Anda di halaman 1dari 12

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY I UMUR 29 TAHUN


PRAKONSEPSI DENGAN KEPUTIHAN DI PUSKEMAS CIMANGGU

Nama : Irah
NIM : 07210200009
LATAR
BELAKANG
BAB I

LATAR BELAKANG
BAB II

Wanita usia subur (WUS) merupakan wanita yang berumur 15-49 tahun
baik yang berstatus kawin maupun yang belum kawin atau janda Wanita
BAB III usia subur berada dalam masa peralihan masa remaja akhir hingga usia
dewasa awal. Karakteristik WUS yang paling utama adalah ditandai
dengan peristiwa fisiologis, seperti menstruasi dan tercapainya puncak
BAB IV kesuburan dengan fungsi organ reproduksi yang sudah berkembang
dengan baik

Sesuai data World Health Organization (WHO) dalam Mansyur,


BAB V keputihan (Fluor Albus) menyerang sekitar 50% populasi wanita di dunia
dan beresiko tinggi terhadap wanita yang berusia reproduksi atau wanita
usia subur. Menurut WHO dalam Zubier, masalah 2 kesehatan mengenai
reproduksi wanita yang buruk telah mencapai 33% dari jumlah total
beban penyakit yang menyerang pada wanita di seluruh dunia dan
jumlah wanita di dunia yang pernah mengalami keputihan 75%,
sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan sebesar 25%
BAB I

TUJUAN
BAB II
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS

BAB III
a. Dapat melaksanakan pengkajian
Melakukan Pengkajian data subjektif dan data objektif
kepada Ny I Umur 29 Tahun
dan Analisis serta Prakonsepsi dengan keputihan
BAB IV
Memberikan Konseling b. Dapat melakukan interpretasi data
kepada Ny I Umur 29 Tahun
Asuhan Kebidanan Prakonsepsi dengan keputihan
BAB V c. Dapat melakukan penatalaksanaan
Pada Ny I Umur 29 Kie kepada Ny I Umur 29 Tahun
Tahun Prakonsepsi Prakonsepsi dengan keputihan
d. Dapat melakukan Telaah Kasus
dengan keputihan di dengan Teori kepada Ny I Umur 29
Tahun Prakonsepsi dengan
Puskesmas Cimanggu. keputihan
BAB I TINJAUAN PUSTAKA
Definisi usia subur
Menurut data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, wanita usia subur
BAB II adalah perempuan yang ada di rentang usia 15 sampai 49 tahun. Perempuan
yang ada di rentang usia ini masuk ke dalam kategori usia reproduktif dengan
status yang beragam seperti yang belum menikah, sudah menikah, atau janda.
Wanita usia subur merupakan wanita yang berada di rentang usia 15 sampai 49
tahun yang dikenal sebagai wanita prakonsepsi, yaitu wanita yang akan menjadi
BAB III seorang ibu dengan keadaan organ reproduksi yang berfungsi dengan baik

Tujuan pemberian perawatan pada masa prakonsepsi antara lain:

BAB IV 1.Mengurangi angka kematian ibu dan anak


2.Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
3.Mencegah komplikasi selama kehamilan dan persalinan
4.Mencegah bayi lahir mati, lahir prematur, dan berat bayi lahir rendah
BAB V 5.Mencegah bayi lahir cacat
6.Mencegah infeksi neonatal
7.Mencegah berat badan rendah dan stunting
8.Mencegah penularan vertikal HIV/ IMS
9.Menurunkan risiko beberapa bentuk kanker pada anak
10.Menurunkan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular di kemudian
hari.
BAB I NEX
Asuhan Wanita Usia Subur Prakonsepsi
Menurut laporan WHO pada tahun 2014, asuhan kesehatan prakonsepsi
BAB II merupakan asuhan kesehatan bagi laki-laki dan perempuan yang diberikan
oleh dokter atau tenaga kesehatan profesional lainnya yang fokusnya pada
upaya untuk memiliki anak yang sehat dimana dengan asuhan tersebut dapat
menurunkan angka kesakitan dan kematian pada ibu dan bayi (Anggraeny &
BAB III Arisetiningsih, 2017: 8).

KEPUTIHAN
Leukorea berasal dari kata Leuco yang berarti benda putih yang disertai
BAB IV dengan akhiran –rrhea yang berarti aliran atau cairan yang mengalir. Leukorea
atau fluor albus atau keputihan atau vaginal discharge merupakan semua
pengeluaran dari kemaluan yang bukan darah. Keputihan merupakan salah
satu tanda dari proses ovulasi yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu, keputihan
BAB V juga merupakan salah satu tanda dari suatu penyakit.

Keputihan (fluor albus) atau leukorea yaitu cairan putih yang keluar dari liang
senggama secara berlebihan. Keputihan dapat dibedakan dalam beberapa
jenis diantaranya keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal
(patologis). Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah
menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10 sampai 16 menstruasi,
juga terjadi melalui rangsangan seksual (Manuaba, 2018: 61).
BAB I
Pencegahan Keputihan
Menurut Kusumanityas (2017), karena banyaknya ragam penyakit atau
gangguan pada sistem reproduksi, maka pengetahuan terkait cara menjaga
kesehatan organ reproduksi dengan baik dan benar sangat penting. Cara
BAB II yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan organ reproduksi, yaitu:
1.Memakai celana dalam dari bahan katun Celana katun dapat menyerap
keringat sehingga dapat terhindar dari keputihan.
2.Mengeringkan organ reproduksi Setiap selesai buang air kecil maupun
buang air besar, sebaiknya mengeringkan organ reproduksi menggunakan
BAB III handuk. Tidak disarankan untuk menggunakan tisu karena terdapat zat
pemutih yang menempel di organ reproduksi.
3.Jangan menggunakan obat pembersih wanita Sebaiknya tidak memakai
obat pembersih wanita karena zat dalam obat pembersih dapat merangsang
BAB IV pertumbuhan bakteri dan jamur penyebab keputihan. Alasannya adalah pH
yang tidak seimbang justru mematikan bakteri baik yang ada di vagina. Kadar
keasaman yang tidak sesuai menjadi penyebab timbulnya bakteri jahat di
dalam organ reproduksi.
4.Rajin mencuci tangan Jika tangan kita belum dibersihkan dari kuman,
BAB V kemudian menyentuh organ reproduksi maka kuman dan bakteri yang
menempel di tangan berpindah ke tempat organ reproduksi sehingga masalh
kesehatan akan muncul.
5.Membasuh organ reproduksi dengan benar Cara yang salah dapat menyebabkan
berbagai macam gangguan masalah kesehatan kelamin muncul. Cara membasuh yang
benar adalah dari arah depan ke belakang. Jika membasuh dari belakang ke depan
akibatnya akan memasukkan bakteri yang ada di dubur menuju kemaluan. Hal itu
berbahaya sebab kuman akan menyebabkan berbagai macam infeksi
BAB I KASUS
PENDAHULUAN

Nama Ibu : Ny.I NamaSuami : Tn. I


Umur : 29 th Umur : 30 th
Agama : islam Agama : islam
BAB II Suku : sunda Suku : sunda
Pendidikan : SD Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Kp. Citangkil
Alasan datang: ibu mengattakan ingin memeriksakan keadaanya
Keluhan utama : ibu mengatakan mengalami keputihan sudah hari ke 3 dan merasa tidak
BAB III nyaman
 

BAB IV Data umum


Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
BAB V Denyut nadi : 82 kali/menit
Frekuensi nafas : 23 kali/menit
Suhu tubuh : 36,5 0C
Berat badan : 51,5 kg
Tinggi badan : 155 cm
LILA : 24 cm
IMT : 21,2 kg/m2
BAB I KASUS
PENDAHULUAN

Interpretasi data
Diagnosa : suspect prakonsepsi dengan keputihan
BAB II Masalah : keputihan
Kebutuhan : konseling tentang pencegahan keputihan

penatalaksanaan
BAB III •Melakukan informed consent, telak dilakukan.
•Menganjurkan kepada klien untuk tetap menerapkan protokol 3M yakni Mencuci
Tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak Minimal 1 Meter, pasien mengerti.
•Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada pasein dan Menjelaskan kepada pasien
BAB IV tentang kondisinya saat ini agar pasien merasa tenang, pasien mengerti dan merasa
lebih tenang
•Membina hubungan baik dengan pasien sejak awal pertemuan, menjelaskan
keputihan yang fisiologis pada pasien seperti tidak berwarna,encer,tidak gatal dan
BAB V tidak berbau. Pasien mengerti dengan penjelasan bidan
•Memberitahu tentang personal hygiene pada pasien seperti : Teknik membersihkan
bagian luar vagina yang tepat, menghindari penggunan tisu terlalu sering, celana
dalam harus sering di ganti tiap hari, Ketika haid disarankan untuk sering mengganti
pembalut, tidak menggunakan sabun pada area kewanitaan, tidak menggunakan
jeans ketat, cebok dari arah depan kebelakang. Paien engerti dan mau
melakukannya
•Menganjurkan pasien untuk kunjungan ulang tanggal 10 Februari 2022. Pasien
mengerti dan mau melakukan untuk kunjungan ulang
•Melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian telah dilakuka
BAB I
KESIMPULAN
1. Penulis Telah mampu melakukan pengkajian data
BAB II subjektif dan objektif pada Ny. I usia 29 tahun
Prakonsepsi Dengan keputihan
2. Penulis Telah mampu melakukan Interpretasi data
BAB III pada Ny. I usia 29 tahun Prakonsepsi Dengan
keputihan
3. Penulis Telah mampu melakukan penatalaksanaan
BAB IV keputihan pada Ny. I usia 29 tahun Prakonsepsi
Dengan keputihan
4. Penulis Telah mampu melakukan Telaah kasus
BAB V dengan teori pada Ny. I usia 29 tahun Prakonsepsi
Dengan keputihan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan keluarga
binaan yang sudah diberikan kepada Ny.I sudah
dilakukan sesuai dengan Standar kewenangan
Bidan dan tidak ditemukan kesenjangan.
BAB I
SARAN
Bagi Penulis
BAB II Bagi penulis sendiri dapat menerapkan ilmu pengetahuan
yang telah diperoleh selama kuliah dan menambah
pengetahuan penulis tentang laporan seminar kasus.
BAB III
Bagi Klien
Diharapkan klien lebih memperhatikan lagi tentang Pola
BAB IV hidup sehat di masa prakonsepsi seperti cek kesehatan
secara berkala, makan makanan yang begizi seimbang
sehingga dapat mencegah dan mengatasi masalah
BAB V keputihan sedini mungkin.
 
Bagi Institusi
Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan bermanfaat
untuk dijadikan perbandingan untuk laporan selanjutnya
.

Anda mungkin juga menyukai