Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI TERHADAP NY. S


USIA 22 TAHUN DENGAN PERSIAPAN KEHAMILAN DI KLINIK
VARIAN MEDIKA TAHUN 2023

Disusun Oleh:

SISCA ARINA

23159010055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2023/2024

1
i
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disahkan Laporan Pendahuluan sebagai Salah Satu Persyaratan dalam


penyelenggaraan Praktik Stase Asuhan Kebidanan Pada Pranikah Dan
Prakonsepsi Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tangerang Tahun 2023

Tangerang, Oktober 2023

Mengetahui :

Pembimbing Stase Pembimbing Lahan /CI

( Wulan Damayanti, SST., MKM ) ( Esteria NissanPolycarpus, SST)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pada Stase
Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Penulisanan
laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Bayi, Balita dan Anak Prasekolah yang merupakan salah satu mata kuliah
yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi bidan. Dalam penyusunan
laporan pendahuluan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Imas Yoyoh, S.Kp., M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Tangerang
2. Catur Erty Suksesty, Bd., M.Keb selaku Ketua Prodi Profesi Bidan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang
3. Eka Mardiana Afrilia, SST., Bd., MKM selaku Dosen Pembimbing
Institusi
4. Esteria nissan polycarpus, SST selaku Pembimbing Lahan

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan pendahuluan ini masih jauh


dari kesempurnaan dengan demikian penulis sangat mengharapkan petunjuk
dan saran serta kritik dari berbagai pihak. Akhir kata semoga hasil laporan ini
memberikan manfaat yang berguna bagi yang membutuhkannya.

Tangerang, Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1. Latar Belakang.................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ........................................................................... .2
3. Tujuan .............................................................................................. 2
4. Manfaat ............................................................................................. 2

BAB II LAPORAN KASUS............................................................................. 4

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................... 9

BAB VI PENUTUP ........................................................................................ 14

1. Kesimpulan ...........................................................................................14
2. Saran ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita transisi dari masa remaja
akhir ke masa dewasa awal. Ciri utama wanita usia subur adalah peristiwa
fisiologis seperti menstruasi dan tercapainya kesuburan yang maksimal
dengan fungsi organ reproduksi yang berkembang dengan baik. Wus
dianggap sebagai wanita dewasa yang siap menjadi seorang ibu.
Wanita usia subur sebagai calon ibu merupakan kelompok rentan yang
status kesehatannya harus diperhatikan. Kualitas generasi penerus
ditentukan oleh kondisi ibu sebelum dan selama hamil. Sangat penting
untuk mengetahui kesehatan sebelum kehamilan, termasuk status gizi,
terutama saat mempersiapkan kehamilan, karena sangat terkait dengan
kehamilan di masa depan (Dieny,dkk 2019;1-2).
Wanita usia subur adalah wanita yang sudah menikah atau belum
menikah antara usia 15- 49 tahun. Puncak kesuburan sekitar 20-29 tahun.
WUS pada usia 20-29 termasuk dalam kategori dewasa awal. Pada usia
ini, wanita memiliki peluang 95% untuk hamil (Dieny,dkk, 2019:56).
Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktu
sebelum sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau
wanita usia subur yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini
berbeda dengan anak-anak, remaja ataupun usia lanjut. Perbaikan
kesehatan prakonsepsi berdampak pada peningkatan kesehatan reproduksi
dan dapat mengurangi risiko pengeluaran biaya yang mungkin timbul
akibat gangguan kesehatan reproduksi. Layanan prakonsepsi dianggap
sebagai komponen penting dari layanan kesehatan bagi wanita usia subur
(Dieny,dkk,2019;4).
Prakonsepsi atau pra-kehamilan adalah pemeriksaan penting untuk
membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat. Ini
termasuk menilai kesehatan umum wanita dan mengidentifikasi faktor
risiko yang dapat mempersulit kehamilan (Astuti, dkk, 2017).
Bagi kalangan wanita khususnya wanita prakonsepsi, status gizi
kesehatan ibu dan anak adalah faktor penentu sumber daya manusia. Hal

1
2

ini diperjelas dengan bukti bahwa status gizi dan kesehatan calon ibu pada
masa prakonsepsi, saat kehamilan, dan menyususi adalah fase yang sangat
kritis. Salah satu Masalah gizi pada periode prakonsepsi meliputi
kelebihan gizi. Masalah kelebihan gizi yakni obesitas dikaitkan dengan
berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti diabetes, penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, stroke, dan kanker (Dieny,dkk, 2019:3).
Peran tenaga kesehatan khususnya bidan ataupun dokter
kandungan yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan
paripurna bagi seorang wanita yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksinya saat tidak hamil ataupun saat masa hamil, bersalin, atau
nifas. Baik yang bersifat preventif ( pencegahan terhadap penyakit), kuratif
(penyembuhan kuratif) dan rehabilitatif (perbaikan kelainan yang timbul)
pada alat reproduksinya.
2. Rumusan masalah
Bagaimana kesehatan dan perawatan pada masa prakonsepsi ?
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan konseling perawatan prakonsepsi
serta memberikan edukasi tentang program kehamilan yang sesuai
dengan anjuran kesehatan .
b. Tujuan khusus
1) Mahasiswa dapat mengkaji data pasien.
2) Mahasiswa dapat melakukan tindakan sesuai dengan langkah –
Langkah.
3) Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang akan dilakukan.
4. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan
yang berharga bagi instansi kesehatan khususnya klinik varian medika
dan bagi institusi Universitas Muhammadiyah Tangerang Jurusan
3

Kebidanan merupakan bahan informasi mengenai penatalaksanaan


Asuhan kebidanan Pada Prakonsepsi
b. Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman berharga
bagi peneliti dalam memperluas wawasan keilmuan dalam
melaksanakan penelitian sebagai salah satu syarat dalam rangka
menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan pada Pranikah dan
Prakonsepsi Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang Tahun 2022.
BAB II
LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA PRAKONSEPSI TERHADAP NY. S USIA


22 TAHUN DI KLINIK VARIAN MEDIKA TAHUN 2023

No. Register : 1367

Hari/Tanggal : Jum’at, 06 Oktober 2023

Jam : 10.00 WIB

Tempat : KIA klinik varian medika

A. Data Subjective
1. Identias pasien
Nama : Ny. S / Tn. R
Umur : 22 thn / 25 thn
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / karyawan swasta
Alamat : cikande permai blok A3/20
2. Alasan berukunjung dan keluhan
Pasien mengatakan ingin konsultasi menganai kesehatannya sebelum
hamil dan apa yang harus dilakukan agar meningkatkan kesuburan agar
segera hamil .
3. Status perkawinan :
Usia saat pernikahan 21 tahun, lama pernikahan kurang lebih 5 bulan ,
status perkawinan ini perkawinan pertama.
4. Data kebidanan :
a. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklus: 28-30 hari
3) Durasi: 5-7 hari
4) Disminoehea : Pada hari pertama menstruasi
5) Haid terakhir tanggal 07 September 2023
b. Riwayat keluarga berencana
Ibu tidak pernah menjadi Akseptor KB apapun.
c. Riwayat Kehamilan
Ibu belum pernah mengalami kehamilan ataupun keguguran
d. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit serius seperti hipertensi, asma,
jantung,DM, dan penyakit lainnya.

4
5

e. Riwayat kesehatan dan penyakit keluarga


1) Ibu tidak memiliki riwayat obesitas dalam keluarga
2) Ibu tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dalam keluarga
seperti hipertensi, asma, DM, jantung dan penyakit menular
lainnya.
f. Riwaayat sosial budaya, psikologi dan spiritual
1) Ibu tinggal bersama suami
2) Ibu belum memiliki anak dan berencana memiliki anak
3) Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah suami
4) Ibu merasa cemas dengan keadaannya
5) Ibu dan suami menjalankan sholat 5 waktu
6) Ibu selalu berdoa untuk kebaikan dan kesehatan dirinya
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
1) Ibu mengatakan makan 3x/hari,
2) Minum 4-5 gelas/hari,
3) Pola makan komposisi nasi, sayur dan lauk.
4) Ibu mempunyai kebiasaan makan dengan sedang, banyak makan
buah dan sayur
b. Eliminasi
1) BAB 1-2 × sehari
2) BAK 3-4 × sehari
3) Tidak ada keluhan apapun saat BAB dan BAK
c. Istirahat/tidur
1) Tidur siang ± 1 jam sehari
2) Tidur malam 6- 8 jam sehari
d. Aktivitas
Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu,
mengepel, masak dll. Ibu jarang melakukan olahraga.
e. Aktivitas seksual
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual dengan suami kurang
lebih 2-3x seminggu.
f. Personal hygiene
1) Mandi 2x sehari
6

2) Menggosok gigi 2x sehari


3) Mencuci rambut 2x sehari
4) Mengganti baju setiap kali mandi atau kotor.
5) Ibu rajin mencuci tangan dengan 6 langkah.
g. Perilaku kesehatan
1) Ibu tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan penurun berat badan,
tidak pernah merokok dan minum minuman beralkohol.
B. Data Objektiv
a. Pemeriksaan fisik umum
1. Keadaan umum ibu baik
2. Kesadaran : komposmentis
3. TB : 160 cm
4. BB : 53 Kg
5. Lila : 26 cm
6. Lingkar panggul : 110 cm
7. Lingkar perut : 108 cm
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital
1. Tekanan darah : 120/80 mmHg
2. Pernafasan : 22x/menit
3. Nadi : 84x/menit
4. Suhu : 36,8⁰C
c. Pemeriksaan fisik terfokus
1. Wajah : tampak pipi tembam, tidak ada cloasma, tidak ada oedema
dan nyeri tekan.
2. Mata : simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda,
sklera putih.
3. Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, gigi tidak
tanggal dan tidak ada caries gigi.
4. Leher : tampak leher pendek, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, limfe dan vena jugularis.
7

5. Payudara : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak


ada benjolan dan nyeri tekan.
6. Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit disertai
dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak ada bekas operasi.
7. Ekstrimitas : simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks
patella kanan dan kiri (+).
C. Analisa Data
Diagnosa kebidanan : Ny. S usia 22 tahun pada masa prakonsepsi
D. Perencanaan asuhan
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa kesehatan dan perawatan pada masa
prakonsepsi harus di perhatikan. Pada masa prakonsepsi berpengaruh
terhadap kesuburan, dan kesehatan keturunnan nantinya baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Menyarankan ibu agar menghindari gaya kehidupan yang tidak baik
yaitu : merokok, obesitas dan menkomsumsi alkohol. Hal tersebeut
berdampak pada kesuburan dan kehamilan. Saat merencanakan
kehamilan, akan optimal jika mengubah gaya hidup tidak sehat
menjadi lebih sehat dengan menghindari merokok, obesitas (asupan
kalori yang lebih banyak di banding aktivitas membakar kalori ,
sehingga kalori yang lebih menumpuk dengan bentuk lemak ), dan
menkomsumsi alkohol.
4. Menyarankan ibu untuk mengkonsumsi asupan folat melalui makanan
atau vitamin . makanan atau suplemen vitamin yang mengandung asam
folat direkomendasikan di banyak negara untuk semua wanita yang
mungkin hamil, untuk mencegah cacat tabung saraf. Makanan yang
mengandung asam folat tinggi bersumber dari hewan seperti hati
ayam, hati sapi, sayuran, biji-bijian, kacang- kacangan serta sereal.
8

E. Evaluasi asuhan
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu mnyimak dan memperhatikan apa yang dijelaskan
3. Ibu mngerti apa yang di sampaikan
4. Ibu mengerti apa yang di sampaikan
BAB III

PEMBAHASAN

Ny. S usia 22 tahun datang ke klinik varian medika ingin berkonsultasi


dengan bidan mengenai ingin segera hamil dan kehamilan yang sehat .

Berdasarkan anamnesa di dapatkan ny. S tidak mempunyai riwayat


penyakit dan keluarga .

Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pada ny. S di dapatkan Keadaan


umum ibu baik, Kesadaran : komposmentis, TB : 160 cm, BB : 53 Kg, Lila : 26
cm, Lingkar panggul : 110 cm, Lingkar perut : 108 cm. Pemeriksaan tanda-tanda
vital Tekanan darah : 120/80 mmHg, Pernafasan : 22x/menit, Nadi : 84x/menit,
Suhu : 36,8⁰C.

Hasil Pemeriksaan fisik terfokus didapatkan Wajah : tampak pipi tembam,


tidak ada cloasma, tidak ada oedema dan nyeri tekan, Mata : simetris kiri dan
kanan, konjungtiva merah muda, sklera putih. Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada
sariawan, gigi tidakm tanggal dan tidak ada caries gigi, Leher : tampak leher
pendek, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena jugularis,
Payudara : simetris kiri dan kanan, puting susu menonjol, tidak ada benjolan dan
nyeri tekan, Abdomen : tampak linea nigra, tampak perut membuncit disertai
dinding perut yang berlipat-lipat dan tidak ada bekas operasi, Ekstrimitas :
simetris kiri dan kanan, tidak ada varices, refleks patella kanan dan kiri (+).

Analisa Data di dapatkan Diagnosa kebidanan : Ny. S usia 22 tahun pada


masa prakonsepsi.

Perencanaan asuhan yang diberikan Memberitahu ibu hasil pemeriksaan


Menjelaskan kepada ibu bahwa kesehatan dan perawatan pada masa prakonsepsi
harus di perhatikan. Pada masa prakonsepsi berpengaruh terhadap kesuburan, dan
kesehatan keturunnan nantinya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Menyarankan ibu agar menghindari gaya kehidupan yang tidak baik yaitu :
merokok, obesitas dan menkomsumsi alkohol. Hal tersebeut berdampak pada

9
10

kesuburan dan kehamilan. Saat merencanakan kehamilan, akan optimal jika


mengubah gaya hidup tidak sehat menjadi lebih sehat dengan menghindari
merokok, obesitas (asupan kalori yang lebih banyak di banding aktivitas
membakar kalori , sehingga kalori yang lebih menumpuk dengan bentuk lemak ),
dan menkomsumsi alkohol. Menyarankan ibu untuk mengkonsumsi asupan folat
melalui makanan atau vitamin . makanan atau suplemen vitamin yang
mengandung asam folat direkomendasikan di banyak negara untuk semua wanita
yang mungkin hamil, untuk mencegah cacat tabung saraf. Makanan yang
mengandung asam folat tinggi bersumber dari hewan seperti hati ayam, hati sapi,
sayuran, biji-bijian, kacang- kacangan serta sereal.

Berdasarkan teori bahwa masa prakonsepsi merupakan waktu sebelum


terjadi kehamilan atau waktu sebelum bertemunya sel telur (ovum) dengan
sprerma atau yang disebut dengan fertilitas. Wanita prakonsepsi diasumsikan
sebagai wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu baik yang belum
menikah ataupun yang sudah menikah. Periode prakonsepsi berlangsung tiga
sampai 1 tahun sebelum terjadi pembuahan (Dieny, dkk, 2019).

Kesehatan reproduksi menjadi titik awal perkembangan kesehatan ibu dan


anak yang dapat dipersiapkan sejak dini, bahkan sebelum seorang perempuan
hamil dan menjadi ibu. Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan
secara keseluruhan antara perempuan dan laki-laki selama masa reproduksinya.
Perawatan kesehatan prakonsepsi berguna untuk mengurangi resiko dan
mempromosikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat.

Perawatan kesehatan prakonsepsi merupakan perawatan yang mengacu


pada intervensi biomedis, perilaku, dan pencegahan sosial yang dapat
meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat. Untuk dapat menciptakan
kesehatan prakonsepsi dapat dilakukan melalui skrining prakonsepsi. Skrining
prakonsepsi sangat berguna dan memiliki efek positif terhadap kesehatan ibu dan
anak. Penerapan kegiatan promotif, intervensi kesehatan preventif dan kuratif
sangat efektif dalam meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga membawa
11

manfaat kesehatan untuk remaja, baik perempuan dan laki-laki selama masa
reproduksinya baik sehat secara fisik, psikologis dan sosial, terlepas dari rencana
mereka untuk menjadi orang tua.

Manfaat dari skrining prakonsepsi adalah menurunkan angka kematian ibu


dan bayi, mencegah kehamilan tidak diinginkan, mencegah komplikasi dalam
kehamilan dan persalinan, mencegah kelahiran mati, prematur dan bayi dengan
berat lahir rendah, mencegah terjadinya kelahiran cacat, mencegah infeksi pada
neonatal, mencegah kejadian underweight dan stunting sebagai akibat dari
masalah nutrisi ibu, mengurangi resiko diabetes dan penyakit kardiovaskuler
dalam kehamilan dan mencegah penularan Human Immunodeficience Virus dari
ibu kejanin (eka vicky yufantina et al, 2014))

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Dean, et al (2014) bahwa
fungsi dari skrining prakonsepsi adalah untuk mengetahui status kesehatan fisik
dan emosional ibu dan pasangan sehingga dapat menjadi dasar dalam pemberian
intervensi untuk menyiapkan kehamilan yang optimal. Mayoritas pasangan yang
memang merencanakan kehamilan dapat merasakan manfaat skrining
prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi
bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan
kehamilan.

Hal ini sejalan dengan hasil Pemeriksaan penunjang yang dianjurkan di


puskesmas Tegalrejo diantaranya adalah pemeriksaan kadar gula darah. Hal yang
mendasari dianjurkannya pemeriksaan kadar gula darah pada calon pengantin di
Puskesmas Tegalrejo adalah banyak ditemukannya pasangan usia subur terutama
perempuan yang menderita diabetes mellitus. Pemeriksaan ini penting dilakukan
bagi calon pengantin perempuan beresiko untuk mengetahui kadar gula darah
pada calon pengantin sehingga bisa meminimalisir resiko komplikasi pada
kehamilan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Wahabi, et al (2010) bahwa
skrining diabetes mellitus pada masa prakonsepsi bermanfaat terhadap
pengelolaan gula darah yang lebih baik sebelum terjadi kehamilan, pemberian
12

suplementasi asam folat tiga bulan sebelum konsepsi, kondisi metabolik yang
lebih baik selama kehamilan, menurunnya risiko aborsi dan menurunnya angka
kematian bayi sehingga secara tidak langsung mengurangi komplikasi pada
kehamilan.

penelitian dari Prendergast dan Humphrey (2014) bahwa status gizi dan
kesehatan ibu sebelum, selama dan setelah kehamilan mempengaruhi
pertumbuhan awal anak dan perkembangannya sejak dalam kandungan.
Kehamilan dengan kekurangan energi kronis menyebabkan kejadian stunting pada
anakanak sebesar 20%. Penyebab lain dari sisi ibu antara lain ibu yang memiliki
perawakan pendek, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan kehamilan remaja.

selain pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan penunjang yang


direkomendasikan kepada calon pengantin di Puskesmas Tegalrejo adalah
pemeriksaan HIV/AIDS. Pemeriksaan status HIV pada calon pengantin di
Puskesmas Tegalrejo bertujuan untuk menurunkan angka penularan HIV/AIDS
kepada pasangan maupun kepada janin yang dikandung oleh ibunya kelak.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Manakan dan Sutan (2017)
bahwa skrining HIV pada pasangan sebelum menikah terbukti mengurangi
penularan HIV/AIDS.

Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada calon pengantin perempuan di


Puskesmas hemoglobin sebagai pemeriksaan penunjang Tegalrejo dilakukan
dalam upaya pencegahan dan wajib di Puskesmas Tegalrejo sangat penting untuk
dilakukan karena kebanyakan perempuan tidak merencanakan kehamilan dengan
baik sehingga bila dari masa prakonsepsi ibu sudah mengalami sub optimal nutrisi
maka mereka risiko lebih tinggi untuk mengalami anemia defisiensi besi pada
kehamilan.

Hal ini sejalan dngan penelitian dari Dainty, et al (2014) bahwa


pentingnya skrining status anemia perlindungan terhadap penyakit tetanus.
Pemberi imunisasi tetanus toxoid dilakukan untuk mencapai status imunisasi
tetanus toxoid ke 5 hasil pemberian imunisasi dasar dan lanjutan. Status imunisasi
13

tetanus toxoid ke 5 (lengkap) ditujukan agar wanita usia subur memiliki


kekebalan penuh terhadap infeksi tetanus toxoid.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Lassi, et al (2014) bahwa
imunisasi pada masa prakonsepsi adalah agar dapat diketahui selama periode
prakonsepsi dapat mencegah banyak kadar hemoglobin pada calon pengantin
sehingga bila terjadi anemia defisiensi besi dapat dilakukan upaya pengobatan
sebelum terjadi kehamilan. penyakit yang mungkin memiliki konsekuensi serius
atau bahkan terbukti fatal bagi ibu atau bayi yang baru lahir.

Standar nasional pelayanan skrining prakonsepsi lainnya adalah


suplementasi gizi pada calon pengantin. Pemberian suplementasi gizi di
Puskesmas Tegalrejo berupa asam folat bagi calon pengantin yang tidak menunda
kehamilan dan calon pengantin yang mengalami anemia. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian dari Opon, et al (2017) bahwa ibu hamil biasanya tidak menyadari
bahwa dirinya hamil pada awal kehamilan. sehingga suplementasi asam folat lebih
baik diberikan dari sebelum hamil. Suplai asam folat yang tepat dari masa
prakonsepsi, kehamilan dan laktasi sangat menentukan perkembangan dan
pertumbuhan janin yang tepat. Asam folat adalah zat yang paling penting dalam
unsur-unsur sel-sel pembagi karena memainkan peran penting dalam sintesis
deoxyribonucleic acid (DNA). Pada awal kehamilan, permintaan asam folat yang
tidak disintesis dalam tubuh manusia meningkat. Asam folat yang dapat dipenuhi
melalu pasokan makanan yang kaya asam folat hanya sekitar 150-250 µg.
kecemasan dan pendampingan agar depresi dan kecemasan tidak berlanjut hingga
pada kehamilan dan berdampak pada ibu dan janin seperti ingin mengakhiri
kehamilan, bunuh diri dan lain-lain (Lassi, et al 2014). Hal ini sejalan pula dengan
penelitian dari Wen, et al (2016) bahwa kekurangan asam folat meningkatkan
risiko terjadinya kecacatan saraf tabung (neuro tube defect), bibir sumbing dan
down syndrome. Gangguan metabolisme folat dapat menyebabkan
hyperhomocysteinaemia dan komplikasi yang lebih sering terjadi pada kehamilan,
seperti keguguran berulang, pertumbuhan janin terhambat dan pre eklampsia.
BAB III

PUNUTUP

1. Kesimpulan
Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktu
sebelum sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau
wanita usia subur yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini
berbeda dengan anak-anak, remaja ataupun usia lanjut. Perbaikan
kesehatan prakonsepsi berdampak pada peningkatan kesehatan reproduksi
dan dapat mengurangi risiko pengeluaran biaya yang mungkin timbul
akibat gangguan kesehatan reproduksi. Layanan prakonsepsi dianggap
sebagai komponen penting dari layanan kesehatan bagi wanita usia subur
(Dieny,dkk,2019;4).
Prakonsepsi atau pra-kehamilan adalah pemeriksaan penting untuk
membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat. Ini
termasuk menilai kesehatan umum wanita dan mengidentifikasi faktor
risiko yang dapat mempersulit kehamilan (Astuti, dkk, 2017).
2. Saran
a. Bagi lahan Praktek
Diharapkan bagi lahan praktek untuk terus meningkatkan mutu
pelayanan dan bisa menerapkan tindakan sesuai teori.
b. Institusi
Institusi pendidikan sebagai tempat untuk mencari ilmu, diharapkan
dapat menjadi tempat pengembangan ilmu khususnya tentang asuhan
kebidanan pada masa prakonsepsi dijumpai dalam lahan praktek.
c. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami asuhan kebidanan pada masa
prakonsepsi yang sering dijumpai dilahan praktek.

14
15

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeny, olivia & Ariestiningsih, Ayuningtias Dian. Gizi prakonsepsi,

kehamilan, dan menyususi. Malang: UB Press, 2017.

Astuti, Sri,dkk. Asuhan ibu dalam masa kehamilan. jakarta:

Erlangga,2017.

Dean, et al. 2014. Preconception care: nutritional risks and interventions.

http://www.reproductivehealt-journal.com/content/11/S3/S3.

pengantin perempuan di Puskesmas Tegalrejo adalah

pemeriksaan psikologi. Pemeriksaan psikologi memiliki

peran penting dalam mempersiapkan mental calon pengantin

menghadapi pernikahan,

Dainty JR,et al. 2014. Estimation of Dietary Iron Bioavailability From

Food Iron Intake and Iron Status. PLoS One 2014; 9:

e111824. Untuk mengidentifikasi adanya gangguan jiwa.

Dieny, Fillah Fithra, dkk.Gizi prakonsepsi. jakarta: Bumi medika,2019.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. P2PTM. 2018.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. P2PTM. 2020.

Kementrian Agama Republik Indonesia. Al-Qur’an dan terjemahan. 2019.

Kurniasih. 2010. Gizi Ibu Hamil . Yogyakarta

Kuswanti, Ina .2014. Asuhan Kebidanan . Jakarta : Pustaka Pelajar

Lassi, et al. 2014. Preconception care: delivery strategies and packages for

care. http://www.

reproductive-health-journal.com/content/11/ S3/S7.
16

Manakandan, Sujith Kumar dan Sutan Rosan. 2017. Expanding the Role

of Pre-Marital HIV Screening: Way Forward for Zero New

Infection. Open Journal of Obstetrics and Gynecology, 7, 71-

79.

Manuaba .2012 . Tanda Pasti Kehamilan . Jakarta: EGC.

Opon,et al. 2017. Folate supplementation during the preconception period,

pregnancy and puerperium. Ginekologia Polska 2017, vol.

88, no. 11.

Permenkes. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No 97 Tahun 2014

Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa

Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan,

Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan

Kesehatan Seksual. http://kesga.kemkes.go.id/

images/pedoman/PMK%20No.%2097~%20 ttg

%20Pelayanan%20Kesehatan%20Kehamilan. pdf.

Prendergast, Andrew J dan Humphrey Jean kehamilan, persalinan, nifas

dan keluarga berencana. H. 2014. The stunting syndrome in

developing countries. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/

articles/PMC4232245/

Surachmindari & Rita Yulifah. Konsep kebidanan untuk pendidikan

kebidanan. Jakarta selatan: Salemba Medika, 2013.


17

Suryani, dkk. Dietetik Penyakit tidak Menular. Jakarta: Kementrian

kesehatan RI,2018.

World Health Organization. 2013. Preconception care: Maximizing the

gains for maternal and child health.

http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/co

ncensus_preconception_care/en/

Wahabi HA,et al. 2010. Preconception care for diabetic women for

improving maternal and fetal outcomes: a systematic review

and metaanalysis.http://wrap.warwick.ac.uk/63107/1/

WRAP_Preconception%20care%20for%20 diabetic

%20women.pdf.

Wen,et al. 2016. Folic Acid Supplementation in Pregnancy and the Risk of

Pre- Eclampsia-A Cohort Study. PLoS One. 2016; 11(2):

e0149818, doi: 10.1371/journal.pone.0149818, indexed in

Pubmed: 26901463.

Yuli, R. (2017). Kehamilan: Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai