Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ANALISIS JURNAL

“ASSOCIATION BETWEEN ABNORMAL MATERNAL SERUM LEVELS

OF VITAMIN B12 AND PREECLAMPSIA : A SYSTEMATIC REVIEW AND

META-ANALYSIS”

Di susun Oleh :

Fitri Yuliana, S.Keb

11194992110010

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KASUS : “ASSOCIATION BETWEEN ABNORMAL

MATERNAL SERUM LEVELS OF VITAMIN B12

AND PREECLAMPSIA : A SYSTEMATIC REVIEW

AND META-ANALYSIS”

NAMA MAHASISWA : FITRI YULIANA, S. KEB

NIM : 11194992110010

Banjarmasin, Mei 2021

Menyetujui,

RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Hj. Harni Rusida, AM.Keb Meldawati, M. Keb


NIP. 19700307 199002 2 002 NIK. 1166092019161
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : “ASSOCIATION BETWEEN ABNORMAL

MATERNAL SERUM LEVELS OF VITAMIN B12

AND PREECLAMPSIA : A SYSTEMATIC REVIEW

AND META-ANALYSIS”

NAMA MAHASISWA : FITRI YULIANA, S. KEB

NIM : 11194992110010

Banjarmasin, Mei 2021

Menyetujui,

RSUD Sultan Suriansyah Banjarmasin Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia

Preseptor Klinik (PK) Preseptor Pendidikan (PP)

Hj. Harni Rusida, AM.Keb Meldawati, M. Keb


NIP. 19700307 199002 2 002 NIK. 1166092019161

Mengetahui
Ketua Jurusan Kebidanan
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia

Ika Mardiatul Ulfa, SST., M. Kes


NIK. 1166112012054
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis

dapat menyelesaikan Laporan Analisis Jurnal yang berjudul “ASSOCIATION

BETWEEN ABNORMAL MATERNAL SERUM LEVELS OF VITAMIN B12 AND

PREECLAMPSIA : A SYSTEMATIC REVIEW AND META-ANALYSIS” dengan

baik dan tepat waktu. Dalam penyusunan Laporan Analisis Jurnal penulis telah

mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG.,M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah

Banjarmasin.

2. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang

Akademik dan Kemahasiswaan.

3. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Universitas Sari Mulia.

4. Ika Mardiatul Ulfa, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Universitas Sari Mulia.

5. Hj. Harni Rusida, AM. Keb selaku Preseptor Klinik (PK) yang senantiasa

memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan

Laporan Analisis Jurnal ini.

6. Meldawati, M. Keb selaku Preseptor Pendidikan (PP) yang telah memberikan

arahan, bimbingan dan dukungan.

7. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan Profesi Kebidanan Universitas Sari


Mulia Banjarmasin yang telah memberikan dukungan baik berupa motivasi

maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan Laporan Analisis Jurnal.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil

dalam terwujudnya Laporan Analisis Jurnal.

Penulis menyadari bahwa dalam Laporan Analisis Jurnal masih jauh dari

kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan

penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Analisis Jurnal.

Banjarmasin, Juni 2021

FITRI YULIANA
A. Latar Belakang

Sepuluh persen dari semua kehamilan mengalami komplikasi

hipertensi. Eklampsia dan preeklamsia terjadi pada sekitar setengah dari

semua kasus kematian di seluruh dunia, dan kondisi ini telah dikenali dan

dijelaskan selama bertahun-tahun meskipun secara umum masih banyak

kurangnya pemahaman tentang penyakit ini (Ross, 2019).

Gangguan hipertensi pada kehamilan merupakan penyebab signifikan

pada morbiditas yang parah, kecacatan jangka panjang, dan kematian pada

ibu serta bayinya. Di seluruh dunia pre eklampsi dan eklampsi 14%

menjadi penyumbang kesakitan dan kematian ibu (World Health

Organization, 2020).

Komplikasi preeklamsia termasuk solusio plasenta, penyakit jantung

iskemik, stroke ibu, kelahiran prematur, hambatan pertumbuhan

intrauterin, dan kematian janin prenatal. Menurut International Society for

the Study of Hypertension in Pregnancy, diagnosis preeklamsia ditegakkan

jika 2 kondisi terpenuhi. Yang pertama adalah tekanan darah sistolik

minimal 140mmHg dan / atau tekanan darah diastolik minimal 90mmHg

pada wanita yang memiliki tekanan darah normal sebelum kehamilan.

Kriteria kedua, yang harus dipenuhi selain yang sebelumnya, adalah

adanya setidaknya salah satu dari yang berikut, yang mana harus dicatat

pada atau setelah 20 minggu kehamilan: proteinuria minimal 300 mg/L

(ditetapkan melalui tes urin 24 jam, tes dipstik urin, atau penentuan rasio

protein terhadap kreatinin dalam urin), bukti kegagalan fungsional hati

atau ginjal, atau bukti komplikasi hematologis atau neurologis.


Preeklamsia dikaitkan dengan primiparitas, obesitas ibu, usia ibu lanjut,

riwayat keluarga preeklamsia, dan peningkatan tingkat stres oksidatif

(Mardali et al., 2021).

Ketidakpastian penyebab preekalmpsia yang begitu umum terjadi di

seluruh dunia, membuatnya lebih banyak diteliti. Beberapa penelitian telah

menunjukkan hubungan antara anemia berat dan preeklamsia. Dengan

demikian menganggap anemia sebagai salah satu faktor risiko utama dan

dapat diobati untuk preeklamsia. Komplikasi perinatal dan ibu secara

signifikan berhubungan dengan beratnya anemia pada wanita preeklamsia.

Anemia menjadi faktor risiko yang mudah dideteksi dan dimodifikasi,

deteksi anemia pada awal kehamilan dapat menjadi kunci untuk mencegah

atau mengurangi keparahan preeklamsia (Gupta, 2018).

Vitamin B-12, juga disebut cobalamin, memiliki struktur kimia

terbesar dan paling rumit dari semua vitamin esensial. Ini memainkan

peran penting dalam kesehatan Anda - vitamin menjaga saraf Anda

berfungsi dengan baik dan juga membantu sel-sel Anda mengatur aktivitas

gen. Cobalamin memiliki efek pada tubuh Anda dengan membantu Anda

memproduksi hemoglobin, protein penting untuk fungsi sel darah merah.

Vitamin B-12 berkontribusi pada sintesis hemoglobin dengan

mengaktifkan suksinil CoA, bahan kimia yang diperlukan untuk membuat

heme. Succinyl CoA berfungsi sebagai prekursor untuk heme, dan

mengalami beberapa modifikasi kimia untuk akhirnya membentuk protein

hemoglobin aktif. Tanpa vitamin B-12, Anda tidak dapat membuat cukup

heme untuk menghasilkan sel darah merah yang fungsional. Orang dengan
kadar vitamin B-12 yang rendah mengalami anemia defisiensi vitamin B-

12, yang ditandai dengan sel darah yang miskin hemoglobin (Tremblay,

2018).

B. Tujuan Penelitian

Mengetahui apakah jurnal yang berjudul “Association Between

Abnormal Maternal Serum Levels Of Vitamin B12 And Preeclampsia : A

Systematic Review And Meta-Analysis” telah memenuhi kriteria sebagai

sumber yang valid, penting dan dapat diaplikasikan sebagai bentuk

pencegahan.

C. Hasil Telaah Jurnal Penelitian

1. Informasi Artikel

Judul 1 “Association Between Abnormal Maternal Serum


Levels Of Vitamin B12 And Preeclampsia : A
Systematic Review And Meta-Analysis”

Hubungan Antara Kadar Vitamin B12 Serum Ibu


Yang Abnormal Dan Preeklamsia: Tinjauan
Sistematis Dan Meta-Analisis
Penulis Farzaneh Mardali, Somaye Fatahi, Maryam
Alinaghizadeh, Hamed Kord Varkaneh,
Mohammad Hassan Sohouli, Farzad Shidfar, and
Mihnea-Alexandru Gaman
Tahun 2020
Tempat Iran
Situs Resmi Oxford University Press on behalf of the
International Life Sciences Institute
doi: 10.1093/nutrit/nuaa096
2. Abstrak

Konteks : Beberapa bukti telah menunjukkan hubungan antara

kadar vitamin B12 ibu dan perkembangan preeklamsia pada wanita

hamil, tetapi hubungan antara preeklamsia dan vitamin B12 tidak

jelas. Tujuan : Tujuan dari tinjauan sistematis ini adalah untuk

membandingkan kadar vitamin B12 serum pada wanita dengan

preeklamsia dengan pada wanita hamil normotensif. Sumber Data:

Basis data PubMed/MEDLINE, Scopus, dan Web of Science

ditelusuri hingga Agustus 2019, bersama dengan daftar referensi

artikel yang disertakan. Pemilihan Studi : Literatur dicari untuk studi

observasional yang menyelidiki kadar vitamin B12 pada wanita

dengan preeklamsia. Ekstraksi Data : Data diekstraksi secara

independen oleh 2 penulis. Data dikumpulkan menggunakan model

efek acak. Hasil: Kadar vitamin B12 pada wanita dengan preeklamsia

secara signifikan lebih rendah dibandingkan pada wanita sehat (rata-

rata, -15,24 pg/mL; 95% CI, -27,52 hingga -2,954; P < 0,015), tetapi

heterogenitas antar penelitian tinggi (I2 = 97,8%; P = 0,0103). Analisis

subkelompok berdasarkan suplementasi asam folat, konsentrasi

homosistein, dan usia kehamilan pada saat pengambilan sampel untuk

penilaian vitamin B12 tidak mengidentifikasi sumber heterogenitas.

Kesimpulan: Wanita dengan preeklamsia memiliki konsentrasi

vitamin B12 yang secara signifikan lebih rendah daripada wanita

hamil normotensif.
3. Introduction

Preeklamsia adalah salah satu komplikasi kehamilan yang paling

penting dan serius, yang mengancam kesehatan ibu dan janin.

Preeklamsia menimbulkan beban kesehatan global yang signifikan,

terhitung sekitar 18% dari kematian ibu di seluruh dunia.

Preeklamsia dikaitkan dengan primipara, obesitas ibu, usia ibu

lanjut, riwayat keluarga preeklamsia, dan peningkatan tingkat stres

oksidatif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa defisiensi

mikronutrien seperti vitamin B6, vitamin B9, atau vitamin B12 terkait

dengan tingkat stres oksidatif yang lebih tinggi, karena defisiensi

tersebut terkait dengan peningkatan konsentrasi homosistein. Yang

sangat penting bagi kesehatan manusia adalah vitamin B12, vitamin

yang larut dalam air yang diperlukan untuk fungsi psikomotor normal

dan perkembangan otak.

Penelitian sebelumnya telah menyimpulkan bahwa kadar

homosistein dan vitamin B12 menurun selama kehamilan normal,

tetapi bagaimana kadar ini berfluktuasi dalam kaitannya dengan

trimester kehamilan belum dievaluasi secara memadai. Kekurangan

vitamin B12 ibu dikaitkan dengan kemungkinan yang buruk seperti

aborsi spontan, bayi baru lahir kecil untuk kehamilan, berat lahir

rendah pada bayi baru lahir, kegagalan pertumbuhan intrauterin, dan

cacat tabung saraf.

Saat ini, ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa kadar

vitamin B12 lebih rendah pada wanita dengan preeklamsia


dibandingkan dengan rekan mereka yang normotensif. Mengingat

pentingnya status vitamin B12 yang memadai, terutama pada

kehamilan dan anak usia dini, dan banyak temuan yang bertentangan

dalam bukti saat ini, hubungan antara preeklamsia dan vitamin B12

memerlukan penyelidikan lebih lanjut. Dengan demikian, tujuan dari

penelitian ini adalah untuk membandingkan kadar vitamin B12 serum

antara ibu hamil dengan preeklamsia dan ibu hamil normotensif

dengan melakukan tinjauan sistematis dan metaanalisis.

4. Metode

Setelah artikel duplikat dihapus, 125 artikel disaring untuk

kemungkinan inklusi. Tujuh puluh sembilan artikel yang tidak relevan

dengan tujuan penelitian ini dibuang. Dari 46 publikasi yang tersisa,

22 dihilangkan karena teks lengkap artikel tidak dapat diambil atau

karena penelitian tidak memiliki kelompok kontrol atau tidak

mengevaluasi preeklamsia sebagai hasil.

Kemudian, 19 artikel (dengan 21 studi kasus-kontrol) dimasukkan

dalam tinjauan sistematis dan meta-analisis. Secara singkat, 16 dari

artikel ini melaporkan hubungan yang signifikan antara kadar vitamin

B12 serum dan preeklamsia. Artikel diterbitkan dari tahun 1997

hingga Agustus 2019 dimana mencakup informasi tentang 3211

peserta (1390 kasus, 1821 kontrol).

Metaanalisis efek acak mengungkapkan bahwa wanita dengan

preeklamsia memiliki konsentrasi vitamin B12 serum yang secara


signifikan lebih rendah daripada wanita hamil normotensif (mean,

-15,24 pg/mL; 95% CI, -27,52 hingga -2,954; P <0,015).

5. Comparation

a. Jurnal 1

Judul 2 “Homocysteine During The Third Trimester Is A


Risk Factor For Preeclampsia: A Prospective
Study”

Homocysteine Selama Trimester Ketiga adalah


Faktor Risiko Preeklamsia: Studi Prospektif
Penulis Sha Chen, Hong Shen, Xueya Zhao, Jun Luo,
Weiwei Cheng
Tahun 2020
Tempat Shanghai Jiao Tong University School of
Medicine
Situs Resmi Research Square
https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-30090/v2

Hasil :

Dalam penelitian ini, korelasi antara homosistein dan PE dibahas

secara rinci, dan homosistein pada kehamilan paling rendah pada

trimester pertama dan meningkat dengan bertambahnya usia

kehamilan. MTHFR, asam folat, dan vitamin B12 mungkin

merupakan faktor paling penting untuk mengubah homosistein

pada kehamilan. Kadar homosistein pada trimester ketiga

mungkin berhubungan dengan PE, terutama PE onset dini dan PE

berat, daripada pada trimester pertama.

b. Jurnal 2

Judul 2 “Maternal Vitamin B12 Status During


Pregnancy and Its Association With Outcomes of
Pregnancy and Health of the Offspring: A
Systematic Review and Implications for Policy in
India”

Status Vitamin B12 Ibu Selama Kehamilan dan


Kaitannya dengan Hasil Kehamilan dan
Kesehatan Keturunan: Tinjauan Sistematis dan
Implikasinya terhadap Kebijakan di India
Penulis Rishikesh V. Behere1, Anagha S. Deshmukh,
Suhas Otiv , Mohan D. Gupte dan Chittaranjan S.
Yajnik
Tahun 2021
Tempat India
Situs Resmi Frontier in Endocrinology
https://doi.org/10.3389/fendo.2021.619176

Hasil :
Dari 635 artikel yang diidentifikasi, 46 studi memenuhi kriteria

inklusi (studi kohort-26, studi kasus-kontrol-13, RCT -7). Ada

prevalensi tinggi kekurangan vitamin B12 pada wanita India

selama kehamilan (40-70%) (3 studi). Studi observasional

mendukung asosiasi (disesuaikan dengan potensi pembaur

sosiodemografi, ukuran tubuh ibu, faktor postnatal) dari B12 ibu

yang lebih rendah, homosistein yang lebih tinggi atau

ketidakseimbangan antara status vitamin B12-folat dengan risiko

NTD yang lebih tinggi (6 studi), komplikasi kehamilan

(kehamilan berulang kerugian, diabetes gestasional, preeklamsia)

(9 studi), berat badan lahir rendah (10 studi) dan hasil kesehatan

jangka panjang yang merugikan pada keturunannya (fungsi

kognitif, adipositas, resistensi insulin) (11 studi). Suplementasi

vitamin B12 (7 RCT) pada kehamilan menunjukkan efek

menguntungkan pada perkembangan neurokognitif keturunan dan

efek pada berat lahir tidak dapat disimpulkan.

c. Komparasi dengan Jurnal ini

Hubungan antara pre-eklampsia dan kadar vitamin B12 pada

jurnal satu (Chen, 2020) berhubungan dengan kadar homosistein

pada ibu hamil. Dimana pada ibu pada trimester ketiga

mengalami peningkatan homosistein dan ini ada hubungan

dengan kejadian pre-eklampsi. Sedangkan untuk vitamin B12

sendiri berpengaruh terhadap perubahan kadar homosistein.

Semakin tinggi kadar homosistein terlihat kadar vitamin B12


menurun terutama pada trimester 3. Hal ini sejalan dengan

penelitian pada telaah jurnal ini dimana jika terjadi defisiensi

vitamin B12, atau jika enzim yang disebutkan di atas bermutasi,

konversi homosistein menjadi metabolitnya tidak berfungsi dan

dapat mengakibatkan akumulasi homosistein. Akibatnya,

peningkatan konsentrasi homosistein akan menyebabkan

peningkatan stres oksidatif dan kerusakan endotel yang

berpengaruh terhadap kejadian pre-eklampsi.

Pada jurnal 2 (Behere et al., 2021) menunjukkan bahwa

kekurangan vitamin B12 mengakibatkan komplikasi kehamilan

seperti riwayat obstetri jelek yang berulang, diabetes gestasional,

dan pre-eklampsi (9 studi), BBLR (10 studi), dan lain-lain.

Rendahnya kadar vitamin B12 dapat meningkatkan kadar

homosistein pada ibu hamil. Hal ini sejalan dengan penelitian

pada telaah jurnal ini dimana pada ibu pre-eklampsi ditemukan

kadar vitamin B12 yang rendah. Pada jurnal 2 mendukung bahwa

dengan mengkonsumsi vitamin B12 pada masa hamil akan

membantu mengurangi risiko komplikasi kehamilan.

D. Bahasan Analisa Pembahasan

Penelitian sebelumnya telah mengidentifikasi hubungan potensial antara

preeklamsia dan konsentrasi seng, kalsium, dan magnesium. Namun, untuk

pengetahuan terbaik, penelitian ini adalah meta-analisis pertama untuk


mengevaluasi konsentrasi vitamin B12 pada ibu hamil dengan preeklamsia

dibandingkan dengan kadar vitamin B12 pada ibu hamil normotensif.

Ketika pasien dikelompokkan berdasarkan konsentrasi homosistein,

wanita dengan preeklamsia yang memiliki kadar homosistein di atas 8

lmol/L memiliki konsentrasi vitamin B12 yang lebih rendah. Temuan ini

dapat menyoroti disfungsi potensial dalam jalur metabolisme satu karbon,

yang berkontribusi pada perkembangan preeklamsia melalui

hyperhomocysteinemia. Selain itu, deposisi homosistein dalam sel endotel

dapat menyebabkan preeklamsia. Meskipun demikian, stratifikasi

berdasarkan kadar homosistein tidak mengurangi heterogenitas studi yang

diperiksa. Forest plot menunjukkan bahwa wanita memiliki konsentrasi

serum vitamin B12 yang lebih rendah setelah melahirkan dalam analisis

subkelompok berdasarkan usia kehamilan. Perlu dicatat bahwa kadar

homosistein dan vitamin B12 lebih rendah pada wanita hamil yang sehat

dibandingkan pada wanita tidak hamil yang sehat, karena perubahan

fisiologis yang disebabkan oleh kehamilan.


Preeklamsia dapat dianggap sebagai komplikasi anemia pernisiosa pada

kehamilan dan berkontribusi pada morbiditas dan mortalitas janin dan ibu.

Sayangnya, hanya sedikit penelitian yang menggunakan kriteria

International Society for the Study of Hypertension in Pregnancy untuk

mendiagnosis preeklamsia. Direkomendasikan bahwa kriteria ini

digunakan dalam studi masa depan untuk secara akurat mengidentifikasi

kasus preeklamsia dan mencegah kesalahan klasifikasi.

E. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

1. Kelebihan

Penelitian ini merupakan penelitian meta-analisis pertama yang

meneliti kadar vitamin B12 pada ibu yang preeklampsi dengan ibu

yang normotensif dan tinjauan sistematis penelitian ini memberikan


bukti bahwa konsentrasi serum vitamin B12 pada wanita hamil

dengan preeklamsia lebih rendah daripada wanita hamil normotensif.

2. Kekurangan

a) Data yang didapat lumayan jauh rentangnya dari tahun 1997

sampai Agustus 2019 dengan jumlah sampel 3211 pada 21 artikel

dengan tahun bervariasi, sehingga data pun agak bias.

b) Penelitian tidak mewakili secara global karena hanya beberapa

negara saja yang diteliti.

F. Implikasi dalam Kebidanan

Penelitian ini tentunya menambah wawasan dan pengetahuan yang

mengungkapkan kadar vitamin B12 yang rendah pada ibu dengan

preeklampsi. Dengan pengetahuan ini, tenaga kesehatan khususnya bidan

dapat mencegah ibu preeklampsi kekurangan vitamin B12 dimana ibu

akan mengalami komplikasi seperti anemia, BBLR, kelahiran prematur

dan lain-lain dikemudian hari dengan berkolaborasi dengan dokter dalam

pemberian terapi. Sehingga diharapkan dapat mengurangi angka

morbiditas dan mortalitas kehamilan yang diakibatkan oleh preeklampsia

melalui upaya preventif, pembelajaran dan pengalaman dalam asuhan

kebidanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

G. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan
Tinjauan sistematis dan meta-analisis ini memberikan bukti bahwa

konsentrasi serum vitamin B12 pada wanita hamil dengan preeklamsia

lebih rendah daripada wanita hamil normotensif dimana hal ini

memengaruhi homosistein yang meningkat dan akan berdampak

menjadi komplikasi mengarah ke pre-eklampsia.


2. Saran

a. Perlu diperhitungkan untuk melihat variabel perancu yang

kemungkinan berpengaruh pada penelitian seperti karakteristik,

asupan nutrisi, kebiasaan selama hamil, kesehatan ibu dan

keluarga, dan lain-lain

b. Untuk mewakili dari global sebaiknya penelitian mencakup dari

berbagai negara seperti Asia, Australia, dan lain-lain agar dapat

dilihat dari berbagai aspek.

c. Perhitungan kadar vitamin B12 juga perlu dihitung dalam kondisi

apa saja yang mempengaruhi misalkan pada saat trimester I,

kemudian trimester II dan terakhir di trimester III.

.
DAFTAR PUSTAKA

Behere, R. V et al. (2021) ‘Maternal Vitamin B12 Status During Pregnancy and
Its Association With Outcomes of Pregnancy and Health of the Offspring :
A Systematic Review and Implications for Policy in India’, 12(April), pp.
1–18. doi: 10.3389/fendo.2021.619176.

Chen, S. (2020) ‘Homocysteine during the third trimester is a risk factor for
preeclampsia : A prospective study’, pp. 1–10. doi:
https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-30090/v2.

Gupta, G. (2018) ‘Original Research Article A case control study to evaluate


correlation of anemia with severe preeclampsia’, 7(7), pp. 2773–2777.

Mardali, F. et al. (2021) ‘Association between abnormal maternal serum levels of


vitamin B12 and preeclampsia: a systematic review and meta-analysis’,
Nutrition reviews, 79(5), pp. 518–528. doi: 10.1093/nutrit/nuaa096.

Ross, M. G. ; (2019) ‘Eclampsia’, Medscape, pp. 1–16. Available at:


https://emedicine.medscape.com/article/253960-print.

Tremblay, S. (2018) B12 & Hemoglobin. Available at:


https://healthyeating.sfgate.com/b12-hemoglobin-6780.html.

World Health Organization (2020) Calcium supplementation before pregnancy


for the prevention of pre-eclampsia and its complications. Available at:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331787/9789240003118-
eng.pdf?ua=1.

Anda mungkin juga menyukai