Anda di halaman 1dari 2

LO Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan radiologis
Pada foto thorak dapt menunjukkan kardiomegali (pada pasien chf) dan adanya edema alveolar
disertai efusi pleura dan infiltrasi bilateral dengan pola butterfly, gambaraan vascular paru dan
hilus yang berkabut. Efusi pleura unilateral juga sering dijumpai dan berhubungan dengan gagal
jantung kiri. Bisa terdapat kavitas dengan dinding tebal dengan tanda-tanda konsolidasi di
sekelilingnya. Kavitas ini bisa multiple atau tunggal dengan ukuran 2- 20 cm.
2. Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG)
Pada pemeriksaan EKG bisa menunjukkan gangguan pada jantung seperti ditemukannya sinus
takikardi dengan hipertrofi atrium kiri atau fibrilasi atrium yang bisa menjadi penyebab gagal
jantung. Kemudian bisa juga ditemukan gambaran miokard iskemik maupun infark , hipertrofi
ventrikel kiri atau pun aritmia.
3. Pemeriksaan Ekokardiografi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada penurunan fungsi dari ventrikel kiri
dan adanya kelainan katup-katup jantung
4. Pemeriksaan lab enzim jantung
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis infark miokard.
Peningkatan kadar brain natriuretic peptide (BNP) di dalam darah sebagai respon terhadap
peningkatan tekanan di ventrikel ; kadar BNP >500 pg/ml dapat membantu menegakkan
diagnosis edema paru kardiogenik
5. Analisis gas darah (AGD)
Pemeriksaan ini dapat memperlihatkan penurunan P02 dan PCO2 pada keadaan awal tapi pada
perkembangan penyakit selanjutnya po2 akan semakin menurun sedangkan PCO2 akan
meningkat. Pada kasus berat biasanya dijumpai hiperkapnia dan asidosis respiratorik.
6. Kateterisasi Jantung Kanan
Dilakukan untuk mengukur PCPW (Pulmonary capillary wedge pressure) melalui kateterisasi
jantung kanan yang mana merupakan baku emas untuk pasien edema paru kardiogenik yaitu
akan ditemukan hasil berkisar 25-35 mmHg, sedangkan pada pasien ARD (non kardiogenik)
biasanya hasilnya berkisar 0-18 mmHg
7. Kadar protein cairan edema
Pengukuran rasio konsentrasi protein cairan edema dibandingan dengan protein plasma dapat
digunakan untuk membedakan edema paru kardiogenik dan non kardiogenik. Bahan
pemeriksaan diambil dengan pengisapan cairan edema paru melalui pipa endotrakeal atau
bronkoskop dan pengambilan plasma. Pada edema paru kardiogenik, konsentrasi protein cairan
edema relative rendah disbanding protein plasma (rasio <0,6). Sedangkan pada edema paru non
kardiogenik konsentrasi protein cairan edema relative lebih tinggi (rasio >0,7) karena sawa
mikrosvaskular berkurang (terjadi peningkatan permeabilitas )
8. Pemeriksaan Darah Lengkap
Hasilnya tidak khas, bisa ditemukan penurunan hematokrit, protein serum rendah, natrium
serum normal, natrium urine rendah (<10 mEq/24 jam).

Prognosis edema paru


Prognosis tergantung pada penyakit dasar dan faktor penyebab/pencetus yang dapat
diobati. Walaupun banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui mekanisme terjadinya
edema paru nonkardiogenik akibat peningkatan permeabilitas kapiler paru, perbaikan
pengobatan, dan teknik ventilator tetapi angka mortalitas pasien masih cukup tinggi yaitu >
50%. Beberapa pasien yang bertahan hidup akan didapatkan fibrosis pada parunya dan
disfungsi pada proses difusi gas/udara. Sebagian pasien dapat pulih kembali dengan cukup baik
walaupun setelah sakit berat dan perawatan ICU yang lama(2,3,9,19,20,23).

Anda mungkin juga menyukai