Anda di halaman 1dari 11

 

MAKALAH ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN )


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan
Dosen pengampu Ibu Tuti Karwati, S.ST., M.Kes

Disusun oleh :

Ana Widi Muhammad


029B.A21.004

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994).Moral merupakan pengetahuan atau
keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap
seseorng. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri
seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama
dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga
merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk
walaupun situasi berbeda.
Kesadaran moral erat kaitannya dengan nilai-nilai, keyakinan seseorang
dan pada prinsipnya semua manusia dewasa tahu akal hal yang baik dan buruk,
inilah yang disebut suara hati. Perkambangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
berdampak pada perubahan pola pikir manusia. Masyarakat semakin kritis
sehingga terjadi penguatan tuntunan terhadap mutu pelayanan kebidanan. Mutu
pelayanan kebidanan yang baik perlu landasan komitmen yang kuat dangan basis
etik dan moral yang baik.
Dalam promosi kesehatan seringkali bidan dihadapkan pada beberapa
permasalahan yang dilematik, artinya pengambilan keputusan yang sulit berkaitan
dengan etika. Dilema muncul karena terbentuk pada konflik moral, pertentangan
batin atau pertentangan antara nilai-nilai yang diyakinkan bidan dengan kenyataan
yang ada.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian etika dalam promosi kesehatan ?
2.      Apa pengertian isu moral dan dilema moral ?
3.      Bagaimana pengambilan keputusan dalam promosi kesehatan ?
4.      Bagaimana juga pengambilan keputusan yang etis ?
5.      Menjelaskan teori-teori pengambilan keputusan?
6.      Bagaimana dimensi etika dalam promosi kesehatan ?
7.      Bagaimana pelayanan bidan dalam promosi kesehatan ?

C.    TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian etika dalam promosi kesehatan.
2.      Untuk mengetahui pengertian isu moral dan dilema moral.
3.      Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam promosi kesehatan.
4.      Untuk mengetahui pengambilan keputusan yang etis.
5.      Untuk mengetahui teori-teori pengambilan keputusan.
6.      Untuk mengetahui dimensi etika dalam promosi kesehatan.
7.      Untuk mengetahui pelayanan bidan dalam promosi kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN 
Etika merupakan bagian dari filosopil yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau buruk (jones,1994). Moral merupakan pengetahuan
atau keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengeruhi sikap
seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri
seseorng seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama
dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga
merupakan keyakinan individu bahwa suatu adalah mutlak baik atau buruk
walaupun situasi berbeda.
Beberapa permasalahan pembahasan etika dalam promosi kesehatan yang
berkaitan dengan kebidanan adalah sebagai berikut:
a.       Persetujuan dalam proses melahirkan.
b.      Memilih atau mengambil keputusan dalam pesalinan.
c.       Kegagalan dalam proses persalinan.
d.      Pelaksanaan USG dalam kehamilan.
e.       Kensep normal pelayanan kebidanan.
f.       Bidan dan pendidikan sex.
Ada beberapa masalah etik yang berhubungan dengan teknologi,
contohnya sebagai berikut:
a)      Perawatan intensif pada bayi.
b)      Skrining bayi.
c)      Transplantasi organ.
d)     Tehnik reproduksi dan kebidanan.
Etika berhubungan erat dengan profesi,yaitu:
a.       Pengambilan keputusan dan penggunaan etika.
b.      Otonomi bidan dan kode etik profesional.
c.       Etika dalam penelitian kebidanan.
d.      Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.
Beberapa contoh mengenai isu etika dalam promosi kesehatan kebidanan,
adalah berhubungan dangan :
1.      Agama/kepercayaan.
2.      Hubungan dengan pasien.
3.      Hubungan dokter dengan bidan.
4.      Kebenaran.
5.      Pengambilan keputusan.
6.      Pengambilan data.
7.      Kematian.
8.      Kerahasiaan.
9.      Aborsi.
10.  AIDS
11.  In-Vitro Fertilization

Perlu juga disadari bahwa dalam promosi kesehatan kebidanan seringkali


muncul masalah isu dimasyarakat yang berkaitan dengan etika dan moral, dilema
serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah masalah
pokok yang berkembang dimasyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu
benar, serta membutuhkan pembuktian. Bidan dituntut berperilaku hati-hati dalam
setiap tindakannya dalam memberikan promosi kesehatan kebidanan dengan
menampilkan perilaku yang etis profesional.

Isu adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang
memungkinkan setiap orang mempunyai pendapat. Pendapat yang timbul akan
bervariasi, bisa muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai-nilai dan
kepercayaan.

B. ISU MORAL DAN DILEMA MORAL

Isu moral adalah merupakan topik yang penting berhubungan dengan benar
dan salah dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh nilai-nilai yang
berhubungan dengan kehidupan orang sehari-hari menyangkut kasus abortus,
euthanasia, keputusan untuk terminisi kehamilan. Isu moral juga berhubungan
dengan kejadian yang luas biasa dalam kehidupan sehari-hari , seperti
menyangkut konflik, malpraktik, perang dsb.
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan
pada dua alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan
membutuhkan pemecahan masalah harus mengigat akan tanggung jawab
profesional, yaitu :

1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan, kesejahtraan


pasien atau klien.
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian
(omission) , disertai rasa tanggung jawab, memperhatikan kondisi dan
keamanan pasien atau klien.

Contoh : Studi kasus mengenai dilema moral

"Seorang ibu primipara masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu.


Sewaktu dilakukan anamnese dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Ternyata
selama kala II kemajuan kala II berlangsung lambat, perineum masi tebal dan
kaku.Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada
pendiriannya menolak di episiotomi. Sementara waktu berjalan terus dan denyut
jantung janin menunjukkan keadaan fetal distress dan hal ini mengharuskan bidan
untuk melakukan tindakan episiotomi, tetapi ibu tetap tidak menyetujuinya. Bidan
berharap bayinya selamat.Sementara itu ada bidan yang memberitahukan bahwa
dia perna melakukan hal ini tanpa persetujuan pasien, dilakukan karna untuk
melindungi bayinya.
Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasien, maka bidan akan
dihadapkan pada suatu tuntutan dari pasien. Sehingga inilah yang merupakan
contoh gambaran dilema moral. Bila bidan melakukan tindakan tanpa pesetujuan
pasien, bagaimana tinjau dari segi etika dan moral. Bila tidak dilakukan tindakan,
apa yang akan terjadi pada bayinya?”

Konflik moral menurut johnson adalah bahwa konflik atau dilema pada
dasarnya sama, kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas
yang mana sering menyebabkan dilema, ada dua tipe konflik, yang pertama
konflik yang berhubungan dengan prinsip, dan yang kedua adalah konflik
berhubungan dengan otonomi. Dua tipe konflik ini adalah merupakan dua bagian
yang tidak terpisahkan. Bagaimana kita bisa mengatasi dilema? Yaitu
menggunakan teori-teori etika dan teori pengambilan keputusan dalam pelayanan
kebidanan.

Contoh studi kasus mengenai konflik moral:

“Ada seorang bidan yang berpraktik mandiri dirumah.Ada seorang pasien


inpartu datang ke tempat praktinya. Status obstetri pasien adalah G1 P0 AB0.
Hasil pemeriksaan penapisan awal menunjukkan presentasi bokong dengan
taksiran berat janin 3900 gram, dengan kesejahtraan janin dan ibu baik. Maka
bidan tersebut menganjurkan dan memberi konseling pada pasien mengenai
kasusnya dan untuk dilakukan tindakan rujukan. Namun pasien dan keluarganya
menolak dirujuk dan bersikuku untuk tetap melahirkan di bidan tersebut karena
pertimbangan biaya dan kesulitan lainya. Melihat kasus ini maka maka bidan
diharapkan pada konflik moral yang bertentangan dangan prinsip moral dan
otonomi maupun kewenangan dalam pelayanan kebidanan. Bahwa sesuai
Kepmenkes Republik Indonesia 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan
praktik bidan, bidan tidak berwenang memberikan pertolongan persalinan pada
primigravida dengan presentasi bokong disisi lain ada prinsip nilai moral dan
mananusiaan yang dihadapi pasien, yiatu ketidak mampuan secara sosial ekonomi
dan kesulitan yang lain, maka bagai mana seorang bidan mengambil keputusan
yang terbaik terhadap konflik moral yang dihadapidalam pelayanan kebidanan”.

C.PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PROMOSI KESEHATAN


    KEBIDANAN

Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah pemilihan


alternatif tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada . Terdapat lima hal pokok
dalam pengambilan keputusan, yaitu:

1. Intuisi, berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan mudah terpengaruh.


2. Pengalaman, mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu
kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu
kasus.
3. Fakta, keputusan lebih rill, vilid dan baik.
4. Wewenang, lebih bersifat rutinitas.
5. Rasional, Keputusan bersifat objektif, transparan, konsisten.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan:

1. Posisi atau kedudukan.


2. Masalah: terstrur, tidak terstruktur, rutin,insidental.
3. Situasi: faktor konstan, faktor tidak konstan.
4. Kondisi, faktor-faktor yang menentukan daya gerak
5. Tujuan, antara atau objektif.

Kerangka pengambilan keputusan dalam promosi kesehatan kebidanan


memparhatikan hal-hal sebgai berikut:

1. Bidan harus mempunyai responsbility dan accountability.


2. Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan
rasa hormat.
3. Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbeing mother.
4. Bidan berusaha menyongkong pemahaman ibu tentang kesejahtraan dan
menyatakan pilihanya situasi yang aman.
5. Sumber proses pengambilan keputusan dalam kebidanan
adalah:knowledge, ajaran instrinsik, kemampuan berpikir kritis,
kemampuan membuat keputusan klinis yang logis.

D. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS

1). Ciri keputusan yang etis, meliputi:

 Menpunyai pertimbangan benar salah.


 Sering menyangkut pilihan yang sukar.
 Tidak mungkin dielakkan.
 Dipengaruhi oleh norma, situasi, iman, lingkungan sosial.

2). Situasi

a.       Mengapa kita perlu mengerti situasi:


         Untuk menerapkan norma-norma terhadap situasi.
         Untuk melakukan perbuatan yang tepat dan berguna.
         Untuk mengetahui masalah-masalah yang perlu diperhatikan.
b.      Kesulitan-kesulitan dalam mengerti situasi:
         Kerumitan situasi dan keterbatasan pengetahuan kita.
         Pengertian kita terhadap situasi sering dipengaruhi oleh kepentingan, prasangka
dan faktor-faktor subjektif lain.
c.       Bagaimana kita memperbaiki pengertian kita tentang situasi:
         Melakukan penyelidikan yang memadai.
         Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan parah ahli.
         Memperluas pandangan tentang situasi.
         Kepekaan terhadap pekerjaan.
         Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain.

E. TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Teori utilitarisme

Teori utilitarisme mengutamakan adanya konsekuensi kepercayaan adanya


kegunaan. Dipercaya bahwa semua manusia mempunyai perasaan menyenangkan
dan perasaan sakit. Ketika keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan
kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan. Prinsip umum dalam utilitarsme
adalah didasari bahwa tindakan moral menghasilkan kebahagiaan yang benar bila
menghasilkan jumlah atau angka yang benar. Ada dua bentuk teori utilitarisme,
yaitu:
1.    Utilitarisme berdasarkan tindakan,
2.    Utilitarisme berdasar aturan. 
Prinsip untilitarisme berdasar tindakan adalah setiap tindakan ditujukan
untuk keuntungan yang akan menghasilkan hasil atau tingkatan yang lebih besar.
Utilitarisme berdasar aturan adalah modifikasi antara utilitarisme tindakan dan
aturan moral, aturan yang baik akan menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Tindakan individu didasarkan atas prinsip kegunaan dan aturan moral,Tindakan
dikatakan baik . menurut filsuf johan stuart mill(1864), bahwa kesenangan dan
kebahagiaan dinilai secara kualitatif. Menurutnya “everebody to count for
one,nobodiy to count for more than one”, suatu perbuatan dinilai baik, jika
kebahagiaan melebihi ketidak bahagiaan. Tidak ada seorang pung yang tidak
berguna bagi yang lain. Kebahagiaan terbesar adalah milik semua orang. Menurut
richard B. Brandt bahwa perbuatan dinilai baik secara moral, jika sesuai dengan
aturan moral yang berlaku dan berguna pada suatu masyarakat.

2. Teori deontology

Menurut immanuel kant (1724-1804),sesuatu dikatakan baik dalam arti


sesungguhnya adalah kehendak yang baik, jika digunakan dengan baik oleh
kehendak manusia, tetapi jika digunakan dengan kehendak yang jahat, akan
menjadi jelek sekali. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena
kewajiban.karena seseorang bertindak karena motif tertetu atau keinginan tertentu
berarti disebut tindakan yang tidak baik. Bertindak sesuai kewajiban, disebut
legalitas. Menurut W.D Ross(1877-1971), setiap manusia mempunyai intuisi akan
kewajiban, semua kewajiban berlaku langsung pada diri kita.kewajiban untuk
mengatakan kebenaran merupakan kewajiban untuk , termasuk kewajiban
kesetiaan, ganti rugi,terima kasih, keadilan, berbuat baik dsb. Contoh yang lain
adalah bila berjanji harus ditepati, bila meminjam harus dikembalikan dsb.
Dengan memahami kewajiban akan terhindar dari keputusan yang menimbulkan
komplik atau dilema. 

3.Teori hedonisme

Menurut Aristippos (433-355 SM), sesuai kodratnya setiap manusia mencari


kesenangan dan menghindari ketidaksenangan. Akan tetapi ada batas untuk
mencari kesenangan. Hal yang penting adalah menggunakan kesenangan dengan,
dan tidak terbawa oleh kesenangan. Menurut epikuros (341-270 SM) dalam
menilai kesenangan (hedone) tidak hanya kesenangan inderawi, tetapi kebebasan
dari rasa nyeri, kebebasan dari keresahan jiwa juga. Apa tujuan dari kehidupan
manusia adalah kesenangan. Menurut john locke (1632-1704), kita sebut baik bila
meningkatkan kesenangan dan sebaliknya dinamakan jahat kalau mengurangi
kesenangan atau menimbulkan ketidaksenangan.
4.Teori eudemonisme

Menurut falsuf Yunani Aristoteles (383-322 SM) dalam buku Ethika


Nikomakheia, bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan,
ingin mencapai sesuatu yang biak bagi kita. Seringkali kita mencari suatu tujuan
untuk terakhir hidup manusia adalah kebahagian (eudaimonia).Seseorang mampu
mencapai tujuannyan jika mampu menjalankan fungsinya denga baik, keunggulan
manusia adalah akal dan budi. Munusia mencapai kebahagian dengan
menjalankan kegiatan yang rasional. Ada dua macam keutamaan intelektual dan
keutamaan moral.

F. DIMENSI ETIKA DALAM PROMOSI KESEHATAN BIDAN 

Peran bidan secara menyeluruh dalam promosi kesehatan meliputi beberapa


aspek: Praktisi, penasehat, konselor, teman, pendidikan, dan peneliti atau pada
garis besarnya adalah pelaksana, pengelola, pendidik dan peneliti dalam
pelayanan kebidanan.Menurut United Kingdom Central Council (UKCC) 1999,
tanggung jawab bidan meliputi:

1.         Mempertahankan dan meningkatkan keamanan ibu dan bayi


2.         Menyediakan pelayanan yang berkualitas dan informasi dan nasehat yang tidak
bias yang didasarkan pada evidence based.
3.         Mendidik dan melatih calon bidan untuk dapat bekerjasama dalam profesi dan
Memberikan pelayanan dengan memiliki taanggung jawab yang sama, termasuk
dengan teman sejawatnya atau kolega, sehingga bagaimana agar fit for practice
and fit for purpose (menguntungkan untuk praktik dan menguntungkan untuk
tujuan).
4.         Dimensi kode etik, meliputi:
         Antara anggota profesi dan klien
         Antara anggota profesi dan sistem kesehatan.
         Anggota profesi dan profesi kesehatan.
         sesama anggota profesi.

Prinsip kode etik, terdiri dari:


1.              Menghargai otonomi.
2.              Melakukan tindakan yang benar.
3.              Mencegah tindakan yang dapat merugikan.
4.              Memperlakukan manusia denga adil
5.              Menjelaskan dengan benar.
6.              Menepati janji yang telah disepakati.
7.              Menjaga kerahasiaan.

G. PELAYANAN BIDAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

Peran bidan 
1.       menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan frofesi
sendiri,
2.       sangat berperan dalam pemberian pelayanan profesional.

Bidan dikatakan profesional, memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:

• Mandiri.
• Peningkatan kompetensi.
• Praktik berdasarkan evidence based.
• Penggunaan berbagi sumber informasi.

Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta


butuh perlindungan sebagai pengguna jasa profesi. Ada beberapa halyang menjadi
sumber ketidakpuasan pasien atau masyarakat, yaitu:
       Pelayanan yang tidak aman .
       Sikap petugas yang kurang baik.
       Komunikasi yang kurang.
       Kesalahan prosedur.
       Sarana kurang baik.
       Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi atau pendidikan
kesehatan.
Proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan prangkat hukum
yang sudah ada melalui serangkain kegiatan sertifikasi (pengaturan konfetensi),
registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi (pengaturan penyelenggaraan
kewenangan).

Tujuan adalah memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap


pelayanan yang telah diberikan. Bentuk perlindungan tersebut adalah melipiti:

• Mempertahankan kualitas pelayanan.


• Memberikan kewanangan.
• Menjamin perlindungan hukum.
• Meningkatkan profesionalisme.

Praktik bidan adalah serangkain kegiatan pelayanan kesehatan yang yang


diberikan oleh bidan kepada pasien (individu,keluarga dan masyarakat) sesuai
dengan kewenangan dan kemampuannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaian baik atau buruk (Jones,1994). Moral merupakan pengetahuan atau
keyakinan tentang adanya hal yang baik dan buruk serta mempengaruhi sikap
seseorang. Kesadaran tentang adanya baik dan buruk berkembang pada diri
seseorang seiring dengan pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama
dsb, hal inilah yang disebut kesadaran moral atau kesadaran etik. Moral juga
merupakan keyakinan individu bahwa sesuatu adalah mutlak baik atau buruk
walaupun situasi berada.

B. Saran
       Seorang bidan perlu mengetahui tentang isu etika maupun moral dalam
lingkungan kebidanannya.
       Bidan perlu mengetahui bagaimana mengambil keputusan yang sulit berkaitan
dengan etika.
       Bidan juga harus mengetahui bahwa dalam layananan kebidananseringkali
muncul masalah atau isu di masyarakat berkaitan dengan etik dan moral, dilema
serta konflik yang dihadapi bidan sebagai praktisi kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Wahyuningsih heni puji, Etika profesi kebidanan, Penerbit fitramaya

http://www.google.com/promosikesehatan

Anda mungkin juga menyukai