Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Biji Jintan Hitam atau biasa disebut Habbatussauda merupakan jamu
tradisional yang telah digunakan lebih dari ribuan tahun oleh orang-orang
yang tinggal di daerah Timur Tengah dan beberapa bagian Asia serta Afrika
untuk meningkatkan kesehatan dan melawan penyakit. Tumbuhan ini sering
dijuluki sebagai “Blessed Seed / biji yang diberkahi” (Gray, 2010).
Terdapat banyak nama dari tanaman hebal alami Nigella Sativa, yang
pertama adalah dalam bahasa inggris yaitu black cummin, black carraway,
fennel flower, love in a mist, nutmeg flower. Nigella Sativa dalam bahasa
Persia disebut Shonaiz sedangkan dalam bahasa Arab dikenal sebagai
Habbatussauda atau Habbatul barokah (biji yang diberkahi). Di India
tumbuhan ini digunakan sebagai obat dan bumbu. Menurut Vonderman, jintan
hitam didatangkan ke Indonesia dari Bombay (Junaedi dan Yulianti, 2006).
Habbatussauda pertama kali ditemukan di daerah Tutankhamen, Mesir
dan memiliki peranan penting dalam praktek pengobatan Mesir Kuno.
Tanaman ini banyak ditemukan tumbuh di sekitar kawasan Mediterania, Asia
Barat, India, Pakistan, Bangladesh, Afrika Timur dan Eropa Tengah serta
dikembangbiakkan di Siria. Menurut berbagai penelitian, jintan hitam
mengandung nutrisi baik itu vitamin, mineral maupun senyawa-senyawa
lainnya yang penting bagi kesehatan tubuh kita (Junaedi dan Yulianti, 2006).
Habbatussauda merupakan obat penyembuh yang dibutuhkan dan sangat
bernilai dalam mengobati berbagai macam penyakit dalam sistem pengobatan
kuno. Telah diterangkan di dalam Al Quran dan Al Hadits yang dapat
digunakan sebagai literature bahwa Allah SWT telah menyediakan berbagai
macam obat alami yang dapat digunakan sebagai bahan penyembuh berbagai
penyakit dan segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT pasti tidak ada yang
sia-sia terbukti dari berbagai penelitian yang menjelaskan betapa
bermanfaatnya tumbuhan jintan hitam tersebut, oleh sebab itu dalam makalah
ini kami akan membahas secara menyeluruh mengenai Habbatussauda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah khasiat Habbatussauda bagi kesehatan?

1
2. Apakah kandungan yang terdapat pada Habbatussauda sehingga dapat
dijadikan sebagai obat?
3. Bagaimana sejarah penggunaan Habbatussauda sebagai obat sejak dahulu
hingga sampai saat ini?
4. Bagaimana hubungan antara penggunaan Habbatussauda dalam ilmu
kesehatan dengan penjelasannya pada Al Quran dan Hadits?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui khasiat Habbatussauda bagi kesehatan.
2. Mengetahui kandungan yang terdapat pada Habbatussauda sehingga dapat
dijadikan sebagai obat.
3. Mengetahui sejarah penggunaan Habbatussauda sebagai obat sejak dahulu
hingga sampai saat ini.
4. Mengetahui hubungan antara penggunaan Habbatussauda dalam ilmu
kesehatan disertai penjelasannya pada Al Quran dan Al Hadits.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat Teoritis
Hasil dari makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi
masyarakat umum sebagai gambaran dan informasi tentang khasiat,
kandungan, sejarah penggunaan dan hubungan antara penggunaan
Habbatussauda dalam ilmu kesehatan disertai penjelasannya pada Al Quran
dan Al Hadits.

Manfaat Praktis

Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan solusi terhadap


pemecahan masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan yang dapat
disembuhkan dengan mengkonsumsi Habbatussauda.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jintan Hitam (Habbatussauda)


2.1.1 Pengertian Jintan Hitam

Jintan hitam (Nigella sativa) merupakan tanaman tertua yang digunakan


sebagai pengobatan dalam sejarah manusia. Pada zaman Nabi dikenal istilah

2
Thibbun Nabawi, yang berarti pengobatan yang dilakukan berdasarkan
hadits-hadits Nabi. Salah satu tanaman yang direkomendasikan adalah biji
Habbatussauda atau yang dikenal dengan biji jintan hitam (Nigella sativa)
(Gray, 2010). Tanaman jintan hitam tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Gambar 1. Tanaman Habbatussauda


Nigella sativa dengan bijinya yang hitam dikenal dengan bermacam-
macam nama. Nigella sativa dalam bahasa Inggris disebut black cummin,
black carraway, fennel flower, love in a mist, nutmeg flower. Nigella sativa
dalam bahasa Persia disebut Shonaiz, sedangkan dalam bahasa Arab dikenal
sebagai Habbatussauda atau Habbatul barokah (biji yang diberkahi) (Junaedi
dan Yulianti, 2006).
Tanaman ini tumbuh di sekitar kawasan Mediterania , Asia Barat , India,
Pakistan , Bangladesh , Afrika Timur dan Eropa Tengah. Di India tumbuhan
ini digunakan sebagai obat dan bumbu. Menurut Vonderman, jintan hitam
didatangkan ke Indonesia dari Bombay (Junaedi dan Yulianti, 2006).

2.1.2 Taksomi Habbatussauda

Berdasarkan penggolongan dan tata nama tumbuhan, klasifikasi jintan


hitam adalah sebagai berikut (Susilowati, 1998):

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

3
Class : Magnoliopsida

Ordo : Ranunculales

Family : Ranunculaceae

Genus : Nigella

Species : Nigella sativa

Gambar 2. Bunga Habbatussauda

2.1.3 Morfologi Habbatussauda

Tanaman jintan hitam merupakan tanaman dengan tinggi sekitar 20-30 cm,
berbatang halus, daunnya berbau segar, bunganya berwarna biru lembut dengan 5-
10 kelopak. Tanaman ini tumbuh liar sampai ketinggian 1100 m diatas permukaan
laut. Biasanya ditanam di daerah pegunungan atau sengaja ditanam di halaman
atau ladang sebagai tanaman rempah-rempah. Buahnya berbentuk kapsul
menggembung, terdiri dari 3-7 folikel yang masing-masing berisi beberapa biji.
Bentuk bijinya kerucut kecil dan berserabut, panjangnya berukuran tidak lebih
dari 3 mm. Jintan hitam memiliki aroma, bentuk yang sama seperti wijen, namun
berwarna hitam (Sopia, 2009).
Kandungan jintan hitam bermacam-macam dan terdiri atas asam amino,
protein, karbohidrat, volatile oil (minyak atsiri), alkaloid, saponin dan banyak
kandungan lain. Buah jintan hitam murni mengandung 35-75 minyak atsiri

4
(mengandung 605 karvin, 405 limoene), minyak lemak sekitar 10%, serta zat
putih telur sekitar 20%. Kandungan aktifnya yang paling penting adalah
thymoquinone (TQ), dityhmouinone (DTQ), thymohydroquimone (THQ), thymol
(THY) dan tannin (Sari, 2009). Penelitian yang dialukan oleh Nickavar et al.
(2003) membuktikan komposisi asam lemak dalam jintan hitam sebesar 99,5%.

2.1.4 Sejarah Habbatussauda

Selama lebih dari 2.000 tahun jintan hitam secara tradisional telah
digunakan oleh berbagai budaya di seluruh dunia sebagai obat alami untuk
berbagai penyakit dan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Biji jintan hitam
telah digunakan selama ribuan tahun oleh orang-orang yang tinggal di Timur
Tengah dan beberapa bagian Asia serta Afrika untuk meningkatkan kesehatan dan
melawan penyakit (Gray, 2010).
Orang-orang Mesir Kuno menggunakan jintan hitam dan menyebutnya
sebagai obat mujarab. Raja Tutankamun (Firaun) bahkan memiliki sebotol minyak
ini di dalam kuburnya yang berarti minyak biji jintan hitam ini termasuk benda
berharga bagi Sang Raja (Gray, 2010). Tabib Firaun mengemukakan bahwa rasa
biji Habatus Sauda ini sedikit pahit dan pedas tetapi miyaknya terasa berlemak
dan sesuai dijadikan sebagai taburan pada salad atau hidangan lauk. Raja Firaun
menggunakan Habatus Sauda untuk menghilangkan sakit perut, sakit kepala, sakit
gigi dan demam (Sharif, 2013).
Bangsa Romawi juga sangat akrab dengan benih ini dan menyebutnya sebagai
Ketumbar Yunani dan banyak digunakan sebagai suplemen makanan. Pada abad
pertama, Dioscoredes, seorang dokter Yunani telah merekam data tentang
penggunaan jintan hitam untuk mengobati sakit kepala, hidung, gigi, dan cacingan
(Gray, 2010). Biji jintan hitam tersebut dapat dilihat di bawah ini

5
Gambar 3. Biji Habbatussauda
Jintan hitam ini juga disebutkan dalam Alkitab dalam Isiah 28:25-27 sebagai
“fitches”, ini memberikan bukti lebih lanjut mengenai pentingnya tumbuhan ini
ketika bahan kimia yang merusak tubuh tidak tersedia. Ibnu Sina yang dikenal di
Barat sebagai Avicenna , menulis risalah medis besar “The Canon of Medicine”
dan disebut sebagai jintan hitam yang merangsang energi tubuh dan membantu
pemulihan dari kelelahan (Gray, 2010).
Kitab Ayuverda (kitab untuk pengobatan umat Hindu, agama tertua di dunia)
yang umurnya dierkirakan 3.100 SM atau 5110 tahun silam juga mencatat Nigella
Sativa sebagai Kalunji. Di India Kalunji digunakan saebagai rempah dan
dipercaya sebagai antibiotik hingga anti jamur (Sharif, 2013).

2.1.5 Manfaat Habbatussauda bagi Kesehatan

Penggunaan obat herbal sebagai pengobatan komplementer semakin populer


dalam dunia kesehatan. Banyak obat yang secara langsung berasal dari tumbuh-
tumbuhan, sedangkan yang lain merupakan modifikasi kimiawi dari bahan alami.
Artikel-artikel penelitian mengenai Habbatussauda, atau yang bernama latin
Nigella sativa, sejauh ini telah menunjukkan potensi herbal tersebut dalam bidang
farmakologi. Minyak dan ekstraknya, terutama kandungan TQ (Thymoquinon)
dan alpha-hederin, menyimpan khasiat yang luar biasa dalam melawan
bermacam-macam penyakit secara aman (Kishore, 2013).
Biji jintan hitam bermanfaat terutama untuk mempertahankan sistem
kekebalan yang kuat dan sehat. Jintan hitam sangat berguna bagi penderita asma
dan yang memiliki masalah pernafasan. Jintan hitam juga bermanfaat bagi tubuh
yang sedang lemah atau sistem kekebalan tubuh terforsir, ginjal atau hati yang

6
bermasalah, pencernaan dan masalah perut, radang sendi, keluhan peredaran
darah, alergi dan demam jerami hingga jerawat. Black seed merupakan jamu yang
aman dan sangat baik digunakan oleh “siapa saja”. Black seed tidak memiliki efek
samping dan memiliki sejarah panjang beberapa ribu tahun dalam penggunaannya
(Gray, 2010).
Berdasarkan studi minyak jintan hitam terhadap manusia oleh ilmuwan
Amerika dinyatakan bahwa “biji jintan hitam benar-benar merupakan ramuan
yang luar biasa yang telah digunakan selama lebih dari 3.000 tahun. Ia berisi dari
100 komponen yang berharga. Jintan Hitam adalah sumber penting asam lemak
esensial, protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral lainnya. Benih-benih jintan
hitam juga kaya akan sterol terutama beta-sitosterol, yang diketahui memiliki
aktivitas anti-kanker (Gray, 2010).
Komponen dalam jintan hitam merupakan sumber yang kaya asam lemak
tak jenuh dan mengandung minyak sekitar 35%, 21% protein, dan 38%
karbohidrat . Jintan hitam juga mengandung lebih dari 50% minyak yaitu asam
lemak esensial. Asam linoleat dan asam gamma linoleat yang terkandung didalam
jintan hitam membantu membentuk prostglandin E1, yang membantu tubuh dalam
menghambat infeksi, menyeimbangkan sistem kekebalan tubuh dan mengatur
reaksi alergi. Asam linoleat gamma juga membantu menstabilkan membran sel
(Gray, 2010).
Dr. Peter Schleicher, ahli immunologi asal Munich, Jerman, telah
membuktikan manfaat biji jintan hitam sebagai anti histamin, anti oxidant,
antibiotic, dan antimiotik, dan efek broncho-dilator. Khasiat yang dimiliki biji
jintan hitam tersebut dikarenakan adanya kandungan minyak atsiri sekitar 0,5-
1,5% termasuk Nigellone dan Thymochinon. Selain itu, Dr. Michael Tierra L.AC.
O.M.D., dalam surat kabar farmasi, Wissenschaftlicher Text, telah menyatakan
bahwa biji jintan hitam melalui percobaan terbukti merupakan ramuan universal
asli (Gray, 2010).
Berikut ini beberapa penjelasan lebih lanjut mengenai manfaat
Habbatussauda:

7
1) MENINGKATKAN SISTEM IMUN

US Patents Section, Antiviral Agents telah mengkonfirmasi akan


adanya manfaat yang mengesankan dari biji jintan hitam yakni
meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Biji jintan hitam merangsang
sumsum tulang dan sel-sel kekebalan serta meningkatkan produksi
interferon. Selain itu biji jintan hitm melindungi sel-sel normal,
menghancurkan sel virus, menghancurkan sel tumor dan meningkatkan
jumlah anti bodi yang memproduksi sel B (Gray, 2010).
Pada tahun 1986 dr. Ahmad Al Qadhy dan rekan-rekannya melakukan
penelelitian di Amerika Serikat tentang pengaruh jintan hitam terhadap
sistem kekebalan tubuh manusia. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan
bahwa presentase kelebihan the helper T-Cell atas Suppresor Cell mencapai
55% dan ada kelebihan atas Killer Cell orcytoxic sebanyak 30% (Sufrida
dan Edi, 2014).
Dalam sistem kekebalan tubuh manusia, Jintan Hitam menjadi satu-
satunya tanaman yang memiliki senjata khusus untuk menghancurkan
segala jenis penyakit. Hal ini disebabkan setelah sel fagositosis menelan
kuman-kuman yang menyerang, ia membawa bakteri antigen ke
permukaannya kemudian menempel dengan sel limpe untuk mengetahui
susunan mikrobanya secara detail. Kemudian jintan hitam memerintahkan
setiap sel T-lymphocytes memproduksi antibodi atau sel T-spesific
khususnya antigen (Sufrida dan Edi, 2014).
Dinding sel B-lymphocytes memiliki sekitar 100 ribu molekul dari
antibodi yang saling bereaksi secara khusus dengan kemampuan tinggi dan
jenis khusus yang ditimbulkan oleh antigenik dalam mikroba. Antibodi
menyatu dengan sel T-lymphocytes dan bersama-sama dengan antigenik
melawan dan menghancurkan mikroba sehingga mikroba tidak dapat
bekerja dan hancur (Sufrida dan Edi, 2014).
Kekebalan yang ada pada tubuh merupakan kekebalan khusus untuk
menghadapi setiap benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Hal ini sangat
mungkin karena jintan hitam memiliki kekebalan spesifik yang diperoleh
secara otomatis, yang memiliki kemampuan membentuk antibodi, senjata

8
sel, dan pengurai khusus untuk setiap benda asing yang masuk dan
menyebabkan penyakit (Sufrida dan Edi, 2014).

2) PENGOBATAN ASMA

Dalam suatu percobaan diketahui bahwa pemberian ekstrak jintan


mampu memperbaiki penyempitan jalan nafas dengan mencegah penebalan
epital bronkus dan meningkatkan lingkar lumen bronchial pada mencit
model asma (Sriwahyuni et. al. 2010).
Remodeling jalan nafas pada asma merupakan perubahan yang
bersifat ireversibel dan di tunjukkan dengan penebalan epitel. Asma
merupakan kondisi hipersensitif jalan nafas yang disebabkan inflamasi dan
ditunjukkan dengan penyempitan bronkus. Jintan hitam sudah digunakan
untuk pengobatan asma sejak lama. Studi dilakukan untuk menguji efek
jintan hitam dalam mencegah penebalan bronkus dan membuktikan efek
bronkodilator dengan peningkatan lingkar lumen bronkus pada model
mencit asma betina dengan eksperimental in vivo (Sriwahyuni et. al. 2010).

3) AKTIVITAS RENOPROTECTIVE ATAU NEPHROPROTECTIVE.

Pemberian minyak Habbatussauda menyebabkan penurunan BUN


(Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin yang meningkat kadarnya jika terjadi
kerusakan ginjal. Selain itu, Habbatussauda juga dapat meningkatkan
aktivitas enzimatik serum Superoxide Dismutase (SOD) dan Gluthation
Peroxidase (GTH=Px) secara signifikan yang bermanfaat untuk kesehatan
dan optimalisasi kerja ginjal. Minyak Habbatussauda juga menghasilkan
lebih sedikit Total Oxidant Status (TOS) dan meningkatkan Total
Antioxidant Capacity (TAC) yang bermanfaat bagi ginjal (Nugroho, 2012).
Pernyataan ini diperkuat dengan adanya penelitian-penelitian
mengenai efek Habbatussaudaterhadap kesehatan ginjal, salah satunya
adalah studi yang berjudul “The Protective Effect of Thymoquinone, an
Antioxidant and Anti-inflamatory Agent, Againts Renal Injury: A Review".
Penelitian ini disusun oleh ahli nefrologi asal Kanada, AS, dan Mesir dan
dimuat pada Journal of Kidney Disease and Tranplantation pada tahun

9
2009. Jadi, anggapan bahwa Habbatussauda memiliki efek merusak ginjal
adalah tidak benar (Nugroho, 2012).

4) AKTIVITAS HEPATOPROTECTIVE (MELINDUNGI LIVER)

Kandungan Thymoquinone dengan dosis 5 mg/kgBB sampai 20


mg/kgBB bahkan dapat memperbaiki kondisi liver yang rusak akibat
pengaruh alkohol (Nugroho, 2012).
Dilaporkan bahwa N. sativa (0,2 mL / kg) di intraperitoneal
mengurangi efek buruk dari cedera iskemia reperfusi pada hati. Parameter
biokimia seperti serum aspartat aminotransferase, alanine aminotransferase
lactate dehydrogenase levels dan total antioxidant capacity (TAC), CAT,
total oxidative status (TOS), oxidative stress index (OSI), dan MPO
ditentukan dalam jaringan hati pada tikus dengan iskemia hati. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengobatan N. sativa melindungi hati tikus
terhadap hepatic ischemia reperfusion injury. Pemberian N. sativa
melindungi jaringan hati dari efek buruk logam beracun seperti timbal dan
melemahkan peroksidasi lipid hati berikut paparan bahan kimia seperti
karbon tetraklorida (Kishore, 2013).

5) HABBATUSSAUDA SEBAGAI ANTIBIOTIK

Habbatussauda sebagai antibiotik telah ada penelitiannya. Penelitian


menunjukan bahwa preparat bahan Habbatussauda yang ditanamkan di
media tumbuh dapat menginhibisi pertumbuhan bakteri di sekitarnya seperti
Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans, Micrococcus roseus, dll
(Nugroho, 2012).

6) MENJAGA KESEHATAN KULIT

Habbatussauda bermanfaat untuk kesehatan kulit diantaranya dalam


pengobatan luka bakar, acne vulgaris, scabies dan penyakit jamur pada
kulit. Habbatussauda dapat juga digunakan sebagai sunscreen

10
cream. Bentuk sediaan yang digunakan biasanya dalam bentuk topikal
(Nugroho, 2012).

Dapat disimpulkan bahwa rerata lama penyembuhan kelompok


yang diberikan perlakuan menggunakan Nigella sativa pasca pencabutan
gigi lebih cepat sembuh dibandingkan kelompok yang tidak diberikan
Nigella sativa pasca pencabutan gigi. Terdapat perbedaan lama
penyembuhan yang bermakna antara kelompok yang mendapat perlakuan
dengan kelompok kontrol. Antara kedua kelompok memiliki perbedaan
lama hari penyembuhan luka pasca pencabutan gigi yakni 4 hari. Dengan
kata lain bahwa Nigella sativa memiliki efektivitas dalam proses
penyembuhan luka pasca pencabutan gigi. Kandungan yang dimiliki jintan
hitam memiliki peranan penting dalam proses penyembuhan seperti
thymoquinon, saponin, zink, asam lemak (omega-3 dan omega-6) ternyata
mampu untuk mempercepat proses penyembuhan pasca pencabutan gigi
dengan perbedaan lama hari penyembuhan yakni 4 hari dengan yang tidak
diberikan jintan hitam (Yusuf, 2014).
Penelitian-penelitian yang juga telah banyak dilakukan oleh para
peneliti terkait manfaat jintan hitam menunjukkan bahwa jintan hitam
memiliki kemampuan untuk mencegah dan mengobati berbagai macam
penyakit dan memiliki kemampuan meningkatkan fungsi zat-zat antibodi
dan antioksidan dalam 59 tubuh. Selaras dengan sabda Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi wasallam ribuan tahun yang lalu bahwa jintan hitam
merupakan obat segala jenis penyakit (Yusuf, 2014).

7) MENJAGA KESEHATAN JANTUNG

Habbatussauda memiliki potensi untuk menjaga kesehatan jantung


dan pembuluh darah di antaranya sebagai berikut (Nugroho, 2012):

 Habbatussauda memiliki potensi untuk menurukan tekanan darah


tinggi/ hipertensi. Penelitian pada manusia yang pernah diteliti
oleh University of Colombo mendapatkan bahwa konsumsi
minyak Habbatussauda dengan dosis 2,5 mL per hari efektif

11
menurunkan tekanan darah tinggi yang masih ringan. Namun, jika
tekanan darah telah mencapai 160/110 mmHg atau lebih, maka
penggunaan Habbatussauda ini hendaknya diiringi dengan
penggunaan obat kimia yang diresepkan dokter, tetapi mohon
diingat bahwa dalam mengonsumsi harus dijarakkan sekitar 2
jam.
 Habbatussauda juga memiliki potensi untuk menstabilkan denyut
jantung (heart rate).

8) ANTI TUMOR DAN ANTI KANKER

Habbatussauda memiliki aktivitas anti tumor yang telah diuji


secara in vitro dan in vivo, baik yang diujikan pada hewan percobaan
maupun pada manusia. Pada penelitian yang di lakukan di Turki didapatkan
bahwa ekstrak etanol dari Habbatussauda memiliki efek untuk mereduksi
proliferasi sel, mengurangi proses pembelahan sel, dan sintesis DNA dari
penyakit Ehrlich Ascites Tumor pada tikus. Kandungan thymoquinone-nya
juga bersifat antineoplastik atau antikanker, yaitu kanker tulang, kanker
payudara, dan kanker ovarium. Cara Habbatussauda mengendalikan sel
kanker (Nugroho, 2012):
 Sebagai aksidan
 Bersifat sitotoksik terhadap sel kanker, tetapi mengganggu sel
yang sehat atau normal
 Menghambat proliferasi/ pembelahan sel kanker
 Menghambat terjadinya neovaskularisasi (pembentukan
pembuluh darah baru) untuk perkembangan sel kanker
Beberapa penelitian in vitro dan in vivo telah dilakukan pada ekstrak
dan minyak jintan hitam. Mbarek, et al. (2007) meneliti efek sitotoksik
jintan hitam pada mastocytoma cell line (P815), sel vero (sel karsinoma dari
monyet) dan sel karsinoma dari hati domba (ICOI). Penelitian ini
menunjukkan bahwa minyak (IC50 = 0.6% v/v) dan ekstrak etil asetat (IC50 =
0.75%) jintan hitam mempunyai aktivitas sitotoksik pada sel P815 lebih
besar dibanding dengan ekstrak butanolnya(IC50= 2%) (Nugroho, 2012).
Shoieb et. al. (2002) melaporkan bahwa minyak jintan hitam memiliki
aktivitas sitotoksik pada sel kanker tulang/sel COS31 (IC50 =7.7 μM),

12
kanker ovarium/BG-1( IC50 = 39.65 μM), dan sel MDCK(IC50 =101 μM).
Pada penelitian dengan hewan uji tikus yang dilakukan oleh Abdallah et al.
(2008) menunjukkan bahwa jintan hitam memiliki efek protektif selama
dilakukannya radioterapi (Nugroho, 2012).
9) EFEK ANTI ALZHEIMER

Penyakit Alzheimer (AD) adalah gangguan neurodegeneratif dan


ditandai oleh atrofi otak progresif, penimbunan bercak penuaan (cortical
senile plaques) yang secara patologis dibentuk oleh agregasi dari 4,2-kD
amiloid beta peptida (Ab), dalam sistem saraf pusat (Khazdair, 2015).
Telah dipelajari efek protektif TQ terhadap konsentrasi yang berbeda-
beda dari Ab1-42 menginduksi kematian sel dalam pengkulturan neuron
hippocampal (in vitro). Ab-induced meningkatkan kematian sel dengan
dosis dependent manner pada kultur sel hippocampal. Penggunaan secara
TQ terus-menerus dengan Ab1-42 menunjukkan peningkatan yang
signifikan dalam kelangsungan hidup sel. Ab1-42 menginduksi generasi
spesies oksigen reaktif dan potensi depolarisasi pada membran mitokondria
yang dihambat oleh TQ. TQ menghambat agregasi Ab1-42 dan memulihkan
penghambatan synaptic vesicle recycling dan juga membalik hilangnya
spontaneous firing activity (Khazdair, 2015).
Demikian pula telah dievaluasi efek TQ (5 mg / kg / hari p.o.)
terhadap forebrainischemia transien yang menginduksi kerusakan saraf di
hippocampus tikus. Iskemia menginduksi cedera oksidatif pada tikus yang
ditunjukkan oleh peningkatan luar biasa dalam malondialdehid dan menurun
secara signifikan dalam kegiatan katalase dan dismutase superoksida (SOD)
dan kandungan glutathione (GSH) dalam jaringan hippocampal
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Pretreatment dari TQ secara
signifikan menurunkan jumlah kematian sel-sel hippocampal (24% dalam
TQ-treated group dibandingkan dengan 77% pada kelompok iskemia).
Selain itu, pretreatment dengan TQ meningkatkan kandungan GSH,
katalase, dan kegiatan SOD dan juga menurunkan tingkat malondialdehid
(MDA) yang tinggi. TQ dan thymohydroquinone (THQ) menghambat

13
peroksidasi lipid yang disebabkan oleh besi-askorbat dalam homogenat
hippocampal (Khazdair, 2015).

10) ANTI DIABETES

Pemberian ekstrak pemberian ekstrak n-heksana jintan hitam atau


jintan hitam mentah dapat menormalkan konsentrasi serum glukosa dan
kolesterol yang tinggi pada tikus diabetes (Khanam dan Dewan, 2008).
Jintan hitam memiliki memiliki efek menguntungkan pada glukosa
darah puasa, kolesterol total dan kolesterol LDL. Jintan hitam merupakan
obat yang mungkin terbukti bermanfaat dalam pencegahan dan pengobatan
sindrom resistensi insulin (Ahmad et al., 2008).
11) ANTIFUNGI

Beberapa studi telah dilakukan di Universitas King Faisal (KFU)


Dammam Arab Saudi untuk meneliti efek antijamur pada N. sativa. Ekstrak
eter biji N. sativa dan turunannya, thymoquinone, ditemukan untuk
menghambat beberapa jamur oportunistik: Aspergillus niger, Fusarium
solani, dan brevicaulis Scopulariopsis dan banyak spesies dari tiga genera
dermatofit utama yakni Trichophyton, Epidemophyton, dan Microsporum
(Randhawa, 2008).

12) ANTI MIKROBA

Minyak jintan hitam memiliki aktivitas antimikroba, senyawa yang


diidentifikasi mengandung efek antimikroba adalah thymohydroquinon
yang terbukti aktif melawan bakteri Gram positif dan ragi. Diteliti tentang
aktivitas antibakteri minyak jintan hitam terhadap beberapa isolate klinik
bakteri yang resisten terhadap sejumlah antibiotic, dalam beberapa
konsentrasi menggunakan teknik difusi agar. Hasilnya minyak yang
tergantung dosis menunjukkan aktivitas antibakteri lebih tinggi terhadap
bakteri Gram positif daripada bakteri Gram negative (Salman et al., 2008).
Uji klinis juga dilakukan untuk mengetahui aktivitas N. Sativa dalam
pemberantasan Helicobacter pylori pada pasien dispepsia non-ulkus, dan

14
ditemukan memiliki anti-H. pylori aktivitas sebanding dengan terapi tiga
standar (Randhawa, 2008).

13) MENANGKAL EFEK BURUK NIKOTIN

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pemberian nikotin akan


mengganggu struktur morfologi kelenjar aksesori pada sistem reproduksi
pria yang kemudian mengarah pada penurunan fertilitas pria. Namun telah
dikonfirmasi bahwa dengan konsumsi jintan hitam mampu menangkal dan
memperbaiki efek buruk nikotin terhadap kelenjar aksesori pria. Namun
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam rangka untuk mengurangi
jumlah pasangan dengan masalah infertilitas terutama pada pria (Lina et al.,
2014).
Selain itu nikotin juga mampu mengurangi kualitas sperma pada pria
dan mempengaruhi susunan dari sel-sel spermatogenik. Dalam hal ini,
minyak Habbatussauda mampu untuk meningkatkan kualitas sperma dan
memberi fitur yang lebih baik pada jaringan testis. Ini disebabkan karena
adanya efek protektif dari thymoquinone pada parameter testis (Ping, 2014).
Masih banyak lagi manfaat dari konsumsi Habbatussauda dengan
labelnya sebagai panasea. Namun perlu diperhatikan juga bahwa terdapat
kondisi yang perlu diwaspadai untuk konsumsi habbatussauda,
yaitu kehamilan terutama pada kehamilan trisemester 1 dan trimester 2. Dari
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan di Pakistan dan India,
didapatkan bahwa konsumsi habbatussauda dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan abortus (keguguran) dan Habbatussauda ini telah lama
digunakan untuk menggugurkan kandungan (Nugroho, 2012).

14. ANTI RADANG

Pada awal tahun 1960, Professor EL-Dakhakny melaporkan bahwa


minyak jintan hitam memiliki kemampuan meredakan radang dan sangat
berguna untuk mengobati radang sendi. Pada tahun 1995, sekelompok

15
ilmuwan di Pharmacology Research Laboratories, Department of Pharmacy,
Kings College, London, memutuskan untuk melakukan sebuah tes efektivitas
minyak Nigella sativa dan derivatnya (thymoquinine) sebagai obat radang
(Insan, 2009).
Hasil studi mereka menemukan bahwa minyak menghambat
pertumbuhan eicosanoid dan menunjukkan aktivitas antioksidan. Studi
mereka menyarankan bahwa unsur dalam minyak turut dapat meningkatkan
reaksi meredakan radang dalam sel. Para ilmuwan berspekulasi bahwa asam
lemak tak jenuh C202 yang terkandung dalam jintan hitamlah yang
meningkatkan efektivitas minyak tersebut. Pada tahun 1997, banyak studi
dilakukan di microbiological unit of the research centre. College of
pharmacy, king saud university, riyad dan Saudi Arabia, menemukan bahwa
apabila digunakan dalam bentuk salap, Habatussauda efektif tidak
menimbulkan alergi (Sufrida dan Edi, 2014).

2.1.6 Keamanan Konsumsi Habbatussauda

Dalam dunia farmakologi sering kita dengar petuah “obat itu adalah
racun” sehingga seorang pemberi obat harus mengetahui seluk beluk mengenai
obat terutama farmakokinetik dan farmakodinamik. Obat yang akan diberikan
kepada pasien dan tentunya didasari dengan ketepatan diagnosis. Lalu, bagaimana
keamanan dalam mengonsumsi Habbatussauda?
Berdasarkan review yang berjudul A Review of Medicinal Uses and
Pharmacological Activities of Nigella Sativa dan ditulis oleh Anwarul Hasa
Gilani, Qaiser Jabeen, et al. yang diterbitkan dalam Pakistan Journal Biological
Sciences pada tahun 2004, tidak ditemukan gejala keracunan akut dalam
penggunaan Habbatussauda secara oral hingga dosis tinggi sebesar 25 g/ kgBB.
(Randhawa, 2008).
Selain itu, dalam riset yang berjudul “Toxocity Study of Baraka Black Seed
Oil (Oil of Nigella sativa)” yang dilakukan pada periode Juni 1995 sampai
Februari 1996 di University of Colombo didapatkan bahwa:
 Pada hewan percobaan tikus yang diberikan
minyak Habbatussauda dengan dosis 10 ml/kgBB melalui

16
lambung tidak menunjukkan gejala toksis sama sekali padahal ini
adalah dosis yang cukup besar.
 Pada hewan percobaan kelinci diberikan biji Habbatussauda dengan
dosis 28 g/kg melalui lambung juga tidak memberikan efek toksik.
(Randhawa, 2008).

Jadi, dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keamanan


konsumsi Habbatussauda ini cukup tinggi. Perlu diketahui juga bahwa,
Habbatussauda mempunyai kandungan nigellicine, nigellidine, nigellimine-N-
oxide, thymoquinone, dithymoquinone, thymohydroquinone, nigellone, thymol,
arvacrol, oxy-coumarin, 6-methoxycoumarin and 7-hydroxy-coumarin, alpha-
hedrin, steryl-glucoside, tannins, asam lemak esensial, asam amino esensial, asam
askorbat, zat besi, dan kalsium (Randhawa, 2008).

2.1.7 Pengolahan

Proses pengolahan produk (product processing and quality control)


biji-biji jintan dilakukan 2 jenis proses menjadi minyak jintan hitam dan
minyak madu. Proses pengolahan produk terdiri dari 8 tahap proses
pengolahan bahan (manufacturing process) dan 6 tahap proses
pengontrolan mutu (quality control process). Delapan tahap proses
pengolahan bahan (manufacturing process) dari proses produksi tersebut
meliputi (Annonymous, 2010):
 Penurunan tingkat kelembaban biji-biji jintan secara optimal melalui
suatu proses pengeringan.
 Penekanan biji-biji jintan secara mekanik (melalui suatu mekanisme
pengeluaran paksa) untuk melepaskan butiran-butiran tanah yang
masih melekat.
 Biji-biji jintan diproses untuk dijadikan minyak dengan menggunakan
sistem cold pressing sehingga kandungan-kandungan zat bermanfaat
yang terdapat dalam jintan tidak rusak.
 Minyak-minyak yang dihasilkan dari biji-biji jintan dikumpulkan pada
tangki-tangki (setelah melalui proses filtrasi/penyaringan awal).

17
 Penyaluran minyak-minyak tersebut ke dalam drum-drum besi dan
dibiarkan sementara berada di tempat ini.
 Penyaluran minyak-minyak yang ada di drum-drum besi tersebut ke
beberapa drum lainnya yang sudah tersedia, lalu minyak-minyak
tersebut difiltrasi secara mekanik (melalui sutu tekanan filtrasi).
 Pengumpulan minyak-minyak yang sudah tersaring tersebut pada
drum-drum besi yang telah tersedia, lalu disimpan dalam kondisi
udara yang rapat.
 Pemasukan minyak-minyak tersebut ke dalam botol dan dievaluasi
hasil dan mutunya, kemudian dikirim untuk dilakukan pengemasan
dan pelabelan.
6 tahap proses pengontrolan mutu (quality control process) dari
proses produksi tersebut meliputi (Annonymous, 2010):
 Penyesuaian mesin secara periodik selama masa manufacturing
process untuk menghasilkan produk minyak yang optimal dengan
mutu yang terbaik.
 Pemonitoran warna dan aroma minyak-minyak (yang telah dihasilkan)
secara periodik (melalui pengamatan yang ketat selama berjalannya
proses).
 Pengumpulan sampel-sampel periodik selama manufacturing process
dan pengujian parameter-parameter fisiknya.
 Minyak-minyak yang telah melalui proses filtrasi (penyaringan) diuji
pada semua parameter (hasil dari parameter-parameter tersebut akan
dijadikan sebagai dasar penerimaan dan penilaian dari mutu hasil
produknya).
 Drum-drum besi yang telah tersedia ditandai dengan: Batch No. dan
Production Date
 Kapsul-kapsul yang telah terisi diperiksa ulang untuk mengevaluasi
adanya kerusakan-kerusakan dan kelainan-kelainan, bentuk dan
ukuran kapsulnya.

18
Gambar 4. Hasil produk minyak Habbatussauda
Proses pembuatan jintan menjadi madu jintan hitam. Secara teknis
pembuatan madu jintan hitam dapat dikerjakan dengan menggabungkan
dengan hasil olahan jintan hitam dengan madu. Caranya adalah sebagai
berikut (Annonymous, 2010):
 Proses biji jintan hitam terlebih dahulu menjadi minyak jintan hitam
dengan cara freezy pressure
 lakukan pemurnian melalui proses penyaringan.
 Siapkan madu yang akan diolah periksa kualitas fisik, kimia dan
organeloptikmadu.
 Campurkan munyak jintan hitam dan madu dengan tercampur rata
(homogeny).
 Proses pencampuran harus dilajukan adalah higienis dan hindari

kontaminasi produk, baik dari bahan kimia maupun mikro biologi.


 Kemas produk dalam kemasan yang telah di sterilkan.
Gambar 5. Proses pembuatan jintan menjadi madu jintan hitam

19
Gambar 6. Hasil produk minyak madu Habbatussauda
2.1.8 Sarana dan Teknik Budidaya

2.1.8.1 Sarana Budidaya

Jintan hitam memerlukan sarana produksi yang vital sebagai berikut (Yulianti
dan Junaedi, 2006):

1. Lahan dan iklim yang memadai

2. Bibit dan benih yang siap tanam

3. Pupuk organik

4. Pelindung tanaman dari organisme pengganggu

2.1.8.2 Sistem dan Teknik Budi Daya

Sistem yang dibutuhkan untuk menghasilkan jintan hitam yang berkualitas


adalah sistem budi secara organik. Sistem budi secara organik adalah
menggunakan pupuk organik sebagai bahan asupan yang dibutuhkan tanaman dan
juga menggunakan pestisida organik untuk pengendalian hama dan penyakit
(Yulianti dan Junaedi, 2006).
Jintan hitam termasuk tanaman yang mudah untuk dibudidayakan tetapi di
Indonesia tumbuhan ini masih jarang dibudidayakan secara intensif. Hal ini

20
disebabkan oleh kebutuhan terhadap jintan hitam masih sedikit. Namun, untuk
membudidayakan secara intensif tetap dianjurkan untuk menggunakan sistem budi
organik (Yulianti dan Junaedi, 2006).

2.1.8.3 Syarat Tumbuh Tanaman

a. Iklim

Jintan hitam tumbuh di ketinggian kurang dari 700 meter diatas


permukaan laut (dpl). Biasanya di negara-negara yang memiliki 4 musim, jintan
hitam akan tumbuh optimal pada saat musim semi. Tanaman ini membutuhkan
suhu udara 9-45C, kelembaban sedang (70-90%), dan penyinaran matahari penuh
(Yulianti dan Junaedi, 2006).

b. Kondisi Tanah

Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di tanah inseptisol atau tanah
lempung berpasir. Keasaman atau pH ideal yang dibutuhkan adalah 4,5-6. Hal
yang harus diperhatikan adalah drainase dan tata udara karena kebutuhannya akan
air dan udara sangat tinggi. Jika kekurangan air maka maka daun jintan hitam
akan menguning. Begitupun sebaliknya, jika kelebihan air maka daun akan
membusuk (Yulianti dan Junaedi, 2006).

2.8.1.4 Cara budi daya Jintan hitam

a. Pengolahan tanah

Tanah sebaiknya diolah dengan sempurna sebelum di tanami tanaman


jintan hitam. Tanah bagian atas (top soil) dicangkul hingga 20-30 cm dan
dibalikkan sehingga bagian bawah (sub soil) berada di permukaan. Setelah itu,
diamkan tanah selama 1 minggu agar terjadi proses aerasi dengan baik (Yulianti
dan Junaedi, 2006).

21
Setelah didiamkan 1 minggu, tanah diberi pupuk organik sebanyak 6-8
ton/ha. Pupuk organik yang digunakan sebaiknya berasal dari kotoran ayam atau
kotoran kambing. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kotoran ayam
maupun kambing memiliki unsur nitrogen (N) yang tinggi dibandingkan dengan
kotoran hewan lain (Yulianti dan Junaedi, 2006).
Tahap selanjutnya membuat bendengan atau guludan yang disesuaikan
dengan kontur tanah untuk menghindari adanya genangan air. Lebar bendengan
dianjurkan 1-1,5 meter, tinggi 25-30cm, dan panjang disesuaikan dengan kontur
tanah. Jarak antar bendengan yang ideal adalah 25-30cm (Yulianti dan Junaedi,
2006).

b. Pembibitan

Pembudidayaan jintan hitam dilakukan secara generatif melalui biji. Biji


yang dipilih sebaiknya dari biji yang sehat. Biji dikeringkan selama beberapa hari,
lalu direndam selama 2 jam untuk mempercepat proses dormansi. Setelah
direndam, biji ditaburkan ke atas bendengan. Sebaiknya jangan ditaburkan terlalu
rapat (Yulianti dan Junaedi, 2006).
Umumnya, setelah 10-14 hari biji-biji jintan hitam sudah bisa dipindahkan
ke polibag. Polibag sudah harus diisi dengan media tanam berupa campuran tanah
dan kandang dengan perbandingan 4:1 atau 4:2. Penggunaan polibag dapat
memberi keuntungan berupa berkurangnya resiko akar rusak saat tanaman hendak
dipindahkan ke lahan penanaman. Bibit dikatakan siap ditanam jika telah berumur
3-4 minggu dengan tinggi 8-10cm dan akar relatid banyak (Yulianti dan Junaedi,
2006).
c. Penanaman
Polibag yang sudah siap dipindah-pindahkan sebaiknya segera
dipindahkan ke lahan penanaman. Pemindahan harus dilakukan secara hati-hati
agar tidak ada akar yang terluka atau patah karena proses penyembuhannya cukup
lama. Pindahkan tanaman dari polibag ke lahan dengan jarak tanam 20x20 cm.
Tanaman yang sudah memiliki akar harus diberi pupuk cair organik setiap minggu
dan juga pemberian bahan organik sebaiknya sering dilakukan untuk

22
menggantikan bahan organik yang hilang selama proses dekomposisi (Yulianti
dan Junaedi, 2006).

2.2 Habbatussauda dalam Pandangan Islam

Habbatussauda merupakan obat penyembuh yang dibutuhkan dan sangat


bernilai dalam mengobati berbagai macam penyakit dalam sistem pengobatan
kuno termasuk untuk pengobatan yang telah disebutkan oleh Nabi Muhammad
SAW. Telah diterangkan di dalam Al Quran dan Al Hadits, bahwa Allah SWT
telah menyediakan berbagai macam obat alami yang dapat digunakan sebagai
bahan penyembuh berbagai peyakit dan segala sesuatu yang diciptakan Allah
SWT pasti tidak ada yang sia-sia terbukti dari berbagai penelitian dan berbagai
macam hadits yang telah diriwayatkan oleh banyak perawi yang terkenal pada
zaman tersebut yang menjelaskan betapa bermanfaatnya tumbuhan jintan hitam.
Al Quran dalam Surat Asy-Syu'ara' Ayat 7 telah menjelaskan bahwa Allah
telah menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik yang dapat
digunakan oleh manusia, salah satunya yaitu tumbuhan Habbatussauda. Ayat
tersebut berbunyi sebagai berikut:
‫ض ككوم أكونبكوتكناَ رفيِكهاَ رمون ككلل كزوو م‬
‫ج ككرريِمم‬ ‫أككولكوم يِككرووا إركلىَ اولكور ر‬
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami
tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?”
Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Abu Hurairah. ra, bahwa Rasulullah
Saw bersabda :

‫في الحبة السوداء شفاَء من كل داء ال الساَم‬


"Di dalam Habbatussauda' terkandung obat bagi segala penyakit kecuali racun
(kematian)”
Ash-Shohihain meriwayatkan hadist dari Ummu Salamah dari Abu
Hurairah R.A, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah kalian mengkonsumsi Habbatussauda , karena didalamnya terdapat
kesembuhan dari setiap penyakit, kecuali saam. Sedangkan saam artinya
kematian.”

23
Imam Bukhori juga meriwayatkan hadist dari Aisyah R.A bahwasanya ia
mendengar Nabi SAW bersabda;
” Sesungguhnya Habbatussauda ini merupakan obat bagi setiap penyakit, kecuali
saam. Aku bertanya, “Apakah saam itu?”. Beliau menjawab, “Kematian.”
Dalam riwayat Muslim:
“Tidak ada suatu penyakit, kecuali penyembuhannya ada didalam
Habbatussauda.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ٍ إرسل رمكن السساَم‬،‫إرسن هكرذره الكحبسةك السسووكداكء رشكفاَءء رمون ككلل كدامء‬

”Sesungguhnya pada habbatussauda terdapat obat untuk segala macam penyakit,


kecuali kematian” (Muttafaqun ‘alaihi HR. Bukhori no. 5687, Muslim no. 2215).

Ulama dan dokter muslim yang terkenal Ibnu Qayyim Al-Jauziyah


rahimahullahu dalam kitab tibbun nabawi menjelaskan tentang Habbatussauda,

‫ كههدل‬:‫ تككدلمكر ككسل كشههويمء برههأ كومرر كربلهههاَ أي‬:َ‫ٍ رموثكل قكوولرره تعاَلى‬، ٍ«‫ »رشكفاَءء رمون ككلل كدامء‬:‫ٍ كوقكوولككه‬،‫كورهكي ككرثيِكرةك اولكمكناَفررع رجءددا‬
‫ض اولكحاَسررة اولكيِاَبركسرة‬
‫ٍ كوتكودكخكل رفي اولكومكرا ر‬،‫ض اولكباَرركدرة‬
‫ٍ كورهكي كناَفركعةء رمون كجرميِرع اولكومكرا ر‬،‫ظاَئركركه‬
‫شيء يِقبل التسودرميِكر كونك ك‬

“Habbatussauda memiliki sangat banyak manfaat, sabda Rasulullah shallallahu


‘alaihi wa sallam, “obat untuk segala macam penyakit”, sebagaimana firman
Allah, “Menghancurkan segala sesuatu dengan perintahan Rabb-nya”. Yaitu
segala sesuatu yang bisa hancur dan semisalnya. Dan Habbatussauda
bermanfaat menyembuhkan segala macam penyakit yang bersifat dingin dan
penyakit yang bersifat panas dan kering.” (Tibbun Nabawi hal 287, maktabah
Ats-Tsaqafiy, Koiro, Tahqiq Dr. Hamid Muhammad Ath-Thahir).
Terdapat banyak kesalahpahaman yang terjadi pada beberapa orang
muslimin yang perlu diluruskan bersama. Habbatussauda yang disebutkan dalam
hadits masih berupa bahannya saja. Maka untuk menjadi obat perlu penelitian dan
pengalaman dokter agar habbatussauda dapat menjadi obat. Selain adanya
penelitian dan pengalaman dokter, kita harus yakin dan percaya bahwa bahan-
bahan yang disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah tersebut adalah obat.

24
Namun, semua kesembuhan berada di tangan Allah SWT dan tergantung pada
daya tahan tubuh manusia yang berbeda-beda. Jika daya tahan tubuh kuat dan
tinggi maka secara kedokteran semua penyakit memiliki kemungkinan sembuh.

BAB III

KESIMPULAN

Jintan hitam (Nigella sativa) merupakan tanaman tertua yang memiliki


banyak manfaat dan sangat bermanfaat digunakan untuk pengobatan berbagai
penyakit dalam sejarah manusia. Pada zaman Nabi dikenal istilah Thibbun
Nabawi, yang berarti pengobatan yang dilakukan berdasarkan hadits-hadits
Nabi. Salah satu tanaman yang direkomendasikannya yaitu biji habbatussauda
atau yang dikenal dengan biji jintan hitam. Namun, terdapat banyak
kesalahpahaman yang terjadi pada beberapa orang yang perlu diluruskan

25
bersama. Habbatussauda yang disebutkan dalam hadits masih berupa
bahannya saja. Maka untuk menjadi obat perlu penelitian dan pengalaman
dokter agar habbatussauda dapat menjadi obat. Selain adanya penelitian dan
pengalaman dokter, kita harus yakin dan percaya bahwa bahan-bahan yang
disebutkan dalam Al-Quran dan As-Sunnah tersebut adalah obat. Namun,
semua kesembuhan berada di tangan Allah SWT dan tergantung pada daya
tahan tubuh manusia yang berbeda-beda. Jika daya tahan tubuh kuat dan
tinggi, maka secara kedokteran semua penyakit memiliki kemungkinan
sembuh.

Daftar Lampiran Tabel

26
Sumber : Yulianti Sufrida, Junaedi Edi 2014, Sembuhkan Penyakit dengan
Habatus Sauda, Depok : Agromedi Pustaka

Daftar Pustaka

27
Abdallah, N.M., Noaman, E.N.A., Eldesouky, H.M., and Mohamed, H.E
2008, Freshly Crushed Black Seed Showed Good Protective Effect During
Tumour Induction and Radiotherapy in JASMR: 3 (1): 1 – 9.

Clorinda, F.R 2012, UJI KEMAMPUAN MINYAK JINTAN HITAM (Nigella


sativa) MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus
aureus SECARA IN VITRO, Fakultas Kedokteran Universitas Jember,
Skripsi.

Gray, J.D 2010, Rasulullah Is My Doctor, Jakarta: Sinergi Publishing


Kelompok Gema Insani.

Hayah, R.K 2010, PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JINTAN


HITAM (Nigella sativa Linn.) TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH
DAN GAMBARAN HISTOLOGI GINJAL MENCIT (Mus musculus)
HIPERURISEMIA, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
(UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Skripsi.

Junaedi dan Yulianti 2006, Sembuhkan Penyakit dengan Habbatussauda,


Surabaya: Agromedia Pustaka.

Khanam, M dan Dewan, Z.F 2008, Effects of The Crude and The n-hexane
Extract of Nigella sativa Linn. (kalajira) upon Diabetic Rats, Bangladesh J
Pharmacol, vol.4 : 17-20.

Khazdair, M.R 2015, The Protective Effects of Nigella sativa and Its
Constituents on Induced Neurotoxicity. Retrieved from Journal of
Toxicology, website http://www.hindawi.com/journals/jt/2015/841823/

Kishore, K 2013, A review on therapeutic potential of Nigella sativa: A


miracle herb. Retrived from Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine,
website http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3642442/

28
Lina, S., Hashida, N.H., dan Eliza, H 2014, Role of Habbatussauda
Towards the Histological Features of Nicotine Treated Male Rats Seminal
Vesicle and Prostate Gland. Biomedical Research 25:1

Mbarek, L.A., Mouse, H.A., Elabbadi, N., Bensalah, M., Gamouh, A.,
Aboufatima, R., Benharref, A., Chait, A., Kamal, M 2007, Anti-tumor
Properties of Blackseed (Nigella sativa L.) Extracts, Brazilian Journal of
Medical and Biological Research 40: 839-847.

Najmi, A., Mohammad, N., Rahat, A.K., Shahzad, F.H 2008, Effect
of Nigella sativa Oil on Various Clinical and Biochemical Parameters of
Insulin Resistance Syndrome, Int. J. Diab. Dev. Ctries, vol. 28 issue 1.

Nugroho, I.A 2012, Habbatussauda Obat Segala Macam Penyakit.


Surakarta: Ziyan Books.

Ping, Ng.C., Hashim, N.H., Adli, D.S.H 2014, Effects of Nigella sativa
(Habbatussauda) Oil and Nicotine Chronic Treatments on Sperm
Parameters and Testis Histological Features of Rats. Research Article.

Randhawa, A.M 2008, Black Seed Nigella sativa Deserves More Attention.
Ayub Med. Coll Abbottabad Journal 20:2

Salman, M.T., Khan, Rahat, A., Shukla, I 2008, Antimicrobial Activity of


Nigella sativa Linn. Seed Oil Against Multi-drug Resistant Bacteria from
Clinical Isolates, Natural Product Radiance 7:1. Pp. 10-14.

Sharif, Z.M 2013, Habatus Sauda bukan Sekedar Rempah. E-book.

Shoieb, A.M., Elgayyar, M., Dudrick, P.S., Bell, J.L., Tithof, P.K 2003, In
Vitro inhibiton on Growth and Induction of Apoptosis in Cancer Cell Lines
by Thymoquinone. Int.J of Oncol 22: 107-113.

Sriwahyuni, E., Risza, Q.F., Yuni, K.A. 2010, Ekstrak Jintan Hitam
Memperbaiki Penyempitan Jalan Nafas pada Model Mencit. Jurnal
Kedokteran Brawijaya 26:1

29
Yulianti, Sufrida & Junaedi, Edi 2014, Sembuhkan Penyakit dengan
Habatus Sauda, Depok: Agromedi Pustaka.

Yusuf M. S 2012, Efektivitas Penggunaan Jintan Hitam dalam Proses


Percepatan Pencabutan Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Skripsi.

30
Daftar Pustaka Gambar

https://elgaherbal.files.wordpress.com/2015/02/habbatussauda-kurma-
ajwa.jpg, viewed 27 Agustus 2016.

http://manfaat.co/wp-content/uploads/2015/03/Habbatussauda.jpg, viewed 27
Agustus 2016.
https://ecs7.tokopedia.net/img/product-1/2016/3/23/4447870/4447870_a209be09-
ec4d-4dbd-8db1-c8ec69cc0e93.jpg, viewed 27 Agustus 2016.
http://www.aishastore.com/wp-content/uploads/2014/02/Habbatussauda.jpg,
viewed 27 Agustus 2016.
http://www.tanamanobat.net/wp-content/uploads/2014/09/Manfaat-Jintan-Hitam-
atau-Habbatussauda-Bagi-Kesehatan-Tubuh.jpg, viewed 27 Agustus 2016.

31

Anda mungkin juga menyukai