2017 Nur Agusti Antimas1Hariati Lestari2 Jusniar Rusli Afa3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu
Oleo123 nuragustiantimas95@gmail.com1lestarihariati@yahoo.co.id2jusniar.rusliafa@yahoo.com)
Asap rokok merupakan salah satu sumber radikal bebas. Radikal bebas dihasilkan akibat
pembakaran tidak sempurna. Paparan rokok dapat mengakibatkan kardiomiopati dan reaksi
imun di dalam hati. Rokok juga dapat mempengaruhi penurunan antioksidan pada serum yang
memicu terjadinya stres oksidatif
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BAWANG MEKAH (Eleutherine Americana Merr.) TERHADAP KADAR
MALONDIALDEHYDE TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) JANTAN PASCA PAPARAN ASAP ROKOK Melda Mery Andiriyani1,*),
Eka Kartika Untari2, Sri Wahdaningsih
Rokok mengandung berbagai bahan kimia antara lain nikotin, karbon monoksida, tar dan
eugenol (dalam rokok kretek). Asap rokok mengandung 10 molekul oksidan seperti
superoksida, hidrogen peroksida, hidrkosil dan peroksil dalam satu kali hisapan. Asap rokok
mengakibatkan stress oksidatif yang ditandai dengan meningkatnya radikal oksidan dan reaksi
inflamasi berupa peningkatan jumlah total leukosit dan neutrofil darah perifer. Radikal bebas
dari asap rokok menyebabkan peroksidasi dari asam lemak ganda tak jenuh membran sel yang
memperkuat stres oksidatif selama merokok. Penggunaan rokok dalam waktu yang lama dapat
menyebabkan ketidakseimbangan oksidan-antioksidan sistemik yang ditandai dengan adanya
hasil dari peroksidasi lipid yaitu MDA (Malondialdehid). Terdapat hubungan antara lama
pemaparan rokok dengan peningkatan kadar MDA.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BUAS-BUAS (Premna cordifolia. LINN) TERHADAP KADAR MDA
TIKUS WISTAR JANTAN PASCA PAPARAN ASAP ROKOK Asri Adyttia1*), Eka Kartika Untari2, Sri Wahdaningsih3
Asap rokok merupakan campuran senyawa yang mengandung ≥4000 bahan kimia
antara lain tar, nikotin, karbon monoksida dan zat-zat berbahaya lainnya. Senyawa
yang terkandung pada asap rokok terdiri dari ≥200 zat bersifat racun (asam
hidrosianat, akrolein, oksida nitrogen) dan ≥40 zat bersifat karsinogen (tar, nikotin,
benzo(a)piren, senyawa hidrokarbon) (Palanisamy et al. 2009). Dalam satu kali
hisapan rokok terdapat 1014-16 molekul radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh
(Yanbaeva et al. 2007). Asap rokok adalah polutan bagi manusia dan
lingkungan. Asap rokok dapat menimbulkan respons stres, yaitu kondisi pada saat
individu tidak mampu mengatasi beban fisik atau psikologis. Stres yang berat
diketahui dapat menyebabkan stres oksidatif. Stres oksidatif adalah
ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas dengan antioksidan tubuh. Pada
kondisi stres oksidatif, terjadi peningkatan jumlah reactive oxygen species
(ROS) di dalam tubuh (Haliwell & Gutteridge 1999). ROS adalah oksidan yang
sangat reaktif. Dampak negatif senyawa tersebut timbul karena aktivitasnya, sehingga
dapat merusak komponen sel yang sangat penting untuk mempertahankan integritas
sel. Setiap ROS yang terbentuk dapat memulai suatu reaksi berantai yang terus
berlanjut hingga ROS itu dihilangkan oleh ROS yang lain atau sistem antioksidan
(Pillon & Soulage 2012). Aktivitas radikal bebas di dalam tubuh diimbangi dengan
mekanisme pertahanan endogen, yaitu tubuh akan memproduksi antioksidan yang
mempunyai pengaruh sebagai anti radikal bebas. Salah satu antioksidan endogen
adalah superoxide dismutase (SOD) yang merupakan sistem pertahanan
tubuh garis pertama terhadap aktivasi ROS (Fridovich 1981). Pada saat level ROS
meningkat melebihi kemampuan pertahanan endogen, maka terjadilah ketidakstabilan
oksidatif yang disebut stres oksidatif. Pada kondisi stres oksidatif, radikal bebas akan
menyebabkan peroksidasi lipid membran sel dan merusak organisasi membran sel.
Salah satu biomarker terjadinya stres oksidatif adalah tingginya kadar
malondialdehyde (MDA) dan menurunnya aktivitas SOD akibat proses
peroksidasi lipid yang berlebihan di dalam sel (Hu et al. 2014).
EFEK EKSTRAK KULIT BUAH RAMBUTAN TERHADAP KADAR MDA DAN SOD TIKUS YANG DIPAPAR ASAP ROKOK Erni
wulandari 2016
Metode yang digunakan untuk mengukur kadar MDA adalah metode TBA. TBA mempunyai
nilai kepekaan yang tinggi terhadap radikal bebas
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN BAWANG MEKAH (Eleutherine
americana Merr.) TERHADAP KADAR MALONDIALDEHYDE (MDA) TIKUS
(Rattusnorvegicus) WISTAR JANTAN PASCA PAPARAN ASAP ROKOK Melda mery andiriyani
2014
4. Antioksidan kemangi ,
Antioksidan merupakan seyawa penting bagi tubuh yang berguna dalam menangkap radikal
bebas dan mengatasi kerusakan oksidatif dalam tubuh. Suatu cara untuk mengendalikan
terjadinya stress oksidatif yang berlebihan yaitu dengan mengonsumsi antioksidan dari
makanan (antioksidan eksogen). WAHYU WAHIDATUR ROCHMAH 2017
Salah satu sumber antioksidan eksogen adalah daun kemangi ( Ocimum citriodorum vis).
Tanaman kemangi termasuk ke dalam genus Ocimum dan family Labiatae yang sering
dikonsumsi sebagai obat tradisional ataupun penyedap makanan. Ocimum spp. dilaporkan
memiliki aktivitas sebagai antioksidan, antimikroba, repellen, larvasida, antiinflamasi,
analgesic, dan lain-lain sehingga sering disebut dengan tanaman serbaguna. Daun kemangi
mengandung komponen non gizi antara lain senyawa flavonoid dan eugenol, arigin, anetol,
boron, dan minyak atsiri. Flavonoid serta eugenol memiliki peran sebagai antioksidan karena
termasuk dalam golongan fenolik yang memiliki kemampuan dalam mereduksi radikal bebas.
Jenis Flavonoid yang terdapat pada tanaman kemangi adalah flavonol glycoside. Kemangi juga
diduga memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi karena memiliki kandungan methyl chavicol
(30-80%) dan rosmarinic acid.
(SURVEI FAKTOR RISIKO PENYAKIT TIDAK MENULAR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS HALU OLEO TAHUN
2017 Nur Agusti Antimas1Hariati Lestari2 Jusniar Rusli Afa3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu
Oleo123 nuragustiantimas95@gmail.com1lestarihariati@yahoo.co.id2jusniar.rusliafa@yahoo.com)