Anda di halaman 1dari 10

MATERI BOOKLET “TABUR CETAR”

Judul : TABUR CETAR (Wanita Subur Cerdas dan Pintar)


Oleh : Kelompok RS AWS Mahasiswa Pendidikan Profesi Bidan Angkatan 4
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur

Daftar isi
Pengertian WUS (Wanita Usia Subur)
Gizi Pada WUS (Wanita Usia Subur)
Tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG
Asupan Gizi WUS Pada Masa Prakonsepsi
Bahan Makanan yang Harus dihindari
Daftar Pustaka

Pengertian WUS (Wanita Usia Subur)

Menurut WHO, WUS merupakan seorang Wanita yang sejak pertama haid dan sampai
berhentinya haid. Antara usia 15-49 tahun, dengan status belum menikah maupun sudah menikah
atau masih berpotensi untuk memiliki keturunan lagi.
Keadaan kesehatan dan status gizi ibu hamil sesungguhnya ditentukan jauh sebelumnya, yaitu
pada masa remaja dan dewasa sebelum hamil atau selama menjadi Wanita Usia Subur (WUS).
Intervensi untuk menurunkan permasalahan gizi di Indonesia harus dimulai secara tepat sebelum
masa kelahiran, dengan pelayanan prenatal dan pengaturan gizi ibu, yang berlangsung hingga
usia anak yang dilahirkan menginjak dua tahun (Olivia, 2019).

Gizi Pada WUS (Wanita Usia Subur)


Wanita usia subur merupakan kelompok yang rawan menderita anemia serta defisiensi zat gizi
lain, sehingga memerlukan perhatian khusus. Adanya gangguan kesehatan dan status gizi pada
WUS akan berdampak pada kualitas generasi yang akan dilahirkannya (Wijayanti, 2019).
WUS berisiko mengalami anemia pada saat hamil. Kondisi ini dapat berdampak negatif
terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin, serta berpotensi menimbulkan komplikasi
kehamilan dan persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi baru lahir
(Wijayanti, 2019).
Status gizi ditentukan berdasarkan penghitungan indeks massa tubuh (IMT) yang
selanjutnya dikategorikan menjadi:
Kategori IMT
Kekurangan berat badan tingkat berat < 17.00
Kurus
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17.00 – 18.4.
Normal 18.50 – 25.00
Kelebihan berat badan tingkat ringan 25.10 – 27.00
Gemuk
Kelebihan berat badan tingkat berat ˃ 27.00

Keterangan :
Adapun Rumus IMT adalah :
IMT : Indeks Massa
BB(Kg) Tubuh
IMT = 2
TB (m ) BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
Sedangkan untuk mengetahui resiko KEK (Kekurangan Energi Kronik) pada Wanita Usia Subur
(WUS) digunakan lingkar lengan atas (LILA). Ambang batas LILA WUS dengan resiko KEK
adalah 23,5 cm. Apabila LILA kurang dari 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko
KEK (Hardiansyah & Supariasa, 2016).

Tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) Per Orang Per hari


Lemak Vit C Folat Vit D
Kelompok
BB TB Energi Protein (g) Karbohidrat Serat Air (mg) (mcg) (mg)
Umur
(kg) (cm) (kkal) (g) Omega Omega (g) (g) (ml)
Perempuan Total
3 6
13-15 thn 48 156 2050 65 70 1,1 11 300 29 2100 65 400 15
16-18 thn 52 159 2100 65 70 1,1 11 300 29 2150 75 400 15
19-29 thn 55 159 2250 60 65 1,1 12 360 32 2350 75 400 15
30-49 thn 56 158 2150 60 60 1,1 12 340 30 2350 75 400 15
Hamil
(+an)
Trimester 1 +180 +1 +2,3 +0,3 +2 +25 +3 +300 +10 +200 +0
Trimester 2 +300 +10 +2,3 +0,3 +2 +40 +4 +300 +10 +200 +0
Trimester 3 +300 +30 +2,3 +0,3 +2 +40 +4 +300 +10 +200 +0
Menyusui
(+an)
6 bln
+330 +20 +2,2 +0,2 +2 +45 +5 +800 +45 +100 +0
pertama
6 bln kedua +400 +15 +2,2 +0,2 +2 +55 +6 +650 +45 +100 +0
Sumber : PMK NO 28 Tahun 2019

Asupan Gizi WUS pada Masa


Prakonsepsi (Sebelum Kehamilan)
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara
normal melalui proses degesti, absorpsi, transportasi. Penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan
fungsi normal dari organorgan serta menghasilkan energi.
Zat-zat gizi yang dapat memberikan energi adalah karbohidrat, lemak, dan protein,
oksidasi zatzat gizi ini menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan kegiatan
atau aktivitas. Ketiga zat gizi termasuk zat organik yang mengandung karbon yang dapat
dibakar, jumlah zat gizi yang paling banyak terdapat dalam pangan dan disebut juga zat
pembakar.
Pedoman Gizi Seimbang merupakan pedoman untuk konsumsi makan sehari-hari yang
harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap
orang atau kelompok umur, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral),
serta dapat dijadikan sebagai pedoman makan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal (Kemenkes,2014).
Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang perlu diperhatikan bagi Wanita
Usia Subur adalah mengonsumsi aneka ragam makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya.
Hal tersebut meliputi konsumsi zat gizi makro dan mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral) yang akan digunakan sebagai proses pertumbuhan tubuh yang cepat, peningkatan
volume darah dan peningkatan hemoglobin dalam darah yang berguna untuk mencegah anemia
yang disebabkan karena kehilangan zat besi selama proses menstruasi (Kemenkes,2014)
Gizi yang memengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak, protein, asam folat, vitamin A,
E, dan B12, mineral zinc, besi, kalsium, dan omega.
Pasangan yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya mulai mengubah pola makan
menjadi teratur dan baik selambat-lambatnya enam bulan sebulan sebelum kehamilan. Hal ini
dapat membantu memperbaiki tingkat kecukupan gizi pasangan. Berikut pola makan yang
disarankan pada pasangan prakonsepsi untuk mengonsumsi dalam jumlah yang mencukupi:
a. Karbohidrat
Karbohidrat yang disarankan adalah kelompok polisakarida (seperti nasi, jagung, sereal, umbi-
umbian) dan disarankan membatasi konsumsi monosakarida (seperti gula, sirup, makanan, dan
minuman yang tinggi gula).
b. Protein
Kekurangan protein pada tingkat berat akan memperlambat perkembangan hormone endokrin
sehingga kemampuan untuk mengikat hormone androgen rendah. Makanan yang kaya protein
bisa diperoleh dari telur, daging, tempe, dan tahu. Serangan radikal bebas (oksidan) yang
memengaruhi kesehatan reproduksi.
c. Asam Folat
Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir kecacatan system saraf dengan
neutral tube defect(NTD) seperti spina bifida sebanyak 70%.
d. Vitamin B6
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah,
pisang, dan kol.
e. Vitamin D
Vitamin D diproduksi dari dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari, selain itu dapat diperoleh
dari susu, telur, mentega, keju, minyak ikan, ikan tuna, dan ikan salmon.
f. Zinc
Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu produksi materi genetik ketika
pembuahan terjadi. Menjaga asupan zinc sesuai AKG, yaitu 15 mg/hari dapat membantu
menjaga sistem reproduksi berfungsi normal.
g. Zat besi
Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan anemia dengan menunjukkan gejala
lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi.Juga dapat mengurangi resiko ibu hamil mengalami
defisiensi anemia gizi besi yang dapat membahayakan ibu dan kandungannya.
Berikut sekilas sumber nutrisi penting bagi wanita prakonsepsi hingga masa kehamilan
(MacDougall, 2003):
Tabel

Vitamin A Produk dari susu (susu, mentega, keju, dsb), telur, minyak ikan,
sayuran berwarna hijau, dan kuning.
Vitamin B1 Semua jenis beras atau gandum, ragi, kacang-kacangan, biji-
bijian, dan sayuran daun-daunan hijau
Vitamin B2 Semua jenis beras atau gandum, sayuran hijau, dan telur
Vitamin B3 Semua jenis beras atau gandum, ragi, minyak ikan, telur, dan
susu.
Vitamin B5 Telur, kacang-kacangan, biji-bijian, semua jenis beras-berasan
atau gandum, alpukat.
Vitamin B6 Seluruh tepung, ragi, biji gandum, jamur, kentang
Vitamin B12 Telur, daging, tiram, susu
Vitamin C Sayuran daun-daunan hijau, jeruk, dan kacangkacangan.
Vitamin D Buah sitrun, stroberi, lada manis, tomat, dan kentang.
Vitamin E Minyak sayur, biji gandum, kacangkacangan, biji bunga
matahari, brokoli.
Kalsium Produk susu, sardin kalengan, salmon termasuk tulangnya,
sayur dan daun-daunan hijau, kacang-kacangan.
Zat Besi Daging merah, kacang-kacangan, telur, sayuran daun-daunan
hijau.
Seng Biji gandum, bekatul, seluruh jenis tepung, kacang-kacangan,
bawang, tiram.

Bahan Makanan yang Harus Dihindari


1. Teh dan Kopi
Teh dan kopi mengandung tanin yang dapat mengikat mineral antara lain zat besi. Pada teh
terkandung senyawa polifenol yang apabila teroksidasi akan mengikat mineral seperti zat
besi, zink, dan kalsium. Oleh sebab itu teh merupakan inhibitor yang paling kuat
menghambat penyerapan zat besi. Mengonsumsi 1 cangkir teh dapat menurunkan absorbsi
besi sebanyak 49% dan mengonsumsi 2 cangkir sehari dapat menurunkan absorbsi besi
sebesar 67% (Alamsyah & Andrias, 2016).

2. Gula dan Garam


Hasil analisis konsumsi gula, garam, dan lemak pada penduduk Indonesia yang
melebihi batas konsumsi per orang per harinya meningkat setiap tahun. Kemenkes RI
menganjurkan konsumsi gula maksimal 4 sendok makan perhari, konsumsi garam 1 sendok
the per hari dan dan lemak maksimal 5 sendok makan per hari untuk setiap orang.
Selain gula dan garam dapur yang biasa ada dirumah perlu diperhatikan juga konsumsi
setiap makanan/minuman kemasan karena mengandung gula dan Garam Natrium yang
sangat tinggi.
Asupan Gula dan Garam yang berlebihan juga tidak baik karena dapat menimbulkan
obesitas pada Wanita Usia Subur (WUS)

3. Alkohol dan Merokok


Baik Alkohol maupun merokok merupakan kebiasaan yang tidak baik bagi kesehatan,
terutama bagi Wanita usia subur yang menghendaki/merencanakan kehamilan. Konsumsi
Alkohol dan merokok dapat memengaruhi kesuburan pada Wanita (Kim & Nho, 2022).
DAFTAR PUSTAKA
Alamsyah, P. R., & Andrias, D. R. (2016). Hubungan kecukupan zat gizi dan konsumsi makanan
penghambat zat besi dengan kejadian anemia pada lansia. Media Gizi Indonesia, 11(1), 48-
54.
Anggraini, T. M. P. (2019). Hubungan Antara Status Ekonomi Dengan Keikutsertaan Wanita
Usia Subur Pada Pemeriksaan Pap Smear Di Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo
Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
Darawati, M. (2016). Gizi Ibu Hamil. In Hardinsyah, & I. N. Supariasa, Ilmu Gizi : Teori dan
Aplikasi (pp. 170-181). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hardinsyah, P., & Supariasa, I. D. N. (2016). Ilmu Gizi: Teori Aplikasi. Jakarta: EGC.
Kim, E. J., & Nho, J. (2022). Lifestyle Interventions for Adults with Infertility. Journal of
Lifestyle Medicine, 12(2), 69–71. https://doi.org/10.15280/jlm.2022.12.2.69
Nisa, K. (2018). Pengaruh Konseling Mengenai Gizi Prakonsepsi Terhadap Asupan Protein,
Kalsium, Zat Besi, Asam Folat Dan Status Gizi Pada Wanita Usia Subur Di Desa Paluh
Kemiri. In World Development (Vol. 1, Issue 1). Politeknik Kesehatan Medan.
Oivia, M., & Angraini, D. I. (2019). Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku mengenai gizi
seimbang dengan status gizi pada wanita usia subur di Kecamatan Terbanggi Besar
Kabupaten Lampung Tengah. MEDULA, medical profession journal of lampung
university, 9(1), 26-37.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 Tentang Angka
Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia
Sanif, R., & Nurwany, R. (2017). Vitamin A dan perannya dalam siklus sel. Jurnal Kedokteran
dan Kesehatan: Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, 4(2), 83-88.
Siallagan, D., Swamilaksita, P. D., & Angkasa, D. (2016). Pengaruh asupan Fe, vitamin A,
vitamin B12, dan vitamin C terhadap kadar hemoglobin pada remaja vegan. Jurnal Gizi
Klinik Indonesia, 13(2), 67-74.
Suprayogi, D. (2011). Uji Kualitatif Vitamin C pada Berbagai Makanan dan Pengaruhnya
Terhadap Pemanasan. Sainmatika: Jurnal Sains dan Matematika Universitas Jambi, 3(1),
221096.
Susilowati, & Kuspriyanto. (2016). Gizi dalam daur kehidupan (Cet. 1). Refika Aditama.
Wijayanti, E., & Fitriani, U. (2019). Profil konsumsi zat gizi pada wanita usia subur anemia.
Media Gizi Mikro Indonesia, 11(1), 39-48.

Anda mungkin juga menyukai