Anda di halaman 1dari 12

JOURNAL READING

Magnitude of Chronic Energy Deficiency and its Associated Factors


Among Women of Reproductive Age in the Kunama Population,
Tigray, Ethiopia, in 2014

Oleh:

FAAZA ROHMA FATHIA


NIM P07124519015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2019
JOURNAL READING
Magnitude of Chronic Energy Deficiency and its Associated Factors
Among Women of Reproductive Age in the Kunama Population,
Tigray, Ethiopia, in 2014

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan Holistik pada


Remaja dan Pra Nikah

Oleh:
FAAZA ROHMA FATHIA
NIM P07124519015

Pembimbing:

Yuliasti Eka Purnamaningrum, S.ST.,MPH.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Journal Reading

“Magnitude of Chronic Energy Deficiency and its Associated


Factors Among Women of Reproductive Age in the Kunama
Population, Tigray, Ethiopia, in 2014”

Oleh:
FAAZA ROHMA FATHIA
NIM. P07124519015

Menyetujui,

Pembimbing Akademik

Yuliasti Eka Purnamaningrum, S.ST.,MPH.


NIP. 19810705 200212 2001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesty Widyasih, S.ST.,M.Keb.


NIP. 19791007 200501 2004
BAB I
ISI JURNAL
A. Identifikasi Jurnal
Judul Jurnal :Magnitude of Chronic Energy Deficiency and its Associated
Factors Among Women of Reproductive Age in the Kunama
Population, Tigray, Ethiopia, in 2014
Penulis : Saba Abraham, Gebremeskel Miruts and Ashenafi Shumye
Instansi : Dr. Tewelde Legesse Health Science College, Mekelle,
Ethiopia. Public Health Department, College of Health
Sciences, Mekelle University, Mekelle,Ethiopia.
Tahun Terbit : 2015

B. Abstrak
Latar belakang: Wanita dalam kelompok usia reproduksi paling rentan
terhadap kekurangan gizi. Di antara wanita di sub-Sahara Afrika, 10-20%
diklasifikasikan sebagai sangat kurus. Tahun 2011 Ethiopia melakukan Survei
Demografi dan Kesehatan (EDHS) dengan hasil bahwa 27% perempuan
Ethiopia dan 40% Tigray wanita usia reproduksi terlalu kurus. Penelitian ini
bertujuan untuk menilai besarnya kekurangan energi kronis dan faktor - faktor
yang terkait di antara wanita dari usia reproduksi pada populasi Kunama di
Northwest Tigray, Ethiopia, pada 2014.
Metode: Penelitian cross-sectional berbasis komunitas dilakukan di Tahtay
Adiyabo woreda, Northwest Tigray. Populasi di Kunama pada 284 wanita usia
subur yang dipilih secara acak sederhana. Data dikumpulkan dengan
menggunakan wawancara tatap muka dan penilaian antropometrik terstruktur
dari 27 Januari hingga 7 Maret 2014. Data dimasukkan dan dianalisis
menggunakan SPSS versi 20. Regresi logistik dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan gizi.
Hasil: Prevalensi kekurangan gizi / kekurangan energi kronis (indeks massa
tubuh <18,5 kg / m2) adalah 47,9%. Usia menikah pertama, kerawanan pangan
rumah tangga, asupan makanan yang tidak, kualitas air dan frekuensi makan
ditemukan sebagai prediktor independen dari kurang gizi.
Kesimpulan: Prevalensi kurang gizi relatif tinggi di antara wanita usia
reproduksi di Kunama. Memberikan penilaian nutrisi yang komprehensif dan
rutin, memberikan konseling pada wanita, dan peningkatan keterlibatan
organisasi direkomendasikan untuk mengatasi dan mencegah kekurangan gizi.
BAB II
ULASAN JURNAL
A. Latar Belakang dan Tujuan
Malnutrisi adalah salah satu masalah yang paling menghancurkan di seluruh
dunia dan terkait erat dengan kemiskinan. Kekurangan gizi dapat dibagi menjadi
kekurangan energi protein dan defisiensi mikronutrien. Malnutrisi di kalangan
perempuan cenderung memiliki dampak besar pada kesehatan mereka sendiri
serta kesehatan anak mereka kelak. Kekurangan gizi ibu dan anak adalah
penyebab mendasar setidaknya 3,5 juta kematian setiap tahun dan 11% dari total
beban penyakit global. Hasil penelitian terbaru dari negara-negara berkembang,
menunjukkan bahwa kekurangan gizi wanita dengan indeks massa tubuh (BMI) di
bawah 18,5 menunjukkan peningkatan progresif dalam angka kematian sebagai
serta peningkatan risiko penyakit.
Wanita dalam kelompok usia reproduksi dan anak-anak adalah paling rentan
terhadap kekurangan gizi karena asupan makanan yang rendah, distribusi
makanan yang tidak merata dalam rumah tangga, penyimpanan dan persiapan
makanan yang tidak tepat, diet, penyakit menular, dan perawatan. Kekurangan
energi kronis adalah faktor risiko rendahnya orang dewasa berproduktivitas. Gizi
buruk kronis di antara wanita juga menjadi risiko utama faktor untuk hasil
kelahiran yang merugikan bagi anak-anak mereka. Status gizi wanita sebelum dan
selama kehamilan penting untuk hasil kehamilan yang sehat.
Program penyuluhan kesehatan di Ethiopia telah menunjukkan hasil yang
sangat menggembirakan, dan pemerintah sekarang telah menempatkan di semua
daerah pedesaan program kesehatan untuk menjangkau setiap keluarga di setiap
Kebele untuk berbagai hal layanan promosi pencegahan dan kesehatan, termasuk
gizi ibu dan anak dan fasilitas kesehatan; nutrisi layanan dirancang dan termasuk
dalam nutrisi nasional strategi untuk meningkatkan kesehatan dan gizi status
wanita. Ethiopia sedang berjuang untuk mencapai Pembangunan Milenium
Sasaran (MDGs), khususnya sasaran lima berkurang tingkat kematian ibu serta
tingkat kematian anak. Fokus penelitian ini yakni pada besarnya kurang gizi dan
faktor-faktor terkait di antara wanita usia reproduksi dinilai.
B. Metodologi
Penelitian cross-sectional berbasis komunitas ini dilakukan pada 284 wanita dari
27 Januari hingga 7 Maret 2014 di Tahtay Adiyabo woreda Northwest Tigray
khusus di dua bagian dari Tahtay Adiyabo (Lemlem dan Shimbelina). Tingkat
kepercayaan penelitian ini 95% dengan kesalahan 0,05. Perhitungan sampel
mendapatkan hasil sebanyak 284 responden yang nantinya akan diambil secara
acak sederhana. Status gizi diukur menggunakan IMT yakni melalui pemeriksaan
BB dan TB. Keamanan makanan telah dinilai menggunakan lengkap bentuk skala
akses kerawanan pangan rumah tangga (HFIAS), skala 18-item yang
dikembangkan oleh USAID Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dan
regresi logistik ganda digunakan untuk memeriksa asosiasi berbagai faktor dengan
gizi status wanita usia reproduksi. Analisis dilakukan menggunakan SPSS versi
20.

C. Hasil Penelitian
Karakteristik sosial-demografis responden sekitar 284 wanita usia
reproduksi dimasukkan tingkat respons 100%. Usia rata-rata peserta penelitian
adalah 28,5 tahun dan 154 diantaranya sudah menikah. Sebanyak 76,8% (216
orang) tidak pernah bersekolah di sekolah formal. Usia rata-rata responden pada
pernikahan pertama adalah 17 tahun. ). Karakteristik responden terkait diet dan
gizi informasi Semua responden menyatakan bahwa makanan pokok mereka yang
paling umum adalah sorgum. Tidak ada pantangan makanan yang dilaporkan oleh
responden. Sumber makanan dari 231 (81,3%) responden adalah dari produk dan
pasar mereka sendiri.
Di antara 284 responden, lebih dari setengahnya yakni sebanyak 179
berasal dari rumah tangga yang dijamin makanan dan memiliki asupan makanan
yang tidak memadai selama 24 jam terakhir. Status gizi (IMT) wanita usia
reproduksi dari semua responden, 136 memiliki BMI kurang dari 18,5 kg /m 2
sedangkan 148 dari peserta penelitian memiliki BMI ≥18,5 kg /m2 . Analisis
regresi logistik multivariat dilakukan untuk mencari hubungan variabel dengan
status gizi (BMI). Status gizi secara signifikan terkait dengan ketahanan pangan
rumah tangga, usia pada pernikahan pertama, waktu untuk ambil air minum,
keragaman diet wanita, dan makanan frekuensi.
Hasil menunjukkan bahwa prevalensi kekurangan gizi lebih tinggi di
antara wanita pedesaan dari perkotaan. Alasan untuk prevalensi yang lebih tinggi
terlihat dalam hal ini kajian bisa berupa nasional maupun regional. Laporan
EDHS mencakup semua wanita usia reproduksi dari daerah pedesaan dan
perkotaan. Ini bisa berpengaruh besar terhadap prevalensi kurang gizi. Prevalensi
kurang gizi dalam penelitian ini juga lebih tinggi daripada prevalensi terlihat di
antara wanita dengan gizi cukup. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan
berdasarkan pada Laporan EDHS, wanita yang tinggal di Tigray dua kali lebih
mungkin mengalami malnutrisi daripada wanita di RSUP dr Wilayah Oromiya.
Tigray adalah pegunungan dan karenanya membuat pertanian menjadi sulit, yang
menempatkan perempuan di Tigray risiko malnutrisi yang lebih tinggi
dibandingkan daerah lain di Etiopia.

Perempuan yang mengonsumsi makanan yang beragam dan tidak


memadai, 2,93 kali lebih mungkin mengalami kekurangan gizi dibandingkan
dengan mereka yang mengambil diversifikasi makanan yang memadai. Hasil yang
sama ditemukan dalam penelitian yang dilakukan di pedesaan Kenya dan Burkina
Faso di antara wanita usia subur. Ketahanan pangan rumah tangga berhubungan
positif dengan status nutrisi. Perempuan dari rumah tangga rawan pangan 2 kali
lebih mungkin kekurangan gizi daripada mereka perempuan yang berasal dari
rumah tangga yang aman pangan. Ketahanan pangan rumah tangga adalah salah
satu indikatornya status gizi wanita. Kerawanan pangan rumah tangga muncul
ketika keluarga tidak memiliki cukup makan karena makanan tidak tersedia atau
kurang diakses. Dalam penelitian ini, wanita memiliki frekuensi makan dua kali
sehari membuat dua kali lebih mungkin mengalami kekurangan gizi. Hasilnya
konsisten dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan di zona Arsi, Oromiya.
Wanita yang menikah pada usia dini lalu mengandung memiliki potensi menjadi
ibu yang tidak direncanakan, dan aborsi, yang mempengaruhi status gizi mereka.
Tidak ada hubungan yang ditemukan antara tingkat pendidikan dan kurang gizi
dalam penelitian ini.

D. Analisa secara ringkas


KEK menggambarkan status gizi yang tidak memadai pada
individu. KEK dipengaruhi oleh berbagai penyebab. Diantaranya yakni
wanita mengonsumsi makanan yang tidak memiliki diversifikasi, wanita
yang tinggal bersama keluarga dengan rawan pangan, wanita dengan
aktivitas yang berat, wanita yang tinggal di pedesaan merupakan faktor
yang membuat seorang wanita mengalami kekurangan gizi. Pada
penelitian ini tidak terbukti bahwa pendidikan wanita berhubungan dengan
terjadinya kekurangan gizi. Namun pada penelitian lain disampaikan
bahwa pendidikan masih memiliki hubungan dengan kualitas gizi
seseorang.
BAB III
TELAAH KRITIS

A. PICOT
Populasi WUS di Kunama ( Tahtay Adiyabo woreda Northwest
Tigray khusus di dua bagian dari Tahtay Adiyabo) sebanyak
284 responden
Intervensi Pengukuran status gizi dari BB dan TB serta diberikan
kuisioner kerawanan pangan rumah tangga (HFIAS)
Comparati Tidak Ada
f
Outcome Prevalensi KEK, faktor-faktor yang berhubungan dengan
KEK
Time 27 Januari hingga 7 Maret 2014

B. RAMMbo

Representatif Ya
Alokasifair Ya
Maintenance Ya
fair
Measuremen Tidak dijelaskan
t Blinded
Objective

C. Desain Terbaik : RCT - Kohort


D. Quality of Evidence : III
E. Strenght Recommendation :B
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jurnal ini menunjukkan bahwa KEK berhubungan dengan wanita yang
mengonsumsi makanan tidak memiliki diversifikasi, wanita yang tinggal
bersama keluarga dengan rawan pangan, wanita dengan aktivitas yang berat,
wanita yang tinggal di pedesaan Pada penelitian ini tidak terbukti bahwa
pendidikan wanita berhubungan dengan terjadinya kekurangan gizi. Jurnal ini
memiliki Qality of Evidence Based III dan Strength Recommendation B.
B. SARAN
Hasil penelitian ini dapat sebagai dasar identifikasi faktor-faktor yang
berhubungan dengan KEK. Sehingga bagi bidan bisa memberikan asuhan
yang tepat karena telah mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan KEK.
DAFTAR PUSTAKA

Abraham, S., Miruts, G. & Shumye, A. Magnitude of chronic energi deficiency


and its associated factors among women of reproductive age in the Kunama
population ,. 1–9 (2015). doi:10.1186/s40795-015-0005-y

Anda mungkin juga menyukai