PENYULUHAN KESEHATAN
SKRINING KESEHATAN PRAKEHAMILAN
Kelompok 1
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Preconception Counseling adalah komponen penting dari perawatan
prakonsepsi (Williams et al, 2012). Preconception Counseling merupakan
skrining dan memberikan informasi serta dukungan kepada individu usia
subur sebelum hamil untuk promosi kesehatan dan mengurangi risiko
(Bulechek, Butcher, & Dochterman, 2008). Preconception Counseling
memainkan peran utama dalam mempersiapkan kehamilan. Preconception
Counseling bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi risiko yang
berhubungan dengan kesehatan dan hasil kehamilan ibu, serta sebelum
kehamilan (Walfisch dan Koren, 2011).
Perawatan kesehatan yang baik, penting untuk perkembangan dan
kesejahteraan janin, sehingga berada dalam kondisi kesehatan yang prima
sebelum kehamilan menjadi hal yang penting (Curtis, 1999). Perawatan
prakonsepsi yang dimulai sebelum kehamilan dapat menjadi strategi efektif
untuk mengurangi gangguan bawaan dan meningkatkan kesehatan wanita
usia subur (Shanon et al, 2013). American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) (2006) merekomendasikan bahwa selama periode
reproduktif wanita, terutama mereka yang merupakan bagian dari perawatan
prakonsepsi, seharusnya mencakup konseling tentang perawatan kesehatan
dan perilaku untuk mengoptimalkan hasil kehamilan. Pada wanita yang
menerima perawatan prakonsepsi lebih cenderung mengadopsi perilaku sehat,
sehingga memiliki hasil kehamilan yang baik (Dean et al, 2013).
Selama ini, banyak orang yang kurang memahami pentingnya kondisi-
kondisi pada masa-masa sebelum terjadinya proses konsepsi, sehingga para
calon bapak dan ibu hanya berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan
dan persalinan saja. Hal ini dapat dimengerti karena pengetahuan yang kurang
tentang kondisi-kondisi prakonsepsi disebabkan tidak adanya penyuluhan-
penyuluhan terhadap mereka (Sujiono, 2004). Pengetahuan, kesadaran, dan
keyakinan tentang skrining prakonsepsi tidak mendorong wanita untuk datang
pada pada praktik kesehatan prakonsepsi. Wanita prakonsepsi muda dan
wanita yang sudah mempunyai anak kurang terlibat dalam skrining kesehatan
prakonsepsi. Oleh karena itu, diperlukan mendidik perempuan prakonsepsi
muda tentang pentingnya dan manfaat dari skrining prakonsepsi (Delissaint
dan McKyer, 2011).
B. Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari prakehamilan/prakonsepsi?
2) Apa saja tahap-tahap pre marital screening?
3) Apa saja skrining yang dilakukan pada ibu prakehamilan/prakonsepsi?
4) Apa tujuan dilakukan asuhan prakonsepsi?
5) Kondisi dan penyakit seperti apa yang perlu diwaspadai oleh pasangan
prakonsepsi?
C. Prioritas Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam penyuluhan ini adalah imunisasi dan status
gizi ibu hamil.
D. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan Wanita Usia Subur (WUS) dapat
memahami lebih dalam tentang skrining prakehamilan.
E. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, Wanita Usia Subur (WUS) dapat
mengetahui tentang:
Definisi prakehamilan/ prakonsepsi.
Tahap-tahap yang dilakukan sebelum melakukan skrining.
Skrining yang dilakukan pada ibu prakehamilan/prakonsepsi.
Tujuan dilakukan asuhan prakonsepsi.
Kondisi dan penyakit seperti apa yang perlu diwaspadai oleh pasangan
prakonsepsi.
F. Materi Pendidikan Kesehatan
Skrining prakehamilan/ prakonsepsi yaitu skrining sebelum terjadinya
kehamilan.
G. Metode
Ceramah dan tanya jawab
H. Media
- Zoom
- Power point
- Video animasi
- Google form
I. Proses Pelaksanaan
KEGIATAN / KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
WAKTU PENYULUH
Sasaran mendengarkan serta
Pembukaan
Pembukaan memperhatikan para penyuluh
(10 menit) Sasaran menjawab pertanyaan
Pretest
melalui google form.
Sasaran mendengarkan,
Ceramah/
penyampaian memperhatikan dan mengerti
materi
Pelaksanaan tentang materi yang disampaikan.
(45 menit) Sasaran menanyakan tentang materi
Tanya jawab yang tidak dimengerti dan
membingungkan
Evaluasi dan Sasaran menjawab pertanyaan
Penutupan dan
tahap terminasi evaluasi (post test)
(10 menit) melalui google form.
J. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
- Peserta hadir secara virtual di room zoom.
- Penyelenggaraan edukasi kesehatan dilaksanakan secara virtual
menggunakan media zoom.
- Pengorganisasaian penyelenggaraan edukasi kesehatan dilakukan
sebelumnya.
2) Evaluasi Proses
- Peserta antusias terhadap materi edukasi kesehatan yang diberikan.
- Tidak ada peserta yang meninggalkan room zoom saat
penyelenggaraan penyuluhan kesehatan berlangsung, dan tidak menon
aktifkan kamera.
- Peserta mengajukan pertanyaan.
3) Evaluasi Hasil
- Peserta mengisi google form yang telah disediakan. Terdapat pertanyaan pre
test dan post test, sehingga dapat diukur tingkat tingkat pengetahuan sasaran
sebelum dan setelah mendapatkan penyuluhan.
- Peserta yang hadir dalam edukasi kesehatan minimal sama dengan
jumlah anggota kelompok penyuluh.
KISI-KISI SOAL
Penilaian:
= ……………….
Pertanyaan:
Albertini, J., & Mayer, C. 2010. Using Miscue Analysisto Asses Comprehension
in Deaf College Reader. Journal of Deaf Studies and Deaf Education , 35-
46. Diakses melalui: https://www.semanticscholar.org/paper/Using-
miscue-analysis-to-assess-comprehension-in-Albertini
Mayer/f86ce24f7da80daa917830bd2208d3e7080c6bcf pada tanggal 8
Oktober 2010 pukul 10.50 WIB.
Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI.
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Masyarakat. 2018. Kesehatan
Reprosuksi dan Seksual bagi Calon Pengantin. Jakarta Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Inilah Capaian Kinerja KEMENKES RI Tahun
2015-2017. Diakses melalui:
https://www.kemkes.go.id/article/view/17081700004/-inilah-capaian-kinerja-
kemenkes-ri-tahun-2015--2017.html pada tanggal 9 Oktober 2020 pukul
17.24 WIB.
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Masyarakat. 2018. Lembar
Balik Kesehatan Reprosuksi dan Seksual bagi Calon Pengantin. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia. Diakses melalui:
https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
profil-kesehatan.html pada tanggal 9 Oktober 2020 pukul 17.33 WIB.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
Notoadmojo,S.2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Manoj, Roy V & Chinmoy, Kumar. 2013. Electronic Media Learning Materials
Of Indira Gandhi National Open University, India: An Analytical Study.
Oktalia, Juli dkk. 2016. Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, 147-159.
Diakses,,melalui:
https://scholar.google.co.id/citations?user=2Sz81MMAAAAJ&hl=en pada
tanggal 9 Oktober 2020 jam 17.44 WIB
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual. Diakses melalui:
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/perpu/files/1172108384_61964
2132_471793586.pdf pada tanggal 9 Oktober 2020 pukul 18.44 WIB.
Promkes Kementrian Kesehatan RI. 2018. Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan
Pra Nikah. Diakses melalui https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-
pemeriksaan-kesehatan-pra-nikah pada tanggal 8 Oktober 2020 pukul
10.43 WIB.
Susilowati, Dwi. 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Susilowati, Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT Refika
Aditama.