Anda di halaman 1dari 13

JURNAL HASIL PENELITIAN

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR


DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR
TAHUN 2011

THE RISK FACTOR OF PREMATURE LABOR IN RSKD


IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR
ON 2011

Soraya Lessy*
Dr. Arman, SKM, M. Kes**
Alfina Baharuddin, SKM, M. Kes**

*Mahasiswa FKM UMI, **Staf Pembimbing FKM UMI

Alamat Korespondensi:

Soraya Lessy
Jl. Tupai No. 125 RT 001 RW 001 Kelurahan Mamajang Dalam
Kecamatan Mamajang Kota Makassar
HP: 085243908484
Email: soraya_lessy@yahoo.com

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR


Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |1
JURNAL HASIL PENELITIAN

DI RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR


TAHUN 2011

THE RISK FACTOR OF PREMATURE LABOR IN RSKD


IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR
ON 2011

Soraya Lessy, Arman, Alfina Baharuddin


Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muslim Indonesia Makassar

ABSTRAK
Persalinan prematur merupakan hal yang berbahaya karena potensial meningkatkan kematian perinatal sebesar 65%-75%.
Menurut laporan badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO), setiap tahun diperkirakan tiga belas juta bayi lahir
secara prematur di seluruh dunia dan satu juta bayi meninggal karenanya. AKB (Angka Kematian Bayi) di Indonesia pada tahun
2003-2007 sebesar 34 per 1.000 kelahiran hidup. Beberapa tahun terakhir ini angka kejadian persalinan prematur di RSKD Ibu
dan Anak Siti Fatimah Makassar terjadi peningkatan. Pada tahun 2009 angka kejadiannya sebanyak 71 kasus, tahun 2010
sebanyak 81 kasus, dan tahun 2011 terjadi peningkatan lagi menjadi 110 kasus.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian persalinan prematur, yaitu anemia, paritas, umur ibu dan
pekerjaan ibu di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tahun 2011. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik
dengan pendekatan case control study. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang melahirkan di RSKD Ibu dan Anak Siti
Fatimah Makassar tahun 2011 dan sampel penelitian terdiri dari kelompok kasus (persalinan prematur) dan kelompok kontrol
(persalinan normal). Pengambilan sampel kontrol dilakukan secara purposive sampling dengan perbandingan antara kasus dan
kontrol adalah 1:1. Data yang digunakan adalah data sekunder, data tersebut kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk tabel
disertai narasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang menderita anemia berisiko mengalami persalinan prematur 1,877 kali
lebih besar dibanding ibu yang tidak menderita anemia. Ibu yang mempunyai umur < 20 tahun dan > 35 tahun berisiko mengalami
persalinan prematur 2,375 kali lebih besar dibanding ibu yang berumur 20-35 tahun. Selain itu, hasil analisis statistik
menunjukkan bahwa paritas dan pekerjaan ibu bukan merupakan faktor risiko kejadian persalinan prematur. Dari hasil penelitian
ini disarankan kepada ibu hamil untuk meningkatkan konsumsi sumber Fe, baik yang berasal dari suplemen maupun dari intake
makanan, dan sebaiknya hamil pada umur reproduksi sehat (20-35 tahun). Meskipun paritas dan pekerjaan ibu bukan merupakan
faktor risiko kejadian persalinan prematur dalam penelitian ini, tetapi disarankan kepada ibu dengan paritas lebih dari 3 untuk
membatasi kehamilannya, dan tetap memperhatikan kondisi kesehatan bagi ibu hamil yang melakukan aktivitas di luar pekerjaan
rumah tangga.

Kata Kunci : Anemia, Paritas, Umur Ibu, Pekerjaan Ibu dan Persalinan Prematur

ABSTRACT
Premature labor is a dangerous matter since it is potentially increases the rate of perinatal mortality by 65%-75%. Based
upon the report of World Health Organization (WHO), it is estimated that every year there are 13,000,000 (thirteen) infants born
prematurely around the world and one of the incident is caused by premature labor. The infant mortality rate in Indonesia on
2003-2007 there are 34 per 1,000 of live births. In the recent years, the rate of premature labor incident in RSKD Ibu dan Anak
Siti Fatimah- Makassar is increased. On 2009, the rate of the incident is occurred by 71 cases, on 2010 by 81 cases, and on 2011
increased again up to 110 cases.
This research aims to find the risk factor of the premature labor incident that is Anemia, parity, the age of pregnant women,
and the job of the pregnant women in RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar on 2011. The type of research used is Analytical
survey, with case control study approach. The population of the research is all given birth mothers in RSKD Ibu Dan Anak Siti
Fatimah Makassar on 2011, and the sample consists of case cluster (premature labor) and control cluster (normal labor). The
sampling of control sample is taken purposively with the ratio between case and control is 1:1. The date used is secondary data.
The data then be processed and presented in to the table form with narration.
The result of the research shows that the pregnant women who suffering from anemia have a risk to undergo premature labor
1.877 times more than the women who do not suffer from anemia. The women who have aged < 20 years old and > 35 years old
are risky to have premature labor 2,375 times more than the women who have aged 20-35 years old. Besides, the result of the
statistical analysis shows that the parity and the job of the women are not a risky factor of premature labor incident. From the
results of this research was recommended to the pregnant women to increase consumption of Fe, whether from supplements or
from food intake, and its better if pragnance at age of good reproduction (20-35 years old). Although parity and the job of the
women are not a risky factor of premature labor incident in this research, but recommended to the women with parity over 3 to
Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |2
JURNAL HASIL PENELITIAN

limit her pregnancy, and with due regard for the health condition of the pregnant women who perform activities outside the
household chores.

Keywords: Anemia,Parity, the age of pregnant women, the job of the pregnant women and Premature Labor

PENDAHULUAN Beberapa tahun terakhir ini angka kejadian


Persalinan prematur merupakan hal yang persalinan prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti
berbahaya karena potensial meningkatkan Fatimah Makassar terjadi peningkatan. Pada tahun
kematian perinatal sebesar 65%-75% (Sujiyatini 2009 angka kejadiannya sebanyak 71 kasus, tahun
dkk., 2009). Menurut laporan badan kesehatan 2010 sebanyak 81 kasus, dan tahun 2011 terjadi
dunia World Health Organization (WHO), setiap peningkatan lagi menjadi 110 kasus.
Dampak persalinan prematur tidak hanya
tahun diperkirakan tiga belas juta bayi lahir secara
kematian perinatal tetapi juga morbiditas, selain
prematur di seluruh dunia dan satu juta bayi
itu dapat terjadi pertumbuhan mental-intelektual
meninggal karenanya (Kurniasih, 2009).
Di negara yang sedang berkembang angka dan fisik yang kurang menguntungkan sehingga
kejadianya masih jauh lebih tinggi, misalnya di dapat menjadi beban keluarga, masyarakat dan
India sekitar 30%, Afrika Selatan sekitar 15%, negara. Dalam menanggulangi masalah persalinan
Sudan sekitar 31% dan Malaysia 10%. Di prematur, salah satu cara yang dapat ditempuh
Indonesia angka kejadian prematuritas nasional adalah pencegahan melalui pendekatan pada
belum ada, namun angka kejadian bayi dengan faktor risiko terjadinya persalinan prematur.
Faktor risiko persalinan prematur cukup
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dapat
beragam, diantaranya yaitu umur ibu, pekerjaan
mencerminkan angka kejadian prematuritas secara
ibu, paritas dan anemia. Hasil penelitian Masyita
kasar. Angka kejadian BBLR nasional rumah sakit
(2010) menunjukkan bahwa umur ibu merupakan
adalah 27,9% (Depkes RI, 2007).
Kelahiran prematur berpotensi meningkatkan faktor risiko dan berpeluang mengalami
Angka Kematian Bayi (AKB). Hasil SDKI tahun persalinan prematur 2,606 kali lebih besar. Hasil
2007 diperoleh AKB di Indonesia untuk periode 5 penelitian Azriani (2010) menunjukkan bahwa ibu
tahun sebelumnya, yaitu tahun 2003-2007 sebesar hamil yang mempunyai pekerjaan selain pekerjaan
34 per 1.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2011). rumah tangga mempunyai risiko mengalami
Sedangkan AKB di Sulawesi Selatan menurut persalinan prematur 4,571 kali lebih besar. Selain
laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota itu, ibu dengan paritas 1 atau 4 berisiko
pada tahun 2007 sebanyak 709 kematian bayi atau mengalami persalinan prematur 1,934 kali lebih
4,61 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2008 besar. Ibu hamil dengan gizi kurang atau anemia
sebanyak 638 kematian bayi atau 4,39 per 1000 juga akan berpotensi mengalami persalinan
kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 jumlah prematur. Hasil penelitian Aswawarman (2004)
kematian bayi sebanyak 495 atau 3,31 per 1000 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami
kelahiran hidup (Dinkes Provinsi Sulsel, 2010). anemia (Hb < 10,6 gr%) selama mengandung

Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |3
JURNAL HASIL PENELITIAN

berpeluang mengalami persalinan prematur 2,5 Teknik pengambilan sampel untuk kasus
kali lebih besar. dengan cara mengambil semua sampel pada ibu-
Adapun tujuan umum dari penelitian ini
ibu yang melahirkan prematur di RSKD Ibu dan
adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian
Anak Siti Fatimah Makassar tahun 2011.
persalinan prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti
Sedangkan pengambilan sampel untuk kontrol
Fatimah Makassar tahun 2011. Sedangkan tujuan
secara purposive sampling pada ibu-ibu yang
khususnya adalah untuk mengetahui apakah
melahirkan normal di RSKD Ibu dan Anak Siti
anemia, paritas, umur ibu dan pekerjaan ibu
Fatimah Makassar tahun 2011 dan sesuai dengan
merupakan faktor risiko kejadian persalinan
kriteria. Pemilihan sampel dilakukan berpasangan
prematur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
(matching), yaitu sampel kasus dan kontrol dipilih
memberikan masukan kepada pihak Rumah Sakit
dalam bentuk berpasangan, dengan kata lain untuk
dan Dinas Kesehatan dalam rangka memecahkan
setiap kasus dipilih kontrol berdasarkan variabel
masalah kesehatan khususnya masalah persalinan
matching dalam hal ini pendidikan, maka
prematur.
perbandingan jumlah kasus dan kontrol sebesar 1 :
BAHAN DAN METODE
Jenis penelitian yang digunakan adalah 1 sehingga total sampel kasus dan kontrol adalah
survey analitik dengan pendekatan case control 220.
Penelitian ini menggunakan data sekunder
study. Penelitian ini dilaksanakan di RSKD Ibu
yang diperoleh dari rekam medik di RSKD Ibu
dan Anak Siti Fatimah yang terletak di Jl. Gunung
dan Anak Siti Fatimah Makassar tahun 2011.
Merapi No. 75 Kelurahan Lajangiru Kecamatan
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan
Ujung Pandang Kota Makassar pada tanggal 31
sistem komputerisasi atau program SPSS.
januari-29 februari 2012.
Populasi pada penelitian ini adalah semua ibu Kemudian data tersebut disajikan dalam bentuk
yang melahirkan di RSKD Ibu dan Anak Siti tabel dan narasi.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
Fatimah Makassar tahun 2011, yaitu berjumlah
dua langkah, yaitu analisis univariat dan bivariat.
3.873 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian
Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh
ini dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu
informasi secara umum mengenai semua variabel
kelompok kasus dan kontrol. Kolompok kasus
penelitian dengan menggunakan tabel distribusi
yaitu semua ibu yang mengalami persalinan
frekuensi. Sedangkan analisis bivariat dilakukan
prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah
untuk melihat hubungan variabel dependen
Makassar tahun 2011 yang berjumlah 110 orang,
(kejadian persalinan prematur) terhadap variabel
dan kelompok kontrol yaitu semua ibu yang
independen (anemia, paritas, umur ibu, dan
mengalami persalinan matur (normal) di RSKD
pekerjaan). Karena rancangan penelitian ini adalah
Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tahun 2011
studi kasus kontrol, maka dilakukan perhitungan
dan terpilih sebagai kontrol yang yaitu berjumlah
Odds Ratio (OR). Tabel 22 digunakan untuk
110 orang.
menghitung OR yang merupakan perbandingan
Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |4
JURNAL HASIL PENELITIAN

antara Odds kelompok kasus dan Odds kelompok yang tertinggi adalah SMA/Sederajat, yaitu
kontrol dengan Confidence Interval (CI) 95%. sebanyak 96 sampel (43,6%) dari 220 sampel, dan
HASIL PENELITIAN
yang terendah adalah Diploma, yaitu sebanyak 2
Penelitian ini dilaksanakan di RSKD Ibu dan
sampel (0,9%). Sementara itu, distribusi sampel
Anak Siti Fatimah Makassar pada tanggal 31
berdasarkan pekerjaan menunjukkan bahwa
januari-29 februari 2012 dengan jumlah sampel
sebagian besar sampel pada kelompok kasus dan
sebanyak 220 orang yang terdiri dari 110 kasus
kontrol adalah ibu rumah tangga atau tidak
(persalinan prematur) dan 110 kontrol (persalinan
bekerja, yaitu masing-masing berjumlah 100
normal). Penelitian ini menggunakan data
sampel (90,9%) dan 101 sampel (91,8%).
sekunder yang diperoleh dari rekam medik di
Tabel 1 juga menunjukkan ibu pada kelompok
RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar tahun
kasus lebih banyak menderita anemia, yaitu
2011. Adapun hasil pengolahan data disajikan
sebanyak 69 sampel (62,7%) dari 110 sampel.
sebagai berikut:
1. Analisis Univariat Sedangkan pada kelompok kontrol lebih banyak
Tabel 1 menunjukkan bahwa umur ibu pada ibu yang tidak menderita anemia, yaitu sebanyak
kelompok kasus dan kontrol yang paling dominan 58 sampel (52,7%) dari 110 sampel.
adalah umur 20-35 tahun, yaitu masing-masing Sedangkan paritas pada kelompok kasus dan
berjumlah 80 sampel (72,7%) dan 95 sampel kontrol yang paling dominan adalah paritas 1 kali,
(86,4%). Sedangkan umur yang terendah pada yaitu masing-masing berjumlah 46 sampel
kelompok kasus adalah > 35 tahun sebanyak 14 (41,8%) dan 48 sampel (43,6%), dan paritas yang
sampel (12,7%) dan pada kelompok kontrol terendah adalah 4 kali, yaitu sebanyak 20
adalah < 20 tahun sebanyak 6 sampel (5,5%). sampel (18,2%) pada kelompok kasus dan 18
Proporsi kasus kontrol menurut tingkat pendidikan sampel (16,4%) pada kelompok kontrol.

Tabel 1
Distribusi Sampel Berdasarkan Umur, Tingkat Pendidikan,
Pekerjaan, Anemia dan Paritas di RSKD Ibu dan Anak
Siti Fatimah Makassar Tahun 2011

Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |5
JURNAL HASIL PENELITIAN

Kasus Kontrol Total


Variabel
n % n % N %
Umur Ibu
< 20 tahun 16 14,5 6 5,5 22 10,0
20-35 tahun 80 72,7 95 86,4 175 79,5
> 35 tahun 14 12,7 9 8,2 23 10,5
Pendidikan Ibu
SD/Sederajat 21 19,1 21 19,1 42 19,1
SMP/Sederajat 35 31,8 35 31,8 70 31,8
SMA/Sederajat 48 43,6 48 43,6 96 43,6
Diploma 1 0,9 1 0,9 2 0,9
Strata 5 4,5 5 4,5 10 4,5
Pekerjaan Ibu
Bekerja 10 9,1 9 8,2 19 8,6
Tidak Bekerja 100 90,9 101 91,8 201 91,4
Anemia
Anemia 69 62,7 52 47,3 121 55
Tidak Anemia 41 37,3 58 52,7 99 45
Paritas
1 kali 46 41,8 48 43,6 94 42,7
2-3 kali 44 40,0 44 40,0 88 40,0
4 kali 20 18,2 18 16,4 38 17,3
Sumber: Data Sekunder 2011
2. Analisis Bivariat karena nilai LL dan UL tidak mencakup nilai satu,
Analisis bivariat merupakan analisis yang maka hubungan yang ditimbulkan secara statistik
dilakukan untuk melihat hubungan variabel dikatakan bermakna. Hal ini berarti bahwa anemia
dependen (kejadian persalinan prematur) terhadap merupakan faktor risiko kejadian persalinan
variabel independen (anemia, paritas, umur ibu, prematur. Ibu yang menderita anemia mempunyai
dan pekerjaan ibu). Karena rancangan penelitian risiko 1,877 kali lebih besar untuk mengalami
ini adalah studi kasus kontrol, maka dilakukan persalinan prematur dibanding ibu yang tidak
perhitungan Odds Ratio (OR). Hasil analisis menderita anemia.
Jika dilihat dari variabel paritas, maka dapat
bivariat tersebut dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2 menunjukkan bahwa persalinan diketahui bahwa jumlah paritas yang paling
prematur (kasus) lebih banyak terjadi pada ibu dominan baik pada kelompok kasus maupun
dengan Hb < 11 gram% atau anemia dengan risiko kontrol adalah paritas dengan risiko tinggi (1 dan
tinggi, yaitu sebanyak 62,7%. Sedangkan 4 kali), yaitu sebanyak 132 sampel (60%) dari
persalinan normal (kontrol) lebih banyak terjadi 220 sampel. Hasil analisis statistik diperoleh nilai
pada ibu dengan Hb 11 gram% (risiko rendah), odds ratio (OR) sebesar 1,000 pada CI 95%
yaitu sebanyak 52,7%. Hasil analisis statistik dengan nilai lower limit (LL) sebesar 0.583 dan
diperoleh nilai odds ratio (OR) sebesar 1,877 pada upper limit (UL) sebesar 1,715. Oleh karena nilai
CI 95% dengan nilai lower limit (LL) sebesar LL dan UL mencakup nilai satu, maka hubungan
1,096 dan upper limit (UL) sebesar 3,215. Oleh yang ditimbulkan secara statistik tidak bermakna.

Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |6
JURNAL HASIL PENELITIAN

Hal ini berarti bahwa paritas bukan merupakan mengalami persalinan prematur dibanding ibu
faktor risiko kejadian persalinan prematur.\ dengan umur 20-35 tahun.
Pada variabel umur ibu dapat dilihat bahwa Pada variabel pekerjaan ibu menunjukkan
sebagian besar umur ibu baik pada kelompok bahwa sebagian besar ibu baik pada kelompok
kasus maupun kontrol adalah umur yang berisiko kasus maupun kontrol adalah ibu rumah tangga
rendah (20-35 tahun), yaitu masing-masing atau pekerjaan dengan risiko rendah, yaitu
sebanyak 72,7% dan 86,4%. Hasil analisis statistik masing-masing sebanyak 90,9% dan 91,8%. Hasil
diperoleh nilai odds ratio (OR) sebesar 2,375 pada analisis statistik diperoleh nilai odds ratio (OR)
CI 95% dengan nilai lower limit (LL) sebesar sebesar 1,122 pada CI 95% dengan nilai lower
1,194 dan upper limit (UL) sebesar 4,723. Oleh limit (LL) sebesar 0,437 dan upper limit (UL)
karena nilai LL dan UL tidak mencakup nilai satu, sebesar 2,879. Oleh karena nilai LL dan UL
maka hubungan yang ditimbulkan secara statistik mencakup nilai satu, maka hubungan yang
dikatakan bermakna. Hal ini berarti bahwa umur ditimbulkan secara statistik tidak bermakna. Hal
ibu merupakan faktor risiko kejadian persalinan ini berarti bahwa pekerjaan bukan merupakan
prematur. Ibu dengan umur < 20 tahun dan > 35 faktor risiko kejadian persalinan prematur.
tahun mempunyai risiko 2,375 kali lebih besar
Tabel 2
Analisis Faktor Risiko Anemia, Paritas, Umur Ibu dan Pekerjaan Ibu
Terhadap Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan anak
Siti Fatimah Makassar Tahun 2011
Persalinan Prematur
Total
Variabel Kasus Kontrol OR 95%Cl
n % n % N %
Anemia
1,877
Risiko Tinggi 69 62,7 52 47,3 121 55
(1,096-3,215)
Risiko Rendah 41 37,3 58 52,7 99 45
Paritas
1,000
Risiko Tinggi 66 60 66 60 132 60
(0,583-1,715)
Risiko Rendah 44 40 44 40 88 40
Umur Ibu
2,375
Risiko Tinggi 30 27,3 15 13,6 45 20,5
(1,194-4,723)
Risiko Rendah 80 72,7 95 86,4 175 79,5
Pekerjaan Ibu
1,122
Risiko Tinggi 10 9,1 9 8,2 19 8,6
(0,437-2,879)
Risiko Rendah 100 90,9 101 91,8 201 91,4
Sumber: Data Sekunder 2011

PEMBAHASAN Anemia pada ibu hamil merupakan kondisi


1. Anemia
dimana kadar Hb dalam darah selama
Konsentrasi Hb ibu yang rendah berpengaruh
mengandung berada di bawah kadar Hb normal,
terhadap terjadinya hambatan pertumbuhan janin.

Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |7
JURNAL HASIL PENELITIAN

yaitu kurang dari 11 gram% (Rochjati, 2003 merupakan faktor risiko yang signifikan terhadap
dalam Simamora, 2010). kejadian persalinan prematur.
Anemia pada kehamilan adalah anemia Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
karena kekurangan zat besi. Wanita memerlukan yang pernah dilakukan oleh Azriani (2008),
zat besi lebih tinggi dari laki laki karena terjadi dimana dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 ibu hamil yang menderita anemia berisiko
sampai 80 cc setiap bulan dan kehilangan zat besi mengalami persalinan prematur 7,635 kali lebih
sebesar 30 sampai 40 miligram. Disamping itu besar. Hasil penelitian Aswawarman (2004) juga
kehamilan memerlukan tambahan zat besi untuk menunjukkan bahwa anemia ibu hamil
meningkatkan jumlah sel darah merah dan berhubungan signifikan dengan persalinan
membentuk sel darah merah janin dan plasenta. prematur dengan nilai OR sebesar 2,53. Peneliti
Semakin sering seorang wanita mengalami mengasumsikan kalau hasil penelitian-penelitian
kehamilan dan melahirkan akan makin banyak tersebut didukung oleh hasil penelitian ini.
2. Paritas
kehilangan zat besi dan menjadi makin anemis.
Paritas adalah keadaan kelahiran (partus) atau
Anemia pada saat hamil dapat mengakibatkan
jumlah anak yang dilahirkan baik lahir hidup, lahir
efek buruk baik pada ibu maupun kepada bayi
mati, maupun abortus sampai saat hamil terakhir.
yang akan dilahirkannya. Anemia dapat
Sampai saat ini belum jelas bagaimana mekanisme
mengurangi suplai oksigen pada metabolisme ibu
hubungan jumlah anak dengan persalinan
karena kekurangan kadar hemoglobin untuk
prematur, akan tetapi diduga bahwa elastisitas
mengikat oksigen yang dapat mengakibatkan efek
rahim untuk mempertahankan kehamilan
tidak langsung pada ibu dan bayi antara lain
berkurang seiring dengan bertambahnya anak
kematian bayi, bertambahnya kerentanan ibu
yang dilahirkan (Mahon, 2002 dalam
terhadap infeksi dan kemungkinan bayi lahir
Aswawarman, 2004).
prematur (Setyawan, 1996 dalam Simanjuntak,
Paritas yang tinggi memberikan gambaran
2009).
kehamilan yang banyak, yang dapat menyebabkan
Analisis uji statistik pada penelitian ini
berbagai risiko kehamilan termasuk persalinan
menunjukkan bahwa ibu hamil yang menderita
prematur. Pada ibu dengan primipara (wanita yang
anemia selama hamil mempengaruhi persalinan
melahirkan bayi hidup) pertama kali, karena
prematur dengan nilai odds ratio (OR) sebesar
pengalaman melahirkan belum pernah, maka
1,877, atau dengan kata lain ibu hamil yang
kemungkinan terjadinya kelainan dan komplikasi
menderita anemia selama mengandung berpeluang
juga cukup besar.
mengalami persalinan prematur 1,877 kali lebih
Menurut WHO (1990) dalam Azriani (2008)
besar dibanding dengan ibu hamil yang tidak
persalinan kedua dan ketiga merupakan keadaan
menderita anemia. Hal ini juga didukung dengan
paling aman untuk melahirkan pada masa
hasil uji signifikansi p (0,030) < (0,050) dan CI
reproduktif, karena pada persalinan tersebut
(1,096;3,215) yang menunjukkan bahwa anemia
keadaan dinding uterus belum banyak mengalami
Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |8
JURNAL HASIL PENELITIAN

perubahan sedangkan pada kehamilan keempat ada hubungan yang signifikan antara paritas
dapat menyebabkan risiko, yaitu kerusakan dengan kejadian prematuritas.
3. Umur Ibu
pembuluh darah dinding uterus. Paritas juga
Umur yang dipandang memiliki risiko saat
berpengaruh terhadap anemia, yaitu semakin besar
melahirkan adalah dibawah 20 tahun dan diatas 35
paritas semakin tinggi kejadian anemia, hal ini
tahun. Sedangkan antara 20-35 tahun dari segi
berhubungan dengan kesempatan untuk
umur risiko melahirkannya nol. Untuk yang umur
memperbaiki kondisi tubuh, yaitu semakin sering
dibawah 20 tahun, risiko kehamilannya karena
melahirkan, semakin kecil kesempatan pemulihan
alat-alat atau organ reproduksinya belum siap
kesehatan.
untuk menerima kehamilan dan melahirkan. Alat-
Hasil uji statistik pada penelitian ini
alat reproduksi yang belum siap itu antara lain
menunjukkan bahwa paritas bukan merupakan
organ luar seperti liang vagina, bibir kemaluan,
faktor risiko kejadian persalinan prematur dengan
muara saluran kencing dan perinium (batas antara
melihat nilai odds ratio (OR) yang diperoleh
liang vagina dan anus) tidak siap untuk bekerja
sebesar 1,000 pada CI 95% (0,583;1,715) dan
mendukung persalinan. Begitu pula halnya dengan
didukung oleh nilai p (1,000) > (0,050).
Menurut analisa peneliti hal ini dapat terjadi organ dalam seperti rahim, saluran rahim dan
karena sebagian besar sampel (42,7%) adalah indung telur.
Wanita muda yang umurnya dibawah 20
primipara. Penelitian yang dilakukan oleh Kramer
tahun terhitung masih dalam proses pertumbuhan.
dkk., menunjukkan bahwa tidak terjadinya
Memang mereka sudah mendapatkan haid
peningkatan risiko kelahiran prematur pada wanita
(menstruasi), namun sebenarnya bukan berarti
primipara dibandingkan dengan wanita multipara
organ reproduksinya sudah matang seratus persen.
(Shah dan Ohlsson, 2002 dalam Yuliva dkk.,
Sedangkan untuk wanita dewasa berumur lebih
2009). Selain itu, faktor ekonomi juga
dari 35 tahun keatas, kondisi organ-organ
berpengaruh didalam memperoleh suplai gizi yang
reproduksinya berbanding terbalik dengan yang
cukup baik selama masa hamil dan rutin
dibawah 20 tahun. Pada umur itu wanita mulai
memeriksakan kehamilan, maka persalinan
mengalami proses penuaan. Dengan kondisi
prematur tidak ada hubungannya terhadap paritas.
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang seperti itu maka terjadi regresi atau kemunduran
dilakukan oleh Masyita (2010) yang menunjukkan dimana alat reproduksi tidak sebagus layaknya
bahwa ibu dengan paritas 1 dan 4 kali normal, sehingga sangat berpengaruh pada
mempunyai risiko untuk mengalami persalinan penerimaan kehamilan dan proses melahirkan
prematur sebesar 2,246 kali dibanding ibu dengan (Manuaba, 2008).
Hasil uji statistik pada penelitian ini
paritas 2-3 kali. Namun hasil ini sejalan dengan
menunjukkan bahwa umur ibu merupakan faktor
penelitian yang dilakukan oleh Sutjipto dan
risiko yang signifikan terhadap kejadian
Hamam (2001) yang menunjukkan bahwa tidak
persalinan prematur dengan nilai odds ratio (OR)
sebesar 2,375 dan didukung oleh nilai p (0,019) <
|9
Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011
JURNAL HASIL PENELITIAN

(0,050) dan CI (1,194;4,723). Sehingga dapat dalam melakukan perawatan kehamilannya.


ditarik kesimpulan bahwa ibu yang memiliki umur Wanita hamil yang berada dalam keadaan stres
< 20 tahun dan > 35 tahun mempunyai peluang akan mempengaruhi perilakunya dalam hal
2,375 kali lebih besar untuk mengalami persalinan pemenuhan intake nutrisi untuk diri dan janin
prematur dibanding ibu yang berumur 20-35 yang dikandungnya. Nafsu makan yang kurang
tahun. menyebabkan intake nutrisi juga berkurang,
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
sehingga terjadi gangguan pada sirkulasi darah
dilakukan oleh Masyita (2010) yang menunjukkan
dari ibu ke janin melalui plasenta (Yuliva dkk.,
bahwa umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun dapat
2009).
meningkatkan kejadian persalinan prematur 2,606 Pekerjaan yang dapat menyebabkan stres dan
kali lebih besar. Sesuai pula dengan hasil pekerjaan dengan aktivitas fisik yang berat seperti
penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2010) pekerjaan yang membutuhkan berdiri lama
yang menunjukkan bahwa umur ibu saat berhubungan langsung dengan persalinan
melahirkan merupakan faktor risiko terhadap prematur karena dapat menyebabkan peregangan
kelahiran prematur dengan nilai OR sebesar 4,636. pada ligamen uterus sehingga menyebabkan
Berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil
kontraksi uterus (Papiernik, 2002 dalam
penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti dapat
Aswawarman, 2004). Ritsmitchai (1997) dalam
menyimpulkan bahwa wanita yang hamil pada
Aswawarman (2004) melaporkan bahwa ibu yang
umur reproduksi sehat, yaitu umur antara 20-35
bekerja dengan berdiri lebih 3 jam/hari berisiko 4
tahun mempunyai risiko komplikasi persalinan
kali untuk terjadinya persalinan prematur
yang kecil termasuk risiko persalinan prematur.
dibandingkan ibu yang bekerja dengan berdiri
kurang dari 3 jam/hari.
Hasil uji statistik pada penelitian ini diperoleh
4. Pekerjaan Ibu
nilai odds ratio (OR) faktor risiko pekerjaan ibu
Pekerjaan terkait pada status sosial ekonomi
sebesar 1,122 pada CI 95% dengan nilai lower
dan aktivitas fisik ibu hamil. Dengan keterbatasan
limit (LL) sebesar 0,437 dan upper limit (UL)
status sosial ekonomi akan berpengaruh terhadap
sebesar 2,879. Hal ini berarti bahwa pekerjaan ibu
keterbatasan dalam mendapatkan pelayanan
bukan merupakan faktor risiko kejadian persalinan
antenatal yang adekuat dan pemenuhan gizi.
prematur. Hasil ini didukung pula dengan nilai p
Sementara itu, ibu hamil yang bekerja cenderung
> (1,000 > 0,050).
cepat lelah sebab aktivitas fisiknya meningkat
Berdasarkan data yang ada peneliti dapat
karena memiliki tambahan pekerjaan/kegiatan di
menyimpulkan bahwa hal ini dapat terjadi karena
luar rumah.
sebagian besar (91,4%) sampel tidak bekerja, dan
Seorang wanita/ibu bekerja apabila
juga ada kemungkinan dikarenakan sebagian ibu
mengalami stres terutama pada saat hamil secara
yang bekerja memiliki pekerjaan yang tidak
tidak langsung akan mempengaruhi perilaku
membahayakan kesehatan janin. Selain itu, ibu
wanita tersebut terhadap kehamilannya, misalnya
Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |10
JURNAL HASIL PENELITIAN

yang bekerja mempunyai pendidikan tinggi (0,583;1,715). Umur ibu merupakan faktor
sehingga mereka dapat mengurangi faktor risiko risiko kejadian persalinan prematur. Ibu
dari pekerjaan mereka dengan melakukan yang berumur < 20 tahun dan > 35 tahun
pencegahan secara dini. berpeluang 2,375 kali lebih besar untuk
Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang
mengalami persalinan prematur dibanding
dilakukan oleh Azriani (2008) yang menunjukkan
dengan ibu yang berumur 20-35 tahun.
bahwa ibu yang melakukan pekerjaan di luar
Pekerjaan ibu bukan merupakan faktor
pekerjaan rumah tangga mempunyai risiko untuk
risiko kejadian persalinan prematur, karena
mengalami persalinan prematur sebesar 4,571 kali
hasil penelitian diperoleh nilai odds ratio
dibanding ibu yang tidak melakukan aktivitas di
(OR) sebesar 1,122 dengan 95% CI
luar pekerjaan rumah tangga. Namun sejalan
(0,437;2,897).
dengan studi yang dilakukan oleh Pompeii dkk., Saran
Berdasarkan hasil analisis penelitian,
bahwa pekerjaan yang mengandalkan fisik tidak
ada hal yang dapat diberikan saran sebagai
berhubungan dengan outcome kehamilan yang
bahan pertimbangan, yaitu meningkatkan
merugikan (Pompeii dkk., 2005 dalam Yuliva
gizi ibu hamil untuk mencegah terjadinya
dkk., 2009). Sama halnya dengan Simpsom yang
anemia, serta meningkatkan konsumsi
dalam temuannya pada 6 studi dari 10 studi yang
sumber Fe baik yang berasal dari suplemen
dilakukan menunjukkan bahwa tidak ada
maupun dari intake makanan sehari-hari.
pengaruh aktivitas fisik ibu hamil yang bekerja
Meskipun paritas bukan merupakan faktor
terhadap outcome kehamilan (Simpsom, 1993
risiko kejadian persalinan prematur pada
dalam Yuliva dkk., 2009).
KESIMPULAN DAN SARAN penelitian ini, tetapi disarankan kepada ibu
Kesimpulan dengan paritas lebih dari 3 untuk
Berdasarkan hasil analisis penelitian
membatasi kehamilannya sehingga
dan pembahasan yang telah diuraikan,
komplikasi yang dapat timbul pada saat
maka dapat disimpulkan bahwa anemia
persalinan dapat dicegah.
merupakan faktor risiko kejadian Sebaiknya seorang ibu hamil pada
persalinan prematur. Ibu hamil yang umur reproduksi sehat, yaitu umur 20-35
menderita anemia berpeluang 1,877 kali tahun guna menghindari adanya
lebih besar untuk mengalami persalinan komplikasi persalinan khususnya
prematur dibanding dengan ibu hamil yang persalinan prematur. Selain itu, disarankan
tidak menderita anemia. Paritas bukan kepada ibu hamil yang melakukan
merupakan faktor risiko kejadian aktivitas di luar pekerjaan rumah tangga
persalinan prematur, karena hasil untuk selalu memperhatikan kondisi
penelitian diperoleh nilai odds ratio (OR) kesehatannya dan perlu adanya kebijakan
sebesar 1,000 dengan 95% CI dari pihak instansi kerja untuk

Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |11
JURNAL HASIL PENELITIAN

memberikan perhatian kepada pekerja Manuaba, I. dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri-
wanita yang hamil dengan memberikan Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi
Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC.
dispensasi dalam hal pemanfaatan jam
istirahat yang sedikit lebih panjang Masyita, Gita. 2010. Faktor Risiko Kejadian
Persalinan Prematur di RSIA Siti fatimah
dibandingkan pekerja wanita yang tidak
Makassar Tahun 2009. Skripsi FKM
hamil. UMI.
DAFTAR PUSTAKA Sujiyatini dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan.
Aswawarman. 2004. Hubungan Anemia Ibu Jogjakarta: Nuha Medika.
Hamil dengan Persalinan Preterm di
Rumah Sakit Umum Pusat Mohammad Simamora, Intan T. 2010. Karakteristik Ibu yang
Hoesin Pelembang. Tesis FKM UI. Melahirkan Bayi Prematur di Rumah
(Online, www.digilib.ui.ac.id/file? Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
file=pdf/abstrak-78005.pdf, diakses 8 2004-2008. Skripsi FKM Universitas
Desember 2011).
Azriani, Wahidah. 2008. Beberapa Faktor Risiko Sumatera Utara. (Online,
Persalinan Prematur di Rumah Sakit Ibu http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234
dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 56789/14689/1/10E01082.pdf, diakses 24
2006. Skripsi FKM UMI. Oktober 2011).
Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia Simanjuntak, Nelly Agustini. 2009. Hubungan
2005. (Online, http://www.depkes.go.id, Anemia pada Ibu Hamil dengan
diakses 14 Desember 2011). Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan Indonesia
(BBLR) DI Badan Pengelola Rumah
2010. (Online, http://www.depkes.go.id,
diakses 14 Desember 2011). Sakit Umum (BPRSU) Rantauprapat
Dinkes Provinsi Sulawesi Selatan. 2010. Profil Kabupaten Labuhan Batu Tahun 2008.
Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan (Online,
2009. (Online, http://www.depkes.go.id, http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234
diakses 27 November 2011). 56789/14666/1/09E01606.pdf, diakses 17
Desember 2011).
Gunawan, Agung N. 2010. Pengaruh Kehamilan Sutjipto, Sugeng, dan Hamam Hadi. 2001.
di Usia Muda terhadap Kelahiran Pengaruh Anemia Selama Masa
Prematur. (Online, Kehamilan terhadap Kejadian Berat
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/124 Badan Lahir Rendah (BBLR) dan
10161165_1411-9498.pdf. diakses 23 Prematuritas. (Online, http://i-
November 2011). lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?
dataId=732, diakses 4 Desember 2011).
Kurniasih, Shinta. 2009. Persalinan Prematur. Yuliva dkk. 2009. Hubungan Status Pekerjaan Ibu
(Online,
dengan Berat Lahir Bayi di RSUP DR.
http://himapid.blogspot.com/2009/10/per
salinan-prematur.html, diakses 6 M. Djamil Padang. (Online,
November 2011). http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/2
520996108.pdf, diakses 8 Desember
2011).

Faktor Risiko Kejadian Persalinan Prematur di RSKD Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar Tahun 2011 |12

Anda mungkin juga menyukai