Anda di halaman 1dari 44

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.R USIA 28 PRAKONSEPSI


DENGAN KEK DENGAN ANEMIA DI PMB LIA YULIAWATI

Nama : Lia Yuliawati


NIM : 07210200008

PROGAM STUDI PENDIDIKAN KEBIDANAN PROGRAM

SARJANA TERAPAN DEPARTEMEN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INDONESIA

MAJU 2022

LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.R USIA 28 PRAKONSEPSI


DENGAN KEK DENGAN ANEMIA DI PMB LIA YULIAWATI

Oleh:

NAMA : Lia Yuliawati

NPM : 07210200008
Telah dilakukan pembimbingan dan dinyatakan layak untuk dipresentasikan di
hadapan tim penguji.

Tanggal, 10 Februari 2022

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

(Ratna Wulandari, S.ST., MKM)

NIDN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas berkat rahmat dan

hidayanya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas tentang “asuhan kebidanan pada

pra konsepsi dengan anemia di PMB lia yuliawati” ini tepat pada waktunya yang telah

di tentukan. Tugas ini diajukan guna memenuhi tugas seminar studi kasus yang di

berikan dosen.
Pada kesempatan ini juga kami berterima kasih atas bimbingan dan masukan dari

semua pihak yang telah memberi kami bantuan wawasan untuk dapat menyelesaikan

tugas studi kasus ini baik itus ecara lansung maupun tidak lansung.

Penulis menyadari isi tugas ini masih jauh dari kategori sempurna, baik dari

segikalimat, isi maupun dalam penyusunan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang

membangun dari dosen mata kuliah yang bersangkutan dan rekan-rekan semuanya,

sangat kami harapan demi kesempurnaan tugas ini

Pandeglang, …… 2022

penyusun

DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Tujuan...................................................................................................4

C. Manfaat ................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Konsep Dasar Remaja...........................................................................6

B. Menstruasi ............................................................................................9

C. Disminorea..........................................................................................13

D. Manajeen asuhan kebidanan...............................................................18

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Pengkajian ..........................................................................................28

B. Identitas Pasien....................................................................................28

BAB IV PEMBAHASAN
A. pembahasan.........................................................................................35

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................39

B. Saran....................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah

menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi

merupakan masa sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu

dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus

mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum

konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga sampai enam bulan

pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi yang dilahirkan.

Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran

bayi normal dan sehat (Susilowati dkk. 2016).

Kehamilan merupakan suatu keadaan membahagiakan bagi seorang

wanita karena didalam kandungannya ada embrio yang dinantikan hingga kelak

lahirnya janin, yang diperkirakan sekitar 40 minggu kemudian (Kuswanti,

2014). Ketika seorang wanita menginginkan kehamilan, disitulah dimulainya

sebuah komit menuntut menjalani hidup sehat. Pola hidup sehat ketika hamil

menjadi perhatian serius karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan

kesehatan ibu, pertumbuhan dan perkembangan janin, proses persalinan, serta

mengurangi resiko kelahiran abnormal pada janin. Kehamilan yang sehat

didukung dengan adanya pemeriksaan kesehatan sebelum kehamilan.

Pemeriksaan ini penting karena akan membantu mengatasi kemungkinan

terjadinya kelainan genetik pada janin dalam kandunga. (Pujiastuti, 2014)


Prakonsepsi adalah perawatan sebelum terjadikehamilan dengan rentang

waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus

mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum

konsepsi bagi seorang ibu. Kesiapan ibu dalam menghadapi kehamilan sangat

bermanfaat untuk mencegah malnutrisi, menyiapkan tubuh pada perubahan-

perubahan pada saat hamil, mencegah obesitas, mencegah risiko keguguran,

persalinan premature, berat bayi lahir rendah, menghindari stress, kematian janin

mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan yang bermasalah pada

saat hamil (Chandranipapongse dan Koren, 2013).

Kematian ibu atau maternal adalah kematian seorang ibu sewaktu hamil

atau dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung pada tempat

atau usia kehamilan. Salah satu penyebab komplikasi obstetri adalah Anemia,

menurut WHO (World Health Organisation) adalah kurangnya pengertian

tentang makanan sehat, bahkan waktu hamil banyak makanan yang dibutuhkan

karena kurangnya pengertian tentang makanan sehat yang bergizi sehingga

anemia menjadi semakin parah, dimana merupakan masalah yang masih

controversial dalam kebidanan. Anemia sering kali menimbulkan konsekuensi

yang berimbas pada mordibitas dan mortalitas pada ibu (WHO, 2012).

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh

jaringan tubuh (Proverawati, 2013).

Anemia pada kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi

penting untuk melakukan pemeriksaan pada kunjungan pertama kehamilan


karena jika pada saat kunjungan pertama hasil pemeriksaan tidak mengalami

anemia masih mungkin terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya

(Proverawati,2013).

Pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia akan

berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaanprogram pencegahan

anemia. Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingginya kejadian anemia

pada ibu hamil adalah umur, jarak kelahiran, paritas, pendidikan , pengetahuan

dan pendapatan keluarga (BKKBN, 2019).

Secara global prevalensi anemia pada ibu hamil diseluruh dunia adalah

sebesar 41,8%. Prevalensi anemia pada ibu hamil diperkirakan di Asia sebesar

48,2%, Afrika 57,1% , Amerika 24,1% dan Eropa 25,1% (WHO, 2019).

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018,

prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia sebesar 37,1%. ibu hamil anemia,

yaitu ibu hamil dengan kadar Hb kurang dari 11,0 gram/dl, dengan proporsi

yang hampir sama antara di kawasan perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%).

Anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal mulai dari kelahiran

prematur sampai kematian ibu dan bayi. Menurut WHO 40% kematian ibu di

negara berkembang berkaitan dengan anemia pada kehamilan dandisebabkan

oleh defisiensi besi dan perdarahan akut (Rukiyah,2010).untuk itu pranikah

harus mendapatkan konseling untuk menanggulangi anemia pada saat kehamilan

sehingga kesiapan dalam kehamilan sudah dipersiapkan sebelumnya,supaya

pada saat hamil tidak terjadi anemia.


B. Tujuan

1. Tujuan umum

Untuk Menerapkan Asuhan Kebidanan Pada Prakonsepsi dengan Anemia di

PMB Lia Yuliawati.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan objektif

pada kasus gangguan reproduksi pada Prakonsepsi dengan Anemia

b. Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan kebutuhan kasus

gangguan reproduksi Prakonsepsi dengan Anemia

c. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan bidan

dari kasus gangguan reproduksi Prakonsepsi dengan Anemia.

d. Mengidentifikasi rencana tindakan segera untuk gangguan reproduksi pada

Prakonsepsi dengan Anemia

e. Menyusun rencana tindakan untuk kasus gangguan reproduksi pada

Prakonsepsi dengan Anemia.

f. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan gangguan

reproduksi pada Prakonsepsi dengan Anemia

C. Manfaat Penulisan

1. Bagi PMB

Diharapkan dapat melaksanakan asuhan Kebidanan pada prakonsepsi dengan

anemia ringan secara tepat dan benar berdasarkan teori dan kenyataan.
2. Bagi Penulis

Diharapkan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan mahasiswi profesi

kebidanan Stikes Abdi Nusantara dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada

prakonsepsi dengan anemia ringan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PRAKONSEPSI

1. Pengertian Prakonsepsi

Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti

sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga

terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel

sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil.

Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu

tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan

sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi (Susilowati dkk,

2016). Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil, wanita prakonsepsi

diasumsikan sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi

seorang ibu. Wanita pranikah merupakan bagian dari kelompok WUS yang

perlu mempersiapkan kecukupan gizi tubuhnya, karena sebagai calon ibu, gizi

yang optimal pada wanita pranikah akan mempengaruhi tumbuh kembang

janin, kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan dan keselamatan selama proses

melahirkan. Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena

setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa

prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan (Paratmanitya, dkk. 2012).

Kesehatan prakonsepsi merupakan bagian dari kesehatan secara

keseluruhan selama masa reproduksi yang berguna untuk mengurangi risiko

dan mengaplikasikan gaya hidup sehat untuk mempersiapkan kehamilan sehat

dan meningkatkan kemungkinan memiliki bayi yang sehat (Yulizawati, dkk.


2016).

Perencanaan kehamilan merupakan hal yang penting untuk dilakukan

setiap pasangan suami istri, baik itu secara psikologi/mental, fisik dan

finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan (Kurniasih,2016).

Perencanaan kehamilan pasangan suami istri, baik itu secara

psikologi/mental, fisik dan finansial adalah hal yang tidak boleh diabaikan

(Kurniasih, 2016).

Perencanaan kehamilan merupakan perencanaan berkeluarga yang

optimal melalui perencanaan kehamilan yang aman, sehat dan diinginkan dan

merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka

kematian maternal. Menjaga jarak kehamilan tidak hanya menyelamatkan ibu

dan bayi dari sisi kesehatan, namun juga memperbaiki kualitas hubungan

psikologi keluarga (Mirza, 2013).

2. Asuhan Prakonsepsii

Asuhan pra konsepsi merupakan asuhan yang diberikan pada

perempuan sebelum terjadi konsepsi. Asuhan prakonsepsi adalah asuhan yang

diberikan sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah wanita mencapai

tingkat kesehatan optimal sebelum ia hamil

3. Tujuan Asuhan Prakonsepsi

Tujuan asuhan pra konsepsi adalah memfasilitasi perempuan untuk

menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi yang dilahirkannya dalam

keadaan sehat yang optimal.Tujuan asuhan prakonsepsi lainnya adalah

memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam statuskesehatan fisik


dan emosional yang optimal saat awitan kehamilan.

4. Manfaat Asuhan Prakonsepsi

Manfaat asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan

emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan

prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat

mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat

mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi,

sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi

dapat lahir dengan sehat.

Ada beberapa manfaat atau keuntungan dari asuhan pra konsepsi yaitu

sebagai berikut :

a. Identifikasi keadaan penyakit

b. Penilaian keadaan psikologis

c. Kesiap-siagaan keuangan dan tujuan hidup

d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk

membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di

hadapinya

5. Langkah- Langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Pra Konsepsi

a. Anjurkan gaya hidup sehat

b. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi

c. Usahakan BB ideal

d. Pemeriksaan laboratorium rutin

e. Melakukan medical check up


f. Identifikasi masalah kesehatan

g. Diet makanan bergizi seimbang

h. Membersihkan lingkungandari bahan kimia

B. KONSELING

1. Pengertian

Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan

secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal,

teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik (Saifuddin, 2016)

2. Manfaat Konseling

Manfaat dari konseling adalah Meningkatkan kemampuan klien dalam

mengenal masalah, merumuskan alternative, memecahkan masalah dan

memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri. Konseling

prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan psikologi seorang

wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak Mencakup

topik-topik seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, bagaimana cara

mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau

pasangan, serta harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua

C. KEHAMILAN

1. Pengertian

Kehamilan adalah matarantai yang bersinambung dan terdiri

dari ovulasi, migrasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi dan

pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan


plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai ater

(Manuaba, 2017).

Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa

embrio atau fetus didalam tubuhnya. Kehamilan manusia

terjadiselama 40 minggu, terjadi Kehamilan merupakan proses

alami yang akan membuat perubahan baik fisik maupun

psikologis. Perubahan kondisi fisik dan erosional yang kompleks,

memerlukan adaptasi terhadap proses kehamilan yang terjadi

mulai dari menstruasi terakhir sampai kelahiran (38 minggu dari

pembuahan)

Risiko pada masa reproduksi bagi wanita dan pasangannya

sebelum konsepsi. Komponen asuhan yaitu sebagai berikut

a. Penilaian risiko

b. Promosi kesehatan

c. Intervensi medis dan psikososial

d. Pendidikan kesehatan yang meliputi : konseling, tindakan

rujukandan follow up.

Seorang ibu punya tanggung jawab yang besar untuk bisa

membuat anaknya yang terlahir adalah anak-anak yang sehat dan

cerdas. Bagaimana semua itu bisa terbentuk, salah satunya

dengan mengupayakan persiapan kehamilan sehat. Kesehatan


sudah diawali dari sebelum bayi dilahirkan dari kandungan.

Masa-masa kehamilan merupakan masa yang cukup rentan dan

akan menentukan bagaimana kesehatan bayi setelah lahir, bahkan

ketika ia mulai besar. persiapan kehamilan sehat juga terkait

bagaimana proses persalinan yang baik dan sehat. Masa

kehamilan yang tidak dijaga dan persiapkan akan memberikan

pengaruh pada proses persalinan atau melahirkan.

2. Persiapan kehamilan yang harus diperhatikan oleh calon ibu

atau calon bapak.

a. Pemeriksaan kesehatan secara teratur termasuk pengobatan

penyakit yang diderita sebelum hamil sampai dinyatakan

sembuh atau diperbolehkan hamil oleh dokter dan dalam

pengawasan

b. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh dengan olahraga

teratur. Berusaha untuk menurunkan berat badan bila obesitas

(kegemukan) dan menambah berat badan bila terlalu kurus.

berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan

penilaian IMT atau indeks massa tubuh.

c. Menghentikan kebiasaan buruk misalnya perokok berat,

morfinis, pecandu narkotika dan obat terlarang lainnya,

kecanduan alkohol, gaya hidup dengan perilaku seks bebas.


d. Meningkatkan asupan makanan bergizi dengan mengkonsumsi

makanan yang mengandung zat vitamin yang diperlukan tubuh

dalam persiapan kehamilan , misalnya protein,vitamin E,

vitamin C, asam folat, zat besi dan sebagainya.

e. Persiapan secara psikologis dan mental agar kehamilan yang

akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan. Hindari hal - hal

yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan

hormonal. Misalnya tekanan psikis dalam rumah tangga,

kehamilan yang menjadi beban misalnya tuntutan keluarga

untuk mendapat jenis kelamin tertentu pada anak pertama,

masalah ekonomi keluarga, kekerasaan dalam rumah tangga

dan sebagainya.

f. Perencanaan financial/keuangan yang matang untuk persiapan

pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan

dan persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting

karena timbulnya ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya

kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan tak jarang

timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal

financial/keuangan.

g. Pemberian imunisasi TT Catin dengan dosis 0,5 ml secara

Intarmusculer atau subcutan, Vaksin tetanus toksoid (TT)


adalah vaksin untuk mencegah penyakit tetanus neonatorum

(tetanus pada bayi) dan tetanus pada sang ibu. Vaksin tetanus

toksoid wajib diberikan sebanyak 5 kali suntikan dengan detail

sebagai berikut:

1) Suntikan pertama: 2 minggu sebelum menikah,

2) Suntikan kedua: sebulan setelah suntikan pertama, dengan

perlindungan 3 tahun

3) Suntikan ketiga: 6 bulan sesudah suntikan kedua, dengan

perlindungan 5 tahun

4) Suntikan keempat: 12 bulan sesudah suntikan ketiga,

dengan perlindungan 10 tahun

5) Suntikan kelima: 12 bulan setelah suntikan keempat, dengan

perlindungan lebih dari 25 tahun.

h. Melakukan pemeriksaan skrining laboratorium lanjutan,

pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui secara dini

kondisi kesehatan catin jika ditemukan penyakit atau kelainan

segera dilakukan pengobatan dan bila penyakit tersebut tidak

diatasi maka diupayakan masalah tersebut tidak bertambah

berat atau menular kepada pasangannya, jenis pemeriksaan

kesehatan pranikah yang perlu dilakukan yaitu :

1) Pemeriksaan hematologi rutin (Hb)


2) Pemeriksaan urinalisa lengkap

3) Pemeriksaan glukosa darah

4) Pemeriksaan HbsAg

5) Pemeriksaan VDRL

6) Pemeriksaan TORCH

D. ANEMIA

1. Pengertian Anemia

Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam

darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah

kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan

III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II . Fatimah, Hadju et al (2017).

Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu

mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke

seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2013).

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya

zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis

tidak cukup, yang ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-

mikrositer, kadar besi serum (Serum Iron = SI) dan transferin menurun,

kapasitas ikat besi total (Total Iron Binding Capacity/TIBC) meninggi dan

cadangan besi dalam sumsum tulang serta di tempat yang lain sangat kurang

atau tidak ada sama sekali.

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin

di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin < 10,5 gr%
pada trimester II ( Depkes RI, 2018 ). Anemia adalah penurunan jumlah sel

darah merah atau penurunan konsentrasi hemoglobin didalam sirkulasi

darah. Kadar hemoglobin kurang dari 12 gram/dl untuk wanita tidak hamil

dan kurang dari 11 gram/dl untuk wanita hamil (Varney, 2017).

2. Tanda gejala anemia zat besi

Gejala anemia defisiensi besi dapat digolongkan menjadi 3 golongan besar

yaitu : gejala umum anemia, gejala khas akibat defisiensi besi, gejala

penyakit dasar:

a. Gejala umum anemia Gejala ini berupa badan lemah, lesu, cepat lelah,

mata berkunang- kunang, serta telinga berdenging. Anemia bersifat

simtomatik jika hemoglobin telah turun dibawah 7 g/dl. Pada pemeriksaan

fisik dijumpai pasien yang pucat, terutama pada konjungtiva dan jaringan

dibawah kuku.

b. Gejala Khas Defisiensi Besi, gejala yang khas dijumpai pada defisiensi

besi, tetapi tidak dijumpai pada anemia jenis lain adalah koilonychia,

atropi papil lidah, stomatitis angularis, disfagia, atrofi mukosa gaster

sehingga menimbulkan akhloridia, pica. c. Gejala penyakit dasar. Pada

anemia defisiensi besi dapat dijumpai gejala gejala penyakit yang menjadi

penyebab anemia defisiensi besi tersebut. Misalnya pada anemia akibat

cacing tambang dijumpai dispepsia, parotis membengkak, dan kulit telapak

tangan berwarna kuning seperti jerami.

c. Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering

pusing, palpitasi, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu

makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia


parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, perubahan

jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah, lelah,

disphagia dan pembesaran kelenjar limpa

3. Patofisiologi Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah karena

perubahan sirkulasi yang semakin meningkat terhadap plasenta dan

pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45 - 65% pada awal

kehamilan dan maksimum terjadi pada bulan menurun sedikit menjelang

aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus (Rukiyah, 2010).

4. Penyebab anemia

Penyebab anemia yaitu karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan

darah, seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering

terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi (Rukiyah,2014).

Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi

yang memperlihatkan gambaran eritrosit mikrositik hipokrom pada apusan

darah tepi. Penyebab anemia umumnya adalah Kurang gizi (malnutrisi),

Kurang zat besi dalam diet, Malabsorbsi, Kehilangan darah yang banyak :

persalinan yang lalu, haid, dan lainlain, Penyakit-penyakit kronik : TBC,

paru, cacing usus, malaria, dan lainlain (Mochtar, 2012).

5. Faktor yang mempengaruhi anemia

a. Umur Ibu

Menurut Amiruddin (2017), bahwa ibu hamil yang berumur kurang dari 20

tahun dan lebih dari 35 tahun yaitu 74,1% menderita anemia dan ibu hamil
yang berumur 20 - 35 tahun yaitu 50,5% menderita anemia. Wanita yang

berumur kurang dari 20 tahun atau lebihdari 35 tahun, mempunyai risiko

yang tinggi untuk hamil, karena akan membahayakan kesehatan dan

keselamatan ibu hamil maupun janinnya, beresiko mengalami pendarahan

dan dapat menyebabkan ibu mengalami anemia.

b. Paritas

Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik

lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan

mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila

tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi. Karena selama hamil zat-zat gizi

akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang dikandungnya.

Menurut Arisman (2014) bahwa jumlah paritas lebih dari 3 merupakan

factor terjadinya anemia yang berhubungan dengan jarak kehamilan yang

terlalu dekat yaitu < 2 tahun yang disebabkan karena terlalu sering hamil

dapat menguras cadangan zat gizi tubuh ibu.

c. Kurang Energi Kronis (KEK)

Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) adalah suatu cara untuk

mengetahui resiko Kurang Energi Kronis (KEK) Wanita UsiaSubur

(WUS). Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau

perubahan tatus gizi dalam jangka pendek.

d. Infeksi dan penyakit

Seseorang dapat terkena anemia karena meningkatnya kebutuhan tubuh

akibat kondidi fisiologis (hamil, kehilangan darah karena kecelakaan,

pascabedah atau menstruasi), adanya penyakit kronis atau infeksi (infeksi


cacing tambang, malaria, TBC) Ibu yang sedang hamil sangat peka

terhadap infeksi dan penyakit menular.

e. Jarak kehamilan

Menurut Ammirudin (2012) proporsi kematian terbanyak terjadi pada ibu

dengan prioritas 1 - 3 anak dan jika dilihat menurut jarak kehamilan

ternyata jarak kurang dari 2 tahun menunjukan proporsi kematian maternal

lebih banyak. Jarak kehamilan yang terlalu dekat menyebabkan ibu

mempunyai waktu singkat untuk memulihkan kondisi rahimnya agar bisa

kembali ke kondisi sebelumnya. Pada ibu hamil dengan jarak yang terlalu

dekat beresiko terjadi anemia dalam kehamilan.

f. Pendidikan

Pada beberapa pengamatan menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang

di derita masyarakat adalah karena kekurangan gizi banyak di jumpai di

daerah pedesaan dengan malnutrisi atau kekurangan gizi. Kehamilan dan

persalinan dengan jarak yang berdekatan, dan ibu hamil dengan

pendidikan dan tingkat social ekonomi rendah (Manuaba, 2017). Menurut

penelitian Amirrudin dkk (2012), faktor yang mempengaruhi status anemia

adalah tingkat pendidikan rendah.

6. Klasifikasi anemia

Pembagian anemia pada ibu hamil menurut Manuaba (2017) yaitu:

a. Tidak anemia Hb 11 gr/dl

b. Ringan Hb 9-10 gr/dl

c. Sedang Hb 7-8 gr/dl

d. Berat Hb < 7 gr/dl


7. Bahaya anemia pada kehamilan dan janin.

a. Bahaya anemia terhadap kehamilan, persalinan dan nifas

Bahaya selama kehamilan dapat terjadi abortus, persalinan

prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah

terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb <6gr%), mola

hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ketuban

pecah dini (KPD). Bahaya saat persalinaan yaitu gangguan his (kekuatan

mengejan), kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus

terlantar, kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan

sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala uri dapat diikuti

retensio plasenta, dan perdarahan post partum karena atonia uteri, kala

empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

Pada kala nifas yaitu terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan

post partum, memudahkan infeksi puerperium, pengeluaran ASI

berkurang, terjadi dekompesasi kordis mendadak setelah persalinan,

anemia kala nifas, mudah terjadi infeksi mamae.

b. Bahaya anemia terhadap janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai kebutuhan dari

ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme

tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin

dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan yaitu abortus,

kematian intra uterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir

rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah
mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan inteligensia rendah

(Manuaba, 2017).

8. Pencegahan anemia

Pencegahan anemia pada ibu hamil antara lain :

a. Mengkonsumsi pangan lebih banyak dan beragam, contoh sayuran warna

hijau, kacang - kacangan, protein hewani, terutama hati.

b. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti jeruk, tomat,

mangga dan lain-lain yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi.

9. Penanganan anemia Ringan

Penatalaksanaan Anemia \ingan Menurut Manuaba (2017), penatalaksanaan

anemia ringan antara lain :

a. Meningkatkan gizi penderita Faktor utama penyebab anemia adalah faktor

resiko gizi, terutama protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat

besi sangat diperlukan oleh ibu hamil yang mengalami anemia ringan.

b. Memberi suplemen zat besi 1) Peroral Pengobatan dapat dimulai dengan

preparat besi sebanyak 600-1000 mg seperti sulfas ferrosus atau glukonas

ferrosus. Hemoglobin dapat dinaikkan sampai 0,1 gr/100 ml atau lebih. 2)

Parental Diberikan apabila penderita tidak tahan akan obat besi peroral,

ada gangguan absorbsi, penyakit saluran pencernaan. Besi parental

diberikan dalam bentuk ferri secara intramuscular/intravena. Diberikan

ferum dekstran 100 dosis total 1000 - 2000 mg intravena.

E. Teori Manajemen Kebidanan


1) Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori

ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk

mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien.

2) Langkah- langkah asuhan kebidaanan menurutvarney

a. Pengumpulan data dasar

Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan secara lengkap dan akurat dari

berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien secara keseluruhan.

Untuk memperoleh data dilakukan dengancara:

1. Data subjektif /anamnesa

Nama : Untuk membedakan pasien satu dengan yang lain.

Umur : untuk memastikan usia dan sebagai identitas.

Suku/bangsa : Untuk mengetahui adat istiadat sehingga mempermudah

dalam melaksanakan tindakankebidanan.

Agama : Untuk memperoleh informasi tentang agama yang dianut

Pendidikan : Untuk memudahkan bidan memperoleh keterangan atau

dalam memberikan informasi mengenai suatu hal dengan menggunakan

cara yang sesuai dengan pendidikan.

Pekerjaan : Untuk mengetahui apakah remaja terlalu lelah dalam

pekerjaan yang berhubungan dengan keseimbangan tubuh.

2. Dataobjektif

a) KeadaanUmum : Bagaimana keadaan pasien dengan anemia.

b) Tanda-tandavital
Tekanan darah : Untuk mengetahui tekanan darah pasien dengan

anemia.

Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien dengan anemia.

Respirasi : Untuk mengetahui respirasi pasien dengan anemia.

Suhu : Untuk mengetahui suhu pasien dengan anemia.

3. Pemeriksaan fisik

Muka : untuk mengetahui adanya pembengkakan pada wajah.

Mata : untuk melihat sklera dankonjungtiva.

Leher : untuk mengetahui adanya pembengkakan kelenjar tiroid, limfe

dan vena jugularis.

Payudara: untuk mengetahui bentuk, ukuran, keadaan putting.

Abdomen: untuk mengetahui pembesaran abdomen abnormal.

Ekstremitas : untuk mengetahui reflek patella dan adanya varices.

4. Pemeriksaan penunjanglaboratorium

Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika ada terdapat kelainan saat

pemeriksaan.

b. Interpretasi data dasar

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa

atau masalah dan kebutuhan klien, berdasarkan interpretasi yang benar atas

data-data yang dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan

diidentifikasikan sehingga ditemukan masalah atau masalah yang

spefisik.Interpretasi data terdiri dari diagnosa kebidanan, diagnosa masalah

dan diagnosa kebutuhan. Interpretasi data pada remaja dengan anemia

adalah:
1. Diagnosa kebidanan

Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik

kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa

kebidanan.Dasar diagnosa tersebut adalah data subjektif berupa

pernyataan pasien tentang sering lelah, lesu, lemas, lunglai.

Hasil data objektif meliputi pemeriksaan umum, fisik, dan ginekologi

serta hasil pemeriksaan penunjang. Diagnosa kebidanan ditulis dengan

lengkap berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan data penunjang

2. Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang

ditemukan dari hasil pengkajian atau yang ditemukan dari hasil

pengkajian atau yang menyertai diagnosis.Masalah dapat muncul tapi

dapat pula tidak.Hal ini muncul berdasarkan sudut pandang klien dengan

keadaan yang dialami apakah menimbulkan masalah terhadap klien atau

tidak. Masalah pada kasus ini yaitu anemia dengan keluhan sering

merasa lelah dan sulit berkonsentrasi.

3. Kebutuhan

Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum

teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan dengan

melakukan analisis data. Kebutuhan yang muncul setelah dilakukan

pengkajian. Ditemukan hal- hal yang membutuhkan asuhan, dalam hal

ini klien tidak menyadari. Kebutuhan klien pada anemia yaitu pemberian

tablet penambah darah.

c. Identifikasi diagnose dan masalah potensial


Diagnosa potensial ditegakkan berdasarkan diagnosa atau masalah yang

telah diidentifikasi. Bidan dituntut untuk tidak hanya merumuskan masalah

tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa

potensial tidak terjadi. Sehingga langkah ini merupakan langkah yang

bersifat antisipasi yang rasional atau logis. Diagnosa potensial pada remaja

dengan anemia adalah meningkatkan kerentanan terhadap infeksi karena

daya tahan tubuh menurun. Dan jika berdampak pada jangka panjang, kelak

akan mempengaruhi saat hamil dan persalinan. Oleh karena perlu adanya

tindakan yang dapat dilakukan oleh bidan atau tenagakesehatan.

d. Identifikasi kebutuhan segera

Menentukan kebutuhan klien terhadap tindakan yang segera dilakukan

oleh bidan atau untuk konsultasi, kolaborasi serta melakukan rujukan

terhadap penyimpangan abnormal. Antisipasi pertama yang dilakukan pada

anemia yaitu dengan memperbaiki nutrisi dan pola hidupsehat serta

pemberian tablet Fe.

e. Intervensi

Merupakan pengembangan rencana asuhan yang menyeluruh dan

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah

diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana harus mencakup setiap hal yang

berkaitan dengan semua aspek kesehatan dan disetujui oleh kedua belah

pihak (bidan dan klien).

Rencana yang diberikan pada anemia adalah :

1. Konseling psikologis, sosial, budaya danspiritual


2. Medikamentosa meliputi pemberian tablet Fe

f. Implementasi

Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan secaraefisiendan

aman. Langkah ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau anggota tim

kesehatan lainnya. Selama melakukan tindakan intervensi, bidan

menganalisa dan memonitor keadaan kesehatanpasiennya.

Pelaksanaan pada anemia adalah:

1. Setelah diberikan konseling psikologis, sosial, budaya dan spiritual

diharapkan pasien atau klien dapat mengerti tentang anemia secara

umum.

2. Setelah pemberian tablet Fe selama 30 hari ke depan, diharapkan kadar

Hb meningkat.
FORMAT DOKUMENTASI
ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA PRAKONSEPSI

No. Registrasi :
Tanggal Pengkajian : 16 Februari 2022
Waktu Pengkajian : 11.00 WIB
Tempat Pengkajian : BPM Lia Yuliawati
Pengkaji : Lia Yuliawati

A. Data Subjektif

Nama Ibu : Ny R Nama Suami : Tn. A


Umur : 28 Tahuan Umur : 31 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Sunda Suku : Sunda
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Kp. Tugu Rt.001/Rw.001 kec. Cimanggu - Pandeglang

1. Alasan datang

Ny R mengatakan ingin konsultasi mengenai kesehatan untuk merencanakan kehamilan


2. Keluhan utama

Ibu mengatakan sering pusing, lemes dan mudah cape

3. Riwayat obstetri

a. Riwayat menstruasi

Menarche : 12 tahun
Siklus menstruasi : 28hari, teratur
Lama menstruasi : 6-7 hari
Departemen Kebidanan UIMA
26

Departemen Kebidanan
Sifat darah : Encer
Jumlah/banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Bau : Amis khas
Warna darah : Merah kehitaman
Disminore : Tidak pernah
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Penyulit Anak
Anak Tgl / Thn Tempat Usia Jenis Penolong
kehamilan Jenis
ke persalinan persalinan kehamilan persalinan persalinan BB/ PB Keadaan
/ persalinan kelamin
1 2015 BPM 39 minggu Normal Bidan Tidak ada L 3000/49 Baik

4. Riwayat ginekologi

Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit ginekologi seperti kista, mioma, endometritis, dll.

5. Riwayat kesehatan

a. Riwayat kesehatan ibu

Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu maupun sekarang, dan pasien
mengatakan tidak pernah operasi apapun

b. Riwayat kesehatan keluarga

Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang sedang dan pernah menderita penyakit
menular, menurun dan menahun seperti Jantung, DM, Asma, Hipertensi, Hepatitis,Epilepsi,
TBC, tidak ada riwayat infertil

6. Riwayat pernikahan

Riwayat perkawinan ke :1
Umur kawin istri : 21
Umur kawin Suami : 24
Departemen Kebidanan UIMA
27

Departemen Kebidanan
Lama Kawin : 7 tahun

7. Riwayat psikososial

Pasien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya sekarang karna mudah cape dan pusing
padahal ibu berencana untuk melakukan program hamil

8. Riwayat KB

Kb suntik

9. Pola kebiasaan sehari-hari

a) Pola istirahat

lama tidur : 7-8 jam/hari


keluhan : Tidak ada

b) Pola aktivitas

mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyapu dll.

c) Pola eliminasi

Frekuensi BAK : 4-5 x/hari, warna kuning jernih, bau khas


Frekuensi BAB : 1x sehari, Warna kecoklatan, bau khas

d) Pola nutrisi

Frekuensi : 3kali sehari, porsi 1 piring, jenis makanan nasi, lauk ikan, sayur Tidak
ada pantangan makanan

e) Pola personal hygiene: mandi 2x/hari, sikat gigi 3x/hari, keramas 3x/seminggu,baju ganti 2x

sehari atau bila kotor


Departemen Kebidanan UIMA
28

Departemen Kebidanan
f) Pola hubungan seksual : 3-4 kali/minggu

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Lelah


Kesadaran : Composmentis

2. Pemeriksaan Umum

Tekanan Darah : 100/60 mmHg


Denyut nadi : 84 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 X/menit
Suhu tubuh : 36,50C

3. Pemeriksaan Antropometri

Berat badan : 46 kg
Tinggi badan : 155 cm
LILA : 24 cm
IMT : 19,1 kg/m2

4. Pemeriksaan Fisik

Wajah : Pucat,
Mata : Simetris, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterus
Mulut : Tidak stomatitis, gusi tudak berdarah, gigi tidak caries
Leher : Kelenjar tyroid tidak ada pembesaran, kelenjar limfe tidak
ada pembesaran, vena jogularis tidak ada pembengkakan
Dada : simetris
Abdomen : Simetris, tidak ada bekas luka, tidak ada tumor, nyeri tekan
tidak ada
Ekstremitas Atas : simetris, tidak ada kelainan
Ekstremitas Bawah : simetris tidak ada oedema
Anogenitalia
Departemen Kebidanan UIMA : tidak dilakukan
29

Departemen Kebidanan
5. Pemeriksaan Penunjang : HB 10 gr/dl

C. Analisis Data

Diagnosa kebidanan : Ny. E umur 21 Tahun prakonsepsi dengan Anemia ringan


Masalah : Cemas dengan keadaanya
Diagnosa potensial : Gangguan psikologis (stres/depresi)
Kebutuhan : - Penkes tentang Gizi
- Dukungan spiritual, emosional dan sosial

D. Penatalaksanaan

Tanggal 16 Februari 2022, pukul 10.00 WIB

1. Melakukan informed consent


- Informed consent telah di lakukan
2. Menginformasikan hasil pemeriksaan, Hb (9,5 gr/dl), bahwa klien mengalami anemia
yang menyebabkan ibu mudah lelah dan pusing
- pasien memahami hasil pemeriksaan.
3. Menjelaskan tentang anemia (anemia adalah kondisi dengan kadar Hb dalam darah
dibawah normal dan penyebab anemia adalah kekurangan zat bezi)
- Pasen menerima dan memahami penjelasan petugas kesehatan.
4. Mengan jurkan ibu untuk meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola
makan bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama sumber
pangan hewani yang kaya zat besi dalam jumlah yang cukup sesuai dengan AKG,
seperti hati, ikan, daging dan unggas.
- Pasien bersedia melakukan nya di rumah
Departemen Kebidanan UIMA
30

Departemen Kebidanan
5. Menganjurkan klien mengkonsumsi sayur-sayuran yang berwarna hijau (daun kelor)
dan makanan yang mengandung zat besi seperti ( Hati, Ikan laut, kacang- kacangan)
- pasien mengerti dan akan melakukannya dirumah.
6. Menganjurkan ibu mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C, seperti
jeruk, jambu, untuk membantu penyerapan zat besi.
- Ibu mengerti dan bersedia mealkukannya di rumah
7. Memberikan tablet Fe dengan dosis 1X1 tablet sebanyak 30 tablet,
- pasien bersedia meminumnya dirumah.
8. Menganjurkan pasien control ulang 1 bulan lagi
- pasien bersedia kontrol ulang
9. Melakukan pendokumentasian.
- pendokumentasian sudah di lakukan

Pandeglang, 09 Febuari 2022


Pengkaji

Lia yuliawati

Departemen Kebidanan UIMA


31

Departemen Kebidanan
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pengkajian Data

Pada pengkajian data ini, data subjektif yang dibutuhkan diperoleh dari anamnesa

dengan cara wawancara kepada pasien, sedangkan untuk mendapatkan data objektif

dilakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang (Rukiyah

dkk, 2014). Tanggal 5 April2021 pukul 16.00 WIB bertempat diPMB Bd N dengan identitas

Ny. R berumur 28 tahun, beragama Islam, kebangsaan sunda/Indonesia, pendidikan terakhir

SMP (tamat), beragama Islam, kebangsaan sunda/Indonesia, pekerjaan IRT Tinggal di Kp.

Tugu Rt.001/Rw.001 kec. Cimanggu - Pandeglang.

Dari hasil pengkajian anamnesa didapatkan data subjektif Ny. R datang ke PMB pada

tanggal 16 Februaril 2022 pukul 11.00wib mengatakan ingin konsultasi mengenai kesehatan

untuk merencanakan kehamilan dan Ibu mengatakan sering pusing, lemes dan mudah cape

Data obyektif ditemukan Hasil pemeriksaan fisik : KU Baik,


Departemen Kebidanan UIMA
32

Departemen Kebidanan
Kesadaran :composmentis ,TD 100/70 mmhg, N 82 x/menit, R 20 x/menit, S

36,5°c BB: 70 kg TB 165 cm IMT:25,9 Konjungtiva agak pucat selera putih, tidak ada

pembesaran kelenjar thyroid,payudara tidak ada benjolan palpasi abdomen tak ada nyeri

tekan dan tidak ada massa ekstermitas tidak ada oedema pemeriksaan penunjang HB 10

gr/dl,golongan darah B/+

Dari hasil pengkajian data diatas saya dapat menyimpulkan adanya tanda gejala

Anemia ringan,hal ini senada dengan pendapat Proverawati (2013) Anemia adalah suatu

keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang

mana sel darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen

ke seluruh jaringan tubuh. Fakta data Subyektif Nn. A datang ke PMB N pada tanggal5 april

2021 pukul 16.00wib Nn. A datang ke PMB N pada tanggal 5 april 2021 pukul 16.00 wib

mengatakan akan menikah bulan depan tanggal 28 mei 2021,ingin konsultasi tentang

persiapan kehamilan karena tidak ingin menunda kehamilan. Pasien mengeluh pusing dan

lemes,mudah capek. Fakta data Obyektif ditemukan Hasil pemeriksaan fisik : KU Baik,

Kesadaran :composmentis ,TD 100/70 mmhg, N 82 x/menit, R 20 x/menit, S 36,5 oc BB: 70

kg TB 165 cm IMT:25,9 Konjungtiva agak pucat selera putih, tidak ada pembesaran kelenjar

thyroid,payudara tidak ada benjolan palpasi abdomen tak ada nyeri tekan dan tidak ada massa

ekstermitas tidak ada oedema, pemeriksaan penunjang HB 10 gr/dl,golongan darah B/+.

Masalah yang ditemukan yaitu: 1)kurang pengetahuan tentang makanan yang mengandung

zat besi 2) Kurang istirahat tidur 3) kurang nya pengetahuan tentang kesiapan prakonsepsi,

fakta yang didapatkan dari data subjektif yaitu penggalian informasi oleh bidan klien

mengatakan belum mengetahui makanan yang dapat meningkatkan kadar Hb/ mengandung
Departemen Kebidanan UIMA
33

Departemen Kebidanan
zat besi,dan pasien mengatakan kurang istirahat tidur karena banyak pekerjaan di tempat

kerjadan pasien datang ke bidan untuk konsultasi ingin segera hamil setelah nanti menikah.

BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis mengambil simpulan dan saran setelah melakukan asuhan kebidanan pada

Nn. M umur 17 tahun dengan disminorea primer di BPM Euis Julaeha, yaitu sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian pada kasus Nn. M umur 17 tahun dengan data subjektif yaitu sakit perut

bagian bawah, pegal-pegal pada pinggang, menstruasi teratur sifat darah encer agak

menggumpal, dan data objektif yaitu keadaanumum baik, kesadaran composmentis, vital

sign TD : 90/60mmHg, N : 80x/menit, R : 20x/menit, S : 36,5oC, muka tidak tampak

pucat, pada palpasi didapati, nyeri tekan pada perut.

2. Pada interpretasi data didapat diagnosa kebidanan Nn. T umur 19 tahun dengan

disminorea primer dan masalah diperoleh nyeri dan cemas. Masalah cemas ini terjadi

karena remaja mengalami disminorea. Bagi remaja putri ini hal yang abnormal yang

menimbulkan rasa nyeri sehingga remaja putri cemas dan untuk itu remaja putri perlu

mendapatkan penjelasan mengenai disminorea dan cara mengatasinya. Keluhan tersebut


Departemen Kebidanan UIMA
34

Departemen Kebidanan
akan hilang 1-2 hari, setelah mendapat penjelasan tersebut maka rasa cemas yang remaja

rasakan dapat berkurang.

3. Tidak ada diagnosa potensial.

4. Pada kasus Nn. T tidak dilakukan antisipasi karena telah mendapat penanganan yang

tepat.

5. Pada kasus ini, perencanaan yang diberikan sesuai dengan keadaan Nn. M yang meliputi

penjelasan pada klien tentang keadaannya, anjurkan klien istirahat cukup, anjurkan klien

untuk kompres hangat didaerah perut, anjurkan klien untuk mengkonsumsi minuman

hangat yang mengandung kalsium tinggi, anjurkan klien untuk menggosok-gosok perut

atau pinggang yang sakit, anjurkan klien untuk tarik nafas dalam-dalam secara perlahan.

Anjurkan klien untuk menggunakan obat-obatan yang berdasarkan pengawasan bidan

atau dokter, boleh minum analgesik (penghilang rasa sakit), seperti asam mefenamat

@500mg 2x1 tablet, anjurkan klien untuk memperbanyak mengkonsumsi protein dan

sayuran hijau.

6. Pelaksanaan yang dapat penulis lakukan adalah sesuai dengan perencanaan yang telah

dibuat.

7. Evaluasi dilakukan selama 1 hari untuk mengetahui perkembangan remaja dengan hasil

keadaan umum baik, aktivitas kembali lancar, disminorea primer sudah teratasi.

8. terdapat kesenjangan antara teori dan praktik pada kasus ini yang terletak pada pemberian

terapi

B. Saran Saran yang dapat penulis berikan kepada semua pihak pada kasus ini adalah sebagai

berikut :

Departemen
1. Kebidanan
Bagi pasienUIMA
35

Departemen Kebidanan
a. Diharapkan mampu mendeteksi dini tanda-tanda disminorea pada remaja dan

menganjurkan untuk segera membawa ke petugas kesehatan yang terdekat bila

mengalami tanda disminorea.

b. Diharapkan dapat memberikan penanganan segera apabila menderita disminorea.

Memberikan kompres hangat pada perut yang nyeri.

2. Bagi bidan

Diharapkan lebih mengutamakan upaya promotif dalam kasus disminorea, misalnya KIE

tentang disminorea, pemberian pendidikan kesehatan tentang kesehatan reproduksi

sehingga remaja berperilaku hidup sehat dan memahami tentang organ reproduksi.

3. Bagi institusi

a. BPM Pelayanan yang diberikan oleh BPM sudah baik diharapakan untuk lebih

meningkatkan kualitas pelayanan dalam pengelolaan asuhan kebidanan pada remaja

dengan disminorea primer.

b. Pendidikan Referensi bacaan tentang pengetahuan kesehatan reproduksi masih kurang

lengkap, diharapakan karya tulis ilmiah ini bisa menjadi referensi yang baik untuk

bahan bacaan.

Departemen Kebidanan UIMA


36

Departemen Kebidanan
DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Merryana dan Bambang Wirajatmadi. 2012. Peranan Gizi dalam Siklus Kehidupan.
Jakarta:Prenadamedia Group.

Ani, LS. 2016. Buku Saku Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: EGC

Arbak, S., & Pavithra, J. (2020). Employer Branding Through Recruitment and Selection.
Malaya Journal of Matematik, S(2), 3150–3152.

Dahliah, Rasfayanah, Citra, Yusriani 2018,‘Hubungan Antara Lama Menstruasi dengan Kadar
Hemoglobin Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
Angkatan 2016’, Journal Window of Health, vol.1, no.1, hh.56-60

Arisman. 2014. Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi, Ed.2. Jakarta:EGC.

Ali, M & Asrori, M. (2012). Psikologi remaja perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Bumi
Aksara.

Almatsier, S. 2013. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. PT Gramedia Pustaka Utama:
Jakarta.

El-Gendy, S. R. (2015). Impact of acupressure on dysmenorrheal pain among teen-aged girls


students. Wulfenia journal. Vol 22, No. 2; Februari 2015.

Joshi T. 2015. Primary Dysmenorrhea and its Effect on Quality of Life in Young Girls.
International Journal of Medical Science and Public Health 4: 381- 385.

Lubis, Namora Lumongga.2013. Psikologi Reproduksi Wanita & Perkembangan Reproduksinya


ditinjau dari Aspek Fisik dan Psikologi.Jakarta : Kencana Prenada Media Group

Lacovides S, Avidon I, Baker FC: (2015). What we know about primary dysmenorrhea today: a
critical review. Hum Reprod Update 21(6):762-78. doi: 10.1093/humupd/dmv039. Epub 2015
Sep 7. PMID: 26346058.

Khotimah, H & Kimantoro. (2014). Pengetahuan Remaja Putri tentang Menstruasi dengan Sikap
Menghadapi Dismenore Kelas XI di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Jurnal Ners
dan Kebidanan Indonesia. Vol. 2, No. 3, 136-140 diakses pada tanggal 27 April 2019.

Departemen Kebidanan UIMA


37

Departemen Kebidanan
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI. Diakses pada
tanggal 24 Januari 2019 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20 18/Hasil
%20Riskesdas%202018.pdf

Kusmiran, E. 2016. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Salemba Medika: Jakarta

Nurwana, Sabilu, Y., Fachlevy, A.F., 2017. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Dismenorea pada Remaja Putri di SMA Negeri 8 Kendari Tahun 2016. Jimkesmas. 2(6):
1-14.

Nugroho dan utama, 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta: Medical Book.

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori.,2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta didik.
Jakarta : PT. Bumi Aksara. Hal 85

Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Siahaan, N.R. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Anemia PadaRemaja
Putri Di Wilayah Kota Depok Tahun 2011. Fakultas KesehatanMasyarakat Program
Sarjana Kesehatan Masyarakat Depok Januari 2012.

Sidi I. 2016. Primary Dysmenorrhea in the School of Parakou: Prevalence, Impact and
Therapeutic Approach. Gynecol Obstet (Sunnyvale). 1(6): 376- 379.

Tresnawati, Frisca. 2013. Asuhan Kebidanan Panduan Lengkap Menjadi Bidan


Profesional.Jakarta : Prestasi Pelajar Publisher

Departemen Kebidanan UIMA


38

Departemen Kebidanan
DOKUMENTASI

Departemen Kebidanan UIMA


39

Departemen Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai