OLEH :
1. YULI FITRIANI
2. NOOR AGUS FITRIA SARI
3. NURUL FATHONAH
4. NETTY FRANSISKA SITINJAK
5. RESTI REFIANI ANWAR
6. YENI MARIA ROSALINA SITOHANG
7. FIFIN NAIMA
8. MARISSA DEBBY A
9. RISNA CHASANAH
10. CANDRA DEWI
Puji dan Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga kelompok dapat menyelesaikan proposal
program inovasi berupa E-Booklet Tabur Cetar (Wanita Subur Cerdas dan Pintar)
tentang “Gizi Untuk Program Kehamilan Yang Sehat” di RSUD Abdoel Wahab
Sjahranie Samarinda.
Penyusunan proposal ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan
dari berbagai pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu,dan pada
kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Dr.Supriadi B, S.K.p.,M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan KalimantanTimur.
2. Inda Corniawati, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan KalimantanTimur.
3. Nursari Abdul Syukur, M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur
dan juga sebagai pembimbing.
4. Elisa Gorreti Sinaga, M. Tr. Keb; Ratnawati, SST; Siti Raihanah, M. Tr. keb
selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan dengan
sabar kepada peneliti dalam penyusunan laporan ini.
5. Alfrida Arungbua, S. ST dan Endang Roslini, S. ST selaku Preceptor Lahan
di RSUD A. Wahab Sjahranie Samarinda di poli kebidanan dan kandungan
tempat mahasiswa melakukan praktek lapangan yang telah memberikan
dukungan dan masukan dalam penyusunan laporan ini.
Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. semoga proposal inovasi ini
membawa manfaat bagi wanitapada umumnya dan remaja putri pada khususnya.
A. LATAR BELAKANG
Gizi adalah bahan kimia yang ada didalam bahan makanan yang
dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun dan memelihara
jaringan serta mengatur proses kehidupan. Zat gizi dibagi menjadi 3
kelompok menurut fungsinya yaitu zat energi (karbohidrat, protein dan
lemak), zat pembangun (protein, mineral dan air) dan zat pengatur (protein,
mineral, air dan vitamin). Berbagai zat gizi umumnya diperoleh tubuh dari
makanan sehari-hari (Almatsier, 2012).
Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu
dilakukan penanganan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan.
Untuk mengatasi masalah gizi diperlukan pengetahuan dan keterampilan yang
cukup bagi ahli gizi dan tenaga kesehatan dalam pelayanan gizi untuk
masyarakat. Peningkatan gizi di masyarakat memerlukan kebijakan dari
setiap anggota masyarakat untuk memperoleh makanan dalam jumlah yang
cukup dan terjamin mutunya (Supariasa,2021).
Masalah gizi di Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh
masalah gizi kurang. Masalah gizi kurang pada kelompok wanita
mempengaruhi status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya
(intergenation impact). Salah satu periode status gizi yang paling menentukan
adalah status gizi pada masa pranikah atau yang biasa disebut masa
prakonsepsi. (Umisah & Puspitasari, 2017).
Status gizi prakonsepsi merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi. Keadaan kesehatan
dan status gizi ibu hamil ditentukan jauh sebelumnya, yaitu pada masa remaja
dan dewasa sebelum hamil atau selama menjadi Wanita Usia Subur (WUS).
(Umisah & Puspitasari, 2017).
Kebutuhan zat gizi pada masa ini menjadi penting karena merupakan
masa dalam mempersiapkan kehamilan dan menyusui. WUS sebagai calon
ibu merupakan kelompok rawan yag harus diperhatikan status kesehatannya,
terutama status gizinya. Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan
oleh kondisi ibunya sejak sebelum hamil dan selama kehamilan. Masa
pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi karena setelah menikah
wanita akan segera menjalani proses prakonsepsi. (Dieny et al., 2019)
Status gizi ibu sebelum dan selama hamil dapat mempengaruhi
pertumbuhan janin yang sedang dikandung. Bila status gizi ibu normal pada
masa sebelum dan selama hamil kemungkinan besar akan melahirkan bayi
yang sehat, cukup bulan dengan berat badan normal. Dengan kata lain
kualitas bayi yang dilahirkan sangat tergantung pada keadaan gizi ibu
sebelum dan selama hamil (Zulhaida, 2012).
Adapun pentingnya menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah
sebelum kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi
optimal alat-alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur,
produksi sel telur dengan kualitas baik, dan proses pembuahan yang
sempurna. Gizi yang baik juga dapat berperan penting dalam penyediaan
cadangan gizi untuk tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang cukup
dan seimbang akan memengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada
masa konsepsi dan kehamilan serta akan dapat memutuskan mata rantai
masalah kekurangan gizi pada masa kehamilan. (Doloksaribu & Simatupang,
2019).
Masalah gizi yang sering terjadi selama kehamilan adalah penurunan
kadar hemoglobin akibat peningkatan volume plasma yang lebih banyak
daripada volume sel darah merah. Penurunan ini terjadi pada usia kehamilan
8 sampai 32 minggu. Anemia dapat menyebabkan pengangkutan oksigen
menjadi terganggu sehingga nutrisi ke janin berkurang (Mitchell, 2013).
Secara nasional prevalensi KEK pada WUS dengan usia 15-19 tahun
(tidak hamil) adalah 36,3%. WUS dengan usia 20-24 tahun (tidak hamil)
adalah 23,3% dan WUS dengan usia 25-29 tahun (tidak hamil) adalah 13,5%.
(Riskesdas 2018).
Kehamilan yang sehat, suatu kondisi sehat fisik dan mental ibu dan
janin yang dikandungnya. Pada prinsipnya, asupan makanan ibu hamil
haruslah bergizi seimbang, beragam, bervariasi serta proporsional. Asupan
gizi yang baik selama kehamilan akan menyebabkan suplai kebutuhan gizi
untuk pertumbuhan janin terpenuhi dengan baik (Solihah, 2012).
Oleh karena itu pemenuhan gizi prakonsepsi diperlukan salah satunya
adalah untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan pada wanita usia
subur yang baru menikah (WUS). Sehingga diperlukan konseling sebagai
pelayanan agar gizi selama masa prakonsepsi dapat terpenuhi.
Di harapkan dari adanya E-Booklet tentang “Gizi Untuk Program
Kehamilan Yang Sehat” dapat menambah pengetahuan bagi pasangan usia
subur (PUS) dalam merencanakan kehamilan yang sehat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Menjadikan E-Booklet ini sebagai salah satu alat bantu untuk
menjelaskan tentang “Gizi Untuk Program Kehamilan Yang Sehat”
bagi WUS
2. Tujuan Khusus
a. Menjelaskan tetntang pengertian Wanita Usia Subur (WUS)
b. Menjelaskan tetntang Angka Kecukupan Gizi harian
c. Menjelaskan tentang asupan gizi Wanita Usia Subur (WUS) pada
masa prakonsepsi
d. Menjelaskan tentang makanan yang harus dihindari pada masa
prakonsepsi
BAB II
RANCANGAN KEGIATAN
D. SASARAN PESERTA
Sasaran dari kegiatan inovasi ini adalah Wanita Usia Subur (WUS)
E. SUMBER DANA
Dana ini berasal dari dana pribadi mahasiswa yang sedang menempuh
pendidikan profesi bidan .
BAB III
PELAKSANAAN DAN PENERAPAN
A. Analisa Masalah
Masalah gizi di Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh
masalah gizi kurang. Masalah gizi kurang pada kelompok wanita
mempengaruhi status gizi pada periode siklus kehidupan berikutnya
(intergenation impact). Salah satu periode status gizi yang paling menentukan
adalah status gizi pada masa pranikah atau yang biasa disebut masa
prakonsepsi. (Umisah & Puspitasari, 2017).
Kebutuhan zat gizi pada masa ini menjadi penting karena merupakan
masa dalam mempersiapkan kehamilan dan menyusui. WUS sebagai calon
ibu merupakan kelompok rawan yag harus diperhatikan status kesehatannya,
terutama status gizinya. Kualitas seorang generasi penerus akan ditentukan
oleh kondisi ibunya sejak sebelum hamil dan selama kehamilan. Masa
pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi karena setelah menikah
wanita akan segera menjalani proses prakonsepsi. (Dieny et al., 2019).
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa
prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan
idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar
100 hari sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga
sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi
yang dilahirkan. Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan
kunci kelahiran bayi normal dan sehat. (Doloksaribu & Simatupang, 2019).
Adapun pentingnya menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah
sebelum kehamilan disebabkan karena gizi yang baik akan menunjang fungsi
optimal alat-alat reproduksi seperti lancarnya proses pematangan telur,
produksi sel telur dengan kualitas baik, dan proses pembuahan yang
sempurna. Gizi yang baik juga dapat berperan penting dalam penyediaan
cadangan gizi untuk tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, gizi yang cukup
dan seimbang akan memengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh pada
masa konsepsi dan kehamilan serta akan dapat memutuskan mata rantai
masalah kekurangan gizi pada masa kehamilan. (Doloksaribu & Simatupang,
2019).
Untuk mempermudah dalam memberi gambaran dan penjelasan tentang
peran dan manfaat gizi bagi kehamilan yang sehat maka dibuatlah E-Booklet
ini.
A. Kesimpulan
Dari penggunaan E-Booklet ini sebagai alat bantu penjelasan maka di
dapatkan :
B. Saran
1. Bagi Poli Kebidanan Dan Kandungan RSUD AWS
Diharapkan dengan adanya E-Booklet ini dapat dibagikan kepada
klien/ pasien yang sedang kontrol untuk program hamil dan yang rutin
periksa kehamilan di poli kebidanan dan kandungan.
2. Bagi remaja putri
Diharapkan lebih banyak informasi yang diperoleh dan diserap
tentang pentingnya gizi yang baik untuk merencanakan kehamilan yang
sehat bagi ibu dan bayi kelak.