Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENYULUHAN KESEHATAN
SKRINING KESEHATAN PRAKEHAMILAN

Kelompok 1
Disusun Oleh:

Anita Arditama (P17312205036)


Nurwahidah (P17312205037)
Ainun Mahfudloh (P17312205038)
Meydha Krista P (P17312205039)
Silka India Adi R (P17312205040)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2020
FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Skrining kesehatan prakehamilan.


Sub Pokok Bahasan : Skrining Kesehatan prakehamilan
Sasaran : Sasaran dalam penyuluhan ini adalah WUS yang
merencanakan kehamilan.
Hari / Tanggal : Sabtu, 17 Oktober 2020
Waktu : 65 menit
Tempat : Rumah masing-masing

A. Latar Belakang
Preconception Counseling adalah komponen penting dari perawatan
prakonsepsi (Williams et al, 2012). Preconception Counseling merupakan
skrining dan memberikan informasi serta dukungan kepada individu usia
subur sebelum hamil untuk promosi kesehatan dan mengurangi risiko
(Bulechek, Butcher, & Dochterman, 2008). Preconception Counseling
memainkan peran utama dalam mempersiapkan kehamilan. Preconception
Counseling bertujuan untuk mengidentifikasi dan memodifikasi risiko yang
berhubungan dengan kesehatan dan hasil kehamilan ibu, serta sebelum
kehamilan (Walfisch dan Koren, 2011).
Perawatan kesehatan yang baik, penting untuk perkembangan dan
kesejahteraan janin, sehingga berada dalam kondisi kesehatan yang prima
sebelum kehamilan menjadi hal yang penting (Curtis, 1999). Perawatan
prakonsepsi yang dimulai sebelum kehamilan dapat menjadi strategi efektif
untuk mengurangi gangguan bawaan dan meningkatkan kesehatan wanita
usia subur (Shanon et al, 2013). American College of Obstetricians and
Gynecologists (ACOG) (2006) merekomendasikan bahwa selama periode
reproduktif wanita, terutama mereka yang merupakan bagian dari perawatan
prakonsepsi, seharusnya mencakup konseling tentang perawatan kesehatan
dan perilaku untuk mengoptimalkan hasil kehamilan. Pada wanita yang
menerima perawatan prakonsepsi lebih cenderung mengadopsi perilaku sehat,
sehingga memiliki hasil kehamilan yang baik (Dean et al, 2013).
Selama ini, banyak orang yang kurang memahami pentingnya kondisi-
kondisi pada masa-masa sebelum terjadinya proses konsepsi, sehingga para
calon bapak dan ibu hanya berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan
dan persalinan saja. Hal ini dapat dimengerti karena pengetahuan yang kurang
tentang kondisi-kondisi prakonsepsi disebabkan tidak adanya penyuluhan-
penyuluhan terhadap mereka (Sujiono, 2004). Pengetahuan, kesadaran, dan
keyakinan tentang skrining prakonsepsi tidak mendorong wanita untuk datang
pada pada praktik kesehatan prakonsepsi. Wanita prakonsepsi muda dan
wanita yang sudah mempunyai anak kurang terlibat dalam skrining kesehatan
prakonsepsi. Oleh karena itu, diperlukan mendidik perempuan prakonsepsi
muda tentang pentingnya dan manfaat dari skrining prakonsepsi (Delissaint
dan McKyer, 2011).
B. Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari prakehamilan/prakonsepsi?
2) Apa saja tahap-tahap pre marital screening?
3) Apa saja skrining yang dilakukan pada ibu prakehamilan/prakonsepsi?
4) Apa tujuan dilakukan asuhan prakonsepsi?
5) Kondisi dan penyakit seperti apa yang perlu diwaspadai oleh pasangan
prakonsepsi?
C. Prioritas Masalah
Permasalahan yang dibahas dalam penyuluhan ini adalah imunisasi dan status
gizi ibu hamil.
D. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan Wanita Usia Subur (WUS) dapat
memahami lebih dalam tentang skrining prakehamilan.
E. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan penyuluhan, Wanita Usia Subur (WUS) dapat
mengetahui tentang:
 Definisi prakehamilan/ prakonsepsi.
 Tahap-tahap yang dilakukan sebelum melakukan skrining.
 Skrining yang dilakukan pada ibu prakehamilan/prakonsepsi.
 Tujuan dilakukan asuhan prakonsepsi.
 Kondisi dan penyakit seperti apa yang perlu diwaspadai oleh pasangan
prakonsepsi.
F. Materi Pendidikan Kesehatan
Skrining prakehamilan/ prakonsepsi yaitu skrining sebelum terjadinya
kehamilan.
G. Metode
Ceramah dan tanya jawab
H. Media
- Zoom
- Power point
- Video animasi
- Google form
I. Proses Pelaksanaan
KEGIATAN / KEGIATAN KEGIATAN PESERTA
WAKTU PENYULUH
Sasaran mendengarkan serta
Pembukaan
Pembukaan memperhatikan para penyuluh
(10 menit) Sasaran menjawab pertanyaan
Pretest
melalui google form.
Sasaran mendengarkan,
Ceramah/
penyampaian memperhatikan dan mengerti
materi
Pelaksanaan tentang materi yang disampaikan.
(45 menit) Sasaran menanyakan tentang materi
Tanya jawab yang tidak dimengerti dan
membingungkan
Evaluasi dan Sasaran menjawab pertanyaan
Penutupan dan
tahap terminasi evaluasi (post test)
(10 menit) melalui google form.

J. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
- Peserta hadir secara virtual di room zoom.
- Penyelenggaraan edukasi kesehatan dilaksanakan secara virtual
menggunakan media zoom.
- Pengorganisasaian penyelenggaraan edukasi kesehatan dilakukan
sebelumnya.
2) Evaluasi Proses
- Peserta antusias terhadap materi edukasi kesehatan yang diberikan.
- Tidak ada peserta yang meninggalkan room zoom saat
penyelenggaraan penyuluhan kesehatan berlangsung, dan tidak menon
aktifkan kamera.
- Peserta mengajukan pertanyaan.
3) Evaluasi Hasil
- Peserta mengisi google form yang telah disediakan. Terdapat pertanyaan pre
test dan post test, sehingga dapat diukur tingkat tingkat pengetahuan sasaran
sebelum dan setelah mendapatkan penyuluhan.
- Peserta yang hadir dalam edukasi kesehatan minimal sama dengan
jumlah anggota kelompok penyuluh.

KISI-KISI SOAL

TEMA : SKRINING KESEHATAN PRAKEHAMILAN

No TIK Pengetahuan No. Kategori Jawab Skor


Soal Soal an
1. Definisi Pra Definisi prakonsepsi 1 + A 1
Kehamilan (Pra Definisi konsepsi 2 + B 1
Konsepsi) Definisi perawatan 3 + A 1
prakonsepsi
2. Tahapan Pre Tahapan pre marital 4 + A 1
Marital Screening screening
Pemeriksaan penyakit 5 + A 1
hereditas/ keturunan
Pemeriksaan penyakit 6 + C 1
menular
3. Skrining Kesehatan Pemeriksaan fisik calon 7 + A 1
Pra Kehamilan pengantin perempuan
Pemeriksaan status gizi 8 + A 1
calon pengantin
perempuan
Imunisasi TT dan status 9 + C 1
imunisasi pengantin
perempuan
4. Tujuan Asuhan Pra Tujuan asuhan pra 10 + C 1
Konsepsi konsepsi bagi ibu
Tujuan asuhan pra 11 + B 1
konsepsi bagi bayi
Tempat pemeriksaan 12 + A 1
prakonsepsi
5. Kondisi kesehatan Penyakit anemia 13 + B 1
dan penyakit yang Penyakit Hepatitis B 14 + A 1
perlu diwaspadai Penyakit TORCH 15 + C 1
oleh pasangan
prakonsepsi

Penilaian:

= Skor jawaban benar x 100


Jumlah soal

= Skor jawaban benar x 100


15

= ……………….
Pertanyaan:

1. Sebelum konsepsi atau masa sebelum kehamilan terjadi merupakan……


a. Pra konsepsi
b. Kehamilan
c. Konsepsi
2. Bertemunya sel telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa)
merupakan…….
a. Pra konsepsi
b. Konsepsi
c. Kehamilan
3. Perawatan yang diberikan sebelum kehamilan dengan mempermudah
seorang wanita mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum
mengandung……..
a. Perawatan prakonsepsi
b. Prakonsepsi
4. Yang termasuk salah satu contoh tahapan pemeriksaan Pre Marital
Screening adalah …….
a. Pemeriksaan penyakit herediter/ keturunan
b. Pemeriksaan kesehatan jiwa
c. Pemeriksaan administrasi
5. Penyakit hereditas biasanya diturunkan dari kedua orang tua. Di bawah ini
termasuk contoh dari penyakit hereditas/ penyakit keturunan antara
lain……
a. Gangguan kelainan darah
b. Gagal ginjal
c. HIV/ AIDs
6. Pada tahapan Pre Marital Screening, selain pemeriksaan penyakit
keturunan, juga dilakukan pemeriksaan penyakit menular. Berikut yang
merupakan contoh dari penyakit menular antara lain………..
a. Penyakit jantung
b. Gagal ginjal
c. Hepatitis B
7. Pemeriksaan tekanan darah (tensi), timbang berat badan, tinggi badan
merupakan salah satu contoh dari ……..
a. Pemeriksaan fisik
b. Pemeriksaan status imunisasi
c. Pemeriksaan kesehatan jiwa
8. Pemeriksaan status gizi saat prakonsepsi bertujuan untuk…..
a. Tercapainya keluarga yang sehat dan keturunan berkualitas
b. Terhindar dari gizi buruk
c. Mencegah terjadinya resiko tinggi kehamilan
9. Status imunisasi adalah salah satu dari skrening prakonsepsi yang
bertujuan untuk…
a. Pencegahan dan Perlindungan diri yang aman terhadap penyakit
Hepatitis
b. Pencegahan dan Perlinungan diri yang aman terhadap penyakit
Toxoplasma
c. Pencegahan dan Perlindungan diri yang aman terhadap penyakit
tetanus
10. Salah satu keuntungan melakukan pemeriksaan kehamilan pra kehamilan
bagi ibu adalah…..
a. Meningkatkan pengetahuan ibu
b. Memastikan kondisi bayi sehat
c. Memastikan bayi lahir dengan berat badan cukup
11. Salah satu keuntungan melakukan pemeriksaan kehamilan pra kehamilan
bagi calon bayi …..
a. Meningkatkan pengetahuan Ibu
b. Meyakinkan Ibu telah mendapatkan perawatan kesehatan yang baik
c. Meminimalisasi masalah kesehatan pada bayi
12. Pemeriksaan prakonsepsi dapat dilakukan di….
a. Puskesmas
b. Laboratorium
c. Rumah
13. Lesu, Letih, Lemah, lunglai dan sering pusing serta mata berkunang-
kunang termasuk tanda gejala…..
a. Hepatitis
b. Anemia
c. Leukimia
14. Penyakit menular berupa peradangan hati yang disebabkan oleh virus
merupakan penyakit,….
a. Hepatitis B
b. Anemia
c. Torch
15. Penyakit yang berdampak mandul dan saat hamil akan mengalami
kecacatan pada janin dan kelainan lainnya pada janin adalah….
a. Hepatitis B
b. Anemia
c. Torch
K. Referensi / Sumber
Albertini, J., & Mayer, C. 2010. Using Miscue Analysisto Asses
Comprehension in Deaf College Reader. Journal of Deaf Studies and
Deaf Education , 35- 46. Diakses melalui:
https://www.semanticscholar.org/paper/Using-miscue-analysis-to-
assess-comprehension-in-Albertini
Mayer/f86ce24f7da80daa917830bd2208d3e7080c6bcf pada tanggal 8
Oktober 2010 pukul 10.50 WIB.
Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI
UPI.
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Masyarakat. 2018.
Kesehatan Reprosuksi dan Seksual bagi Calon Pengantin. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Inilah Capaian Kinerja KEMENKES RI
Tahun 2015-2017. Diakses melalui:
https://www.kemkes.go.id/article/view/17081700004/-inilah-capaian-kinerja-
kemenkes-ri-tahun-2015--2017.html pada tanggal 9 Oktober 2020
pukul 17.24 WIB.
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Masyarakat. 2018. Lembar
Balik Kesehatan Reprosuksi dan Seksual bagi Calon Pengantin.
Jakarta Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia. Diakses
melalui: https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-
pusdatin-profil-kesehatan.html pada tanggal 9 Oktober 2020 pukul
17.33 WIB.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
Notoadmojo,S.2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta
Manoj, Roy V & Chinmoy, Kumar. 2013. Electronic Media Learning
Materials Of Indira Gandhi National Open University, India: An
Analytical Study.
Oktalia, Juli dkk. 2016. Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan Dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kesehatan, 147-159. Diakses,,melalui:
https://scholar.google.co.id/citations?user=2Sz81MMAAAAJ&hl=en
pada tanggal 9 Oktober 2020 jam 17.44 WIB
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual. Diakses melalui:
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/perpu/files/1172108384_61
9642132_471793586.pdf pada tanggal 9 Oktober 2020 pukul 18.44
WIB.
Promkes Kementrian Kesehatan RI. 2018. Pentingnya Pemeriksaan
Kesehatan Pra Nikah. Diakses melalui
https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kesehatan-pra-
nikah pada tanggal 8 Oktober 2020 pukul 10.43 WIB.
Susilowati, Dwi. 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI
Susilowati, Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT
Refika Aditama.
Lampiran: Materi

1. Apa definisi dari skrining prakehamilan/prakonsepsi


Prakonsepsi (pra kehamilan) berasal dari dua kata yakni pra dan
konsepsi. Pra artinya sebelum (Setiawan, 2017). Konsepsi atau pembuahan
adalah bertemunya sel telur (ovum) dengan sperma (spermatozoa)
(Purwandari, 2011). Prakonsepsi adalah masa sebelum kehamilan terjadi
(Katherine, dkk, 2013). Sehingga prakonsepsi adalah sebelum terjadinya
pertemuan antara sel telur dengan sperma yang dapat menyebabkan
kehamilan. Perawatan prakonsepsi adalah perawatan yang diberikan
sebelum kehamilan dengan sasaran mempermudah seorang wanita
mencapai tingkat kesehatan yang optimal sebelum mengandung.
2. Apa tahap-tahap pre marital screening?
Tahapan pre marital screening yaitu :
a. Pemeriksaan fisik secara lengkap
b. Pemeriksaan penyakit hereditas
c. Pemeriksaan penyakit menular
d. Pemeriksaan organ reproduksi
e. Pemeriksaan alergi
3. Apa saja skrining yang dilakukan pada ibu prakehamilan/
prakonsepsi?
a. Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan tanda vital
 Pemeriksaan status gizi
 Pemeriksaan darah rutin
 Pemeriksaan urine rutin
 Pemeriksaan lain atas indikasi seperti Seperti Gula arah, IMS, HIV,
Malaria, Thalasemia, Hepatitis B, TORCH (toksoplasma, rubella,
citomegalovirus, dan herpes simpleks), dsb.
b. Pemeriksaan gizi
 Status gizi calon pengantin perempuan
 Ditentukan dengan melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh
(IMT) dan pengukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
Sebelum memasuki jenjang pernikahan, catin perlu melakukan
persiapan gizi antara lain :
1. Setiap pasangan catin dianjurkan untuk mengonsumsi makanan
bergizi seimbang.
2. Setiap catin perempuan dianjurkan mengonsumsi tablet tambah
darah (TTD) yang mengandung zat besi dan asam folat seminggu
sekali.
3. Bagi catin perempuan yang mengalami KEK (Kurang Energi
Kronis) dan Anemia maka perlu ditentukan penyebabnya dan
ditatalaksana sesuai dengan penyebab tersebut.
4. Untuk mendapatkan masukan gizi yang seimbang ke dalam tubuh
perlu mengonsumsi lima kelompok pangan yang beraneka ragam
setiap hari atau setiap kali makan. Kelima kelompok pangan tersebut
adalah makan pokok, lauk pauk, sayuran, buah-buahan, dan
minumnya.
c. Status imunisasi
Pencegahan dan perlindungan diri yang aman terhadap penyakit
tetanus dilakukan dengan pemberian 5 dosis imunisasi TT untuk
mencapai kekebalan penuh.
Tujuan diberikan imunisasi tetanus toksoid antara lain : untuk
melindungi bayi baru lahir tetanus Neonaturum, melindung ibu
terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit
pada ibu hamil dan bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta untuk
mengeliminasi penyakit Tetanus pada bayi baru lahir.
d. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan perlu di deteksi dini sejak dari masa pranikah
untuk persiapan penanganan sebelum hamil, selama hamil dan
persalinan guna untuk mengurangi risiko dan optimalisasi nutrisi.
Penyakit yang perlu diwaspadai pada masa pranikah yaitu anemia,
penyakit menular (HIV/AIDS, IMS, Hepatitis), pemyakit menahun
(jantung, hipertensi, asma) (Maryanti, dkk. 2013).
4. Apa tujuan dilakukan asuhan prakonsepsi?
Tujuan asuhan pra konsepsi adalah memfasilitasi perempuan untuk
menjadi sehat sebelum dia hamil, agar bayi yang dilahirkannya dalam
keadaan sehat yang optimal. Tujuan asuhan prakonsepsi lainnya adalah
memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam status kesehatan
fisik dan emosional yang optimal saat awal kehamilan. Tujuan lainnya
adanya perawatan prakonsepsi yaitu sebagai berikut :
a. Bertujuan untuk mempromosikan kesehatan perempuan usia reproduksi
sebelum konsepsi berkaitan dengan kehamilan.
b. Meningkatkan kesehatan prakonsepsi membutuhkan perawatan klinis
yang lebih efektif bagi perempuan. Perubahan pengetahuan sikap dan
perilaku yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi antara laki-laki
dan perempuan perlu dibuat untuk meningkatkan kesehatan
prakonsepsi.
Adapun rekomendasi untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi
berlandaskan empat tujuan yaitu:
a. Meningkatkan pengetahuan dan sikap serta perilaku pria dan wanita
yang berhubungan dengan kesehatan prakonsepsi.
b. Meyakinkan bahwa semua wanita usia subur di menerima layanan
perawatan prakonsepsi (yaitu, berdasarkan bukti skrining risiko,
promosi kesehatan, dan intervensi) yang akan memungkinkan mereka
untuk memasuki kehamilan pada kesehatan yang optimal.
c. Mengurangi risiko kehamilan sebelumnya yang merugikan melalui
intervensi selama periode interconception, yang dapat mencegah atau
meminimalkan masalah kesehatan bagi ibu dan anak-anak masa
depannya.
d. Mengurangi kesenjangan dalam masa kehamilan.
5. Kondisi dan penyakit seperti apa yang perlu diwaspadai oleh
pasangan prakonsepsi?
a. Anemia
Anemia sering dialami oleh perempuan karena kurang asupan atau
konsumsi makanan yang mengandung zat besi, pengaturan pola makan
yang salah, gangguan haid atau haid abnorma, dan penyakit lainnya
(seperti kecacingan, malaria, dan lainnya).
Tanda anemia antara lain :
- Lesu, letih, lemah, lelah, lunglai (5L).
- Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang.
- Jika catin perempuan mengalami anemia, perlu segera mendapatkan
penanganan kesehatan sampai normal (>12 mg/dL) dan menunda
kehamilan dengan ber KB.
b. Kekurangan Gizi
Kondisi kurang gizi dalam keadaan terus menenrus dapat
mengakibatkan Kurang Energi Kronis (KEK). KEK adalah keadaan
dimana seseorang mengalami kekurangan gizi (kalori dan protein) yang
berlangsung lama atau menahun. KEK merupakan salah satu masalah
gizi di Indonesia yang dialami oleh wanita usia subur, termasuk ibu
hamil dan ibu menyusui.
Untuk mengetahui status KEK WUS adalah dengan cara mengukur
lingkar lengan atas (LiLA). Ambang batas LiLA pada WUS dengan
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm, artinya apanila LiLA kurang dari
23,5 cm WUS mengalami KEK.
c. Hepatitis B
Hepatitis B merupakan penyakit menular berupa peradangan hati
yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus Hepatitis B dapat
ditularkan melalui darah atau caian tubuh dari penderita yang terinfeksi,
seperti cairan serebrospinal, cairan vagina dan cairan tubuh lainnya.
Apabila salah satu catin menderita Hepatitis B, akan menularkan
kepada pasangannya dan keturunannya.
1) Gejala.
Tidak khas dan sering tanpa gejala sehingga banyak orang tidak
menyadari dirinya telah terinfeksi. Gejala seringkali timbul dalam
keadaan penyakit sudah lanjut seperti sirosis (penyakit liver) bahkan
kanker hati, sehingga Hepatitis sering disebut sebagai silent killer
atau penyakit mematikan. Gejala yang dapat timbul:
- Demam.
- Mual dan muntah.
- Rasa lelah.
- Kencing berwarna gelap seperti teh.
- Mata dan kulit berwarna kuning
2) Pencegahan :
- Menghindari faktor risiko penularan Hepatitis B.
- Imunisasai hepatitis B yang diberikan sebanyak 3 kali yaitu pada
bulan ke-0, 1 dan 6.
Bila sudah terdeteksi Hepatitis B :
- Segera konsultasi ke dokter.
- Perlukaan pada kulit harus selalu dibalut.
- Tidak berbagi peralatan pribadi seperti pisau cukur, sikat gigi,
sisir, gunting kuku dengan orang lain.
d. Torch
Torch adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Toksoplasma,
Rubella, CMV, dan HSV-II serta virus lainnya.
1) Pencegahan :
- Vaksinasi MMR untuk mencegah komponen Rubella dari
TORCH dilakukan 3-6 bulan dari rencana hamil.
- Perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan pakai sabun, mencuci
bahan makanan (sayuran, buah, dan lainnya) dengan air bersih
yang mengalir, dan memasak makanan sampai matang sempurna.
2) Penularan :
- Penularan aktif : konsumsi makanan dan sayuran terkontaminasi
virus TORCH dan tidak dimasak sempurna. Makanan atau
sayuran dapat terkontaminasi virus TORCH dari kotoran hewan
seperti kucing, anjing, ayam, burung, dan lain-lain.
- Penularan pasif : dari ibu haml oengidap TORCH ke janin.
3) Dampak :
- Infertilitas.
- Kelak jika hamil dapat mengakibatkan kecacatan pada janin,
misal kelainan saraf, mata, telinga, otak (mikrosefali atau
hidrosefalus), kelainan paru-paru, limpa, terganggunya fungsi
motorik, dll.
DAFTAR PUSTAKA

Albertini, J., & Mayer, C. 2010. Using Miscue Analysisto Asses Comprehension
in Deaf College Reader. Journal of Deaf Studies and Deaf Education , 35-
46. Diakses melalui: https://www.semanticscholar.org/paper/Using-
miscue-analysis-to-assess-comprehension-in-Albertini
Mayer/f86ce24f7da80daa917830bd2208d3e7080c6bcf pada tanggal 8
Oktober 2010 pukul 10.50 WIB.
Cheppy Riyana. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI.
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Masyarakat. 2018. Kesehatan
Reprosuksi dan Seksual bagi Calon Pengantin. Jakarta Kementerian
Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2017. Inilah Capaian Kinerja KEMENKES RI Tahun
2015-2017. Diakses melalui:
https://www.kemkes.go.id/article/view/17081700004/-inilah-capaian-kinerja-
kemenkes-ri-tahun-2015--2017.html pada tanggal 9 Oktober 2020 pukul
17.24 WIB.
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Kesehatan Masyarakat. 2018. Lembar
Balik Kesehatan Reprosuksi dan Seksual bagi Calon Pengantin. Jakarta
Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2019. Profil Kesehatan Indonesia. Diakses melalui:
https://www.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-
profil-kesehatan.html pada tanggal 9 Oktober 2020 pukul 17.33 WIB.
Kementerian Kesehatan RI. 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
Notoadmojo,S.2012. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Manoj, Roy V & Chinmoy, Kumar. 2013. Electronic Media Learning Materials
Of Indira Gandhi National Open University, India: An Analytical Study.
Oktalia, Juli dkk. 2016. Kesiapan Ibu Menghadapi Kehamilan Dan Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhinya. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, 147-159.
Diakses,,melalui:
https://scholar.google.co.id/citations?user=2Sz81MMAAAAJ&hl=en pada
tanggal 9 Oktober 2020 jam 17.44 WIB
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014
Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Kontrasepsi, Serta Pelayanan
Kesehatan Seksual. Diakses melalui:
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/perpu/files/1172108384_61964
2132_471793586.pdf pada tanggal 9 Oktober 2020 pukul 18.44 WIB.
Promkes Kementrian Kesehatan RI. 2018. Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan
Pra Nikah. Diakses melalui https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-
pemeriksaan-kesehatan-pra-nikah pada tanggal 8 Oktober 2020 pukul
10.43 WIB.
Susilowati, Dwi. 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Susilowati, Kuspriyanto. 2016. Gizi dalam Daur Kehidupan. Bandung: PT Refika
Aditama.

Anda mungkin juga menyukai