Anda di halaman 1dari 13

MASA MENOPAUSE PADA WANITA Masa menopause adalah waktu dimana seseorang mengalami sel telur tidak lagi

di produksi secara rutin bahkan terhenti. Pada pembahasan ini masa menopause hanya di fokuskan pada masa menopause wanita. Definisi Menopause Menopause merupakan sebuah kata yang mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari bahasa Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung telur). Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an (Sarwono P, 2008). Produksi hormon estrogen menurun disebabkan oleh folikel indung telur (kantong indung telur) akan mengalami tingkat kerusakan yang lebih cepat sehingga pasokan folikel akhirnya habis. Percepatan kerusakan folikel ini terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin (suatu zat yang dihasilkan volikel) yang berkurang sehingga meningkatkan kadar FSH (Folokel Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh hipofisis. Kadar estrogen perempuan akan meningkat pada masa pra menopause. Kadar tersebut tidak berkurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi berakhir. Estrogen utama yang dihasilkan dalam tubuh wanita adalah estradiol. Namun selama pra menopause, estrogen yang dihasilkan lebih banyak dari jenis berbeda yaitu estrogen yang dihasilkan didalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar progesteron mulai menurun tajam selama pra menopause. Meskipun tujuan reproduksi tidak lagi menjadi hal utama di usia ini, peran hormon hormon tersebut yang berkaitan dengan kesehatan tetap diperlukan. Estrogen dan androgen tetap penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat. Selain itu juga bermanfaat untuk mempertahankan jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kalogen yang sehat pada kulit. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menopause merupakan suatu masa ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan haid tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya kesuburan (Angila, 2010 ). Periode Menopause Menurut Sarwono P (2003) ada tiga periode menopause, yaitu: Klimaterium

Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif banyak.

Menopause

Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila sesudah menopause disebut paska menopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.

Senium

Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon. Bagian- bagian tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan wanita seharusnya tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause seperti sebelumnya. Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang berbeda umur yang umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an, sementara wanita-wanita lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50-an.

Tahap-tahap dalam Menopause Menurut Sarwono P (2003), menopause di bagi dalam beberapa tahapan yaitu sebagai berikut: Pra Menopause

Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.

Peri Menopause

Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.

Menopause

Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.

Perubahan pada masa menopause Perubahan bahan pada masa menopause adalah perubahan-perubahan yang bersifat drastis. Perubahan pada masa menopause itu menyangkut perubahan organ reproduksi, perubahan hormon, perubahan fisik, maupun perubahan psikologis. Seorang yang berada pada masa menopause, harus siap menjalani masa ini, karena masa menopause adalah masa peralihan, yang biasanya seseorang mengalami masalah pada masa transisi ini. Menurut Lastiko (2004), perubahan yang terjadi selama masa menopause adalah: Perubahan Organ Reproduksi

Perubahan organ reproduksi disebabkan oleh berhentinya haid, berbagai reproduksi akan mengalami perubahan. Sel telur tidak lagi di produksi, sehingga juga akan mempengaruhi komposisi hormon dalam organ reproduksi.

Perubahan Hormon

Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan timbulnya suatu reaksi pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang. Meski perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah perubahan hormon estrogen. Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, dan bahkan siklus haidnya mulai terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen.

Perubahan Fisik

Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada masa menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

Perubahan Emosi

Selain fisik perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat tergantung pada masing-masing individu, pengaruh ini sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang masa menopause.

Tanda-tanda dan gejala menopause Tanda dan gejela menopause mempunyai ciri-ciri khusus, baik tanda dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun karena perubahan psikologis. Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium (Proverawati, 2009). Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010) Ketidakteraturan siklus haid

Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur. Perdarahan seperti ini terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala peralihan.

Gejolak rasa panas (hot flash)

Ini gejala klasik yang sekaligus menjadikan para wanita ketika mengalami menopause mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki menopause wanita akan mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada dada, wajah dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Hal ini disebabkan karena hipotalamus dan terkait dengan pelepasan LH (Leutenizing Hormone). Diduga disebabkan adanya fluktuasi hormon estrogen. Seperti diketahui, pada masa menopause kadar hormon estrogen dalam darah menurun drastis sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Penurunan estrogen akan mengenai sistem alfa-adrenergik sentral yang selanjutnya berakibat pada pusat thermoregulasi dan neuron pelepas LH.

Sampai sekarang fenomena ini masih cukup menjadi misteri. Belum ada hasil riset mendetail membahas masalah ini. Rasa panas terkadang terjadi bahkan sebelum seorang wanita memasuki masa menopause. Gejala ini biasanya akan menghilang dalam 5 tahun. Berkas panas yang diderita ini biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Selain itu, juga berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alkohol, atau makanan pedas. Hal yang menyusahkan wanita selain merasa panas dan muncul kemerahan di tubuhnya, juga keluarnya keringat pada malam hari. Hal ini menjadikan tidur terasa tidak nyaman. Keluhan hot flushes mereda setelah tubuh menyesuaikan diri dengan kadar estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25 % penderita masih mengeluhkan hal ini sampai lebih dari 5 tahun. Pemberian estrogen dalam bentuk terapi efektif dalam bentuk terapi dalam meredakan keluhan hot flushes pada 90 % kasus. Keluar keringat di malam hari

Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan mengalami arus panas ini. Arus panas mungkin sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang mengucur diseluruh tubuh anda. Arus ini tidak membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit.

Kekeringan vagina

Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada vagina. Yang lebih parah lagi adalah rasa sakit saat berhubungan seksual, dikarenakan perubahan pada vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi vagina. Intercourse yang teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit pada saat kencing (Angila, 2010).

Perubahan kulit

Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan (Hurlock, 2002).

Sulit tidur

Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam.

Perubahan pada mulut

Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.

Kerapuhan tulang

Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur. Osteoporosis paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1% tulang dalam setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya.

Badan menjadi gemuk

Banyak wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.

Penyakit

Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause, dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis).

Linu dan nyeri otot sendi

Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan kurangnya penyerapan kalsium yang telah ditemukan sebelumnya.

Perubahan pada indra prasa

Wanita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra pengecapnya. Sementara wanita yang memiliki riwayat penyakit gigi dan gusi, maka kemungkinan giginya akan lebih cepat tanggal ( Angila, 2010).

Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause (Angila, 2010) Ingatan menurun

Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.

Kecemasan

Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan.

Mudah tersinggung

Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya.

Stress

Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang erhadap sumber stress tidak bisa di ramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi.

Depresi

Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menjadi tua sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi wanita. Kekhawatiran ini mungkin berawal dari pemikiran bahwa dirinya akan menjadi tidak sehat, tidak bugar, dan tidak cantik lagi. Kondisi tersebut memang tidak menyenangkan dan menyakitkan. Padahal, masa merupakan salah satu fase yang harus dijalani seorang wanita dalam kehidupannya, seperti halnya fase-fase kehidupan yang lain, yaitu masa anak-anak dan masa reproduksi. Namun, munculnya rasa kekhawatiran yang berlebihan itu menyebabkan mereka sangat sulit menjalani masa ini. Sebenarnya, sulit atau mudahnya menjalani masa manopouse pada sifatnya sangat individual. Memang, wanita menopause akan mengalami berbagai fungsi tubuh yang menurun sehingga akan berdampak pada ketidaknyamanan dalam menjalani kehidupannya. Keluhan ketidak nyamanan inibisa disikapi secara berbeda pada setiap wanita. Apabila wanita dapat berfikir positif maka berbagai keluhan dapat dilalui dengan lebih mudah. Namun sebaliknya, apabila wanita tersebut berfikir negatif maka keluhan-keluhan yang muncul semakin memberatkan dan menekan hidupnya. Berdasarkan pemikiran tersebut, sangat penting untuk memberikan informasi secara benar dan tepat tentang bagaimana menjalani masa menopause dengan lebih menyenangkan. Apalagi, informasi atau pengetahun yang bisa diperoleh masyarakat mengenai hal ini sangat terbatas. B. 1. 2. 3. 4. 5. Rumusan Masalah Apakah yang dimaksud dengan menopause itu ? Apa saja aspek fisiologis yang berhubungan dengan menopause? Apa saja aspek Psikologis yang berhubungan dengan menopause? Mitos Mitos tentang Menupause? Gejala Klimakteris/Menopause?

BAB II PEMBAHASAN A. Defenisi Menopause adalah perdarahan haid yang terakhir yang terjadi pada usia 40 65 tahun. Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogenpun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Menopause tidak terjadi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause. Perdarahan terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami keluhan klimakterik. Untuk menentukan diagnosa menopause, penggunaan pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol. Pada awal menopause kadar estradiol rendah pada sebagian wanita, apalagi pada wanita gemuk, kadar estradiol dapat tinggi. Hal ini terjadi akibat proses aromatisasi androgen menjadi estrogen di dalam jaringan lemak. Diagnosis menopause merupakan diagnosis retrospektif. Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan, dan dijumpai kadar FSH darah > 40 mIU/ml dan kadar estradiol. Muhammad (1981), menjelaskan bahwa pada suatu saat akan tiba waktunya bagi sisa folikel sel telur yang berada pada indung telur mulai menghilang. Saat ini tidaklah sama pada setiap wanita. Perubahan ini terjadi secara mendadak, diantara umur 45 tahun dan 55 tahun. Ada transisi yang bertahap dari masa kegiatan indung telur yang tidak ada lagi, ketika wanita itu sudah mulai memasuki usia menopause. Terjadinya menopause dipicu oleh perubahan hormon dalam tubuh. Dimana hormon merupakan suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu dalam tubuh (tidak semua kelenjar menghasilkan hormon), yang efeknya mempengaruhi kerja alat-alat tubuh yang lain. Hormon yang dikeluarkan melalui saluran terbuka keluar, tetepi langsung disalurkan ke dalam darah melalui perembesan pada pembuluh-pembuluh darah yang ada disekitar kelenjar tersebut. Seperti diketahui ada tiga macam hormon penting yang diproduksi oleh ovarium, yaitu estrogen, progesteron, dan testotesron, dimana setelah mencapai menopause hormon-hormon ini tidak diproduksi. (Sadli, 1987) Estrogen dan progesteron pada wanita disebut hormon kelamin (sex hormones). Esrtogen pada wanita menampilkan tanda-tanda kewanitaan, seperti kulit halus, suara lemah lembut, payudara membesar. Dalam

setiap bulan, kadar estrogen dan progesteron bergelombang, bergantian naik turun. Gelombang itu yang menyebabkan terjadinya haid pada wanita. Lain halnya dengan estrogen yang hanya dihasilkan oleh indung telur selam persediaan sel tulur masih ada. Tugas estrogen sebenarnya ialah mematangkan sel telur sebelum dikeluarkan. Oleh karena itu selam estrogen masih ada, sel telur tetap akan diproduksi. Kemudian setelah wanita berusia sekitar 45 tahun, ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya masa kesuburannya. (Sadli, 1987) Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa periode terjadinya menopause ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya masa kesuburannya. B. Aspek fisiologis menopause Bersamaan dengan bertambahnya usia, maka wanita mengalami perubahan atau penurunan berfungsinya aspek fisiologis yang meliputi sistem-sistem panca indera, lokomosi, pembuluh darah, pernafasan, urogenitalitas, pencernakan, pertahanan tubuh dan sistem syaraf. Perubahan-perubahan ini dialami manusia secara bertahap. Masa menopause ditandai dengan masa transisi kira-kira lima tahun dari berhentinya fungsi reproduksi, tetapi secara biologis menopause berarti berhentinya menstruasi. Pada umumnya wanita akan mengalami menopause antara usia 40 55 tahun, walaupun ada beberapa perkecualian. Periode ini disebut sebagai periode klimakterium yang menggambarkan hilangnya kemampuan untuk reproduksi (menurunkan). Dengan berhentinya menstruasi berarti proses ovulasi atau pembuahan sel telur juga berhenti. Periode ini dianggap sebagai masa transisi atau peralihan ke masa tua, yaitu masa yang ditandai dengan berkurang dan menurunnya vitalitas manusia. Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa penurunan produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron pada indung telur. Proses berlangsung tiga sampai lima tahun yang disebut masa klimakterik atau perimenapouse. Disebut menopause jika seseorang tidak lagi menstruasi selama satu tahun. Umumnya terjadi pada usia 50-an tahun. Sebagaimana awal haid, akhir haid juga bervariasi antara perempuan yang satu dengan perempuan yang lainnya.

C. Aspek psikologis menopause Pada wanita yang menghadapi periode menopause, munculnya simtom-simtom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisik-fisiologis sebagai akibat dari berkurang dan berhentinya produksi hormon estrogen. Menopause seperti halnya menarche pada gadis remaja (awal dari masaknya hormom estrogen), remaja ada yang cemas, gelisah tetapi ada juga yang biasa. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan antara lain: merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, suli konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna - tidak berharga, stres dan bahkan ada yang mengalami depresi. Bagi wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan (stressor) dan berusaha untuk menghindarinya, maka strespun sulit dihindari. Ia akan merasa sangat menderita karena kehilangan tanda-tanda kewanitaan yang selama ini dibanggakannya. Sebaliknya bagi wanita yang menganggap menopause sebagai suatu ketentuan Allah (Sunnatullah) yang akan dihadapi semua wanita, maka ia tidak akan mengalami stres. Atau, kemungkinan stres yang dialami tidak seberat dibanding wanita yang mempersepsikan menopause itu sebagai momok atau kiamat. D. Mitos Mitos tentang Menupause Pada umumnya, pandangan dan penilaian wanita tentang menopause banyak dipengaruhi mitos atau keyakinan yang belum tentu benar, pada individu masyarakat tentang menopause. Kebanyakan mitos atau kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat tentang menopause, begitu diyakini sehingga menggiring wanita untuk mengalami perasaan-perasaan negatif saat mengalami menopause. Perasaan negatif yang sering menyertai adalah tidak cantik lagi, tidak berharga, tidak dibutuhkan, munculnya gejala rasa takut, tegang, sedih , lekas marah, mudah tersinggung, gugup, stres dan depresi. Ada wanita yang mengalami gangguan emosi psikologi saat menghadapi dan mengalami menopause. Tetapi tidak berarti semua wanita pada masa mengalami gangguan emosi, karena sebenarnya bagaimana individu menanggapi suatu peristiwa itu sangat ditentukan oleh faktor kepribadiannya khususnya bagaimana ia mengintrepetasi atau menilai peristiwa tersebut. Disamping itu wanita yang sangat mencemaskan menopause besar kemungkinannya karena ia kurang mempunyai informasi yang benar mengenai seluk beluk menopause. Oleh karena sosialisasi mengenai apa, bagaimana pencegahan dan pengatasan menopause sangat diperlukan masyarakat. Mengingat menurut data

dari WHO tahun 2030 nanti diperkirakan ada 1,2 miliar wanita yang berusia di atas 50 tahun dan sebagian besar mereka tinggal di negara berkembang. E. Gejala Klimakteris/Menopause Kaplan & Sadock (1991) menyebutkan berbagai gejala psikologis menopause, seperti kecemasan (anxietas), lemah (fatique),ketegangan, labilitas emosional, iritabilitas, depresi, pusing-pusing, dan sukar tidur (insomnia).Tanda dan gejala fisik adalah berkeringatan malam hari (night sweats), flushes dan hot flashes. Yaitu persepsi mendadak rasa panas di leher dan tubuh yang disertai keringatan atau perubahan warna kulit kemerahan. Penyebab dari hot flashes ini kemungkinan karena menurunnya sekresi luteinizing hormone (LH). Menopause secara alamiah terjadi karena menurunnya sekresi hormone kewanitaan, terutama hormon oestrogen. Penurunan ini menyebabkan atrofi (pengisutan) dan pengeringan mukosa vagina, sehingga sering terjadi vaginitis (radang vagina), pruritus (gatal-galat), dispareuni (nyeri waktu hubungan seksual), dan stenosis. Perubahan-perubahan system hormonal ini mempengaruhi segenap konstitusi psiko-fisiologik sehingga berlangsung proses kemunduruan yang progresif. Karena itu periode klimakterium atau menopause disebut periode krisis karena perubahan dan kemunduran yang terjadi mengakibatkan krisis -krisis dal kehidupan psikis pribadi seseorang. Menurut Helena (1973), klimakterium ini diawali dengan satu fase pendahuluan atau fase preliminer yang menandai satu proses pengahiran. Munculah tanda -tanda antara lain: 1. Menstruasi menjadi tidak lancer atau tidak teratur, datang dalam interval waktu yang lebih lambat atau lebih awal. 2. Haid yang keluar banyak sekali, atau malah sedikit sekali. 3. Muncul gangguan vasotoris berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh darah. 4. Merasa pusing-pusing, sakit kepala terus menerus. 5. Berkeringat terus-terusan. 6. Neuralgia atau nyeri syaraf terus-terusan. Semua gejala ini adalah fenomena klimakteris, akibat perubahan fungsi kelenjar hormonal. Terjadi pula erosi kehidupan spikis, sehingga terjadilah krisis yang terwujud dalam gejala-gejala psikologis seperti : depresi (kemurungan), mudah tersinggung dan meledak marah, banyak kecemasan, sulit tidur, sukar tidur karena bingung dan gelisah. Gejala-gejala ini dapat dianggap sebagai jeritan minta tolong agar wanita tersebut masih diperbolehkan meneruskan aktivitasnya. F. Mengatasi Gangguan Emosional pada Wanita Menopause Mengatasi gangguan emosional pada wanita menopause : Menerima dengan lapang dada bahwa proses penuaan tidak dapat dihindari dan masa menopause adalah sesuatu hal yang sangat alamiah yang dialami oleh setiap wanita Hadapi masalah yang ada satu persatu, jangan sekaligus, berdasarkan prioritasnya Bagi perempuan yang energinya terpusat untuk anak dan keluarga, apabila ia memasuki masa Klimakterik dan menjelang Menopause : Perlu memeriksa kembali apa yang ingin dilakukan dalam hidupnya, selain menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu. Menyesuaikan sikap. Tanyalah pada diri sendiri, hikmah positif apa yang dapat dipelajari saat masa menopause harus dihadapi. Mencoba untuk memperbaiki penampilan agar lebih segar dan tampil cantik melalui gaya busana, gaya make up , atau potongan rambut yang sesuai dengan pribadinya Makanlah makanan yang sehat dengan kadar lemak yang rendah, berserat, berkalori dan berkadar kolesterol rendah dll Lakukan olah raga yang disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan tubuh, karena riset membuktikan bahwa berolahraga secara teratur dan menjaga kebugaran dapat memperpanjang hidup, memberi dampak positif kepada otak, dan meningkatkan kemampuan mengatasi perasaan khawatir . Mempergunakan setiap waktu luang yang ada dengan melakukan banyak kegiatan yang positif dan kreatif. Pelajarilah dan berlatihlah secara teratur tehnik relaksasi yang tepat, tehnik-tehnik meditasi, yoga dll. Untuk mengatasi masalah pribadi dan lingkungan psikososialnya, perlu konsultasi dengan psikolog atau konsultasi ke dokter sesuai dengan keluhan yang dialaminya

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Menopouse merupakan suatu tahap dimana wanita tidak lagi mendapatkan siklus menstruasi yang menunjukkan berakhirnya kemampuan wanita untuk bereproduksi. Secara normal wanita akan mengalami menopause antara usia 40 50 tahun. Pada saat menopous wanita akan mengalamin perubahan perubahan didalam organ tubuhnya yang disebabkan oleh bertambahnya usia. Menopous merupakan proses peralihan dari massa produktif menuju perubahan secara peralahan lahan kemasa non produktif yang disebabkan oleh berkurangnya hormon estrogen dan progesteron seiring dengan bertambahnya usia. Sehubungan dengan terjadinya menopause pada lansia maka biasanya hal itu diikuti dengan berbagi gejolak atau perubahan yang meliputi aspek fisik maupun psikologis yang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan si lansia tersebut. Fase menopous disebut juga sebagai fase klimakterium atau pergantian tahun yang berbahaya. Pada saat ini terjadi banyak perubahan dalam fungsi fungsi psikis dan fisik, sedang vitalitasnya menjadi semakin mundur dan berkurang. B. Saran Dalam penulisan tugas ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan tugas kami atas kritik dan sarannya kami sampaikan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA Ali Baziad, 2003. Menopause Dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Fox-Spencer, Rebecca dan Pam Brown.2007.Menopause.jakarta: Erlangga Hurlock, Elizabeth, B. 2002. Pikologis Perkembangan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga Manuaba ,

Psikologi Menopouse - Keluhan psikologis yang merupakan tanda dan gejala menopause : Ingatan menurun Kecemasan Mudah tersinggung Stress (Zainuddin Kuntjoro, 2007) Gangguan psikologi pada ibu yang Menurut kartini (1992) beberapa gangguan yang bisa terjadi adalah : mengalami menopause

a. Depresi Menstrual Depresi merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita yang bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya fungsi reproduksi dan haid. Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan depresi menstrual yaitu : 1. Dukungan Informatif

Memberikan konseling khusus berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita. Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan menerima siklusnya. Memberikan nasehat agar dapat menerima keadaanya dengan lapang dada. Memberikan informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi pada suaminya. Memberikan nasehat untuk mencari lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak, elektronik dan lain lain. Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual. Memberi contoh contoh pengalaman positif tentang wanita menopause. Menganjurkan untuk berolahraga. Memberi latihan penanganan stress. Memberi nasehat untuk konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.

2. Dukungan Emosional Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause. Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya. Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut. Menciptakan lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian. 3. Dukungan Penghargaan Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai. Memberi dorongan atau support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri. 4. Dukungan Instrumental Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause. Memberi bantuan materi (yang diberikan keluarga).

b. Ide Delirius Berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualangan. Cara mengatasi gangguan psikologis yang berhubungan dengan ide delirius, yaitu : 1. Memberi nasehat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan. 2. Memberi nasehat mengembangkan pikiran atau ide yang positif dalam hidup. c. Masturbasi Klitoris Timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara dan sensitif sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kletit). Cara mengatasi gangguan psikologis masturbasi : 1. Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat. 2. Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi. 3. Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan sex.

4.

Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah, memberi dukungan kepada istrinya. d. Aktifitas Hipomanis Semu Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas kehidupannya jadi bertambah. Cara mengatasi gangguan psikologis ini yaitu : 1. Memberi nasehat agar aktivitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal positif. 2. Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.

e. Gangguan gangguan

psikologis lainnya, konsep

diri

diantaranya dan

insomia, infantile.

Cara mengatasinya adalah : 1. Kembangkan kebiasaan tidur dan manfaatnya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan. 2. Makanlah jangan terlalu banyak atau kenyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur. 3. Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas, dingin dan kamar harus bersih juga rapi. 4. Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbondioksida yang dihirup. 5. Batasi minum atau cairan setalah jam 16.00 karena akan buang air kecil waktu malam hari. 6. Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum tidur. 7. Menunda jam tidur dan tidak tidur siang. 8. Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan. 9. Aktifitas sosial dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya. 10. Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengertian dan dorongan anggota keluarga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan. 11. Pengobatan dengan estrogen dan kombinasi psikoterapi.(Nisa, 2007). Daftar Pustaka Gangguan Psikologi Pada Ibu Yang Mengalami Menopause Zainuddin Kuntjoro. 2007. Menopause. Available from : http//id.e-psikologi.com. Diakses pada 7 Maret 2008.

Anda mungkin juga menyukai