“SKRINING PRAKONSEPSI”
Disusun Oleh :
1. Afroina S. ( 223001070062 )
2. Oktavia Walianti ( 223001070057 )
3. Ranti Kumala ( 223001070076 )
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan berbagai
kcnikmatan salah satunya adalah nikmat sehat sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad
S.A.W yang telah menuntun umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman serba pintar
yang telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuannya sehingga saya dapat dengan mudah
Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari kata sempurna, masih terdapat
banyak kesalahan, baik dari penulisan maupun penyusunan. Untuk itu kritik serta saran yang
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan .......................................................................................... 8
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI ) di Indonesia merupakan yang tertinggi di
ASEAN yaitu 359 per100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 35 per
1000 kelahiran hidup. AKI dan AKB merupakan indikator utama derajat kesehatan
masyarakat. Data AKI dan AKB jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya
memang telah mulai menurun, namun belum menunjukkan hasil yang signifikan bila
dibandingkan salah satu target Millennium Development Goals (MDGs) yang lalu yaitu
untuk menurunkan AKI sampai 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 34 per 1.000
kelahiran pada tahun 2015. Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam
upaya menurunkan AKI dan AKB, namun demikian tetap diperlukan upaya akselerasi
Salah satu cara untuk menurunkan AKI adalah perawatan kesehatan yang dimulai
sebelum konsepsi yakni saat masa remaja. Perawatan kesehatan pra konsepsi mengacu pada
intervensi biomedis, perilaku dan preventif sosial yang dapat meningkatkan kemungkinan
memiliki bayi yang sehat (WHO, 2013). Serangkaian intervensi tersebut bertujuan
mengintervensi dan memodifikasi resiko biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan
dengan kesehatan perempuan serta hasil kehamilannya nanti. masa pra konsepsi yaitu masa
sebelum konsepsi dan masa antara konsepsi yang dapat dimulai dalam jangka waktu dua
tahun sebelum konsepsi atau bahkan dengan tingginya AKI dan AKB asuhan pra konsepsi
oleh Kemenkes RI dimulai sejak masa remaja atau biasa disebut periode distal (Wulandari,
Masa kehamilan merupakan masa yang dinantikan oleh pasangan suami istri
setelah pernikahan. Namun banyak pasangan suami istri yang tidak mempersiapkan
perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, tenaga kesehatan dan pembuat
kebijakan (Johnson, 2008). Padahal kualitas kesehatan suatu bangsa dimulai pada saat
masa prakonsepsi. Kegiatan skrining prakonsepsi ini merupakan kegiatan yang terus
pendekatan baru untuk meningkatkan hasil kehamilan untuk ibu dan bayi. Untuk itu
perawatan kesehatan sebelum terjadinya konsepsi, yang bertujuan agar akses wanita usia
subur untuk meningkatkan kesuburan dan kehamilannya sehingga derajat kesehatan dapat
B. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan dalam rangka tugas mata kuliah asuhan kebidanan pra
nikah dan juga untuk mengetahui skrining prakonsepsi itu apa dan bagaimana kegunaannya
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Skrining prakonsepsi ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan
sosial yang berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining
prakonsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta
calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.(CDC,2006) Yang
termasuk dalam Perawatan masa prakonsepsi yaitu pada masa sebelum konsepsi dan masa
anatara konsepsi yang dapat dimulai dalam jangka waktu dua tahun sebelum konsepsi
(WHO, 2013).
a. Bagi seorang wanita. skriining para nikah tidak hanya sekedar untuk merencanakan
kehamilan, tetapi untuk menjaga dan memilih kebiasaaan untuk hidup sehat
b. Bagi seorang laki laki. skrining pra nikah berguna untuk memilih untuk menjaga tetap
sehat dan membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama, dan sebagai mitra
wanita berarti mendorong dan mendukung kesehatan pasangannya dan jika menjadi
tentang menyediakan diri sendiri dan orang yang Anda cintai dengan masa depan yang
c. Bagi bayi. skrining pra nikah akan membuat orang tua melaksankan hidup sehat
sebelum dan selama kehamilan sehingga akan melahirkan bayi tanpa cacat atau
keadaaan yang tidak normal lainnya dan memeberi kesempatan pada bayi terhadap bayi
d. Bagi keluarga. skrining pra nikah akan menciptakan keluarga yang sehat dan akan
menciptakan kualitas keluarga yang lebig baik dimasa yang akan datang. (CDC, 2006).
3
B. Tahapan Skrining Prakonsepsi
1. Anamnesa
Anamnesa merupakan sebuah komunikasi atau dialogis yang aktif antara dokter
dan tenaga medis dengan pasien, sehingga komunikasi yang aktif tersebut adalah bentuk
komunikasi yang bersifat tetapi lebih dari itu komunikasi yang empati. Anamnesa dapat
membantu tenaga medis mediagnosa dan menyusun perencanaan yang baik untuk pasien
Tujuan anamnesa adalah mendapatkan data atau informasi tentang keluhan yang
sedang dialami atau diderita oleh pasien. Anamnesa yang tepat dapat membantu
penegakan assesment dan diagnosa dan membangun komunikasi yang baik antara
seorang petugas medis dengan pasiennya. Anamnesa yang tepat dapat membuka
hubungan dan kerjasama yang baik yang bermanfaat untuk pemeriksaan selanjutnya.
anamnesa yang dilakukan secara langsung kepada pasien. Pasien sendirilah yang
anamnesa yang dilakukan dengan orang lain seperti keluarga pasien atau sahabat pasien
guna memperoleh informasi yang tepat tentang keadaan pasien. Biasanya pada pasien
yang tidak sadarkan diri, bayi, anak- anak. Pada anamnesa jenis ini petugas medis harus
2. Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan ini bisa mendeteksi gangguan yang mengancam selama dalam tahap
prakonsepsi. Ha tersebut guna untuk mempersiapkan kesehatan saat hamil. Yang perlu
diperiksa di masa prakonsepsi seperti riwayat penyakit dan genetik (jika usia calon ibu
4
Pemeriksaan fisik ini meliputi analisis urine, pemeriksaan tekanan darah, dan
analisis darah. Pemeriksaan urin diperlukan untuk melihat apakah terdapat sel-sel
normal atau abnormal yang terkandung dalam tubuh yang dapat mempengaruhi
keturunan. Pemeriksaan tekanan darah sama pentingnya. Menurut Mayo Clinic, risiko
gangguan kehamilan dan melahirkan akan lebih tinggi pada wanita yang memiliki
tekanan darah tinggi, salah satunya pre-eklampsia. Selain itu akan ada tes golongan
darah (ABO-RH) untuk mengetahui apakah calon istri memiliki Rh-negatif. Jika ada,
dokter akan memberitahu mereka tentang risiko dalam kehamilan istri dengan Rh-
negatif.
Pemerikaaan laboratorium penting dilakukan pada suami istri yang sedang dalam
prakonsepsi. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah ada virus atau
penyakit-penyakit yang pada suami istri tersebut yang akan mempengaruhi kesehatan
calon janin. Seperti penyakit hepatitis, HIV, urinalisa, dan virus-virus lainnya
(Sutriyanto, 2019).
untuk memiliki anak ( baik secara fisik, psikologis, maupun bekal pengetahuan terkait).
Banyak kelainan atau penyakit yang dapat di deteksi melalui pemeriksaan laboratoriu
antara lain penyakit hereditas atau yang diturunkan orang tua ( thalassemia, hemophilia,
5
seseorang untuk melakuakan apa yang di informasikan kepadanya, karena hal
tersebut tidak akan merubah perilaku seseorang bahkan lebih kepada memaksakan
Bandiyah (2009)
dalam konteks hubungan dan fokus utamanya untuk pemecahan masalah. Dalam
keinginannya. Bila klien telah menaruh kepercayaan kepada seorang bidan, maka klien
akan membicarakan segala masalahnya, baik yang disadari maupun yang tidak
dokter atau tenaga medis lainnya untuk berkonsultasi. Banyak informasi dan hal-hal
penting yang harus pasangan suami istri ketahui sebagai persiapan untuk mendapatkan
kehamilan yang sehat. Perencanaan yang matang menjadi modal utama untuk
keberhasilan kehamilan yang sehat. Informasi yang diperlukan dan konseling pra
kehamilan yaitu data biografi secara lengkap, riwayat kesehatan, riwayat genetika,
pada masa- masa sebelum terjadinya proses konsepsi, sehingga para calon bapak dan ibu
hanya berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan dan persalinan saja. Hal ini dapat
6
Wanita prakonsepsi muda dan wanita yang sudah mempunyai anak kurang
Evidance based yang terdapat dalam asuhan prakonsepsi yaitu berguna untuk
pasien, suami dan dokter atau petugas kesehatan lainnya dalam merencanakan program
keadaan masing- masing individu. Ibu yang ingin hamil dievaluasi kesehatan alat
reproduksi dan pendukungnya, sementara ibu yang belum ingin hamil tetap harus dijaga
(Krisnadi,2015).
7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Masa kehamilan merupakan masa yang dinantikan oleh pasangan suami istri setelah
pernikahan. Namun banyak pasangan suami istri yang tidak mempersiapkan kesehatan diri
dalam kesehatan reproduksinya. Mereka mengagap kehamilan dan mempunyai anak adalah
hal yang alami yang tidak perlu persiapan kesehatan secara khusus. Kesehatan prakonsepsi
dapat berubah dan meningkat maka membutuhkan perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku individu, tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan. Padahal kualitas kesehatan suatu
bangsa dimulai pada saat masa prakonsepsi. Kegiatan skrining prakonsepsi ini merupakan
perawatan kesehatan sebagai pendekatan baru untuk meningkatkan hasil kehamilan untuk ibu
dan bayi.
Skrining pra konsepsi atau disebut juga perawatan prakonsepsi adalah serangkaian
intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan
sosial yang berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining
prakonsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta
8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ayahbunda.co.id/prakonsepsi-gizi-kesehatan/cek-kesehatan-di-masa- prakonsepsi.
11 november 2019
Kawareng dkk. (2014). Pengaruh dan Harapan Wanita Prakonsepsi Terhadap Pelayanan
Prakonsepsi Sebelum dan Sesudah Edukasi Di Kecamatan Ujung Tanah Kota Makasari.
Jurnal Skripsi. 1-12
Noviyana & Purwati (2018). Kesehatan Reproduksi untuk Prakonsepsi pada Remaja di Panti
Asuhan Muhammadiyah Purwokerto. University Research Colloquium. 639-643
Septiani, Niken. (2014). Perbedaan Pengetahuan dan Sikap tentang Prakonsepsi Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Preconspetion Counseling pada Pasangan Usia Subur (PUS). Other
thesis, University of Muhammadiyah Malang.
.
Sinta B. dkk. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan MetodePeer Education Mengenai
Skrining Prakonsepsi Terhadap Sikap dan Motivasi Wanita Usia Subur. Jurnal
Elektronik. 2.2, 62-66
iii