DisusunOleh :
YUNI WARDANI
NPM. 2226040045.P
Kelas : B.5Kebidanan
BENGKULU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis
dapat menyelesaikan Tugas Makalah Laporan Laboratorium ini. Penulisan Laporan Laboratorium
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu Laporan Tugas Laboratorium Prodi Sarjana Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Tentang “Kie Persiapan Kehamilan Sehat”.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir Laboratorium ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Laporan Tugas ini, semoga Laporan Tugas ini mempunyai nilai manfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER..........................................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan masalah..........................................................................
C. Tujuan ...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi..........................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Tilik……………………………………………………………………….
2. SOAP …………………………………………………………………………….
3. Alat Peraga Poster ………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan suatu
negara. Menurut World Health Organization (WHO) AKI sangat tinggi sekitar 830 wanita
meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Sekitar
303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu di
negara berkembang adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan 12 per 100.000 kelahiran
hidup di negara maju. AKI menjadi indikator dalam pencapaian Sustainable Development Goals
(SDGs) dan masih fokus dalam upaya menurunkan AKI. Komitmen global menyepakati dalam
SDGs untuk mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran
hidup tahun 2030 (World Health Organization, 2015).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Angka kematian ibu di Indonesia sampai
saat ini masih tinggi hal tersebut merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diatasi secara
tuntas. Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2015 dalam Profil Kesehatan Indonesia
(2017), kematian ibu mengalami penurunan dari 359 pada tahun 2012 menjadi 305 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka ini jauh dari target Millenium Development Goals
(MDGs) pada tahun 2015 yaitu angka kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
(Badan Pusat Statistik, 2016).
Data di Indonesia menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan setelah mendapatkan
perawatan persiapan kehamilan. Salah satu penelitian menunjukkan data bahwa calon pengantin
mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan konseling melalui media booklet pranikah.
Nilai rata-rata sebelum dilakukan konseling sebanyak 4,63% dan setelah dilakukan konseling
mengalami peningkatan sebanyak 7,04% dari 24 responden (Kostania et al., 2020).
Persiapan pernikahan/perkawinan perlu dipahami oleh individu maupun pasangan karena
memberi dampak pada perkawinan, meliputi keinginan hidup bahagia, ekspektasi pada pasangan,
dan persepsi sikap dan preferensi. Bimbingan dan konseling pranikah merupakan upaya membantu
individu maupun pasangan dalam merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang dianggap
penting dalam hal pernikahan/perkawinan berbasis sumber daya pasangan untuk memiliki berbagai
keterampilan dan mengembangkan visi kehidupan pernikahan. Pentingnya mempersiapkan
pernikahan akan memberi dampak terhadap individu yang menjalani hubungan dengan pasangan,
maka pendidikan dan pelatihan perlu didapatkan dalam mempersiapkan menjalani hubungan
pernikahan(Bin Smith Mardia & Mohamad Awal Lakadjo,2017)
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah wanita akan
segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan.Periode
prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya
harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.
Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan
menentukan kondisi bayi yang dilahirkan. Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi
merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat. (Susilowati & Kuspriyanto, 2016).
Salah satu upaya mengantisipasi penyebab kematian ibu adalah dengan deteksi dini komplikasi
mulai dari calon ibu melalui pelayanan prakonsepsi. Pelayanan prakonsepsi sangat penting bagi
calon suami ataupun istri karena dapat mengantisipasi beberapa risiko penyakit yang kemungkinan
terjadi dari buruknya perkawinan dan dampak bagi anak. Pelayanan kesehatan yang berkualitas
salah satunya dipengaruhi oleh pengguna jasa pelayanan. Dalam pelayanan prakonsepsi pengguna
pelayanan prakonsepsi yaitu calon pengantin.(Kusnanti Sumi,2018)
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu persiapan fisik maupun mental, oleh
karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan agar berdampak positif
pada adaptasi fisik dan psikologis ibu selama kehamilan serta kondisi janin yang baik (Oktalia dan
Herizasyam, 2016), Berdasarkan data WHO (2013) 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang
tidak direncanakan, akibatnya wanita dan pasangannya terlambat mendapatkan intervensi kesehatan
esensial saat kehamilan hingga 40%.
Perencanaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah dengan
melakukan skrining prakonsepsi. Skrining Prakonsepsi dapat mengidentifikasi beberapa faktor
risiko yang mungkin bisa terjadi seperti ibu yang mengalami kekurangan hemoglobin, kekurangan
asam folat, dan perilaku yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan
(Williams et al, 2012).
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengetahuan ibu dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat?
C. Tujuan
Untuk mengetahui pengalaman dan pengetahuan ibu dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
d. Suplementasi Gizi
Status gizi pada masa persiapan kehamilan sangat penting dalam menanggulangi
masalah kesehatan yang kemungkinan terjadi selama masa kehamilan. Hal itu disebabkan
karena makanan sehari hari yang dikonsumsi selama kehamilan tidak sepenuhnya
mencukupi zat gizi ibu hamil. Oleh karena itu, diperlukan zat-zat tambahan dalam bentuk
suplemen pada masa persiapan kehamilan yaitu antara lain:
1) Zat Besi
Zat besi bertujuan untuk membentuk komponen darah yang terdapat di dalam sel
darah merah (hemoglobin). Selanjutnya akan beredar di dalam darah untuk mengangkut
oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil lebih tinggi
dibanding sebelum hamil sehingga diharuskan untuk meningkatkan massa hemoglobin
karena adanya penambahan massa tubuh ibu (plasenta, payudara, pembesaran uterus,
dan lain-lain) dan janin. Diperkirakan 1.000 mg tambahan total massa tubuh selama
kehamilan. Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat mengganggu pembentukan sel darah
merah yang menyebabkan terjadinya penurunan hemoglobin dan penurunan kadar
oksigen di jaringan sehingga jaringan tubuh ibu hamil dan janin akan mengalami
kekurangan oksigen yang menurunkan kemampuan kerja organ-organ tubuhnya. Selain
itu, kekurangan zat besi juga mengakibatkan bayi lahir dengan penyimpanan zat besi
yang rendah dan berisiko menderita anemia, bayi dengan berat badan lahir lebih rendah
dan lainlainnya (Pritasari et al., 2017).
Kandungan zat besi terbaik berasal dari sumber makanan hewani dibanding
sumber makanan nabati. Hal itu disebabkan karena sumber makanan nabati walaupun
kaya akan zat besi tetapi zat besi tersebut mempunyai bioavailabilitas (ketersediaan
hayati) yang rendah sehingga hanya sedikit yang dapat diserap di dalam usus dan harus
dikonsumsi bersama dengan sumber protein hewani dan sumber vitamin C seperti buah-
buahan agar dapat diserap dengan baik. (Pritasari et al., 2017).
2) Asam Folat
Asam folat adalah salah satu kelompok dari vitamin B. Jumlah asam folat yang
dibutuhkan tubuh adalah 0,4 mg/hari per orang sampai trimester akhir. Asam folat
sebaiknya dikonsumsi sebelum ibu mengalami kehamilan. Mengkonsumsi asam folat
setelah kehamilan sudah terlambat untuk mencegah terjadinya kelainan yang disebut
neural tube defect (sumsum tulang belakang yang terbuka) dan anencephalus (tidak
memiliki batok kepala). Hal tersebut dikarenakan perkembangan susunan saraf pusat
terjadi pada usia 8 minggu pertama kehamilan. Sumber makanan asam folat terdiri dari
sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, telur, dan daging (Pritasari et al., 2017).
3) Kalsium
Kalsium bertujuan dalam pembentukan tulang dan selselnya. Jumlah kalsium
yang dibutuhkan untuk ibu hamil selama kehamilan sebesar 1.000 mg/hari. Jika kalsium
dalam tubuh ibu hamil kurang terpenuhi maka janin akan mengambil cadangan kalsium
dari tulang ibu. Jumlah kalsium yang diambil hanya sedikit (2,5% dari kalsium yang
ada) sehingga tidak menimbulkan gejala apapun. Akan tetapi, kekurangan kalsium pada
saat kehamilan akan menyebabkan beberapa risiko seperti tekanan darah tinggi pada
kelompok masyarakat tertentu (misalnya kehamilan pada remaja, ibu hamil yang
defisiensi kalsium). Meningkatnya tekanan darah akan bersamaan dengan kurangnya
kalsium pada ibu. Sumber kalsium antara lain telur, susu, keju, mentega, daging, ikan,
dan bayam (Pritasari et al., 2017).
d. Konseling Kesehatan Persiapan kehamilan
Konseling kesehatan persiapan kehamilan merupakan salah satu peran utama dalam
mempersiapkan kehamilan. Konseling kesehatan persiapan kehamilan memberikan
informasi kepada wanita dan pasangannya terkait masa depan reproduksinya.
Konseling kesehatan persiapan kehamilan mengarahkan tentang bagaimana cara untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menangani risiko stres, dan mengenali
perilaku sehat dalam menciptakan kesejahteraan wanita dan calon janinnya. Namun, masih
terdapat calon ibu yang kurang memahami pentingnya konsultasi pada masa persiapan
kehamilan dan hanya fokus pada proses kehamilan dan persalinan saja (Lowdermilk et al.,
2013).
Terdapat empat tujuan untuk meningkatkan kesehatan persiapan kehamilan, antara lain :
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai kesehatan persiapan kehamilan.
b. Wanita usia subur memiliki jaminan pelayanan perawatan persiapan kehamilan sehingga
kesehatannya menjadi optimal ketika memasuki masa kehamilan.
c. Mengurangi risiko yang berhubungan dengan hasil kelahiran buruk.
d. Mengurangi hasil kehamilan yang tidak diinginkan.
A. KESIMPULAN
Menjadi Ibu adalah periode membahagiakan bagi seorang wanita, Perlu adanya pembekalan
agar nantinya kesehatan ibu dan janin terjaga. Perlu adanya kesadaran dari ibu hamil untuk
menajalani hidup yang sehat. Untuk menjawabnya, maka dibutuhkan sebuah konsep kehamilan
yang sehat. Konsep kehamilan sehat dalam tulisan ini meliputi penguasaan referensi
kehamilan, mengatur pola makan beserta kandungan gizinya, menghindari minuman beralkohol,
menghindari merokok, berolahraga, rutin periksa ke dokter kandungan dan mengelola emosi.
Kedepannya perlu dikembangkannya tentang konsep kehamilan sehat yang lebih rinci dan
detail sebagai sebuah panduan untuk mencetak generasi yang cerdas. Mengingat banyak
manfaat yang diperoleh dari konsep kehamilan sehat ini. Dari penjelasan di atas dapat ditarik
kesimpulan, dengan konsep kehamilan sehat dapat meminimalisir kasus kematian ibu dan anak
saat persalinan, kasus keguguran hingga bayi lahir dengan berat rendah. Terlebih, dengan adanya
konsep kehamilan sehat ini, diharapkan ibu hamil lebih aware terhadap kandungannya.
B. SARAN
Setelah dilakukan pengkajian diharapkan calon ibu hamil dapat mempersiapkan kehamilan
terelbih dahulu dengan memeriksa kesehatan, mengatur pola istirahat yang cukup dan
mengkonsumsi makanan yang begizi seimbang dan suplemen untuk ibu hamil seperti tablet Fe,
vit c, asam folat, calsium dll.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prasetyono, D.S. Mengenal Menu Sehat Ibu Hamil. Yogyakarta: DIVA Press; 2009.
2. Sholihah, Lutfiatus. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Ed. ke-8. Yogyakarta: DIVA Press; 2008.
3. Lamadhah, Athif. Buku Pintar Kehamilan & Melahirkan. Ed. ke-9. Yogyakarta: DIVA Press;
2008.
4. Budiani, Risma. Haru Biru Si Ibu Baru. Yogyakarta: Laksana; 2013.
5. GenioFam. 99 Tips Mempersiapkan & Menjaga Kehamilan. Yogyakarta: Leutika;2010.
6. Tips menjaga Kesehatan Kehamilan. [internet]. [cited 2014 May 12] available from
http://bidanku.com/tips-menjaga-kesehatan-kehamilan#ixzz31Z3KTpiC.
7. Agar Janin Sehat. [internet]. [cited 2014 May 12] available from
http://www.parenting.co.id/article/hamil/agar.janin.sehat/001/001/35 .
LAMPIRAN
3. Ventilasi cukup
Persiapan Alat
1. Timbangan
Petunjuk penilaian :
0 = tidak dilakukan
Catin
Score : 30
C TEKNIK
21 Teruji melaksanakan secara sistematis
22 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
23 Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien
24 Teruji melaksanakan dengan percaya diri dan tidak
ragu-ragu
25 Teruji mendokumentasikan hasil
Score : 10
Total Score : 50
DI ......................................................
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Identitas Catin perempuan/istri Identitas Catin laki-laki /suami
No
C. RIWAYAT MENSTRUASI
Menearche :
Tanggal Haid :
Lama : Hari
Siklus :
Keluhan :
C. RIWAYAT OBSTETRI
D. RIWAYAT KONTRASEPSI
E. RIWAYAT KESEHATAN
1. Pemeriksaan Umum
a. Kepala
1) Rambut
Warna :
Kebersihan :
Mudah rontok/tidak :
2) Telinga
Kebersihan :
Gangguan pendengaran :
3) Mata
Konjungtiva :
Sklera :
Kebersihan :
Kelainan :
Gangguan penglihatan :
4) Hidung
Kebersihan :
Polip :
5) Mulut
Warna bibir :
Integritas jaringan :
Kebersihan lidah :
b. Leher
c. Dada
Simetris/tidak :
Nyeri : ………………
d. Perut
Inpeksi :
Bentuk :
e. Ekstremitas atas
Kelainan :
Kebersihan :
Oedema :
Varises :
f. Genital
Kebersihan :
g. Anus
Hemmoroid :
Kebersihan :
3. Pemeriksaan Penunjang :
4. DS :
5. DO :
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
3 POSTER