Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“SKRINING PRAKONSEPSI”

Dosen Pengampu : Kristy Mellya Putri, SST.M.Kes

Disusun Oleh :
1. Afroina S. ( 223001070062 )
2. Oktavia Walianti ( 223001070057 )
3. Ranti Kumala ( 223001070076 )

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan berbagai

kcnikmatan salah satunya adalah nikmat sehat sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah

yang berjudul "Skrining Prakonsepsi” datam waktu yang sudah ditentukan.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad

S.A.W yang telah menuntun umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman serba pintar

seperti sekarang ini.

Terimakasih sebesar-besarnya saya ucapkan kepada dosen pembimbing mata kuliah

yang telah mengajarkan berbagai ilmu pengetahuannya sehingga saya dapat dengan mudah

menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa tugas ini sangat jauh dari kata sempurna, masih terdapat

banyak kesalahan, baik dari penulisan maupun penyusunan. Untuk itu kritik serta saran yang

membangun sangat kami butuhkan demi menyempurnakan makahah ini.

Jambi, Juni 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI .............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Skrining Prakonsepsi ......................................................... 3

B. Tahapan Skrining Prakonsepsi.............................................................. 4

BAB III PENUTUP

Kesimpulan .......................................................................................... 8

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ iii

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI ) di Indonesia merupakan yang tertinggi di

ASEAN yaitu 359 per100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) 35 per

1000 kelahiran hidup. AKI dan AKB merupakan indikator utama derajat kesehatan

masyarakat. Data AKI dan AKB jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya

memang telah mulai menurun, namun belum menunjukkan hasil yang signifikan bila

dibandingkan salah satu target Millennium Development Goals (MDGs) yang lalu yaitu

untuk menurunkan AKI sampai 102 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 34 per 1.000

kelahiran pada tahun 2015. Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam

upaya menurunkan AKI dan AKB, namun demikian tetap diperlukan upaya akselerasi

pencapaian target Kesehatan Ibu dan Anak. (SDKI,2012).

Salah satu cara untuk menurunkan AKI adalah perawatan kesehatan yang dimulai

sebelum konsepsi yakni saat masa remaja. Perawatan kesehatan pra konsepsi mengacu pada

intervensi biomedis, perilaku dan preventif sosial yang dapat meningkatkan kemungkinan

memiliki bayi yang sehat (WHO, 2013). Serangkaian intervensi tersebut bertujuan

mengintervensi dan memodifikasi resiko biomedis, perilaku, dan sosial yang berkaitan

dengan kesehatan perempuan serta hasil kehamilannya nanti. masa pra konsepsi yaitu masa

sebelum konsepsi dan masa antara konsepsi yang dapat dimulai dalam jangka waktu dua

tahun sebelum konsepsi atau bahkan dengan tingginya AKI dan AKB asuhan pra konsepsi

oleh Kemenkes RI dimulai sejak masa remaja atau biasa disebut periode distal (Wulandari,

2017., Yulizawati, 2016).

Masa kehamilan merupakan masa yang dinantikan oleh pasangan suami istri

setelah pernikahan. Namun banyak pasangan suami istri yang tidak mempersiapkan

kesehatan diri dalam kesehatan reproduksinya. Mereka mengagap kehamilan dan


1
mempunyai anak adalah hal yang alami yang tidak perlu persiapan kesehatan secara

khusus. Kesehatan prakonsepsi dapat berubah dan meningkat maka membutuhkan

perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku individu, tenaga kesehatan dan pembuat

kebijakan (Johnson, 2008). Padahal kualitas kesehatan suatu bangsa dimulai pada saat

masa prakonsepsi. Kegiatan skrining prakonsepsi ini merupakan kegiatan yang terus

dikembangkan untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi dan perawatan kesehatan sebagai

pendekatan baru untuk meningkatkan hasil kehamilan untuk ibu dan bayi. Untuk itu

diperlukan kebijakan di komunitas untuk memberikan dukungan untuk program

perawatan kesehatan sebelum terjadinya konsepsi, yang bertujuan agar akses wanita usia

subur untuk meningkatkan kesuburan dan kehamilannya sehingga derajat kesehatan dapat

meningkat. (Johnson, 2008).

B. Tujuan
Makalah ini dibuat bertujuan dalam rangka tugas mata kuliah asuhan kebidanan pra

nikah dan juga untuk mengetahui skrining prakonsepsi itu apa dan bagaimana kegunaannya

untuk wanita yang sedang mempersiapkan kehamilan.

C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Skrining prakonsepsi ?

2. Apa saja tahapan dalam skrining prakonsepsi ?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Skrining Prakonsepsi


Skrining pra konsepsi atau disebut juga perawatan prakonsepsi adalah serangkaian

intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan

sosial yang berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining

prakonsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta

calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.(CDC,2006) Yang

termasuk dalam Perawatan masa prakonsepsi yaitu pada masa sebelum konsepsi dan masa

anatara konsepsi yang dapat dimulai dalam jangka waktu dua tahun sebelum konsepsi

(WHO, 2013).

Manfaat skrining pra konsepsi :

a. Bagi seorang wanita. skriining para nikah tidak hanya sekedar untuk merencanakan

kehamilan, tetapi untuk menjaga dan memilih kebiasaaan untuk hidup sehat

b. Bagi seorang laki laki. skrining pra nikah berguna untuk memilih untuk menjaga tetap

sehat dan membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama, dan sebagai mitra

wanita berarti mendorong dan mendukung kesehatan pasangannya dan jika menjadi

seorang ayah, ia akan melindungi anak-anaknya. Jadi kesehatan prakonsepsi adalah

tentang menyediakan diri sendiri dan orang yang Anda cintai dengan masa depan yang

cerah dan sehat.

c. Bagi bayi. skrining pra nikah akan membuat orang tua melaksankan hidup sehat

sebelum dan selama kehamilan sehingga akan melahirkan bayi tanpa cacat atau

keadaaan yang tidak normal lainnya dan memeberi kesempatan pada bayi terhadap bayi

untuk memulai kehidupannya dnegan sehat.

d. Bagi keluarga. skrining pra nikah akan menciptakan keluarga yang sehat dan akan

menciptakan kualitas keluarga yang lebig baik dimasa yang akan datang. (CDC, 2006).
3
B. Tahapan Skrining Prakonsepsi

1. Anamnesa

Anamnesa merupakan sebuah komunikasi atau dialogis yang aktif antara dokter

dan tenaga medis dengan pasien, sehingga komunikasi yang aktif tersebut adalah bentuk

komunikasi yang bersifat tetapi lebih dari itu komunikasi yang empati. Anamnesa dapat

membantu tenaga medis mediagnosa dan menyusun perencanaan yang baik untuk pasien

dalam melakukan rencana prakonsepsi.

Tujuan anamnesa adalah mendapatkan data atau informasi tentang keluhan yang

sedang dialami atau diderita oleh pasien. Anamnesa yang tepat dapat membantu

penegakan assesment dan diagnosa dan membangun komunikasi yang baik antara

seorang petugas medis dengan pasiennya. Anamnesa yang tepat dapat membuka

hubungan dan kerjasama yang baik yang bermanfaat untuk pemeriksaan selanjutnya.

Anamnesa dapat dilakukan dengan dua cara yaitu Autoanamnesa, ialah

anamnesa yang dilakukan secara langsung kepada pasien. Pasien sendirilah yang

menjawab semua pertanyaan dan menceritakan kondisinya. Allonamnesa, ialah

anamnesa yang dilakukan dengan orang lain seperti keluarga pasien atau sahabat pasien

guna memperoleh informasi yang tepat tentang keadaan pasien. Biasanya pada pasien

yang tidak sadarkan diri, bayi, anak- anak. Pada anamnesa jenis ini petugas medis harus

memastikan bahwa sumber informasi berasal dari orang yang tepat.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan kesehatan selama masa prakonsepsi perlu dilakukan. Dengan alasan

pemeriksaan ini bisa mendeteksi gangguan yang mengancam selama dalam tahap

prakonsepsi. Ha tersebut guna untuk mempersiapkan kesehatan saat hamil. Yang perlu

diperiksa di masa prakonsepsi seperti riwayat penyakit dan genetik (jika usia calon ibu

di atas 36 tahun) siklus haid, dan alat kontrasepsi.

4
Pemeriksaan fisik ini meliputi analisis urine, pemeriksaan tekanan darah, dan

analisis darah. Pemeriksaan urin diperlukan untuk melihat apakah terdapat sel-sel

normal atau abnormal yang terkandung dalam tubuh yang dapat mempengaruhi

keturunan. Pemeriksaan tekanan darah sama pentingnya. Menurut Mayo Clinic, risiko

gangguan kehamilan dan melahirkan akan lebih tinggi pada wanita yang memiliki

tekanan darah tinggi, salah satunya pre-eklampsia. Selain itu akan ada tes golongan

darah (ABO-RH) untuk mengetahui apakah calon istri memiliki Rh-negatif. Jika ada,

dokter akan memberitahu mereka tentang risiko dalam kehamilan istri dengan Rh-

negatif.

3. Pemeriksaan laboratorium pada suami istri

Pemerikaaan laboratorium penting dilakukan pada suami istri yang sedang dalam

prakonsepsi. Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah ada virus atau

penyakit-penyakit yang pada suami istri tersebut yang akan mempengaruhi kesehatan

calon janin. Seperti penyakit hepatitis, HIV, urinalisa, dan virus-virus lainnya

(Sutriyanto, 2019).

Pemeriksaan ini mempunyai banyak sekali manfaat, diantaranya untuk

mengetahui kesehatan reproduksi dari suami istri, mengetahui kesiapan masing-masing

untuk memiliki anak ( baik secara fisik, psikologis, maupun bekal pengetahuan terkait).

Banyak kelainan atau penyakit yang dapat di deteksi melalui pemeriksaan laboratoriu

antara lain penyakit hereditas atau yang diturunkan orang tua ( thalassemia, hemophilia,

sickle cell disease), penyakit menular (hepatitis B, hepatitis C, HIV/AIDS, penyakit

menular seksual, infeksi TORCH, dan penyakit menahun.

4. Konseling persiapan kehamilan

Konseling merupakan bentuk cara penyampaian informasi yang dilakukan

dengan berusaha menggali permasalahan seseorang secara individual dan mendalam.


5
Informasi yang diberikan melalui konseling tidak bersifat instruktif atau memaksakan

5
seseorang untuk melakuakan apa yang di informasikan kepadanya, karena hal

tersebut tidak akan merubah perilaku seseorang bahkan lebih kepada memaksakan

Bandiyah (2009)

Dalam praktik petugas kesehatan, peran konseling begitu banyak ditawarkan

dalam konteks hubungan dan fokus utamanya untuk pemecahan masalah. Dalam

konseling klien dapat mengemukakan pikirannya, perasaan, sikap, harapan dan

keinginannya. Bila klien telah menaruh kepercayaan kepada seorang bidan, maka klien

akan membicarakan segala masalahnya, baik yang disadari maupun yang tidak

disadarinya (Pieter, 2012).

Tari (2015) mengatakan pasangan subur yang mendambakan kehamilan sangan

dianjurkan untuk dapat mengikuti konseling prakehamilan. Pasangan bisa menghubungi

dokter atau tenaga medis lainnya untuk berkonsultasi. Banyak informasi dan hal-hal

penting yang harus pasangan suami istri ketahui sebagai persiapan untuk mendapatkan

kehamilan yang sehat. Perencanaan yang matang menjadi modal utama untuk

keberhasilan kehamilan yang sehat. Informasi yang diperlukan dan konseling pra

kehamilan yaitu data biografi secara lengkap, riwayat kesehatan, riwayat genetika,

perilaku hidup, dan beberapa pertanyaan lainnya.

5. Evidance based terkait asuhan prakonsepsi

Selama ini, banyak orang yang kurang memahami pentingnya kondisi-kondisi

pada masa- masa sebelum terjadinya proses konsepsi, sehingga para calon bapak dan ibu

hanya berkonsentrasi pada persiapan proses kehamilan dan persalinan saja. Hal ini dapat

dimengerti karena pengetahuan yang kurang tentang kondisi-kondisi prakonsepsi

disebabkan tidak adanya penyuluhan-penyuluhan terhadap mereka (Sujiono, 2004).

Pengetahuan, kesadaran, dan keyakinan tentang perawatan prakonsepsi tidak mendorong

wanita untuk datang pada pada praktik kesehatan prakonsepsi.

6
Wanita prakonsepsi muda dan wanita yang sudah mempunyai anak kurang

terlibat dalam perilaku kesehatan prakonsepsi.

Evidance based yang terdapat dalam asuhan prakonsepsi yaitu berguna untuk

pasien, suami dan dokter atau petugas kesehatan lainnya dalam merencanakan program

kesehatan reproduksi dan mempersiapkannya dengan baik sesuai kebutuhan dan

keadaan masing- masing individu. Ibu yang ingin hamil dievaluasi kesehatan alat

reproduksi dan pendukungnya, sementara ibu yang belum ingin hamil tetap harus dijaga

kesehatan reproduksinya dan ditawari metode keluarga berencana yang sesuai

(Krisnadi,2015).

7
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Masa kehamilan merupakan masa yang dinantikan oleh pasangan suami istri setelah

pernikahan. Namun banyak pasangan suami istri yang tidak mempersiapkan kesehatan diri

dalam kesehatan reproduksinya. Mereka mengagap kehamilan dan mempunyai anak adalah

hal yang alami yang tidak perlu persiapan kesehatan secara khusus. Kesehatan prakonsepsi

dapat berubah dan meningkat maka membutuhkan perubahan pengetahuan, sikap dan

perilaku individu, tenaga kesehatan dan pembuat kebijakan. Padahal kualitas kesehatan suatu

bangsa dimulai pada saat masa prakonsepsi. Kegiatan skrining prakonsepsi ini merupakan

kegiatan yang terus dikembangkan untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi dan

perawatan kesehatan sebagai pendekatan baru untuk meningkatkan hasil kehamilan untuk ibu

dan bayi.

Skrining pra konsepsi atau disebut juga perawatan prakonsepsi adalah serangkaian

intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan

sosial yang berkaitan dengan kesehatan wanita serta hasil kehamilan nantinya. Skrining

prakonsepsi dilakukan sebagai langkah pertama untuk memastikan kesehatan calon ibu serta

calon anak sedini mungkin, bahkan sebelum proses pembuahan terjadi.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ayahbunda.co.id/prakonsepsi-gizi-kesehatan/cek-kesehatan-di-masa- prakonsepsi.
11 november 2019

Kawareng dkk. (2014). Pengaruh dan Harapan Wanita Prakonsepsi Terhadap Pelayanan
Prakonsepsi Sebelum dan Sesudah Edukasi Di Kecamatan Ujung Tanah Kota Makasari.
Jurnal Skripsi. 1-12

Krisnadi, Sofie R. (2015). Persiapan – Prakehamilan https://www.researchgate.net/ publication/


282295367 Persiapan prakehamilan. Diakses 13 November 2019

Nancy. (2019). https://majalahpendidikan.com/anamnesis anamnesa pengertian tujuan cara dan


persiapan/. Diakses pada 15 november 2019

Noviyana & Purwati (2018). Kesehatan Reproduksi untuk Prakonsepsi pada Remaja di Panti
Asuhan Muhammadiyah Purwokerto. University Research Colloquium. 639-643

Putri, Hanasa. (2015). Pengaruh Konseling Terhadap Pengetahuan, Perencanaan Persalinan


dan Pencegahan Komplikasi Ibu Hamil Beresiko di Puskesmas Pundong Bantul Tahun
2015. Jurnal Skripsi, 1-12

Sandi, Ayyu. (2015). https://www.kompasiana.com/ ayyusandhi/ 54f72966a3331154758b458c/


wedding series 3 pemeriksaan kesehatan calon pengantin. Diakses pada 15 November
2019

Septiani, Niken. (2014). Perbedaan Pengetahuan dan Sikap tentang Prakonsepsi Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Preconspetion Counseling pada Pasangan Usia Subur (PUS). Other
thesis, University of Muhammadiyah Malang.
.
Sinta B. dkk. (2017). Pengaruh Pendidikan Kesehatan MetodePeer Education Mengenai
Skrining Prakonsepsi Terhadap Sikap dan Motivasi Wanita Usia Subur. Jurnal
Elektronik. 2.2, 62-66

Tari, Romana .(2015). https://www.kompasiana.com/ bidancare/ 54ffff5ba33311397050f877/


mempersiapka kehamilan yang sehat?page=all.

iii

Anda mungkin juga menyukai