibu hamil (Prawiroharjo,2018:281).

8
2.1.1.1 Proses Kehamilan

Proses kehamilan menurut Yanti (2017:10) adalah:

1. Ovum (Sel Telur) Pertumbuhan embrional oogonium yang

kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge. Urutan

pertumbuhan ovum (oogenesis), adalah:

1) Oogonia

2) Oosit pertama

3) Primary ovarian follicle

4) Liguar folliculi

5) Pematangan pertama ovum

6) Pematangan kedua ovum pada saat sperma membuahi

ovum.

2. Spermatozoa (Sel Mani) Sperma bentuknya seperti kecebong

terdiri atas empat bagian, yaitu kepala yang berisi inti

(nukleus), leher, bagian tengah, dan ekor yang dapat bergetar

sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat.

3. Pembuahan (Konsepsi/Fertilisasi)

Pembuahan adalah suatu peristiwa persatuan antara sel mani

dan sel telur di tuba fallopi. Hanya satu sperma yang telah

mengalami proses kapasitasi dapat melintasi zona pellusida

masuk ke villetus ovum. Setelah itu, zona pellusida mengalami

perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain. Persatuan

ini dalam prosesnya diikuti oleh persatuan pronuklei, keduanya

9
disebut zygot yang terdiri atas acuan genetik dari wanita dan

pria.

4. Nidasi (Implantasi)

Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi

dalam endometrium.

5. Plasenta, pertumbuhan dan perkembangan desidua terjadi

konsepsi karena pengaruh hormon terus tumbuh sehingga

makin lama makin tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada

kehamilan yang terbagi atas:

1) Desidua basalis, terletak di antara hasil konsepsi dan

dinding rahim, di sini plasenta terbentuk.

2) Desidua kapsularis, meliputi hasil konsepsi ke arah rongga

rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera

kosena obliterasi.

3) Desidua vera, meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.

2.1.1.2 Perubahan Anatomi dan Fisiologi Ibu Hamil

Berikut ini yang merupakan perubahan anatomi dan fisiologis

Ibu Hamil (Nugroho dkk, 2018:21):

1. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah

pengaruh estrogen dan progesterone.

Pembesaran disebabkan:

a. peningkatan vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah

10
b. hiperplasia dan hipertrofi

c. perkembangan desidua

Tabel 2.1: Perbedaan Uterus Normal dan Uterus Hamil

Uterus Normal Uterus Hamil

 Berat : 30 gram  Berat : pada 4o minggu menjadi

1000 gram

 Ukuran : 7-7,5 cm x 5,2  Ukuran : 20 cm x 5,2 cm x 2,5

cm x 2,5 cm cm

 Bentuk : alfokat  Bentuk : 4 bulan => bulat

 akhir hamil => lonjong telur

 Besar : telur ayam  Besar : 8 minggu => telur

bebek

 12 minggu : telur angsa (TFU

teraba diatas simfisis)

 Tanda hegar : ismus panjang

dan lebih lunak

 16 minggu : sebesar kepala bayi

atau tinju orang dewasa

(Nugroho dkk, 2018:21)

Table 2.2 pengukuran TFU

Tinggi TFU (cm) Tinggi Fundus Uteri

16 cm 1/2 pusat-simfisis

20 cm dibawah pinggir pusat

24 cm Pinggir pusat atas

11
28 cm 3 jari atas pusat

32 cm 1/2 pusat - procesus xiphoid

36 cm 1 jari dibawah procesus xiphoid

40 cm 3 jari dibawah procesus xiphoid

(Nugroho dkk,2018:22)

2) Serviks Uteri

Jaringan ikat pada serviks (banyak mengandung

kolagen) lebih banyak dari jaringan otot yang hanya 10%.

Estrogen meningkat, bertambah hipervaskularisasi serta

meningkatnya suplai darah maka konsistensi serviks

menajadi lunak atau disebut tanda Goodell. Peningkatan

aliran darah uterus dan limpe mengakibatkan kongesti

panggul dan oedema. Sehingga uterus, serviks dan ithmus

melunak secara progresif dan serviks menjadi kebiruan.

Pada post partum serviks menjadi berlipat-lipat dan tidak

menutup.

3) Vagina dan vulva

Hipervaskularisasi pada vagina dan vulva

mengakibatkan lebih merah, kebiru-biruan (livide) yang

disebut tanda Chadwick. Warna partio tampak livide.

Selama hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam,

keasaman berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan terhadap

infeksi jamur.

12
4) Ovarium

Sampai kehamilan 16 minggu masih terdapat korpus

luteum graviditas dengan diameter 3 cm yang memproduksi

estrogen dan progesteron. Lebih dari 16 mg plasenta sudah

terbentuk dan korpus luteum mengecil, sehingga produksi

estrogen dan progesteron digantikan oleh plasenta.

2. Sistem Payudara

Mammae akan membesar dan tegang akibat hormon

somatomamotropin, estrogen dan progesteron tapi belum

mengeluarkan ASI. Sommatomamotropin mempengaruhi sel-

sel asinus dan menimbulkan perubahan dalam sel-sel

sehingga terjadi pembuatan kasein, laktalbumun, dan

laktoglobulin sehingga mammae dipersiapkan untuk laktasi.

Hiperpigmentasi pada areola (menjadi lebih hitam dan

tegang). Terdapat tuberkel montgomery (hipertropi kelenjar

sebasea/lemak yang muncul di areola primer, Peningkatan

suplai darah membuat pembuluh darah di bawah kulit

berdilatasi.

3. Sistem endokrin

1) HCG (Hormone Corionic Gonadotropic)

Gonadotropin korionik manusia (HCG) yang disekresi oleh

sel trofoblas dari plasenta untuk mempertahankan

kehamilan, HCG meningkat 8 hari setelah ovulasi (9 hari

setelah puncak LH pertengahan siklus). Selama 6-8 minggu

13
kehamilan HCG mempertahankan korpus luteum untuk

memproduksi estrogen dan progesteron dan selanjutnya

akan diambil alih oleh plasenta.

2) HPL (Hormone Placenta Lagtogene)

Lactogen plasenta manusia (HPL) dihasilkan oleh plasenta.

Pada kehamilan cukup bulan HPL meningkai 10% dari

produksi protein plasenta. HPL bersifat diabetogenik,

sehingga kebutuhan Indulin wanita hamil naik,

3) Prolaktin

Prolaktin meningkat selama kehamilan sebagai respon

terhadap meningkatnya estrogen. Fungsi prolaktin adalah

perangsangan produksi susu, Pada Trimester II prolaktin

Yang disekresi oleh hipofisis janin merupakan perangsang

pertumbuhan adrenal janin yang penting. 4

4) Estrogen

Estrogen dihasilkan dalam hati janin dan paling banyak

dalam kehamilan manusia. Menyebabkan pertumbuhan.

baik ukuran maupun jumlah sel. Menyebabkan penebalan

endometrium sehingga ovum yang dibuahi dapat tertanam.

Estrogen juga menyebabkan hypertrophy dinding uterus

dan peningkatan ukurar pembuluh darah dan lympatics

yang mengakibatkan peningkatan vascularitas, kongesti

dan oedem. Akibat perubahan ini: Tanda "Chadwick",

tanda “Goodell", Tanda “Hegar", hypertrophy &

14
hyperplasia otot uterus, hypertrophy & hyperplasia

jaringan payudara termasuk sistem pembuluh/pipa.

5) Progesteron

Peningkatan sekresi, mengendurkan otot-otot halus,

Menyebabkan penebalan endometrium sehingga ovum

yang dibuahi dapat tertanam. Menjaga peningkatan suhu

basal ibu, Merangsang perkembangan sistem alveolar

payudara, Dengan hormon relaxin melembutkan/

mengendurkan jaringan penghubung, Iigamen dan otot,

sakit punggung, nyeri ligamen. Progesteron pada

kehamilan kadarnya lebih tinggi sehingga menginduksi

perubahan desidua, Sampai minggu ke-6 dan ke-7

kehamilan sumber utamanya adalah ovarium, setelah itu

plasenta memainkan peran utama. Fungsi progesteron

adalah mencegah abortus spontan, mencegah kontraksi

rahim, menginduksi beberapa kekebalan tubuh untuk hasil

konsepsi.

4. Sistem kekebalan

Kadar Imunoglobulin tidak berubah pada kehamilan. Kadar

anti bodi IgG ibu spesifik memiliki kepentingan khusus

karena kemampuan melintasi plasenta. IgG adalah komponen

utama dari imunoglobulin janin In utero & periode neonatal

dini. IgG adalah satu-satunya Imunoglobulin yang menembus

plasenta, Sistem imun janin timbul secara dini. Limfosit

15
muncul pada minggu ke-7 dan pengenalan antigen terlihat

pada minggu ke-12. Produksi Imunoglobulin bersifat

progresif selama kehamilan.

5. Sistem Perkemihan

Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormon

progesteron, tetapi kanan lebih rnembesar karena uterus lebih

sering memutar ke kanan —> hidroureter dextra dan pielitis

dextra lebih sering. Poliuria karena peningkatan filtrasi

glomerulus. Trimester I kehamilan kandung kemih tertekan

uterus yang mulai membesar, akibatnya ibu sering kencing.

Trimester dua kehamilan dimana uterus telah keluar dari

rongga pelvis gejala sering kencing tidak dijumpai lagi.

Trimester III, bila kepala janin mulai turun ke PAP keluhan

sering kencing timbul lagi karena kandung kencing tertekan.

6. Sistem Pencernaan

Peningkatan hormon estrogen mengakibatkan terdapat

perasaan enek (nausea). Gejala muntah (emesis ) dijumpai

pada bulan I kehamilan yang terjadi pada pagi hari (morning

sickness). Emesis yang berlebihan (hiperemesis gravidarum)

merupakan situasi patologis. Tonus otot-otot traktus digestivu

menurun, motilitas seluruh traktus digestivus berkurang

sehingga makanan lama berada di usus. Hal ini baik untuk

reabsorbsi, tetapi menyebabkan obstipasi karena penurun

tonus otot-otot traktus digestivus. Sering dijumpai morning

16
sickness, hiperemesis gravidarum dan salivasi. Salivasi

adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasanya.

7. Sistem musculoskeletal

Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada

system musculoskeletal, bersamaan dengan membesarnya

ukuran uterus menyebabkan perubahan yang drastis pada

kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah satu ciri

pada ibu hamil. lordosis progresif merupakan gambaran

karakteristik pada kehamilan normal. mobilitas sendi

sakroiliaka, sakro koksigeal, sendi pubis bertambah besar dan

menyebabkan rasa tidak nyaman dibagian bawah punggung

khususnya pada akhir kehamilan mengakibatkan rasa pegal,

mati rasa dan lemah dialami pada anggota badan atas.

8. Sistem Kardiovaskuler

Curah jantung meningkat 30% pada minggu ke-10

kehamilan, Tekanan darah akan turun selama 24 minggu

pertama kehamilan akibat terjadi penurunan dalam perifer

vaskuler resistance yang disebabkan oleh pengaruh

peregangan Otot halus oleh progesteron, hipertropi atau

dilatasi ringan jantung mungkin disebabkan oleh peningkatan

volume darah dan curah jantung.

9. Sistem Intergumen

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating

17
hormone (MSH) dari lobus hipofisis anterior dan pengaruh

kelenjar suprarenalis, Hiperpigmentasi terjadi pada striae

Gravidarum Iivide atau alba, areola mamae, papilia mamae

Iinea nigra, pipi (cloasma gravidarum) akan menghilang saat

persalinan,

10. Metabolisme dan Indeks Masa Tubuh (IMT)

Basal metabolik rate (BMR) meningkat 15 96 - 20 & untuk

pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI yang

ditemukan pada triwulan terakhir, Kalori dibutuhkan

terutama dari pembakaran hidrat arang khususnya kehamilan

20 minggu ke atas, Protein diperlukan untuk perkembangan

badan, alat kandungan, mammae, janin. Protein disimpan

untuk persiapan laktasi. Bumil sering haus, nafsu makan

besar, sering kencing dipengaruhi oleh Hormon

Somatomammatroepin, peningkatan plasma Insulin dan

hormon adrenal. Kebutuhan Mineral Ibu : Kalsium 30

gram/hari, fosfor rata-rata 2 gr/hari, zat besi 800 mg / 30-

50mg sehari, dan air minimal 8 gelas/hari. peningkatan berat

badan ibu disebabkan oleh hasil konsepsi (fetus, plasenta,

cairan ketuban) dan berat Ibu (uterus, mammae yang

membesar, volume darah meningkat, lemak , protein, adanya

retensi air), Berat badan wanita hamil naik 6,5 - 16,5 kg, rata-

rata 12,5 kg, terutama 20 minggu terakhir, Kadar alkali

fostatase meningkat 4x lipat dibanding wanita tidak hamil,

18
mulai kehamilan 4 bulan. Alkali fosdatase dapat dipakai

untuk menilai fungsi plasenta.

Tabel 2.3: penambahan berat badan selama kehamilan

Jaringan 10 20 30 40

dan cairan minggu minggu minggu minggu

Janin 5 300 1500 3400

Plasenta 20 170 430 650

Cairan amnion 30 350 750 800

Uterus 140 320 600 970

Mammae 45 180 360 405

Darah 100 600 1.300 1.450

Cairan estraseluler 0 30 80 1.480

Lemak 310 2.050 3.480 3.345

Total 650 4.000 8.500 12.500

(Dikutip dari Cunningham, Prawirohardjo, 2018:180)

11. Darah dan Pembekuan Darah

Volume plasma meningkat pada minggu ke-6 kehamilan,

Sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi) dengan

puncaknya pada umur kehamilan 32-34 minggu. Serum darah

(volume darah) bertambah 25-30% dan sel darah bertambah

20%. Massa sel darah merah terus naik sepanjang kehamilan.

Hemotokrit meningkat dari TM I-TM III.

Peredaran darah dipengaruhi oleh faktor :

19
1) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan

dalam rahim.

2) Terjadi hubungan langsung antara arteri & vena pada

sirkulasi retro – plasenter.

3) Pengaruh Hormon Progesteron dan estrogen.

4) Volume darah:

Meningkat, jumlah sarum lebih besar dari pertambahan sel

darah, sehingga terjadi pengenceran darah (haemodilusi).

5) Sel darah

sel darah meningkat 20%, Protein darah dalam bentuk

albumin dan gammaglobulin menurun pada TM I

6) Sel Darah Putih

Jumlah "Peripheral WBC" makin meningkat dengan cepat

selama kehamilan. Selama trimester pertama ratarata

jumiah "WBC" adalah sekitar 9500/mm3 meningkat

menjadi rata-rata 20-30.000/mm3 pada saat "at term",

Jumlah ini menurun dengan cepat setelah persalinan dan

kembali ke kadar sebelum harnil pada akhir minggu

pertama pasca persalinan. Adanya hemodilusi maka LED

sangat meningkat (4 x dari angka normal)

7) Pembekuan/Koagulasi

Perubahan pada kadar fibrinogen, faktor-faktor

pembekuan dan pleteles selama kehamilan berakibat pada

20
peningkatan kapasitas untuk pembekuan, dengan, akibat

peningkatan risiko terjadinya DIC (Disseminatey

Intravascular Coagulation) seperti yang terjadi pada

komplikasi-kompiikasi antara lain molahidatidosa dar

abrupsiv plasenta/solusio plasenta,

12. Sistem Pernafasan

Sistem respirasi terjadi perubahan guna dapat memenun

kebutuhan O2, Karena pembesaran uterus terutama pada

bulan-bulan terakhir kehamilan dan kebutuhan oksigen yang

meningkat + 20% untuk metabolisme janin. Oleh karena

diaphragmanya tidak dapat bergerak bebas menyebabkan

bagian thorax juga melebar kesisi luar. Dorongan rahim yang

membesar terjadi desakan diafragma. Terjadi desakan rahim

dan kebutuhan O2 meningkat, bumil akan bernafas lebih

cepat 20 - 25% dari biasanya,

13. Sistem Persyaratan

Perubahan fisiologis spesifik akibat kehamilan dapat terjad

timbulnya gejala neurologis dan neuromuskular berikut:

1) Kompresi syaraf panggul atau statis vaskular akibat

pembesaran uterus dapat menyebabkan perubahan sensori

di tungkai bawah.

2) Lordosis dorsolumbal dapat menyebabkan nyeri akibat

tarikan pada syaraf atau kompresi akar syaraf.

21
3) Edema yang melibatkan syaraf perifer dapat menyebabkan

carpal tunned syndrome selama trimester akhir kehamilan,

4) Akroestesia (rasa gatal di tangan) yang timbul akibat

posisi tubuh yang membungkuk berkaitan dengan tarikan

pada segmen fleksus barkialis.

2.1.1.3 Tanda-tanda kehamilan dan pemeriksaan diagnostic

kehamilan

Menurut Sulistyawati (2016:83) tanda-tanda kehamilan dan

pemeriksaan diagnostic kehamilan meliputi:

1. Tanda Pasti Kehamilan

1) Terdengar denyut jantung janin (DJJ)

2) Terasa gerak janin

3) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong

kehamilan, ada gambaran embrio

4) Pada pemeriksaan rotgen terlihat adanya rangka janin (>

16 minggu)

2. Tanda tidak pasti kehamilan

1) Rahim membesar

2) Tanda hegar

3) Tanda chadwiek yaitu warna kebiruan pada serviks

vagina dan vulva

4) Tanda piskacek yaitu pembesaran uterus kesalah satu arah

sehingga menonjol jelas kearah pembesaran tersebut

5) Braxton hicks

22
Bila uterus dirangsang (distimulasi dengan diraba) akan

mudah berkontraksi

6) Basal metabolism rate (BMR) meningkat

7) Ballottement positif

Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan

cara menggoyang-goyamgkan di salah satu sisi, maka

akan terasa “pantulan” di sisi yang lain

8) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif

Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah

terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah

mengetahui kadar hormone gonadotropin dalam urine

kadar yang melabihi ambang normal mengindikasikan

bahwa wanita mengalami kehamilan.

3. Dugaan Hamil

1) Amenore/tidak mengalami menstruasi sesuai siklus

(terlambat haid)

2) Nausea, anoreksia, emesis, dan hipersalivasi

3) Pusing

4) Miksing/sering buang air kecil

5) Hiperpigmentasi : strie, cloasma, linea nigra

6) Varises

7) Payudara menegang

8) Berubah perasaan

9) BB bertambah

23
4. Diagnosis Banding

1) Pseudosiesis (kehamilan palsu)

2) Kistoma ovarii

3) Mioma uteri

4) Retensi urine (bendungan kantong kemih)

5) Menopause/amenore sekunder

5. Pertimbangan untuk menegakkan diagnosis

Hamil atau tidak hamil

1) Tanda dugaan hamil

2) Tanda tidak pasti hamil

3) Tanda pasti hamil

6. Pemeriksaan diagnostik kehamilan

1) Tes urine kehamilan (tes HCG)

a. Dilaksanakan seawall mungkin begitu diketahui ada

amenore (satu minggu setelah koitus)

b. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi

hari

2) Perkiraan tinggi fundus uteri

Pada awal pengukuran TFU dilakukan dengan cara

perabaan atau palpasi dengan patokan simpisis, prosesus

xiphoideus. Pengukuran ini masih kurang valid karena

cara ini mengabaikan ukuran tubuh ibu dan hasilnya juga

masih sangat variatif.

24
Para peneliti sudah melakukan berbagai riset dan

akhirnya muncullah rekomendasi tentang cara

pengukuran perkiraan TFU. Cara yang dianjurkan adalah

menggunakan pita pengukur (metline) seperti yang

digunakan oleh tukang jahit. Beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam pengukuran perkiraan TFU

menggunakan metline adalah sebagai berikut.

a. Bahan pita ukur yang digunakan adalah bahan yang

tidak mudah kendur atau molor.

b. Kandung kemih pasien dalam keadaan kosong.

c. Pada saat pengukuran, posisikan ibu dalam posisi

setengah duduk.

d. pada kehamilan lanjut atau menjelang persalinan,

hindari memosisik pasien dalam posisi tidur telentang

karena hasil yang didapatkan akan melebihi ukuran

yang sebenarnya.

e. Pengukuran dilakukan dengan cara menempatkan

ujung Pita ukur pada tepi atas simpisis pubis dan

dengan tetap menjaga pita ukur Menempel pada

dinding abdomen yang diukur, tempatkan ujung pita

yang lain pada perkiraan TFU berada. Selanjutnya

baca skala yang tertera dalam sentimeter.

f. Ukuran ini biasanya sesuai dengan umur kehamilan

dalam minggu umur kehamilan 24 minggu. Kadang

25
dijumpai adanya variasi hasil lebih 1-2 cm. bila

penyimpangan lebih dari 1-2 cm dari umur kehamilan

dalam minggu, kemungkinan ibu mengalami

kehamilan kembar hidramnion. Jika penyimpangan

hasil kurang dari 1-2 cm, kemungkinan., terjadi

gangguan pertumbuhan janin.

3) Palpasi abdomen

Menggunakan cara Leopold dengan langkah sebagai

berikut.

a. Leopold I

a) Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian

janin yang ada di fundus.

b) Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

 Pemeriksa menghadap pasien

 Kedua tangan meraba bagian fundus dan

mengukur berapa tinggi fundus uteri.

 Meraba bagian apa yang ada di fundus. Jika

teraba benda bulat melenting mudah

digerakkan, maka itu adalah kepala. Namun

jika teraba benda bulat, besar, lunak, tidak

melenting, dan susah digerakkan, maka itu

adalah bokong janin.

26
b. Leopold II

a) Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang

ada di sebelah kanan atau kiri ibu.

b) Cara pelaksanaan adalah sebagai berikut.

 Kedua tangan pemeriksa berada di sebelah

kanan dan kiri perut ibu.

 Ketika memeriksa sebelah kanan, maka tangan

kanan menahan perut sebelah kiri ke arah

kanan.

 Raba perut sebelah kanan menggunakan

tangan kiri, dan rasakan bagian apa yang ada

disebelah kanan (jika teraba benda yang rata,

tidak teraba.bagian kecil, terasa ada tahanan,

maka itu adalah panggung bayi, namun jika

teraba bagian-bagian yang kecil dah menonjol,

maka itu adalah bagian. kecil janin).

c. Leopold III

a) Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang

ada di bawah uterus.

b) Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

 Tangan kiri menahan fundus uteri.

 Tangan kanan meraba bagian yang ada di

bagian bawah uterus. Jika teraba bagian yang

bulat, melenting, keras, dan dapat

27
digoyangkan, maka itu adalah kepala. Namun

jika-teraba bagian yang bulat, besar, lunak,

dan sulit digerakkan, maka ini adalah bokong.

Jika di bagian bawah tidak ditemukan kedua

bagian seperti di atas, maka pertimbangkan

apakah janin dalam letak melintang.

 Pada letak sungsang (melintang) dapat

dirasakan ketika tangan kanan

menggoyangkan bagian bawah, tangan kiri

akan merasakan. ballottement (pantulan dari

kepala janin, terutama ini ditemukan pada usia

kehamilan 5-7 bulan).

 Tangan kanan meraba bagian bawah (jika

teraba kepala , goyangkan. Jika masih mudah

digoyangakan, berarti kepala belum masuk

panggul, namun jika tidak dapat digoyangkan,

berarti kepala sudah masuk panggul, namun

jika tidak dapat digoyangkan, berarti kepala

sudah masuk panggul), lalu lanjutkan pada

pemeriksaan Leopold IV untuk mengetahui

seberapa jauh kepala sudah masuk panggul.

28
d. Leopold IV

a) Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang

ada di bawah dan mengetahui apakah kepala

sudah masuk panggul atau belum.

b) Cara pelaksanaannya adalah sebagai berikut.

 Pemeriksa menghadap kaki pasien.

 Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di

bawah

 Jika teraba kepala, tempatkan kedua tangan di

dua belah pihak yang berlawanan di bagian

bawah.

 Jika kedua tangan konvergen (dapat saling

bertemu) berarti kepala belum masuk panggul

 Jika kedua tangan divergen (tidak saling

bertemu) berarti kepala sudah masuk panggul

4) Pemeriksaan USG

a. Dilaksanakan sebagai salah satu diagnosis pasti

kehamilan.

b. Gambaran yang terlihat, yaitu adanya rangka janin

dan kantong kehamilan.

5) Pemeriksaan Rontgen

a. Merupakan salah satu alat untuk melakukan

penegakan diagnosis pasti kehamilan.

29
b. Terlihat gambaran kerangka janin, yaitu tengkorak

dan tulang belakang.

2.1.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

(1) Oksigen

Seorang ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan

pendek nafas. Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan

akibat membesarnya rahim kebutuhan oksigen meningkat

20%. Ibu hamil sebaiknya latihan nafas melalui senam hamil,

tidur dengan bantal lebih tinggi, tidak berada ditempat-tempat

yang terlalu ramai dan penuh sesak, karena akan mengurangi

masukan oksigen.

(2) Nutrisi

Kebutuhan energi pada kehamilan trimester 1 memerlukan

tambahan 100 kkal/hari (menjadi 1900-2000 kkal/hari).

Selanjutnya pada trimester II dan III, tambahan energi yang

dibutuhkan meningkat menjadi 300 kkal/hari, atau sama

dengan mengkonsumsi tambahan 100 gr daging ayam atau

minum 2 gelas susu sapi cair. Idealnya kenaikan berat badan

sekitar 500 gr/minggu. Kebutuhan makan ibu hamil dengan

berat badan normal per hari.

(3) Personal Hygiene

Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian

minimal 2x sehari, menjaga kebersihan alat genetalia dan

pakaian dalam, menjaga kebersihan payudara.

30
(4) Pakaian

Longgar, nyaman, dan mudah dipergunakan, gunakan bra

dengan ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu menyangga

seluruh payudara, tidak memakai sepatu tumit tinggi, sepatu

berhak rendah, baik untuk punggung dan postur tubuh dan

dapat mengurangi tekanan pada kaki.

(5) Eliminasi

Ibu hamil akan sering ke kamar mandi terutama saat malam

hingga menganggu tidur, sebaiknya intake cairan sebelum tidur

dikurangi, gunakan pembalut untuk mencegah pakaian dalam

yang basah dan lembab sehingga memudahkan masuk kuman,

setiap habis BAB dan BAK cebok dengan baik.

(6) Seksual

Pilih posisi yang nyaman dan tidak menyebabkan nyeri bagi

wanita hamil, sebaiknya menggunakan kondom karena

prostatglandin yang terdapat dalam semen bisa menyebabkan

kontraksi, lakukanlah dalam frekuensi yang wajar 2 sampai 3

kali seminggu.

(7) Mobilisasi dan Body Mekanik

Melakukan latihan atau senam hamil agar otot-otot tidak kaku,

jangan melakukan gerakan tiba-tiba atau spontan, jangan

mengangkat secara langsung benda-benda yang cukup berat,

jongkok terlebih dahulu lalu kemudian mengangkat benda,

31
apabila bangun tidur miring dulu baru kemudian bangkit dari

tempat tidur.

(8) Senam hamil.

Merupakan suatu program latihan fisik yang sangat penting

bagi calon ibu untuk mempersiapkan saat persalinan. Senam

hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu

hami, secara fisik ataupun mental, pada persalinan cepat, aman

dan spontan.

(9) Istirahat

Beberapa wanita mempunyai kehawatiran mengenai posisi

tidur dan kebiasaan tidur selama kehamilan. Beberapa ingin

mengatahui apakah merekah boleh tidur tengkurap. Dengan

semakin berkembangnya kehamilan anda akan sulit

memperoleh posisi tidur yang nyaman. Cobalah untuk tidak

berbaring terlentang saat tidur dengan membesarnya Rahim,

berbaring terlentang bisa menempatkan Rahim di atas

pembuluh darah yang penting (Vena cava inferior) yang

berjalan kebawah di bagian perut hal ini dapat menyebabkan

peredaran darah ke bayi dan bagaian tubuh anda berkurang.

Beberapa wanita hamil juga mengalami kesulitan berafas bila

mereka berbaring terlentang. Berbaring tengkurap juga tidak

baik. Karena tindakan ini menyebabkan tekanan yang cukup

besar pada rahim yang sedang membesar sehingga menjadi

32
masalah ketidaknyamanan. Semakin besar anada semakin sulit

untuk tidur tengkurap (Yanti,2017:66)

2.1.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil

Kebutuhan ibu hamil meliputi antra lain (Sulistyawati, 2016:108):

a. Diet Makanan

Kebutuhan makanan pada ibu hamil mutlak harus dipenuhi.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, IUGR,

inersia uteri, perdarahan pasca-persalinan, sepsis puerperalis, dan

lain-lain. Sedangkan kelebihan makanan karena beranggapan

pemenuhan makanan untuk dua orang akan berakibat kegemukan,

preeklamsi, janin terlalu besar, dan sebagainya.

b. Kebutuhan Energi

a) Protein

Ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak

68%. Widya karya pangan dan gizi nasional menganjurkan untuk

menambah asupan protein menjadi 12% perhari atau 75-100

gram.

b) Zat Besi

Anemia sebagian besar disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh

Karena itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk

mengkonsumsi zat besi selama hamil dan setelah melahirkan.

Kebutuhan zat besi meningkat sebesar 300% (1.040 mg selama

hamil) dan peningkatan ini tidak dapat tercukupi hanya dari

asupan makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang

33
dengan suplemen zat besi. Pemberian suplemen zat besi dapat

diberikan sejak minggu ke-12 kehamilan sebesar 30-60 gram

setiap hari selama kehamilan dan enam minggu setelah kelahiran

untuk mencegah anemia postpasrtum.

c) Asam Folat

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya

meningkat dua kali lipat selama hamil. Asam folat sangat

berperan dalam metabolisme normal makanan menjadi energy,

pematngan sel darah merah sintesis DNAh

d) Kalsium

Metabolisme kalsium selama hamil mengalami perubahan yang

sangat berarti. Kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun dratis

sebanyak 5%. Oleh karena itu asupan yang optimal perlu

dipertimbangkan. Sumber utama kalsium adalah susu dan

olahannya.

Selain beberapa zat gizi yang dianjurkan untuk dikonsumsi ibu

hamil ada beberapa makanan yang harus dihindari karena

kemungkinan akan dapat membahayakan ibu dan pertumbuhan

janin. Makanan yang tidak sehat dan berbahaya bagi janin di

antaranya adalah sebagai berikut:

 Hati dan produk hati : mengandung vitamin A dosis tinggi

yang bersifat teratogenik (menyebabkan cacat pada janin)

 Makanan mentah atau setengah matang karena resiko

tokoplasma

34
 Ikan yang mengandung metil merkuri dalam kadar tinggi

seperti hiu, merlin yang dapat menganggu system saraf janin

 Kafein yang terkandung dalam kopi, the, coklat, kola dibatasi

300mgper hari. Efek yang dapat terjadi di antaranya adalah

insomnia (sulit tidur), refluks dan frekuensi berkemihyang

meningkat

 Vitamin A dalam dosis > 20.000-50.000 IU/hari dapat

menyebabkan kelainan bawaan.

2.1.1.6 Tanda bahaya atau komplikasi kehamilan

Menurut Yanti (2017,89) tanda bahaya atau komplikasi kehamilan antra

lain:

1. Perdarahan Pervaginam pada kehamilan muda

Perdarahan pervaginam dalam kehamilan terbagi menjadi dua, yaitu

sebelum 24 minggu kehamilan. Perdarahan pervaginam sebelum 24

minggu kehamilan disebabkan oleh:

1) Implantation bleeding: sedikit perdarahan saat trophoblast

melekat pada endometrium. Bleeding terjadi saat implantasi/8-

12 hari setelah fertilisasi.

2) Abortion: 15% terjadi pada abortus spontan sebelum 12 minggu

usia kehamilan dan sering pada primigravida.

3) Hydatidiform molae: akibat dari degenerasi chorionic villi pada

awal kehamilan. Embrio mati dan direabsorbsi/mola terjadi di

dekat fetus, sering terjadi pada wanita perokok, punya riwayat

mola, dan multipara.

35
Ectopic pregnancy: ovum dan sperma yang berfertilisasi

kemudian berimplantasi di luar dari uterine cavity, 95% ada di

tuba, mungkin di ovarium, abdominal cavity, dan canalis

servicalis.

4) Cervical lesion: lesi di cervic

5) Vaginitis: infeksi pada vagina

semua bleeding selama kehamilan adalah abnormal, kecuali

implantation bleeding. Perdarahan pada awal kehamilan yang

abnormal bersifat merah segar, banyak adanya nyeri perut.

a. Abortus

Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum janin dapat

hidup di luar rahim. Viabilitas janin dicapai pada sekitar minggu

ke-22 sampai minggu ke-24 dengan berat janin lebih dari 500

gram atau lingkar kepala lebih dari 18 cm. Abortus dibedakan

menjadi tiga jenis, yaitu :

a) Abortus spontan dapat terjadi karena: gangguan sistem

endokrin (kadar progesteron yang tidak normal): kelainan

pada kelenjar thyroid: diabetes yang tidak terkontrol:

kelainan pada alat reproduksi: infeksi sistemik atau infeksi

di endometrium (penyebab: rubella, cytomegalovirus, herpes

genital aktif, toksoplasma, chlamidia, treponema, listeria,

dan mycoplasma), penyakit autoimun (lupus eritematosus):

dan faktor genetik. Diagnosis abortus spontan terjadi dalam

beberapa jenis, yaitu:

36
 abortus mengancam (abortus imminens)

 abortus yang tidak bisa dihindari dan sedang terjadi

(abortus insipiens)

 abortus dengan janin meninggal dalam rahim (missed

abortion)

 abortus dengan sebagian janin sudah keluar dari cavum

uteri (abortus inkompletus)

b) Abortus yang terjadi disertai gejala infeksi disebut abortus

septik.

c) Missed Abortion, pada abortus jenis ini, janin telah

meninggal, tetapi hasil konsepsi masih berada di dalam

rahim ibu selama jangka waktu tertentu (dua minggu atau

lebih) karena mungkin tidak terjadi perdarahan, OUE masih

tertutup dan abortus spontan tidak terjadi. Tanda dan gejala

terjadinya missed abortion di antaranya: terdapat bercak

darah (spotting) atau perdarahan yang banyak dapat disertai

nyeri abdomen atau punggung (bisa ya, bisa tidak): ukuran

rahim mengecil dari ukuran yang seharusnya untuk usia

kehamilan: apabila sebelumnya ibu sudah merasakan

gerakan janin, maka gerakan janin tidak dirasakan lagi:

kelenjar payudara yang sebelumnya mengalami perubahan,

kembali ke keadaan semula: saat pemeriksaan dilakukan,

tidak terdengar bunyi denyut jantung janin.

37
b. Inkompetensi Cerviks

Inkompetensia serviks merupakan suatu kondisi di mana

serviks tidak dapat mempertahankan ketahanan uterus sampai

janin viabel. Inkompetensia serviks ditandai oleh dilatasi serviks

tanpa rasa nyeri, tanpa disertai tanda-tanda persalinan, atau

kontraksi rahim pada Trimester II atau awal Trimester III, dapat

terjadi abortus spontan atau persalinan preterm.

Faktor risiko dan penyebah terjadinya inkompetensia serviks

adalah:

a) Riwayat keguguran pada usia kehamilan 14 minggu atau

lebih.

b) Riwayat laserasi serviks menyusul persalinan pervaginam

atau melalui operasi caesar.

c) Pembukaan serviks berlebihan disertai kala dua yang

memanjang pada kehamilan sebelumnya.

d) Ibu berulang-ulang mengalami abortus elektif pada

Trimester pertama atau kedua (kuretase berulang).

e) Sebelumnya, ibu hamil mengalami eksisi sejumlah besar

jaringan serviks (conization pada penderita kanker serviks).

f) Serviks pendek atau anomali rahim

g) Ibu hamil yang mengkonsumsi Dietilstilbesterol (DES),

suatu estrogen sintetis.

38
c. Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik adalah suatu kehamilan yang

berimplantasi di luar cavum uteri. Kehamilan ekstrauteri ini

terjadi karena abnormalitas yang menghambat atau mencegah

perjalanan ovum yang telah dibuahi spermatozoon (blastosit)

melalui tuba faloppi untuk tertanam di endometrium cavum

uteri. Kehamilan ektopik ini diklasifikasikan menurut tempat

implantasinya. Tempat yang mungkin Untuk terjadinya

kehamilan ektopik adalah pada: tuba faloppi (ampula, isthmus,

interstisial, fimbria, ligamen tuba-ovarium), ovarium, serviks,

dan abdomen.

Faktor predisposisi terjadinya kehamilan ektopik adalah:

infeksi pelvis, Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR), riwayat

kehamilan ektopik sebelumnya, Curettage berulang, dan riwayat

pembedahan tuba.

d. Mola Hidatidosa

Mola hidatidosa merupakan suatu kehamilan yang tidak

normal, yaitu suatu perubahan abnormal dari villi korionik

menjadi sejumlah kista yang menyerupai anggur yang dipenuhi

dengan cairan. Karakteristik mola hidatiosa dapat berbentuk

komplet/klasik dan bentuk inkomplit/parsial, yaitu tidak ada

jaringan embrio dan ada jaringan embrio.

Mola komplit atau klasik ini terjadi akibat fertilisasi sel

telur yang intinya telah hilang atau tidak aktif sehingga mola

39
tidak mengandung hasil konsepsi (janin, plasenta, membran

amniotic, atau air ketuban). Mola berbentuk tumor jinak

(benigna), menyerupai setangkai buah anggur yang warnanya

putih, menghasilkan sejumlah besar human Chorionic

Gonadotropin (hCG), serta masing-masing vesikel yang

dipenuhi cairan ini menyerupai mata ikan. Vesikelvesikel

hidropik (berisi cairan) ini merupakan sel-sel trophoblastik

(jaringan placenta yang berkembang abnormal), tumbuh dengan

cepat sehingga menyebabkan rahim tumbuh menjadi lebih besar

dari usia kehamilan yang seharusnya.

e. Blighted Ovum

Blighted ovum merupakan suatu kehamilan tanpa embrio

(hanya kantung kehamilan). Pada saat terjadinya konsepsi, sel-

sel tetap membentuk kantung ketuban dan plasenta, namun sel

telur yang telah dibuahi tidak berkembang menjadi embrio. Pada

kondisi ini (blighted ovum), kantung kehamilan akan terus

berkembang layaknya kehamilan biasa, namun sel telur yang

telah dibuahi gagal untuk berkembang secara sempurna.

Blighted ovum terjadi pada awal-awal kehamilan. Penyebab

dari blighted ovum sampai saat ini belum diketahui secara pasti,

namun diduga karena adanya kelainan kromosom, kelainan

genetik, atau sel telur dengan kondisi kurang baik dibuahi oleh

sperma normal atau sebaliknya.

40
2. Kehamilan Lanjut

Perdarahan pada kehamilan lanjut disebut dengan perdarahan

antepartum, yaitu suatu perdarahan yang terjadi setelah kehamilan

memasuki usia 28 minggu. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan

lanjut, selain dapat menyebabkan kematian pada janin dan kematian

pada ibu, juga berakibat pada kehamilan berikutnya. Perdarahan ini

berasal dari :

1) Placenta Previa

Placenta previa adalah kelainan implantasi placenta, di

mana insersi placenta berada di segmen bawah uterus, baik

anterior maupun posterior sehingga perkembangan placenta

yang sempurna menutupi sebagian atau seluruh.

2) Solutio Placenta

Solutio placenta (abrupsio placenta) atau pemisahan

prematur placenta adalah Suatu kondisi lepasnya sebagian atau

seluruh placenta dari tempat implantasinya Sebelum waktunya.

Pelepasan terjadi pada desidua basalis sebelum janin lahir pada

trimester ke-tiga. Kejadian ini dapat menyebabkan perdarahan

serius pada kehamilan. Sifat perdarahan dapat tersembunyi

apabila perdarahan dan bagian yang terlepas berasal dari bagian

tengah placenta.

3) Gangguan Pembekuan Darah

Penyebab lain terjadinya perdarahan pada Trimester III

adalah adanya bangguan pembekuan darah. Pada saat terjadi

41
perdarahan, maka secara normal dalam tubuh terjadi proses

keseimbangan (homeostatis) dan fibrinolisis. Sistem "meostatis

berfungsi menghentikan aliran darah dari pembuluh darah yang

cedera, sebagian melalui pembentukan benang-benang fibrin

yang tidak larut. Fase-fase Proses koagulasi melibatkan interaksi

faktor-faktor koagulasi di mana setiap faktor secara berurutan

mengaktifkan faktor berikutnya. Sistem fibrinolisis mengcu

pada proses di mana fibrin terbagi menjadi produk degradasi

fibrin (penghancuran benang-benang fibrin) dan memperbaiki

sirkulasi.

4) Hipertensi Gravidarum

Gangguan hipertensi selama kehamilan meliputi:

Preeklamsi, eklamsi (kejang), hipertensi kronis (sudah ada

sebelum hamil), hipertensi kronis dengan Preeklamsi, dan

hipertensi sementara. Preeklamsi, eklamsi, dan hipertensi

Sementara merupakan penyakit hipertensi dalam kehamilan

yang sering disebut Pregnancy Induced Hypertension (PIH).

Pada bahasan ini, hanya akan dibahas mengenai Preeklamsi.

Preeklamsi merupakan salah satu gangguan hipertensi

selama kehamilan yang mengacu pada peningkatan tekanan

darah maternal disertai risiko yang berhubungan dengan

kesehatan ibu dan janin. Preeklamsi diklasifikasikan menjadi

preeklamsi ringan dan berat. Pada kasus preeklamsi berat, dapat

terjadi eklamsi (kejang), yaitu suatu kondisi konvulsi (kejang)

42
atau terjadinya koma disertai tanda dan gejala preeklamsi.

Konvulsi dan koma dapat terjadi tanpa didahului gangguan

neurologis. Preeklamsi adalah sekumpulan gejala yang secara

spesifik hanya muncul selama kehamilan dengan usia lebih dari

20 minggu pada ibu yang sebelumnya memiliki tekanan darah

normal.

5) Ketuban Pecah Dini (Preterm Rupture of Membrane)

ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya

selaput ketuban sebelum waktunya, yaitu pada saat

inpartu/proses terjadinya persalinan. Batasan usia kehamilan:

pada trimester III, pada kehamilan preterm ataupun aterm.

sedangkan menurut gravidanya: batasan pada primigravida

apabila pembukaan kurang dari 3 cm, dan pada multigravida

apabila pembukaan kurang dari 5 cm. Penyebab terjadinya KPD

belum di ketahui dengan pasti maka tindakan dapat dilakukan

kecuali dalam upaya menekan infeksi

6) Kematian Janin dalam Kandungan (Intra Uterin Fetal Death)

Kematian janin dalam kandungan/Intra Uterin Fetal Death

(IUFD) adalah Suatu kondisi di mana janin meninggal di dalam

rahim setelah UK 22-24 minggu. Penyebab terjadinya IUFD di

antaranya: perdarahan karena placenta previa atau solusio

placenta, preeklamsi dan eklamsi, penyakit kelainan darah,

penyakit infeksi dan penyakit menular, infeksi saluran kencing,

43
gangguan endokrin (DM, hipertiroid), malnutrisi dan

sebagainya.

7) Anemia dalam Kehamilan

Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa

oksigen. Hal tersebut dapat terjadi akibat penurunan produksi

sel darah merah atau penurunan hemoglobin dalam darah.

8) Kelainan Lama Kehamilan (Posterm/Serotinus)

Kelainan lama kehamilan yang akan dibahas adalah

kehamilan lebih bulan disebut juga posterm atau serotinus.

Kehamilan lebih bulan berhubungan dengan durasi kehamilan,

bukan kondisi maternal. Sedangkan pascamaturitas merupakan

istilah yang berkaitan dengan neonates, istilah ini mengacu pada

gambaran/kondisi bayi dan tidak dikaitkan dengan durasi

kehamilan. Batasan kehamilan posterm adalah lebih dari 42

minggu.

9) Kelainan Air Ketuban (Polihidramnion dan Oligohidramnion)

Jumlah cairan amnion yang normal akan meningkat selama

kehamilan dari hanya beberapa milimeter sampai kira-kira satu

liter pada usia kehamilan 38 minggu. Setelah itu, jumlah ini

akan berkurang hingga sekitar 800 mL pada kehamilan cukup

bulan. Cairan amnion bersifat tidak statis, air yang merupakan

bagian terbesarnya diganti setiap jam dan zat yang terlarut di

dalamnya diganti setiap tiga jam. Pada beberapa kasus, jumlah

cairan amnion dapat menjadi lebih sedikit dari normal

44
(oligohidramnion), ataupun lebih banyak dari yang normal

(polihidramnion/hidramnion).

10) Kehamilan Ganda

Kehamilan ganda disebut juga kehamilan kembar (gemelli)

adalah kehamilan dengan jumlah janin yang dikandung lebih

dari satu. Ada dua jenis kembar, yaitu kembar identik dan

nonidentik (fraternal).

11) Kelainan Letak Janin

Kelainan letak janin meliputi kelainan letak sungsang

(presentasi bokong) dan letak lintang. Letak lintang adalah letak

memanjang dengan bokong sebagai bagian yang terendah

sehingga kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di

bagian bawah kavum uteri. Penyebab/faktor predisposisi dapat

ditinjau dari faktor ibu dan faktor janin. Dari faktor ibu:

multiparitas, panggul sempit, placenta previa, kelainan uterus

(uterus arkuatus, uterus duktus, uterus dupleks), terdapat tumor

di pelvis yang mengganggu masuknya kepala janin ke PAP.

Sedangkan dari faktor janin di antaranya lilitan tali pusat atau

tali pusat pendek, gemeli, hidrosefalus atau anensefalus,

hidramnion atau oligohidramnion, dan prematuritas.

12) Nyeri Perut Bagian Bawah

Nyeri perut pada bagian bawah perlu dicermati karena

kemungkinan peningkatan kontraksi uterus dan mungkin

mengarah pada adanya tanda-tanda ancaman aborsi/threatened

45
abortion, yaitu nyeri yang membahayakan bersifat hebat,

menetap, dan tidah hilang setelah beristirahat. Hal ini bisa

berhubungan dengan appendicitis, kehamilan ektopik, aborsi,

radang panggul, penyakit kantung empedu, uterus yang irritable,

ISK, atau abrupsio placenta.

13) Sakit Kepala yang Hebat

Sakit kepala dan pusing sering terjadi selama kehamilan.

Sakit kepala yang bersifat hebat, menetap dan tidak hilang untuk

istirahat adalah abnormal. Bila sakit kepala hebat disertai

dengan pandangan kabur mungkin adalah gejala pada pre

eklampsia.

14) Bengkak di Wajah dan Jari-Jari Tangan

Bengkak yang muncul pada sore hari dan biasanya hilang

setelah beristirahat dengan kaki ditinggikan adalah hal yang

normal pada ibu hamil. Bengkak merupakan masalah yang

serius apabila muncul pada muka dan tangan, tidak hilang

setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lainnya.

Hal tersebut merupakan tanda-tanda adanya anemia, gagal

jantung, atau pre eklampsia.

15) Gerakan janin tidak terasa

Secara normal, ibu merasakan adanya gerakan janin pada bulan

ke-5 atau ke-6 usia kehamilan, namun pada beberapa ibu

mungkin merasa gerakan janin lebih awal. Jika bayi tidur

gerakan janin melemah. Gerakan bayi terasa sekali pada saat ibu

46
istirahat, makan, minum, dan berbaring. Biasanya bayi bergerak

paling sedikit dalam periode 3 jam.

2.1.1.7 Hyperemesis Gravidarum

Menurut Yanti, (2017:106) Hyperemesis gravidarum adalah mual

dan muntah yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil.

Mual dan muntah yang membahayakan ini berbeda dari morning

sickness normal yang umum dialami ibu hamil karena intensitasnya

melebihi muntah normal dan berlangsung selama Trimester I kehamilan

yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau

defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan. Dehidrasi menyebabkan

hipovolemia yang dimanifestasikan sebagai hipotensi, takikardi,

peningkatan hematocrit, serta penurunan produksi urin. Vomitus

menyebabkan penurunan cairan asam lambung juga kandungan alkalin

dari bagian saluran cerna yang lebih dalam. Hal ini menyebabkan

terjadinya asidosis metabolik. Defisiensi nutrisi menyebabkan

hipoproteinemia dan hipovitaminosis. Ikterik dan hemoragi akibat

defisiensi vitamin C dan B-kompleks menyebabkan perdarahan dari

permukaan mukosa. Pada kasus-kasus yang ekstrem ini, embrio dan

janin dapat mati dan ibu dapat meninggal akibat perubahan metabolik

yang menetap.

Pada beberapa kasus, hyperemesis dapat terjadi pada Trimester I

dan menetap selama kehamilan dengan tingkat keparahan yang

bervariasi. Hyperemesis gravidarum umumnya dapat sembuh dengan

47
sendirinya, tetapi penyembuhan berjalan lambat dan relaps yang sering

umum terjadi.

Penyebab utama hyperemesis gravidarum belum diketahui, tetapi

kemungkinan merupakan gabungan antara perubahan hormonal dan

faktor psikis. Perubahan hormonal meliputi: human Chorionic

Gonadotropin (hCG), estrogen, progesterone, leptin, placental growth

hormone, prolactin, thyroxine, dan hormone adrenocortical. Faktor

psikis dapat terjadi karena adanya ambivalen terhadap kehamilan dan

perasaan yang saling berkonflik tentang peran di masa depan sebagai

ibu, perubahan tubuh, dan perubahan gaya hidup selama hamil. Kondisi

ini paling sering terjadi di antara ibu primigravida dan cenderung terjadi

lagi pada kehamilan berikutnya. Faktor predisposisi lainnya: usia ibu

kurang dari 20 tahun, obesitas, gestasi multiple, dan penyakit

trofoblastik (mola hidatidosa).

Secara lebih rinci, efek dan tanda gejala hyperemesis gravidarum

yaitu:

1. Muntah hebat

2. Nafsu makan buruk

3. Asupan makanan buruk

4. Penurunan berat badan

5. Dehidrasi

6. Ketidakseimbangan elektrolit

7. Respons berlebihan terhadap masalah psikososial yang mendasar

48
8. Muntah yang tidak dapat diatasi dengan tindakan untuk mengatasi

morning sickness

9. Asidosis yang disebabkan kelaparan

10. Alkalosis yang disebabkan kelaparan Alkalosis akibat hilangnya

asam hidroklorida yang keluar bersama muntahan

11. Hypokalemia

Pengkajian data yang perlu dilakukan meliputi:

1. Anamnesis tentang riwayat: frekuensi muntah, asupan dan pola

makan, eliminasi, jenis muntahan (apakah bercampur darah?),

demam, nyeri abdomen, riwayat DM, pembedahan abdomen

sebelumnya, pola istirahat, dukungan keluarga, dan kecemasan

karena kehamilan.

2. Pemeriksaan fisik: berat badan (dan hubungannya dengan BB

sebelumnya), tanda-tanda vital, turgor kulit, kelembaban

membran mukosa, kondisi lidah (bengkak, kering, pecah-

pecah?), palpasi abdomen (pembesaran organ, nyeri tekan,

distensi), bising usus, bau (buah) ketika bernafas, pengkajian

pertumbuhan dan kesejahteraan janin.

3. Laboratorium: pemeriksaan keton dalam urin, urinalisis,

elektrolit, tes fungsi ginjal, TSH dan T4.

Apabila hasil pengkajian data yang diperoleh: ibu mengalami

dehidrasi (turgor kulit buruk: peningkatan frekuensi nadi dan

pernapasan: penurunan produksi urin dan peningkatan berat jenis urin:

serta pemeriksaan urin positif mengandung keton, bau buah ketika

49
bernafas, dan berat badan turun (asidosis akibat pembakaran lemak

sebagai sumber energi): maka hal ini mengindikasikan adanya

hyperemesis gravidarum. Namun apabila tidak ada asidosis atau

dehidrasi, ibu tersebut sebenarnya tidak mengalami hyperemesis

gravidarum. Tindakan awal yang perlu segera dilakukan adalah:

1. Infus Dextrosa 5%, dengan kecepatan aliran 200 mL/jam untuk 1

Liter pertama.

2. Mempuasakan ibu hamil atau meminimalkan asupan cairan per oral

selama beberapa jam untuk mengistirahatkan lambung.

3. Setelah beberapa jam, berikan cairan oral sedikit demi sedikit.

Apabila mual dan muntah muncul lagi, maka ibu dianjurkan

berpuasa lagi. Lakukan pemeriksaan sampel urin untuk memantau

keton.

4. Pemberian obat anti muntah, yang umum diberikan: prometazin

(phenergan) 25 mg intravena atau supositoria: klorpromazin

(thorazine) supositoria 25-50 mg tiap 6-8 jam atau IM 25-50 mg tiap

3-4 jam: proklorperazine (compazine) 10 mg IM atau 2,5-10 mg IV

setiap 3-4 jam atau 25 mg supositoria 2 kali sehari: metoklopamid

(reglan) 10 mg oral 4 kali sehari: metilprednisolon 16 mg tiga kali

sehari, kemudian kurangi bertahap selama dua minggu (untuk

hyperemesis yang membandel).

5. Pemberian sedatif (luminal dan stesolid), disertai roboransia (vitamin

B1 dan B6).

50
Beberapa ibu dapat kembali normal setelah dilakukan

penatalaksanaan tersebut, namun umumnya mual muntah ringan akan

menetap. Perhatikan pengaruh psikologis, seperti riwayat depresi,

gangguan pola makan dan body image, serta pengaruh keluarga dan

sosio ekonomi. Untuk itu, dukungan moral sangat diperlukan ibu dan

keluarganya.

2.1.1.8 Asuhan Antenatal

Menurut Prawiroharjo (2018: 278) Asuhan antenatal adalah upaya

preventif program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi

luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian kegiatan

pemantauan rutin selama kehamilan.

1. Ada 6 alasan penting untuk mendapatkan asuhan antenatal, yaitu:

1) Membangun rasa saling percaya antara klien dan petugas

keseharan.

2) Mengupayakan terwujudnya kondisi terbaik bagi ibu dan bayi

yang dikandungnya

3) Memperoleh informasi dasar tentang kesehatan ibu dan

kehamilannya.

4) Mengidentifikasi dan menata laksana kehamilan risiko tinggi.

5) Memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan dalam

menjaga kualitas kehamilan dan merawat bayi.

6) Menghindarkan gangguan kesehatan selama kehamilan yang

akan membuka keselamatan ibu hamil dan bayi yang

dikandungnya.

51
2. Dalam pemeriksaa rutin, dilakukan pula pencacatan data klien dan

keluarganya serta pemeriksaan fisik dan obstetric seperti di bawah

ini:

1) Identifikasi dan Riwayat Kesehatan

a. Data umum pribadi

 Nama

 Usia

 Alamat

 Pekerjaan ibu/suami

 Lamanya menikah

 Kebiasaan yang dapat merugikan kesehatan

b. Keluhan saat ini

 Jenis dan sifat gangguan yang dirasakan ibu

 Lamanya mengalami gangguan tersebut

c. Riwayat Haid

 Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

 Usia kehamilan dan taksiran persalinan (Rumus Naegle:

tanggal HPHT ditambah 7 dan bulan dikurangi 3)

d. Riwayat kehamilan dan persalinan

 Asuhan atenatal, persalinan, dan nifas kehamilan

sebelumnya

 Cara persalinan

 Jumlah dan jenis kelamin anak hidup

 Berat badan lahir

52
 Cara pemberian asupan bagi bayi yang dilahirkan

 Informasi dan saat persalinan atau keguguran terakhir

e. Riwayat kehamilan saat ini

 Identifikasi kehamilan

 Identifikasi penyulit (preeklamsia atau hipertensi dalam

kehamilan)

 Penyakit lain yang diderita

 Gerakan bayi dalam kandungan

f. Riwayat penyakit dalam keluarga

 Diabetes mellitus, hipertensi atau hamil kembar

 Kelainan bawaan

g. Riwayat penyakit ibu

 Penyakit yang pernah diderita

 DM, HDK, Infeksi saluran kemih

 Penyakit jantung

 Infeksi virus berbahaya

 Alergi obat atau makanan tertentu

 Pernah mendapatkan transfuse darah dan indikasi

tindakan tersebut

 Inkompatibilitas Rhesus

 Paparan sinar –X/Rotgen

h. Riwayat penyakit yang memerlukan tindakan pembedahan

 Dilatasi dan kuretase

53
 Reparasi vagina

 Seksio secaria

 Serviks inkompeten

 Operasi non ginekologi

i. Riwayat mengikuti program keluarga berencana

j. Riwayat imunisasi

k. Riwayat menyusui

2) Pemeriksaan

a. Keadaan umum

 Tanda Vital

 Pemeriksaan jantung dan paru

 Pemeriksaan payudara

 Kelainan otot dan rangka serta neurologik

b. Pemeriksaan Abdomen

 Inspeksi

- Bentuk dan ukuran abdomen

- Parut bekas operasi

- Tanda-tanda kehamilan

- Gerakan janin

- Varises atau pelebaran vena

- Hernia

- Edema

 Palpasi

- Tinggi fundus

54
- Punggung bayi

- Presentasi

- Sejauh mana bagian terbawah bayi masuk pintu atas

panggul

 Auskultasi

- 10 minggu dengan doppler

- 20 minggu dengan fetoskop pinard

 Inspekulo vagina untuk identifikasi vaginitis pada

trimester I/II

3) Laboratorium

a. Pemeriksaan

 Analisis urin rutin

 Analisis tinja rutin

 Hb, MCV

 Golongan Darah

 Hitung jenis sel darah

 Gula darah

 Antigen Hepatitis B virus

 Antibodi Rubela

 HIV/VDRL

b. Ultrasonografi – rutin pada kehamilan 18-22 minggu

untuk identifikasi kelainan janin.

3. Jadwal Kunjungan ANC ( Antenatal Care ) minimal :

1) 1 Kali pada Trimester Satu ( Usia Kehamilan 0-13 Minggu )

55
2) 1 Kali pada Trimester Dua ( Usia Kehamilan 14-27 Minggu)

3) 2 Kali pada Trimester Tiga ( Usia Kehamilan 28 – 40 Minggu)

(Sulistiyawati,2016:4)

4. Pelayanan asuhan standart antenatal 20 T

1) Tanyakan bantuan apa yang dapat diberikan dan tanyakan

dengan ramah

2) Timbang berat badan dan tinggi badan

3) Temukan kelainan/pemeriksaan

4) Tentukan/ukur (TTV)

5) Temukan kelainan (palpasi)

6) Tentukan/periksa

7) Tekan/tes

8) Temukan kelainan pada organ luar genetal dan sekitarnya

9) Temukan kelainan pada bagian dalam genital

10) Tes laboratorium rutin

11) Tes laboratorium khusus

12) Tes iva

13) Imunisasi TT

14) Terapi anemia sesuai hasil test

15) Tentukan hasil resiko

16) Tes HIV sesuai indikasi

17) Tunjukkan (peragakan)

18) Tunjukkan/peragakan cara akupresur

56
19) Tunjukkan-bimbingan hypnobirthing, brain booster (oleh

provider yang terlatih)

20) Temu wicara (KIA).

2.1.2 Tinjauan Teori Persalinan

2.1.2.1 Definisi Persalinan

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37–42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,

tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Fase-fase persalinan

normal beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya

kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi serviks, dan

mendorong janin keluar melalui jalan lahir. (Prawirohardjo,297:2018).

2.1.2.2 Etiologi

Menurut Nurhayati (2018:92) Sebab-sebab yang menimbulakan

persalinan antara lain:

1. Teori penurunan hormon; penurunan kadar hormon estrogen dan

progesterone terjadi kira-kira pada 1-2 minggu sebelum partus

dimulai. Progesterone bekerja sebagai penenang bagi otot –otot

rahim. Kadar progesteron yang turun akan menyebabkan kekejangan

pembuluh darah sehingga menimbulkan kontraksi otot.

2. Teori plasenta menjadi tua; dengan semaikn tuanya plasenta, maka

akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang

57
menyebabkan kekejangan pembulu darah. Kondisi tersebut dapat

menimbulkan kontraksi rahim.

3. Teori berkurangnya nutrisi pada janin; jika nutrisi pada janin

berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan.

4. Teori distensi rahim; keadaan uterus yang terus menerus membesar

dan menjadi tegang akan mengakibatkan iskemia otot-otot uterus.

Keadaan yang demikian merupakan faktor yang dapat menganggu

sirkulasi pada uteroplasenta sehingga plasenta menjadi degenerasi.

5. Teori iritasi mekanik; tekanan pada ganglio servikale dari pleksus

frankenhauser yang terletak dibelakang serviks. bila ganglion ini

tertekan, kontraksi uterus akan timbul.

6. Teori induksi partus (Induction Of Labour); partus dapat ditimbulkan

dengan gejala gangguan laminaria. Beberapa laminaria dimasukkan

dalam kanalis servikalis dengan tujuan meragsang Pleksus

frankenhause, amniotomi (pemecahan ketuban), dan oksitosin drips

(pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus)

2.1.2.3 Tanda- tanda persalinan

Menurut Dartiwen, (2018:6) Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat


yaitu tanda yang muncul beberapa minggu sebelum ibu memasuki hari
persalinan. Tanda tersebut meliputi:
1. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa
keadaannya menjadi lebih ringan. Rasa sesak berkurang tetapi
sebaliknya ibu merasa bahwa berjalan sedikit lebih sulit dan sering
terganggu oleh rasa nyeri pada anggota gerak bagian bawah.
2. Pollakisuria

58
Pada akhir bulan ke-9, hasil pemeriksaan menunjukkan epigastrium
kendur, fundus uteri lebih rendah daripada letak sebenarnya dan
kepala janin sudah mulai masuk pintu atas panggul. Keadaan ini
menyebabkan kandung kemih tertekan sehingga menstimulasi ibu
untuk sering berkemih yang disebut pollakisuria.
3. Fase labor
Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa
terganggu oleh his pendahuluan yang sebenarnya merupakan
peningkatan kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Nyeri yang hanya terasa diperut bagian bawah.
2) Tidak teratur.
3) Lamanya his singkat, tidak bertambah kuat dengan
bertambahnya waktu dan jika berjalan his berkurang.
4) Tidak ada pengaruh pada penipisan atau pembukaan serviks.
4. Perubahan Serviks
Pada akhir bulan ke-9, hasil pemeriksaan serviks menunjukkan
bahwa serviks yang sebelumnya tertutup, panjang dan kurang
lunak menjadi lebih lunak. Hal ini menunjukkan bahwa telah
terjadi pembukaan dan penipisan serviks.
1) Energy Spurt
Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energi kira-kira 24-
28 jam sebelum persalinan dimulai. Setelah beberapa hari
sebelumnya merasa kelelahan fisik karena bartambahnya usia
kehamilan, ibu merasakan energi yang penuh satu hari sebelum
persalinan. Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktivitas
yang dilakukannya. Seperti membersihkan rumah, mengepel,
mencuci perabot rumah dan pekerjaan lainnya sehingga ibu
akan kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi dan persalinan
menjadi lama dan sulit.
2) Gastrointestinal Upset

59
Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda seperti
diare, obstipasi, mual dan muntah karena efek penurunan
hormon terhadap sistem pencernan.

2.1.2.4 Jenis Persalinan

Menurut Nurhayati (2018:89) antra lain:

1. Persalinan Spontan

Persalinan spontan adalah proses persalinan lewat vagina yang

berlangsung tanpa menggunakan alat maupun obat tertentu, baik

itu induksi, vakum, atau ,metode lainnya. Persalinan spontan

benar-benar hanya mengandalkan tenaga dan usaha ibu untuk

mendorong keluarnya bayi. Persalinan spontan dapat dilakukan

dengan persalinan belakang kepala (kepala janin lahir terlebih

dahulu) maupun presentasi bokong (sungsang)

2. Persalinan Normal

Persalinan normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada

kehamilan cukup bulan (aterm 37-42 minggu), pada janin letak

memanjang presentasi belakang kepala yang disusul dengan

pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran ini berakhir

dalam waktu kurang dari 24 jam tanpa tindakan pertolongan

buatan dan tanpa komplikasi.

3. Persalinan Anjuran (Induksi)

Persalinan anjuran adalah persalinan yang baru dapat

berlangsung setelah permulaanya dianjurkan dengan suatu

perbuatan atau tindakan, misalnya dengan pemecahan ketuban

60
atau dengan memeberi suntikan oksitosin. Persalinan anjuran

bertujuan untuk merangsang otot rahim berkontraksi, sehingga

persalinan berlangsung serta membuktikan ketidakseimbangan

antara kepala janin dengan jalan lahir. Persalinan anjuran atau

induksi persalinan dapat dilakukan dengan metode:

1) Metode Stein

2) Injeksi Oksitosin, Pituitrin (Sintosioin)

3) Memecahkan ketuban

4. Persalinan Tindakan

Persalinan tindakan adalah persalinan yang tidak dapat berjalan

normal secara spntan atau tidak berjalan sendiri, oleh karena

terdapat indikasi adanya penyulit persalinan sehingga persalinan

dilakukan dengnan memberikan tindakan menggunakan alat

bantu. Persalinan tindakan terbagi menjadi 2 yaitu:

1) Persalinan Tindakan Pervaginam

Apabila persalinan spontan tidak dapat diharapkan dan

kondisi bayi baik, maka persalinan tindakan pervaginam

dapat dipilih dengan menggunakan bantu alat forcep atau

vakum

2) Persalinan Tindakan Perabdomen

Section caesaria (SC) merupakan alternatif terakhir untuk

menyelamatkan nyawa ibu dan bayi terutama bagi ibu

dengan ukuran panggul yang sempit yang dikenal dengan

istilah Cephalopelvic Disproportion (CPD).

61
2.1.2.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

Menurut Walyani dkk (2016:11) antara lain

a. Power (tenaga yang mendorong bayi keluar)

Seperti his atau kontraksi uterus kekuatan ibu mengedan,

kontraksi diafragma, dan ligamentum action terutama

ligamentum rotundum.

b. Passage (faktor jalan lahir)

Perubahan pada serviks, pendataran serviks, pembukaan servik

dan perubahan pada vagina dan dasar panggul.

c. Passanger

Passanger utama lewat jalan lahir adalah janin. Ukuran kepala

janin lebih besar dari pada bagian bahu, kurang lebih

seperempat dari panjang ibu. 96% bayi dilahirkan dengan

baggian kepala lahir pertama. Passanger terdiri dari janin,

plasenta,dan selaput ketuban

d. Psikis ibu

Penerimaan klien atas jalannya perawatan antenatal (petunjuk

dan persiapan untuk menghadapi persalinan), kemampuan klien

untuk bekerjasama dengan penolong, dan adaptasi terhadap rasa

nyeri persalinan.

e. Penolong

Meliputi ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman,

kesabaran, pengertiannya dalam menghadapi klien baik

primipara dan multipara.

62
2.1.2.6 Mekanisme Persalinan

Nurhayati (2018:98) meliputi:

1. Engagement (penurunan kepala)

a. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul

Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas

panggul baisanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari

kehamilan, tetapi pada multigravida biasanya baru terjadi

pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam

pintu atas panggul baisanya ditunjukkan dengan sutura

sagitalis yang berada ditengah-tengah jalan lahir, tepat di

antara symphysis dan promotarium. Keadaan yang

demikian dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.

b. Majunya kepala

Pada primigravida, majunya kepala terjadi setelah kepala

masuk ke dalam rongga panggu dan biasanya baru mulai

pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala

dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi

bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan

gerakan-gerakan yang lain, yaitu fleksi, putaran paksi

dala, dan ekstensi. Penyebab majunya kepala, antara lain:

1) Tekanan cairan intra uterin

2) Tekanan langsung oleh fundus pada bokong

3) Kekuatan mengejan

63
4) Meluruskan badan anak oleh perubahan bentuk

rahim

2. Fleksi

Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang

ringan. Dengan majunya kepala, biasanya fleksi juga akan

bertambah. Pada pergerakan ini, dagu dibawa lebih dekat kea

rah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari

ubun-ubun besar. Kondisi ini disebabkan karena adanya

tahanan dari dinding pelvis, dan lateral pelvis. Dengan adanya

fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5cm) menggantikan

diameter suboccipito frontalis (11cm) sampai didasar panggul,

biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi maksimal.

a. Persendian leher, dapat berputar ke segala arah termasuk

mengarah ke dada.

b. Letak leher bukan di garis tengah, tetapi kea rah tulang

belakang sehingga kekuatan his dapat menimbulkan fleksi

kepala

c. Terjadi perubahan posisi tulang belakang janin yang lurus

sehingga dagu lebih menempel pada tulang dada janin.

d. Kepala janin yang mencapai dasar panggul dan menerima

tahanan sehingga memaksa kepala janin mengubah

64
kedudukannya menjadi fleksi untuk mencari lingkaran kecil

yang akan melalui jalan lahir.

3. Desensus

Densus adalah turunnya kepala di jalan lahir. Untuk

menggambarkan tingkat desensus digunakan istilah “station”

(level spina ischiadica). “o station” berarti bahwa puncak

kepala telah mengalami desensus setinggi spina ischiadica.

Keadaan ini secara umum disebut engage oleh karena diameter

terbesar keapala sudah masuk ke pintu atas panggul. Bila

puncak kepala sudah masuk ke pintu atas panggul. Bila puncak

kepala sudah berada di bawah ketinggian spina ischiadica,

maka keadaan ini ditandai dengan (+), seperti +2 yang berarti

puncak kepala sudah berada 2 cm dibawah spina ischiadica.

4. Rotasi dalam (putaran paksi dalam)

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan

sedemikan rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan

janin memutar kedepan dan kebawah symphysis. Pada

presentasi belakang kepala, bagian yang terendah ialah daerah

ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke

depan kearah symphysis. Rotasi dalam berperan untuk

menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan

suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk

jalan lahir, khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.

5. Ekstensi

65
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar

panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Kondisi

tersebut disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah

panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus

mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Apabila kepala zyang

fleksi penuh pada waktu mencapai dasar panggul tidak

melakukan ekstensi, maka kepala akan tertekan pada perineum

dan dapat menembusnya.

2.1.2.7 Tahapan Persalinan

Pada proses persalinan menurut Walyani dkk (2016:12) di bagi 4

kala yaitu:

1. Kala 1 : Kala Pembukaan

Waktu untuk pembukaan servik sampai menjadi pembukaan

lengkap (10cm). dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase:

1) Fase laten

Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap.

 Pembukaan kurang dari 4 cm

 Biasanya berlangsung kurang dari 8 jam

2) Fase aktif

 Frekuensi dan lam kontraksi uterus umumnya

meningkatkan (kontraksi adekuat/3 kali atau lebih dalam 10

menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)

66
 Serviks membuka dari 4 ke 10, biasanya dengan kecepatan

1cm/lebih perjam hingga pembukaan lengkap (10)

 Terjadi penurunan bagian terbawah janin

 Berlangsung selama 6 jam dan di bagi atas 3 fase, yaitu :

berdasarkan kurva friedman

 Periode akseelerasi, berlangsung selama 2 jam

pembukaan menjadi 4cm

 Periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2 jam

pembukaan berlangsung cepat dari 4 menjadi 9cm

 Periode diselerasi, berlangsung lambat dalam waktu 2

jam pembukaan 9cm menjadi 10cm/lengkap.

2. Kala II : Kala Pengeluaran Janin

Waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengejan

mendorong janin hingga keluar.

Pada kala II ini memiliki ciri khas:

 His terkoordinir, kuat, cepat, dan lebih lama kira-kira 2-

3menit sekali

 Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara

reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan

 Tekanan pada rectum, ibu merasa ingin BAB

 Anus membuka

Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu:

 Primipara kala II berlangsung 1,5 jam-2 jam

 Multipara kala II berlangsung 0,5 jam-1 jam

67
3. Kala III : Kala Uri

Yaitu waktu pelepasan dan pengeluaran uri (plasenta). Setelah

bayi lahir kontraksi rahim berhenti sebentar, uterus teraba keras

dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang

menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian

timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1-5

menit plasenta terlepas terdororng ke dalam vagina dan akan

lahir spontan atau dengan sedikit dorongan (brand androw),

seluruh proses baiasanya 5-30 menit setelah bayi lahir dan pada

pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan pengeluaran

darah kira-kira 100-200cc.

4. Kala IV (Tahap pengawasan)

Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap

bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selama kurang

lebih dua jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah

dari vagina, tapi tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah

yang ada didinding rahim tempat terlepasnya plasenta, dan

setelah beberapa hari anda akan mengeluarkan cairan sedikit

darah yang disebut lokia yang berasal dari sisa-sia jaringan.

2.1.2.8 Asuhan Persalinan Normal

1. Menurut Prawiroharjo (2018:340) Mengamati tanda dan gejala

persalinan kala dua.

 Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

68
 Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rektum

dan/atau vaginanya.

 Perineum menonjol.

 Vulva-vagina dan sfingter anal membuka

Menyiapkan Pertolongan Persalinan

2. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan eseinsial

siap digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan

menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus

set.

3. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.

4. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai di bawah siku,

mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang

mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk satu kali

pakai/pribadi yang bersih.

5. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam

6. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril)

dan meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat

tinggi atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik.

Memastikan Pembukaan Lengkap dengan Janin Baik

7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-

hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau

kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika

69
mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran

ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka

dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang

terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti Sarung

tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan

tersebut dengan benar di dalam larutan dekontaminasi)

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan

dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah

lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan

pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan

tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam

larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam

keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin

0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan.

10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi

berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal

(100-180 kali/menit).

 Mengambil sindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

 Mendokumenrasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJI,

dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada

partograf.

Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan

Meneran

70
11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan

janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman

sesuai dengan keinginannya.

 Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk

meneran. Melanjutkan peman. tauan kesehatan dan

kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman

persalinan aktif dan mendokumenzasikan temuan-temuan.

 Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka

dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat

ibu mulai meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah

duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan

yang kuat untuk meneran:

 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai

keinginan untuk meneran.

 Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk

meneran.

 Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai

dengan pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).

 Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.

 Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu.

71
 Menganjurkan asupan Cairan per oral.

 Menilai DJJ setiap lima menit.

 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu

primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara,

merujuk segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk

meneran.

 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau

mengambil posisi yang aman

 Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan ibu

untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi

tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.

 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera setalah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan

segera.

Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 - 6

cm, letakkan handuk bersih di atas perut ibu untuk

mengeringkan bayi.

15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah

bokong ibu.

16. Membuka partus set.

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

Menolong Kelahiran Bayi

72
Lahirnya Kepala

18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,

Lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi,

letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan

yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi,

membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu

untuk meneran perlahanlahan atau bernapas cepat saat kepala

lahir.

19. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan

kain atau kasa yang bersih. (Langkah ini tidak harus

dilakukan).

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang

sesuai jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera

proses kelahiran bayi:

 Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan

lewat bagian atas kepala bayi.

 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemanya

di dua tempat dan memotongnya.

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

Lahir Bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu

untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut

73
menariknya ke arah bawah dan.ke arah luar hingga bahu

anterior muncul di bawah arkus pubis dan kemudian dengan

lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan

bahu posterior.

23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai

kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum,

membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan

tersebut, Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat

melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah untuk

menyangga tubuh bayi saat dilahirkan, Menggunakan tangan

anterier (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan

anterior bayi saat keduanya lahir.

24. Setelah, tubuh dari lengan lahir menelusurkan tangan yang ada

di atas (anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk

menyangganya saat punggung kaki lahi memegang kedua mata

kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.

Penanganan Bayi Baru Lahir

25. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian

meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi

sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali terlalu pendek,

meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Bila bayi

Mengalami asfiksia lakukan resusitasi.

74
26. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk

dan biarkan kontak kulit ibu - bayi. Lakukan penyuntikan

oksitosin/i.m.

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari

pusat bayi. Melakukan / urutan pada tali pusat mulai dari klem

ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama

(ke arah ibu).

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan memotong tali pusar di antara dua klem tersebut.

29. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan

kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka

Jika bayi mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang

sesuai

30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

oksitosin

31. Meletakkan kain yang bersih. dan kering. Melakukan , palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi

kedua.

32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

75
33. Dalam wakrao 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit IM di gluteus atau 1/3 atas paha kanan ibu

bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

Penegangan Tali Pusat Terkendali

34. Memindahkan klem pada tali pusat.

35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,

tepat di atas tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk

melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus,

Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut.

Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah

uterus dengan cara menekan uterus ke arah atas dan belakang

(dorso kranial) Dengan hati-hati untuk membantu mencegah

terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40

detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu hingga

kontraksi berikut mulai.

 Jika urerus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang

anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting

susu.

Mengeluarkan Plasenta

37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

76
mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus.

 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5 - 10 cm dari vulva.

 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan

tali pusat selama 15 menit:

 Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

 Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi

kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika

perlu.

 Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

 Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit

berikutnya.

 Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30

menit sejak kelahiran bayi.

38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang

plasenta dengan kedua tangan dan dengan hati-hati memutar

plasenta hingga selaput ketuban terpilin Dengan lembut

perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.

 Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan

disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina

dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari

tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi

77
atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang

tertinggal

Pemijatan Uterus

39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan

masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan

melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan Lembut

hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).

Menilai Perdarahan

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu

maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa

plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan

plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.

 Jika uterus tidak berkontraksi Setelah melakukan masase

selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.

41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit , yang mengalami perdarahan aktif.

Melakukan Prosedur Pascapersalinan.

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke

dalam larutan klorin 0,5 % membilas kedua tangan yang masih

bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi

dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering

78
44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau

steril atau mengikatkan, tali disinfeksi tingkat tinggi dengan

simpul mati di sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45. Mengikat satu. lagi simpul mati di bagian pusat yang

berseberangan dengan simpul mati yang pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan

klorin 0,5 %

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam:

 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.

 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

 Setiap 20 -30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

 Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,

lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan

menggunakan teknik yang sesuai.

50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase

uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

51. Mengevaluasi kehilangan darah.

79
52. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih

setiap 15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan

setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.

 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama

dua jam pertama pascapersalinan.

 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak

normal.

Kebersihan dan Keamanan

53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 %

untuk dekontaminasi (10 merit). Mencuci dan membilas

peralatan setelah dekontaminasi.

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat

tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah.

Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan

ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman

dan makanan yang diinginkan.

57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.

58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit.

80
59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

2.1.3 Tinjauan Teori Neonatus

2.1.3.1 Definisi Bayi Baru Lahir (BBL)

Neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat

minggu. Neonatus adalah fase awal ketika seorang manusia lahir ke

bumi. Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan

intrauterine ke kehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan

perkembangan normal masa neonatal adalah 28 hari. (Purwoastuti

dkk, 2016:131)

2.1.3.2 Masa Kehamilan Atau Masa Gestasi

Menurut Marmi dkk (2017:2) Masa Kehamilan Atau Masa

Gestasi. Masa sejak terjadinya konsepsi sampai dengan saat

kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir (menstrual age

of pregnancy). Berikut ini merupakan 5 penggolongan bayi baru

lahir atau neonatus yang perlu diketahui berdasarkan masa gestasi

atau kehamilannya adalah:

1. Kehamilan cukup bulan (term atau aterm) : masa gestasi 37-42

minggu (259 - 294 hari) lengkap.

2. Kehamilan kurang bulan (preterm) : masa gestasi kurang dari

37 minggu (259 hari).

81
3. Kehamilan lewat waktu (postterm) : masa gestasi lebih dari 42

minggu (294 hari).

4. Bayi cukup bulan (term infant) : bayi dengan usia gestasi 37 -

42 minggu.

5. Bayi kurang bulan (preterm infant) : bayi dengan usia gestasi

kurang dari 37 minggu.

2.1.3.3 Periode Neonatal

Menurut Purwoastuti dkk (2016:131) Periode neonatal

meliputi jangka waktu sejak bayi baru lahir sampai dengan usia 4

minggu terbagi menjadi 2 periode, antara lain:

1. Periode neonaral dini yang meliputi jangka waktu 0-7 hari

setelah lahir

2. Periode lanjutan merupakan periode neonatal yang meliputi

jangka waktu 8-28 hari setelah lahir

Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama

kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan

dan perkembangan yang amat menakjubkan. Pada saat kelahiran,

banyak perubahan dramatik yang terjadi di dalam tubuh bayi

karena berubah dari ketergantungan menjadi tidak tergantung pada

ibu.

Dari sudut pandangan ibu, proses kelahiran merupakan

pengalaman traumatik. Bayi terus berenang dalam uterus selama 9

bulan, janin mendapat kehangatan, perlindungan, bebas dari rasa

sakit dan hampir tidak mengalami ketegangan. Kemudian

82
persalinan dimulai dan janin didorong dan meluncur melalui jalan

lahir yang sempit.

Periode neonatal merupakan periode yang paling kritis dalam

fase pertumbuhan dan perkembangan bayi. Kurang baiknya

penanganan bayi bayi baru lahir atau neonatus yang sehat akan

menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat mengakibatkan

kecacatan seumur hidup, bahkan kematian.

Masa neonatus merupakan masa kritis bgi kehidupan bayi, 2/3

kematian bayiterjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60%

kematian BBI terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir.

Bayi baru lahir mengalami gejala sakit dapat cepat memburuk,

sehingga bila tidak ditangani dengan adekuat dapat terjadi

kematian. Kemarian bayi sebagian besar terjadi pada hari pertama,

minggu pertama kemudian bulan pertama kehidupan.

2.1.3.4 Berat Badan Lahir (Birthweight)

Menurut Marmi dkk (2017:3) Berat Badan Lahir (Birthweight)

Berat badan neonatus pada saat kelahiran, ditimbang dalam waktu

satu jam sesudah lahir.

1. Bayi berat lahir cukup : bayi dengan berat lahir » 2500 g.

2. Bayi berat lahir rendah (BBLR) atau Low birthweight infant :

bayi dengan berat badan lahir kurang dari 1500 - 2500 g.

3. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) atau Very low

birthweight infant : bayi dengan berat badan lahir 1000 - 1500

gram.

83
4. Bayi berat lahir amat sangat rendah (BBLASR) atau Extremely

very low birthweight infant : bayi lahir hidup dengan berat

badan lahir kurang dari 1000 g.

2.1.3.5 Pengaturan Suhu

Menurut Prawiroharjo (201:3367) Bayi kehilangan panas

melalui empat cara, yaitu:

1. Konduksi => melalui benda-benda padat yang berkontak

dengan kulit bayi

2. Konveksi => pendinginan melalui aliran udara di sekitar bayi

3. Evaporasi => kehilangan panas melalui penguapan air pada

kulit bayi yang basah.

4. Radiasi => melalui benda padat dekat bayi yang tidak

berkoorak secara langsung dengan kulit bayi.

2.1.3.6 Ciri-ciri Bayi Baru Lahir

Menurut Marmi dkk (2017:8) antra lain:

1. Berat badan 2500 - 4000 gram

2. Panjang badan 48 - 52 cm.

3. Lingkar dada 30 - 38 cm

4. Lingkar kepala 33 - 35 cm

5. Frekuensi jantung 120 — 160 kali/menit

6. Pernafasan +60 40 kali/menit

7. Kulit kemerah -merahan dan licin karena jaringan sub kutan

cukup

84
8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah

sempurna

9. Kuku agak panjang dan lemas

10. Genitalia: Perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora

11. Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada

12. Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

13. Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah

baik.

14. Reflek graps atau menggenggan sudah baik

15. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama

mekonium berwarna hitam kecoklatan

2.1.3.7 Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Neonatal

Menurut Purwoastuti dkk (2016:132) neonatus adalah individu

yang sedang bertumbuh, pertumbuhan dan perkembangan neonatal

meliputi:

1. Sistem Pernapasan

Selama dalam uterus janin mendapat okisgen dan pertukaran

gas melalui placenta, setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi

pada paru-paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk

gerakan pernapasan pertama ialah akibat adanya, sebagai

berikut:

1) Tekanan mekanis pada toraks sewaktu melalui jalan lahir

85
2) Penurunan tekanan oksigen dan kenaikan tekanan karbon

dioksida kemoreseptor pada sinus karotis (stimulus

kimiawi)

3) Rangsangan dingin didaerah muka dapat merangsang

permulaan gerakan pernapasan (stimulus sensorik)

4) Refleks deflasi Herning Breur

2. Jantung dan Sistem Sirkulasi

Setelah bayi lahir, paru akan berkembang yang mengakibatkan

tekanan antreol dalam paru menurun yang diikuti dengan

menurunnya tekanan jantungkanan. Kondisi tersebut

menyebabkan tekanan jantung kiri lebih besar dibandingkan

dengan tekanan jantung kanan, sehingga secara fungsional

foramen ovale menutup. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama

setelah kelahiran . Tekanan dalam paru turun dan tekanan aorta

desenden naik dan juga karena rangsangan (PaO2, yang naik)

serta arteriosus yang terobliterasi.

3. Saluran Pencernaan

Bila dibandingkan dengan ukuran tubuh, saluran pencernaan

pada neonatal relative lebih berat dan lebih panjang

dibandingkan dengan orang dewasa, pada masa neonatal

saluran pencernaan mengeluarkan tinja pertama biasanya

dalam dua puluh empat jam pertama berupa mekonium (zat

berwarna hitam kehijauan). Dengan adanya pemberian susu,

86
mekonium mulai digantikan oleh tinja transisional pada hari

ketiga dan keempat yang berwarna coklat kehijauan.

4. Hepar

Segera setelah lahir, hati menunjukkan perubahan kimia dan

morfologis yang berupa kenaikan kadar protein dan penurunan

kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai

berkurang, walaupun dalam waktu yang agak lama. Enzim hati

belum akrif benar pada waktu bayi baru lahir, daya detosifikasi

hati pada neonatus juga belum sempurna.

5. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal

Tubuh neonatal mengandung relatif lebih banyak air dan kadar

natrium relative lebih besar daripada kalium. Pada neonatal

fungsi ginjal belum sempurna, hal ini karena, antara lain:

1) Jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa

2) Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan

volume tubulus proksimal

3) Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonaral relatif

kurang dibandingkan orang dewasa

6. Metabolisme

Luas permukaan tubuh neonatus relatif lebih luas dari tubuh

orang dewasa, sehingga metabolisme basal per kg berat badan

akan lebih besar. Oleh karena itu, BBL harus menyesuaikan

87
diri dengan lingkungan baru sehingga energi dapat diperoleh

dari metabolisme karbohidrat dan lemak.

7. Kulit

Kulit neonatal yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan

padat dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak

tangan, kaki dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan

zat lemak berwarna kekuningan terutama di daerah-daerah

lipatan dan bahu yang disebut vernik kaseosa.

8. Imunologi

Bayi baru lahir tidak memiliki sel plasma pada sumsum tulang

dan juga tidak memiliki lamina propia ilium dan apendiks.

Pada bayi baru lahir hanya terdapat gamaglobulin G yang

didapat dari ibu melalui plasenta. Akan tetapi, bila ada infeksi

melalui plasenta reaksi imunologis dapat terjadi dengan

pembentukan sel plasma serta antibodi gama A, G, dan M.

9. Suhu Tubuh

Mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir

kehilangan panas, yaitu:

1) Konduksi, pemindahan panasdari tubuh bayi dihantarkan ke

benda sekitar yang suhu lebih rendah melalui kontak

langsung

88
2) Konveksi, panas yang hilang dari tubuh bayi ke udara

sekitar yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang

bergantung pada kecepatan dan suhu udara)

3) Radiasi, panas yang dipancarkan dari bayi ke lingkungan

yang lebih (pemindahan panas antara objek yang memiliki

suhu berbeda) |

4) Evaporasi, panas yang hilang melalui proses penguapan

yang bergantung pada kecepatan dan kelembapan udara

(perpindahan panas dengan cara mengubah cairan menjadi

uap).

2.1.3.8 Neonatus Risiko Tinggi

Menurut Marmi (2017:10)Asuhan kebidanan pada bayi baru

lahir risiko tinggi ini diberikan kepada bayi baru lahir dengan risiko

tinggi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. BBL dari kehamilan risiko tinggi

2. BBL dengan BB < 2500 gram dan atau > 4000 gram

3. BBL dengan usia kehamilan < 37 minggu dan..atau >24

minggu

4. BBL yang BB lahir kurang dari BB menurut usia kehamilan

(IDER)

5. Nilai APGAR «7 BBL dengan infeksi intrapartum, trauma

lahir, atau kelainan kongenital

6. BBL dari keluarga problem social

89
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, neonatus berisiko tinggi

diklasifikasi dalam beberapa, misalnya: BBLR, Asfiksia

neonatorum, Sindroma gangguan pernapasan, Kejang, Ikterus

neonatorum, Perdarahan tali pusat, Hypotermi, Hipertermi,

Hypoglikemi, Tetanus neonatorum, dan penyakit yang diderita ibu

selama kehamilan

Tabel 2.4 Tanda APGAR

Aspek Skor

penanganan
0 1 2
baru baru lahir

Appearance Seluruh Warna kulit tubuh Warnah kulit

(warna kulit) tubuh bayi normal, tetapi seluruh tubuh

berwarna tangan dan kaki normal.

kebiruan berwarna kebiruan

Pulse Denyut Denyut jantung Denyut

(Denyut jantung <100 kali per jantung >100

jantung) tidak ada menit kali per menit

Grimance Tidak ada Wajah meringis Meringis,

(respon respons saat distimulasi menarik, batuk

reflex) terhadap atau bersin saat

stimulasi stimulasi

Activity Lemah, Lengan dan kaki Bergerak aktif

(tonus otot) tidak ada dalam posisi fleksi dan spontan

gerakan. dengan sedikit

90
gerakan

Respiratoty Tidak Menagis lemah, Menangis kuat,

(pernapasan) bernafas, terdengar seperti pernapasan

pernapasan merintih. baik dan

lambat dan teratur

tidak teratur

(Walyani, 2016:134)

Apabila Nilai Apgar:

1) 0-3 (menunjukkan bayi mengalami depresi serius dan

membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi).

2) 4-6 (menunjukkan bayi mengalami depresi sedang dan

membutuhkan tindakan resusitasi).

3) 7-10 (menunjukkan dalam kedaan baik).(Walyani, 2016:143).

2.1.4 Konsep Dasar Masa Nifas

2.1.4.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah

lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.

(Purwoastuti dkk 2016:93 )

2.1.4.2 Tujuan Masa Nifas

Menurut Purwoastuti dkk. (2016:93) Tujuan masa nifas

antara lain:

91
1. Menjaga kesehtana ibu dan bayinya baik fisik maupun

psikologis

2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu maupun bayinya

3. Memberikan pendidikan kesehtan tentang perawatan

kesehatan diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyususi,

imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.

4. Memberikan pelayanan KB.

2.1.4.3 Peran dan Tanggung jawab Bidan dalam Masa Nifas

Menurut Nugroho dkk (2017:2) antara lain:

1. Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama

masa nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi

ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas.

2. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta

keluarga

3. Mendorong ibu untuk menyususi bayinya dengan

meningkatkan rasa nyaman

4. Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang

berkaitan ibu dan anak dan mampu melakukan kegiatan

administrasi

5. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan

6. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya

mengenai cara pencegahan perdarahan, mengenali tanda-

92
tanda bahaya, menjaga gizi baik serta memperaktekan

kebersihan yang aman.

7. Melakukan manejemen asuhan dengan cara mengumpulkan

data, menentapkan diagnose dan rencana tindakan serta

melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,

mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan

bayi selama priode nifas.

8. Memberikan asuhan secara profesional.

2.1.4.4 Tahapan Masa Nifas

Menurut Dewi dkk (2016:4) beberapa tahapan masa nifas adalah

sebagai berikut:

1. Puerperium dini

Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan

berjalan, serta menjalankan aktivitas layaknya wanita

normal lainnya

2. Puerperium intermediate

Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang

lamanya sekitar 6-8 minggu

3. Puerperium remote

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan

mempunyai komplikasi.

93
2.1.4.5 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas

Menurut Nugroho dkk (2017:3) sebagai berikut:

1. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi

2. Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-

kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan

bayinya.

3. Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi

pada masa nifas

4. Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan

menganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Tabel 2.5 Kunjungan Masa Nifas

Kunjunga
Waktu Tujuan
n

1 6-8 jam a. Mencegah terjadinya perdarahan

setelah pada masa nifas

persalinan b. Mendeteksi dan merawat penyebab

lain pendarahan dan memberikan

rujukan bila perdarahan berlanjut

c. Memberikan konseling kepada ibu

atau salah satu anggota keluarga

mengenai bagaimana mencegah

perdarahan masa nifas karena atonia

uteri.

d. Pemberian ASI pada masa awal

94
menjadi ibu

e. Mengajarkan ibu untuk mempererat

hubungan antara ibu dan bayi baru

lahir

f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermi

a. Memastikan involusi uteri berjalan

normal, uterus berkontraksi, fundus

di bawah umbilicus tidak ada

perdarahan abnormal, dan tidak ada

bau

b. Menilai adanya tanda-tanda demam,

infeksi atau kelainan pasca

melahirkan.

c. Memastikan ibu mendapat cukup

makanan, cairan, dan istirahat.

d. Memastikan ibu menyusui dengan

baik dan tidak ada tanda-tanda

penyulit

e. Memberikan konseling kepada ibu

mengenai asuhan bayi, cara merawat

tali pusat, dan menjaga bayi agar

tetap hangat.

3 2 minggu Sama seperti di atas (6 hari setelah

95
setelah persalinan)

persalinan

4 6 minggu a. Menanyakan pada ibu tentang

setelah penyulit-penyulit yang dialami atau

persalinan bayinya

b. Memberikan konseling untuk KB

secara dini

Nugroho dkk (2017:4)

2.1.4.6 Perubahan Fisiologi pada Masa Nifas

Menurut Purwoastuti dkk (2016:96) perubahan fisiologis

pada masa nifas antara lain:

1. Perubahan Sistem Reproduksi


Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna

berangsur-angsur kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Perubahan keseluruhan alat genetalia ini disebut involusi.

1) Uterus

Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang

berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih

pertengahan antara umbilicus dan simpisis, atau sedikit

lebih tinggi.

96
Tabel 2.6 Involusi Uterus

Diameter

Berat bekas Keadaan


Involusi TFU
Uterus melekatnya Serviks

plasenta

Bayi lahir Setinggi Pusat 1000

Uri Lahir 2 Jari di bawah 750 12,5 Lembek

pusat

Satu Pertengahan 500 7,5 Beberapa hari

Minggu pusat-sympisis setelah

Dua Tak teraba di 350 3-4 postpartum

Minggu atas sympisis dapat di lalui 2

Enam Bertambah 50-60 1-2 jari akhir

Minggu kecil minggu

Delapan Sebesar 30 pertama dapat

Minggu normal di masuki 1

jari

Purwoastuti dkk (2016:97)


2) Lochia

Berikut ini adalah beberapa jenis lokia yang terdapat

pada wanita pada masa nifas:

a. Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi

darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel

97
desidua, vernik kaseosa, lanugo, meconium selama 2

hari pasca persalinan

b. Lokia sanguileta berwarna merah kuning berisi

darah dan lender yang keluar pada hari ke-3 sampai

ke-7 pasca persalinan.

c. Lokia serosa adalah lokia berikutnya. Dimulai

dengan versi yang lebih pucat dari lokia rubra.

Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7sampai hari

ke-14 pascapersalinan

d. Lokia alba adalah lokia yang terakhir dimulai dari

hari ke-14 kemudian makin lama makin sedikit

hingga sama sekali berhenti sampai satu atau dua

minggu berikutnya.

Tabel 2.7 Perbedaan Lokia dan Perdarahan bukan Lokia

Lokia Perdarahan bukan lokia

1. Lokia biasanya menetes dari muara 1. Apabila cairan bercampur

vagina. Aliran yang tetap keluar darah menyebur dari

dalam jumlah lebih besar saat vagina, kemungkinan

uterus kontraksi terdapat robekan dari

2. Semburan lokia dapat terjai akibat serviks atau vagina selain

masasse pada uterus lokia normal

3. Apabila tampak lokia berwarna 2. Apabila jumlah

gelap maka sebelumnya terdapat perdarahan terus

lokia yang berkumpul dalam berlebihan dan berwarna

98
vagina dan jumlahnya segera merah terang,

berkurang menjadi lokia berwarna kemungkinan terdapat

merah terang. suatu robekan

Purwoastuti dkk (2016:98)


3) Perineum

Perineum adalah daerah antara vulva dan anus.

Biasanya setelah melahirkan, perineum menjadi ada

bengkak/edema dan mungkin ada luka jahitan bekas

robekan atau episiotomi, yaitu sayatan untuk

memperluas pengeluaran bayi.

4) Vulva dan Vagina

Dalam beberapa hari pertama sesudah proses

melahirkan vulva dan vagina dalam keadaan kendur.

Setelah 3 minggu melahirkan vulva dan vagina kembali

pada keadaan semula dan rugae dalam vagina

berangsur-sngsur akan muncul kembali.

2. Perubahan Sistem Pencernaan

Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem

pencernaan, antara lain:

1) Nafsu Makan

Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari

sebelum faal usus kembali. Meskipun kadar estrogen

dan progesteron menurun setelah melahirkan, asupan

makanan juga mengalami penurunan selama 1-2 hari.

99
2) Mortalitas

Secara khas, penurunan tonus dan mortalitas otot

traktus cerna dan anastesi bisa memperlambat

pengembalian tonus ke keadaan normal.

3) Pengosongan Usus

Ibu sering mengalami konstipasi hal ini disebabkan

tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan

awal masa postpasrtum, diare sebelum persalinan,

kurang makan, dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi

jalan lahir.

3. Perubahan Sistem Perkemihan

Fungsi ginjal kembali normal pada waktu 1 bulan setelah

melahirkan. Urin dalam jumlah yang besar akan dihasilkan

dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan.

4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Adaptasi sistem muskulokeletal pada masa nifas, meliputi:

1) Dinding perut dan peritoneum

Dinding perut akan longgar pascapersalinan akan pulih

dalam waktu 6 minggu

2) Kulit abdomen

Lama hamil kulit abdomen akan melebar, melongar,

dan mengendur hingga berbulan-bulan. Otot-otot

100
dinding abdomen akan kembali normal dalam beberapa

minggu pasca persalinan dengan latihan postnatal.

3) Striae

Striae pada dinding abdomen tidak akan menghilang

sempurna melainkan akan membentuk garis lurus yang

samar. Tingkat dilatasi muskulus rectum abdomen pada

ibu post partum dapat dikaji melalui keadaan umum,

aktivitas, paritas, dan jarak kehamilan, sehingga dapat

membantu menentukan lama pengembalian tonus otot

menjadi normal.

4) Perubahan ligament

Setelah jalan lahir, ligament-ligamen, diafragma pelvis,

dan fasia merengang sewaktu kehamilan dan partus

berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala.

Tidak jarang ligament rotundum menjadi kendor

mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.

5) Simpisis pubis

Pemisahan simpisis pubis jarang terjadi. Namun

demikian hal ini dapat menyebabkan, morbilitas

maternal. Gejala dari pemisahan simpisis antara lain:

nyeri tekan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat

bergerak ditempat tidur ataupun saat bergerak. Gejala

ini dapat menghilang setelah beberapa minggu atau

bulan pasca melahirkan, bahkan ada yang menetap.

101
5. Perubahan Tanda-tanda vital

1) Suhu badan

24 jam postpartum suhu badan akan naik sedikit

(37,5oC-38oC) sebagai akibat kerja keras waktu

melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila

keadaan normal suhu badan akan biasa lagi. Nifas

dianggap terganggu kalau ada demam lebih dari 38oC

pada 2 hari berturut-turut pada 10 hari yang pertama

postpartum.

2) Nadi

Denyut nadi normal orang dewasa 60-80 kali/menit

sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan naik,

lebih cepat.

3) Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah

akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada

perdarahan. Tekanan darah pada postpartum dapat

menandakan terjadinya preeklamsia postpartum.

4) Pernafasan

Keadaan pernafasan akan selalu berhubungan dengan

keadaan suhu dan denyut nadi. Apabila suhu dan

denyut nadi tidak normal pernafasan juga akan

mengikutinya kecuali ada gangguan khusus pada

gangguan pernafasan.

102
6. Perubahan Sistem Kardiovaskuler

Perubahan volume darah bergantung pada beberapa faktor

misalnya kehilanagan darah selama melahirkan dan

mobilisasi, serta pengeluaran cairan ekstravaskuler (edema

fisisologis). Pada minggu ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir

volume darah biasanya menurun sampai mencapai volume

darah sebelum hamil.

7. Perubahan Sistem Hematologi

Pada hari pertama postpartum, kadar fibrinogen dan plasma

akan sedikit menurun, tetapi darah lebih mengental dan

peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor

pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat di mana

jumlah sel darah putih dapat mencapai 15.000 selama

persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari setelah

postpartum.

2.1.4.7 Kebutuhan Dasar Masa Nifas

Menurut Purwoastuti dkk (2016:103) kebutuhan dasar masa

nifas antara lain:

1. Gizi

Gizi pada ibu menyusui sangat berkaitan dengan produksi

susu yang sangat dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi.

Kebutuhan kalori selama menyusui proposional dengan

103
jumlah air susu ibu yang dihasilkan dan lebih tinggi selama

menyusui dibandingkan selama hamil. Rata-rata ibu harus

mengkonsumsi 2300-2700 kalori ketika menyusui.

Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan

aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh dan proses

produksi asi.

2. Ambulasi dini

Disebut juga early ambulation adalah kebijakan untuk

sesegera mungkin untuk membimbing klien keluar dari

tempat tidurnya dan membimbing klien selekas mungkin

berjalan. Klien diperbolehkan bangun dari tempat tidur

dalam 24-48 jam postpartum.

3. Eliminasi

1. Miksi

Misksi disebut normal bila dapat baung air kecil

spontan setiap 3-4jam. Ibu diusahakan dapat buang air

kecil sendiri, bila tidak dilakukan dengan tindakan:

 Dirangsang dengan mengalirkan air kran didekat

uretra klien

 Mengompres air hangat di atas simpisis

 Saat site bath (berendam air hangat) klien disuruh

BAK

 Bila tidak berhasil cara diatas adalah pemasangan

kateterisasi

104
2. Defekasi

Baisanya 2-3 hari postpartum masih sulit baung air

besar. Jika klien pada hari ketiga belum juga bias buang

air besar maka diberi laksan supositoria dan minum air

hangat. Agar dapat buang air besar secara teratur.

4. Kebersihan diri

Pada masa postpartum , seorang ibu sangat rentan terhadap

infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat penting

unguk mencegah terjadinya infeksi. Kebersihan tubuh,

pakaian, tempat tidur dan lingkungan sangat penting untuk

tetap dijaga.

5. Istirahat

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat yang

dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1

jam pada siang hari.

6. Seksual

Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka

episiotomy telah sembuh dan lokia telah berhenti.

Sebaiknya hubungan seksual ditunda sampai 40 hari karena

saat itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali.

7. Latihan Senam Nifas

Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula

pada 6 minggu. Oleh karena, ibu akan berusaha

memulihkan dan mengencangkan bentuk tubuhnya. Hal ini

105
dapat dilakukan dengan senam nifas. Senam nifas adalah

senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan

sampai dengan hari kesepuluh.

2.1.5 Tinjauan Teori Keluarga Berencana

2.1.5.1 Definisi Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah

dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal

tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk

mencegah ataupun menunda kehamilan. (Erna, 2015:32)

2.1.5.2 Tujuan KB Ibu menyususi

1. Untuk menunda kehamilan

2. Untuk mengatur jarak kehamilan

3. Agar produksi ASI maksimal/ tidak terganggunya produksi

ASI

4. Untuk mengistirahatkan alat reproduksi ibu

2.1.5.3 Macam-macam KB Untuk Ibu Menyusui

Macam – macam KB Untuk Ibu Menyusui (Erna, 2015:36)

1. MAL

Metode Amenore Laktasi (MAL) merupakan alat

kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu

(ASI).

1) Syarat MAL :

a. Bayi tersebut harus kurang dari 6 bulan.

106
b. Wanita tersebut tidak mengalami perdarahan vaginal

setelah 56 hari postpartum.

c. Menyusui harus menjadi sumber nutrisi ekslusif

untuk bayinya.

2) Cara kerja MAL

Konsentrasi prolactin meningkatkan sebagai respon

terhadap stimulus pengisapan berulang ketika

menyusui. Dengan intensitas dan frekuensi yang cukup,

kadar prolactin akan tetap tinggi. Hormone prolactin

yang merangsang produksi ASI juga mengurangi kadar

hormone LH yang diperlukan untuk memelihara dan

melangsungkan siklus menstruasi.

Kadar prolactin yang tinggi menyebabkan ovarium

menjadi kurang sensitive terhadap perangsangan

gonadotropin yang memang suhu rendah, dengan akibat

timbulnya inaktivitasi ovarium, kadar ekstrogen yang

rendah dan anovulasi. Bahkan pada saat aktivitas

ovarium mulai pulih kembali, kadar prolactin yang

tinggi menyebabkan fase luteal yang singkat dan

fertilitas menurun.

Jadi, intinya cara kerja Metode Amenore Laktasi

(MAL) ini adalah dengan penundaan atau penekanan

ovulasi.

107
3) Efektifitas MAL

Jika seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya

sesuai dengan kriteria MAL, maka kemungkinan untuk

ibu hamil dalam 6 bulan pertama setelah melahirkan

hanya kurang dari 2%.

Bagaimanapun untuk kebanyakan wanita 1 dari 50

kemungkinan untuk terjadinya kehamilan yang tidak

terduga lebih besar dibandingkan mereka yang

mengkombinasikan pemberian ASI/laktasi dengan

metode kontrasepsi saja

2. Kondom

Kondom merupakan selubung/sarung akret yang

terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet),

plastic (vinil), atau bahan alami (produksi hewani) yang

dipasang pada penis saat berhubungan. Menghalangi

masukan spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna

wanita.

1) Cara Kerja :

a. Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi

wanita.

b. Sebagai alat kontrasepsi.

c. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau transmisi

mikro organisme penyebab PMS.

108
2) Kentungan

a. Efektif bila pemakaian benar.

b. Tidak menggangu produksi ASI.

c. Tidak mengganggu kedehatan klien.

d. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

e. Murah dan tersedia di berbagai tempat.

f. Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.

g. Metode kontrasepsi sementara.

3) Keterbatasan :

a. Efektivitas tidak terlalu tinggi.

b. Tingkat efektivitas tergantung pada pemakaian

kondom yang benar.

c. Adanya pengurangan sensitivitas pada penis.

d. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan

seksual.

e. Perasaan amalu membeli di tempat umum.

f. Masalah pembuangan kondom bekas pakai. (Erna,

2015:42)

3. Kontrasepsi Hormonal

1) Oral Kontrasepsi

a. Profil

a) Cocok untuk perempuan menyusi yang ingin

memakai pil KB.

b) Sangat efektif pada masa laktasi.

109
c) Dosis rendah.

d) Tidak menurunkan produksi ASI.

e) Tidak memberikan efek samping estrogen.

f) Efek samping utama adalah gangguan perdarahan

g) Dapat dipakai sebagai kontrasepsi sebagai

kontrasepsi darurat.

b. Cara Kerja

a) Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis

steroid seks di ovarium (tidak begitu kuat).

b) Endometrium mengalami transformasi lebih awal

sehingga implantasi lebih sulit.

c) Mengentalkan lendir serviks sehingga

menghambat penetrasi sperma.

d) Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi

sperma terganggu.

c. Efektivitas

a) Sangat efektif 98,5%

b) Jangan sampai ada tablet yang lupa.

c) Tablet digunakan pada jam yang sama.

d) Senggama sebaiknya dilakukan 3-20 jam setelah

penggunaan.

d. Keuntungan kontrasepsi :

a) Sangat efektif bila digunakan secara benar.

b) Tidak mengganggu hubungan seksual.

110
c) Tidak mempengaruhi ASI.

d) Kesuburan cepat kemabli.

e) Nyaman dan mudah digunakan.

f) Sedikit efek samping.

g) Dapat dihentikan setiap saat.

h) Tidak mengandung ekstrogen.

e. Keterbatasan :

a) Hampir 30 -60 % mengalami ganguan haid

(perdarahan sela, spoting, amenorea)

b) Peningkatan/penurunan berat badan.

c) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu

yang sama.

d) Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih

besar

e) Payudara menjadi lebih tegang, mual, pusing,

dermatitis atau jerawat.

f) Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari

100 kehamilan).

g) Tidak melindungi diri dari infeksi menular

seksual atau HIV / AIDS.

4. Injeksi

a. Profil

a) Sangat efektif

b) Aman

111
c) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia

reprosuksi.

d) Kembalinya kesuburan lebih lambat rata-rata dalam

4 bulan.

e) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan

produksi ASI.

b. Cara Kerja

a) Mencegah ovulasi.

b) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan

kemampuan penetrasi sperma.

c) Menjadikan selaput lendir Rahim tipis dan atrofi.

d) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

c. Efektifitas

Kontrasepsi suntik memiliki efektivitas yang tinggi,

dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan/tahun, asal

penyuntikan dialkukan secara teratur sesuai jadwal.

d. Keuntungan Kontrasepsi

a) Sangat efektif

b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak

berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan

gangguan pembekuan darah.

e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

112
f) Sedikit efek samping.

g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.

h) Dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun

sampai perimenopause.

e. Keterbatasan

a) Sering ditemukan gangguan haid

b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana

pelayanan kesehatan.

c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum

suntikan nya berikut.

d) Permaslaahan BB merupakan efek samping sering.

e) Terlambatnya kemabli kesuburan setelah

penghentian pemakaian.

f) Terjadi perubahan pada lipid serum pada

penggunaan jangka panjang.

5. Intra Uterine Devices (IUD/AKDR)

1) Pengertian

Alat kontrasepsi merupakan alat kontrasepsi yang

dipasang dalam Rahim yang realtif lebih efektif bila

dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom.

Efektivitas metode IUD antara lain ditunjukkan dengan

angka kelangsungan pemakaian yang tertinggi bila

dibandingkan dengan metode tersebut diatas.

113
2) Cara Kerja :

Cara kerja IUD antara lain yaitu:

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke

tuba fallopi.

b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai

cavum uteri.

c. Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan

membuat sperma sulit masuk ke dalam alat

reprosukdi perempuan dan mengurangi sperma

untuk fertilisasi.

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur

dalam uterus.

3) Keuntungan IUD:

a. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan

dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125-170

kehamilan).

b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.

c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-

380A dan tidak perlu diganti).

d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.

e. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-

ingat.

f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak

perlu takut untuk hamil.

114
g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cut 380A.

h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.

i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atauu

abortus (apabila tidak terjadi infeksi).

j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau

lebih setelah haid terakhir).

k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat.

4) Kelemahan IUD :

a. Efek samping yang umum terjadi, seperti :

perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan

pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan), haid

lebih lama dan banyak, perdarahan antar

menstruasi.

b. Komplikasi lain : merasa sakit dan kejang selama 3

sampai 5 hari setelah pemasangan perdarahan berat

pada waktu haid atau diantaranya yang

memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding

uterus (sangat jarang terjadi apabila pemasangan

benar).

c. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.

d. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS

atau yang sering berganti pasangan.

115
e. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan

dengan IMS memakai IUD, PRP dapat memicu

infertilitas.

f. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan serviks

diperlukan dalam pemasangan IUD.

g. Sediki tnyeri dan perdarahan (spotting) terjadi

setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang

dalam 1-2 hari.

h. Pencabutan IUD hanya dapat dilakukan oleh tenaga

kesehatan (dokter atau bidan) yang terlatih.

i. Perempuan harus memeriksa posisi benang dari

waktu ke waktu.

5) Waktu penggunaan IUD

Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :

a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat

dipastikan klien tidak hamil.

b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.

c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama

atau setelah 4 minggu pasca persalinan.

d. Setelah terjadinya keguguran (segera dalam waktu 7

hari) apabila tidak terjadi infeksi.

e. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak

dilindungi.

116
2.2 Manajemen Kebidanan Menurut 7 Langkah Varney

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,

mulai dari pengkajian, analisi data, diagnosis kebidanan, perencanaan,

pelaksaan dan evaluasi. Peroses menejemen terdiri dari 7 langkah

berurutan dimana setiap langkah disempurnakan secara periodic, proses

dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evolusi.

Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang

diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi, setiap langkah dapat

diuraikan lagi menjadi langkah-langkah yang lebih rincih dan bisa berubah

sesuai dengan kondisi pasien.

2.2.1 Manajemen kebidanan pada kehamilan

Ketujuh langkah manejemen asuhan kebidanan menurut Varney

adalah sebagai berikut (Walyani,2016:143).

2.2.1.1 Langkah 1: identifikasi Data Dasar

1. Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan

mengumpulkan sesuai informasi yang akurat dan lengkap dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan

tanda-tanda vital.

3. Pemeriksaan penunjang laboratorium

1) Data subjektif.

(1) Biodata

117
(2) Anamnesis

a. Keluhan utama

b. Riwayat kesehatan reproduksi

 Haid

 Menarche

 Siklus haid

 Lamanya

 Keluhan

 Volume

 Bau

 konsisten

a). Riwayat kehamilan yang lalu

b). Riwayat kehamilan sekarang

(a). Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)

(b). Hari Perkiraan Pelahiran (HPL)

(c). Ini adalah kehamilan yang ke?

(d). Periksa hamil pertam kali di?

(e). Imunisasi TT :

 Trimester I

 Trimester II

 Trimester III

(f). Keluhan selama hamil

(g). Obat yang digunakan selama hamil

(h). Konsumsi jamu ya/tidak

118
(i). Gerakan janin

(j). (frekuensi lebih dari 10 kali/24 jam)

c. Riwayat kesehatan

a). Riwayat kesehatan sekarang

(a). Penyakit menular TBC, hepatitis.

(b). Penyakit menurun DM, ASMA/

HIPERTENSI

b). Riwayat kesehatan yang lalu

(a). Pernah di rawat di RS/ pernah

menjalani Operasi?

c). Riwayat kesehatan keluarga

(a). Kehamilan ini.

(b). Penyakit menular dalam keluarga

(c). Penyakit menurun

(d). Penyakit alergi

d. Data psikososial

a). Riwayat perkawinan.

b). suami dan keluarga terhadp kehamilan ini.

c). Respon terhadap kehamilan ini.

d). Hubungan ibu terhadap anggota keluarga

suami dan anggota keluarga yang lain.

e). Ada tempat yang dianut dan berhubungan

dengan kehamilan.

e. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

119
a) Makan

(a) Frekuensi

(b) Jenis makan

(c) Jumlah

(d) Pantangan

(e) Makanan kesukaan

b) Minum

(a). Frekuensi

(b). Banyak

(c). Jenis minum

(d). Minuman kesukaan

c) Istirahat

(a). Malam

(b). Siang

(c). Keluhan

d) Personal haygine

(a). Mandi

(b). Sikat gigi

(c). Ganti baju

(d). Ganti celana dalam dan bra

(e). Potong kuku

(f). Kramas

e) Aktivitas

(a). Di tempat kerja

120
(b). Di rumah

f) Hubungan seksual

(a). Frekuensi

(b). keluhan

f. Pengetahuan pasien tentang kehamilan dan

perawatannya

a). Pemeriksaan kehamilan

b). Perawatan payudara

c). Memantau gerak janin

d). Waspada keluhan

e). Pola makan yang sehat

f). Sikap tubuh yang baik (body mechanic)

g). Posisi tidur

h). Ketidaknyaman dan cara mengatasinya

2) Data objektif

(1) Pemerikasaan umum

a. KU

b. TB

c. BB sebelum hamil….. sesudah hamil….

d. LILA

e. TANDA VITAL

(2) Pemerikasaan head to toe

a. Kepala

a). Bentuk : mesosephal

121
b). Rambut

 Warna

 Kebersihan

 Mudah rontok/tidak

c). Muka : cloasma, jerawat, sianosis, berkeringat

d). Mata

 Skelera

 Konjungtiva

 Gangguan penglihatan

 Kotoran/sekret

e). Telinga

 Kebersihan

 Gangguan pendengaran

 Terlihat masa

f). Hidung

 Kebrsihan

 Pernafasan cuping hidung

 Polip (hidung tersumbat)

g). mulut

 Karien gigi

 Kebersihan mulut dan lidah

 Kelembapan bibir

 Stomatitis

122
 Perdarahan gusi

h). Leher

 Pembesaran kelanjar limfe, troid, vena

jugularis

i). Dada

 Retraksi dada

 Denyut jantung teratur

 Wheezing

j). Payudara

 Bentuk : simetris/tidak

 Hiperpigmentasi areola

 Kondidi putting susu masuk kedalam/tidak,

kebersihan,

 Teraba keras, lunak, benjolan.

 Pengeluaran kolostrum.

k). Extremitas atas

 Bentuk

 Kebersihan tangan kuku

 Pucat di ujung jadi

 Tremor

 Telapak tangan berkeringat

 Warna merah telapak tangan.

l). Abdomen

123
a. Pembesaran perut : simetris/tidak sesuai

dengan usia kehamilan/tidak

b. Strine gravidarum

c. Luka bekas operasi

d. Linea nigra

e. Palpasi leopold :

a). Leopold I

 TFU

 Teraba bagian besar (melenting keras-

kepala dan susah digerakan-bokong).

Ada bebrapa janin teraba jika dua,

waspada adanya kehamilan kembar.

 Mengukur TFU menurut Mc Donal

untuk menghitung tafsiran berat janin

(TBJ).

 Cara pengukurannya adalah tempat

metline skala (nol) di atas simpisis dan

ukur TFU dengan metline dalam cm

 Caranya :

 Jika belum masuk panggul (TFU-12)X

155

 Jika masuk panggul (TFU-11)X 155

b). Leopold II

124
Sebelah kanan : teraba bagian yang rata,

ada tahan punggung

Sebelaj kiri : teraba bagian yang

menonjol, kecil-kecil ekstremitas janin.

c). Leopold III

Teraba bagian kepala atau bokong, satu

atau lebih dari satu.

d). Leopold VI

Seberapa besar- kepala atau bokong, satu

lebih dari satu.

(a). DJJ (hitung satu menit penuh)

(b). Frekuensi/menit

(c). Teratur/tidak

(d). Punktum maksimun

m). Pemeriksaan panggul

(a). Pemeriksaan panggul luar

(b). Pemeriksaan panggul dalam

n). Genetalia luar

(a). Tidak ada varises

(b). Tanda chadwick

(c). Pembesaran kelenjar bartholini

(d). Keputihan

o). Genetalia dalam

 Vagina

125
 Servik

 Tanda infeksi pada servik

 Teraba promotorium

p). Pemeriksaan bimanual

 Tanda hegar

q). Rectum

 Kebersihan

 Hemoroid

r). Ekstemitas bawah

 Bentuk

 Varises

 Kebersihan kuku

 Pucat pada ujung jari kaki

 Teraba dinding atau panas infeksi vena

 Reflek patela (kanan/kiri)

(3) Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

a). Hb

b). Golongan darah

c). Protein urine

d). AL (Leokosit)

b. Pemeriksaan USG

c. Non-stress test (NST)

126
Untuk mengetahui kesejahteraan janin dapat dilakukan dengan

memantau gerakan janin dalam 24 jam melalui grafik gerakan janin

di layar monitor.(Sulistiawati2016:155)

2.2.1.2 Langkah II : identifikasi diagnose atau masalah aktual

Ada langkah ini dilakukan identifikasi masalah yang benar,

terhadap diagnosis atau masalah kebutuhan klien berdasarkan

interpresentasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.

Dasar yang sudah dikumpulkan diinterpresentasikan, sehingga

dapat meneruskan diagnosis dan masalah spisifik.

2.2.1.3 Langkah III : antisipasi diagnosis/masalah pontesial

Pada langkah ini, dilakukan identifikasi diagnosis atau masalah

potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita

mengidentifaaksi masalah pontensial atau diagnosis pontensial

yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah

diindentifikasikan langkah ini membutuhkan antisipasi bila

kemungkinan dilakukan pencegahan sambil mengamati klien,

bidan diharapkan dapat mendiagnosis/masalah pontensial ini benar-

benar terjadi. langkah ini sangat penting dalam melakukan asuhan

yang aman.

2.2.1.4 Langkah IV : tindakan segera dan kolaborasi

Pada langkah ini mencerminkan dari proses manejemen

kebidanan. Bidan menetapkan kebutuhan terhadap tingkah segera,

melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan dan

berdasarkan kondisi klien. Pada langkah ini bidan juga harus

127
memutuskan tindakan emergensi untuk menyelamatkan ibu dan

bayi, yang mampu dilakukan mandiri dan bersifat rujukan.

2.2.1.5 Langkah V: rencana tindakan asuhan

Kebidanan pada langkah ini direncanakan asuhan yang

menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya dan

merupakan lanjutan manejemen terhadap diagnosis atau masalah

yang diindetifikasian atau diantisipasi. Rencana atau tindakan

komprehensif bukah hanya meliputi kondisi klien serta

hubungannya dengan masalah yang dialami oleh klien, tetapi juga

dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien, serta penyuluha

konseling dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-

masalah yang berkaitan dengan sosial-ekonomi, agama, cultural

ataupun masalah psikologis. Setiap rencana asuhan harus disertai

oleh klien dan bidan agar dapat dilaksanakan dengan efektif. Sebab

itu harus berdasarkan rasional yang relevan dan kebenarannya serta

situasi dan kondisi tindakan harus secara teoritas.

2.2.1.6 Langkah VI : implementasi tindakan

Asuhan kebidanan melaksanakan rencana tindakan serta

efisiensi dan menjamin rasa aman klien. Implementasi dapat

dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun berkerja sama dengan

kesehatan lain. Bidan harus melakukan implementasi yang efisien

dan akan mengurangi waktu perawatan serta akan meninggalkan

kualitas pelayanan kebidanan klien.

128
2.2.1.7 Langkah VII : evaluasi

Tindakan asuhan kebidanan mengetahui sejumlah mana

tingkatan keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien. Pada

tahapan evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan

observasi terhadap masalah yang dihadapi klien, apakah masalah

baru. Pada prinsipnya tahapan evaluasi adalah pengkajian kembali

terhadap klien untuk menjawab pertanyaan seberapa jauh

tercapainya rencana yang dilakukan. (Walyani, 2016:145)

2.2.2 Manajemen Kebidanan Pada Ibu Bersalin

2.2.2.1 Manajemen Kebidanan Kala I

2.2.2.1.1 Pengkajian

Anamnesis adalah pengkajian dalam rangka mendapatkan data

tentang pasien melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan bagian-

bagian penting anamnesis pada kala I persalinan (Sulistyawati Ari,

2016:219).

1. Data subjektif

1) Biodata

(1)Nama

(2)Usia

(3)Agama

(4)Pendidikan terakhir

(5)Pekerjaan

(6)Suku/ras

129
(7) Alamat

2) Riwayat pasien

(1) Keluhan utama

(2) Riwayat kebidanan

(3) Menstruasi

a. Menarche

b. Siklus

c. Volume

d. Keluhan

(4) Gangguan kesehatan alat reproduksi

(5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, dan KB yang lalu.

(6) Riwayat kehamilan sekarang

(7) Riwayat kesehatan

(8) Status perkawinan

a. Usia nikah pertama kali

b. Status pernikahan sah/tidak

c. Lama pernikahan

d. Perkawinan sekarang adalah suami yang ke berapa

(9) Pola makan

a. Kapan atau jam berapa terakhir kali makan

b. Makanan yang dimakan

c. Jumlah makanan yang dimakan

d. Makanan yang dinginkan

(10) Pola minum

130
a. Kapan terakhir kali minum

b. Berapa banyak yang diminum

c. Apa yang diminum

(11) Pola istirahat

a. Kapan terakhir minum

b. Berapa lama

c. Aktivitas sehari-hari

(12) Personal higine

a. Kapan terakhir mandi, keramas, dan gosok gigi

b. Kapan terakhir ganti baju dan pakaian dalam

(13) Aktivitas seksual

a. Keluhan

b. Frekuensi

c. Kapan terakhir melakukan hubungan seksual

(14) Keadaan lingkungan

a. Fasilitas MCK(mandi, cuci, dan kakus)

b. Letak tempat tinggal dekat dengan kandang ternak

atau tidak

c. Polusi udara

d. Keadaan kamar

(15) Respons keluarga terhdap persalinan

(16) Respons pasien terhadap kelahiran bayinya

(17) Respons suami pasien terhadap kehamilan ini

131
(18) Pengetahuan pasien tentang proses persalinan

(19) Adat istiadat setempat yang berkaitan dengan persalinan

2. Data objektif

Data ini dikumpulkan guna melengkapi data untuk

menengakkan diagnosis. Berikut ini langkah-langkah

pemeriksaan

1) Keadaan umum

(1) Baik

Jika pasien memperlihatkan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain, serta secara fisik pasien

tidak mengalami ketergantungan dalam berjalan.

(2) Lemah

Pasien dimasukkan dalam kriteria ini jika ia kurang

atau tidak memberikan respon yang baik terhadap

lingkungan dan orang lain, dan pasien sudah tidak

mampu berjalan sendiri.

2) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,

kita dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien

dari keadaan komposmetis (kesadaran penuh), sampai

dengan koma (pasien tidak dalam keadaan sadar).

3) Tanda vital

132
(1) Tekanan darah

(2) Nadi

(3) Pernafasan

(4) Suhu

4) Kepala

(1) Rambut

a. Warna

b. Kebersihan

c. Mudah rontok atau tidak

(2) Telinga

a. Kebersihan

b. Gangguan pendengaran

(3) Mata

a. Konjungtiva

b. Sklera

c. Kebersihan

d. Kelainan

e. Gangguan penglihatan (rabun jauh/dekat).

(4) Hidung

a. Kebersihan

b. Polip

c. Alergi debu

(5) Mulut

a. Bibir (warna, integritas jaringan)

133
b. Lidah ( warna dan kebersihan)

c. Gigi ( kebersihan, karies)

(6) Leher ( pembesaran kelenjar limfe dan parotis)

(7) Dada

a. Bentuk

b. Simetris/tidak

c. Payudara

a). Bentuk

b). Besar masing-masing payudara

c). Hiperpigmentasi areola payudara

d). Teraba massa, nyeri atau tidak

e). Kolostrum

f). Keadaan puting

g). Kebersihan

h). Bentuk Breast Holder (BH)

d. Denyut jantung

e. Gangguan pernapasan

(8) Perut

a. Bentuk

b. Bekas luka operasi

c. Strie

d. Linea

e. TFU

f. Hasil pemeriksaan palpasi leopold

134
g. Kontraksi uterus

h. TBJ(Tapsiran Berat Janin)

i. DJJ

j. Palpasi kandung kemih

(9) Ekstremitas

a. Atas (gangguan/kelainan dan bentuk)

b. Bawah ( bentuk, oedem, varises)

(10) Genetalia

a. Kebersihan

b. Pengeluaran per vaginam

c. Tanda-tanda infeksi vagina

d. Pemeriksaan dalam

(11) Anus (hemoroid dan kebersihan

(12) Data penujang

a. USG

b. Laboratorium (kadar HB, HT, kadar leukosit,

golongan darah)

2.2.2.1.2 Interpretasi Data Dasar

Dalam langkah kedua ini, bidan membagi interpretasi data

dalam tiga bagian.

1. Diagnosis kebidanan/nomenklatur

1) Paritas

135
2) Paritas adalah riwayat reproduksi seorang wanita yang

berkaitan dengan kehamilannya (jumlah kehamilan),

dibedakan menjadi primigravida dan multigravida

3) Usia kehamilan

4) Kala dan fase persalinan

5) Keadaan janin.

6) Normal/tidak normal

2. Masalah

Dalam asuhan kebidanan istilah “masalah” dan“diagnosis”

dipakai keduanya karena beberapa masalah tidak dapat di

definisikan sebagai diagnosis, tetapi perlu dipertimbangkan

untuk membuat rencana yang menyeluruh.

3. Kebutuhan pasien

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien

berdasarkan keadaan dan masalahnya. Contohnya

kebutuhan KIE, bimbingan tentang kontrol pernapasan, dan

posisi untuk meneran.

2.2.2.1.3 Merumuskan Diagnosis/Masalah Potensial

Langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diangnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah yang ada.

Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan

pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan siap

bila diagnosis atau masala potensial benar-benar terjadi.

136
2.2.2.1.4 Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang

Memerlukan Penanganan Segera

Dalam pelaksanaannya bidan kadang dihadapkan pada

beberapa situasi darurat yang harus segera melakukan tindakan

untuk menyelamatkan pasien, kadang juga berada pada situasi

dimana pasien memerlukan tindakan segera sementara harus

menunggu instruksi dokter atau bahkan mungkin juga situasi

yang memerlukan konsultasi dengan tim kesehatan lain.

2.2.2.1.5 Merencanakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang

dibuat harus berdasarkan pertimbangan yang tepat meliputi

pengetahuan, teori yang terbaru, evidance based care, serta

divalidasi dengan asumsi mengenai apa yang diiginkan dan

tidak diinginkan pasien.

2.2.2.1.6 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Realisasi dari perencanaan sebagian dilakukan oleh bidan,

pasien, atau anggota keluarga yang lain. Pada situasi dimana ia

harus komplikasi, bidan masih tetap bertanggung jawab

menghadapi terlaksananya rencana asuhan bersama tersebut.

Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu, biaya, dan

meningkatkan mutu asuhan. Berikut ini beberapa contoh

pelaksanaan dari perencanaan asuhan kebidanan berdarkan

137
peran bidan dalam tindakan mandiri, kolaborasi,dan tindakan

pengawasan.

1. Tindakan mandiri pada kala I

a) Pemantauan intensif, terutama pada pasien dengan resiko

tinggi(jika dirumah sakit)

b) Pemantauan persalinan dengan partograf

c) Dukungan mental dan spiritual pada pasien dan keluarga

d) Bimbingan latihan nafas dan relaksasi

e) Bimbingan posisi dan teknik meneran pada kala II

f) Bimbingan posisi yang nyaman selama kala I

g) Memberikan instruksi kepada pendamping pasien

mengenai apa yang harus ia lakukan selama persalinan.

h) Pemantauan intake serta output dan nutrisi

2. Merujuk

Dalam melakukan asuhan kepada pasien, bidan senantiasa

mengacu kepada standar pelayanan kebidanan (SPK)

mencakup kewenangan dan kewajibannya. Jika kasus ini

ditangani sudah mengarah ke patologi, maka bidan

melaksanakan tindakan rujukan ke fasilitas pelayanan yang

memenuhi standar baik sarana maupun tenaganya.

3. Pendidikan dan penyuluhan

1) Pasien

(1) Pentingnya intake cairan selama kala I

(2) Latihan nafas dan relaksasi

138
(3) Aktifitas dan posisi selama kala I

(4) Posisi dan teknik meneran yang tepat dan aman

2) Suami

(1) Pengambil keputusan terhadap keadaan bahaya istri

dan bayi.

(2) Orang yang paling siaga dalam keadaan drurat istri.

(3) Dukungan yang positif bagi istri dalam keberhasilan

proses adaptasi peran ibu dan proses persalinan.

3) Keluarga

(1) Pemberian dukungan mental bagi pasien dalam

adaptasi peran.

(2) Seleksi mengenai kebiasaan adat yang aman dan tidak

aman dalam persalinan.

2.2.2.1.7 Evaluasi

Untuk mengatahui sejauh mana keberhasilan asuhan yang

diberikan ke pasien, kita mengacu kepada beberapa

pertimbangan.

2.2.2.2 Manajemen kebidanan kala II

1. Pengkajian

1) Data seubjektif

Data ini mendukung bahwa pasien dalam persalinan kala II

adalah pasien mengatakan ingin meneran.

2) Data objektif

139
(1) Ekspresi wajah pasien serta bahasa tubuh (body language)

yang menggambarkan suasana fisik dan psikologis pasien

menghadapi kala II persalinan.

(2) Vulva dan anus membuka, perineum menonjol

(3) Hasil pemantauan kontraksi

a. Durasi lebih dari 40 detik.

b. Frekuensi lebih dari 3 kali dalam 10 menit.

c. Intensitas kuat.

(4) Hasil pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa pembukaan

servik sudah lengkap.

2. Interpretasi Data Dasar

Untuk menginterpretasi bahwa pasien dalam persalinan kala II,

bidan hanya mendapatkan data yang valid untuk mendukung

diagnosis. Meskipun penentuan apakah pasien benra-benar dalam

kala II adalah yang paling penting dalam tahap ini, namun bidan

tetap tidak boleh melupakan untuk menginterpretasikan masalah

dan kebutuhan yang mungkin timbul pada pasien.

3. Merumuskan Diagnosis/ Masalah Potensial

Diagnosis potensial pada kala II persalinan ditegakkan

berdasarkan hasil interpretasi data pada kala ini.

4. Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhn Yang Memerlukan

Penanganan Segera

Bidan harus yakin bahwa setiap kasus persalinan dengan

diagnosis potensial pada kala II, tindakan rujukan merupakan satu-

140
satunya langkah yang paling aman untuk pasien. Perumusan

diagnosis potensial bertujuan untuk memberikan patokan bagi

bidan dalam hal antisipasi serta persiapan apa saja yang harus

dilakukan sebelum merujuk jika memang langkah merujuk benar-

benar diputuskan sebagai langkah yang paling tepat.

5. Merencanakan Asuhan

Pada tahap ini bidan melakukan perencanan terstruktur

berdasarkan tahapan persalinan. Dasar perencaan tidak lepas dari

intrpretasi data, termasuk persiapan peralatan dan obat yang harus

bersedia. Perencanaan pada perslinan kala II adalah sebagai

berikut.

1) Jaga kebersihan pasien.

2) Atur posisi.

3) Penuhi kebutuhan hidrasi.

4) Libatkan suami dalam proses persalinan.

5) Berikan dukungan mental dan spiritual.

6) Lakukan pertolongan persalinan.

6. Melaksanakan Asuhan

Pada tahap ini bidan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat,

antara lain:

1) Menjaga kebersihan pasien.

2) Mengatur posisi, pilih posisi untuk bersalin yaitu posisi

setengah duduk, jongkok, merangkak, miring ke kiri, berdiri.

3) Memenuhi kebutuhan hidrasi.

141
4) Melibatkan suami dalam proses persalinan.

5) Memberikan dukungan mental dan spritual.

6) Melakukan pertolongan persalinan yang sesuai wewenang bidan

melakukan pertolongan persalinan normal sesuai APN:

(1) Pada saat his, bimbing untuk meneran.

(2) Saat kepala terlihat di depan vulva dengan 5-6 cm, pasang

handuk bersih di perut pasien untuk mengeringkan bayi.

(3) Buka set partus.

(4) Mulai memakai sarung tangan pada kedua tangan.

(5) Saat kepala turun, tangan kanan menahan perineum dengan

arah tahanan ke dalam dan ke bawah., sedangkan tangan

kiri menahan kepala bayi agar tidak terjadi defleksi

maksimal.

(6) Setelah bayi lahir, bersihkan hidung dan mulut bayi

menggunakan kasa steril, lalu periksalah leher bayi apakah

ada lilitan tali pusata atau tidak. Jika ada lilitan, kendorkan

dan jepit serta gunting tali pusat. Jika tidak ada lilitan,

lanjutkan pada langkah selanjutnya.

(7) Tempatkan kedua tangan pada bitemporalis bayi untuk

melahirkan bahu depan dengan cara tarik kepala ke arah

bawah untuk melahirkan bahu depan dan tarik kepala ke

arah atas untuk melahirkan bahu belakang.

(8) Pindahkan tangan dominan ke bawah badan bayi untuk

menyangga kepala, leher dan badan bayi sedangkan tangan

142
yang lain berada di perineum untuk menjepit kedua kaki

bayi saat seluruh badan bayi baru lahir semuanya.

(9) Lakukan penilaian sekilas pada bayi, kemudian letakkan

bayi diatas perut pasien dengan kepala lebih rendah lalu

keringkan badan bayi. Biarkan bayi kontak kulit dengan

pasien, kemudian tutup badan bayi menggunakan handuk.

Minta pasien untuk memeluk bayinya, dan libatkan suami

dalam proes IMD.

7. Evaluasi

2.2.2.3 Pada akhir kala II, bidan melakukan evaluasi, antara lain:

1. Keadaan umum bayi (jenis kelamin, spontanitas menangis

segera setalah lahir, dan warna kulit).

2. Keadaan umum pasien ( kontraksi, perdarahan, dan kesadaran).

3. Kepastian adanya janin kedua.

Manajemen Kebidanan Kala III

1. Pengkajian

1) Data subjetif

a. Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir melalui

vagina.

b. Pasien mengatakan bahwa ari-arinya belum lahir.

c. Pasien mengatakan perut bagian bawahnya teras mulas.

2) Data objektif

143
a. Bayi lahir secara spontan per vagina pada tanggal ....,

jam....., jenis kelamin laki-laki/ perempuan, normal/ ada

kelainan, menangis spontan kuat, kulit warna kemerahan.

b. Plasenta belum lahir.

c. Tidak teraba janin kedua.

d. Tidak teraba kontraksi uterus

2. Interpretasi Data Dasar

Berdasarkan data dasar yang diperoleh melalui pengkajian,

bidan menginterpretasikan bahwa pasien sekarang benar-benar

sudah dalam persalinan kala III.

Contoh rumusan diagnosis

Seorang P1A0 dalam persalinan kala III

3. Menentukan Diagnosis Potensial

Bidan harus tetap waspada terhadap berbagi kemungkinan buruk

pada kala III, meskipun kasus yang ia tangani adalah persalinan

normal. Persalinan merupakan proses yang fisiologis namun dapat

berubah menjadi patologis sewaktu-waktu tanpa bisa diprediksi

sebelumnya.

Diagnosis potensial yang mungkin muncul pada kala III

1) Gangguan kontraksi pada kala III

2) Retensi sisa plasenta.

4. Menentukan Tindakan Antisipasi/Segera

144
Bersadarkan diagnosis potensial yang telah dirumuskan, bidan

secepatnya melakukan tindakan antisipasi agar diagnosis

potensial tidak benar-benar terjadi. Langkah antisipasi yang dapat

dilakukan kala III:

1) Stimulasi puting susu.

2) Pengeluaran plasenta secara lengkap.

5. Perencanaan

Pada kala III bidan merencanakan tindakan sesuai dengan tahapan

persalinan normal.

1) Lakukan palpasi akan adanya bayi kedua.

2) Berikan suntikan oksitosin dosis 0,5cc secara IM.

3) Libatkan keluarga dalam pemberian minum.

4) Lakukan pemotongan tali pusat.

5) Lakukan PTT.

6) Lahirkan plasenta.

6. Pelaksanaan

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat, berikut adalah

realisasi asuhan yang akan dilaksanakan terhadap pasien.

1) Melakukan palpasi uterus untuk memastikan ada tidaknya

janin kedua.

2) Memberikan suntikan oksitosin 0,5cc secara IM di otot

sepertiga luar paha dalam waktu kurang dari satu menit

setelah bayi lahir.

145
3) Melibatkan keluarga dalam pemberian minuman kepada

pasien. Pemberian minum sangat penting dilakukan untuk

mengembalikan kesegaran pasien yang telah kehilangan

banyak cairan dalam proses persalinan kala II.

4) Melakukan penjepitan dan potongan tali pusat.

5) Melakukan PTT (Penengangan Tali Pusat Terkendali)

6) Melahirkan plasenta.

7. Evaluasi

Evaluasi dari manajemen persalinan kala III

1) Plasenta lahir spontan lengkap pada tanggal ...., jam ...

2) Kontraksi uterus: baik/tidak.

3) TFU berapa jari di bawah pusat.

4) Perdarahan: sedikit/ sedang/ banyak.

5) Laserasi jalan lahir : ada/tidak.

6) Kondisi umum pasien.

7) Tanda vital pasien.

Manajemen Kebidanan Kala IV

1. Pengkajian

Pada kala IV bidan harus melakukan pengkajian yang lengkap

dan jeli, terutama mengenai daya yang berhubungan dengan

kemungkinan penyebab perdarahan, karena pada kala IV inilah

terjadi kematian pasien paling banyak. Penyebab kematian pasien

pasca melahirkan terbanyak adalah perdarahan dan ini terjadi

pada kala IV.

146
1) Data subjektif

(1) Pasien mengatakan bahwa ari-arinya telah lahir.

(2) Pasien mengatakan perutnya mulas.

(3) Pasien mengatakan merasa lelah tapi bahagia.

2) Data objektif

(1) Plasenta telah lahir spontan lengkap pada tanggal ...,

jam ....

(2) TFU berapa jari diatas pusat.

(3) Kontraksi uterus: baik/tidak.

2. Interpretasi Data Dasar

Diagnosis nomenklatur

Seorang P1A0 dalam persalinan kala IV.

3. Menentukan Diagnosis Potensial

Bidan menentukan diagnosis potensial berdasarkan data yang

diperoleh melalui pengkajian pada kala III serta perjalanan

persalinan dari awal.

Diagnosis potensial yang mungkin muncul pada kala IV

1) Hipotoni sampai dengan atonia uteri.

2) Perdarahan karena robekan serviks.

3) Syok hipovolemik.

4. Menentukan Tindakan Antisipasi/Segera

Berdasarkan diagnosis potensial yang ditegakkan, bidan

melakukan tindakan antisipasi untuk menyelamatkan jiwa pasien.

Langkah antisipasi yang dapat dilakukan bidan

147
1) Eksplorasi sisa plasenta.

2) Kompresi bimanual eksterna sampai interna.

3) Pemberian infus dan uterotonika.

5. Perencanaan

Pada kala IV bidan merencanakan tindakan sesuai dengan tahapan

persalinan normal.

1) Lakukan pemantauan intensif pada pasien.

2) Lakukan penjahitan luka perineum.

3) Pantauan jumlah perdarahan.

4) Penuhi kebutuhan pasien pada kala IV.

6. Pelaksanaan

Berdasarkan perencaan yang telah dibuat, berikut adalah realisasi

asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan terhadap pasien.

1) Melakukan pemantauan kala IV.

(1) Luka/robekan jalan lahir: serviks, vagina, dan vulva,

kemudian dilanjutkan dengan penjahitan luka perineum.

(2) Tanda-tanda vital

a. Tekanan darah dan nadi.

b. Respirasi dan suhu.

(3) Kontraksi uterus.

(4) Lochea.

(5) Kandung kemih.

2) Melakukan penjahitan luka perineum.

3) Memantau jumlah perdarahan.

148
Jumlah darah secara pasti tidak akan terukur, maka bidan

melakukan perkiraan yang keluar serta melihat kondisi umum

dan tanda vital sebagai indikator terjadinya syok akibat

perdarahan.

4) Memenuhi kebutuhan pada kala IV.

a. Hidrasi dan nutrisi.

b. Higine dan kenyaman pasien.

c. Bimbingan dan dukungan untuk berkemih.

d. Kehadiran bidan sebagai pemdamping.

e. Dukungan dan pemberian ASI dini.

f. Posisi tubuh yang nyaman.

g. Tempat dan alas tidur yang kering dan bersih agar tidak

terjadi infeksi.

7. Evaluasi

Hasil akhir dari asuhan persalinan kala IV normal adalah pasien

dan bayi dalam keadaan baik, yang ditunjukkan dengan stabilitas

fisik dan psikologis pasien. Kriteria dari keberhasilan ini adalah

sebagai berikut:

1) Tanda vital pasien normal.

2) Perkiraan jumlah pendarahan total selama persalinan tidak

lebih dari 500 cc.

3) Kontraksi uterus baik.

4) IMD berhasil.

5) Pasien dapat beradaptasi dengan peran barunya.

149
2.2.3 Manajemen Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

1. Pengkajian

1) Data Subjektif

Pada langkah ini pertama ini semua informasi dilakukan melalui

anamnesa.

(1) Biodata

Terdiri dari identitas bayi, ibu dan suami. Seperti nama,

tanggal lahir bayi, jenis kelamin bayi, umur, alamat, pekerjaan

orang tua, pendidikan orang tua, agama orang tua.

(2) Keluhan Utama

Keluhan utama dinyatakan untuk mengetahui alasan klien ke

fasilitas pelayanan kesehatan. Contoh: ibu mengatakan telah

melahirkan bayinya pada tanggal…….jam….WIB. Kondisi ibu

dan bayi sehat.

(3) Riwayat Kehamilan dan Persalinan

a. Riwayat Prenatal

Pengakajian tentang anak keberapa, riwayat kehamilan yang

mempengaruhi BBL adalah kehamilan yang tidak disertai

komplikasi, frekuensi ANC, keluhan- keluhan selama

hamil, HPHT dan kebiasaan- kebiasaan ibu selama hamil.

b. Riwayat Natal

150
Terdiri atas usia kehamilan, waktu persalinan, jenis

persalinan, lama kala I, kala II, BB bayi, PB bayi, TTV bayi

dan nilai APGAR.

c. Riwayat Postnatal

Terdiri dari obseravsi TTV, keadaan tali pusat, pemberian

injeksi vit K, pemberian ASI/PASI

2) Data Objektif

a) Pemeriksaan Fisik Umum

(1) Kesadaran : Composmentis

(2) Suhu : Normal (36,5- 37°c)

(3) Pernafasan : Normal (40-60 x/ menit)

(4) Denyut Jantung : Normal (130- 160 x/menit)

(5) Berat badan : Normal (2500- 4000 gram)

(6) Lingkar kepala : Antara 48- 52 cm

(7) Panjang badan : SOB : 32 cm

FO : 34 cm

MO : 35 cm

b) Pemeriksaan Fisik

(1) Kepala : Adakah caput succedaneum, chepal

hematoma, keadaan ubun-ubun.

(2) Muka : Warna kulit merah

(3) Mata : Sklera putih, tidak ada perdarahan

subconjungtiva

(4) Hidung : Lubang simetris, bersih, tidak ada

151
secret

(5) Mulut : Reflek menghisap baik, tidak ada

labiopalatokisis

(6) Telinga : Simetris, tidak ada serumen

(7) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid, pembesaran bendungan vena

jugularis

(8) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada

(9) Tali pusat : Bersih, tidak ada perdarahan,

terbungkus kasa

(10) Abdomen : Tidak ada massa

(11) Genetalia : Untuk bayi laki- laki testis sudah

turun, untuk perempuan labia

mayora sudah menutupi labia

minora

(12) Anus : Tidak terdapat atresia ani

(13) Ekstremitas : Tidak terdapat polidaktil dan

syndaktil

(14) Refleks : (a)Reflek Moro/ terkejut

(b)Reflek Menggenggam

(c)Reflek Rooting/ mencari

(d)Reflek Menghisap/sucking

(e)Reflek Tonick Neck / tonus otot

(f) Babinsky Reflek/ jari- jari kaki

152
fleksi

2. Interpretasi Data Dasar

Melakukan identifikasi terhadap diagnosa, masalah, dan kebutuhan

pasien berdasarkan interprestasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan yang terdiri atas diagnosa, data subjektif, data objektif

bayi.

3. Antisipasi Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah berdasarkan rangkaian masalah yang lain

juga atau masalah potensial yang akan terjadi, seperti hipotermi,

infeksi, asfiksia, ikterus.

4. Identifikasi Kebutuhan Segera

Situasi yang memerlukan tindakan segera untuk menyelamatkan pasien,

mungkin pasien butuh konsultasi dengan dokter sesuai dengan kondisi

bayi.

5. Intervensi/ Merencanakan Asuhan Kebidanan

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan temuan

dari langkah-langkah sebelumnya.

6. Implementasi/ Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Melakukan tindakan yang sesuai dengan rencana atau Intervensi

Asuhan Kebidanan.

7. Evaluasi

Sejauh mana keberhasilan asuhan yang diberikan yang berkaitan

dengan pasien dan bentuk SOAP.

153
2.2.4 Manjemen Kebidanan Pada Ibu Nifas

Berikut manajemen kebidanan pada masa nifas:

2.2.4.1 Pengkajian

Bagian-bagian penting dari anamnesa, antara lain:

1. Data subjektif

1) Biodata (nama suami istri, umur, agama, pendidikan,

pekerjaan, suku/ras, dan alamat).

2) Riwayat pasien

(1) Keluhan utama

Keluhan utama ini ditanyakan untuk mengetahui alasan

pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

(2) Riwayat kebidanan

Data ini penting untuk diketahui oleh tenaga kesehatan

sebagai data acuan jika pasien mengalami kesulitan

post partum.

(3) Menstruasi

Beberapa data yang harus bidan peroleh dari riwayat

menstruasi, antara lain:

a. Menarche

b. Siklus

c. Volume

d. Keluhan

(4) Gangguan kesehatan alat reproduksi.

(5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas,dan KB yang lalu

154
(6) Riwayat persalinan sekarang.

3) Riwayat kesehatan

4) Riwayat perkawinan

5) Pola makan

Dalam pola makan ini bidan dapat memberikan klasifikasi

dalam pemberian pendidikan kesehatan mengenai gizi ibu

post partum. Beberapa hal yang perlu bidan tanyak kepada

pasien yaitu:

(1) Menu

(2) Frekuensi

(3) Banyaknya

(4) Pantangan

6) Pola minum

Bidan juga harus dapat memperoleh data mengenai

kebiasaan pasien dalam pemenuhan kebutuhan cairannya,

apalagi pada masa nifas in take, sangat dibutuhkan cairan

yang cukup.

7) Pola istirahat

Istirahat sangat diperlukan oleh ibu post partum. Supaya

bidan dapat mengetahui hambatan yang mungkin muncul

jika bidan mendapatkan data tentang pemenuhan kebutuhan

istirahat. Pada kenyataannya tidak semua wanita tidur siang,

padahal tidur siang sangat penting untuk membantu

mempercepat pemulihan kondisi fisik setelah melahirkan.

155
Untuk istirahat malam, rata-rata waktu yang diperlukan

adalah 6-8 jam.

8) Aktivitas sehari- hari

Bidan perlu mengkaji aktivitas sehari-hari pasien karena

data ini memberikan gambaran kepada bidan tentang

seberapa berat aktivitas yang biasanya dilakukan ibu

dirumah.

9) Personal higine

Data ini sangat perlu bidan mengalih karena hal tersebut

dapat mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya.

10) Aktivitas seksual

11) Keadaan lingkungan

Keadaan lingkungan sangat mempengaruhi kesehatan

keluarga.

12) Respon ibu terhadap kelahiran bayinya

Menanyakan langsung mengenai bagaimana perasaan

terhadap kelahiran bayinya.

13) Respon ayah terhadap bayi

Untuk mengetahui respon ayah terhadap kelahiran bayinya,

dapat ditanyakan secara langsung bagaimana perasaannya

atas kelahiran bayinya.

14) Pengetahuan ibu tentang perawatan bayi

Diperoleh dari beberapa pertanyaan yang diajukan kepada

pasien mengenai perawatan bayi.

156
15) Pengetahuan ibu tentang keadaan dan perawatannya

Pasien perlu mengetahui tentang keadaan dan perjalanan

paerawatannya. Hal ini dimaksudkan agar pasien dapat

kooperatif dalam menjalankan program perawatannya.

16) Adat istiadat yang berkaitan dengan masa nifas

Kebiasaan yang mereka anut dalam mas nifas adalah

pantangan makan seperti dilarang makan daging, ikan laut

dan telur, sebab di percaya akan menghambat penyembuhan

luka persalinan.

2. Data objektif

Langkah pemeriksaan adalah sebagai berikut:

1) Keadaan umum

Untuk mengetahui data ini, bidan perlu mengamati keadaan

pasien secara keseluruhan. Hasil pengamatan akan bidan

dapat dikategorikan sebagai berikut.

(1) Baik

Pasien dimasukkan kriteria ini jika memperlihatkan

respon yang baik terhadap lingkungan dan orang lain,

serta secara fisik pasien dapat tidak mengalami

ketergantungan dalam berjalan.

(2) Lemah

Pasien dimasukkan kriteria ini jika kurang atau tidak

memberikan respon baik terhadap lingkungan dan orang

157
lain, serta pasien sudah tidak mampu lagi untuk berjalan

sendiri.

2) Kesadaran

Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,

bidan dapat melakukan pengkajian derajat kesadaran pasien

dari keadaan composmetis (kesadaran penuh) sampai dengan

coma (pasien tidak dalam keadaan sadar).

3) Tanda-tanda vital

(1) Tekanan darah

(2) Nadi

(3) Pernapasan

(4) Suhu

4) Kepala

(1) Rambut

a. Warna

b. Kebersihan

c. Mudah rontok atau tidak

(2) Telinga

a. Kebersihan

b. Gangguan pendengaran

(3) Mata

a. Konjungtiva

b. Sklera

c. Kebersihan.

158
d. Kelainan

e. Gangguan penglihatan (rabun jauh atau dekat)

(4) Hidung

a. Kebersihan

b. Polip

c. Alergi debu

(5) Mulut

a. Bibir

 Warna

 Mukosa bibir

b. Lidah

 Warna

 Kebersihan

c. Gigi

 Kebersihan

 Karies

(6) Leher

a. Pembesaran kelenjar limfe

b. Parotis

(7) Dada

a. Bentuk

b. Simetris atau tidak

c. Payudara

(a) Bentuk

159
(b) Gangguan

(c) ASI

(d) Keadaan puting

(e) Kebersihan

(f) Bentuk BH

d. Denyut jantung

e. Gangguan pernapasan

(8) Perut

a. Bentuk

b. Striea

c. Linea

d. Kontraksi uterus

e. TFU

(9) Ekstremitas

a. Atas

a). Gangguan/ kelainan

b). Bentuk

b. Bawah

a). Bentuk

b). Oedema

c). Varises

(10) Genitalia

a) Kebersihan

b) Pengeluaran per vagina

160
c) Keadaan luka jahitan

d) Tanda-tanda infeksi vagina

(11) Anus

a) Hemoroid

b) Kebersihan

(12) Data penunjang

a) Kadar Hb

b) Hematokrit

c) Kadar leukosit

d) Golongan darah.

2.2.4.2 Interpretasi Data Dasar

Langkah awal dari perumusan diagnosa atau masalah adalah

suatu pengolahan data dan analisa dengan menggabungkan data

satu dengan data yang lainnya sehingga tergambar suatu fakta.

2.2.4.3 Merumuskan Diagnosa/Masalah Potensial

Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan

akan dilakukan pecegahan. Sambil mengamati pasien, bidan

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial

benar-benar terjadi.

2.2.4.4 Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang

Memerlukan Penanganan Segera

Pada pelaksanaannya bidan kadang dihadapkan pada

beberapa situasi yang darurat, yang menuntut bidan harus segera

melakukan tindakan penyelamatan terhadap pasien. Disini, bidan

161
sangat dituntut kemampuannya untuk dapat selalu melakukan

evaluasi keadaan pasien agar asuhan yang diberikan tepat dan

aman.

2.2.4.5 Merencanakan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

berdasarkan langkah sebelumnya. Semua perencanaan yang dibuat

harus berdasarkan pertimbangan yang tepat, meliputi pengetahuan,

teori up to date, serta divalidasi dengan asumsi mengenai apa yang

diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh pasien.

Untuk menghindari perencanaan asuhan yang tidak terarah,

dibuat terlebih dahulu pola pikir sebagai berikut:

1) Tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan, meliputi sasaran

dan target hasil yang akan dicapai.

2) Tentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah dan rujukan

yang akan dicapai.

2.2.4.6 Pelaksanaan Asuhan Kebidanan

Pada langkah ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien

dan aman. Jika klien tidak melakukannya sendiri, ia tetap memikul

tanggung jawab atas terlaksananya seluruh perencanaan.

2.2.4.7 Evaluasi

162
Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan

yang diberikan bidan kepada pasien, bidan mengacu pada beberapa

pertimbangan, antaralain:

Tujuan asuhan kebidanan

1. Meningkatkan,mempertahankan dan mengembalikan kesehatan.

2. Memfasilitasi ibu untuk merawat bayinya dengan rasa aman dan

penuh percaya diri.

3. Memastikan pola menyusui yang mampu meningkatkan

perkembangan bayi.

4. Meyakinkan ibu dan pasangannya untuk mengembangkan

kemampuan mereka sebagai orang tua dan untuk mendapatkan

pengalaman berharga sebagai orang tua.

5. Membantu keluarga untuk mengidentifikasi dan memenuhi

kebutuhan mereka, serta mengemban tanggung jawab terhadap

kesehatannya sendiri.

2.2.4.8 Efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah

2.2.4.9 Hasil asuhan

2.2.5 Manajemen Kebidanan Pada Keluarga Berencana

1. Pengkajian

1) Data subjektif

Pada semua langkah ini semua informasi dilakukan melalui

anamnesa.

(1) Biodata

163
Terdiri dari identitas seperti nama, umur, agama, suku

bangsa, alamat, pendidikan, agama.

(2) Alasan kunjungan atau keluhan utama

Alasan pasien datang ke fasilitas kesehatan.

(3) Riwayat pernikahan

Untuk mengetahui gambaran pasangan suami istri ini,

kawin usia ke berapa, status perkawinan, berapa lama

menikah.

(4) Riwayat menstruasi

Untuk mengetahui menarche, haid teratur atau tidak, siklus

lama haid, sifat darah, disminorea apa tidak.

(5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.

Untuk mengetahui ibu pernah hamil sebelumnya.

(6) Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah ibu pernah menggunakan KB

sebelumnya, Bila ibu pernah menggunkan KB yang perlu

ditanyakan adalah beberapa lama menggunakan, efek

samping, alasan berhenti, berapa lama menggunkan alat

kontraepsi.

(7) Riwayat penyakit

Apakah dikeluarga ibu menderita atau tidak penyakit

menular, menurun dan menahun.

(8) Pemenuhan kebutuhan sehari- hari

a. Pola makan

164
b. Pola minum

c. Pola istirahat

d. Pola hiygine

e. Pola aktivitas

2) Data Objektif

(1) Pemeriksaan Umum

a. Kesadaran umum

b. Untuk mengetahui apakah keadaan umum ibu baik atau

tidak.

c. Tanda-tanda vital

a) Tekanan darah normalnya 100/60 mmHg sampai

140/90 mmHg

b) Suhu

c) Nadi

d) Respirasi / pernafasan

e) Berat badan

f) Tinggi badan

(2) Pemeriksaan fisik meliputi :

a. Rambut

b. Muka

c. Mata

d. Hidung

e. Telinga

165
f. Mulut

g. Leher

h. Axilla

i. Mammae

j. Ektremitas

2. Interpretasi Data

Melakukan identifikasi terhadap diagnosa, masalah dan kebutuhan

pasien berdasarkan interpretasi data yang benar atas data-data yang

telah dikumpulkan.

3. Antisipasi Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah berdasarkan rangkaian masalah yang

lain juga atau masalah potensial. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila perlu dilakukan pencegahan.

4. Identifikasi Kebutuhan Segera cara ini dilakukan setelah masalah

potensial dapat diidentifikasi. Penetapan kebutuhan ini dilakukan

untuk mengantisipasi dan menentukan kebutuhan apa saja yang

diberikan.

5. Perencanaan

Merencanakan asuhan menyeluruh yang rasional sesuai dengan

temuan dari langkah-langkah sebelumnya.

6. Implementasi

Melakukan tindakan sesuai dengan rencana atau intervensi asuhan

kebidanan.

7. Evaluasi

166
Sejauh mana keberhasilan asuhan yang diberikan yang berkaitan

dengan pasien dan bentuk SOAP.

BAB 3

STUDI KASUS

3.1 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Asuhan Kebidanan pada Ny.”I” di Kedungringin, Kabupaten Pasuruan

Tanggal Pengkajian : 29 April 2021

Pukul : 16.10 WIB

Tempat : PMB Luluk Lukitah Kedungringin Kabupaten

Pasuruan

Oleh : Luluk Lukitah (2082B0169)

DATA SUBYEKTIF

1) Biodata/ Identitas

Nama Ibu : Ny.I Nama Suami : Tn. D

Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa :Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Penghasilan : Tidak dikaji Penghasilan : Tidak dikaji

167
Alamat : Ngayunan Barat, Kedungringin, Kecamatan Beji

Kabupaten Pasuruan

2) Alasan kunjung saat ini

Ibu mengatakan hamil 9 bulan ingin memeriksakan kehamilannya

3) Keluhan Utama

Ibu mengatakan perut terasa kenceng-kenceng Riwayat menstruasi

(1) Menarche : 14 Tahun

(2) Siklus menstruasi : Teratur, 28 – 30 hari

(2) Lama : 5-6 hari

(3) Banyaknya darah : Hari 1-4 ganti pembalut 3x (± 30 cc)

Hari 5-6 ganti pembalut 2x (± 15 cc)

(3) Karakteristik : Merah, encer, dan berbau khas

(4) Flour Albus : Tidak ada, tidak gatal, tidak berbau

(4) HPHT : 11-08-2021

(5) HPL : 18-05-2022

4) Status Perkawinan

Kawin : 1 kali

Lama Perkawinan : ± 2 tahun

5) Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Nifas Anak KB Ket


Suami
No Bp/ Me-
Ke Umur Penyul Penol Jenis Tempat Pe-nyulit Penyulit Seks H/M
Pb nyusui
1. H A M I L I N I

6) Riwayat Kehamilan Sekarang

(1) Hamil yang ke :1

(2) Umur : 9 Bulan

168
(3) Gerakan anak pertama kali dirasakan : ± 5 bulan

(4) Gerakan anak sekarang : aktif > 10 kali/ 24 jam

(5) Periksa kehamilan

 TM I periksa/ tidak, berapa kali : 2 kali diklinik ar rahman

 TM II periksa/ tidak, berapa kali : 1 kali di Puskesmas, 1 kali

diklinik ar rahman, 1 kali di dokter Sp.OG

 TM III periksa/ tidak, berapa kali : 2 kali di klinik ar rahman

Tanggal terakhir priksa : 6-05-2022

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Berat badan : 58 kg

(6) Riwayat imunisas TT : TT 3 (Bayi- SD), CPW TT4

dan hamil pertama TT 5

(7) Status TT : TT 5

(8) Pernah mendapat tablet Fe : Ya, jumlah: 60 tablet

(9) Fe diminum teratur : iya

(10) Pemeriksaan yang pernah didapat : ANC Terpadu (08-02-2022)

(11) KIE yang pernah didapat : ANC Terpadu, Gizi dan

tanda bahaya kehamilan

(12) Riwayat periksa kehamilan

 Tgl 06-10-2021 :

TD : 100/70 mmhg

BB : 51 kg

Lila : 26 cm

Keluhan : mual, muntah 3kali/hari

169
 Tgl 16-10-2021

TD : 90/70 mmHg

BB : 51 kg

Keluhan : muntah setiap sesudah makan + 7 kali/hari

 Tgl 05-01-2022

TD : 100/70 mmHg

BB : 54 kg

Keluhan : kembung, terkadang pusing

 Tgl 08-02-2022

TD : 110/70 mmHg

BB : 55 kg

Keluhan : tidak ada keluhan

 Tgl 14-03-2021 (di dokter Obgyn)

TD : 110/70 mmHg

BB : 56 kg

Keluhan : tidak ada keluhan

 Tgl 26-04-2022

TD : 120/70 mmhg

BB : 56,5 kg

Keluhan : tidak ada keluhan

 Tgl 2-05-2022

TD : 120/70 mmhg

BB : 57 kg

Keluhan : keputihan sedikit terasa gatal

170
7) Riwayat Kesehatan Keluarga

(1) Keturunan kembar : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

(2) Penyakit keturunan : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

Jenis penyakit : Tidak ada

(3) Penyakit lain dalam keluarga : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

Jenis penyakit : Tidak ada

8) Riwayat kesehatan yang lalu

(1) Penyakit menahun : Tidak ada

(Hipertensi, Diabetes Militus, Asma, Hepatitis)

(2) Penyakit menurun : Tidak ada

(Hipertensi, Diabetes Militus, Asma, Hepatitis)

(3) Penyakit menular : Tidak ada

(Hipertensi, Diabetes Militus, Asma, Hepatitis)

9) Keadaan psikososial

(a). Kehamilan ini diharapkan

Alasan : Iya, kehamilan ini diharapkan

(b).Kehamilan ini direncanakan

Alasan : iya, kehamilan ini direncanakan

(c). Harapan terhadap kehamilan sekarang

Jenis kelamin : Laki-laki atau Perempuan sama saja

Penolong : Bidan

171
Tempat bersalin : klinik

10) Latar Belakang Budaya dan Dukungan Keluarga

(1) Kebiasaan/ upacara adat istiadat saat hamil :tidak ada

(2) Kebiasaan keluarga yang menghambat :tidak ada

(3) Kebiasaan keluarga yang menunjang :Menganjurkan ibu makan

makanan begizi.

(4) Dukungan dari suami :Mengantar periksa, menasihati ibu jika

susah makan

(5) Dukungan dari keluarga yang lain :Menasihati ibu, mendo’akan

ibu agar kehamilannya sehat dan aman serta persalinan lancar

11) Pola Kebiasaan Sehari-hari

(1) Pola Nutrisi

Sebelum hamil:

Makan 3 kali sehari, 1 centong nasi putih, lauk pauk : telur,

tempe, tahu, ayam, sop/sayur bening/ sayur asam/ oseng

kangkung, dll

Minum air putih ± 7 gelas/hari.

Selama hamil:

Makan 3 kali sehari, 1 centong nasi putih, lauk pauk: telur, tempe,

tahu, ayam/daging/ikan, sop/sayur bening/ sayur asam/ sayur

bobor, dll, tidak pantang makanan tertentu.

Minum air putih ± 10 gelas/hari, kadang susu 1 gelas/hari

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

(2) Pola Eliminasi

172
Sebelum hamil:

BAB ± 1 kali sehari, Konsistensi : Lembek, Bau : Khas

BAK ± 5 kali sehari , Warna : Kekuningan

Selama hamil:

BAB : ±1 kali sehari, Konsistensi: Lembek, Bau: Khas

BAK : ±7-8 kali sehari, Warna: Kekuningan

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

(3) Pola Istirahat tidur

Sebelum hamil:

Siang : jam 12.00-13.00 WIB (± 1 jam)

Malam : jam 22.00-05.00 WIB (± 7 jam)

Selama hamil:

Siang : jam 12.00-13.00 WIB (± 1 jam)

Malam : jam 22.00-05.00 WIB (± 7 jam)

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

(4) Pola Aktivitas

Sebelum hamil:

Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti : memasak,

mencuci, menyapu.

Selama hamil:

Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti : memasak,

mencuci, menyapu.

Keluhan yang dirasakan : nyeri punggung jika kecapekan

(5) Pola Seksualitas

173
Sebelum hamil : 2 x/minggu

Selama hamil : 1 x/minggu

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

(6) Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll sebelum hamil:

Obat dari bidan atau dokter,Ibu konsumsi jamu beras kencur,tidak

pernah merokok.

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll selama hamil:

Obat dari bidan atau dokter ,tidak minum jamu selama hamil,

tidak pernah merokok

Keluhan yang dirasakan: Tidak ada keluhan.

(7) Personal hygiene

Mandi, : Mandi 2x/hari

Keramas : Keramas 3x/minggu.

Gosok gigi : Gosok gigi 2x/hari

Ganti celana dalam : Sehari 2x

Cara membersihkan genitalia : Dari belakang kedepan

Keluhanyang dirasakan : Kadang Keputihan

DATA OBYEKTIF

1) Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Baik

Tekanan Darah : 120/70 mmHg

Denyut Nadi : 88 x/menit

174
Pernafasan : 18 x/menit

Suhu : 36,60C

Lila : 26 cm

BB/TB : 58 kg / 156 cm

BB Sebelum Hamil : 49 kg

KSPR :2

2) Pemeriksaan Fisik

(1) Inspeksi

a. Kepala : Simetris, rambut hitam panjang tipis, tidak ada

pembesaran pada kepala

b. Muka : Simetris, tidak terdapat edema, tidak ada

cloasma gravidarum.

c. Mata : Simetris, kelopak mata tidak edema,

konjungtiva merah muda, sklera putih.

d. Mulut dan gigi : Bibir lembab, lidah bersih, tidak ada karies pada

gigi, tidak ada gigi berlubang.

e. Hidung : Simetris kanan-kiri, tidak ada sekret, bersih.

f. Telinga : Simetris kanan-kiri, tidak ada serumen, bersih.

g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada

pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening.

h. Dada : Simetris

Pembesaran payudara :Ada pembesaran

payudara kanan-kiri

175
Hiperpigmentasi : Hiperpigmentasi pada

Areola kanan-kiri

Papilla mammae : Menonjol

Keluaran : (-) / (-)

Kebersihan : Bersih

i. Perut : Pembesaran: Pembesaran sesuai usia kehamilan

Bekas luka operasi: Tidak ada

Linea: Linea Nigra ada Linea Alba tidak ada

Striae: Tidak ada

Pembesaran lien/liver : Tidak ada

j. Anogenetalia : Vulva vagina warna : Tidak terkaji

Luka parut : Tidak terkaji

Oedema : Tidak terkaji

Varices : Tidak terkaji

Keluaran : Tidak terkaji

Kelainan : Tidak terkaji

Hemorrhoid : Tidak terkaji

Kebersihan : Bersih

k. Ekstremitas : Atas : Tangan simetris, kuku pendek, tidak

oedema

Bawah : Kaki simetris, tidak oedema

(2) Palpasi

a. Leher

Pembesaran vena juguralis : Tidak ada pembesaran

176
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

b. Dada

Benjolan / Tumor : Tidak ada kanan-kiri

Keluaran : Belum ada kolostrum kanan-kiri

Asesoriase mamae : Tidak ada kanan-kiri

c. Perut

Pembesaran liver : Tidak ada pembesaran

Leopold I : Bagian fundus uteri teraba lunak, bulat,

tidak melenting. (Bokong),

Leopold II : Teraba panjang, keras, seperti papan di

sebelah kiri perut ibu (punggung)

Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba keras

melenting (kepala)

Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP

TFU : 32 cm

Mc.D : 32 cm

TBJ : (32-12) x 155 = 3255 gram

d. Ekstremitas :

Atas : Oedema : -/-

Turgor : Baik kanan/kiri

Bawah: Oedema : -/-

Turgor : Baik kanan/kiri

(3) Auskultasi

177
DJJ 140 x/menit kuat, teratur puntum maxsimum kanan abdomen

bawah pusat.

Bising usus normal

(4) Perkusi

Perut : Tidak Kembung

Reflek Patella : +/+

(5) Pemeriksaan Panggul luar

a. Distantin spinarum (DS) : tidak terkaji

b. Distantin cristarum (DC) : tidak terkaji

c. Baudeloque : tidak terkaji

d. Lingkar panggul : tidak terkaji

e. Kesan Panggul : Normal

(6) Pemeriksaan dalam (bila ada indikasi)

Tidak dikaji

(7) Pemeriksaan Penunjang

Darah : Hb 12,8 gr/dl

Golongan darah : O+

Urin : Protein urine : negatif

Reduksi urine : negatif

INTERPRETASI DATA DASAR

DATA SUBYEKTIF : Ibu mengatakan hamil ke-1 , HPHT 11-08-2021 ingin

memeriksakan kehamilan, ibu mengeluh keputihan terasa sedikit gatal pada

vagina.

DATA OBYEKTIF :

TD : 110/70 mmHg HB : 12,8 gr/dl

178
BB : 58 Kg Reduksi: Negatif

LILA : 26 cm Albumin:

Negatif

TB : 156 cm Golda : O+

Nadi : 88x/mnt KSPR :2

Suhu : 36,6OC RR : 18x/mnt

Leopold I : Bagian fundus uteri teraba lunak, bulat,

tidak melenting. (Bokong),

Leopold II : Teraba panjang, keras, seperti papan di

sebelah kiri perut ibu (punggung)

Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba keras

melenting (kepala)

Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP

TFU : 32 cm

TBJ : (32-12) x 155 = 3255 gram

DJJ : 138 x/mnt, kuat, teratur, puntum maxsimum

kanan abdomen bawah pusat

ANALISIS DATA

Diagnosis : Ny. I GIP0Ab0 umur kehamilan 38-39 minggu, janin tunggal

hidup intra uteri, kesan jalan lahir normal, presentasi kepala, keadaan ibu

dan janin baik.

Dengan masalah yang dikeluhkan keputihan terasa sedikit gatal pada

vagina.

PENATALAKSANAAN

179
Penatalaksanaan

16.25 Memberitahukan hasil pemeriksaan  Ibu merasa senang atas

WIB bahwa ibu dan janin dalam keadaan keadaannya dan janinya

baik. dalam keadaan sehat.

16.35  ibu mengerti dan dapat

WIB Menganjurkan ibu agar melakukan mengulangi penjelasan

senam hamil dan memberitahu ibu agar yang diberikan

miring terlebih dulu jika ingin bangun

dari tempat tidur

16.40 Memberikan KIE pada ibu tentang  ibu mengerti dan dapat

WIB Nutrisi pada ibu hamil di antaranya mengulangi penjelasan

menambah porsi makan,diet TKTP yang diberikan

(tinggi karbohidrat tinggi protein),

mengkonsumsi buah dan sayur,susu dan

minum air putih minimal 14 gelas/hari.

16.50 Memberikan KIE pada ibu tentang  Ibu mengerti dan dapat

WIB persiapan laktasi diantaranya mengulangi penjelasan

membersihkan puting susu sebelum yang diberikan serta akan

mandi dengan baby oil mempraktekkannya dalam

kehidupan sehari-hari.

17.00 Menganjurkan pada ibu minum tablet Fe  Ibu bersedia minum tablet

WIB secara rutin dan benar 1x1 (di minum Fe secara rutin dan benar

setelah makan malam atau sebelum tidur

dan tidak boleh di minum dengan air

180
teh, susu, kopi

17.10 Memberitahu ibu jadwal periksa lagi  Ibu bersedia untuk

WIB atau ketika ibu ada keluhan dan memeriksakan

sewaktu-waktu terdapat tanda-tanda kehamilannya jika

persalinan sewaktu-waktu ada

keluhan

181
Tabel 3.2 Follow Up Kehamilan
Tanggal Subyektif Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Kunjungan Ibu 1. KU: Baik Ny. I GIP0Ab0 16.35 Menjelaskan hasil pemeriksaan
Ke: 1 mengatakan Kesadaran : Composmentis UK 8 mgg, WIB pada ibu tentang keadaan umum ibu
06/10/21 mual, TD: 120/70 mmHg janin tunggal baik dan keadaan janin ibu baik.
16.30 WIB muntah 3 Suhu: 36,2 ºC hidup intra (Ibu mengerti keadaan dirinya dan
Klinik ar kali/hari Nadi: 80 x/menit uteri, bayinya).
rahman RR : 18 x/menit Balotement,
BB: 51 kg keadaan ibu 16.45 Memberikan KIE pada ibu tentang
KSPR: 2 dan janin baik WIB Nutrisi pada ibu hamil di antaranya
2. TFU: Teraba Balotement dengan menambah porsi makan sedikit-
3. TBJ : - Hiperemesis sedkit tapi sering, diet TKTP (tinggi
4. DJJ: Belum Terdengar Gravidarum karbohidrat tinggi protein),
Irama : - mengkonsumsi buah dan sayur,
 Leopold I : susu dan minum air putih minimal
Pada fundus uteri teraba 14 gelas/hari(ibu mengerti dan
Balotement dapat mengulangi penjelasan yang
 Leopold II : diberikan)
Teraba Balotement
 Leopold III : 16.50 Menganjurkan pada ibu minum
Pada bawah perut ibu teraba WIB tablet Fe secara rutin pada malam
Balotement hari untuk mengurangi efek mual
 Leopold IV : - setelah minum Fe
(ibu paham dengan penjelasan yang
diberikan)

16.55 Memberitahu ibu untuk rutin priksa


WIB atau ketika ibu ada keluhan,
(Ibu bersedia melakukan kunjungan
ulang).

182
Tanggal Subyektif Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Kunjungan Ibu 1. KU: Baik GIP0Ab0 17.15 Menjelaskan hasil pemeriksaan
Ny. I
Ke-2 mengatakan Kesadaran : Composmentis WIB pada ibu tentang keadaan umum ibu
UK 9-10 mgg,
16/10/21 muntah TD: 90/70 mmHg dan janinnya baik.
janin tunggal
17.00 WIB setiap selesai Suhu: 36,1 oC (Ibu mengerti kondisi ibu saat ini).
hidup intra
WIB makan + 7 Nadi: 88 x/menit
uteri, Teraba
Di klinik ar kali/hari RR : 18 x/menit 17.20 Memberikan KIE tentang gizi ibu
Balotement,
rahman BB: 51 kg WIB hamil,menganjurkan ibu menambah
keadaan ibu
KSPR: 2 porsi makan dengan cara makan
dan janin baik
2. TFU : Teraba Balotement sedikit-sedikit tapi sering, makan
dengan
3. TBJ : - sayur,buah,diet TKTP,minum
Hiperemesis
4. DJJ: belum terdengar susu,boleh makan es krim,minum
Gravidarum
Irama : - air putih minimal 14 gelas/hari
 Leopold I : (ibu paham dan dapat menjelaskan
Pada fundus uteri teraba kembali penjelasan yang diberikan)
Balotement
 Leopold II : 17.25 Menganjurkan Ibu untuk Konsultasi
Teraba Balotement WIB ke dr. specialis kandungan untuk
 Leopold III : USG melihat kondisi janin, serta
Pada bawah perut ibu teraba mendapatkan penanganan khusus
Balotement untuk mengurangi mual dan muntah
 Leopold IV : karena Hiperemesis Gravidarum
- (ibu paham dan melaksananan
anjuran bidan untuk konsultasi ke
dr.specialis kandungan)

17.30 Memberitahu ibu untuk rutin priksa


WIB atau ketika ibu ada keluhan,
(Ibu bersedia melakukan kunjungan
ulang).

183
Tanggal Subyektif Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Kunjungan Ibu 1. KU: Baik Ny. I GIP0Ab0 17.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan
Ke-3 mengatakan Kesadaran : Composmentis UK 21 mgg, WIB pada ibu tentang keadaan umum ibu
05/01/22 kembung dan TD: 100/70 mmHg janin tunggal dan janinnya baik.
16.50 WIB terkadang Suhu: 36,9 oC hidup intra (Ibu mengerti kondisi ibu saat ini).
WIB pusing Nadi: 88 x/menit uteri, Teraba
Di klinik ar RR : 18 x/menit Balotement, 17.05 Memberitahu ibu supaya makan
rahman BB: 55kg keadaan ibu WIB makanan yang bergizi dan
KSPR: 2 dan janin baik mengandung banyak kalsium (Ibu
2. TFU : 22 cm bersedia memeriksakan
3. TBJ : 1.705 gram kehamilannya).
4. DJJ : 140x/m
Irama : teratur 17.10 Memberitahu ibu supaya
 Leopold I : WIB mengkonsumsi kalk secara rutin
Pada fundus uteri teraba lunak, 1x1 (ibu paham dan dapat
bulat, tidak melenting (bokong) menjelaskan kembali penjelasan
 Leopold II : yang diberikan)
Teraba keras, panjang seperti
papan di sebelah kiri perut ibu 17.15 Menjelaskan kepada ibu tentang
(punggung) WIB P4K (program, perencanaan,
 Leopold III : pesalinan, pencegahan,
komplilkasi)
Pada bawah perut ibu teraba
(ibu paham dengan penjelasan yang
bulat, keras, melenting (kepala)
diberikan)
 Leopold IV :
Bagian terendah janin belum 17.20 Memberitahu ibu untuk rutin
masuk PAP (Konvergen) WIB periksa atau ketika ibu ada keluhan.
(Ibu bersedia memeriksakan
kehamilannya).

184
Tanggal Subyektif Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Kunjungan Ibu 1. KU: Baik Ny. I GIP0Ab0 16.45 Menjelaskan hasil pemeriksaan
Ke: 5 mengatakan Kesadaran : Composmentis UK 36-37 WIB pada ibu tentang keadaan umum ibu
26/04/22 tidak ada TD: 120/70 mmHg mgg, janin baik dan keadaan janin ibu baik.
16.35 WIB keluhan Suhu: 36,3ºC tunggal hidup (Ibu mengerti keadaan dirinya dan
Di PMB Nadi: 84 x/menit intra uteri, bayinya).
klinik ar RR : 18 x/menit presentasi
rahman BB: 56 kg kepala, 16.50 Memberikan KIE tentang gizi ibu
keadaan ibu WIB hamil, anjurkan minum susu dan es
KSPR: 2
dan janin baik krim
2. TFU: 30 cm
(Ibu mengerti dan memahami
3. TBJ :2.790 gr
tentang istirahat ibu hamil)
4. DJJ: 136 x/menit
5. Irama : teratur
16.55 Memberikan KIE tentang istirahat
 Leopold I : WIB yang cukup (Ibu mengerti dan
Pada fundus uteri teraba lunak, memahami tentang istirahat ibu
bulat, tidak melenting (bokong) hamil)
 Leopold II :
Teraba keras, panjang seperti 17.00 Memberikan KIE tentang KB,
papan di sebelah kiri perut ibu WIB mengenalkan dan menjelaskan
(punggung) berbagai macam metode
 Leopold III : kontrasepsi (ibu kooperatif dan
Pada bawah perut ibu teraba paham dengan penjelasan yang
bulat, keras, melenting (kepala) diberikan)
 Leopold IV :
17.10 Memberikan KIE tentang persiapan
Bagian terendah janin sudah
WIB persalinan (rencana tempat bersalin,
masuk PAP (Divergen)
kendaraan, biaya, perlengkapan ibu
dan bayi )
(ibu mengerti dengan penjelasan

185
Tanggal Subyektif Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
yang diberikan)

17.15 Memberikan KIE tentang persiapan


WIB persalinan,dan apa saja yang harus
dibawa ke BPM saat persalinan (ibu
mengerti dan paham apa yang
sudah dijelaskan)

17.20 Memberitahu ibu untuk rutin priksa


WIB atau ketika ibu ada keluhan, (Ibu
bersedia melakukan kunjungan
ulang).

186
Tanggal Subyektif Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
Kunjungan Ibu 1. KU: Baik Ny. I GIP0Ab0 16.15 Menjelaskan hasil pemeriksaan
Ke: 6 mengatakan Kesadaran : Composmentis UK 37-38 WIB pada ibu tentang keadaan umum ibu
02/05/22 terdapat TD: 120/70 mmHg mgg, janin baik dan keadaan janin ibu baik.
16.05 WIB keluhan Suhu: 36.9 ºC tunggal hidup (Ibu mengerti keadaan dirinya dan
Di klinik ar- keputihan Nadi: 84 x/menit intra uteri, bayinya).
rahman sedikit gatal RR : 18 x/menit presentasi
pada vagina BB: 58 kg kepala, 16.20 Memberikan KIE pada ibu tentang
berwarna KSPR: 2 keadaan ibu WIB Nutrisi pada ibu hamil di antaranya
putih keruh 2. TFU: 33 cm dan janin baik. menambah porsi makan,diet TKTP
seperti susu 3. TBJ :3100 gr (tinggi karbohidrat tinggi
4. DJJ: 142 x/menit protein),mengkonsumsi buah dan
Irama : teratur sayur,susu dan minum air putih
 Leopold I : minimal 14 gelas/hari(ibu mengerti
Pada fundus uteri teraba lunak, dan dapat mengulangi penjelasan
yang diberikan).
bulat, tidak melenting (bokong)
 Leopold II : 16.25 Menganjurkan ibu agar cebok dari
Teraba keras, panjang seperti WIB depan ke belakang dan menjaga
papan di sebelah kiri perut ibu personal hygine, sering menganti
(punggung) Celana dalam jika lembab/basah,
 Leopold III : serta tidak boleh menggunakan
Pada bawah perut ibu teraba sabun pembersih vagina (ibu
bulat, keras, melenting (kepala) mengerti dan dapat mengulangi
 Leopold IV : penjelasan yang diberikan )
Bagian terendah janin sudah
16.30 Memberikan KIE tentang persiapan
masuk PAP (Divergen)
WIB persalinan,dan apa saja yang harus
dibawa ke klinik saat persalinan
(ibu mengerti dan paham apa yang

187
Tanggal Subyektif Obyektif Analisis Data Jam Penatalaksanaan
sudah dijelaskan)

16.45 Memberitahu ibu jika terasa perut


WIB kenceng-kenceng semakin sering,
terdapat tanda-tanda persalinan
dengan keluarnya lendir darah dan
jika ada keluhan segera periksa ke
bidan (ibu mengerti dan paham
dengan penjelasan yang diberikan)

188
3.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Tanggal Pengkajian : 07 Mei 2022

Pukul : 00.00 WIB

Tempat : Di Klinik ar rahman

Oleh : Naila ahfa faizah (2182B1088)

1. DATA SUBYEKTIF

1) Biodata/ Identitas

Nama Ibu : Ny.I Nama Suami : Tn. D

Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa :Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Penghasilan : Tidak dikaji Penghasilan : Tidak dikaji

Alamat : Ngayunan Barat, Kedungringin, Kota pasuruan

2) Keluhan Utama

Ibu mengatakan perut terasa sering kenceng dan keluar lendir darah

dari vagina

3) Riwayat menstruasi

(1) Menarche : 14 Tahun

(2) Siklus menstruasi : Teratur, 28 – 30 hari

(3) Lama : 5-6 hari

Banyaknya darah : Hari 1-4 ganti pembalut 3x (± 30 cc)

Hari 5-6 ganti pembalut 2x (± 15 cc)

189
(4) Karakteristik : Merah, encer, dan berbau khas

(5) Flour Albus : Tidak ada, tidak gatal, tidak berbau

(6) HPHT : 11-08-2021

(7) HPL : 18-05-2022

(8) Status Perkawinan

Kawin : 1 kali

Lama Perkawinan : 2 tahun

4) Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Nifas Anak KB Ket


Suami
No Bp/ Me-
Ke Umur Penyul Penol Jenis Tempat Pe-nyulit Penyulit Seks H/M
Pb nyusui
1. H A M I L I N I

5) Riwayat Kehamilan Sekarang

(1) Hamil yang ke :1

(2) Umur : 9 bulan

(3) Gerakan anak pertama kali dirasakan: ± 5 bulan

(4) Gerakan anak sekarang : aktif > 10 kali/ 24 jam

(5) Periksa kehamilan

TM I periksa/ tidak, berapa kali : 2x di klinik ar rahman

TM II periksa/ tidak, berapa kali : 1x di Puskesmas, 1x Di

klinik ar rahman

TM III periksa/ tidak, berapa kali : 2 x di klinik Ar rahman, 1

kali di dokter kandungan

Tanggal terakhir priksa : 02-05-2022

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Berat badan : 58 kg

190
6) Riwayat imunisas TT : TT 3 (Bayi- SD), CPW TT4 dan hamil

pertama TT 5

(6) Status TT : T5

(7) Pernah mendapat tablet Fe : Ya, jumlah: 60 tablet

(8) Fe diminum teratur : Tidak, karena mual dan lupa

(9) Pemeriksaan yang pernah didapat:

ANC Terpadu (08-02-2022)

(10) KIE yang pernah didapat :

ANC Terpadu, Gizi dan Nutrisi ibu hamil

7) Riwayat Kesehatan Keluarga

(1) Keturunan kembar : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

(2) Penyakit keturunan : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

Jenis penyakit : Tidak ada

(3) Penyakit lain dalam keluarga : Tidak ada

Dari pihak siapa : Tidak ada

Jenis penyakit : Tidak ada

8) Riwayat kesehatan yang lalu

(1) Penyakit menahun : Tidak ada

(Hipertensi, Diabetes Militus, Asma, Hepatitis)

(2) Penyakit menurun : Tidak ada

(Hipertensi, Diabetes Militus, Asma, Hepatitis)

(3) Penyakit menular : Tidak ada

191
(Hepatitis)

9) Keadaan psikososial

(1) Kehamilan ini diharapkan

Alasan : iya kehamilan ini di harapkan

(2) Kehamilan ini direncanakan

Alasan : iya kehamilan ini di direncanakan

(3) Harapan terhadap kehamilan sekarang

Jenis kelamin : Laki-laki atau Perempuan sama saja

Ponolong : Bidan

Tempat bersalin : klinik ar rahma

10) Latar Belakang Budaya dan Dukungan Keluarga

(1) Kebiasaan/ upacara adat istiadat saat hamil : tidak ada

(2) Kebiasaan keluarga yang menghambat: Tidak ada

(3) Kebiasaan keluarga yang menunjang: Menganjurkan ibu makan

makanan begizi.

(4) Dukungan dari suami : Mengantar periksa, menasihati ibu jika

susah makan

(5) Dukungan dari keluarga yang lain : Menasihati ibu, mendoakan

ibu agar kehamilannya sehat dan aman serta persalinan lancar

11) Pola KebiasaanSehari-hari

(1) Pola Nutrisi

Sebelum hamil:

Makan 3 kali sehari, 1 centong nasi putih, lauk pauk : telur, tempe,

tahu, ayam, sop/sayur bening/ sayur asam/ oseng kangkung, dll

192
Minum air putih ± 7 gelas/hari.

Selama hamil:

Makan 3 kali sehari, 1 centong nasi putih, lauk pauk: telur, tempe,

tahu, ayam/daging/ikan, sop/sayur bening/ sayur asam/ sayur

bobor, dll, tidak pantang makanan tertentu.

Minum air putih ± 10 gelas/hari, kadang susu 1 gelas/hari, kadang

kopi 1 cangkir di pagi hari.

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

(2) Pola Eliminasi

Sebelum hamil:

BAB ± 1 kali sehari, Konsistensi : Lembek, Bau : Khas

BAK ± 5 kali sehari , Warna : Kekuningan

Selama hamil:

BAB: ±1 kali sehari, Konsistensi: Lembek, Bau: Khas

BAK: ±7 kali sehari, Warna: Kekuningan

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

(3) Pola Istirahat tidur

Sebelum hamil:

Siang: jam 12.00-13.00 WIB (± 1 jam)

Malam: jam 22.00-05.00 WIB (± 7 1/2 jam)

Selama hamil:

Siang: jam 12.00-13.00 WIB (± 1 1/2 jam)

Malam: jam 22.00-05.00 WIB (± 7 jam)

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

193
(4) Pola Aktivitas

Sebelum hamil:

Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti : memasak,

mencuci, menyapu.

Selama hamil:

Mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti : memasak,

mencuci, menyapu.

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

(5) Pola Seksualitas

Sebelum hamil : 2 x/minggu

Selama hamil : 1 x/minggu

Keluhan yang dirasakan : Tidak ada

(6) Perilaku Kesehatan

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll sebelum hamil:

Ibutidak mengkonsumsi jamu beras kencur/ kunir asam, dan kopi

Penggunaan obat/jamu/rokok, dll selama hamil:

Ibu minum teh

Keluhan yang dirasakan: Tidak ada keluhan.

(7) Personal hygiene

Mandi, : Mandi 2x/hari

Keramas : Keramas 3x/minggu.

Gosok gigi : Gosok gigi 2x/hari

Ganti celana dalam : Sehari 2x

Cara membersihkan genitalia : Dari belakang kedepan

194
Keluhan yang dirasakan : kadang-kadang Keputihan

2. DATA OBYEKTIF

1) Pemeriksaan Umum

Kesadaran : Composmentis

Keadaan Umum : Baik

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Denyut Nadi : 80 x/menit

Pernafasan : 18 x/menit

Suhu : 36,20C

Lila : 26 cm

BB/TB : 58 kg / 156 cm

BB Sebelum Hamil : 49 kg

KSPR :2

2) Pemeriksaan Fisik

(1) Inspeksi

a. Kepala : Simetris, rambut hitam panjang tipis, tidak

ada pembesaran pada kepala

b. Muka : Simetris, tidak terdapat edema, tidak ada

cloasmagravidarum.

c. Mata : Simetris, kelopak mata tidak edema,

konjungtiva merah muda, sklera putih.

d. Mulut dan gigi : Bibir lembab, lidah bersih, tidak ada karies

pada gigi, ada gigi palsu permanen kanan

bawah.

195
e. Hidung : Simetris kanan-kiri, tidak ada sekret, bersih.

f. Telinga : Simetris kanan-kiri, tidak ada serumen,

bersih.

g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak

ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada

pembesaran kelenjar getah bening.

h. Dada : Simetris : Simetris

Pembesaran payudara : Ada pembesaran

payudarakanan-kiri

Hiperpigmentasi : Hiperpigmentasi pada

Areola kanan-kiri

Papilla mammae : Menonjol

Keluaran : (-) / (-)

Kebersihan : Bersih

i. Perut :

Pembesaran : Pembesaran sesuai

usia kehamilan

Bekas luka operasi : Tidak ada

Linea : Linea Nigra ada

LineaAlba tidak ada

Striae : Tidak ada

Pembesaran lien/liver : Tidak ada

j. Anogenetalia : Vulva vagina warna : Tidak terkaji

Luka parut : Tidak terkaji

Oedema : Tidak terkaji

196
Varices : Tidak terkaji

Keluaran : Tidak terkaji

Kelainan : Tidak terkaji

Hemorrhoid : Tidak terkaji

Kebersihan : Bersih

k. Ekstremitas : Atas : Tangan simetris kuku pendek,

tidak oedema

Bawah : Kaki simetris, tidak oedema

(2) Palpasi

a. Leher

Pembesaran vena juguralis : Tidak ada pembesaran

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada pembesaran

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran

b. Dada

Benjolan / Tumor : Tidak ada kanan-kiri

Keluaran : Belum ada kolostrum kanan-kiri

Asesoriase mamae : Tidak ada kanan-kiri

c. Perut

Pembesaran liver : Tidak ada pembesaran

Leopold I : Bagian fundus uteri teraba lunak, bulat,

tidak melenting. (Bokong),

Leopold II : Teraba keras, panjang, seperti papan

sebelah kiri (punggung)

Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba bulat,

keras, melenting ( Kepala)

197
Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP

TFU : 32 cm (32-12)x155 = 3100 gram

d. Ekstremitas

Atas : Oedema : -/-

Turgor : Baik kanan/kiri

Bawah: Oedema : -/-

Turgor : Baik kanan/kiri

(3) Auskultasi

DJJ 134x/menit, kuat, teratur

Bising usus normal

(4) Perkusi

Perut : Tidak Kembung

Reflek Patella : +/+

3) Pemeriksaan Panggul luar

a. Distantin spinarum (DS) : tidak terkaji

b. Distantin cristarum (DC) : tidak terkaji

c. Baudeloque : tidak terkaji

d. Lingkar panggul : tidak terkaji

e. Kesan Panggul : normal

4) Pemeriksaan dalam (bila ada indikasi)

VT : terdapat lendir Ø : 7cm, eff 75%, ketuban jernih, Presentasi

kepala,denominator UUK, molase (0), penurunan HII Pemeriksaan

Penunjang

Darah : Hb 12,8 gr %

198
Golongan darah : O+

Urin : Protein urine : negatif

Reduksi urine : negatif

3. Analisa Data

Ny. I GIP0Ab0 umur kehamilan 38-39 minggu, janin tunggal hidup intra

uteri, presentasi kepala, keadaan ibu dan janin baik dengan inpartu kala

satu fase aktif.

199
CATATAN PERSALINAN PADA KALA I

Hari/Tanggal : Jumat, 07 Mei 2021 Pukul : 00.00 WIB


Subjektif Objektif Analisa Data Penatalaksanaan
Ibu Ibu datang ke bidan pukul 00.00 WIB Ny “I” 25 tahun Tanggal : 07 Mei 2022, Pukul : 00.10 WIB
mengatakan a. Pukul 00.00 WIB didapatkan hasil GIP0Ab0 UK 38- - Memberitahukan kepada ibu bahwa janin dan
perut terasa TD : 100/70 mmHg 39 minggu janin ibu dalam keadaan sehat, gerakan janin
kenceng- Suhu : 36,2oC tunggal, hidup, normal dan hasil pemeriksaan baik.
kenceng serta Nadi : 80x/menit intra uteri, E/ ibu mengerti dengan penjelasan tetang keadaan
keluar cairan RR : 18x/menit presentasi dirinya dan janinnya.
ketuban jam DJJ : 134x/menit kepala,keadaan ibu - Memberitahukan kepada ibu tentang
23.00 WIB His : 3x10” selama 35 detik dan janin baik persiapan persalian
dan VT : terdapat lendir, Ø : 7cm, eff dengan inpartu kala E/ ibu paham dan mengerti tentang penjelasan
mengatakan 75%, ketuban jernih, presentasi 1 fase aktif. yang diberikan
keluar lendir kepala, denominator UUK, molase - Menganjurkan kepada ibu untuk tidur miring
darah sejak (0), penurunan HII. kiri
tanggal 06 E/ ibu melakukan mobilisasi dengan tidur miring
Mei 2022 jam dan berjalan jalan di sekitar bed
22.00 WIB - Menganjurkan ibu untuk sedikit makan dan
banyak minum
E/ Ibu minum teh hangat dan air putih
- Mengajarkan teknik relaksasi dan pengaturan
nafas saat ada HIS/kontraksi.
E/ Ibu melakukannya dan mengatakan nyeri
sedikit berkurang.
- Mengobservasi kemajuan persalinan
E/ bidan melakukan pemeriksaan secara berkala

200
CATATAN PERSALINAN PADA KALA II

Hari/Tanggal : Jumat, 07 Mei 2021 Pukul : 01.00 WIB


Subjektif Objektif Analisa Data Penatalaksanaan
- Ibu 1. TD: 110/70 mmHg Ny “I” 25 tahun Tanggal : 07 Mei 2022, Pukul : 01.05 WIB
mengatakan N : 82x/menit GIP0Ab0 UK 38-39 - Melakukan asuhan persalinan.
perut terasa RR: 18x/menit minggu janin - Memberitahu ibu hasil pemerikasaan yang
semakin S: 36,4ºC tunggal, hidup, intra telah dilakukan bahwa hasil pemeriksaan
kenceng- 2. DJJ: Frekuensi (140x/menit) kuat uteri, presentasi pembukaan 10 cm, DJJ : 142x/ menit, kuat,
kenceng, (terdengar jelas) dan teratur. kepala, inpartu kala teratur.
sakit dan Punctum Maksimum: Di bawah II dengan keadaan E/ Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
ingin pusat sebelah kiri. ibu dan janin baik. - Menganjurkan dan membantu ibu untuk
meneran 3. VT : terdapat lendir, Ø 10 cm, eff memilih posisi meneran yang nyaman.
100%, ketuban pecah warna E/ Ibu memilih posisi miring.
jernih presentasi kepala, - Memberikan makanan atau minum yang
denominator UUK, molase (0), cukup pada ibu ketika tidak ada his.
penurunan H0. E/ Ibu meminum teh hangat
Minum: 3-4 gelas air teh hangat - Memberitahu ibu agar meneran saat ada
kontraksi dan beristirahat saat kontraksi reda.
E/ Ibu dapat melakukannya.
- Jika kepala bayi sudah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm. Lindungi perineum
dengan dengan satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala dan
lahirlah kepala.
- Memeriksa tidak ada lilitan tali pusat.
- Setelah kepala bayi melakukan putar paksi
luar, pegang secara bipariental, gerakkan

201
Subjektif Objektif Analisa Data Penatalaksanaan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul dibawah arkus pubis dan
gerakan kearah atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
E/ Melakukan tindakan dan lahirlah bahu depan
dan bahu belakang.
- Setelah itu lakukan penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan
kaki.
- Melakukan penilaian sepintas :bayi menangis
kuat, dan bayi bergerak aktif.
- Mengeringkan tubuh bayi dengan kain yang
diletakkan diatas perut ibu tanpa
menghilangkan verniks dan tanpa
mengeringkan bagian tangan.
- Mengganti kain basah pada bayi dengan kain
bersih dan kering.
- Memeriksa kembali uterus dan tidak ada bayi
lagi dalam uterus.

202
CATATAN PERSALINAN PADA KALA III
Hari/Tanggal : Jumat, 07 Mei 2021 Pukul : 01.30 WIB
Subjektif Objektif Analisa Data Penatalaksanaan
Ibu 1) TD: 110/70 mmHg Ny “I” 25 tahun Tanggal : 07 Mei 2022, Pukul : 09.35 WIB
mengatakan N: 80x/menit P1001 inpartu kala - Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin untuk
perutnya RR: 18x/menit III merangsang kontraksi uterus
terasa agak S: 36,7ºC - Memasang klem pada tali pusat kira-kira 3 cm dari pusat
mulas 2) Pukul : 01.30 WIB kemudian di klem kembali dengan jarak 2cm dari klem
BBL lahir normal, pertama.
menangis kuat, warna - Memotong tali pusat diantara 2 klem dengan melindungi
kulit kemerahan, gerak perut bayi.
aktif, BB 3200 gr, PB 49 - Mengikat tali pusat dengan benang tali pusat.
cm, JK laki-laki, AS : - Meletakkan bayi tengkurap di atas dada ibu untuk
menit 1 : 8-9 menit 5 : 9- melakukan IMD, kemudian selimuti ibu dan bayi dengan
10 kain hangat dan pasang topi dikepala bayi.
- Memindahkan klem berjarak 5-10 cm dari vulva.
- Menegangkan tali pusat sejajar lantai saat tali pusat
bertambah panjang dan tangan yang lain melakukan
dorongan dorsokranial di atas simfisis.
- Saat plasenta muncul di introitus vagina memegang
plasenta kemudian dipilin searah jarum jam sampai plasenta
dapat lahir seluruhnya.
- Lakukan masase uterus hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras)
- Mengecek kelengkapan plasenta kemudian meletakkannya
pada wadah yang sudah disediakan

203
CATATAN PERSALINAN PADA KALA IV

Hari/Tanggal : Jumat, 07 Mei 2021 Pukul : 01.40 WIB


Subjektif Objektif Analisa Data Penatalaksanaan
Ibu Plasenta lahir lengkap jam Ny. “I” usia 25 tahun Tanggal : 07 Mei 2022, Pukul : 09.45 WIB
mengatakan 01.40WIB P1001 kala IV dengan a. Mengecek ada laserasi atau robekan jalan lahir.
merasa lega Pemeriksaan Umum keadaan baik. Ada robekan derajat 1 yaitu pada mukosa vagina,
karena telah Keadaan umum : baik dan kulit perineum.
melalui Kesadaran: composmentis b. Melakukan penjahitan dengan anastesi .
proses a. TD :110/80 mmHg c. Memastikan uterus tetap berkontraksi dengan baik.
persalinan b. N :88x/menit Uterus keras dan berkonttraksi dengan baik.
dengan c. RR : 22x/mnt d. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan perdarahan
lancar. d. S : 36,5ºC pervaginam.
e. Kontraksi uterus: baik, uterus e. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase
teraba keras uterus dan penilaian kontraksi. Ibu melakukan
f. TFU :3 jari di bawah pusat. masase dengan cara memutar bagian fundus secara
g. Kandung kemih: kosong. melingkar dan uterus keras, berkontraksi dengan
h. Laserasi : derajat 1 pada baik.
perineum, dan dilakukan f. Evalusi dan estimasi perdarahan ±150 cc
tindakan heating dengan g. Mengobservasi kembali kontraksi uterus , tinggi
anastesi. fundus uteri dan perdarahan setiap 2-3 kali tiap 15
menit pertama, setiap 15 menit tiap jam pertama
pasca persalinan dan 20-30 menit pada jam ke 2
pasca persalinan.
h. Membersihkan ibu dan mengganti pakaian ibu yang
kotor diganti dengan yang bersihagar ibu merasa
nyaman.
i. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman. Ibu
merasa lega telah melalui proses persalinan dengan
aman dan lancar.

204
Subjektif Objektif Analisa Data Penatalaksanaan
j. Merendam semua peralatan dengan larutan klorin,
dan mencuci dengan sabun dan air mengalir,
membuang semua sampah medis dan non medis.
k. Mencuci tangan 6 langkah dengan sabun dan air
mengalir.
l. Melakukan dokumentasi/ melengkapi partograf.

205
3.3 Asuhan Kebidanan Pada BBL

1) Pengkajian

Tanggal : 07 Mei 2022

Pukul : 09.00 WIB

Tempat : klinik Ar rahman

(1) Data Subyektif

a. Biodata/Identitas

Nama bayi : By. Ny. I

Umur : 7 jam

Tanggal/jam lahir : 07 Mei 2022/ 01.30 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

(2) Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

a) Penilaian Selintas

Bayi menangis kuat, gerak aktif, bayi cukup bulan, bernafas

normal.

b) Pemeriksaan APGAR SCORE

Kriteria Menit ke 1 Menit ke 5


Denyut jantung 2 2
Usaha nafas 2 2
Tonus otot 1 2
Reflek 1 2
Warna kulit 2 1
8 9
c) Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

Keadaan : baik

Denyut Nadi : 110 x/menit

Pernafasan : 40x/menit

206
Suhu : 36.50C

Pemeriksaan Antopometri

Ukuran Kepala :-

Lingkar kepala : 35 cm(Normal)

Lingkar lengan : 10 cm

PB : 49 cm

BB : 3200 gram

b. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala : simetris, tidak ada benjolan, rambut terdapat

vernik, rambut hitam, tidak terdapat caput

sucsedanium dan tidak terdapat cepal

hematoma.

b) Mata : simetris (kanan/kiri), tidak odema

(kanan/kiri), conjungtiva merah muda

(kanan/kiri), sklera putih (kanan/kiri).

c) Hidung : simetris (kanan/kiri), tidak ada secret

(kanan/kiri), tidak ada polip (kanan/kiri),

terdapat lubang (kanan/kiri).

d) Telinga : simetris (kanan/kiri), tidak ada serumen

(kanan/kiri), terdapat tulang kartilago

(kanan/kiri), terdapat daun telinga

(kanan/kiri).

e) Mulut : simetris, bibir lembab, berwarna merah

muda, tidak terdapat bibir sumbing

207
labioskisis, palatoskisis ataupun labia

palatoskisis.

f) Leher : pendek berlemak, tidak ada pembesaran

kelenjar thyroid, vena jugularis atau pun

kelenjar limfe.

g) Dada : simetris, terdapat puting susu (kanan/kiri),

tidak ada pernafasan retraksi dada, ronki dan

weshing (-/-).

h) Perut : simetris, datar, tidak kembung, tidak terdapat

infeksi pada tali pusat, tali pusat basah.

i) Punggung : simetris, tidak ada skoliosis, lordosis, dan

kifosis.

j) Anogenetalia : skrotum sudah turun

k) Ekstremitas atas dan bawah: normal, gerak aktif (kanan/kiri),

tidak ada kelainan polidaktili, sindaktili maupun brakidaktili.

c. Pemeriksaan Reflek

Reflek Moro :+

Reflek Rooting :+

Reflek Sucking :+

Reflek Swallowing :+

Reflek Galans :+

Reflek Palmar :+

Reflek Babinski :+

INTERPRETASI DATA DASAR :

208
DATA SUBYEKTIF :

Ibu mengatakan bayi mau minum ASI secara baik

DATA OBYEKTIF :

Keadaan : baik

Denyut Nadi : 110 x/menit

Pernafasan : 40x/menit

Suhu : 36.50C

Lingkar kepala : 35 cm(Normal)

Lingkar lengan : 10 cm

PB : 49 cm

BB : 3200 gram

(3) Analisa data

By. Ny.”I” BBL Normal usia 7 jam dengan kondisi bayi baik,

menetek dengan cukup.

(4) Penatalaksanaan

Tanggal : 07 Mei 2022 Pukul: 09.30 WIB

Jam Penatalaksanaan
09.00 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada  Ibu mengerti dengan
WIB ibu, bahwa keadaan umum bayinya saat keadaan bayinya saat
ini baik. ini.

09.05 Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan  Ibu mengerti dan bayi
WIB memakaikan gurita,baju,popok,sarung telah dibedong
tangan/kaki,bedong dan topi

09.10 Menganjurkan ibu supaya menjemur  Ibu mengerti dan bias


WIB bayinya setiap pagi agar bayi tidak melakukannya
kuning.

09.15 Mengajari cara merawat tali pusat yang  Ibu mengerti dan bias
WIB benar melakukannya

209
Jam Penatalaksanaan
09.20 Menganjurkan ASI eksklusif diberikan  Ibu mengerti yang
WIB sampai 6 bulan tanpa pendamping ASI disampaikan

09.25 Menganjurkan ibu agar memberi ASI  Ibu mengerti yang


WIB setiap 2 jam sekali dan jika bayinya disampaikan
tidur di bangunkan tidak apa-apa

09.30 Memberi penjelasan (KIE) tentang  Ibu mengerti yang


WIB tanda-tanda bahaya BBL dan disampaikan
menganjurkan kontrol ke bidan dengan 
tanggal yang sudah ditentukan dan
datang ke bidan sewaktu-waktu jika
ada keluhan

210
Follow up Neonatus ke-1 (KN 1)

Tanggal 07 Mei 2022 Jam: 09.30 WIB

Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan


- Pemeriksaan Umum: By. Ny I usia 1) 09.40 WIB
1) Kesadaran: 7 jam Menjelaskan hasil
Composmentis dengan BBL pemeriksaan pada ibu,
2) Suhu: 36,50C normal bahwa keadaan umum
3) Nadi: 110x/menit bayinya saat ini baik,
4) RR: 40 x/menit ibu mengerti dengan
5) Berat badan: 3200 keadaan bayinya saat
gram ini.
6) Panjang badan: 49 (ibu mengerti)
cm 2) 09.45 WIB
7) LILA: 10 cm Memberikan penjelasan
Pemeriksaan Fisik: (KIE) tentang ASI
1) Kepala: tidak ada Eksklusif .
benjolan (Ibu mengerti)
2) Mata:konjungtiva 3) 09.50 WIB
merah muda ka/ki, Menjaga kehangatan
sklera putih ka/ki, bayi dengan memakai
tidak ada keluaran, kan gurita, baju, popok,
reflek pupil (+/+). sarung tangan/ kaki,
3) Hidung:tidak ada bedong dan topi.
sekret ka/ki, tidak (Bayi sudah rapi)
ada cuping hidung 4) 09.55 WIB
berlebih ka/ki. Menganjurkan pada ibu
4) Telinga: tidak ada untuk menjemur bayinya
serumen ka/ki setiap pagi hari (waktu
5) Mulut: bersih, menjemur yang ideal
berwarna merah jam 07.00WIB hingga
muda dan lembab. jam 08.30 WIB) dengan
6) Leher: tidak ada jarak waktu 5-15 menit
pembengkakan agar bayi tidak kuning.
pada vena jugularis (Ibu bersedia)
dan kelenjar tyroid. 5) 10.00 WIB
7) Dada: tidak ada Menganjurkan pada ibu
retraksi dada untuk menyusui bayinya
berlebih, tidak ada sesering mungkin.
ronkhi dan tidak (Ibu mengerti).
ada wheezing 6) 10.05 WIB
8) Perut: tali pusat Menyarankan ibu untuk
belum lepas. rutin kontrol.
9) Genetalia: skrotum (Ibu bersedia).
sudah turun, anus
berlubang,
BAK/BAB (+/+)

211
Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
10)Ektremitas atas
dan bawah tidak
ada kelainan.

212
Follow up Neonatus ke-2 (KN-2)
Tanggal 10 Mei 2022 Jam 16.30 WIB Tempat di klinik ar-rahman
Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
- Pemeriksaan Umum : By. Ny I usia 4 hari 1) 16.35 WIB
1) Kesadaran: Composmentis dengan BBL normal Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu,
2) Suhu: 36,2 C 0
bahwa keadaan umum bayinya saat ini
3) HR: 116 x/menit baik.
4) RR: 40x/menit 2) 16.40 WIB
5) Berat badan: 3200 gram Menjaga kehangatan bayi dengan
6) Panjang badan: 49 cm memakaikan bayi baju, topi, sarung
7) LILA: 10 cm tangan dan kaki, dan di bedong.
8) Menyusu: +/+ (Ibu bersedia).
9) Lingkar kepala : 35 cm 3) 16.45 WIB
Pemeriksaan Fisik : Menganjurkan ibu untuk segera
1) Kepala: tidak ada benjolan. mengganti popok yang basah untuk
2) Mata:konjungtiva merah muda kanan/kiri menghindari bayi hipotermi.
3) Hidung:tidak ada sekret kanan/kiri (Ibu mengerti penjelasan yang di
4) Telinga: tidak ada serumen kanan/kiri sampaikan).
5) Mulut:berwarna merah muda dan lembab. 4) 16.50 WIB
6) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar Menjelaskan pada ibu untuk memberikan
tyiroid, vena jugularis atau kelenjar limfe ASI saja (ASI eksklusif) tanpa makanan
7) Dada: tidak ada retraksi dada berlebih tidak dan minuman tambahan lain pada bayi
ada ronkhi dan tidak ada weezing. berumur nol sampai enam bulan. Bahkan
8) Perut: tidak kembung, tali pusat sudah air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
lepas eksklusif ini.
9) Anogenetalia: bersih, BAK/BAB (+/+) 5) 16.55 WIB
10) Ektremitas atas dan bawah: gerak aktif Menganjurkan pada ibu untuk menjemur
kanan/kiri bayinya setiap pagi hari (waktu menjemur
yang ideal jam 07.00WIB hingga jam

213
Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
08.30 WIB) dengan jarak waktu 5-15
menit agar bayi tidak kuning.
(Ibu bersedia)
6) 17.00 WIB
Membuat kesepakatan dengan ibu untuk
jadwal kunjungan ulang untuk imunisasi
selanjutnya atau jika sewaktu-waktu ada
keluhan.
(Ibu bersedia).

214
Follow up Neonatus ke-3 (KN-3)
Tanggal 14 Mei 2022 Jam 09.30 WIB Tempat di klinik ar rahman
Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
- Pemeriksaan Umum : By. Ny I usia 8 hari 1) 09.40 WIB
1) Kesadaran: Composmentis dengan BBL normal Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu,
2) Suhu: 36,3 C 0
bahwa keadaan umum bayinya saat ini
3) HR: 112 x/menit baik.
4) RR: 40x/menit 2) 09.45 WIB
5) Berat badan: 3400 gram Menjaga kehangatan bayi dengan
6) Panjang badan: 49 cm memakaikan bayi baju, topi, sarung
7) LILA: 10cm tangan dan kaki, dan di bedong.
8) Menyusu: +/+ (Ibu bersedia).
9) Lingkar kepala : 35 cm 3) 10.00 WIB
Pemeriksaan Fisik : Menganjurkan ibu untuk segera
1) Kepala: tidak ada benjolan. mengganti popok yang basah untuk
2) Mata:konjungtiva merah muda kanan/kiri menghindari bayi hipotermi.
3) Hidung:tidak ada sekret kanan/kiri (Ibu mengerti penjelasan yang di
4) Telinga: tidak ada serumen kanan/kiri sampaikan).
5) Mulut:berwarna merah muda dan lembab. 4) 10.05 WIB
6) Leher: tidak ada pembesaran kelenjar Menjelaskan pada ibu untuk memberikan
tyiroid, vena jugularis atau kelenjar limfe ASI saja (ASI eksklusif) tanpa makanan
7) Dada: tidak ada retraksi dada berlebih dan minuman tambahan lain pada bayi
tidak ada ronkhi dan tidak ada weezing. berumur nol sampai enam bulan. Bahkan
8) Perut: tidak kembung, tali pusat sudah air putih tidak diberikan dalam tahap ASI
lepas eksklusif ini.
9) Anogenetalia: bersih, BAK/BAB (+/+) (Ibu Mengerti)
10) Ektremitas atas dan bawah: gerak aktif 5) 10.15 WIB
kanan/kiri Membuat kesepakatan dengan ibu untuk
jadwal kunjungan ulang untuk imunisasi

215
Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
selanjutnya atau jika sewaktu-waktu ada
keluhan.
(Ibu bersedia).

216
3.4 Asuhan Kebidanan pada Nifas

1. Tanggal pengkajian : 07 Mei 2022

Pukul : 09.00 WIB

Tempat : Klinik ar-rahman

(1) Data Subyektif

a. Biodata/ Identitas

Nama Ibu : Ny.I Nama Suami : Tn. D

Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa :Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Penghasilan : Tidak dikaji Penghasilan : Tidak dikaji

Alamat : Ngayunan Barat, Kedungringin, Kecamatan Beji

Kabupaten Pasuruan

b. Keluhan utama

Ibu mengatakan nyeri luka jahitan perinium

c. Riwayat Persalinan Sekarang

Ibu melahirkan pada tanggal 07 Mei 2022 Jam 01.30 WIB secara

normal, jenis kelamin prempuan, BB : 3200 gr PB : 49 cm, anus

(+), kelainan (-).

d. Latar Belakang Budaya dan Dukungan Keluarga

a) Kebiasaan / upacara adat istiadat saat hamil: Tidak Ada

b) Kebiasaan keluarga yang menghambat: Tidak ada

217
c) Kebiasaan keluarga yang menunjang: Menganjurkan ibu

makan makanan begizi dan tidak boleh tarak.

d) Dukungan dari suami: Mengantar periksa dan memberi

perhatian

e) Dukungan dari keluarga yang lain: Menemani ibu dan

membantu ibu merawat bayinya.

e. Pola Kebiasaan sehari-hari

a) Pola Nutrisi

Selama Hamil

Makan : ± 3 x/hari, 1 centong nasi putih, lauk pauk: telur,

tempe, tahu, ayam/daging/ikan, sop/ sayur bening

/sayur asam/sayur santan.

Minum : minum air putih ± 10 gelas/hari.

Masalah : Tidak ada.

Setelah Melahirkan

Makan : ± 3x, 1 centong nasi putih, lauk pauk: telur, tempe,

tahu/bakwan, ayam/daging/ikan, sop/sayur bening.

Minum : minum air putih ± 7 gelas.

Masalah : Tidak ada.

b) Pola Eliminasi

BAK : ± 3 kali

BAB : belum bisa BAB

Masalah : belum bisa BAB

c) Pola Aktivitas

Ibu merawat bayinya

218
Masalah : Tidak ada.

d) Pola Istirahat

Selama Hamil

Siang : Jam 12.00-13.00 WIB (± 1 1/2 jam)

Malam : Jam 22.00-05.00 WIB (± 7 jam)

Masalah : Tidak ada.

Setelah melahirkan

Siang : 14.00-15.00 WIB (±1 jam)

Malam : Jam 22.00 – 05.00 WIB (± 7 jam )

Masalah : Tidak ada.

f. Sistem Psikososial

1) Fase taking in

Ibu masih tidak nyaman dengan nyeri bekas jahitan

2) Fase taking hold

3) Fase letting go

4) Fase post partum blues

-
(2) Data Obyektif

a. Pemeriksaan umum

a) Kesadaran : Composmentis

b) Tekanan darah : 100/70 mmHg

c) Nadi : 80x/menit

d) RR : 20x/menit

219
e) Suhu : 36,6 oC

f) BB (hamil) : 58 kg (sekarang) : 53 kg

g) Penurunan BB setelah melahirkan: 5 kg.

b. PemeriksaanKhusus

1) Inspeksi

(a) Kepala

Muka : Tidak pucat, tidak kuning, tidak

terdapat edema

Mata : Konjungtiva merah muda, sklera

putih

(b) Dada

Simetris : Simetris kanan kiri

Pembesaran payudara : Ada pembesaran payudara kanan

kiri

Papilla mammae : Menonjol

Keluaran : Kolostrum +/+

Kebersihan : Bersih

(c) Perut

Pembesaran : 2 jari di bawah pusat

Bekas luka operasi : Tidak ada

Pembesaran lien/liver : Tidak ada

(d) Anogenetalia

Vulva vagina warna : Merah muda

Luka parut : Tidak ada

220
Oedema : Tidak ada

Varices : Tidak ada

Keluaran : Lochea rubra ± 40 cc

Kelainan : Tidak ada

Hemorhoid : Tidak ada

Kebersihan : Bersih

(e) Ekstremitas

Oedema : Tidak ada

Varices : Tidak ada

2) Palpasi

(a) Dada

Benjolan/ Tumor : Tidak ada

Keluaran : Kolostrum+/+

Asesoriasemamae : Tidak ada

(b) Perut

Pembesaran liver : Tidak ada pembesaran

TFU : 2 jari di bawah pusat

Kontraksi Uterus : Baik

(c) Ekstremitas

Atas : Oedema : -/-

Turgor : Baik

Bawah : Oedema : -/-

Turgor : Baik

221
INTERPRETASI DATA DASAR:

DATA SUBYEKTIF : Ibu mengatakan setelah melahirkan anak ke 3,

ibu mengeluh nyeri luka jahitan perinium.

DATA OBYEKTIF

a) Kesadaran : Composmentis

b) Tekanan darah : 100/70 mmHg

c) Nadi : 80x/menit

d) RR : 20x/menit

e) Suhu : 36,6 oC

f) BB (hamil) : 58 kg (sekarang): 53 kg

g) Penurunan BB setelah melahirkan: 5 kg.

(3) Analisis Data

Ny. I P1001 Post Partum Normal dengan nyeri luka jahitan perinium

(4) Penatalaksanaan

Jam Penatalaksanan Evaluasi


09.35 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu  Ibu mengerti
WIB bahwa keadaan umum ibu baik, tidak penjelasan bidan
terjadi pendarahan TTV dalam batas
normal TFU 2 jari bawah pusat,
kontraksi baik
09.45 Menjelaskan pada ibu pentingnya ASI  Ibu mengerti
WIB Eksklusif dan manfaatnya bagi tumbuh penjelasan
kembang bayi petugas
09.50 Menganjurkan pada ibu untuk menyusui  Ibu bersedia
WIB bayinya sesering mungkin minimal 2 melakukan
jam sekali (ketika bayi tidur di anjuran bidan
bangunkan)
09.55 Menganjurkan ibu untuk menjemur  Ibu paham
WIB bayinya pada pagi hari selama 30 menit
dengan
untuk mencegah bayi kuning penjelasan bidan
10.20 Menganjurkan ibu supaya melakukan  Ibu mengerti
WIB mobilisasi dengan
penjelasan bidan
10.25 Menganjurkan ibu agar tidak tarak  Ibu mengerti

222
WIB makan dengan
penjelasan bidan
10.30 Menganjurkan ibu untuk kontrol atau  Ibu mengerti dan
WIB saat ada keluhan segera periksa bersedia kontrol
ulang

223
Follow Up Post Partum ke-1 (KF-1)
Tempat/
No Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
Tanggal
1. Di klinik Ar- Ibu Pemeriksaan Umum Ny. I P1001 1. 09.40 WIB
rahman mengatakan Kesadaran: Composmentis 7 jam post Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
Kunjungan nyeri luka TD: 100/70 mmHg partum ibu bahwa keadaan umum ibu baik.
ke-1 (KF-1) jahitan N:80x/menit dengan nyeri (Ibu mengerti penjelasan yang di
perinium R: 20x/menit luka jahitan sampaikan).
07 Mei2022 S: 36,6°C 2. 09.45 WIB
Jam 09.30 BB: 53 kg Menganjurkan ibu supaya
WIB melakukan mobilisasi
Pemeriksaan fisik (Ibu memahami penjelasan yang
 Mata: Conjungtiva merah muda disampaikan).
ka/ki 3. 10.00 WIB
 Payudara: ASI keluar ka/ki, Menganjurkan ibu untuk
tidak ada benjolan ka/ki rajin membersihkan genetalia
 Abdomen: TFU 3 jari dibawah dengan sabun
pusat simpisis (Ibu memahami penjelasan yang
 Kandung kemih kosong, tidak disampaikan).
ada nyeri tekan, kontraksi baik. 4. 10.05 WIB
 Genetalia: terdapat pengeluaran Menganjurkan ibu untuk tidak tarak
lochea rubra 10 cc, ada luka makan, ibu harus makan makanan
jahitan. yang bergizi seimbang antara lain
 Ekstermitas: tidak ada oedema nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan
pada ekstermitas bawah ka/ki ditambah segelas susu.
(Ibu mengerti dan dapat
mempraktikkan di rumah).
5. 10.15 WIB
Menjelaskan pada ibu tentang tanda
bahaya dalam masa nifas, antara

224
Tempat/
No Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
Tanggal
lain: Demam, Payudara bengkak,
Pendarahan, Lokea berbau
(Ibu mengerti dan paham penjelasan
petugas).
6. 10.20 WIB
Menganjurkan pada ibu tentang
kebersihan diri dan organ
kemaluannya, yaitu mandi 2x sehari,
dan cebok dari arah depan ke
belakang, serta ganti softex setiap
habis BAB maupun BAK, (Ibu
memahami penjelasan yang
disampaikan).
7. 10.25 WIB
Menganjurkan ibu untuk banyak
minum air putih min 12 gelas/ hari.
(Ibu akan sering minum air putih)
8. 10.30 WIB
Menganjurkan ibu untuk Kontrol
dan segera periksa apabila ada
keluhan.
(Ibu akan Kontrol ulang jika ada
keluhan).
9. 10.35 WIB
Memotivasi dan memberikan
konseling KB Implan pada ibu.
(Ibu mengerti dan akan
mendiskusikan dengan keluarga )

225
Follow Up Post Partum ke-2 (KF-2)

Tempat/
No Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
Tanggal
1. Di klinik Ar- Ibu Pemeriksaan Umum Ny. I P1001 1. 16.35 WIB
rahman mengatakan Kesadaran: Composmentis Hari ke 4 Post Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
Kunjungan tidak ada TD: 100/70 mmHg Partum ibu bahwa keadaan umum ibu baik.
ke-2 (KF-2) keluhan N:78x/menit dengan tidak (Ibu mengerti penjelasan yang di
R: 18x/menit ada keluhan sampaikan).
10 Mei 2022 S: 36,2°C 2. 16.40 WIB
Jam 16.30 BB: 53 kg Menganjurkan ibu untuk tidak
WIB melakukan “senden” saat tidur.
Pemeriksaan fisik (Ibu memahami penjelasan yang
Mata: Conjungtiva merah muda disampaikan).
ka/ki 3. 16.45 WIB
Payudara: ASI keluar ka/ki, tidak Menganjurkan ibu untuk
ada benjolan ka/ki mengganjal kakinya agar tidak
Abdomen: TFU 3 jari di atas menggantung saat duduk.
sympisis (Ibu memahami penjelasan yang
Kandung kemih kosong, tidak ada disampaikan).
nyeri tekan, kontraksi baik. 4. 16.50 WIB
Genetalia: terdapat pengeluaran Menganjurkan ibu untuk tidak tarak
lochea Sanguinolenta 10 cc, ada makan, ibu harus makan makanan
luka jahitan. yang bergizi seimbang antara lain
Ekstermitas: tidak ada oedema pada nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan
ekstermitas bawah ka/ki ditambah segelas susu.
(Ibu mengerti dan dapat
mempraktikkan di rumah).
5. 16.55 WIB
Menjelaskan pada ibu tentang tanda

226
Tempat/
No Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
Tanggal
bahaya dalam masa nifas, antara
lain: Demam, Payudara bengkak,
Pendarahan, Lokea berbau
(Ibu mengerti dan paham penjelasan
petugas).
6. 17.00 WIB
Menganjurkan pada ibu tentang
kebersihan diri dan organ
kemaluannya, yaitu mandi 2x sehari,
dan cebok dari arah depan ke
belakang, serta ganti softex setiap
habis BAB maupun BAK, (Ibu
memahami penjelasan yang
disampaikan).
7. 17.05 WIB
Menganjurkan ibu untuk banyak
minum air putih min 12 gelas/ hari.
(Ibu akan sering minum air putih)
8. 17.10 WIB
Menganjurkan ibu untuk Kontrol
dan segera periksa apabila ada
keluhan.
(Ibu akan Kontrol ulang jika ada
keluhan).
9. 17.15 WIB
Memotivasi dan memberikan
konseling KB pada ibu.
(Ibu mengerti dan mau untuk KB)

227
Follow Up Post Partum ke-3 (KF-3)

Tempat/
No Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
Tanggal
1. Di klinik ar- Ibu Pemeriksaan Umum Ny. I P1001 1. 09.40 WIB
rahman mengatakan Kesadaran: Composmentis Hari ke 8 Menjelaskan hasil pemeriksaan pada
Kunjungan tidak ada TD: 110/70 mmHg dengan tidak ibu bahwa keadaan umum ibu baik.
ke-3 (KF-3) keluhan N:80x/menit ada keluhan (Ibu mengerti penjelasan yang di
R: 20x/menit sampaikan).
14 Mei 2022 S: 36,3°C 2. 09.15 WIB
Jam 09.30 BB: 53 kg Menganjurkan ibu untuk tidak
WIB melakukan “senden” saat tidur.
Pemeriksaan fisik (Ibu memahami penjelasan yang
 Mata: Conjungtiva merah muda disampaikan).
ka/ki 3. 09.50 WIB
 Payudara: ASI keluar ka/ki, tidak Menganjurkan ibu untuk
ada benjolan ka/ki mengganjal kakinya agar tidak
 Abdomen: TFU Tidak teraba menggantung saat duduk.
 Kandung kemih kosong, tidak (Ibu memahami penjelasan yang
ada nyeri tekan, kontraksi baik. disampaikan).
 Genetalia: terdapat pengeluaran 4. 09.55 WIB
lochea Sanguinolenta 5cc, ada Menganjurkan ibu untuk tidak tarak
luka jahitan. makan, ibu harus makan makanan
 Ekstermitas: tidak ada oedema yang bergizi seimbang antara lain
pada ekstermitas bawah ka/ki nasi, sayur-sayuran, lauk pauk dan
ditambah segelas susu.
(Ibu mengerti dan dapat
mempraktikkan di rumah).
5. 10.05 WIB
Menjelaskan pada ibu tentang tanda

228
Tempat/
No Subyektif Obyektif Analisis Data Penatalaksanaan
Tanggal
bahaya dalam masa nifas, antara
lain: Demam, Payudara bengkak,
Pendarahan, Lokea berbau
(Ibu mengerti dan paham penjelasan
petugas).
6. 10.10 WIB
Menganjurkan pada ibu tentang
kebersihan diri dan organ
kemaluannya, yaitu mandi 2x sehari,
dan cebok dari arah depan ke
belakang, serta ganti softex setiap
habis BAB maupun BAK, (Ibu
memahami penjelasan yang
disampaikan).
7. 10.15 WIB
Menganjurkan ibu untuk banyak
minum air putih min 12 gelas/ hari.
(Ibu akan sering minum air putih)
8. 10.20 WIB
Menganjurkan ibu untuk Kontrol
dan segera periksa apabila ada
keluhan.
(Ibu akan Kontrol ulang jika ada
keluhan).
10. 10.25 WIB
Memotivasi dan memberikan
konseling KB imlan pada ibu.
(Ibu mengerti dan mau untuk KB)

229
3.5 Asuhan kebidanan pada KB

Tanggal : 16 Juni 2022

Pukul : 09.00 WIB

Tempat : klinik ar-rahman

Oleh : Naila ahfa faizah (2182B1088)

3.5.1 Pengkajian

1) DATA OBYEKTIF

(1) Identitas

Nama Ibu : Ny.I Nama Suami : Tn. D

Umur : 25 tahun Umur : 26 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku / Bangsa :Jawa/Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMU Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta

Penghasilan : Tidak dikaji Penghasilan : Tidak dikaji

Alamat : Ngayunan Barat, Kedungringin, Kecamatan Beji Kota

Sidoarjo.

(2) Keluhan utama

Ibu mengatakan tidak ada keluhan

(3) Alasan kunjungan saat ini

Ibu mengatakan ingin konsultasi KB

(4) Riwayat menstruasi

a. Siklus haid : Teratur, 28-30 hari

b. Lama : 5-6 hari

230
c. Karakteristik : merah, encer, tidak berbau

(5) Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Nifas Anak


Suami Me-
No Bp/ H/ KB Ket
Ke Umur Penyulit Penolog Jenis Tempat Penyulit Penyulit Seks nyusu
Pb M
i
1. 1 38-39 - bidan normal PMB - - L 3200/ ya H suntik
minggu 49

(6) Pola makan dan minum

a. Makan : 3-4 x sehari (nasi, sayur, lauk), porsi sedang,

Menu : nasi, sayur, lauk

b. Minum : 7 gelas/ hari (air putih)

c. Perubahan yang dialami : nafsu makan meningkat

(7) Pola aktifitas

a. Istirahat : Melihat TV

b. Tidur :8 jam/hr (malam :22.00- 05.00WIB),

(siang:12.00- 13.00WIB)

c. Seksualitas :-

d. Aktivitas : pekerjaan rumah tangga dan merawat anak

(8) Pola eliminasi

a. BAB : 1x/hari (konsistensi lembek, warna kuning, bau

khas, keluhan : tidak ada)

b. BAK : 3x/hari (warna kuning jernih, bau khas,

keluhan:tidak ada)

(9) Riwayat KB

a. Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak pernah

231
b. Rencana kontrasepsi yang akan digunakan : suntik KB 3 bulan

(10) Riwayat penyakit yang sedang diderita

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit

(11) Riwayat penyakit yang lalu

Ibu dan suami mengatakan bahwa tidak pernah sakit parah seperti

kanker.

(12) Riwayat penyakit keturunan

Ibu dan suami mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit

dalam keluarganya, seperti infertilitas, kehamilan ganda

(kembar),hipertensi,jantung dan diabetes melitus.

(13) Perilaku kesehatan

a. Minum alcohol/ obat-obatan : tidak pernah

b. Jamu yang sering digunakan : tidak pernah

c. Merokok, makan sirih, kopi : tidak pernah

d. Ganti pakaian dalam : 2x sehari

(14) Kepercayaan / adat istiadat / spiritual

Ibu tidak pantang terhadap pemakaian metode KB apapun.

2) DATA OBYEKTIF

(1) Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Keadaan emosional : stabil

d. TD : 110 /70 mmHg

e. Suhu tubuh : 36,5 oC

232
f. Denyut nadi : 88 x/ mnt

g. Pernafasan : 18 x/ mnt

h. TB : 156 cm

i. BB : 50 kg

(2) Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

a) Kepala

Warna rambut hitam, tidak ada benjolan, rambut bersih.

b) Muka

Simetris, tidak pucat.

c) Mata

Simetris, Kelopak mata tidak oedema, Konjungtiva berwarna

merah muda, Sklera berwarna putih

d) Hidung

Simetris, tidak ada sekret

e) Mulut dan gigi

Lidah : bersih, tidak stomatitis, Gigi : tidak karies.

f) Telinga

Simetris, tidak ada serumen.

g) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis.

h) Aksila

Tidak ada pembesaran kelenjar limfe.

i) Dada

233
Payudara Simetris, Papilla mammae menonjol, tidak ada

benjolan, ada pengeluaran ASI, tidak ada bendungan ASI, tidak

ada luka / mastitis.

j) Abdomen

Tidak ada pembesaran, tidak ada bekas luka SC.

k) Ekstrimitas

Atas dan bawah : Simetris, tidak ada oedema, tidak ada varices.

l) Anogenital

Tidak terkaji.

b. Palpasi

a) Payudara : tidak ada pembesaran

b) Abdomen : tidak ada pembesaran

c) Reflek patella : +/+

(3) Pemeriksaan Dalam

Tidak dilakukan

(4) Pemeriksaan Laboratorium

Tidak dilakukan

3.5.2 Interpretasi data dasar

S : Ibu mengatakan ingin menggunakan KB Implan yang tidak

mempengaruhi ASI

O : Keadaan umum: Composmentis

TD : 110/70 mmHg

S : 36,5oC

N : 88x/menit

234
RR : 18x/menit

BB : 50 kg

TB : 156 cm
A : Ny. “I” akseptor KB Suntik 3 Bulan

P : - Jelaskan pada ibu tentang faktor resiko jika ibu hamil lagi

- Manfaat Pengunaan KB

- Efek samping selama mengunakan KB

- Jadwal kunjungan Kontrol kembali KB suntik 3 bulan.

3.5.3 EVALUASI

S : Ibu dan suami mengatakan mengerti tentang penjelasan yang

diberikan

O : Ibu dan suami sangat kooperatif dan dapat mengulangi penjelasan

yang diberikan.

A : Ny”I” Calon Akseptor KB Suntik 3 Bulan

P : - ibu dan suami mengerti factor resiko jika ibu hamil lagi

- ibu dan suami mengerti manfaat KB

- ibu dan suami mengerti efek samping selama menggunakan KB

- ibu mengerti jadwal kunjungan Kontrol kembali KB Suntik 3 Bulan

235
BAB 4

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang tinjauan teori dan tinjauan

kasus selama asuhan kebidanan pada Ny. “I” usia 25 tahun GIP20Ab0 UK 38-39

minggu sampai dengan KB, di dapatkan hasil sebagai berikut:

4.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Dari hasil asuhan Antenatal Care yang telah dilakukan dapat

diperoleh analisa sebagai berikut:

1. Hipermesis Gravidarum

Pada tanggal 06 Oktober 2021 pukul 16.30 WIB penulis

melakukan kunjungan yang Pertama pada Ny. “I” dan didapatkan mual

dan muntah 3 kali/hari dari anamnesa Ny. “I”. Intervensi atau asuhan

yang di berikan yaitu dengan memberikan KIE tentang Nutrisi ibu hamil

dengan perbanyak sayur dengan cara makan porsi sedikit-sedikit tapi

sering. Kurangnya asupan nutrisi ibu hamil dapat mempengaruhi tumbuh

kembang janin dalam kandungan, maka oleh karena itu ibu hamil

diwajibkan mengkonsumsi nutrisi yang seimbang dan mengkonsumsi

vitamin serta tablet Fe satu hari sekali untuk mencegah terjadinya anemia.

Kunjungan ke dua pada tanggal 16 Oktober 2021 pukul 17.00

WIB penulis melakukan evaluasi hyperemesis gravidarum pada Ny. “I”,

keluhan mual dan muntah sering, ibu hamil dianjurkan untuk ke RS

konsultasi dengan dr. Specialis Kandungan agar mendapatkan terapi

236
cairan infus dalam memenuhi kebutuhan cairan elektrolit serta nutrisi

yang diperlukan oleh ibu hamil.

Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

atau tidak terkendali selama masa hamil. Mual dan muntah yang

membahayakan ini berbeda dari morning sickness normal yang umum

dialami ibu hamil karena intensitasnya melebihi muntah normal dan

berlangsung selama Trimester I kehamilan yang menyebabkan dehidrasi,

ketidakseimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat

badan. Dehidrasi menyebabkan hipovolemia yang dimanifestasikan

sebagai hipotensi, takikardi, peningkatan hematocrit, serta penurunan

produksi urin. Vomitus menyebabkan penurunan cairan asam lambung

juga kandungan alkalin dari bagian saluran cerna yang lebih dalam. Hal

ini menyebabkan terjadinya asidosis metabolik. Defisiensi nutrisi

menyebabkan hipoproteinemia dan hipovitaminosis. Ikterik dan hemoragi

akibat defisiensi vitamin C dan B-kompleks menyebabkan perdarahan

dari permukaan mukosa. Pada kasus-kasus yang ekstrem ini, embrio dan

janin dapat mati dan ibu dapat meninggal akibat perubahan metabolik

yang menetap. (Yanti, 2017:106)

Pada kunjungan ke tiga pada tanggal 05 Januari 2022 pukul 16.50

WIB ibu mengatakan tidak ada keluhan, dan pada kunjungan ke lima

pada tanggal 26 April 2022 pukul 16.35 WIB ibu mengatakan tidak ada

keluhan.

Pada kunjungan ke enam pada tanggal 02 Mei 2022 pukul 16.05

WIB ibu mengatakan terdapat keputihan pada jalan lahir terasa gatal dan

237
berwarna putih susu, ibu hamil disarankan agar menjaga Personal Hygine,

menganti celana dalam sesering mungkin saat basah/lembab, serta tidak

boleh menggunakan sabun pembersih vagina agar tidak terjadi infeksi

jamur.

Selama hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman

berubah dari 4 menjadi 6,5. Rentan terhadap infeksi jamur maka ibu hamil

dianjurkan agar personal hygine menjaga vagina tetap kering. (Nugroho

dkk, 2018:201)

Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan

antara fakta dan teori.

2. Kenceng-Kenceng

Pada kunjungan ke tujuh tanggal 07 Mei 2022 pukul 00.00 WIB

Ny. “I”, mengeluh kenceng – kenceng sering.

Bulan terakhir kehamilan biasanya kontraksi sangat jarang dan

meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan. Hal ini erat

kaitannya dengan jumlah peningkatan reseptor oksitosin dan gap junction

diantara sel-sel myometrium. Pada saat ini kontraksi akan terjadi setiap 10

sampai 20 menit, dan pada akhir kehamilan kontraksi ini akan

menyebabkan rasa tidak nyaman dan dianggap sebagai persalinan palsu.

(Sarwono, 2018:177).

Kadar progesteron yang turun akan menyebabkan kekejangan

pembuluh darah sehingga menimbulkan kontraksi otot. (Nurhayati

2018:92)

238
Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya kesenjangan

antara fakta dan teori.

4.2 Asuhan Kebidanan pada Masa Bersalin

Dari hasil Intra Natal Care yang telah dilakukan, dapat diperoleh

pembahasan masalah antara teori dan fakta sebagai berikut :

1) Kencena-kenceng dan keluar lendir darah

Ny.”I” datang ke klinik ar-rahman pada tanggal 07 Mei 2022 pukul

00.00 WIB dengan keluhan menjelang persalinan yaitu kenceng-kenceng

dan keluar lendir bercampur darah sejak tanggal 06 Mei 2022 pukul 22.00

WIB serta keluar air ketuban berwarnah jernih pada tanggal 06 Mei 2022

jam 23.00 WIB. Hal ini fisiologis pada ibu bersalin sesuai dengan

pendapat Dartiwen, (2018:6) Tanda awal melahirkan adalah

mengejangnya Rahim/kontraksi, kontraksi tersebut beriram, teratur dan

involunter, umumnya kontraksiberyujuan untuk menyiapkan mulut Rahim

untuk member dan meningkatkan aliran darah di dalam plasenta, dan di

akhir kehamilan kontraksi akan sering teratur, keluarnya lendir bercak

darah, keluarnya air-air (ketuban), pembukaan serviks.

ketuban Pecah Dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput

ketuban sebelum waktunya, yaitu pada saat inpartu/proses terjadinya

persalinan. Batasan usia kehamilan: pada trimester III, pada kehamilan

preterm ataupun aterm. sedangkan menurut gravidanya: batasan pada

primigravida apabila pembukaan kurang dari 3 cm, dan pada multigravida

apabila pembukaan kurang dari 5 cm. Penyebab terjadinya KPD belum di

239
ketahui dengan pasti maka tindakan dapat dilakukan kecuali dalam upaya

menekan infeksi (Yanti, 2018:89)

2) Kala I

Berdasarkan fakta, persalinan kala I fase aktif Ny.”I” berlangsung

selama 1 jam. Hal ini sesuai dengan pendapat walyani( 2018:12) Dimulai

sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan pembukaan serviks

secara bertahap. Pembukaan 7 cm, biasanya berlangsung kurang dari 3

jam

3) Kala II

Berdasarkan fakta, persalinan kala II Ny.”I” berlangsung selama 30

menit, tidak ada penyulit selama proses persalinan. Hal ini fisiologis

sesuai dengan pendapat walyani (2018:12) terdapat tanda-tanda persalinan

kala II Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara

reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan, tekanan pada rectum, ibu

merasa ingin BAB, anus membuka. Lamanya kala II untuk primigravida

selama 50 menit sedangkan pada multigravida selama 30 menit dan

berakhir dengan lahirnya bayi.

4) Kala III

Berdasarkan fakta, persalinan kala III Ny.”I” berlangsung selama

10 menit, kondisi plasenta dan selaput lengkap, perineum intak, tidak

ada penyulit. Hal ini fisiologis, sesuai dengan pendapat Walyani,

(2018:13) Pada kala III setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti

sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi

plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian

240
timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1-5 menit plasenta

terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan

sedikit dorongan. Dan pada pengeluaran plasenta biasanya disertai dengan

pengeluaran darah kira-kira 100cc-200cc.

5) Kala IV

Berdasarkan fakta, persalinan kala IV Ny.”I” berlangsung selama

2 jam (01.15-03.00), perdarahan 125 cc sesuai dengan pendapat

Walyani (2018: 15) Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari

vagina, tapi tidak banyak,yang berasal dari pembuluh darah ada di

dinding Rahim tempat terlepasnya plasenta, dan selama nenerapa hari

akan mengeluarakan cairan sedikit darah yang di sebut lokea yang berasal

dari sisa-sisa jaringan, pengeluaran darah setelah proses kelahiran menjadi

banyak, disebabkan karena lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi

otot-otot Rahim.

4.3 Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Dari hasil Asuhan Kebidanan Neonatus yang telah dilakukan, dapat

diperoleh pembahasan antara teori dan fakta sebagai berikut :

1) Hasil pemeriksaan fisik : tidak ada kelainan

Berdasarkan diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut : Pada

By. Ny.”I”, tidak ada kelainan pada anggota tubuh, tidak ada tanda-tanda

infeksi, tali pusat sudah lepas, anus ada, tidak ada kelainan pada

ekstremitas. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat Purwoastuti dkk,

(2018:131) Neonatal adalah jabang bayi baru lahir hingga berumur empat

241
minggu. Neonatus adalah fase awal ketika seorang manusia lahir ke bumi.

Neonatus adalah organisme pada periode adaptasi kehidupan intrauterine

ke kehidupan ekstrauterin. Pertumbuhan dan perkembangan normal masa

neonatal adalah 28 hari. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara fakta dan teori.

Asuhan yang diberikan pada Bayi. Ny. “I” menurut Purwoastuti

dkk (2018:13) yaitu melakukan perawatan seperti bayi baru lahir normal

lainnya. Seperti lakukan perawatan bayi sehari-hari seperti memandikan,

melakukan perawatan tali pusat, menjemur bayi di bawah sinar matahari

pagi ± 30-60 menit. Dan memberikan ASI sesering mungkin.

Menurut pendapat penulis, By. Ny”I” tidak mengalami masalah

patologis yang membutuhkan penanganan segera.

4.4 Asuhan Kebidanan Masa Nifas

Pada pembahasan yang ketiga akan dijelaskan tentang kesesuaian teori

dan kenyataan pada post natal care. Dalam pembahasan yang berkaitan

dengan tentang post natal care dapat diperoleh analisa sebagai berikut:

1) Nyeri Luka Perinium

Pada tanggal 07 Mei 2022 jam 09.30WIB kunjungan nifas pertama

dilakukan pemeriksaan oleh penulis pada Ny.“I” dengan hasil pemeriksaan

ibu mengeluhkan nyeri luka perinium.

Pada Ny.”I”, mengeluh nyeri luka jahitan pada hari pertama,

menurut Purwoastuti dkk (2017:96) Perineum adalah daerah antara vulva

dan anus. Biasanya setelah melahirkan, perineum menjadi ada

bengkak/edema dan mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau

242
episiotomi, yaitu sayatan untuk memperluas pengeluaran bayi. Hal ini

sesuai antara fakta dan teori. Asuhan yang dapat diberikan kepada Ny. “I”

untuk menjaga kebersihan diri postpartum adalah memberikan KIE tentang

vulva higiene dengan bersih dan benar dengan membersihkan daerah

kelamin dengan sabun dan air. Dan mencuci tangan dengan sabun dan air

sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya

4.5 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

Pada pembahasan ini dijelaskan tentang kesesuaian teori dan fakta

pada asuhan kebidanan pada keluarga berencana.

Berikut tentang asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Dalam

pembahasan yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pada keluarga

berencana, maka dapat diperoleh data sebagai berikut :

Pada tanggal 16 Juni 2022 penulis melakukan kunjungan KB pada

Ny. “I”, penulis melakukan intervensi kelemahan dan kelebihan dari masing-

masing KB.Ny. “I” Dianjurkan untuk KB suntik 3 bulan. Pada tanggal 16

Juni 2022 Ny. “I” mulai memutuskan ingin memakai KB Suntik 3 bulan

diklinik ar-rahman. Alasan ibu memilih KB suntik 3 bulan karena tidak

mempengaruhi produksi ASI selama menyusui bayinya.

243
BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Asuhan kebidanan pada Ny. “I” usia 25 tahun GIP0Ab0 usia

kehamilan 38-39 minggu Di klinik ar-rahman di Kota Sidoarjo telah dilakukan

kurang lebih 7 bulan.

Selama asuhan berkesinambungan peneliti menemukan masalah

fisiologis (ketidaknyamanan) pada kehamilan trimester III yaitu:

1. Pada kehamilan trimester I dan III yaitu Ny. “I” GIP0Ab0 memiliki jumlah

skor Poedji Rochyati sebanyak 2. Maka hal tersebut dapat diartikan

dengan kehamilan resiko rendah karena. Pada kehamilan trimester I Ny.I

merasakan keluhan antara lain, Mual dan muntah hebat serta pada

trimester III ibu merasakan keluhan keputihan gatal di vagina berwarna

putih susu. Penulis memberikan KIE sesuai dengan apa yang dikeluhkan

ibu pada saat itu dan ibu memahaminya bahwa keluhan yang dialami ibu

sangat wajar terjadi pada kehamilan trimester I dan III.

2. Pada saat persalinan tidak ditemukan masalah sehingga Ny.”I” melahirkan

secara Normal.

3. Pada bayi tidak terdapat masalah patologis, bayi dalam keadaan normal.

4. Pada masa nifas terdapat masalah yaitu merasa nyeri pada luka jahitan

perinium mengatasinya dengan istirahat cukup, makan makanan yang

bergizi, dan tidak diperbolehkan untuk tarak makan, agar proses

penyembuhan luka bisa berjalan dengan cepat.

244
5. Pada saat menggunakan KB tidak terdapat masalah yang ditemukan dan

dengan hasil akhir ibu menggunakan KB Suntik 3 bulan di klinik ar-

rahman.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Penulis

Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam

mempelajari kasus-kasus pada saat praktik dalam bentuk manajemen

SOAP serta menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan

yang telah ditetapkan sesuai wewenang bidan. Serta diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan

kebidanan secara komprehensif terhadap klien.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan

asuhan kebidanan secara continuity of care dengan tepat dalam proses

belajar mengajar dan memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih

efektif dan efesien, sehingga kualitas sumber daya manusia di institusi

meningkat.

5.2.3 Bagi Lahan Praktik

Diharapkan bidan praktik mandiri lebih meningkatkan mutu

pelayanan agar dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih baik

sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti

perkembangan ilmu.

5.2.4 Bagi Pasien

245
Diharapkan pasien memiliki kesadaran untuk selalu

memeriksakan keadaan kesehatannya secara teratur sehingga akan

merasa lebih yakin dan nyaman karena mendapatkan gambaran tentang

pentingnya pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas, neonatus dan

KB.

246
DAFTAR PUSTAKA

Affandi Biran. 2016. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:

PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Asih Yusari. 2016. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Trans

Info Media.

Dartiwen.2019. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta : ANDI

(Anggota IKAPI).

Damai Yanti.2017. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Bandung: Refika Aditama

Kementrian Republik Indonesia.2018. Profil Kesehatan Indonesia.

Kementrian Republik Indonesia.2018. Profil Kesehatan Jawa Timur.

Kementrian Republik Indonesia.2018. Profil Kesehatan Kabupaten Pasuruan.

Kementrian Bappenas.2018. Sustainable Development Goals (SDGS) Tahun

2030.

Marmi. 2015. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Nugroho Taufan. 2018, Asuhan kehamilan . Yogyakarta: Nuha Meidika.

Nugroho Taufan. 2017, Asuhan kebidanan 3 nifas. Yogyakarta: Nuha Meidika.

Prawirohardjo Sarwono. 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

Saleha, Siti. 2019 Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
SDKI. 2016. Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta

247
Setyaningrum Erna. 2015. Pelayanan Keluarga Berencana Dan Kesehatan

Reproduksi. Jakarta: CV. Trans Info Media

Sulistiawati Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:

Salemba Medika.

Triyana H 2018.Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis

Gravidarum Di RSUD Dr. Drajat PrawiranegaraKabupaten Serang Tahun

2017. Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 4, Nomor

1, Maret 2018. ISSN 2442-501X

Walyani Elisabeth Siwi. 2016, Asuhan kegawadaruratan marternak & neonatal.

Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

Walyani Elisabeth Siwi. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru

Lahir. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

https://dinkes.jatimprov.go.id Buku Profil Dinas Kesehatan Jawa Timur Tahun


2018

248
Lampiran 1
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

249
Lampiran 2

PERSETUJUAN PELAYANAN PEMERIKSAAN

(INFORMED CONSENT)

250
Lampiran 3

251
Lampiran 4

252
Lampiran 5

253
Lam
piran 6

254
PENAPISAN IBU BERSALIN
DETEKSI KEMUNGKINAN KOMPLIKASI GAWAT DARURAT

255
Lampiran 7

256
Lampiran 8

257
Lampiran 9

258
Lampiran 10

259
Lampiran 11

260
Lampiran 12

261
Lampiran 13

262
Lampiran 14

263
Lampiran 15

264
INSTITUT ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA INDONESIA
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
Jalan manila 37 Kel. Tosaren Kec. Pesantren Kota Kediri
Web: iik-strada.ac.id Email: official@iik-strada.ac.id
(mailto: official@iik-strada.ac.id)
WA +6282231683185

LEMABAR BIMBINGAN ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN

Nama Mahasiswa : Naila Ahfa Faizah

NIM : 2182B1088

Program Studi : Profesi Bidan

Tahun Akademik : 2022

Pembimbing : Ety Diana Sulistyawati,S.ST M.Kes

Tanggal Tempat KIE yang TTD TTD


No
Kunjungan kunjungan diberikan Pembimbing Pasien

265
INSTITUT ILMU KESEHATAN
SURYA MITRA HUSADA INDONESIA
PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN
Jalan manila 37 Kel. Tosaren Kec. Pesantren Kota Kediri
Web: iik-strada.ac.id Email: official@iik-strada.ac.id
(mailto: official@iik-strada.ac.id)
WA +6282231683185

LEMABAR BIMBINGAN ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN

Nama Mahasiswa : Naila Ahfa faizah

NIM : 2182B1088

Program Studi : Profesi Bidan

Tahun Akademik : 2022

Pembimbing : Bd.Tety Ripursari,S.Keb.Bd,M.Kes

Tanggal Tempat KIE yang TTD TTD


No
Kunjungan kunjungan diberikan Pembimbing Pasien

266
Lampiran 16 LEAFLET

267
268
269
270
271
272
273
274

Anda mungkin juga menyukai