LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Y
Umur : 27 tahun
Alamat : Bungbulang
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Medrek : 9808xx
MRS : 7 Februari 2017, pukul 13.00 WIB
KRS : 11 Februari 2017
Ruangan : Jade
2. Anamnesis
A. Keluhan Utama
Keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari SMRS
B. Anamnesis Khusus
G2P1A0 merasa hamil 9 bulan datang dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir sejak 1 hari SMRS. Darah yang keluar banyak, berwarna merah segar yang kadang
disertai gumpalan darah. Pasien mengganti pembalut hingga 5x dalam sehari. Pasien
mengaku keluar darah tanpa disertai nyeri perut bagian bawah. Riwayat trauma
disangkal. Riwayat berhubungan sebelum keluar darah dari jalan lahir disangkal.
Riwayat keluhan yang sama diakui pasien saat 4 bulan SMRS. Pasien juga mengeluh
1
mules mules sejak 1 hari SMRS, namun mules yang masih jarang dan lemah. Keluar air-
air dan lendir darah disangkal oleh pasien. Gerakan janin dirasakan sejak 4 bulan yang
lalu sampai saat ini.
C. Riwayat Obstetri
Kehamilan Usia Cara BB Jenis Usia
Tempat Penolong Keadaan
Ke Kehamilan Persalinan lahir Kelamin (Tahun)
I Rumah Bidan Aterm Spontan 3100 L 9 Hidup
II ------------------------------------------------Kehamilan saat ini ------------------------------------------------
D. Riwayat Perkawinan :
Status : Menikah pertama kali
Usia saat menikah : Perempuan : 18 tahun, SMP, IRT
Laki-laki : 23 tahun, SD, Wiraswasta
E. Haid
Siklus haid : Teratur
Lama haid : 5-6 hari
Banyaknya darah : Banyak
Nyeri haid : Sesekali dirasakan
Menarche usia : 15 tahun
HPHT : 26 Mei 2016
TP : 03 Maret 2017
F. Riwayat kontrasepsi
Suntik setiap 3 bulan sejak tahun 2008 – 2015, Alasan berhenti KB karena
ingin memiliki anak.
Motivasi KB: Menolak IUD, setuju KB suntik 3 bulan
G. Prenatal Care :
Datang untuk kontrol kehamilan ke Bidan dengan jumlah kunjungan 7 kali, ke
dokter spesialis kandungan 2x, terakhir ke dokter 3 minggu yang lalu.
2
H. Keluhan selama kehamilan
Keluar darah dari jalan lahir berulang.
3. Status Praesens
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,7 ºC
Kepala : Konjungtiva Anemis : -/-
Sklera ikterik : -/-
Leher : Tiroid : Tidak ada kelainan
KGB : Tidak ada kelainan
Cor : Bunyi jantung I-II murni reguler
Gallop (-), Murmur (-)
Pulmo : VBS kiri = kanan, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : Cembung lembut, NT (-), DM (-)
Hepar dan Lien: Sulit dinilai
Ekremitas : Edema tungkai -/-
Varises -/-
4. Status Obstetrik
1) Pemeriksaan luar
Tinggi Fundus Uteri : 34 cm
Lingkar Perut : 95 cm
Letak Anak : Kepala, Puka, 5/5
3
HIS : 1-2x/10’/10”
BJA : 152 x/menit, reguler
TBBA : 2835 gr
2) Inspekulo :
Fluksus (+)
3) Pemeriksaan Fornises :
Teraba bantalan lunak di seluruh fornises
4) Pemeriksaan Dalam :
Tidak dilakukan
5. Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien ini dilakukan:
1) Hematologi (07/02/2017 14.10)
Darah rutin:
a. Hemoglobin : 11,3 mg/dl (12.0 – 18.0)
b. Hematokrit : 35% (35 – 47)
c. Leukosit : 11.210 /mm3 (3.800-10.600)
d. Trombosit : 385.000 /mm3 (150.000-440.000)
e. Eritrosit : 3.83 juta/mm3 (3.3 – 6.8)
Imunoserologi:
HIV : Non Reaktif Non Reaktif
6. Diagnosis Awal
G2P1A0 gravida 36-37 minggu dengan PAP e.c plasenta previa totalis
7. Rencana Pengelolaan
1) Observasi KU, TTV, His, BJA, perdarahan
2) Infus RL 500cc/ 20 gtt
3) Tirah baring
4) Cek hematologi rutin + CT,BT
5) Transfusi PRC bila Hb <8 g/dL
6) Rencana USG
4
7) Rencana persalinan perabdominam
8) Motivasi KB Menolak IUD, setuju KB Suntik 3 bulan
8. Laporan Operasi
Jam Operasi Mulai : 08.41
Nama : Ny. Yanti No. CM :9808xx Jam Operasi Selesai :
Umur : 27 Tahun Ruang : Jade 09.41
5
- SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus oleh jari penolong dan diperlebar
ke kanan & kiri.
- Jam 08.45 : Lahir bayi laki - laki hidup dengan meluksir kepala
BB 2860 gram APGAR 1”= 8 5”= 10
PB 47 cm
Disuntikkan Oksitosin 10 IU Intramural. Kontraksi baik.
- Jam 08.48 : lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat.
B 150 gram Ukuran 10x10x2,5 cm
- SBR dijahit lapis demi lapis. Lapisan pertama dijahit secara jelujur interloking.
- Lapisan ke-2 dijahit secara jelujur.
- Setelah yakin tidak ada perdarahan, dilakukan reperitonealisasi dengan
peritoneum kandung kencing hingga menutupi uterus.
- Perdarahan dirawat.
- Rongga abdomen dibersihkan dari darah dan bekuan darah.
- Fascia dijahit dengan safil No 1, kulit dijahit secara subkutikular.
- Perdarahan selama operasi 100 cc
- Diuresis selama operasi 100 cc
INTRUKSI PASCA BEDAH :
Observasi : KU, tensi, Nadi, Respi, suhu, perdarahan
Puasa : Tidak Puasa
Infus :
Antibiotik : Cefotaxime 2x1 gr IV
Lain-lain : Kaltrofen 2x1 supp
Metronidazole 3x500 gr IV
Lain-lain : Mobilisasi bertahap
Cek Hb post-op, transfusi bila Hb <8 g/dL
08/02/17 S/ - PD/
O/ KU: CM - Rencana USG
TD: 110/70
PT /
RR: 20x/menit
- Observasi KU, TTV,
Nadi: 86x/menit HIS, DJJ
S: AF - Infus RL 500cc 20 tpm
Mata: ca -/- si -/-
Abdomen: cembung, lembut, nyeri tekan (-)
6
TFU: 34 cm
Perdarahan: (-)
BJA: 136 x/ menit
HIS: + sesekali
BAB/BAK: (-) / (+)
7
TFU: tidak teraba
Luka Operasi: Tertutup verban
Perdarahan: (+)
BAB/BAK: (-) / (+)
8
Gambar.1 Hasil USG
9
BAB II
PERTANYAAN KASUS
- Pada anamnesis pasien merasa hamil 9 bulan, HPHT 26 Mei 2016, gerakan
janin dirasakan sejak 4 bulan yang lalu hingga saat ini, Tinggi fundus uteri 34
terjadi perdarahan yang masif dari jalan lahir usia kehamilan sesuai : HPHT
dan kuat, keluar air-air dari jalan lahir, dan keluar lendir bercampur darah.
Gerakan janin diakui terasa sejak 4 bulan yang lalu, dan masih terasa hingga
- Pada anamnesis pasien datang ke RS dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir sejak 1 hari SMRS. Darah yang keluar berwarna merah segar yang kadang
disertai gumpalan darah. Pasien mengaku keluar darah tanpa disertai nyeri perut
bagian bawah namun darah yang keluar jumlahnya banyak. Pasien mengganti
pembalut hingga 5x dalam sehari. Riwayat keluar darah berulang diakui sejak 4
bulan yang lalu. Pemeriksaan inspekulo: terlihat darah keluar dari OUE,
10
- Jadi diagnosis untuk pasien ini:
dan ginekologi RSHS. Persalinan pada pasien ini dilakukan dengan cara seksio
tindakan seksio cesarea keadaan pasien hidup dalam kondisi baik. Dengan kondisi
bayi lahir aterm dengan Berat badan 2860 gram , Panjang Badan 47 cm, dan
APGAR score 1”= 8 5”= 10, tanpa adanya kelainan kongenital. Hasil pemeriksaan
post operatif tidak terdapat perdarahan paskapersalinan dan pada hari kedua
keadaan umum dan tanda-tanda vital dalam batas normal, juga tidak ditemukan
kelainan pada pemeriksaan fisik yang lainnya. Luka operasi pada pasien ini kering
terawat.
2) Quo ad functionam pasien ini untuk reproduksi ad bonam karena pasien masih
dapat hamil lagi namun risiko untuk terjadinya plasenta previa lebih tinggi pada
11
tidak dilakukan terapi apapun yang menyebabkan rusaknya genitalia interna
maupun eksterna.
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm dan
tebal 2-3 cm. Beratnya 500-600 gram. Umumnya plasenta terbentuk lengkap pada
kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kearah
korion. Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau di belakang dinding uterus,
agak ke atas ke arah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan bagian atas
korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk berimplantasi. Plasenta
1. Bagian janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari
- Vili korialis
berasal dari arteri spiralis yang berada di desidua basalis. Pada sistol,
tekanan 8mmHg.
pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada plasenta
13
2. Bagian maternal (maternal portion). Terdiri atas desidua kompakta yang
terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis
sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah. Pertukaran terjadi
fisiko-kimia.
3. Tali pusat, merentang dari pusat janin ke plasenta bagian permukaan janin.
dijumpai tali pusat terpendek ½ cm dan terpanjang 200 cm. Struktur terdiri
Darah ibu yang mengalir di seluruh plasenta diperkirakan naik dari 300 ml tiap
menit pada kehamilan 20 minggu sampai 600 ml tiap menit pada kehamilan 40 minggu.
Pada kehamilan 24 minggu lapisan sinsitium dari vili tidak berubah akan tetapi dari
kelompok sel-sel; stroma jonjot menjadi lebih padat, mengandung fagosit-fagosit, dan
B. DEFINISI
Plasenta previa (L.prae: di depan; vias: Jalan) adalah plasenta yang berimplantasi
pada segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutup sebagian atau seluruh
14
C. INSIDENSI
Kejadian plasenta previa bervariasi antara 0,3-0,5 % dari seluruh kelahiran. Dari
terbanyak. Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada
usia diatas 30 tahun. Juga lebih sering pada kehamilan ganda daripada kehamilan
tunggal. Uterus bercacat ikut mempertinggi angka kejadian. Negara berkembang lebih
sering insidensinya dibandingkan dengan negara maju. Pada beberapa rumah sakit
Dinegara maju insidensinya lebih rendah yaitu kurang dari 1 % mungkin disebabkan
D. ETIOLOGI
dengan pasti. Mungkin secara kebetulan saja blastokista menimpa desidua didaerah
segmen bawah Rahim tanpa latar belakang lain yang mungkin terjadi. Teori lain
memadai, yang mungkin merupakan akibat dari proses radang atau atrofi.
Beberapa hal yang dapat berperan dalam proses peradangan dan atrofi di
2. Miomektomi
3. Kuterase berulang
4. Umur lanjut
15
Perempuan yang berusia > 35 tahun memiliki risiko 1,1 % untuk mengalami
mereka yang memiliki riwayat ceasar 1 kali dan 3,4% pada mereka yang
pernah menjalani 6 kali atau lebih pelahiran ceasar (Silver, et al. 2006)
6. Perubahan inflamasi atau atrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai
E. KLASIFIKASI
servix, klasifikasi plasenta previa dapat berubah. Secara umum plasenta previa
diklasifikasikan menjadi:
a. Plasenta previa totalis atau komplit, yaitu bila plasenta menutupi seluruh ostium uteri
internum.
b. Plasenta previa parsialis, bila plasenta menutupi sebagian ostium uteri internum.
c. Plasenta previa marginalis, bila tepi plasenta berada pada pinggir ostium uteri
internum.
d. Plasenta letak rendah, bila tepi bawah plasenta berada pada jarak lebih kurang 2 cm
adalah:
a. Plasenta previa sentralis (totalis), bila pada pembukaan 4-5 cm teraba plasenta
b. Plasenta previa lateralis; bila mana pembukaan 4-5 cm sebagian pembukaan ditutupi
1. Plasenta previa lateralis posterior; bila sebagian plasenta menutupi ostium bagian
belakang.
2. Plasenta previa lateralis anterior; bila sebagian plasenta menutupi ostium bagian
depan.
3. Plasenta previa marginalis; bila sebagian kecil atau hanya pinggir ostium yang
ditutupi plasenta.
17
b. Tingkat 2, Marginal plasenta previa: Plasenta mencapai pinggir pembukaan
(Ostium).
c. Tingkat 3, Complete placenta previa: plasenta menutupi ostium waktu tertutup dan
Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa nyeri
yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir trimester kedua atau
sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa abortus mungkin terjadi akibat lokasi
abnormal plasenta yang sedang tumbuh. Sering perdarahan akibat plasenta previa terjadi
tanpa tanda-tanda peringatan pada wanita hamil yang sebelumnya tampak sehat-sehat
saja. Tidak nyeri dan perdarahan pervaginam berwarna merah terang pada umur
kehamilan trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan tanda utama plasenta
2. Perdarahan berulang
5. Timbulnya perlahan-lahan
G.. DIAGNOSIS
pemeriksaan,antara lain:
1. Anamnesis
Gejala pertama yang membawa pasien ke dokter atau rumah sakit ialah perdarahan pada
kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut (trimester III), puncak insidens
pada kehamilan 34 minggu. Sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri
(painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul tanpa sebab apapun. Kadang-
kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat tidur
sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak
dari sebelumnya.
2. Pemeriksaan fisik
- Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam: banyak atau sedikit, darah
Palpasi
- Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
19
- Bagian terbawah janin belum turun , apabila letak kepala, biasanya kepala masih
goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu atas panggul- Bila
cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah rahim
terutama pada ibu yang kurus. Pemeriksaan dalam sangat berbahaya sehingga
- Pemeriksaan USG
- MRI dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta, dan
plasenta perkreta.
H. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa,
laserasi serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina dapat dilihat
dengan inspekulo.Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal
selain di tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus menyilang servix.
Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi
dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat menyebabkan ruptur
pembuluh darah yang mengancam janin. Pada pemeriksaan dalam vagina diraba
pembuluh darah pada selaput ketuban. Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan
inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan
20
denyut jantung janin yang tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila
perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah.
I. PENATALAKSANAAN
adalah mencegah keadaan syok karena pendarahan yang banyak, untuk itu harus segera
diperbaiki keadaan umumnya dengan pemberian cairan atau tranfusi darah. Selanjutnya
dapat dilakukan penanganan lanjutan yang disesuaikan dengan keadaan umum, usia
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir prematur, penderita dirawat
dilakukan secara non invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat dan baik.
Kriteria : Umur kehamilan < 37 minggu, perdarahan sedikit, belum ada tanda-
tanda persalinan, keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih. Penanganan
berupa :
21
- Persiapan transfusi autologus bila Hb ibu < 11g%
- Awasi perdarahan terus-menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin.
- Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada disekitar
ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga
- Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama,
pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila rumah pasien di luar
kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2 jam).
b) Penanganan aktif
500 cc atau lebih, ada tanda-tanda persalinan, keadaan umum pasien tidak baik,
dan anak sudah meninggal atau prematur. Jika pembukaan serviks sudah agak
besar (4-5 cm), ketuban dipecah (amniotomi) jika his lemah, diberikan oksitosin
drips. Bila perdarahan masih terus berlangsung, dilakukan SC. Tindakan versi
tamponade bokong dan kepala janin terhadap plasenta) hanya dilakukan pada
keadaan darurat, anak masih kecil atausudah mati, dan tidak ada fasilitas untuk
melakukan operasi.
22
Seksio Cesaria
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak punya harapan
untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan. Persiapan darah pengganti untuk
stabilisasi dan pemulihan kondisi ibu dan perawatan lanjut pasca bedah termasuk
seksio sesarea :
- Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat segera berkontraksi dan
vaskularisasi sehingga serviks uteri dan segmen bawah rahim menjadi tipis
dan mudah robek. Selain itu, bekas tempat implantasi plasenta sering menjadi
dilahirkan pervaginam
J. KOMPLIKASI
b. Infeksi.
c. Laserasi serviks.
d. Plasenta akreta.
g. Prolaps plasenta.
K. PROGNOSA
morbiditas ibu dan bayi tinggi, mortalitas ibu mencapai 8-10 % dan mortalitas janin 50-
80 %. Sekarang penanganan relatif bersifat operatif dini, maka angka kematian dan
kesakitan ibu dan perinatal jauh menurun. Kematian maternal menjadi 0,2 -5% terutama
disebabkan perdarahan, infeksi, emboli udara, dan trauma karena tindakan. Kematian
perinatal juga turun menjadi 7-25 %, terutama disebabkan oleh prematuritas, asfiksia,
prolaps funikuli, dan persalinan buatan. Dengan penanggulangan yang baik seharusnya
kematian ibu karena plasenta rendah sekali atau tak ada sama sekali.
24
DAFTAR PUSTAKA
2. Cunningham FG, Williams JW. 2014. Williams Obstetrics: 24th edition. McGraw-
Hill Education p. 799 - 803.
3. Deherney AH, Nathan L, Goodwin TM. 2007. Current diagnosis and treatments in
obstetrics and gynecology: the course and conduct of normallabor and delivery.
10th ed. New York: McGraw Hill.
25