Anda di halaman 1dari 21

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PRANIKAH DENGAN IMUNISASI

TT PADA “Nn.D” USIA 20 DI PUSKESMAS CIKEUSIK

KABUPATEN PANDEGLANG

TAHUN 2022

Dewi Nurhayati

07210200005

PROGAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

DEPARTEMEN KEBIDANAN

UNIVERSITAS INDONESIA MAJU

2022
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL 2
KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 4
BAB I 5
PENDAHULUAN 5
1.1. Latar Belakang 5
1.2. Tujuan 6
1.3. Manfaat 6
BAB II 7
TINJAUAN TEORI 7
2.1 Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) 7
a. Definisi kesehatan reproduksi 7
b. Pengertian Imunisasi 7
c. Imunisasi Tetanus Toksoid 7
d. Tujuan Imunisasi TT 7
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi 7
e. Jadwal Pemberian Imunisasi TT Catin 8
2.2 Skrining Pranikah 8
a. Pengertian Skrining Pranikah 8
b. Pentingnya Screening Pranikah 9
BAB III PENGKAJIAN 10
BAB IV PEMBAHASAN 15
BAB V PENUTUP 16
1. Kesimpulan 16
2. Saran 16
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan Seminar Kasus yang “Asuhan Kebidanan
pranikah dengan imunisasi TT pada Nn.D usia 20 tahun dipuskesmas cikeuik kabupaten
pandeglang tahun 2022”. adapun tujuan penulisan Seminar Kasus ini dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Profesi Kebidanan di Universitasi
Indonesia Maju (UIMA).

Dalam Penyusunan Seminar Kasus ini penulis merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan.
Dan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu, Khususnya kepada :

1. Drs.H. A. Jacub Chatib, Selaku Ketua Yayasan Universitas Indonesia Maju

2. Prof.Dr.Dr.dr.M.Hafizurrachman.,MPH.,SH Selaku Pembina Yayasan


Indonesia Maju

3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM selaku PJS Rektor Universitas Indonesia Maju
(UIMA)

4. Susanti, S.ST, M.Biomed selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas


Indonesia Maju (UIMA)

5. Dr. Rindu, SKM, M.Kes selaku Wakil Rektor II Bidang Sumber Daya dan

Keuangan Universitas Indonesia Maju (UIMA)

6. Hidayani, Amd.Keb, SKM, MKM Selaku Kepala Departemen Kebidanan

Universitas Indonesia Maju (UIMA)

7. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes selaku kordinator program studi kebidanan 1


yang
tidak mengenal lelah membantu dan memberikan arahan serta masukan agar
laporan seminar kasus ini sesuai dengan yang seharusnya di Universitas
Indonesia Maju (UIMA)
8. Meinasari KurniaDewi, S .ST, M.Kes selaku penguji dalam presentasi laporan
seminar kasus.
9. Evi Rufaida.S.ST,MKes selaku CI dalam presentasi laporan kasus ini dan
memberikan arahan serta masukannya
10. Alik Wahyudi.Skep Ners. selaku kepala puskesmas cikeusik yang telah
memberikan izin untuk mengambil kasus dilahan praktek.
11. Keluarga tercinta yang selalu mensuport setiap hari baik secara moril dan
materil.
12. Nn.D yang bersedia menjadi klien dan pengalaman akan gangguan
reproduksinya di jadikan sebagai sarana diskusi dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi oleh remaja.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah dan hidayahnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan seminar kasus ini. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar laporan ini semakin
lengkap dan sempurna sehingga bida bermanfaat bagi yang membaca maupun penulis.

Jakarta, 22 Februari 2022

Penulis

Dewi Nurhayati
BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Vaksin tetanus adalah toksin kuman tetanus yang sudah dilemahkan serta
dimurnikan2,imunisasi TT bagi calon pengantin wanita bertujuan untuk memberikan
kekebalan kepada calon ibu, agar apabila saat pemotongan tali pusat pada bayi tidak
terkontaminasi basil tetanus, akan terhindar dari tetanus neonatorum2
WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2018 (tahun terakhir yang
perkiraannya tersedia), 25.000 bayi baru lahir meninggal karena tetanus neonatorum,
penurunan 88% dari situasi pada tahun 2000.3
Di Indonesia secara umum cakupan imunisasi TT mulai dari TT1 hingga TT5
pada WUS pada 2019 belum tergolong cukup, yakni tidak lebih dari 10% dari jumlah
WUS. Untuk cakupan TT5 yaitu sebanyak 8,02% dimana tertinggi berada di Provinsi
Jawa Timur yakni sebanyak 51,61%. Adapun yang terendah ialah Sumatera Utara
sebanyak 0,002%4
Di Provinsi Banten cakupan imuniasi TT pada WUS tahun 2016 tergolong
belum cukup. Untuk cakupan TT1 sebanyak 2,6% dimana tertinggi di Kota Tangerang
yaitu sebanyak 18,25% dan terendah ialah Kabupaten Pandeglang 0,003% 5

Berdasarkan data yang diperoleh di puskesmas cikeusik kabupaten pandeglang


tahun 2021 sasaran WUS 5860 orang , WUS yang di imunisasi TT 140 orang pada
tahun 2021.
Rendahnya cakupan imnusasi TT pada catin disebabkan beberapa faktor. Ada
tujuh hal yang berpengaruhi, yakni pendidikan, pekerjaan, usia, minat, pengalaman,
budaya sekitar, serta informasi. Pengetahuan dapat mempengaruhi sikap maupun
praktek individu dalam pemeliharaan maupun meningkatkan kesehatan6
Risiko yang terjadi jika calon pengantin tidak suntik tetanus sebelum menikah
adalah meningkatnya risiko tetanus pada sang wanita dan bayi yang dikandungnya
kelak. Risiko ini kemungkinan besar akan dirasakan oleh wanita yang menjalani
proses persalinan dengan bantuan dukun beranak atau dengan peralatan seadanya
karena kondisi darurat. 2
Pada kasus ini penulis mengambil kasus pranikah yang melakukan imunisasi
TT adapun judul kasusnya adalah Asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT
pada Nn. D usia 20 tahun di puskesmas cikeusik kabupateen pandeglang
1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan pranikah dengan imunisasi TT pada Nn. D usia 20
tahun dipuskesmas Cikeusik Kab.Pandeglang.

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Melakukan identifikasi masalah asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi
TT pada Nn D usia20 tahun dipuskesmas Cikeusik Kab.Pandeglang
b. Melakukan diagnosa asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT pada
Nn D usia20 tahun dipuskesmas Cikeusik Kab.Pandeglang.
c. Merencanakan tindakan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT
pada Nn D usia20 tahun dipuskesmas Cikeusik Kab.Pandeglang.
d. Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT
pada Nn D usia20 tahun dipuskesmas Cikeusik Kab.Pandeglang.
e. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT pada
Nn D usia20 tahun dipuskesmas Cikeusik Kab.Pandeglang.
f. Melakukan dokuentasi asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT pada
Nn D usia20 tahun dipuskesmas Cikeusik Kab.Pandeglang.

1.3 Manfaat
a. Bagi bidan
Diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan
keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT
pada Nn. D usia 20 tahun dipuskesmas.Cikeusik Kab.Pandeglang
b. Bagi lahan paktek
Diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi bagaimana penatalaksanaan
dalam memberikan pelayanan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT
pada Nn. D usia 20 tahun dipuskesmas.Cikeusik Kab.Pandeglang
c. Institusi pendidikan
Diharapkan bermanfaat sebagai bahan bacaan dan referensi bagi
mahasiswauntuk melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT
pada Nn. D usia 20 tahun dipuskesmas.Cikeusik Kab.Pandeglang.

d Bagi pasien

Mendapatkan pendidikan kesehatan serta ilmu pengetahuan konseling


pranikah pemberian imunisasi TT pada Nn. D usia 20 tahun
dipuskesmas.Cikeusik Kab.Pandeglang
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


a. Definisi kesehatan reproduksi
Kesehatan reproduksi merupakan bagian penting kesehatan bagi pria maupun
wanita, tetapi lebih dititik beratkan pada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih
banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan
sosial pada wanita karena masalah gender.7
b. Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan memberikan zat kekebalan terhadap beberapa
penyakit melalui pemberian vaksin yang nantinya akan melindungi kesehatan
Ibu dan anak.8
c. Imunisasi Tetanus Toksoid
Imunisasi Tetanus Toksoid adalah kuman yang dilemahkan atau
dimurnikan, vaksin tetanus adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus
yang telah dimurnikan atau terabsorbsi ke dalam 3 mg alumunium fosfat.
Imunisasi TT (Tetanus Toksoid) tujuan utamanya ialah melindungi bayi baru
lahir dari kemungkinan terkena kejang akibat infeksi pada Imunisasi TT
akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tetanus toksoid. Vaksin
TT juga salah satu syarat yang harus dipenuhi saat mengurus surat-surat
atau kelengkapan administrasi di KUA. Kepada calon pengantin Wanita
imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 4 minggu. Imunisasi
TT diberikan kepada catin wanita dengan tujuan untuk melindungi bayi yang
akan dilahirkan dari penyakit tetanus neonatrium.9
d. Tujuan Imunisasi TT
Tujuan pemberian imunisasi TT pada wanita usia subur adalah untuk
mengeliminasi penyakit tetanus pda bayi baru lahir (Tetanus Neonaturum).
Pemberian imunisasi TT ini dalam beberapa jenjang yang dapat dicapai seperti
murid perempuan kelas 6 SD, saat akan menikah dan pada saat hamil. Vaksin
TT juga dapat diberikan pada laki-laki dewasa. Karena hal ini dapat mencegah
dari penyakit tetanus.9
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi status imunisasi
1) Umur
Penilaian status bisa dimulai pada saat bayi atau apabila tidak ada register
yangmencatat riwayat sebelumnya maka dihitung mulai WUS berusia 15
tahun denganstatus TT 0. 6
2) BIAS di SD/MI
Apabila ada dokumentasi yang sah seperti kartu atau register pada petugas
kesehatan maka imunisasi pada saat program BIAS bisa dihitung
sebagaiimunisasi TT.6
3) Status Perkawinan
Adanya program imunisasi pada calon pengantin bisa dijadikan
pedoman bahwa WUS dipastikan telah mendapatkan imunisasi TT.6
4) Jumlah anak
Program imunisasi TT 1 dan TT 2 pada ibu hamil bisa dijadikan
pedoman penentuan status imunisasi TT WUS).6
e. Jadwal Pemberian Imunisasi TT Catin
Imunisasi TT catin diberikan sebanyak 2x kepada calon pengantin
wanita dengan interval 4 minggu sebelum pernikahannya 3

Pemberian
waktu Masa perlindungan dosis
imunisasi

TT 1 - - -

4 minggu setelah
TT 2 3 tahun 0,5 ml
TT 1

6 bulan setelah
TT 3 5 tahun 0,5 ml
TT 2

1 tahun setelah
TT 4 10 tahun 0,5 ml
TT 3

TT 5 1 tahun setelah 25 tahun 0,5 ml


TT 4

2.2 Skrining Pranikah


a. Pengetian pranikah
Pranikah adalah masa sebelum adanya perjanjian antara laki-laki dan
perempuan, tujuannya untuk bersuami istri dengan resmi berdasarkan undang-
undang perkawinan, agama maupun pemerintah.10
b. Pengertian Skrining Pranikah
Premarital screening check up atau tes pranikah merupakan
serangkaian tes yang harus dilakukan pasangan sebelum menikah. Di negara-
negara lain, premarital screening sudah menjadi persyaratan wajib bagi
pasangan yang akan menikah. Hal tesebut dikarenakan tidak semua orang
mempunyai riwayat kesehatan yang baik. Seseorang yang tampak sehat dapat
dimungkinkan memiliki sifat pembawa penyakit. Pemeriksaan yang dilakukan
meliputi pemeriksaan genetik, penyakit menular dan infeksi melalui darah.10
c. Pentingnya Screening Pranikah
Pemeriksaan sangat penting dilakukan karena bertujuan untuk
mencegah agar penyakit tersebut tidak menurun pada keturunannya di
kemudian hari sehingga hidup sehat bersamam keluarga tercapai. Waktu
pelaksaan premartal skrinning yag disarankan adalah 6 bulan sebelum calon
mempelai menikah. Pemeriksaan premarital yang terdiri atas pemeriksaan
umum, yakni uji pemeriksaan fisik secara lengkap. Hal ini dilakukan karena
umumnya status kesehatan dapat dilihat lewat tekanan darah. Umumnya,
tekanan darag tinggi dapat berbahaya bagi kandungan sbab membuat tumbuh
kembang janin terhambat.10
BAB III
TINJAUAN KASUS

No. Registrasi : 072102


Tanggal Pengkajian : 16-02-2022
Waktu Pengkajian : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Puskesmas cikeusik
Pengkaji : Dewi Nurhayati

A. Data Subjektif
Nama Klien : Nn. D
Umur : 20 Tahun
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Belum Bekerja
Alamat : Kp Kendal.desa nanggala kec cikeusik Pandeglang
No Telpon :-
1. Alasan datang
Ingin pemeriksaan kesehatan dan Imunisasi Ingin Imunisasi TT calon pengantin
2. Keluhan utama
Ingin mendapatkan imunisasi TT calon pengantin ,Klien rencana akan menikah 2
minggu ke depan
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Tahun
Siklus : 28 hari teratur
Lamanya : 5-6 hari
Banyak : 2-3 x sehari ganti pembalut
Sifat darah : merah encer tidak menggumpal
Nyeri haid : Tidak
Fluor albus : Tidak ada

Riwayat Pernikahan
Pernikahan yang pertama, rencana menikah tanggal 30 Februari 2022, belum pernah
berhubungan badan dengan siapapun

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan catin
Riwayat keturunan : Alergi (-), Asma (-), hipertensi (-), DM (-)
Remaja mengatakan tidak menderita penyakit apapun, dan belum pernah dirawat
Riwayat kesehatan sekarang : catin mengatakan sedang menstruasi hari ke 3
Riwayat imunisasi TT : TT 1 waktu SD (tahunnya lupa)
b. Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua yaitu bapak mempunyai riwayat penyakit hipertensi
Riwayat penyakit lain tidak ad
5. Riwayat psikososial
Catin sudah siap secara mental untuk menikah, keluarga kedua belah pihak sangat
mendukung.
6. Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola istirahat
Tidur siang : 1 jam
Tidur malam : 8 jam

b) Pola aktivitas
Kegiatan sehari hari, sekolah, melakukan pekerjaan rumah, menyapu, mengepel,
mencuci piring, mencuci baju

c) Pola eliminasi
BAK : 5-6 x sehari
BAB : 1x sehari

d) Pola nutrisi
Makan 3 x sehari
Pagi : nasi, telur, roti dan susu kadang kadang
Siang : nasi, ikan, tahu/tempe, sayur, buah kadang kadang
Malam : nasi, ikan
Minum sehari 7-9 gelas

e) Pola personal hygiene


Mandi : 2 x sehari
Keramas : 3 x seminggu
Ganti baju : 2 x sehari
Ganti pakaian dalam : 2 x sehari
Cara membersihkan alat genetalia : Setelah BAK dan BAB Membersihkan dengan
air dan sabun dari arah depan ke belakang dan langsung mengeringkan dengan
handuk kecil
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Umum
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut nadi : 80 kali/menit
Frekuensi nafas : 20 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 0C
3. Pemeriksaan Antropometri
Berat badan : 50 kg
Tinggi badan : 156 cm
LILA : 24,5 cm
IMT : 19,8 kg/m2
4. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak pucat
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada caries
Leher : Tidak ada benjolan pada kelenjar tiroid dan limfa
Dada : Payudara simetris tidak ada benjolan yang abnormal
Abdomen : Tidak ada luka bekas operasi, tidak teraba massa, tidak ada
nyeri tekan, tidak teraba ballotement
Ekstremitas Atas : Tidak ada oedema dan tidak ada kelainan
Ekstremitas Bawah: Tidak ada oedema dan tidak ada kelainan
Anogenitalia : Tidak dilakukan
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab. : HIV (-) Hbsag (-)
Tes Kehamilan : tidak dilakukan karena catin sedang menstruasi

Analisis Data
Nn.D Umur 20 tahun Pranikah dengan kebutuhan imunisasi TT

Penatalaksanaan
1. Menyapa dan memperkenalkan diri kepada klien
Evaluasi ; Klien menjawab dengan ramah
2. Menjelaskan Pemeriksaan yang akan dilakukan yaitu pemeriksaan fisik secara
head to toe dan memberikan imunisasi TT
E/ Klien memahami penjelasan yang diberikan
3. Menggunakan masker sebagai alat perlindungan diri dan menjaga prokes
Evaluasi: bidan menggunakan APD level 2
4. Melakukan informed concent kepada catin untuk dilakukan pemeriksaan dan
imunisasi TT.
Evaluasi: Catin menyetujui tindakan yang akan dilakukan bidan
5. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada catin bahwa secara umum keadaan baik,
tanda tanda vital, hasil pemeriksaan fisik dalam batas normal.
Evaluasi:Catin mengerti dan lega mendengar hasil pemeriksaan
6. Memberikan konseling tentang pentingnya skrining pranikah, skrining sangat
penting untuk mengetahui status kesehatan catin dan mempersiapkan catin
sehat secara fisik dan mental
Evaluasi:Catin memahami apa yang dijelaskan dan bersedia dilakukan
pemeriksaan
7. Memberikan konseling tentang pentingnya imunisasi TT catin agar terhindar
dari penyakit tetanus serta persiapan kelangsungan kehamilan dan persalinan
yang aman
Evaluasi: Catin memahami apa yang dijelaskan dan bersedia dilakukan
penyuntikan imunisasi TT
8. Melakukan penyuntikan imunisasi TT catin dengan dosis 0,5 ml secara IM
pada lengan seelah kiri
Evaluasi: Imunisasi sudah diberikan kepada catin pada lengan sebelah kiri.
9. Menganjurkan catin untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung asam
folat contoh sayur bayam, kembang kol, brokoli, jeuk, kacang kacangan, biji
bunga matahari, roti sereal, kuning telur.
Evaluasi: Catin mengerti dan berjanji akan mengikuti anjuran bidan.
10. Memberikan support dengan cara mengucapkan selamat menempuh hidup
baru
Evaluasi: Catin sangat senang dan mengucapkan terima kasih
11. Memberikan leaflet calon pengantin untuk dibaca dirumah.
Evaluasi: Catin berjanji akan membacanya di rumah untuk menambah ilmu
pengetahuan
12. Memberikan surat keterangan TT catin yang sudah dkonsultasikan dan
ditandatangani oleh dokter Puskesmas.
Evaluasi: Catin sangat senang dan mengucapkan terima kasih
13. Melakukan dokumentasi.
Evaluasi: Dokumentasi telah dilakukan dalam bentuk SOAP
Pandeglang, 22 Februari 2022
Pengkaji

(Dewi Nurhayati)
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus yang diambil dengan judul asuhan keebidanan pranikah dengan
imunisaasi TT pada Nn. D usia 20 tahun, penulis membandingkan asuhan yang dilakukan
dengan tinjauan teori. sudah sesuai antara asuhan yang diberikan dengan teori yang ada.

Nn. D termasuk calon pengantin karena 2 mingggu mendatang akan melangsungkan


pernikahan dan akan melakukan imunisasi tetanus toxoid serta konseling pranikah sesuai
dengan teori yang sudah disampaikan oleh kemenkes RI tahun 2015.

Dalam pengkajiannya Nn. D mengatakan ingin memeriksa kesehatan dan melakukan


imunisasi TT karena akan melaksanakan pernikahan 2 minggu yang akan datang. Hal
tersebut memiliki kesenjangan dengan teori Depkes RI tahun 2013 yang menyatakan bahwa
”Imunisasi TT catin diberikan sebanyak 2x kepada calon pengantin wanita dengan
interval 4 minggu sebelum pernikahannya”.

Adapun penatalaksanaan menyapa dan memperkenalkan diri kepada


pasien, ,menandatangani inform consent untuk dilakukn pemeriksaan , menjelaskan kepada
catin secara umum keadaan baik,melakukan konseling tentang pentingnya melakukan
skrinning pranikah karena untuk mengetahui status kesehatan catin dan mempersiapkan catin
sehat secara fisik dan mental sesuai dengan yang dikemukakan (Kemenkes, 2018).

Untuk penatalaksanaan berikutnya adalah melakukan konseling pentingnya imunisasi


TT catin agar terhindar dari penyakit tetanus serta persiapan kelangsungan kehamilan dan
persalinan yang aman sesuai dengan teori (Gunawan Rahman, 2013). Melakukan
penyuntikan imunisasi TT catin dengan dosis 0,5 ml secara IM pada lengan sebelah kii,
mengganjurkan catin untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat dan
fe,Memberikan support ngan mengucpkan selamat menempuh hidup baru , memberikan
leaflet untuk dibaca di rumah ,memebrikan surat keterangan TT catin mendokumentassikan
hail pemeriksaan dalam bentk soap.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT Nn. “D” usia 20
tahun dipuskesmas cikeusik Tahun 2022. maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :

5.1.1 Dalam melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT Nn. “D”
usia 20 tahun dipuskesmas cikeusik Tahun 2022. telah melakukan
pengkajian dan hasil pengkajian tersebut meliputi data subyektif dan data
obyektif.

5.1.2 Dalam melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT Nn. “D”
usia 20 tahun dipuskesmas cikeusik Tahun 2022. penulis dapat
mengidentifikasi diagnosa masalah,

5.1.3 Dalam melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan imunsasi TT Nn. “D”
usia 20 tahun dipuskesmas cikeusik Tahun 2022. , penulis tidak menemukan
tindakan segera.

5.1.4 Dalam melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT Nn. “D”
usia 20 tahun dipuskesmas cikeusik Tahun 2022. penulis membuat rencana
sesuai kebutuhan pasien

5.1.5 Dalam melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT Nn. “D”
usia 20 tahun dipuskesmas cikeusik Tahun 2022., penulis melakukan evaluasi
sesuai perencanaan.

5.1.6 Dalam melakukan asuhan kebidanan pranikah dengan imunisasi TT Nn. “D”
usia 20 tahun dipuskesmas cikeusik Tahun 2022. , hasil evaluasi berjalan
dengan baik sesuai dari pencapaian maksimal dari penatalaksanaan.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dasar, maka penulis dapat menyimpulkan saran sebagai


berikut ;
5.2.1 Bagi Klien

Diharapkan kepada calon pengantin memilkki antibodi yag baik,setelah di


imunisasi, agar nantinyaa memilki generasi sehat setelah di imunissi

5.2.2 Bagi Lahan Praktik

Penulis mengharapkan agar pelayanan asuhan kebidanan pranikah di lahan


praktik bisa berjalan dengan baik koordinsi dengan KUA setempat agar
melakukan skrining pranikah sehingga target imunisasi TT tercapai

5.2.3 Bagi Bidan

Untuk tenaga kesehatan yang bekerja didalam lingkungan kebidanan


diharapkan tetap dapat meningkatkan sarana dan prasarana dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan yang lebih professional, meningkatkan komunikasi dengan
masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih optimal
kepada masyarakat. Memberikan asuhan sesuai dengan wewenang dan kode etik
bidan serta dalam melakukan pendokumentasian petugas kesehatan harus lebih
teliti dan cermat yang dilakukan sebagai pembuktian pertanggung jawaban.
Daftar pustaka

1. Kurniasih Nia dr M ihsanul. Menikah sehat islami. Kholid M, editor. Menikah sehat
dan islam. Senyum pubishing ,utan kayu ,jakarta timur; 2021. 21-72 p.

2. Nisa, Khairan; Armi Y. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur Pra-Nikah Tentang
Imunisasi Tt (Catin) Sebelum Menikah Di Jorong Kuranji Kecamatan Guguak
Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun 2013. J Kesehat STIKes Prima Nusant
Bukittinggi. 2013;Vol.4 No 1(Januari 2013).

3. Kemenkes R.I. Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal. J Chem Inf Model.
2013;53(9).

4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Vol. 42, Kementrian
Kesehatan Repoblik Indonesia. 2019.

5. Pusdatin. Pusat Data dan Informasi - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.


Pusdatin (2015) Elimin Tetanus Matern dan Neonatal di Indones J Edu Heal 5(2)
[Internet]. 2015 [cited 2022 Feb 15];5(TMNE):2. Available from:
https://pusdatin.kemkes.go.id/article/view/13010200031/eliminasi-tetanus-maternal-
dan-neonatal.html

6. Ayu D, Rosyida C, Latifah A. Gambaran Faktor Yang Memengaruhi Pelaksanaan


Imunisasi Tt Pada Ibu Hamil. J Ilm Kesehat. 2020;13.

7. Kementerian Kesehatan RI. Infodatin Reproduksi Remaja-Ed.Pdf. Situasi Kesehatan


Reproduksi Remaja. 2017. p. 1–8.

8. PER-01/PJ/2017 N. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN
IMUNISASI. Occup Med (Chic Ill). 2017;53(4).

9. Pusdatin. Eliminasi Tetanus Maternal dan Neonatal (MNTE) di Indonesia. J edu Heal.
2015;5(2).

10. Muda, Andri N. konseling pranikah - Penelusuran Google. Ef Pengguna buku saku
konseling pranikah bagi Mhs Dalam upaya Meningktkan pemahaman tntang
pernikahan [Internet]. 2021 [cited 2022 Feb 16];2(pernikahan). Available from:
https://www.google.com/search?client=firefox-b-d&q=konseling+pranikah

Anda mungkin juga menyukai