Anda di halaman 1dari 28

TUGAS LAPORAN LABORATORIUM

KIE TENTANG PERSIAPAN KEHAMILAN SEHAT

DisusunOleh :

YUNI WARDANI
NPM. 2226040045.P

Dosen Penguji : Elza Wulandari, M. Kes

Kelas : B.5Kebidanan

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

TRI MANDIRI SAKTI

BENGKULU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis

dapat menyelesaikan Tugas Makalah Laporan Laboratorium ini. Penulisan Laporan Laboratorium

dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu Laporan Tugas Laboratorium Prodi Sarjana Kebidanan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti Tentang “Kie Persiapan Kehamilan Sehat”.

Penyusunan Laporan Tugas Akhir Laboratorium ini penulis banyak mendapat bimbingan dan

bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada : Dosen Penguji Elza Wulandari, M. Kes

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian Laporan Tugas ini, semoga Laporan Tugas ini mempunyai nilai manfaat bagi kita semua.

Bengkulu, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................

B. Rumusan masalah..........................................................................

C. Tujuan ...........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi..........................................................................................

B. Konsep Dasar Kelainan Pada Malposisi........................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................

B. Saran..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Tilik……………………………………………………………………….
2. SOAP …………………………………………………………………………….
3. Alat Peraga Poster ………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan suatu
negara. Menurut World Health Organization (WHO) AKI sangat tinggi sekitar 830 wanita
meninggal akibat komplikasi terkait kehamilan atau persalinan di seluruh dunia setiap hari. Sekitar
303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Angka kematian ibu di
negara berkembang adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan 12 per 100.000 kelahiran
hidup di negara maju. AKI menjadi indikator dalam pencapaian Sustainable Development Goals
(SDGs) dan masih fokus dalam upaya menurunkan AKI. Komitmen global menyepakati dalam
SDGs untuk mengurangi rasio angka kematian ibu hingga kurang dari 70 per 100.000 kelahiran
hidup tahun 2030 (World Health Organization, 2015).
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Angka kematian ibu di Indonesia sampai
saat ini masih tinggi hal tersebut merupakan masalah kesehatan yang belum dapat diatasi secara
tuntas. Berdasarkan Survei Penduduk Antar Sensus tahun 2015 dalam Profil Kesehatan Indonesia
(2017), kematian ibu mengalami penurunan dari 359 pada tahun 2012 menjadi 305 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Angka ini jauh dari target Millenium Development Goals
(MDGs) pada tahun 2015 yaitu angka kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
(Badan Pusat Statistik, 2016).
Data di Indonesia menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan setelah mendapatkan
perawatan persiapan kehamilan. Salah satu penelitian menunjukkan data bahwa calon pengantin
mengalami peningkatan pengetahuan setelah diberikan konseling melalui media booklet pranikah.
Nilai rata-rata sebelum dilakukan konseling sebanyak 4,63% dan setelah dilakukan konseling
mengalami peningkatan sebanyak 7,04% dari 24 responden (Kostania et al., 2020).
Persiapan pernikahan/perkawinan perlu dipahami oleh individu maupun pasangan karena
memberi dampak pada perkawinan, meliputi keinginan hidup bahagia, ekspektasi pada pasangan,
dan persepsi sikap dan preferensi. Bimbingan dan konseling pranikah merupakan upaya membantu
individu maupun pasangan dalam merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu yang dianggap
penting dalam hal pernikahan/perkawinan berbasis sumber daya pasangan untuk memiliki berbagai
keterampilan dan mengembangkan visi kehidupan pernikahan. Pentingnya mempersiapkan
pernikahan akan memberi dampak terhadap individu yang menjalani hubungan dengan pasangan,
maka pendidikan dan pelatihan perlu didapatkan dalam mempersiapkan menjalani hubungan
pernikahan(Bin Smith Mardia & Mohamad Awal Lakadjo,2017)
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah wanita akan
segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan.Periode
prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya
harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi.
Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan
menentukan kondisi bayi yang dilahirkan. Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi
merupakan kunci kelahiran bayi normal dan sehat. (Susilowati & Kuspriyanto, 2016).
Salah satu upaya mengantisipasi penyebab kematian ibu adalah dengan deteksi dini komplikasi
mulai dari calon ibu melalui pelayanan prakonsepsi. Pelayanan prakonsepsi sangat penting bagi
calon suami ataupun istri karena dapat mengantisipasi beberapa risiko penyakit yang kemungkinan
terjadi dari buruknya perkawinan dan dampak bagi anak. Pelayanan kesehatan yang berkualitas
salah satunya dipengaruhi oleh pengguna jasa pelayanan. Dalam pelayanan prakonsepsi pengguna
pelayanan prakonsepsi yaitu calon pengantin.(Kusnanti Sumi,2018)
Kehamilan yang sehat membutuhkan persiapan, baik itu persiapan fisik maupun mental, oleh
karena itu perencanaan kehamilan harus dilakukan sebelum masa kehamilan agar berdampak positif
pada adaptasi fisik dan psikologis ibu selama kehamilan serta kondisi janin yang baik (Oktalia dan
Herizasyam, 2016), Berdasarkan data WHO (2013) 4 dari 10 wanita mengalami kehamilan yang
tidak direncanakan, akibatnya wanita dan pasangannya terlambat mendapatkan intervensi kesehatan
esensial saat kehamilan hingga 40%.
Perencanaan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak adalah dengan
melakukan skrining prakonsepsi. Skrining Prakonsepsi dapat mengidentifikasi beberapa faktor
risiko yang mungkin bisa terjadi seperti ibu yang mengalami kekurangan hemoglobin, kekurangan
asam folat, dan perilaku yang dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin selama masa kehamilan
(Williams et al, 2012).

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengetahuan ibu dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat?

C. Tujuan
Untuk mengetahui pengalaman dan pengetahuan ibu dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Persiapan kehamilan


1. Pengertian Persiapan kehamilan
Masa persiapan kehamilan dapat dikaitkan dengan masa pra nikah karena setelah
menikah, wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Kata pra artinya sebelum dan kata
konsepsi artinya pertemuan antara sel ovum dengan sel sperma atau disebut dengan istilah
pembuahan sehingga persiapan kehamilan adalah masa sebelum kehamilan atau sebelum terjadi
pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum (Dieny et al., 2019). Terdapat beberapa
persiapan yang sebaiknya dilakukan sebelum merencanakan kehamilan. Persiapan tersebut
dimulai dari usia remaja dengan menjaga kesehatan organ reproduksi, pemenuhan gizi
seimbang, perilaku hidup sehat, dan lain-lain. Wanita yang melakukan persiapan kehamilan
diibaratkan sebagai wanita usia subur yang sudah siap menjadi seorang ibu sehingga kebutuhan
gizinya akan berbeda dengan masa anakanak, remaja, atau usia lanjut (Dieny et al., 2019).
Terdapat beberapa persiapan yang sebaiknya dilakukan sebelum merencanakan
kehamilan. Persiapan tersebut dimulai dari usia remaja dengan menjaga kesehatan organ
reproduksi, pemenuhan gizi seimbang, perilaku hidup sehat, dan lain-lain. Wanita yang
melakukan persiapan kehamilan diibaratkan sebagai wanita usia subur yang sudah siap menjadi
seorang ibu sehingga kebutuhan gizinya akan berbeda dengan masa anakanak, remaja, atau usia
lanjut (Dieny et al., 2019).
Kebutuhan gizi sangat penting untuk dipenuhi pada masa persiapan kehamilan.
Kelahiran dan kualitas hidup seorang bayi ditentukan berdasarkan kondisi ibunya sebelum
kehamilan atau selama kehamilan. Status gizi pada masa persiapan kehamilan menjadi salah
satu cara untuk mengurangi risiko masalah kesehatan seperti mencegah kelahiran bayi 8 dengan
berat badan lahir rendah (BBLR), mencegah cacat lahir, dan pencegahan dini resiko kehamilan
lainnya (Dieny et al., 2019).
Wanita yang melakukan persiapan kehamilan adalah wanita yang sudah siap untuk
menjadi seorang ibu. Upaya yang dilakukan wanita tersebut seperti merencanakan kehamilan,
memperhatikan kesehatan diri, kesehatan reproduksi, kesehatan lingkungan, dan pekerjaannya.
Oleh karena itu, masa persiapan kehamilan ini harus diawali dengan pola hidup sehat oleh
calon ibu (Rhode Island Departement of Health, 2012).

2. Pelayanan Persiapan kehamilan


Pelayanan persiapan kehamilan bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan calon
ibu dan mengurangi risiko atau faktor-faktor yang dapat memperburuk kondisi kesehatan ibu
dan anaknya kedepan. Terdapat beberapa pelayanan kesehatan yang dilakukan di Indonesia
sebelum masa kehamilan berdasarkan Permenkes No. 97 Tahun 2014. Pelayanan tersebut
meliputi:
a. Pemeriksaan Fisik
Petugas kesehatan memberikan beberapa pelayanan persiapan kehamilan yang berkaitan
dengan pemeriksaan fisik. Pemeriksan fisik yang dilakukan berupa pemeriksaan status
kesehatan calon ibu dengan mengecek tanda-tanda vital seperti suhu, nadi, frekuensi nafas
dan tekanan darah. Selain itu, dilakukan juga penimbangan berat badan, mengukur tinggi
badan dan lingkar lengan serta pengecekan suhu.
Peningkatan tekanan darah atau dikenal dengan istilah hipertensi sangat berbahaya saat
wanita hamil. Hal itu disebabkan karena hipertensi yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti otak, jantung, paru-paru, hati, dan ginjal
bahkan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi dalam kondisi-kondisi tertentu
(Azizah, 2021).

Gambar 2.1 cara pengukuran status gizi


b. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang adalah suatu pelayanan kesehatan yang dilaksanakan sesuai
indikasi medis. Pemeriksaan penunjang terdiri dari pemeriksaan darah rutin seperti
pemeriksaan hemoglobin (Hb), trombosit, dan leukosit, pemeriksaan darah yang
direkomendasikan, pemeriksaan penyakit menular, pemeriksaan urin rutin untuk
mengetahui adanya kehamilan dan infeksi saluran perkemihan, serta pemeriksaan
penunjang lainnya (Azizah, 2021).
c. Pemberian Imunisasi
Imunisasi merupakan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh yang berfungsi
sebagai sistem kekebalan tubuh sehingga tubuh dapat membangun zat antibodi yang dapat
mencegah penyakit tertentu seperti penyakit tetanus. Pemberian imunisasi tetanus toksoid
(TT) merupakan salah satu cara signifikan untuk mengurangi risiko kematian bayi akibat
infeksi tetanus. Ciri khas dari tetanus adalah kejang dan badan kaku, terasa keras dan
tegang 10 ketika otot dinding perut diraba, serta mulut kaku dan sulit dibuka (WHO,
2019).
Imunisasi tetanus toksoid merupakan salah satu program yang dilakukan pemerintah
untuk menurunkan angka kejadian penyakit tetanus. Penyuntikan vaksin tetanus dilakukan
pada masa persiapan kehamilan karena beberapa tahun lalu terdapat ibu hamil yang
melakukan persalinan di dukun beranak dan tidak sesuai dengan prosedur medis seperti
menggunakan bahan berkarat atau tidak steril sehingga berisiko mengalami penyakit
tetanus. Namun, jika ibu hamil melakukan persalinan dengan bantuan tenaga medis
profesional di rumah sakit dengan menggunakan alat-alat yang steril maka kecil
kemungkinan ibu hamil mengalami penyakit tetanus (Handayani, 2019).
Berdasarkan Kemenkes RI, suntik tetanus sebanyak 5 kali yang dilakukan secara
bertahap yaitu:
- TT 1: dilakukan sekitar 2 minggu hingga sebulan sebelum menikah untuk membentuk
antibody
- TT 2: Sebulan setelah melakukan TT 1 untuk melindungi tubuh sampai 3 bulan
kedepan
- TT 3: dilakukan 6 bulan setelah TT 2 untuk melindungi tubuh sampai 5 tahun
selanjutnya
- TT 4: dilakukan 12 bulan setelah TT 3 dengan lama efek perlindungan tubuh sampai
10 tahun
- TT 5: dilakukan 12 bulan setelah TT 4 dan merupakan vaksin terakhir yang mampu
melindungi tubuh sampai 25 tahun

d. Suplementasi Gizi

Status gizi pada masa persiapan kehamilan sangat penting dalam menanggulangi
masalah kesehatan yang kemungkinan terjadi selama masa kehamilan. Hal itu disebabkan
karena makanan sehari hari yang dikonsumsi selama kehamilan tidak sepenuhnya
mencukupi zat gizi ibu hamil. Oleh karena itu, diperlukan zat-zat tambahan dalam bentuk
suplemen pada masa persiapan kehamilan yaitu antara lain:

1) Zat Besi
Zat besi bertujuan untuk membentuk komponen darah yang terdapat di dalam sel
darah merah (hemoglobin). Selanjutnya akan beredar di dalam darah untuk mengangkut
oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil lebih tinggi
dibanding sebelum hamil sehingga diharuskan untuk meningkatkan massa hemoglobin
karena adanya penambahan massa tubuh ibu (plasenta, payudara, pembesaran uterus,
dan lain-lain) dan janin. Diperkirakan 1.000 mg tambahan total massa tubuh selama
kehamilan. Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat mengganggu pembentukan sel darah
merah yang menyebabkan terjadinya penurunan hemoglobin dan penurunan kadar
oksigen di jaringan sehingga jaringan tubuh ibu hamil dan janin akan mengalami
kekurangan oksigen yang menurunkan kemampuan kerja organ-organ tubuhnya. Selain
itu, kekurangan zat besi juga mengakibatkan bayi lahir dengan penyimpanan zat besi
yang rendah dan berisiko menderita anemia, bayi dengan berat badan lahir lebih rendah
dan lainlainnya (Pritasari et al., 2017).
Kandungan zat besi terbaik berasal dari sumber makanan hewani dibanding
sumber makanan nabati. Hal itu disebabkan karena sumber makanan nabati walaupun
kaya akan zat besi tetapi zat besi tersebut mempunyai bioavailabilitas (ketersediaan
hayati) yang rendah sehingga hanya sedikit yang dapat diserap di dalam usus dan harus
dikonsumsi bersama dengan sumber protein hewani dan sumber vitamin C seperti buah-
buahan agar dapat diserap dengan baik. (Pritasari et al., 2017).
2) Asam Folat
Asam folat adalah salah satu kelompok dari vitamin B. Jumlah asam folat yang
dibutuhkan tubuh adalah 0,4 mg/hari per orang sampai trimester akhir. Asam folat
sebaiknya dikonsumsi sebelum ibu mengalami kehamilan. Mengkonsumsi asam folat
setelah kehamilan sudah terlambat untuk mencegah terjadinya kelainan yang disebut
neural tube defect (sumsum tulang belakang yang terbuka) dan anencephalus (tidak
memiliki batok kepala). Hal tersebut dikarenakan perkembangan susunan saraf pusat
terjadi pada usia 8 minggu pertama kehamilan. Sumber makanan asam folat terdiri dari
sayuran hijau seperti brokoli dan bayam, telur, dan daging (Pritasari et al., 2017).
3) Kalsium
Kalsium bertujuan dalam pembentukan tulang dan selselnya. Jumlah kalsium
yang dibutuhkan untuk ibu hamil selama kehamilan sebesar 1.000 mg/hari. Jika kalsium
dalam tubuh ibu hamil kurang terpenuhi maka janin akan mengambil cadangan kalsium
dari tulang ibu. Jumlah kalsium yang diambil hanya sedikit (2,5% dari kalsium yang
ada) sehingga tidak menimbulkan gejala apapun. Akan tetapi, kekurangan kalsium pada
saat kehamilan akan menyebabkan beberapa risiko seperti tekanan darah tinggi pada
kelompok masyarakat tertentu (misalnya kehamilan pada remaja, ibu hamil yang
defisiensi kalsium). Meningkatnya tekanan darah akan bersamaan dengan kurangnya
kalsium pada ibu. Sumber kalsium antara lain telur, susu, keju, mentega, daging, ikan,
dan bayam (Pritasari et al., 2017).
d. Konseling Kesehatan Persiapan kehamilan
Konseling kesehatan persiapan kehamilan merupakan salah satu peran utama dalam
mempersiapkan kehamilan. Konseling kesehatan persiapan kehamilan memberikan
informasi kepada wanita dan pasangannya terkait masa depan reproduksinya.
Konseling kesehatan persiapan kehamilan mengarahkan tentang bagaimana cara untuk
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, menangani risiko stres, dan mengenali
perilaku sehat dalam menciptakan kesejahteraan wanita dan calon janinnya. Namun, masih
terdapat calon ibu yang kurang memahami pentingnya konsultasi pada masa persiapan
kehamilan dan hanya fokus pada proses kehamilan dan persalinan saja (Lowdermilk et al.,
2013).

3. Perawatan Persiapan kehamilan


Perawatan persiapan kehamilan merupakan perawatan yang diberikan sebelum
kehamilan yang bertujuan untuk memperlancar calon ibu mencapai tingkat kesehatan yang baik
sebelum mengalami masa konsepsi. Perawatan persiapan kehamilan juga sebagai tahapan atau
langkah-langkah dalam menilai masalah kesehatan. Salah satu cara perawatan persiapan
kehamilan ialah dengan menjaga kesehatan alat reproduksi yang dimulai sejak usia remaja.
Usia remaja merupakan masa transisi yang ditandai dengan adanya perubahan emosi, psikis,
dan fisik. Perubahan tersebut membuat remaja lebih ekspresif dalam mengeksplorasi organ
kelamin dan perilaku seksualnya sehingga perlu adanya pengenalan terhadap kesehatan
reproduksi dasar yang membantu remaja dalam mengetahui penyakit HIV/AIDS, penyakit
menular seksual, dan mengetahui pengaruh media sosial terhadap aktivitas seksual.
Pengembangan komunikasi dapat membentuk kepercayaan diri seseorang untuk menghindari
perilaku yang berisiko (Kemenkes RI, 2018).
Terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi,
diantaranya (Kemenkes RI, 2018):
 Selalu membersihkan alat reproduksi yang sebaiknya dilakukan dari arah depan menuju
belakang, memakai handuk yang lembut, memakai celana dengan bahan yang mudah
menyerap keringat, dan mengganti pakaian minimal 2 kali dalam sehari.
 Pemberian edukasi tentang penyakit seksual seperti HIV/AIDS dan berbagai jenis
penyakit lainnya yang menimbulkan kesadaran untuk tidak melakukan aktivitas seksual
yang berisiko tinggi.
 Mengonsumsi makanan yang bergizi karena berpengaruh besar pada kesehatan
reproduksi, khususnya bagi kesuburan.
 Beristirahat yang cukup agar dapat memberikan keseimbangan pada hormon tubuh.
 Menggunakan produk khusus secara berkala yang bersih dan memberikan kenyamanan.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat, Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memberikan pernyataan bahwa
perawatan persiapan kehamilan adalah rangkaian tindakan yang dilakukan kepada calon
ibu untuk menemukan dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan sosial. Selain
itu, CDC juga menanggapi tentang semakin banyaknya bukti yang menghubungkan
antara perawatan persiapan kehamilan dengan peningkatan kesehatan selama kehamilan
(Rhode Island Departement of Health, 2012).

Terdapat empat tujuan untuk meningkatkan kesehatan persiapan kehamilan, antara lain :
a. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai kesehatan persiapan kehamilan.
b. Wanita usia subur memiliki jaminan pelayanan perawatan persiapan kehamilan sehingga
kesehatannya menjadi optimal ketika memasuki masa kehamilan.
c. Mengurangi risiko yang berhubungan dengan hasil kelahiran buruk.
d. Mengurangi hasil kehamilan yang tidak diinginkan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persiapan kehamilan


a. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan memiliki hubungan yang erat dengan masa persiapan kehamilan.
Wanita yang memiliki pengetahuan tentang persiapan kehamilan akan cenderung melakukan
persiapan yang lebih baik dibanding wanita dengan defisiensi pengetahuan. Tingkat
pengetahuan akan membuat wanita usia subur bersikap positif dalam menangani pentingnya
persiapan kehamilan (Umisah & Puspitasari, 2017).
b. Sikap
Sikap wanita usia subur mempengaruhi proses asuhan persiapan kehamilan. Kurang
optimalnya sikap wanita terhadap asuhan persiapan kehamilan biasanya disebabkan karena
faktor pengetahuan yang belum memadai dan faktor domisili. Wanita yang berdomisili di
daerah paten memiliki karakteristik sedikit berbeda dibanding wanita yang berdomisili di
daerah perkotaan. Wanita yang tinggal di perkotaan cenderung memiliki akses yang lebih
luas terhadap sumber informasi asuhan persiapan kehamilan. Faktor lain yang
mempengaruhi sikap wanita terkait asuhan persiapan kehamilan adalah wanita yang
melakukan pemeriksaan kesehatan, wanita yang melakukan konsultasi persiapan kehamilan,
dan wanita yang sudah merencanakan kehamilan. Faktor ini yang memberikan kesadaran
kepada wanita untuk membentuk sikap yang lebih baik dalam menangani asuhan persiapan
kehamilan (Widayani & Ulfah, 2021).
c. Perilaku
Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah reaksi atau tanggapan
terhadap suatu rangsangan lingkungan. Perilaku kesehatan adalah tindakan dari suatu
individu, kelompok, dan organisasi yang terdiri dari keyakinan, harapan, nilai, persepsi, dan
karakteristik kepribadian dalam meningkatkan keterampilan koping dan kualitas hidup
(Pakpahan et al., 2021). Perilaku kesehatan yang sebaiknya dilakukan pada masa persiapan
kehamilan adalah mengonsumsi makan yang mengandung energi seperti karbohidrat, lemak,
dan protein. Apabila kebutuhan energi dalam waktu lama tidak terpenuhi maka wanita usia
subur (WUS) dapat mengalami kekurangan energi kronik yang menyebabkan gangguan
pada pertumbuhan janin atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (Umisah &
Puspitasari, 2017).
Selain itu, menjaga aktivitas fisik seperti olahraga secara teratur juga memberikan
pengaruh yang baik terhadap kesehatan dan tingkat stress. Aktivitas fisik cukup 3 kali dalam
seminggu selama 30 menit dan dilakukan secara rutin. Diharapkan seorang wanita memiliki
badan yang sehat sebelum hamil dan berbadan normal pada waktu hamil. Hal itu disebabkan
karena berat badan yang terlalu kurus atau berlebihan dapat berisiko lebih besar mengalami
komplikasi seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama kehamilan. Sangat penting pula
untuk menghentikan kebiasaan buruk misalnya kebiasaan merokok, minum alkohol, atau
menggunakan narkoba yang dapat menyebabkan masalah selama kehamilan. Perempuan
yang minum alhokol atau perokok memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil sehingga
perlu penghentian secara total ketika merencanakan kehamilan (BkkbN, 2014).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Menjadi Ibu adalah periode membahagiakan bagi seorang wanita, Perlu adanya pembekalan
agar nantinya kesehatan ibu dan janin terjaga. Perlu adanya kesadaran dari ibu hamil untuk
menajalani hidup yang sehat. Untuk menjawabnya, maka dibutuhkan sebuah konsep kehamilan
yang sehat. Konsep kehamilan sehat dalam tulisan ini meliputi penguasaan referensi
kehamilan, mengatur pola makan beserta kandungan gizinya, menghindari minuman beralkohol,
menghindari merokok, berolahraga, rutin periksa ke dokter kandungan dan mengelola emosi.
Kedepannya perlu dikembangkannya tentang konsep kehamilan sehat yang lebih rinci dan
detail sebagai sebuah panduan untuk mencetak generasi yang cerdas. Mengingat banyak
manfaat yang diperoleh dari konsep kehamilan sehat ini. Dari penjelasan di atas dapat ditarik
kesimpulan, dengan konsep kehamilan sehat dapat meminimalisir kasus kematian ibu dan anak
saat persalinan, kasus keguguran hingga bayi lahir dengan berat rendah. Terlebih, dengan adanya
konsep kehamilan sehat ini, diharapkan ibu hamil lebih aware terhadap kandungannya.

B. SARAN
Setelah dilakukan pengkajian diharapkan calon ibu hamil dapat mempersiapkan kehamilan
terelbih dahulu dengan memeriksa kesehatan, mengatur pola istirahat yang cukup dan
mengkonsumsi makanan yang begizi seimbang dan suplemen untuk ibu hamil seperti tablet Fe,
vit c, asam folat, calsium dll.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prasetyono, D.S. Mengenal Menu Sehat Ibu Hamil. Yogyakarta: DIVA Press; 2009.
2. Sholihah, Lutfiatus. Panduan Lengkap Hamil Sehat. Ed. ke-8. Yogyakarta: DIVA Press; 2008.
3. Lamadhah, Athif. Buku Pintar Kehamilan & Melahirkan. Ed. ke-9. Yogyakarta: DIVA Press;
2008.
4. Budiani, Risma. Haru Biru Si Ibu Baru. Yogyakarta: Laksana; 2013.
5. GenioFam. 99 Tips Mempersiapkan & Menjaga Kehamilan. Yogyakarta: Leutika;2010.
6. Tips menjaga Kesehatan Kehamilan. [internet]. [cited 2014 May 12] available from
http://bidanku.com/tips-menjaga-kesehatan-kehamilan#ixzz31Z3KTpiC.
7. Agar Janin Sehat. [internet]. [cited 2014 May 12] available from
http://www.parenting.co.id/article/hamil/agar.janin.sehat/001/001/35 .
LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Tilik

PRODI KIE PERSIAPAN KEHAMILAN SEHAT


NO DOKUMEN NO HALAMAN
KEBIDANAN REVISI
PROGRAM SARJANA
KEBIDANAN
PROSEDUR TANGGAL DITETAPKA
N OLEH
TETAP DITETAPKAN
( )
Pengertian Memberikan konseling edukatif mengenai persiapan
kehamilan sehat agar terjadi perubahan pengetahuan dan
perilaku calon pengantin / calon orang tua untuk
mempersiapkan kehamilan dengan baik.
Indikasi Untuk semua calon pengantin/pasangan yang
merencanakan
Tujuan 1. Untuk mempersiapkan kehamilan sehat tanpa komplikasi
Petugas Mahasiswa Kebidanan
Skenario Seorang perempuan datang ke Puskesmas bersama
pasangannya untuk berkonsultasi mengenai perencanaan
kehamilan.

Pengkajian Mengkaji keadaan umum pasien


Persiapan pasien Menjelaskan tujuan dilakukan KIE
Persiapan ruang Persiapan ruang

dan alat 1. Ruangan yang nyaman dan tertutup

2. Tenang dan jauh dari keramaian

3. Ventilasi cukup

Persiapan Alat

1. Timbangan

2. Pengukur tinggi badan


Langkah-langkah 1. Menjelaskan tujuan KIE pada calon pengantin/calon ibu

2. Melakukan pemeriksaan status gizi

3. Menghitung IMT catin dan menjelaskan hasil perhitungan

4. Menjelaskan setiap pasangan catin untuk


mengkonsumsi makanan gizi seimbang

5. Menjelaskan bahwa setiap catin perempuan


dianjurkan mengkonsumsi tablet tambah darah yang
mengandung zat besi dan asam folat minimal seminggu sekali
6. Menjelaskan manfaat imunisasi TT

7. Menjelaskan jangka waktu pemberian imunisasi TT

8. Menjelaskan mengenai anemia dan bahayanya

9. Menjelaskan mengenai kekurangan gizi dan bahayanya

10.Menjelaskan mengenai hepatitis B dan upaya

pencegahan pada catin

11.Menjelaskan mengenai diabetes melitus dan resikonya

12.Menjelaskan mengenai malaria dan dampaknya bagi catin

13.Menjelaskan mengenai TORCH dan dampaknya bagi


catin

14.Menjelaskan mengenai thalasemia dan dampaknya pada


catin

15.Menjelaskan mengenai pencegahan thalasemia bagi catin

16.Menjelaskan mengenai hemofilia dan dampaknya pada


catin

17.Menjelaskan mengenai pencegahan hemofilia pada catin

Referensi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.2018.


Kesehatan Reproduksi Dan Seksual Bagi Calon Pengantin
CEKLIST KIE PERSIAPAN KEHAMILAN SEHAT

Petunjuk penilaian :

0 = tidak dilakukan

1 = dilakukan tidak sempurna

2 = dilakukan dengan sempurna

NO ASPEK YANG DINILAI NIL


A SIKAP DAN PERILAKU 0 1 AI 2
1 Menyambut pasien dengan sopan dan ramah
2 Memperkenalkan diri kepada pasien
3 Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan
4 Menjaga privasi pasien
5 Tanggap terhadap reaksi pasien dan kontak mata
Score :10
B ISI/KONTEN
Persiapan gizi
6 Menghitung IMT catin dan menjelaskan hasil

7 Menjelaskan setiap pasangan catin untuk

8 Menjelaskan bahwa setiap catin perempuan dianjurkan


mengkonsumsi tablet tambah darah yang mengandung
zat besi dan asam folat minimal seminggu sekali
Persiapan imunisasi
9 Menjelaskan manfaat imunisasi TT
10 Menjelaskan jangka waktu pemberian imunisasi TT
Konseling kondisi kesehatan yang perlu diwaspadai
11 Menjelaskan mengenai anemia dan bahayanya
12 Menjelaskan mengenai kekurangan gizi dan bahayanya
13 Menjelaskan mengenai hepatitis B dan upaya
pencegahan pada catin
14 Menjelaskan mengenai diabetes melitus dan resikonya
15 Menjelaskan mengenai malaria dan dampaknya bagi
Catin
16 Menjelaskan mengenai TORCH dan dampaknya bagi
Catin
Konseling penyakit genetik yang dapat
mempengaruhi kehamilan dan kesehatan janin
17 Menjelaskan mengenai thalasemia dan dampaknya
pada catin
18 Menjelaskan mengenai pencegahan thalasemia bagi
Catin
19 Menjelaskan mengenai hemofilia dan dampaknya pada
Catin
20 Menjelaskan mengenai pencegahan hemofilia pada

Catin
Score : 30
C TEKNIK
21 Teruji melaksanakan secara sistematis
22 Teruji menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
23 Teruji memberikan perhatian terhadap respon pasien
24 Teruji melaksanakan dengan percaya diri dan tidak

ragu-ragu
25 Teruji mendokumentasikan hasil
Score : 10
Total Score : 50

Nilai akhir = (Total score :50) x 100


Lampiran 2 SOAP

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH / PRAKONSEPSI


PADA Nn/ny...... UMUR…..

DI ......................................................

Tempat Praktek/Ruang : ………………………………………………………………


Nomor MR : ………………………………………………………………
Masuk RS/klinik. H/Tgl : ………………………………………………………………
Pembimbing lahan/CI : ………………………………………………………………
Pengkajian tanggal : ……………………… Jam ………… Oleh ……………….

Sumber data : ………………………………………………………………

I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS
Identitas Catin perempuan/istri Identitas Catin laki-laki /suami

Nama : …………………………………… …………………………………


NIK : …………………………………… …………………………………
Umur : …………………………………… …………………………………
Gol darah : …………………………………… …………………………………
Pendidika : …………………………………… ……………………………
nPekerjaan : …………………………………… ……………………………
Agama : …………………………………… ……………………………
Alamat : …………………………………… ……………………………
No : ………………………………… ……………………………
Telpon
Jenis dan :

No

C. RIWAYAT MENSTRUASI
Menearche :
Tanggal Haid :
Lama : Hari
Siklus :
Keluhan :
C. RIWAYAT OBSTETRI

No Kehamilan ke Jenis BB bayi kelainan Keterangan

D. RIWAYAT KONTRASEPSI

No Jenis Mulai Berhenti/ Ganti cara


pakai
Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh Tempat Alasan
KB

E. RIWAYAT KESEHATAN

NO RIWAYAT KESEHATAN PASIEN PASANGAN


Riwayat penyakit kronis dan menurun
1 Riwayat Hipertensi
2 Riwayat Gula darah
3 Riwayat asma
4 Riwayat Jantung
5 TBC
6 Hepatitis B
7 Malaria
8 Kanker payudara -
9 Kanker servix -
10 Anemia
11 TORCH
12 Lainnya
Riwayat Genetik
1 Riwayat Thalasemia
2 Riwayat Hemofilia
3 Lainnya
Riwayat IMS
1 Gonorea
2 Siphilis
3 Herpes genitalia
4 Chlamidia
5 Condiloma
6 HIV/AIDS
Infeksi saluran reproduksi
1 Kandidiasis Vaginalis -
2 Vaginosis Bakterial -
3 Trikomoniasis -
Riwayat penyakit yang terkait dengan kesehatan
1 Riwayat mumps (gondok)
2 Idiopathic Thrombocytopenic
Purpura
3 Tiroid
4 Systemic Lupus Erythematosus
F. LINGKUNGAN DAN PERILAKU

 Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari

No Kebutuhan Sehari-hari Catin Catin


laki-
A.Pemenuhan nutrisi
1 Pola gizi seimbang Ya / tdk Ya / tdk
2 Mengkonsumsi zat Ya / tdk Ya / tdk
tambah
3 Makan beragam Ya / tdk Ya / tdk
makanan
4 Kebiasaan Konsumsi Buah Ya / tdk Ya / tdk
dan
5 Kebiasaan konsumsi Ya / tdk Ya / tdk
protein
B. Pemenuhan Kebutuhan Istirahat
1 Tidur malam paling sedikit Ya / tdk Ya / tdk
6-7
2 Tidur siang atau berbaring Ya / tdk Ya / tdk
1-2
C. Personal Hygiene

1 Cuci tangan dengan Ya / tdk Ya / tdk


sabun sesudah dan sebelum
2 BAK/BAB gigi teratur
Menyikat Ya / tdk Ya / tdk
minimal sesudah sarapan dan
3 sebelum
Bersihkantidur
payudara Ya / tdk Ya / tdk

4 Ganti pakaian dalam setiap Ya / tdk Ya / tdk


hari
D. Aktivitas sehari-hari
1 Melakukan aktifitas fisik Ya / tdk Ya / tdk
2 Berolahraga Ya / tdk Ya / tdk
3 Tidak mengkonsumsi alkohol Ya / tdk Ya / tdk
4 Merokok Ya / tdk Ya / tdk
5 membersihkan lingkungan Ya / tdk Ya / tdk
E. Lingkungan dan Perilaku yang merugikan kesehatan
1 Ibu sering terpapar asap rokok Ya / tdk Ya / tdk

2 Beban pekerjaan ibu terlalu Ya / tdk Ya / tdk

3 Kebiasaan Minum jamu atau Ya / tdk Ya / tdk


4 Memiliki hewan Ya / tdk Ya / tdk

5 Kebiasaan cuci tangan pakai Ya / tdk Ya / tdk

6 Kepemilikan jamban Ya/tdk Ya/tdk


7 Sumber Air Bersih Ya/tdk Ya/tdk
8 Sarana Pembuangan Air Limbah Ya/tdk Ya/tdk

9 Sarana Pembuangan Sampah Ya/tdk Ya/tdk


G. Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum

No Jenis Pemeriksaan Hasil


1. Keadaan Umum Ibu
2. Berat Badan
3. Tinggi Badan
4. Tekanan Darah
5 Status TT
6. Lingkar Lengan Atas (LILA)
7. IMT
10. Test Laboratorium Sederhana
a. HB
b. Golongan darah
c. Plano test
d. Gula darah
e. Lainnya
11. Ditawari Test HIV
2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala

1) Rambut

Warna :

Kebersihan :

Mudah rontok/tidak :

2) Telinga

Kebersihan :

Gangguan pendengaran :

3) Mata

Konjungtiva :

Sklera :
Kebersihan :

Kelainan :

Gangguan penglihatan :

4) Hidung

Kebersihan :

Polip :

5) Mulut

Warna bibir :

Integritas jaringan :

Kebersihan lidah :

Gangguan pada mulut :

b. Leher

Pembesaran kelenjar limfe :

c. Dada

Simetris/tidak :

Besar payudara simetris/tidak :

Nyeri : ………………

Keadaan puting : ………….

Kebersihan puting : …………….

d. Perut

Inpeksi :

Bentuk :

Bekas luka operasi : ……………………………………………

e. Ekstremitas atas

Kelainan :
Kebersihan :

Oedema :

Varises :

Perkusi reflek patellla :

f. Genital

Kebersihan :

Pengeluaran pervaginam : ………………………

Tanda infeksi vagina : …………………………………

g. Anus

Hemmoroid :

Kebersihan :

3. Pemeriksaan Penunjang :

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa Kebidanan
Nn/Ny..usia...calon pengantin
Data Dasar :

4. DS :
5. DO :

III. MENENTUKAN DIAGNOSA POTENSIAL

IV. MENENTUKAN TINDAKAN


ANTISIPASI/SEGERA V. MEMBUAT
PERENCANAAN

VI. IMPLEMENTASI

VII. EVALUASI
3 POSTER

Anda mungkin juga menyukai