A. Latar Belakang
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta mempunyai fungsi dan tugas didalam melakukan Tri
Dharma Perguruan Tinggi, dengan salah satunya adalah kegiatan Pengabdian kepada
Masyarakat (Pengabmas). Menurut Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas
Indonesia (2011), pengabdian kepada masyarakat atau kegiatan pengabdian kepada
masyarakat adalah kegiatan yang mencakup upaya-upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia antara lain dalam hal perluasan wawasan, pengetahuan maupun peningkatan
keterampilan yang dilakukan oleh civitas akademika sebagai perwujudan dharma bakti serta
wujud kepedulian untuk berperan aktif meningkatkan kesejahteraan dan memberdayakan
masyarakat luas.
Kegiatan Pengabmas dilaksanakan secara nyata dalam bentuk pengelolaan kegiatan
pengabmas dengan sasaran, target, pelaksanaan, dan evaluasi dilakukan di lingkungan
masyarakat. Sebagai salah satu lembaga layanan masyarakat dalam bidang pendidikan
kesehatan, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta mempunyai tanggung jawab membantu
masyarakat khususnya dibidang kesehatan. Dengan demikian perlu kiranya upaya promotif
dan preventif dari tim pelaksana yang bekerja sama dengan tokoh masyarakat maupun
penduduk setempat dengan tujuan untuk mengurangi angka kesakitan masyarakat
khususnya masyarakat RW 31, Dusun Sawahan, Nogotirto, Gamping, Sleman. Terdapat
keluarga dengan hipertensi di RT 09 yang akan kami bina yaitu keluarga Tn. J.
B. Perumusan Masalah
Dari uraian pada latar belakang, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.
1. Pembinaan dan pendampingan dari tim pelaksana pengabdian masyarakat diharapkan
dapat memicu kesadaran masyarakat untuk terus memberikan peran dan kiprahnya demi
tercapainya kesehatan masyarakat yang optimal.
2. Memotivasi masyarakat untuk terus mengupayakan kesehatan keluarganya agar
masyarakat Dusun Sawahan, Nogotirto memiliki taraf kesehatan hidup yang maksimal.
C. Tujuan Pengabdian Masyarakat
1. Memberikan pembinaan dan pendampingan kegiatan yang dilaksanakan oleh Dusun
Sawahan, Nogotirto
2. Memberikan motivasi dan kesadaran masyarakat untuk sebagai upaya preventif maupun
kuratif dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah yang melebihi nilai lebih dari 140 (tekanan darah
tinggi) dan 90 (tekanan darah rendah) mmHg dengan pengukuran berulang saat orang
tersebut sedang dalam kondisi istirahat (WHO). Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi
menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,
ginjal, dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya (Price
dalam Nurarif, 2016).
B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi 2 golongan (Nurarif, 2016) :
1. Hipertensi Primer (esensial)
Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu : genetik, lingkungan, hiperaktivitas
saraf simpatis sistem renin, angiotensin dan peningkatan Na+Ca intraselular. Faktor
yang meningkatkan resiko yaitu obesitas, merokok, alkohol, dan polisitemia.
2. Hipertensi sekunder
Penyebab hipertensi sekunder yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
crushing, dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
C. Klasifikasi Hipertensi
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi (Tambayong dalam Nurarif,
2016) :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan
darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti
hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Gejala yang paling lazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan
kelelahan.
G. Komplikasi
Hipertensi yang tidak terkendali bisa menyebabkan komplikasi berikut
ini (Anonim, 2016) :
1. Arteriosklerosis (pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi
lainnya ke organ tubuh mengeras dan menjadi lebih sempit):
Arteriosklerosis bisa menyebabkan penyakit serius, misalnya penyakit
jantung dan stroke.
2. Aneurisma (pembuluh darah yang bengkak): hipertensi yang tidak
terkendali bisa menyebabkan pembuluh darah menjadi tipis dan
mengembang, dan mengakibatkan aneurisma. Hal ini bisa berakibat fatal
jika aneurisma pecah.
3. Gagal jantung: peningkatan tekanan darah akan meningkatkan resistensi
pembuluh darah, memberikan beban tambahan pada jantung; dan akan
menyebabkan kegagalan jantung.
4. Stroke: pecahnya aneurisma di otak bisa menyebabkan stroke. Hipertensi
yang tidak terkendali juga bisa menyebabkan pembekuan darah di arteri
karotis (arteri di leher). Bekuan darah tersebut bisa menyebabkan stroke
emboli bila memasuki otak.
5. Gagal ginjal: hipertensi yang tidak terkendali akan memengaruhi arteri di
ginjal, menyebabkan kerusakan pada fungsi ginjal.
6. Retinopati (kerusakan pembuluh darah pada jaringan peka cahaya di
bagian belakang mata): hipertensi yang tidak terkendali akanmemengaruhi
arteriol (cabang arteri) di mata, sehingga menyebabkan lesi.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh
2. Pemeriksaan retina
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri
5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa
6. Pemeriksaan : renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
7. Foto dada dan CT scan
I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Non Farmakologis
B. Khalayak Sasaran
Sasaran dalam pengabdian masyarakat terpadu di Dusun Sawahan, Nogotirto,
Gamping, Sleman ini adalah salah satu keluarga dengan anggota keluarga
menderita hipertensi.
H. Kegiatan Penilaian
Kegiatan penilaian yang dijalankan untuk melihat keberhasilan pengabdian
masyarakat terpadu ini yaitu keluarga mampu menjaga kesehatan dan rutin
melakukan cek kesehatan di posyandu maupun di fasilitas kesehatan lain.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. ANALISIS DATA
Tn. J mengatakan bahwa belum pernah mendapat pendidikan kesehatan
tentang hipertensi. Tn. J mengatakan ingin mengetahui hipertensi. Tn. J
mengatakan tidak membatasi konsumsi garam dan Ny. S saat memasak
juga tidak mengurangi takaran garam. Tn. J mengatakan hanya
membatasi konsumsi daging. Tn. J mengatakan jarang di keluarganya
memeriksakan kesehatan kecuali apabila merasa sedang sakit. Tn. J
mengatakan bahwa tidak sedang mengonsumsi obat rutin, termasuk obat
penurun tekanan darah. Saat dilakukan pemeriksaan fisik (tanda-tanda
vital), tekanan darah Tn. J yaitu 150/90mmHg, nadi 82 kali/menit,
frekuensi pernafasan 20 kali/menit.
B. DIAGNOSIS
Kurang pengetahuan tentang hipertensi pada keluarga Tn. J
berhubungan dengan kurang terpapar informasi.
C. INTERVENSI
Berkaitan dengan diagnosis di atas, akan dilakukan penyuluhan
kesehatan tentang hipertensi kepada keluarga Tn. J.
D. IMPLEMENTASI
1. Mengkaji pengetahuan keluarga Tn. J
Waktu : Senin, 10 September 2018; Pukul 16.00 WIB
Tempat : Rumah Tn. J
Hasil :
Tn. J mengatakan bahwa belum pernah mendapat informasi
tentang penderita hipertensi.
Tn. J mengatakan ingin mengetahui tentang hipertensi.
Tn. J mengatakan tidak membatasi konsumsi garam dan Ny. S
saat memasak juga tidak mengurangi takaran garam.
Tn. J mengatakan hanya membatasi konsumsi daging.
Tn. J mengatakan jarang di keluarganya memeriksakan kesehatan
kecuali apabila merasa sedang sakit.
Tn. J mengatakan bahwa tidak sedang mengonsumsi obat rutin,
termasuk obat penurun tekanan darah.
Tanda-tanda vital Tn. J:
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 82 kali/menit
RR : 20 kali/menit
A. Kesimpulan
Dari kegiatan pengabdian masyarakat di Dusun Sawahan, Nogotirto,
Gamping, Sleman yang Tim Pengabmas lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Ditemukan masalah pada keluarga binaan yaitu anggota keluarga
dengan hipertensi.
2. Diagnosis yang ditemukan yaitu Kurang pengetahuan tentang
hipertensi pada keluarga Tn. J berhubungan dengan kurang terpapar
informasi.
3. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang diet hipertensi pada
keluarga Tn. J, didapatkan hasil yaitu masalah kurang pengetahuan
tentang hipertensi pada keluarga Tn. J berhubungan dengan kurang
terpapar informasi teratasi. Hal tersebut karena sarana dan prasarana
mencukupi, ada tenaga medis yang tersedia, serta Tn. J yang
kooperatif.
B. Saran
Saran dari Tim Pengabmas dari kegiatan pengabdian masyarakat terpadu
yaitu:
1. Bagi keluarga diharapkan mampu merawat anggota keluarga yang
sakit serta perlu adanya kesadaran untuk memeriksakan kesehatan
secara rutin
2. Bagi kader diharapkan mampu mengenal masalah kesehatan tiap
anggota keluarga, dengan lebih memajukan pelayanan kesehatan di
sekitar lingkungan (seperti: Posyandu, Posbindu, dan lain-lain) dan
bekerja sama dengan pihak Puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengertian
Hipertensi adalah terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 atau
lebih dan tekanan diastolic (bawah) 90 atau lebih. Disebut Hipertensi apabila
beberapa kali pengukuran tekanan sistolik menetap 140 mmHg atau lebih dan
tekanan diastolic 90 mmHg atau lebih.
B. Penyebab
Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam dua golongan yaitu:
1) Hipertensi primer (faktor keturunan).
2) Hipertensi sekunder, seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit
ginjal.
G. Diet Hipertensi
Diet hipertensi adalah jenis dan komposisi ma-kanan yang diatur untuk
penderita hipertensi. Tujuan utama diet hipertensi adalah untuk menysuaikan
dan mengurangi jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat:
1) Menurunkan tekanan darah hingga normal.
2) Menurunkan berat badan bila penderita terlalu gemuk
3) Membantu mengurangi timbunan cairan dan garam