Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

Pra Nikah dengan Anemia Ringan

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada


Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Kehamilan Sehat

Oleh :
SRI DEWI HANDAYANI
P07124523245

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN JURUSAN


KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2023

i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan

“Masa Prakonsepsi dengan Anemia Ringan ”

Oleh :
SRI DEWI HANDAYANI
P07124523245

Menyetujui,

Pembimbing Akademik
Dyah Noviawati Setyarum, SsiT, M.Keb (.......................................)
NIP.198011022002122002

Pembimbing Lahan
Suniarti, S.TrKeb. (.......................................)
NIP. 197501152005012007

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Munica Rita Hernayanti, S.SiT, Bdn, M.Kes


NIP. 198005142002122001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan ini, dengan judul “Remaja dengan Kista Ovarium”. Penulisan
laporan pendahuluan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Praktik Asuhan Kebidanan Holistik
pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Kehamilan Sehat di
Program Studi Pendidikan Profesi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta. Laporan pendahuluan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Heni Puji Wahyuningsih, S.SiT., M.Keb selaku Ketua Jurusan


Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
2. Munica Rita Hernayanti, S.SiT, Bdn, M.Kes selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan yang telah memberikan kesempatan untuk
membuat laporan pendahuluan ini
3. Dyah Noviawati Setyarum, SsiT, M.Keb, selaku pembimbing akademik
yang telah memberikan pengarahan dalam penyususnan laporan
pendahuluan ini
4. Suniarti, S.Tr.Keb, pembimbing klinik, yang telah memberikan
pengarahan dan masukan dalam penyusunan laporan pendahuluan ini
5. Sahabat yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan pendahuluan ini.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Yogyakarta, 3 September 2023

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv

BAB I TINJAUAN TEORI...................................................................................1


A. Pengertian Perencanaan Kehamilan....................................................................1
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan.............................2
C. Gizi pada Masa Pranikah.....................................................................................6
D.Anemia ................................................................................................................7
E. Penatalaksanaan ...............................................................................................9

BAB II TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN ...................................11


A. Pengkajian Data Subjektif.................................................................................11
B. Pengkajian Data Objektif .................................................................................13
C. Penalaksanan.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14

iv
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Perencanaan Kehamilan


Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena
setelah menikah wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa
prakonsepsi merupakan masa sebelum kehamilan.Periode prakonsepsi adalah
rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi dan
idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar
100 hari sebelum konsepsi. Status gizi WUS atau wanita pranikah selama tiga
sampai enam bulan pada masa prakonsepsi akan menentukan kondisi bayi
yang dilahirkan. Prasayarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan
kunci kelahiran bayi normal dan sehat.1
Rhode Island Departement of Health (2012) menyimpulkan bahwa
wanita prakonsepsi merupakan wanita yang siap menjadi ibu, merencanakan
kehamilan dengan memperhatikan kesehatan diri atau kesehatan reproduksi,
kesehatan lingkungan, serta pekerjaannya.Oleh sebab itu, masa prakonsepsi
ini harus diawali dengan hidup sehat, seperti memperhatikan makann yang
dimakan oleh calon ibu.2
Perawatan prakonsepsi juga merupakan suatu langkah-langkah
penilaian dan intervensi yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan
memodifikasi resiko medis, perilaku, dan sosial kesehatan wanita, serta hasil
kehamilannya dari sebelum konsepsi.3 Centers for Disease Control and
Prevention (CDC) mengidintifikasi empat tujuan untuk meningkatkan
kesehatan prakonsepsi di antaranya yaitu:
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan prakonsepsi.
2. Meyakinkan bahwa semua wanita usia subur bisa menerima pelayanan
perawatan prakonsepsi yang akan memungkinkan mereka akan kesehatan
yang optimal.
3. Mengurangi resiko lahir cacat.

1
4. Mengurangi hasil kehamilan yang merugikan.3
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam
merencanakankehamilan, antara lain:
1. Kesiapan aspek psikologis
Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani konseling
prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran, seperti
dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan
kandungan) dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling prahamil ini
akan mempersiapkan calon ibu beserta calon ayah dan untuk menyiapkan
kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang
diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan
sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat bawaan
akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat berbahaya.
2. Kesiapan fisik
Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa
ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan
bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak prima
akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus
dilakukan, antara lain:
a. Mulai menata pola hidup
Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga memengaruhi
keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan fisik ini
dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan menjelang konsepsi.
b. Mencapai berat badan ideal
Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat
badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh
akan ikut-ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu. Berat
badan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya berbagai gangguan
kesehatan.

2
c. Menjaga pola makan
Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan. Karena, zat-
zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ reproduksi,
mempertahankan kondisi kesehatan selama hamil, serta
mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin.
Caranya sebagai berikut:
d. Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
Masukkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air
dalam menu makanan sehari-hari secara bervariasi dan dalam jumlah
yang pas, sesuai kebutuhan.
e. Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan, karena dapat
menyebabkan kecacatan pada janin dan alergi.
f. Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu lama diolah,
sehingga kandungan zat-zat gizinya tidak hilang.
g. Olahraga secara teratur
Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah.
Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi
efisien, sebab benar-benar bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini
dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur yang baik.
Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood karena
meningkatnya produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi sehat dan
bugar. Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan, persalinan, serta
kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi lebih mudah. Yang
cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki, berenang,
bersepeda dan senam.
h. Menghilangkan kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk seperti merokok, minum-minuman
beralkohol, serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman bersoda),
sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung didalamnya
bisa memengaruhi kesuburan. Akibatnya, peluang terjadinya
pembuahan makin kecil. Sering stress juga bukan kebiasaan yang

3
baik. Apalagi, kalau sibuk kerja dan lupa istirahat.
i. Bebas dari penyakit
Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak
jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke
dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa membahayakan diri dan janin.
j. Stop pakai kontrasepsi
Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan kotrasepsi.
Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus memakai
kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB mengandung
hormone yang brtugas terjadinya ovulasi.
k. Meminimalkan bahaya lingkungan
Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga berdampak buruk
sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal atau gagguan pada
pembentukan sel telur. Lingkungan yang sarat mikroorganisme
(jamur, bakteri, dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam dan
pestisida), radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor komputer, dan
lainnya), dan banyak lagi.4
3. Kesiapan Finansial

Persiapan financial/ keuangan yang matang untuk persiapan


pemeliharaan kesehatan dan persiapan menghadapi kehamilan dan
persalinan penting dilakukan karena timbulnya ketegangan psikis serta
tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada saat kehamilan sebagian
besar disebabkan karena ketidaksiapan pasangan dalam hal
financial/keuangan.
Kehamilan merupakan hal yang dapat diperkirakan termasuk
biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri
karena biaya kehamilan merupakan bagian dari biaya kehidupan berumah
tangga. Adapun biaya yang perlu diperhatikan guna persiapan kehamilan
ini, diantaranya mencakup biaya kesehatan (biaya konsultasi, pemeriksaan,
obat dan melahirkan), biaya-biaya pasca melahirkan (tempat tidur bayi,
pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan persiapkan pula biaya untuk hal-hal

4
yang tak terduga.5
4. Persiapan Pengetahuan

Calon ibu dapat mulai merencanakan kehamilan dengan memikirkan


tujuan memiliki anak atau tidak memiliki anak, dan bagaimana mencapai
tujuan ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila
Ibu berpikir ingin menunda kehamilan, pilihlah kontrasepsi yang sesuai
untuk mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah
penting untuk mengambil langkah- langkah agar Ibu dapat hamil sehat dan
melahirkan bayi yang sehat pula. Ibu dapat memperkaya pengetahuan
seputar kehamilan yang berhubungan dengan perencanaan, perawatan
selama kehamilan, menjelang persalinan, pasca persalinan dan juga
perawatan bayi dari berbagai sumber yang terpercaya.

Agar kehamilan yang akan dijalani tidak menimbulkan ketegangan,


hindari hal – hal yang akan memberi pengaruh buruk dalam keseimbangan
hormonal. Stres dapat merusak siklus bulanan, dan mencegah proses
ovulasi. Sebuah studi membuktikan, wanita dengan tingkat stres tinggi
umumnya sulit hamil. Jadi sangat baik jika calon ibu mulai belajar
mengatasi stres sehingga tidak mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Sebaiknya ibu mulai mempersiapkan mental dalam menghadapi perubahan
yang akan terjadi pada saat kehamilan. Ibu harus mendapat dukungan
selama kehamilan dari orang terdekat seperti suami dan keluarga sehingga
semakin siapuntuk menjadi ibu baru.5
5. Kesiapan aspek usia
Rentang usia risiko tinggi adalah <20 tahun dan ≥ 35 tahun. Hal ini
dikarenakan pada usia <20 tahun secara fisik dan mental ibu belum kuat
yang memungkinkan berisiko lebih besar mengalami anemia,
pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan prematur. Sedangkan pada
usia ≥35 tahun kondisi fisik mulai melemah. Meskipun pada umur 40
tahun keatas perempuan masih dapat hamil, namun fertilitas menurun
cepat sesudah usia tersebut. Usia reprodukstif perempuan yang terbaik

5
pada usia 20 tahunan, selanjutnya kesuburan secara bertahap menurun
pada usia 30 tahun, terutama setelah usia 35 tahun.6

C. Gizi pada Masa Prakonsepsi


Pedoman Gizi Seimbang merupakan pedoman untuk konsumsi makan
sehari-hari yang harus mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah (porsi)
yang sesuai dengan kebutuhan setiap orang atau kelompok umur,
mengandung berbagai zat gizi (energi, protein, vitamin dan mineral), serta
dapat dijadikan sebagai pedoman makan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih
dan mempertahankan berat badan normal.
Secara umum terdapat pesan khusus gizi seimbang yang perlu
diperhatikan bagi calon pengantin adalah mengonsumsi aneka ragam
makanan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Hal tersebut meliputi
konsumsi zat gizi makro dan mikro (karbohidrat, protein, vitamin dan
mineral) yang akan digunakan sebagai proses pertumbuhan tubuh yang cepat,
peningkatan volume darah dan peningkatan hemoglobin dalam darah yang
berguna untuk mencegah anemia yang disebabkan karena kehilangan zat besi
selama proses menstruasi.7
Gizi yang memengaruhi prakonsepsi adalah karbohidrat, lemak,
protein, asam folat, vitamin A, E, dan B12, mineral zinc, besi, kalsium, dan
omega-3. Pasangan yang akan melangsungkan pernikahan sebaiknya mulai
mengubah pola makan menjadi teratur dan baik selambat-lambatnya enam
bulan sebulan sebelum kehamilan. Hal ini dapat membantu memperbaiki
tingkat kecukupan gizi pasangan.1
Berikut pola makan yang disarankan pada pasangan prakonsepsi untuk
mengonsumsi dalam jumlah yang mencukupi:
1. Karbohidrat
Karbohidrat yang disarankan adalah kelompok polisakarida (seperti nasi,
jagung, sereal, umbi-umbian) dan disarankan membatasi konsumsi
monosakarida (seperti gula, sirup, makanan, dan minuman yang tinggi
gula).

6
2. Protein
Kekurangan protein pada tingkat berat akan memperlambat
perkembangan hormone endokrin sehingga kemampuan untuk mengikat
hormone androgen rendah. Makanan yang kaya protein bisa diperoleh
dari telur, daging, tempe, dan tahu. serangan radikal bebas (oksidan)
yang memengaruhi kesehatan reproduksi.
3. Asam Folat
Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir
kecacatan system saraf dengan neutral tube defect(NTD) seperti spina
bifida sebanyak 70%.
4. Vitamin B6
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang
kedelai, kacang tanah, pisang, dan kol.
5. Vitamin D
Vitamin D dirodukski dari dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari,
selain itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega, keju, minyak ikan,
ikan tuna, dan ikan salmon.
6. Zinc
Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu produksi
materi genetik ketika pembuahan terjadi. Menjaga asupan zinc sesuai
AKG, yaitu 15 mg/hari dapat membantu menjaga sistem reproduksi
berfungsi normal.
7. Zat besi
Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan anemia dengan
menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi.Juga
dapat mengurangi resiko ibu hamil mengalami defisiensi anemia gizi besi
yang dapat membahayakan ibu dan kandungannya.1
D. Anemia
Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Ibu hamil
mempunyai tingkat metabolisme tinggi. Selama kehamilan terjadi proses
pembentukan jaringan tubuh janin, pembentukan organ tubuh janin, dan

7
proses produksi energi agar ibu hamil tetap bisa beraktifitas normal sehari-
hari.8 Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat
besi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap hari dan diperlukan
untuk pembentukan hemoglobin sehingga disebut anemia kekurangan besi.
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang
dari 12 g/Dl. Anemia sering dialami oleh perempuan karena kurangnya
asupan atau konsumsi makanan yang mengandung zat besi, pengaturan pola
makan yang salah, gangguan haid/haid abnormal, dan penyakit lainnya
(seperti kecacingan, Malaria, dan lainnya). Pada ibu hamil, dikatakan anemia
jika kadar Hb pada Trimester 1 dan 3.9
1. Klasifikasi Anemia
Anemia dapat dikelompokkan menjadi kedalam tiga kategori yakni,
dikatakan anemia ringan apabila kadar hemoglobin dalam darah berkisar
pada 9-10 gr % , anemia sedang apabila kadar hemoglobin dalam darah
berkisar pada 7-8 gr %, dan anemia berat apabila kadar hemoglobin
dalam darah kurang dari 7gr%. 10
2. Tanda dan gejala anemia antara lain:
a. Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai (5L)
b. Sering pusing dan mata berkunang-kunang
c. Pucat
d. Kadar Hb< 12 g/dL
3. Dampak anemia pada ibu hamil, yaitu:
a. Pertumbuhan janin terhambat
b. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
c. Bayi lahir sebelum waktunya
d. Bayi mengalami kelainan bawaan
e. Anemia pada bayi yang dilahirkan
f. Risiko perdarahan saat melahirkan
4. Penanganan anemia pada persiapan kehamilan :
a. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang

8
b. Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per minggu sebelum
hamil
c. Jika ada penyakit yang menyertai, segera ke fasilitas pelayanan
kesehatan.9

E. PENATALAKSANAAN

BKKBN mengungkapkan berbagai persiapan kehamilan yang sehat


diantaranya5:
1. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan merupakan salah satu bagian penting dari
pelayanan kesehatan prakonsepsi yang bertujuan untuk mempersiapkan
calon ibu dalam menjalani kehamilan dan persalinan yang sehat dan
selamat serta memperoleh bayi yang sehat. Pemeriksaan kesehatan dapat
dilakukan di puskesmas atau rumah sakit.
2. Menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh
Dapat dilakukan dengan cara olahraga yang teratur. Aktivitas
fisik/olahraga tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali
dalam seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Manfaat
olahraga selain menyehatkan, juga mencegah terjadinya kelebihan berat
badan. Berat badan yang sehat membantu pembuahan dan kehamilan
membuat lebih nyaman. Diet penurunan berat badan harus benar-benar
dikontrol agar dapat aman selama kehamilan, terutama disarankan untuk
wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai
dengan selalu berkonsultasi dengan dokter dan atas rekomendasi ahli
gizi. Berat badan kurang dapat mengganggu kesuburan karena
kekurangan jumlah lemak yang dibutuhkan tubuh. Sementara kelebihan
berat badan dapat mempengaruhi proses ovulasi menjadi tidak teratur.
Selain itu, kelebihan berat badan berisiko lebih besar untuk mengalami
komplikasi, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes selama kehamilan.
3. Menghentikan kebiasaan buruk
Kebiasaan merokok, minum alkohol, atau bahkan menggunakan narkoba,

9
dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga janin yang
dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan hingga
kematian janin. Perempuan yang minum alkohol memiliki kemungkinan
rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol
dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat
testosteron dan bisa menyebabkan testis layu. Sering minum teh dan kopi
yang bisa menyebabkan anemia lebih parah.
4. Meningkatkan asupan makanan bergizi
5. Persiapan secara psikologis dan mental
6. Perencanaan financial/keuangan
7. Memberi terapi berupa asam folat dan tablet darah. Diminum dengan air
jeruk untuk penyerapan Fe yang baik.

10
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Pengkajian Data Subjektif


Anamnesis
1. Identitas pasien
2. Keluhan
3. Riwayat Kesehatan Pasien
a. Riwayat menstruasi
b. Riwayat imunisasi
c. Riwayat kontrasepsi
d. Riwayat obstetri yang lalu
e. Riwayat kesehatan klien
1) Hipertensi
Penyakit hipertensi diakaitkan dengan peningkatan persalinan
prematur dan retardasi pertumbuhan intrauterin serta insiden
mortalitas perinatal yang lenih tinggi. Penyakit ini juga merupakan
salah satu penyebab kematian ibu yang paling sering. Wanita harus
diberi pendidikan kesehatan tentang risio pereeklampsia dan
hambatan pertumbuhan janin.11
2) Diabetes Melitus (DM)
Oleh karena itu, wanita yang menderita diabetes melitus perlu
mendapat konseling dan memantau disbetesnya dengan cermat,
baik sebelum masa prakonsepsi maupun sepanjang masa usia
subur.11
3) Asma
Wanita dengan riwayat asma saat hamil dapat berkurang gejalanya
atau bertambah keparahannya. Untuk menghindari bertambah
parahnya penyakit, hindarilah kemungkinan terjadinya infeksi
pernapasan dan upayakan tekanan emosional tetap stabil.12
4) Anemia

11
Dampak anemia pada rematri dan WUS akan terbawa hingga
dia menjadi ibu hamil anemia yang dapat mengakibatkan.
Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),
prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak
diantaranya stunting dan gangguan neurokognitif.10
5) Jantung
Penyakit jantung pada kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
Kehamilan dapat memperberat penyakit jantung. Kemungkinan
timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat terjadi.
Pada ibu hamil yang rentan terhadap gangguan jantung, stres pada
perubahan fisiologis normal dapat mencetuskan dekompensasi
jantung. Tanda dan gejala penyakit jantung (palpitasii, frekuensi
jantung sangat cepat, sesak napas ketika beraktivitas, dispnea, dan
nyeri dada) harus dapat diketahui agar dapat dilakukan
penatalaksaan yang tepat.13
f. Pola kebiasaan
1) Merokok
Seorang perokok pasif akan memiliki risiko yang sama dengan
perokok aktif. Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat
ditimbulkan oleh rokok, seperti abortus, solusio plasenta, infusiensi
plasenta, plasenta previa dan BBLR. Selain itu dapat menyebabkan
dampak buruk bagi janin antara lain SIDS (sindroma kematian bayi
mendadak), penyakit paru kronis, asma, otitis media .
2) Konsumsi jamu-jamuan yang belum jelas komposisinya dapat
membahayakan janin dan ibu. Satu hal yang menjadi perhatian
medis adalah kemungkinan mengendapnya material jamu pada air
ketuban.
g. Riwayat pernikahan
h. Riwayat psikososial budaya dan spiritual
Kondisi psikologis individu yang perlu di kaji saat premarital

12
psychological screening antara lain : kepercayaan diri kedua pihak
sebelum membangun sebuah keluarga, kemandirian masing-masing
calon dalam memenuhi kebutuhan hidup sahari-hari misal bekerja atau
kendaraan dan tempat tinggal pribadi, tidak lagi selalu bergantung pada
orang tua, kemampuan komunikasi antara kedua belah pihak yang dapat
membantu menyelesaikan persoalan dalam rumah tangga serta
penentuan pengambil keputusan dalam keluarga, efek masa lalu yang
belum terselesaikan harus dapat dikomunikasikan secara terbuka antara
kedua pihak. Selain itu hubungan antara kedua pihak keluarga, seberapa
jauh keluarga besar dapat menerima atas pernikahan tersebut.14

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Vital sign
b. Antropometri
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan mata, pemeriksaan perut
d. Pemeriksaan Penunjang
Berupa pemeriksaan laboratorium yakni PP test dan Hb.
Apabila kadar Hb rendah, penyebabnya harus dipastikan dan
diberikan terapi yang tepat. Hb juga dapat dideteksi dari sampel darah.

C. Rencana Tindakan / Penatalaksanaan


1. KIE gizi
2. KE psikososial
3. KIE persiapan finansial
4. KIE pola aktivitas
5. Pemberian suntik TT
6. KIE masa subur

13
DAFTAR PUSTAKA
1. Susilowati & Kuspriyanto. Gizi dalam Daur Kehidupan. (Media Aditama,
2016).
2. Hadar, E., Ashwal, E. & Moshe, H. The Preconceptional Period as an
Opportunity for Prediction and Prevention of noncommunicable Disease.
Best Pract. &Research Clin. Obstet. Gynaecol. 29, 54–62 (2015).
3. Rhode Island Department of Health. Apply for a Marriage License.
https://health.ri.gov/publications/strategicplans/2012-2017RhodeIsland.pdf
(2012).
4. Khus, S. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan.
(2015).
5. BKKBN. Mempersiapkan Kehamilan Yang Sehat. (2014).
6. American Society for Reproductive Medicine. Age and Fertility. (2012).
7. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gizi Seimbang.
https://pergizi.org/pedoman-gizi-seimbang-2014-terbaru/ (2014).
8. Saiffudin, A. Ilmu Kebidanan. (PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
2014).
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Merencanakan
Kehamilan. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).
10. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan Anemia pada Remaja
Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). (2018).
11. Varney, H. Obstetri dan Ginekologi. (EGC, 2007).
12. Agustina, W. & Sumiatun, S. Pengaruh Kehamilan Terhadap Frekuensi
Kekambuhan Asma Pada Ibu Hamil Trimester I, II Dan III Dengan
Riwayat Asma Di Kota Malang. J. Nurs. Care Biomol. 2, 62 (2018).
13. Paramita, D. A. & Fathoni, M. Penyakit Jantung Bawaan pada Kehamilan.
Dep. Kardiol. Univ. Sebel. Maret 43, 665–668 (2016).
14. Kemenkes. Siap Mental Menikah? Premarital Psychological Screening.
http://pranikah.org/pranikah/siap-mental-menikah-premarital-
psychological-screening/ (2013).

14

Anda mungkin juga menyukai