Disusun Oleh:
SISCA ARINA
23159010055
2023/2024
1
i
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan pada Stase
Asuhan Kebidanan Pada Bayi, Balita dan Anak Prasekolah. Penulisanan
laporan ini dalam rangka menerapkan tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Bayi, Balita dan Anak Prasekolah yang merupakan salah satu mata kuliah
yang harus dilalui dalam proses pendidikan profesi bidan. Dalam penyusunan
laporan pendahuluan ini penulis banyak mendapatkan bantuan, bimbingan
serta pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
1. Latar Belakang.................................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ........................................................................... .2
3. Tujuan .............................................................................................. 2
4. Manfaat ............................................................................................. 2
1. Kesimpulan ...........................................................................................14
2. Saran ..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita transisi dari masa remaja
akhir ke masa dewasa awal. Ciri utama wanita usia subur adalah peristiwa
fisiologis seperti menstruasi dan tercapainya kesuburan yang maksimal
dengan fungsi organ reproduksi yang berkembang dengan baik. Wus
dianggap sebagai wanita dewasa yang siap menjadi seorang ibu.
Wanita usia subur sebagai calon ibu merupakan kelompok rentan yang
status kesehatannya harus diperhatikan. Kualitas generasi penerus
ditentukan oleh kondisi ibu sebelum dan selama hamil. Sangat penting
untuk mengetahui kesehatan sebelum kehamilan, termasuk status gizi,
terutama saat mempersiapkan kehamilan, karena sangat terkait dengan
kehamilan di masa depan (Dieny,dkk 2019;1-2).
Wanita usia subur adalah wanita yang sudah menikah atau belum
menikah antara usia 15- 49 tahun. Puncak kesuburan sekitar 20-29 tahun.
WUS pada usia 20-29 termasuk dalam kategori dewasa awal. Pada usia
ini, wanita memiliki peluang 95% untuk hamil (Dieny,dkk, 2019:56).
Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktu
sebelum sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau
wanita usia subur yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini
berbeda dengan anak-anak, remaja ataupun usia lanjut. Perbaikan
kesehatan prakonsepsi berdampak pada peningkatan kesehatan reproduksi
dan dapat mengurangi risiko pengeluaran biaya yang mungkin timbul
akibat gangguan kesehatan reproduksi. Layanan prakonsepsi dianggap
sebagai komponen penting dari layanan kesehatan bagi wanita usia subur
(Dieny,dkk,2019;4).
Prakonsepsi atau pra-kehamilan adalah pemeriksaan penting untuk
membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat. Ini
termasuk menilai kesehatan umum wanita dan mengidentifikasi faktor
risiko yang dapat mempersulit kehamilan (Astuti, dkk, 2017).
Bagi kalangan wanita khususnya wanita prakonsepsi, status gizi
kesehatan ibu dan anak adalah faktor penentu sumber daya manusia. Hal
1
2
ini diperjelas dengan bukti bahwa status gizi dan kesehatan calon ibu pada
masa prakonsepsi, saat kehamilan, dan menyususi adalah fase yang sangat
kritis. Salah satu Masalah gizi pada periode prakonsepsi meliputi
kelebihan gizi. Masalah kelebihan gizi yakni obesitas dikaitkan dengan
berbagai Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti diabetes, penyakit
jantung, tekanan darah tinggi, stroke, dan kanker (Dieny,dkk, 2019:3).
Peran tenaga kesehatan khususnya bidan ataupun dokter
kandungan yaitu memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan
paripurna bagi seorang wanita yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksinya saat tidak hamil ataupun saat masa hamil, bersalin, atau
nifas. Baik yang bersifat preventif ( pencegahan terhadap penyakit), kuratif
(penyembuhan kuratif) dan rehabilitatif (perbaikan kelainan yang timbul)
pada alat reproduksinya.
2. Rumusan masalah
Bagaimana kesehatan dan perawatan pada masa prakonsepsi ?
3. Tujuan
a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan konseling perawatan prakonsepsi
serta memberikan edukasi tentang program kehamilan yang sesuai
dengan anjuran kesehatan .
b. Tujuan khusus
1) Mahasiswa dapat mengkaji data pasien.
2) Mahasiswa dapat melakukan tindakan sesuai dengan langkah –
Langkah.
3) Mahasiswa dapat mengevaluasi tindakan yang akan dilakukan.
4. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan
yang berharga bagi instansi kesehatan khususnya klinik varian medika
dan bagi institusi Universitas Muhammadiyah Tangerang Jurusan
3
A. Data Subjective
1. Identias pasien
Nama : Ny. S / Tn. R
Umur : 22 thn / 25 thn
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / karyawan swasta
Alamat : cikande permai blok A3/20
2. Alasan berukunjung dan keluhan
Pasien mengatakan ingin konsultasi menganai kesehatannya sebelum
hamil dan apa yang harus dilakukan agar meningkatkan kesuburan agar
segera hamil .
3. Status perkawinan :
Usia saat pernikahan 21 tahun, lama pernikahan kurang lebih 5 bulan ,
status perkawinan ini perkawinan pertama.
4. Data kebidanan :
a. Riwayat menstruasi
1) Menarche : 14 tahun
2) Siklus: 28-30 hari
3) Durasi: 5-7 hari
4) Disminoehea : Pada hari pertama menstruasi
5) Haid terakhir tanggal 07 September 2023
b. Riwayat keluarga berencana
Ibu tidak pernah menjadi Akseptor KB apapun.
c. Riwayat Kehamilan
Ibu belum pernah mengalami kehamilan ataupun keguguran
d. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit serius seperti hipertensi, asma,
jantung,DM, dan penyakit lainnya.
4
5
E. Evaluasi asuhan
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaannya
2. Ibu mnyimak dan memperhatikan apa yang dijelaskan
3. Ibu mngerti apa yang di sampaikan
4. Ibu mengerti apa yang di sampaikan
BAB III
PEMBAHASAN
9
10
manfaat kesehatan untuk remaja, baik perempuan dan laki-laki selama masa
reproduksinya baik sehat secara fisik, psikologis dan sosial, terlepas dari rencana
mereka untuk menjadi orang tua.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Dean, et al (2014) bahwa
fungsi dari skrining prakonsepsi adalah untuk mengetahui status kesehatan fisik
dan emosional ibu dan pasangan sehingga dapat menjadi dasar dalam pemberian
intervensi untuk menyiapkan kehamilan yang optimal. Mayoritas pasangan yang
memang merencanakan kehamilan dapat merasakan manfaat skrining
prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi
bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan
kehamilan.
suplementasi asam folat tiga bulan sebelum konsepsi, kondisi metabolik yang
lebih baik selama kehamilan, menurunnya risiko aborsi dan menurunnya angka
kematian bayi sehingga secara tidak langsung mengurangi komplikasi pada
kehamilan.
penelitian dari Prendergast dan Humphrey (2014) bahwa status gizi dan
kesehatan ibu sebelum, selama dan setelah kehamilan mempengaruhi
pertumbuhan awal anak dan perkembangannya sejak dalam kandungan.
Kehamilan dengan kekurangan energi kronis menyebabkan kejadian stunting pada
anakanak sebesar 20%. Penyebab lain dari sisi ibu antara lain ibu yang memiliki
perawakan pendek, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan kehamilan remaja.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Manakan dan Sutan (2017)
bahwa skrining HIV pada pasangan sebelum menikah terbukti mengurangi
penularan HIV/AIDS.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Lassi, et al (2014) bahwa
imunisasi pada masa prakonsepsi adalah agar dapat diketahui selama periode
prakonsepsi dapat mencegah banyak kadar hemoglobin pada calon pengantin
sehingga bila terjadi anemia defisiensi besi dapat dilakukan upaya pengobatan
sebelum terjadi kehamilan. penyakit yang mungkin memiliki konsekuensi serius
atau bahkan terbukti fatal bagi ibu atau bayi yang baru lahir.
PUNUTUP
1. Kesimpulan
Masa prakonsepsi adalah waktu sebelum kehamilan atau waktu
sebelum sel telur (ovum) bertemu dengan sperma. Wanita dewasa atau
wanita usia subur yang siap menjadi ibu yang kebutuhan nutrisinya saat ini
berbeda dengan anak-anak, remaja ataupun usia lanjut. Perbaikan
kesehatan prakonsepsi berdampak pada peningkatan kesehatan reproduksi
dan dapat mengurangi risiko pengeluaran biaya yang mungkin timbul
akibat gangguan kesehatan reproduksi. Layanan prakonsepsi dianggap
sebagai komponen penting dari layanan kesehatan bagi wanita usia subur
(Dieny,dkk,2019;4).
Prakonsepsi atau pra-kehamilan adalah pemeriksaan penting untuk
membantu pasangan memiliki kehamilan dan bayi yang sehat. Ini
termasuk menilai kesehatan umum wanita dan mengidentifikasi faktor
risiko yang dapat mempersulit kehamilan (Astuti, dkk, 2017).
2. Saran
a. Bagi lahan Praktek
Diharapkan bagi lahan praktek untuk terus meningkatkan mutu
pelayanan dan bisa menerapkan tindakan sesuai teori.
b. Institusi
Institusi pendidikan sebagai tempat untuk mencari ilmu, diharapkan
dapat menjadi tempat pengembangan ilmu khususnya tentang asuhan
kebidanan pada masa prakonsepsi dijumpai dalam lahan praktek.
c. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat lebih memahami asuhan kebidanan pada masa
prakonsepsi yang sering dijumpai dilahan praktek.
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Erlangga,2017.
http://www.reproductivehealt-journal.com/content/11/S3/S3.
menghadapi pernikahan,
Lassi, et al. 2014. Preconception care: delivery strategies and packages for
care. http://www.
reproductive-health-journal.com/content/11/ S3/S7.
16
Manakandan, Sujith Kumar dan Sutan Rosan. 2017. Expanding the Role
79.
images/pedoman/PMK%20No.%2097~%20 ttg
%20Pelayanan%20Kesehatan%20Kehamilan. pdf.
articles/PMC4232245/
kesehatan RI,2018.
http://www.who.int/maternal_child_adolescent/documents/co
ncensus_preconception_care/en/
Wahabi HA,et al. 2010. Preconception care for diabetic women for
and metaanalysis.http://wrap.warwick.ac.uk/63107/1/
WRAP_Preconception%20care%20for%20 diabetic
%20women.pdf.
Wen,et al. 2016. Folic Acid Supplementation in Pregnancy and the Risk of
Pubmed: 26901463.