Oleh :
SRI DEWI HANDAYANI
P07124523245
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Pendahuluan
Oleh :
SRI DEWI HANDAYANI
P07124523245
Menyetujui,
Pembimbing Akademik
Dyah Noviawati Setyarum, SsiT, M.Keb (.......................................)
NIP.198011022002122002
Pembimbing Lahan
Suniarti, S.TrKeb. (.......................................)
NIP. 197501152005012007
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan
pendahuluan ini, dengan judul “Remaja dengan Kista Ovarium”. Penulisan
laporan pendahuluan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Praktik Asuhan Kebidanan Holistik
pada Masa Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Kehamilan Sehat di
Program Studi Pendidikan Profesi Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta. Laporan pendahuluan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
dan pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
iv
BAB I
TINJAUAN TEORI
1
4. Mengurangi hasil kehamilan yang merugikan.3
B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan dalam
merencanakankehamilan, antara lain:
1. Kesiapan aspek psikologis
Apabila memutuskan untuk hamil, sebaiknya mulai menjalani konseling
prahamil. Konseling ini merupakan berisi saran dan anjuran, seperti
dengan cara melakukan pemeriksaan fisik (pemeriksaan umum dan
kandungan) dan laboratorium. Sebab, tujuan dari konseling prahamil ini
akan mempersiapkan calon ibu beserta calon ayah dan untuk menyiapkan
kehamilan yang sehat sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan. Dengan begitu, bisa segera dideteksi bila ada penyakit yang
diturnkan secara genetis, misalnya: diabetes militus, hipertensi, dan
sebagainya. Konseling prahamil dilakukan untuk mencegah cacat bawaan
akibat kekurangan zat gizi tertentu atau terpapar zat berbahaya.
2. Kesiapan fisik
Pengaruh fisik juga sangat mempengaruhi proses kehamilan. Tanpa
ada fisik yang bagus, kehamilan kemungkinan tidak akan terwujud dan
bahkan kalau kehamilan itu terwujud, kemungkinan fisik yang tidak prima
akan memengaruhi janin. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus
dilakukan, antara lain:
a. Mulai menata pola hidup
Selain kondisi tubuh, gaya hidup dan lingkungan juga memengaruhi
keprimaan fisik. Akan lebih baik lagi, bila persiapan fisik ini
dilakukan secara optimal kira-kira 6 bulan menjelang konsepsi.
b. Mencapai berat badan ideal
Berat badan sangat besar pengaruhnya pada kesuburan. Karena berat
badan kurang atau berlebihan, keseimbangan homon dalam tubuh
akan ikut-ikutan terganggu. Akibatnya siklus ovulasi terganggu. Berat
badan yang jauh dari ideal juga memicu terjadinya berbagai gangguan
kesehatan.
2
c. Menjaga pola makan
Disiplin membenahi pola makan bukannya tanpa alasan. Karena, zat-
zat gizi akan mengoptimalkan fungsi organ reproduksi,
mempertahankan kondisi kesehatan selama hamil, serta
mempersiapkan cadangan energy bagi tumbuh kembang janin.
Caranya sebagai berikut:
d. Mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang.
Masukkan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air
dalam menu makanan sehari-hari secara bervariasi dan dalam jumlah
yang pas, sesuai kebutuhan.
e. Hindari zat pengawet atau atau tambahan pada makanan, karena dapat
menyebabkan kecacatan pada janin dan alergi.
f. Perbanyak makan-makanan yang segar dan tidak terlalu lama diolah,
sehingga kandungan zat-zat gizinya tidak hilang.
g. Olahraga secara teratur
Olahraga memang berkhasiat untuk melancarkan aliran darah.
Peredaran nutrisi dan pasokan oksigen ke seluruh organ tubuhpun jadi
efisien, sebab benar-benar bebas hambatan. Jadi, kondisi seperti ini
dibutuhkan untuk pembentukan sperma dan sel telur yang baik.
Berolahraga secara rutin bisa pula memperbaiki mood karena
meningkatnya produksi hormon endoprin. Tubuh juga jadi sehat dan
bugar. Kalau ini yang terjadi, proses kehamilan, persalinan, serta
kembalinya bentuk tubuh ke keadaan semula jadi lebih mudah. Yang
cocok dilakukan yaitu, olahraga joging, jalan kaki, berenang,
bersepeda dan senam.
h. Menghilangkan kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk seperti merokok, minum-minuman
beralkohol, serta mengkonsumsi kafein (kopi, minuman bersoda),
sebaiknya dihentikan saja. Sebab, zat yang terkandung didalamnya
bisa memengaruhi kesuburan. Akibatnya, peluang terjadinya
pembuahan makin kecil. Sering stress juga bukan kebiasaan yang
3
baik. Apalagi, kalau sibuk kerja dan lupa istirahat.
i. Bebas dari penyakit
Bila mengidap penyakit tertentu, seperti cacar, herpes, campak
jerman, atau penyakit berbahaya lain, sebaiknya periksakan diri ke
dokter. Sebab, penyakit tersebut bisa membahayakan diri dan janin.
j. Stop pakai kontrasepsi
Apabila memutuskan untuk hamil, hentikan penggunaan kotrasepsi.
Apabila belum berkeinginan untuk hamil maka harus memakai
kontrasepsi. Misalnya, pil, obat suntik, serta susuk KB mengandung
hormone yang brtugas terjadinya ovulasi.
k. Meminimalkan bahaya lingkungan
Lingkungan, termasuk lingkungan kerja, bisa juga berdampak buruk
sebelum hamil. Misalnya, gangguan hormonal atau gagguan pada
pembentukan sel telur. Lingkungan yang sarat mikroorganisme
(jamur, bakteri, dan virus), bahan kimia beracun (timah hitam dan
pestisida), radiasi (sinar X, sinar ultraviolet, monitor komputer, dan
lainnya), dan banyak lagi.4
3. Kesiapan Finansial
4
yang tak terduga.5
4. Persiapan Pengetahuan
5
pada usia 20 tahunan, selanjutnya kesuburan secara bertahap menurun
pada usia 30 tahun, terutama setelah usia 35 tahun.6
6
2. Protein
Kekurangan protein pada tingkat berat akan memperlambat
perkembangan hormone endokrin sehingga kemampuan untuk mengikat
hormone androgen rendah. Makanan yang kaya protein bisa diperoleh
dari telur, daging, tempe, dan tahu. serangan radikal bebas (oksidan)
yang memengaruhi kesehatan reproduksi.
3. Asam Folat
Kecukupan nutrisi asam folat dapat mengurangi resiko bayi lahir
kecacatan system saraf dengan neutral tube defect(NTD) seperti spina
bifida sebanyak 70%.
4. Vitamin B6
Sumber vitamin B6 antara lain ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang
kedelai, kacang tanah, pisang, dan kol.
5. Vitamin D
Vitamin D dirodukski dari dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari,
selain itu dapat diperoleh dari susu, telur, mentega, keju, minyak ikan,
ikan tuna, dan ikan salmon.
6. Zinc
Zinc sangat penting untuk calon ibu karena zinc membantu produksi
materi genetik ketika pembuahan terjadi. Menjaga asupan zinc sesuai
AKG, yaitu 15 mg/hari dapat membantu menjaga sistem reproduksi
berfungsi normal.
7. Zat besi
Kekurangan zat besi pada calon ibu dapat menyebabkan anemia dengan
menunjukkan gejala lelah, sulit konsentrasi, dan gampang infeksi.Juga
dapat mengurangi resiko ibu hamil mengalami defisiensi anemia gizi besi
yang dapat membahayakan ibu dan kandungannya.1
D. Anemia
Anemia adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam darah. Ibu hamil
mempunyai tingkat metabolisme tinggi. Selama kehamilan terjadi proses
pembentukan jaringan tubuh janin, pembentukan organ tubuh janin, dan
7
proses produksi energi agar ibu hamil tetap bisa beraktifitas normal sehari-
hari.8 Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat
besi yang berasal dari makanan yang dimakan setiap hari dan diperlukan
untuk pembentukan hemoglobin sehingga disebut anemia kekurangan besi.
Anemia adalah kondisi dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah kurang
dari 12 g/Dl. Anemia sering dialami oleh perempuan karena kurangnya
asupan atau konsumsi makanan yang mengandung zat besi, pengaturan pola
makan yang salah, gangguan haid/haid abnormal, dan penyakit lainnya
(seperti kecacingan, Malaria, dan lainnya). Pada ibu hamil, dikatakan anemia
jika kadar Hb pada Trimester 1 dan 3.9
1. Klasifikasi Anemia
Anemia dapat dikelompokkan menjadi kedalam tiga kategori yakni,
dikatakan anemia ringan apabila kadar hemoglobin dalam darah berkisar
pada 9-10 gr % , anemia sedang apabila kadar hemoglobin dalam darah
berkisar pada 7-8 gr %, dan anemia berat apabila kadar hemoglobin
dalam darah kurang dari 7gr%. 10
2. Tanda dan gejala anemia antara lain:
a. Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai (5L)
b. Sering pusing dan mata berkunang-kunang
c. Pucat
d. Kadar Hb< 12 g/dL
3. Dampak anemia pada ibu hamil, yaitu:
a. Pertumbuhan janin terhambat
b. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
c. Bayi lahir sebelum waktunya
d. Bayi mengalami kelainan bawaan
e. Anemia pada bayi yang dilahirkan
f. Risiko perdarahan saat melahirkan
4. Penanganan anemia pada persiapan kehamilan :
a. Mengonsumsi makanan bergizi seimbang
8
b. Minum tablet tambah darah (TTD) 1 tablet per minggu sebelum
hamil
c. Jika ada penyakit yang menyertai, segera ke fasilitas pelayanan
kesehatan.9
E. PENATALAKSANAAN
9
dapat menyebabkan berbagai masalah selama kehamilan, juga janin yang
dikandung, Bayi dapat lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan hingga
kematian janin. Perempuan yang minum alkohol memiliki kemungkinan
rendah untuk bisa hamil. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol
dapat mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat
testosteron dan bisa menyebabkan testis layu. Sering minum teh dan kopi
yang bisa menyebabkan anemia lebih parah.
4. Meningkatkan asupan makanan bergizi
5. Persiapan secara psikologis dan mental
6. Perencanaan financial/keuangan
7. Memberi terapi berupa asam folat dan tablet darah. Diminum dengan air
jeruk untuk penyerapan Fe yang baik.
10
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
11
Dampak anemia pada rematri dan WUS akan terbawa hingga
dia menjadi ibu hamil anemia yang dapat mengakibatkan.
Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),
prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak
diantaranya stunting dan gangguan neurokognitif.10
5) Jantung
Penyakit jantung pada kehamilan akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan.
Kehamilan dapat memperberat penyakit jantung. Kemungkinan
timbulnya payah jantung (dekompensasi cordis) pun dapat terjadi.
Pada ibu hamil yang rentan terhadap gangguan jantung, stres pada
perubahan fisiologis normal dapat mencetuskan dekompensasi
jantung. Tanda dan gejala penyakit jantung (palpitasii, frekuensi
jantung sangat cepat, sesak napas ketika beraktivitas, dispnea, dan
nyeri dada) harus dapat diketahui agar dapat dilakukan
penatalaksaan yang tepat.13
f. Pola kebiasaan
1) Merokok
Seorang perokok pasif akan memiliki risiko yang sama dengan
perokok aktif. Hampir semua komplikasi pada plasenta dapat
ditimbulkan oleh rokok, seperti abortus, solusio plasenta, infusiensi
plasenta, plasenta previa dan BBLR. Selain itu dapat menyebabkan
dampak buruk bagi janin antara lain SIDS (sindroma kematian bayi
mendadak), penyakit paru kronis, asma, otitis media .
2) Konsumsi jamu-jamuan yang belum jelas komposisinya dapat
membahayakan janin dan ibu. Satu hal yang menjadi perhatian
medis adalah kemungkinan mengendapnya material jamu pada air
ketuban.
g. Riwayat pernikahan
h. Riwayat psikososial budaya dan spiritual
Kondisi psikologis individu yang perlu di kaji saat premarital
12
psychological screening antara lain : kepercayaan diri kedua pihak
sebelum membangun sebuah keluarga, kemandirian masing-masing
calon dalam memenuhi kebutuhan hidup sahari-hari misal bekerja atau
kendaraan dan tempat tinggal pribadi, tidak lagi selalu bergantung pada
orang tua, kemampuan komunikasi antara kedua belah pihak yang dapat
membantu menyelesaikan persoalan dalam rumah tangga serta
penentuan pengambil keputusan dalam keluarga, efek masa lalu yang
belum terselesaikan harus dapat dikomunikasikan secara terbuka antara
kedua pihak. Selain itu hubungan antara kedua pihak keluarga, seberapa
jauh keluarga besar dapat menerima atas pernikahan tersebut.14
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
a. Vital sign
b. Antropometri
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan mata, pemeriksaan perut
d. Pemeriksaan Penunjang
Berupa pemeriksaan laboratorium yakni PP test dan Hb.
Apabila kadar Hb rendah, penyebabnya harus dipastikan dan
diberikan terapi yang tepat. Hb juga dapat dideteksi dari sampel darah.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Susilowati & Kuspriyanto. Gizi dalam Daur Kehidupan. (Media Aditama,
2016).
2. Hadar, E., Ashwal, E. & Moshe, H. The Preconceptional Period as an
Opportunity for Prediction and Prevention of noncommunicable Disease.
Best Pract. &Research Clin. Obstet. Gynaecol. 29, 54–62 (2015).
3. Rhode Island Department of Health. Apply for a Marriage License.
https://health.ri.gov/publications/strategicplans/2012-2017RhodeIsland.pdf
(2012).
4. Khus, S. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Kehamilan.
(2015).
5. BKKBN. Mempersiapkan Kehamilan Yang Sehat. (2014).
6. American Society for Reproductive Medicine. Age and Fertility. (2012).
7. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Gizi Seimbang.
https://pergizi.org/pedoman-gizi-seimbang-2014-terbaru/ (2014).
8. Saiffudin, A. Ilmu Kebidanan. (PT Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
2014).
9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Merencanakan
Kehamilan. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021).
10. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan Anemia pada Remaja
Putri dan Wanita Usia Subur (WUS). (2018).
11. Varney, H. Obstetri dan Ginekologi. (EGC, 2007).
12. Agustina, W. & Sumiatun, S. Pengaruh Kehamilan Terhadap Frekuensi
Kekambuhan Asma Pada Ibu Hamil Trimester I, II Dan III Dengan
Riwayat Asma Di Kota Malang. J. Nurs. Care Biomol. 2, 62 (2018).
13. Paramita, D. A. & Fathoni, M. Penyakit Jantung Bawaan pada Kehamilan.
Dep. Kardiol. Univ. Sebel. Maret 43, 665–668 (2016).
14. Kemenkes. Siap Mental Menikah? Premarital Psychological Screening.
http://pranikah.org/pranikah/siap-mental-menikah-premarital-
psychological-screening/ (2013).
14